You are on page 1of 9

TUGAS MATA KULIAH DDIT

PENTINGNYA TANAH DALAM AGRIBISNIS

Disusun oleh:
Nama : Litna Adelina Br Tarigan
Nim : 2006511057
Kelas :A

Dosen pengampu :
Dr.Ir. Anak Agung Istri Kesuma Dewi, M.Si

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN
1.2. LATAR BELAKANG

Tanah merupakan salah satu sumber alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena
fungsi dan perannya mencakup berbagai aspek kehidupan serta penghidupan masyarakat baik
segi sosial, ekonomi, politik maupun budaya. Oleh karena itu masalah tanah merupakan
tanggung jawab secara nasional untuk mewujudkan cara pemanfaatan, penguasaan dan
pemilikan tanah sebgai sebesar – besarnnya untuk kemakmuran rakyat. Tanah juga secara
kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B,
dan Cl) . Tanah memiliki tekstur yang berbeda-beda, seperti tanah liat, tanah gambut atau yang
banyak mengandung unsur organik, dan juga tanah pasir yakni tanah yang lebih banyak
mengandung pasir.

Tanah merupakan sumber daya alam yang memainkan peranan penting dalam menjaga
keseimbangan lingkungan. Kesuburan tanah merupakan salah satu faktor penting
mengendalikan hasil dari tanaman. Karakteristik tanah dalam kaitan yang mengenai status
kesuburan tanah suatu daerah atau wilayah merupakan aspek penting dalam konteks produksi
pertanian yang berkelanjutan. Sebagian besar tanah pada permukaan bumi merupakan tanah liat,
sehingga sangat menarik untuk mengkaji masalah sifat listrik pada tanah liat. Tanah liat
memiliki kemampuan menampung dan mengatur distribusi berbagai nutrisi yang diperlukan
tumbuhan. Telah diketahui tanah liat memiliki struktur yang berlapis-lapis dan berpori, sehingga
ion-ion dalam tanah bisa mengalir apabila terdapat mineral-mineral yang terdapat di dalamnya.
Tanah liat juga menyerap air dan mineral, jika tanah liat dibasahi maka akan terlihat semakin
membesar. Besar kecilnya pori pada tanah liat dapat ditentukan berdasarkan besar kecilnya ion-
ion yang masuk ke dalamnya. Selain itu, komposisi garam dan air pada tanah mempengaruhi
komposisi ion-ion seperti pertukaran kation pada partikel tanah, juga mempengaruhi
permeabilitas tanah yang bergantung kepada tingkat salinitas dan komposisi pertukaran kation.

Tanah sebagai tubuh alam yang bebas mampu menumbuhkan tanaman karena memiliki sifat-
sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup terhadap bahan induk dalam keadaan relief
dan jangka waktu tertentu. Sifat-sifat tanah ditentukan di lapangan dengan melihat ciri-ciri
morfologi profil yang merupakan hasil genesa tanah dan pengaruh faktor-faktor pembentuk
tanah (Darmawijaya, 1997). Sifat tanah merupakan salah satu penentu penyediaan air dan udara
bagi tanaman dan kemungkinan meningkatkan ketersediaan hara tanah. Untuk penegenalan sifat
tanah dapat dilakukan melelui pengenalan langsung di lapangan dan dapat dilakukan dengan
pengambilan contoh tanah untuk analisa lebih lanjut di laboratorim. Sifat tanah perlu hasil
analisis di laboratorim untuk interpretasi sifat tanah dalam rangka penilaian produktivitas atau
kesuburan tanah. o. Kemampuan tanah menyediakan unsur hara, ditentukan oleh kandungan
bahan organik tanah (BOT) dan kelengasan tanah. Atas dasar kandungan bahan organik,
biasanya dikenal dua kelompok tanah yaitu tanah mineral dan tanah organik/gambut (Mustafa,
2012).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah :

1. Apakah pengertian tanah ?


2. Apakah pengertian agribisnis ?
3. Apakah pentingnya tanah dalam agribisnis ?

1.3 Tujuan

Dari uraian rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian tanah


2. Untuk mengetahui pengertian agribisnis
3. Untuk mengetahui apa pentingnya tanah dalam agribisnis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Tanah

Tanah merupakan lapisan teratas lapisan bumi. Tanah memiliki ciri khas dan sifat-sifat yang
berbeda antara tanah di suatu lokasi dengan lokasi yang lain. Menurut Dokuchaev (1870) dalam
Fauizek dkk (2018), Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk
yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami di bawah pengaruh air, udara, dan
macam-macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan
terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan.

