Professional Documents
Culture Documents
Rencana Kerja & Syarat Pekerjaan Struktur: Rsud Malingping Provinsi Banten
Rencana Kerja & Syarat Pekerjaan Struktur: Rsud Malingping Provinsi Banten
PEKERJAAN STRUKTUR
RSUD MALINGPING
PROVINSI BANTEN
OKTOBER 2017
DAFTAR ISI
Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Rencana serta Uraian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan diuraikan dalam buku ini. Apabila
terdapat ketidak-jelasan, perbedaan-perbedaan dan / atau kesimpangsiuran informasi di dalam
gambar rencana, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Pengawas untuk
mendapat kejelasan.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sesuai dengan yang dinyatakan dalam Gambar
Rencana, Uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis, BOQ dan penjelasan-penjelasan
tambahan lainnya yang diberikan.
- Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya,
untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang dimaksud di dalam keseluruhan
pekerjaan ini.
- Pekerjaan pembuatan konstruksi struktur bangunan BPP – Balikpapan yang terdiri dari :
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan pondasi tiang pancang dan pile cap
c. Pekerjaan rangka struktur bangunan yang terdiri dari : kolom, pelat lantai, balok-
balok dan tangga
d. Pekerjaan water proofing
e. Pekerjaan finishing lantai
f. Pemasangan angker-angker untuk dudukan atap dan pemasangan stek-stek kolom
praktis
Uraian pekerjaan selengkapnya dapat dilihat pada Bill of Quantity seperti yang
dicantumkan dalam buku RKS ini.
- K-300 untuk konstruksi pondasi, pelat lantai, balok dan kolom untuk konstruksi
dengan menggunakan bahan beton ready mixed
- BJTD-40 (Deformed Bar) untuk semua material baja tulangan.
Adapun uraian pekerjaan secara detail baik bahan dan persyaratan pelaksanaannya
akan diuraikan dalam rencana kerja dan syarat-syarat teknis ini.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam Gambar Perencanaan / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Pengawas.
Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan /
atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
1.5. UKURAN
Pada dasarnya semua ukuran yang berlaku adalah seperti yang tertera pada Gambar Rencana
Struktur. Ukuran-ukuran dalam Gambar Rencana Struktur pada dasarnya adalah ukuran jadi,
seperti keadaan selesai. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum di dalam Gambar Rencana Strukutur / Dokumen Kontrak tanpa sepengetahuan
Pengawas / Direksi.
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik, tidak cacat
sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang dapat mengganggu
kualitas maupun penampilan.
Untuk pekerjaan khusus / tertentu, selain harus mengikuti standar yang dipergunakan juga
harus mengikuti persyaratan pabrik yang bersangkutan.
Apabila ditentukan merk pembuatan atau merk dagang dari bahan-bahan dalam uraian
pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan teknis ini dimaksudkan sebagai sesuatu yang
mengikat. Bahan / material dan komponen jadi keluaran pabrik, dalam pelaksanaannya harus
dibawah pengawasan / supervisi Tenaga Ahli yang ditunjuk. Semua bahan sebelum dipasang
harus disetujui secara tertulis oleh Pengawas. Contoh bahan yang akan digunakan harus
diserahkan kepada Pengawas untuk menetapkan “standard of appearance”. Paling lambat
waktu penyerahan contoh bahan adalah dua minggu sebelum jadual pelaksanaan.
Bila dianggap perlu, Pengawas berhak memerintahkan kepada kontraktor untuk membuat
komponen jadi (mock up) pada detail-detail hubungan tertentu, yang harus diperlihatkan
kepada Pengawas untuk mendapat persetujuan. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus
ditinjau dan diuji sesuai dengan standard yang berlaku baik pada pembuatan, maupun pada
pelaksanaan di lapangan oleh Kontraktor.
Penunjukan Supplier dan / atau Sub Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari
Pengawas / Direksi. Supplier wajib hadir mendampingi Pengawas di lapangan untuk pekerjaan
tertentu atau khusus sesuai instruksi pabrik.
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti gambar kerja dan
melakukan pengukuran kondisi lapangan. Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan
patok-patok di lapangan harus tepat sesuai dengan Gambar Kerja / Shop Drawing yang telah
disetujui bersama.
Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
sebelum dimulainya pekerjaan tersebut. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang,
apabila perlu harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
* Kerusakan suatu pekerjaan akibat keteledoran Kontraktor. Dalam hal ini, Kontraktor harus
memperbaikinya sesuai dengan keadaan semula.
* Perbaikan suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang berlaku / Gambar
Pelaksanaan atau Dokumen Kontrak.
Penunjukkan tenaga ahli oleh Pengawas harus sesuai dengan kegiatan suatu pekerjaan.
Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di lapangan menjadi beban Kontraktor.
Bila terjadi hujan dan genangan air pada area galian, maka genangan air tersebut harus
dipompa keluar galian dan disalurkan ke saluran yang terdekat.
Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada / existing di lapangan yang
meliputi dan tidak terbatas pada saluran drainase, pipa air bersih / kotor, pipa gas, kabel PLN,
kabel telepon, tiang listrik, pohon-pohon yang harus ditebang dan ditunjukkan kepada
Pengawas.
Karena lokasi rencana gedung RSUD MALINGPING PROVINSI BANTEN berada disekitarnya
tidak terdapat gedung-gedung dan sarana / fasilitas lainnya, namun dalam melaksanakan
pekerjaan, kontraktor perlu memperhatikan kepentingan kegiatan yang ada di sekitar lokasi
tersebut. Untuk itu diperlukan adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dengan pihak-pihak
terkait, agar seluruh kegiatan tetap berjalan normal dan lancar.
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah berupa penyediaan/ pemasukan semua
peralatan dan perlengkapan proyek yang dimiliki/ disewa oleh kontraktor ke lokasi
pekerjaan sesuai dengan keperluan untuk pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus
menyerahkan kepada Pengawas daftar peralatan dan perlengkapan yang dimobilisasi.
Dalam daftar tersebut harus jelas dicantumkan :
Nama peralatan/ perlengkapan, jumlah dan kapasitasnya, fungsi dan tujuan
penggunaannya, kondisi serta jadwal pemakaiannya dan keterangan lainnya yang
berhubungan dengan peralatan / perlengkapan tersebut.
Semua peralatan dan perlengkapan yang dimobilisasi tersebut harus dalam kondisi baik
dan laik pakai, Pengawas berhak untuk menolak setiap peralatan/perlengkapan yang
dimobilisasi oleh kontraktor, apabila alat tersebut ternyata tidak dapat berfungsi/rusak atau
tidak laik pakai menurut penilaian pengawas, dalam hal ini kontraktor harus mengganti
dengan alat lain minimal yang sejenis dan berfungsi baik, segala biaya yang timbul dalam
proses pengeluaran alat-alat yang ditolak dan pemasukan kembali alat penggantinya
semuanya menjadi tanggungan kontraktor dan tidak ada biaya tambahan.
Peralatan minimal yang harus dimobilisasikan oleh kontraktor untuk keperluan pekerjaan
pembangunan gedung RSUD MALINGPING PROVINSI BANTEN ini diantaranya sebagai
berikut :
- Satu unit peralatan mesin drop hammer dan perlengkapannya. untuk keperluan
pembuatan pondasi tiang pancang.
- Satu unit crawler crane yang berfungsi untuk pengangkat / memindahkan / memasang
material dan peralatan yang diperlukan selama pekerjaan.
- Satu unit lift crane yang bisa berfungsi untuk mengangkut material dan orang dari bawah
ke atas.
- Satu unit Back Hoe/excavator untuk pekerjaan galian dan pembuangan tanah.
- Tiga unit dump truck untuk pemindahan/pengakuan material ruangan dan bahan lainnya.
- Empat unit concrete mixer untuk pembuatan campuran beton ringan, speci, lantai kerja
dll kecuali beton struktural.
- Enam unit concrete vibrator dan alat penggemar/pemadam beton lainnya.
- Alat pemadatan tanah bekas galian/stamper.
- Mesin las
- Genset
- Compressor, untuk pekerjaan pembersihan bekisting, besi dll
- Pompa air
- Rebar bender
- Rebar cutting
- Peralatan serta perlengkapan lainnya yang dianggap perlu oleh kontraktor dikaitkan
dengan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Dalam penawarannya, kontraktor harus sudah memperhitungkan mengenai peralatan dan
perlengkapan yang harus dimobilisasi yang jumlahnya minimal sesuai dengan keperluan.
