You are on page 1of 6

 KLB ada kasus baru

 Dokter praktek ke klinik pribadi  puskesmas  ke kabupaten / kota


 Rujuk ke LN  melanggar atau tidak (perhatikan aturan yg di Indonesia dan negara lain)
 Membuat surat keteragan harus benar-benar disaksikan sendiri
 KODEKI tidak boleh dilanggar

 STR kalau hanya membaca satu peraturan


 STR kualifikasi tambahan = perkonsil no 6 20212
 Perkonsil no 6 th 2012 dicocokan dengan perkonsil no 58 th 2019. Pastikan sudah
diterapkan atau tidak. Peraturan yang lebih baru menyalahkan yang lama atau peraturan
berjalan Bersama sama? Apakah ada pembatalan? Perkonsil yg no berapa yg
pembatalan (atau pembatalan hanya parsial saja)
 KODEKI ada atau tidak banyak ambil ilmu hukum
 Kenapa kodeki lebih tinggi daripada fatwa MKEK dkk (Karena mengambil base ilmu
hukum)
 Fatwa MKEK = istilah awam
o Fatwa = terkait erat sekali dengan hukum islam
 Pandangan ulama atau sekelompok ulama tentang suatu masalah
o Nama resminya surat edaran MKEK
o Disebut Fatwa karena mirip dengan bentuk fatwa
 Disiplin yang menjadi longgar karena isttilah awam yang tercampur dalam istilah
keilmuan
 Aturan hukum yang bersifat umum dan terbatas untuk profesi dan juga subprofesi
tertentu
 Aturan mengenai Bahasa banding
 Banding adalah pernyataan ketidak setujuan terhadap pertimbangan Kembali dan
keadilan kepada pihak yang lebih tinggi pihak dan kewenangannya
o Pengadilan negeri
 Banding = minta ke pengadilan lebih tinggi
o Pengadilan tinggi
o Mahkamah agung
 (udh gak bisa diganggu gugat lagi)
 Pengecualian
 Mengajukan peninjauan Kembali (PK)
 Sebab mengatakan bahwa saya ketemu bukti bukti baru
 Ada sesuatu yang tidak benar dalam keputusannya
 Banding ditolak – pk ditolak = ada grasi, amnesti dll = udah salah + masih minta
keringanan
 Kalo ngomong MKDKI, baik dlam UU ataupun KKI
o MKDKI ada tingkat provinsi & pusat tapi persoalannya adalah yg pusat ini sudah
ada tapi yg provinsi tidak semua provinsi punya jadi kecenderunngan lapor ke
pusat (sebagai MKDKI tertinggi)
o Kalo udh keluar keputusan dari MKDKI bisa dinyatakan banding gak?
 MKDKI benttuknya statusnya Lembaga buatan negara, berafiliasi dengan KKI bukan
negara (peradilan disiplin keprofesian) = setara dnegan pengadilan tatausaha negara
o Kalo dinyatakan salah ke MKDKI, bandingnya disebut gugatan terhadap
keputusan ke pengadilan TU
o Rekomendasi sanksi + pernyataan bersalah
 Ditujukan kepada dinas Kesehatan
 Kalau keberatan dengan rekomendasi tersebut
 Dieksekusi atau tidak
 Kalo masih rekomendasi = PTUN
 Kalo sudah dilakukan oleh dinas = harus jadi keputusan dinas Kesehatan = digugat lagi
boleh ke PTUN (Cuma status gugatannya berbeda)
 Gugutaan keputusan sanksi dinas Kesehatan
 Kalo etika gak ada MKEK, jadi kalo ada lapora pelanggaran etika (kalo ditemukan
indikasi) = gugatan diteruskan kepada organisasi profesi (bukan ke langsung ke MKEK)
o Diteruskan kepada IDI
o Ke badan pengadil IDI (MKEK)
o MKEK = Badan pengadilan bentuk organisasi profesi (karena internal profesi
bukan bentukan negara)
o Struktur MKEK ada 3 level
 MKEK pusat
 MKEK Profesi (IDI tingkatt provinsi)
 MKEK Wilayah (IDI tingkat 2 setara kabupaten atau kotamadya)
 Kalau ada laporan pelanggaran etika, diadili di domisili mana IDI daftar dokter ini
