You are on page 1of 13

MAKALAH

SOSIOLOGI HUKUM
KESADARAN HUKUM DALAM MASYARAKAT

DOSEN PEMBIMBING:

RAHMI ERWIN, S.H., M.H

DISUSUN OLEH KELOMPOK II :

YONES EKA PUTRA WARUWU (2010003600074)


TORI ANGIN (2010003600056)
CYNTIA ONGGARA RENYLIUS (2010003600055
VIA MAIDALA PUTRI (2010003600083)
ELVI FAUZIA (2010003600092)
MUHAMMAD SYIS (2010003600090)
RESTI VANY YULIRANZA (2010003600093)
VITRI YATMAYENI (2010003600053)

UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG


FAKULTAS HUKUM
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji Syukur kepada TUHAN yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
kelompok II dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. .

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
kelompok II mohon maaf yang sebesar-besarnya.

kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Sosiologi Hukum yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, .....November 2022

Penulis

( )

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesadaran Hukum.................................................................................. 4


B. Syarat Dan Prosedur Kesadaran Hukum Dalam Masyarakat......................... 4

C. Indikator-Indikator Kesadaran Hukum Dalam Masyarakat........................... 5

D. Penyebab Msyarakat Melanggar Hukum............................................................... 6

E. Penyebab Masyarakat Mematuhi Hukum............................................................. 8

F. Upaya Meningkatkan Hukum Dalam Masyarakat.............................................. 8

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN................................................................................................... 11

SARAN................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 12

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Hukum diciptakan untuk dilaksanakan. Hukum tidak bisa lagi disebut sebagai hukum,
apabila tidak pernah dilaksanakan. Pelaksanaan hukum selalu melibatkan manusia dan
tingkah lakunya. Lembaga kepolisian diberi tugas untuk menangani pelanggaran hukum,
kejaksaan disusun dengan tujuan untuk mempersiapkan pemeriksaan perkara di depan sidang
pengadilan. Hukum mempunyai fungsi untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan
manusia (seluruh manusia tanpa terkecuali). Oleh karena itu maka hukum harus dilaksanakan
agar kepentingan manusia ataupun masyarakat tersebut dapat terlindungi.
Dalam pelaksanaannya, hukum dapat berlangsung secara normal dan damai, akan
tetapi dapat juga terjadi pelanggaran-pelanggaran hukum dalam prakteknya. Kemajuan suatu
bangsa dapat dilihat dari tingkat kesadaran hukum dalam masyarakatnya atau warganya.
Semakin tinggi kesadaran hukum dalam masyarakat, akan semakin tertib kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Sebaliknya, jika kesadaran hukum dalam masyarakat sangat
rendah, maka kemakmuran, kenyamanan, dan kesejahteraan dalam masyarakat tidak akan
tercipta. Dalam makalah ini kami kelompok dua akan memperjelas lagi mengenai kesadaran
hukum dalam masyarakat, agar menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi yang membacanya.

B. Rumusan masalah

a. Apa pengertian kesadaran hukum dalam masyarakat ?


b. Apa saja syarat dan prosedur kesadaran hukum dalam masyarakat ?
c. Apa yang menjadi indikator-indikator kesadaran hukum dalam masyarakat ?
d. Apa penyebab masyarakat melanggar hukum ?
e. Apa penyebab masyarakat mematuhi hukum ?
f. Bagaimana upaya meningkatkan hukum dalam masyarakat ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesadaran Hukum Dalam Masyarakat