Setelah selesai pekerjaan, harus dikeluarkan (demobilisasi) lagi oleh kontraktor dari lokasi
proyek. Demobilisasi peralatan dan perlengkapan dari lokasi pekerjaan harus diketahui dan
mendapat ijin tertulis dari Pengawas.
- Gudang bahan dan peralatan dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat agar keamanan
dapat terjamin.
- Penyimpanan bahan PC harus sedemikian rupa agar PC tidak mudah / lekas mengeras.
- Kontraktor harus memelihara kebersihan didalam bangunan-bangunan Direksi, gudang,
dan lain-lain.
- Bila tidak dianjurkan lain oleh Direksi / Pengawas pada saat selesai pekerjaan, semua
bangunan-bangunan tersebut diatas harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan atas biaya
Kontraktor dan bangunan-bangunan tersebut menjadi milik Bowheer.
- Persyaratan bahan untuk pembuatan gudang sama seperti persyaratan untuk
pembuatan direksi kit dan kantor pemborong
Kontraktor harus menyediakan los kerja di lokasi pekerjaan yang berfungsi terutama untuk
pekerjaan-pekerjaan pembuatan pembesian dan bekisting. Los kerja ini harus terlindung
dari cuaca panas / hujan agar pekerjaan dapat berjalan terus dan material serta peralatan
yang ada juga terhindar dari kerusakan.
Disamping itu, kontraktor juga diharuskan menyiapkan lapangan / area khusus untuk
penyimpanan sementara / penyetelan elemen struktur yang telah dirakit seperti pembesian
dan bekisting.
Area ini harus disediakan pada daerah yang datar dan permukaannya diberi perkerasan
seperlunya untuk memudahkan penyimpanan dan penyusunan serta penyetelan bahan-
bahan dan peralatan untuk pekerjaan beton bertulang.
Kontraktor diwajibkan untuk melindungi semua material dan peralatan yang ada di daerah
ini dari kemungkinan kerusakan yang akan timbul selama pekerjaan berlangsung.
- Pagar proyek atau pagar pengaman ini dapat dibuat dari bahan rangka kayu 5/7 dan
6/12 yang diberi cat kayu, dengan penutup pagar dari bahan seng gelombang yang
diberi cat emulsion dengan warna yang cukup menyala.
- Disekitar tapak pekerjaan harus diberi tanda-tanda / rambu-rambu pengaman
secukupnya untuk memberikan petunjuk kepada pihak lain dan rambu-rambu ini harus
nampak jelas, baik siang maupun malam hari.
- Pagar/ rangka pengaman tower dibuat dari pipa baja yang diberi cat dasar dan cat besi
dengan penutup rangka baja BRC harus kuat dibuat sesuai dengan gambar rencana
rangka pengaman tower oleh konsultan perencana.
e. Fasilitas Air
Air untuk kerja, untuk keperluan KM/WC dan untuk keperluan lainnya harus disediakan
sendiri oleh kontraktor dan dapat dilakukan dengan cara membuat sumur pompa
lengkap dengan pompa dan sistem instalasi sementara. Lokasi pengeboran untuk
pembuatan sumur pompa harus mendapat persetujuan/ijin dari Pengawas/Direksi. Air
harus bersih, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya.
Dalam hal dimana ditemukan persoalan dengan jaringan utilitas eksisting, Kontraktor
diwajibkan memberitahukan kepada Pengawas dan atas sepengetahuan Pengawas,
Kontraktor menghubungi instansi yang terkait (pemilik jaringan utilitas tersebut) untuk
mencari solusi penanganannya. Kontraktor ditekankan untuk memberikan perhatian
extra, khususnya terhadap pengamanan sarana dan jaringan utilitas eksisting tersebut.
i. Penyiapan Jalan Masuk
Jalan masuk ke lokasi proyek harus disiapkan oleh kontraktor. Untuk pembuatan dan
penentuan jalan masuk ke lokasi proyek ini kontraktor harus mendiskusikannya dengan
Pengawas Lapangan dan pihak Direksi untuk memperoleh persetujuannya.