 Dalam status boleh seorang dokter yang diputus salah oleh suatu wilayah, minta
banding ke yang lebih tinggi
 Kalau sampai MKEK pusat sampai salah gimana, ya gak bisa banding lagi
 100% pusat dari MKEK pusat gak bsia digugat
o Untuk melakukan banding sulit sekali
 Keputusan MKEK sama dengan MKDKI
o Salah atau tidak
o Rekomendasi sanksi
 Akan diteruskan kepada dinas Kesehatan (yang kalo dijalankan dalam surat keputusan
dan ekseksuinya yang bisa digugat ke pengadilan tata usaha negara)
 Kalau mau diusut atua diadili, ad a2 pendapat/
o Pengadilan terhadap suatu kasus pidana atau hukum
 Kalo kasus itu terjadi di satu tempat maka dia harus mengikuti aturan
hukum di tempat itu
 Misal kalo kejadia di ln, harus ikut autran hukum negara itu
 Kalo kasus itu disidang, tidak peduli tempatnya di mana, pelakunay
harus disidang dengan aturan hukum yang menjurisdiksi si pelaku
 Mengikuti aturan hukum dair negara asal si pelaku
 Yang keliatan sekarang agak menang atau serig dianut
o Mengikuti aturan tempat kejadian perkara
 Misal kasus reynhard sinaga = pake hukuman inggris
 Khusus untuk dokternya yang merujuk aborsi ke luar negeri
o Dokter kalo merujjuk
 Punya niat atau intensi
 Dokter menggunakan hakya mendelegasikan kasusnya ke orang lain
 Probelmnya kasusnya: pengguguran kandungan
 Keinginan menggugurkan kandungan
 Sudah terkategori pelanggaran hukum
o If kita merujuk ke KUHP
 Siapa yang bisa di dipidana?
 Pasal 55-60 KUHP
o Orang yang melakukan / memerintahkan / turut serta
tndakan pidana ikut kena dipidana (pasal 55)
o (pasal 56) yg membantu terjadinya suatu tindak pidana
 ikut dipidana = MERUJUK MASUK INI
o Jadi tetep aja kena
o Kalo aborsinya gak dilakukan, odkternya aman
 Si prerempuan pergi ke LN  tidak bsia dihukum dengan negara tersebut
 Persoalannya kalo pulang ke Indonesia dan ketauan melakukan
aborsi = apakah bisa dipidana atau tidak
o Muncul di pra peradilan
o Uji formil  kesesuaian dengan perkara tersebut dengan aturan hukum yan gakan
dipakai untuk mengadili si perkara tersebut
o Uji marteril  pengujian terhadap si tersangka (diuji kebenarannya, hukum acara)
apakah bisa diterima sebagai alat bukti, ktereangan saksi + ahli = surat surat (uji
material dilakukan kepada bukti (memenuhi syarat apa tidak, dan buktinya bersifat
apa, memberatka atau meringankan tersangka))
 Pelanggaran atau kejahatan atau bukan
 Kalo gak ada aturan tertulis yang jelas melarang
 Perdata melanggar suatu perjanjian, perikatan, kewajiban, hak, dan menimbulkan kerugian
o Kerugian materiil
 Banyak kasus persengketaan kalau tidak meyebabkan kerugian materiil
o Hukum sekuler untuk yg baju seksi
 Kecuali untuk jenis kasus tertentu = bisa pakai hukum agama + adat
 Pakaian seksi
o Individu sedang menjalankan keprofesian kedokteran = boleh dihukum sebagai
pelanggaran
o Kalo as mode = tidak boleh dipersekusi (disiplin keilmuan dan etika tidka dapat
menahan)
 Lihat di lingkup lebih luas
 Ada satu bahaya
o Yang pertama terjadi di negara
 Ada benturan yang bersifat politis antara kekuasaan dan hak individu
 Penyalahgunaan kekuasaan / manipulasi hukum
 Ada manipulasi kekuasaan
 Fotonya dalam kondisi apa?
o Kalau tidak dalam menjalankan keprofesian
 Gak bisa disalahkan
o Ada kemungkinan kepentingan orang lain