Kesadaran hukum menurut Wignjoesoebroto ialah kesediaan masyarakat dalam


berperilaku sesuai dengan aturan hukum yang telah ditetapkan. Dalam kesadaran hukum
memiliki dua dimensi, yaitu kognitif dan afektif. Kognitif merupakan pengetahuan tentang
hukum yang mengatur perilaku tertentu baik dilarang maupun diperintahkan sesuai dengan
hukum yang telah ditentukan. Sedangkan afektif merupakan suatu bentuk keinsyafan yang
mengakui bahwa hukum memang harus dipatuhi. 1
Kesadaran hukum dalam masyarakat dapat diartikan sebagai kesadaran seseorang
atau suatu kelompok masyarakat kepada aturan-aturan atau hukum yang berlaku.Kesadaran
hukum sangat diperlukan oleh suatu masyarakat. Hal ini bertujuan agar ketertiban,
kedamaian, ketenteraman, dan keadilan dapat diwujudkan dalam pergaulan antar sesama.
Dari penjelasan di atas, hubungan antara ketaatan dan kesadaran hukum tidak dapat
dipisahkan karena keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Masyarakat akan secara
suka rela patuh kepada hukum jika ia menyadari akan pentingnya hukum. Karena masyarakat
tidak mungkin dapat patuh kepada hukum, jika ia tidak memahami dan menyadari
akanpentingnya hukum. Selain itu, kesanggupan untuk dapat memahami hukum harus diikuti
oleh kemampuan untuk menilai hukum itu sendiri, terlepas dari adil atau tidaknya hukum
tersebut.

B. Syarat Dan Prosedur Kesadaran Hukum Dalam Masyarakat

Dalam kaitannya syarat dan prosedur kesadaran hukum mengupayakan masyarakat


paham adanya hukum yang mengatur tentang berbagai macam peraturan hukum maka perlu
adanya kehendak agar kesadaran hukum bisa berjalan sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Prof. Soerjono Soekanto. Pengetahuan apa itu hukum, pemahaman apa itu hukum,
kesadaran tentang kewajiban hukum kita terhadap orang lain, menerima hukum, untuk
membuat keempat poin tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan membuat kesadaran
hukum itu muncul khususya dengan kesadaran hukum pedagang kaki lima, maka terdapat
syarat-syarat prosedur sebagai berikut :
a) Kesadaran hukum harus didasari pengetahuan apa itu hukum
Jika seseorang tidak mengetahui apa itu hukum tentu tidak bisa menjalankan hukum
sebagaimana mestinya, masyarakat tahu bahwa hukum adalah hal yang penti ng untuk

1
Iwan Zainul Fuad, “Kesadaran Hukum Pengusaha Kecil Di Bidang Pangan Dalam Kemasan Di Kota
Semarang Terhadap Regulasi Sertifikasi Produk Halal” (Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang 2010), 47.

4
masyarakat karena hal itu melindungi masyarakat dari berbagai macam hal yang
menyalahi hukum.
b) Pemahaman akan hukum
Pemahaman akan hukum menjadi penting ketika seseorang hanya tahu saja dan tidak
paham sepenuhnya, maka akan terjadi salah paham yang mengakibatkan hukum tidak
berjdilaalan sebagaimana mestinya, pemahaman hukum itu menjadi satu hal yang harus
dimiliki oleh setiap individu yang menjalankan hukum.
c) Kesadaran tentang kewajiban kita terhadap orang lain
Ketika seseorang tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada orang lain,
dan sadar bahwa aka nada ganjaran dari setiap hal yang ia lakukan, baik atupun tidak
baik, mereka akan secara otomatis memiliki kesadaran hukum.
d) Menerima hukum
Meskipun orang-orang tahu dan paham akan hukum mengerti kewajiban hukum
mereka terhadap orang lain, apabila mereka tidak mau menerima hukum tersebut, maka
kesdaran hukum tidak akan terwujud dan hukum tidak akan bisa berjalan sebagaimana
mestinya, menerima hukum adalah suatu aturan yang pasti yang harus ditaati jika hukum
ingin berjalan membuat masyarakat bisa menerima hukum memang tidak mudah , akan
tetapi pengajaran-pengajaran secara berkala memberikan efek peneriman hukum
masyarakat itu sendiri.2