Tanah menurut beberapa ahli

Menurut Das (1995), dalam pengertian teknik secara umum, tanah didefinisikan sebagai
material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi
(terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang
berpartikel padat disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruangruang kosong di antara
partikel-partikel padat tersebut.
Menurut Hardiyatmo (1992) dalam Apriliyandi (2017), tanah adalah ikatan antara butiran yang
relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau oksida-oksida yang mengendap-
ngendap di antara partikel-partikel. Ruang di antara partikel-partikel dapat berisi air, udara,
ataupun yang lainnya.

Menurut Bowles (1989) dalam Fauizek dkk (2018), tanah adalah campuran partikel-partikel
yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis berikut :

A. Berangkal (boulders), merupakan potongan batu yang besar, biasanya lebih besar dari
250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm sampai 250 mm, fragmen
batuan ini disebut kerakal (cobbles).
B. Kerikil (gravel), partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm. 7
C. Pasir (sand), partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm, berkisar dari
kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).
D. Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074 mm. Lanau dan
lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang disedimentasikan ke dalam
danau atau di dekat garis pantai pada muara sungai.
E. Lempung (clay), partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel-
partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah yang kohesif.
F. Koloid (colloids), partikel mineral yang “diam” yang berukuran lebih kecil dari 0,001
mm.

Menurut Thaer seorang ahli fisika bumi (1990) dalam Purnomo (2013)
Tanah memiliki fungsi sebagai bahan yang lepas dan merupakan akumulasi serta campuran
berbagai bahan, terutama unsur Si, Sl, Ca, Mg, Fe dan unsur lainnya.
Menurut Friedrich Fallou seorang ahli geologi (1855) dalam Purnomo (2013)
Tanah sebagai hasil pelapukan oleh waktu yang mengikis batuan keras & lambat laun akan
terjadi dekomposisi menjadi massa tanah yang kompak.
Menurut Wegner (1918) dalam Purnomo (2013) dalam Ariyanto (2009)
Tanah adalah lapisan hitam tipis yang menutupi bahan padat bumi yang merupakan partikel
kecil yang mudah remah, sisa vegetasi dan hewan, dimana tumbuhan bertempat kedudukan,
berakar, tumbuh, dan berbuah.
Menurut EW Hilgard (1906) dalam Ariyanto (2009)
Tanah adalah bahan yang gembur dan lepas dimana tumbuhan dapat memperoleh tempat hidup
berkat adanya zat hara serta syarat lain untuk tumbuh.
Menurut Alfred Mitscherlich ahli fisiologi (1920) dalam Ariyanto (2009)
Tanah sebagai campuran bahan padat berbentuk tepung, air, dan udara yang mengandung zat
hara sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.

B. Pengertian Agribisnis

Agribisnis (baku menurut KBBI: agrobisnis atau usaha niaga tani) adalah bisnis berbasis


usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir.
Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada
rantai sektor pangan (food supply chain). Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara
pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis
mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan
bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dalam konteks
manajemen agribisnis di dalam dunia akademik, setiap elemen dalam produksi dan distribusi
pertanian dapat dijelaskan sebagai aktivitas agribisnis. Namun istilah "agribisnis" di masyarakat
umum sering kali ditekankan pada ketergantungan berbagai sektor ini di dalam rantai produksi.

Istilah "agribisnis" diserap dari bahasa Inggris: agribusiness, yang


merupakan lakuran dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis). Dalam bahasa
Indonesia dikenal pula varian yang baku menurut KBBI, agrobisnis.

Agribisnis menurut beberapa ahli

Pengertian Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1998) dalam buku Saragih (1998 : 86)
Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti
luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan
dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan
penunjang kegiatan. Yang dimaksud dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.

Menurut Soekartawi (1993) Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa
Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan.
Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata
rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya dengan
pertanian dalam arti luas.
Pengertian Agribisnis menurut Austin adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan
usaha tani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi pertanian,
transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi
bahan pangan dan serat-seratan kepada konsumen.