 Sering dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar
 Idealnya masyarakat mampu memisahkan dia sebagai seorang dokter dan seorang model
meskipun dia dokter tetapi dia juga punya hak sebagai seorang model
o Kalau tuntutan sebagia seorang model
 Harus berpakaian seperti itu dan diterima di negara tersebut maka harusnya
tidak bisa diadili oleh profesi lain
o Tetapi masyarakat tidak secerdas itu , apalagi masyrarkat kita dan negara tersebut
kurang lebih sama
 Dispute samngat mudah terjadi (perbedaan pandangan0
o Kalau bisa mengantisipasi
 Apa yang kita lakukan ini dapat diterima oleh masyarakat umum atau belum
bisa diterima
o Kalau ini bisa diterima, tidak melanggar norma sopan santun, budaya, dia
menjalankan itu sebagai profesi sebagia model
o Tetapi sebagai masyarakat tidak cukup sebagai profesi aja
 Perhatitkan norma norma budaya, sopan santun dll
 Ini yg sulit didefinisikan sulit untuk diartikan seberapa jauh
 Sebaikany menjalankan profesi tidak lupa bahwa masyarakat ini
masih belum dapat menerima atau meningatt jika masyarakat kita
belum bisa menerima hal tersebut, maka sebaiknya tidak dilakukan
 Tenteang periklananL jika kita mengiklanankan yang beneran bermanfaat
 Untuk hal hal ada manfaatnya tetapi tidak diketahui seberapa besar manfaatny, contohnya
vitamin untuk terapi covid oleh sebab itu dokter harus menggunakan kata kata yang tepat
 (vitamin yang dpat diberikan untuk menjaga daya tubuh pasien COVID 19 dan non covid 19
kalau bisa disertai penelitian yang sudah ada)
 Iklan yang boleh dilakukan adalah promotive dan preventif dengan menyebutkan produk
tanpa nama perusahaannya (bukan mewakili perusahaan farmasi tetapi mewakili profesi
kedokteran)
 Tidak semua pasien bisa ke rumah sakit atau ke dokter karena gak semua kasus harus
ketemu dokter. Bisa lebih jelas pakai video call
 Iklan bisa nakal memanfaatkan kenaifan dokter tentang hukum
 Harus ada kejelian dari pihak dokter
o Apakah sebagai dokter atau non dokter
 Tidak menginginkan pakai gelar & dipakaikan gelar
o Hak jawab + hak complain
o Jika ada hal hal yang tidak sesuai dengan perjanjian awal, kita harus complain
 Kalo gak complain, memberikan persetujuan dengan cara diam
o Pada budaya timur dan Indonesia ada rasa malas dan sungkan untuk complain jadi
kita harus hati hati untuk berpiki. Harus dibuat perjanjian tertulis, harus dibuat
rangkap dua (sponsor dan kita)
o Disclaimer: ketika melakukan ini dalam tujuan apa
o Tidak boleh menjanjikan hasil. Hasil hanya di tangan Tuhan
o Hukum perdata
 Hanya gugatan imateril tidak akan dilayanin oleh perdata
 Kalo ada gugatan materil, bisa digugat sampai brp triliyunan kalau perlu
o Dokter diberikan tempat hanya diberika sedikit waktu untuk bicara, malah lebih
banyak yang ngomong dari pihak alternatif. Dalam kasus ini , dokter dipinjam
sebagai pembenaran pengobatan alternatif
o Peraturan hukum jelas megikat kita
o Kalau etika, peraturan yang menganjurkan
 Relative sanksinya tidak ada
 Tetapi maksimal ada pencabutan izin praktek
 Seharusnya MKEK melakukan pembinaan terlebih dahulu
 Aturan hukum itu jelas dan mengikat
 Respect for autonomy, etika sebagai kedokteran, UU no 20 th 2004 mengenai praktik
kedokteran

You might also like