C. Indikator-Indikator Kesadarean Hukum Dalam Masyarakat

Kesadaran hukum dalam masyarakat adalah faktor penting agar aturan perundang-
undangan dipatuhi dengan baik. Kesadaran hukum dalam masyarakat merupakan faktor
penting yang menentukan dipatuhinya aturan perundang-undangan di Indonesia. Salah satu
contoh kesadaran hukum dalam masyarakat yang mudah terlihat adalah kesadaran membayar
pajak tepat waktu.
Secara definitif, kesadaran hukum  adalah kesadaran seseorang atau kelompok
masyarakat terhadap aturan-aturan hukum yang berlaku. Dengan adanya kesadaran tersebut,
ketertiban, ketentraman, kedamaian, dan keadilan dapat terwujud di kelompok masyarakat
Indonesia. Apabila kesadaran hukum tergolong lemah, kehidupan bermasyarakat cenderung
meresahkan dan pergaulan antar sesama juga kurang tentram.
Untuk mengukur kesadaran hukum dalam masyarakat pada suatu negara, terdapat 4
indikator sebagai penentunya. Abdullah dan Soerjono Soekanto dalam Sosiologi Hukum
dalam Masyarakat (1982) menuliskan 4 indikator kesadaran hukum yang terdiri dari
pengetahuan hukum, pemahaman hukum, sikap hukum, dan perilaku hukum.

2
“Bab II kajian teori” http://repo.iain-tulungagung.ac.id/11391/6/BAB%20II.pdf (Di akses pada 18 november
2022, pukul 22:31) Hal. !4

5
Penjelasan mengenai indikator-indikator kesadaran hukum tersebut adalah sebagai berikut.
a) Pengetahuan Hukum
Indikator pertama dari kesadaran hukum adalah pengetahuan terkait hukum yang
diberlakukan di suatu negara. Pengetahuan hukum itu meliputi pemahaman terhadap
perbuatan-perbuatan yang dilarang hukum, seperti melanggar lalu lintas, menganiaya
orang lain, hingga melakukan penipuan.
b) Pemahaman Kaidah-Kaidah Hukum
Pemahaman terhadap kaidah hukum ditunjukkan dengan dengan menghayati
isi hukum yang berlaku. Salah satunya adalah dengan memahami tujuan hukum yang
dimaksudkan untuk mewujudkan ketertiban dan keamanan bersama.
c) Sikap terhadap Norma-Norma Hukum
Sikap terhadap norma-norma hukum berupa penilaian baik atau buruk
terhadap kaidah-kaidah atau aturan-aturan hukum. Sebagai misal, perampokan
termasuk perbuatan tercela karena merugikan orang lain. Demikian juga mengenakan
helm termasuk perbuatan baik karena berguna untuk melindungi diri (bagian kepala)
jika terjadi hal-hal tak diinginkan di jalan raya.
d) Perilaku Hukum
Perilaku hukum ditunjukkan dengan perbuatan menaati aturan-aturan hukum
yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.3

D. Penyebab Masyarakat Melanggar Hukum

Sebagaimana kita ketahui bahwa Negara kita Indonesia ini adalah Negara Hukum.
Akan tetapi banyak sekali masyarakatnya selalu melanggar hukum . Alasan yang paling
umum kenapa masyarakat melanggar hukum adalah dengan alasan tidak tahu adanya aturan
hukum. Alasan ini sebenarnya alasan klasik, karena setiap tindakan manusia ada aturan yang
mengaturnya, apalagi jika negara sudah menyatakan dirinya negara hukum.
Beberapa penyebab masyarakat melanggar hukum:
1) Tidak tahu ( bodoh )
Sebenarnya memang orang yang bodoh atau orang yang tidak mengerti hukum itulah
yang selalu melanggar hukum. Akan tetapi yang banyak kita jumpai bahkan orang yang
tahu hukum itulah yang banyak melanggar hukum. 4