Pengertian Agribisnis menurut Wibowo dkk adalah mengacu kepada semua aktivitas mulai dari
pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu
usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.

Pengertian Agribisnis menurut Sjarkowi dan Sufri adalah setiap usaha yang berkaitan dengan
kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan
produksi itu sendiri ataupun juga pengusahaan pengelolaan hasil pertanian. Dengan kata lain
agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan.

C. Pentingnya Tanah Dalam Agribisnis

Tanah didalam agribisnis berfungsi sebagai media untuk bercocpk tanam Sebagai media tanam,
tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan
udara dengan fungsinya sebagai media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua faktor
tersebut harus seimbang agar pertumbuhan tanaman baik dan berkelanjutan.

Unsur hara tanah yang diperlukan terdiri dari unsur makro (yang diperlukan dalam jumlah
banyak) meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S, dan unsur mikro (yang diperlukan dalam jumlah
sedikit) meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl.

Selain kandungan unsur makro dan mikro, tanah juga harus mengandung air. Daya simpan air
pada jenis tanah tertentu akan berbeda, hal ini tergantung dari struktur tanahnya. Yang
diperlukan dari media yang baik adalah jenis tanah yang dapat menyimpan air tetapi tidak
berlebih, sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan kondisi musim apapun.

Selain itu, tanah juga memiliki pH (derajat keasaman). Faktor ketersediaan air berpengaruh
terhadap tingkat keasaman tanah. Kisaran pH tanah untuk daerah basah adalah 5-7 dan kisaran
untuk daerah kering adalah 7-9. Hal ini berpengaruh juga terhadap pemilihan jenis tanaman.
Untuk daerah basah (ph 5-7) pilihlah tanaman yang dapat tumbuh subur di kisaran ph seperti
itu. Begitu juga halnya dengan ph yang lainnya.

Hal yang juga penting adalah kandungan udara. Keberadaan udara pada tanah akan
mempengaruhi kerapatan dan kepadatan struktur tanah. Perkembangan akar yang sehat serta
proses pernafasan udara oleh akar menjadi tolak ukur dari baik atau tidaknya aerasi udara pada
struktur tanah tertentu.

Abdul Majid (2008) menyatakan beberapa fungsi tanah :

 Sebagai tempat pertumbuhan akar tanaman


 Sebagai sumber penyedia kebutuhan primer bagi tumbuhan
 Sebagai sumber penyedia kebutuhan sekunder
 Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif mapun negatif.

Melihat dari fungsinya tersebut maka tanah sangatlah penting bagi kegiatan agirbisnis
karena semua kegiatan agribisnis bermula atau berawal dari tanah yang yang ditanami yang
kemudian hasil dari penanaman itulah yang diolah untuk meningkatkan nilai tambah nya
sehingga mampu mendatangkan keuntungan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Tanah merupakan salah satu sumber alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia
karena fungsi dan perannya mencakup berbagai aspek kehidupan serta penghidupan masyarakat
baik segi sosial, ekonomi, politik maupun budaya. Oleh karena itu masalah tanah merupakan
tanggung jawab secara nasional untuk mewujudkan cara pemanfaatan, penguasaan dan
pemilikan tanah sebgai sebesar – besarnnya untuk kemakmuran rakyat. Tanah juga secara
kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B,
dan Cl) . Tanah memiliki tekstur yang berbeda-beda, seperti tanah liat, tanah gambut atau yang
banyak mengandung unsur organik, dan juga tanah pasir yakni tanah yang lebih banyak
mengandung pasir.

Ketika menusia mulai memahami ilmu tentang tanah demi mencapai hasil yang
maksimal dari lahan pertaniannya, manusia pun mulai merawat dan mengolah tanah untuk
menjaga kesuburannya agar tanaman yang dibudidayakan kelak dapat dipanen dengan
maksimal dan dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

Daftar Pustaka

http://repository.uin-suska.ac.id/3955/3/BAB%20II.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Agribisnis

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/08/15-pengertian-agribisnis-menurut-para-ahli.html

https://www.academia.edu/16701239/kegunaan_tanah_dalam_agribisnis

You might also like