Setelah pihak Direksi / Pengawas Lapangan menentukan arah dan lokasi untuk jalan
masuk ke lokasi proyek, khusus jalan masuk dibawah konstruksi tower yang berdekatan
dengan kaki-kaki tower dengan pelindung yang telah direncanakan oleh perencana
selanjutnya kontraktor harus menyiapkan jalan masuk tersebut agar dapat dengan
mudah dan aman untuk dilalui kendaraan lalu lintas proyek selama pekerjaan
berlangsung. Pengamanan dari pintu masuk ke lokasi proyek adalah sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
Kontraktor harus membuat peta situasi dari kondisi eksisting di daerah tapak pekerjaan
sebelum dan setelah pekerjaan selesai. Situasi dan kondisi eksisting harus
didokumentasikan oleh Kontraktor dan dituangkan dalam bentuk foto-foto dan gambar.
Semua sarana / utilitas dan kondisi tapak pekerjaan yang ada sebelum dilakukan
pekerjaan harus didokumentasikan, jika selama pelaksanaan pekerjaan terutama
pelaksanaan penggalian dijumpai sarana / utilitas seperti jaringan kabel PLN, pipa
PDAM, saluran / drainase, pipa gas dan lain-lain, maka semua utilitas yang dijumpai ini
harus difoto dan dituangkan dalam gambar dan dijelaskan mengenai ukuran-ukurannya,
kedalaman dan jaraknya dari titik acuan yang ada. Setelah selesai pekerjaan konstruksi,
semua data / dokumentasi ini harus diserahkan kepada pihak Direksi untuk dijadikan
dokumen. Apabila terjadi perubahan rencana pada gambar akibat dijumpai utilitas
eksisting dalam tanah ini, maka apabila rencana perubahan gambar tersebut telah
disetujui oleh pihak perencana, kontraktor harus membuat gambar-gambar As Built
Drawing setelah pekerjaan selesai.
k. Sarana Komunikasi
Minimal yang harus disediakan oleh kontraktor untuk sarana komunikasi guna
kelancaran informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah berupa
penyediaan minimal 2 buah alat komunikasi (handy talky) kecuali ditentukan lain oleh
Direksi.
Satu buah handy talky harus selalu berada dipihak pengawas dan satu lagi dipihak
kontraktor.
l. Drainase Sementara
Selama pekerjaan berlangsung dan setelah selesai pekerjaan, tidak diijinkan adanya
genangan air baik air yang berasal dari dalam tanah/galian maupun air hujan, untuk itu
kontraktor diwajibkan untuk membuat saluran/drainase sementara yang harus mampu
mengalirkan air hujan atau air genangan ke saluran pembuangan atau dengan cara
memompanya ke saluran existing yang terdekat.
Pengurusan ijin bangunan dan biaya yang diperlukan untuk pembuatannya termasuk
persyaratan-persyaratan lainnya yang diperlukan, adalah menjadi tanggungan kontraktor
dan dilaksanakan oleh kontraktor.
Pembuatan papan nama, juga harus dilaksanakan oleh kontraktor dan harus dibuat
dengan cara mengikuti standar dan ketentuan serta peraturan yang berlaku di daerah
setempat.
Dalam papan nama tersebut harus dicantumkan :
- Nama Proyek
- Perencana
- Pelaksana
- Pemilik
- Nilai kontrak
- Sumber dana
- Keterangan perijinan
- Keterangan-keterangan lainnya sesuai dengan yang disyaratkan.
Papan nama tersebut harus dipasang di tempat yang tidak terganggu dan mudah serta
jelas terbaca. Selama pekerjaan berlangsung, papan nama harus tetap terpasang dan
tidak boleh rusak.
BAB III
PEKERJAAN TIANG PANCANG
a.. Gambar kerja harus diserahkan sesuai dengan petunjuk dalam penjelasan Umum.
b. Gambar-gambar ini harus meliputi :
- Ukuran tiang pancang yang sesuai dan besi beton yang sudah diperhitungkan
beban dan pengaruh-pengaruh lain dalam pembuatan, penyimpanan, pengiriman/
pemancangan.
- Perincian peralatan pancang dan perlengkapan.