3
Abdul hadi, “Kesadaran Hukum Warga Negara Contoh Kesadaran Hukum Masyarakat, Pengertian, & 4
Indikatornya” https://tirto.id/contoh-kesadaran-hukum-masyarakat-pengertian-4-indikatornya-gmJS (di akses
pada 18 november 2022, pukul 14:37)

4
M. DJA’FAR ALI, “SEBAB-SEBAB MANUSIA MELANGGAR HUKUM”, http://www.pta-
pontianak.go.id/e_dokumen/sebab%20manusia%20melanggar%20hukum.pdf (diakses pada 18 november 2022,

6
2) Tidak mau tahu
Sikap tidak mau tahu Menurut Fritz Solmitz adalah suatu ketidakpedulian individu
disebabkan karna tidak mempunyai minat khusus terhadap aspek-aspek tertentu, seperti
aspek fisik, emosional, serta kehidupan sosial. Biasanya orang seperti ini telah menjadi
penghambat bagi pencapaian keinginannya.
3) Punya niat Jahat
Kejahatan sering diartikan sebagai perilaku pelanggaran aturan hukum akibatnya
seseorang dapat dijerat hukuman. Kejahatan terjadi ketika seseorang melanggar hukum
baik secara langsung maupun tidak langsung, atau bentuk kelalaian yang dapat berakibat
pada hukuman. Dalam perspektif hukum ini, perilaku kejahatan terkesan aktif, manusia
berbuat kejahatan.
4) Sudah terbiasa
Masyarakat sudah terbiasa, atau dibiasakan, memandang pelaku sebagai Satu-satunya
factor dalam gejala kejahatan. Maka tidaklah mengherankan bila Upaya penanganan
kejahatan masih terfokus hanya tindakan penghukuman terhadap Pelaku. Memberikan
hukuman kepada pelaku masih dianggap sebagai ‘obat Manjur’ untuk ‘menyembuhkan’
baik luka atau derita korban maupun kelainan Pelaku yang diidap pelaku kejahatan.
5) Karena ada kesempatan
Manusia pada dasarnya cenderong berbuat baik atau melakukan suatu perbuatan yang
melanggar hukum tetapi oleh karena ada kesempatan atau peluang, iapun melakukan
suatu perbuatan melawan hukum. Pelanggaran hukum dengan alasan adanya kesempatan
cenderong datang dengan tiba-tiba ketika melihat objeknya, apalagi orang tidak ada yang
melihatnya.
6) Punya becking
Seseorang melakukan perbuatan melanggar hukum biasanya dilakukan cendrung
dengan sadar atau orang itu tidak berfikir panjang mengenai akibat dari perbuatannya,
ketika orang itu mempunyai seseorang yang akan diandalkan untuk menyelamatkannya
dari proses hukum. Hal ini sudahlah aman baginya. Inilah yang ditanamkan dalam
dirinya. Atau ia punya uang, sehingga pelanggaran hukum yang dilakukannya dipikirnya
bisa selesai .
7) Karena lingkungan
seseorang melakukan kejahatan karena dipengaruhi oleh faktor di sekitarnya
lingkungan, baik lingkungan keluarga, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan
termasuk dengan pertahanan dengan dunia luar, serta penemuan teknologi. Menurut
Tarde (Made Darma Weda, 1996:20) bahwa “Orang menjadi jahat disebabkan karena
pengaruh imitation. Berdasarkan pendapat Tarde tersebut, seseorang melakukan
kejahatan karena orang tersebut meniru keadaan sekelilingnya”.
pukul 17:43)

7
8) Tidak setuju dengan ketentuan hukum
Alasan ini jarang terjadi, tetapi bila diselidiki mungkin pernah terjadi. Alasan
melanggar hokum dalam kontek ini lebih merupakan berkata dengan perinsip yang
dianut seseorang. Tetapi ia tidak Dapat dijadikan alasan pembenar, karena setiap aturan
yang dibentuk tidak bisa memuaskan setiap Orang. Artinya jika suatu hukum sudah
dibuat dan disepakati oleh lembaga yang sah dan berwenang, Maka setiap orang harus
mematuhinya.5

E. Penyebab Masyarakat Mematuhi Hukum


Kesadaran hukum perlu ditanamkan sejak dini yang berawal dari lingkungan
keluarga, yaitu setiap anggota keluarga dapat melatih dirinya memahami hak-hak dan
tanggung jawabnya terhadap keluarga, menghormati hak-hak anggota keluarga lain, dan
menjalankan kewajibannya sebelum menuntut haknya.
Penyebab masyarakat mematuhi hukum yang pertama adalah adanya pengetahuan
tentang kesadaran hukum dalam masyarakat itu sendiri. Peraturan dalam hukum harus
disebarkan secara luas dan telah sah. Maka dengan sendirinya peraturan itu akan tersebar dan
cepat diketahui oleh masyarakat.
Penyebab masyarakat mematuhi hukum selanjutnya adalah tentang ketaatan
masyarakat terhadap hukum itu sendiri. Dengan demikian seluruh kepentingan masyarakat
akan bergantung pada ketentuan dalam hukum itu sendiri. Menurut Professor hukum, Satjipto
Rahardjo, ada tiga faktor menyebabkan seseorang mematuhi hukum, yaitu:
 Kepatuhan, yaitu berdasarkan pada harapan imbalan atau upaya untuk menghindari
ancaman hukuman.
 Identifikasi, yaitu minat mematuhi hukum diperoleh dari hubungan baik dengan
pemegang kekuasaan.
 Internalisasi, yaitu kepatuhan memiliki nilai dalam dirinya sendiri dan juga
penghargaan.6
Dengan adanya kesadaran masyarakat tentang hukum ini kita akan menyaksikan tidak
adanya pelanggaran sehingga kehidupan yang ideal akan ditemui. Lembaga pendidikan
formal, informal dan non formal perlu diajak bersama-sama mengembangkankesadaran dan
kecerdasan hukum sejak dini. Pendidikan hukum tidak terbatas hanya pada pendidikan formal

5
Boy Hendra Tamin, “Tiga Belas Mengapa Orang Melanggar Hukum”
https://www.boyyendratamin.com/2011/04/tiga-belas-alasan-mengapa-orang.html (di akses pada 18 november
pukul 17:56)
6
Ratna Sari Dewi, “Tingkat Kepatuhan Hukum dan Potensi Maladministrasi Penegakan Hukum”
https://www.ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--tingkat-kepatuhan-hukum-dan-potensi-maladministrasi-
penegakan-hukum ( diakses pada 18 november 2022, pukul 22 45).

8
di bangku sekolah saja. Namun juga dapat dilakukan di luar bangku sekolah. Pembelajaran
mengenai hukum sejak dini harus diajarkan kepada anak-anak. Agar nantinya tertanam dalam
diri mereka rasa kebutuhan akan peraturan hukum. Sehingga kesadaran hukum akan terbentuk
sejak dini. 7

F. Upaya Meningkatkan Hukum Dalam Masyarakat


Dalam meningkatkan kesadaran hukum dalam masyarakat terdapat beberapa upaya
antara lain:
a. Menanamkan Kesadaran Hukum Sejak Kecil
Kesadaran hukum harus ditanamkan sejak kecil yang dimulai dari lingkungan
keluarga. Dari setiap anggota keluarga bisa melatih dirinya untuk memahami hak dan
tanggungjawab terhadap keluarga. Mampu menjalankan kewajibannya dengan baik
sebelum menuntut hak yang harus diterima. Serta menghormati hak anggota keluarga
lainnya. Apabila hal tersebut dapat dilakukan, maka akan terciptanya sebuah kesadaran
hukum yang telah dimiliki dalam ruang lingkup lebih luas. Sehingga mampu
menumbuhkan sifat patuh akan peraturan hukum yang berlaku.
b. Meningkatkan Pengetahuan tentang Kesadaran Hukum 
Pengetahuan hukum yang dimiliki masyarakat tentang berbagi ketentuan hukum yang
ada dan berlaku di dalam masyarakat merupakan sebuah hal terpenting yang berkaitan
dengan ketentaun aturan hukum. Secara tidak langsung dapat mempengaruhi  tingkat
kesadaran seseorang mengenai hukum yang berlaku. 
c. Meningkatkan Pemahaman Hukum
Pemahaman hukum merupakan pengetahuan seseorang terhadap isi yang berasal dai
peraturan hukum tersebut. Pemahaman hukum yang dimiliki setiap orang tidak harus
mengetahui isi dan aturan terlebih dahulu. Tetapi dapat memahami respon dari seseorang
terhadap peraturann yang berlaku.
d. Melakukan Sosialisasi Mengenai Kesadaran Hukum
Kesadaran hukum merupakan sebuah hal yang penting dalam kehidupan setiap
manusia atau golongan di dalam masyarakat. Oleh karena itu pemerintah sebaiknya
melakukan sosioalisasi mengenai pentingnya mengenai hukum yang berlaku. Sehingga
masyarakat yang kurang paham menjadi mengerti betapa pentingnya hukum di dalam
kehidupan.
e. Meningkatkan Ketaatan terhadap Hukum
Ketaatan masyarakat terhadap hukum perlu ditingkatkan dengan berhati-hati dalam
melakukan sebuah kegiatan apapun supaya tidak melanggar aturan yang berlaku. Dengan

7
Iba Nurkasihani, “Kesadaran Hukum Sejak Dini Bagi Masyarakat” (Pelaihari, 2018).

9
memiliki ketaatan terhadap hukum akan menimbulkan kehidupan yang teratur dan
mampu terhindar dari hal-hal negatif seperti konflik.
f. Melatih Pola Perilaku Hukum
Pola perilaku hukum merupakan sebuah hal utama dalam meningkatkan kesadaran
hukum. Dari pola tersebut dapat dilihat bahwa aturan yang dibuat sudah dijalankan
dengan benar atau belum. Apabila belum kita sebagai masyarakat yang taat terhadap
hukum sebaiknya memiliki perilaku yang sesuai dengan aturan.
g. Menanamkan Sikap Hukum
Sikap hukum adalah suatu kecenderungan yang dimiliki masyarakat untuk menerima
hukum. Karena adanya sebuah penghargaan terhadap hukum sebagai sesuatu yang
menguntungkan dan memiliki manfaat apabila hukum tersebut ditaati.
h. Meningkatkan Pemahaman Masyarakat Bahwa Hukum sebagai Pelindung bagi
Masyarakat
Setiap manusia pasti membutuhkan pelindungan dari manusia lainnya. Sehingga
hukum memiliki fungsi untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan bersama.
Dengan adanya rasa terlindungi dapat tercapai jika manusia mampu menegakkan hukum
dengan baik. Sehingga manusia dapat terhindar dari berbagai ancaman yang ada di
dekatnya.
Apabila masyarakat mengetahui isi dan kegunaan dari norma hukum, maka
masyarakat akan merasakan keberadaan norma hukum tersebut. Tingkat kesadaran hukum
masyarakat dipengaruhi oleh pengetahuan hukum masyarakat mengenai ketentuan beserta
aturan yang berlaku. Sehingga perlu peran dari pihak pemerintah dalam upaya peningkatan
kesadaran hukum. Agar masyarakat dapat menyadari pentingnya pemahaman mengenai
hukum yang berlaku.8

BAB III
PENUTUP
 Kesimpulan

Kesadaran hukum dalam masyarakat merupakan cara pandang masyarakat terhadap


hukum, apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan terhadap hukum, serta
penghormatan terhadap hak-hak orang lain. Kesadaran hukum dalam masyarakat dapat

8
Nuzulul Vikky Ahyana Noviati, “8 Cara Meningkatkan Kesadaran Hukum Dalam Masyarakat”
http://www.campusnesia.co.id/2021/12/8-cara-meningkatkan-kesadaran-hukum-di.html?m=1 (di akses pada 18
november 2022, pukul 10.27).

10
diartikan sebagai kesadaran seseorang atau suatu kelompok masyarakat kepada aturan-aturan
atau hukum yang berlaku.Pandangan tersebut bukan hanya pertimbangan semata yang bersifat
objektif. Kesadaran hukum bukan hanya untuk dipahami dan ditingkatkan melainkan juga
harus kita bina agar terbentuk suatu warga negara yang taat pada hukum. Maka dari itu
dibutuhkan suatu pendidikan dan penyuluhan hukum di masyarakat.

 Saran

Dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, sebaiknya kita harus patuh dengan hukum

yang telah di tetapkan, harus punya kesadaran hukum, dan mengerti betapa pentingnya hukum

itu jika di patuhi dan di laksanakan, demi terwujudnya cita-cita bangsa. Apabila semua

masyarakat telah sadar melaksanakan hukum atau aturan yang di berlakukan, otomatis

ketertiban, keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dapat terwujud dengan sempurna,

walaupun butuh waktu dan proses yang lama. Tidak perlu memaksa dari kehendak orang lain

melainkan kita mulai dari kesadaran diri kita masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA
Fuad, Iwan Zainul, (2010). Kesadaran Hukum Pengusaha Kecil Di Bidang Pangan Dalam Kemasan Di Kota
Semarang Terhadap Regulasi Sertifikasi Produk Halal. (Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang
2010),

Bab II kajian teori. Di akses pada 18 november 2022, dari


http://repo.iaintulungagung.ac.id/11391/6/BAB%20II.pdf.
Hadi, Abdul. (2021). “Kesadaran Hukum Warga Negara Contoh Kesadaran Hukum Masyarakat,

11
Pengertian, & 4 Indikatornya” https://tirto.id/contoh-kesadaran-hukum-
masyarakatpengertian-4-indikatornya-gmJS, di akses pada 18 november 2022, pukul 14:37.
ALI, M. DJA’FA. “SEBAB-SEBAB MANUSIA MELANGGAR HUKUM”, http://www.pta-

pontianak.go.id/e_dokumen/sebab%20manusia%20melanggar%20hukum.pdf
diakses pada 18 november 2022, pukul 17:43.
Tamin, Boy Hendra. (2011). “Tiga Belas Mengapa Orang Melanggar Hukum”
https://www.boyyendratamin.com/2011/04/tiga-belas-alasan-mengapa-orang.html
di akses pada 18 november pukul 17:56.
Dewi, Ratna Sari. (2019) “Tingkat Kepatuhan Hukum dan Potensi Maladministrasi
Penegakan Hukum” https://www.ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--tingkat-
kepatuhan-hukum-dan-potensi-maladministrasi-penegakan-hukum, diakses pada 18
november 2022, pukul 22 45.
Nurkasihani, Iba. (2018). “Kesadaran Hukum Sejak Dini Bagi Masyarakat”
https://www.jdih.tanahlautkab.go.id/artikel_hukum/detail/kesadaran-hukum-sejak-
dini-bagi-masyarakat di akses pada 18 november 2022, pukul 12:11.
Noviati, Nuzulul Vikky Ahyana. (2021) “8 Cara Meningkatkan Kesadaran Hukum Dalam
Masyarakat” http://www.campusnesia.co.id/2021/12/8-cara-meningkatkan-
kesadaran-hukum-di.html?m=1, di akses pada 18 november 2022, pukul 10.27.

12

You might also like