3.3. BAHAN-BAHAN
Bahan-bahan untuk bekisting, besi beton dan beton supaya disesuaikan menurut
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan.
e. Batang-batang baja lunak polos atau ulir yang bulat harus mempunyai keluluhan
bawah tekan minimum tulangan polos (plain bar) = 2400 kg/cm2 dan tulangan ulir
(deform bar) = 3900 kg/cm2 seperti yang disyaratakan dalam gambar-gambar
struktur.
f. Tebal selimut beton bila tidak dicantumkan dalam gambar untuk tulangan utama
minimal 45 mm.
g. Tulangan utama untuk tiang pancang yang kurang dari 12 m panjangnya harus
merupakan suatu kesatuan yang utuh (tunggal). Besi beton yang lebih dari 12 m
panjangnya harus disambung maksimum satu penyambungan.
3.4.4 Beton
a. Bahan-bahan :
1. Mutu Semen.
Semen Portland harus memenuhi persyaratan Standard Internasional atau NI
- 8 untuk butir pengikat awal, kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan
susunan kimia.
2. Pasir agregat halus dan koral/batu pecah-agregat kasar. Jenis dan syarat
campuran agregat harus memenuhi SNI 2847-2013.
Mutu Koral : Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-
butir pipih maksimum 20% bersih, tidak mengandung
zat-zat aktif alkali.
Ukuran Koral : Sisa diatas ayakan 31.5 mm harus 0% berat; sisa diayakan
4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat, selisih
antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang
berurutan adalah maksimum 60% dan minimum 10%
berat.
3. Mutu Air.
Air tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan
organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton serta baja tulangan
atau jaringan kawat baja. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang
dapat diminum.
4. Kawat Pengikat.
Dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.
b. Adukan
Adukan beton harus diadakan trial mix sebelumnya dan disamping itu mutu
beton harus sesuai dengan mutu standar SNI 2847-2013, minimal kuat tekan
karakteristik rata-rata sebesar 300 kg/cm2 atau K-300.
e. Pengecoran
1. Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam SNI 2847-2013.
2. Tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh melebihi 2 m.
a. Persyaratan untuk perawatan beton secara umum harus sesuai dengan SNI
2847-2013.
c. Kelembutan minimal yang hilang pada temperatur yang tetap harus dijaga untuk
perioda yang diperlukan untuk pengerasan dari beton tetapi tidak boleh kurang
dari 4 (empat) hari setelah pengecoran.
3.4.6 Toleransi
a. Toleransi maksimum dari ukuran yang dapat diterima untuk tiang pancang
adalah sebagai berikut :
b. Tiang harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
tegangan-tegangan yang melebihi rencana.
c. Tiang pancang harus ditumpuk pada tumpukan yang sesuai sehingga tidak terjadi
kerusakan pada beton atau pengotoran dari permukaan. Tumpukan harus
ditempatkan pada posisi sesuai dengan petunjuk (gambar) atau telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas atau dalam posisi dimana kemungkinan terjadi
penekanan dan deformasi sekecil mungkin.
b. Dalam satu group tiang pancang yang jaraknya saling berdekatan waktu dan tiap
kali pemancangan harus diperhatikan sedemikian rupa sehingga tidak saling
mengganggu.
a. Ketentuan Umum
- Kontraktor harus dapat menjamin terhadap kualitas dari tiang pancang yang
akan dipancang.
- Data-data sondir dan borings yang dilampirkan dalam dokumen ini adalah
untuk informasi Kontraktor tentang keadaan strata tanah dan kondisi tanah.
Tidak dibenarkan untuk mengklaim sehubungan dengan pekerjaan tambahan
yang dilakukan oleh Kontraktor disebabkan karena ketidaktelitian dalam
menerima informasi.
- Kontraktor harus memancang tiang pancang sampai lapisan tanah
pendukung dan harus dapat menjamin bahwa tiang pancang akan aman
mendukung.
b. Persiapan
- Kontraktor agar melakukan/menentukan tiap tiang pancang tepat pada
daerah yang telah ditentukan.
- Tiang pancang ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan urutan
kerja yang telah direncanakan.
- Tiap tiang pancang diberi tanda dengan cat putih setiap interval 0.5 m.
- Kontraktor agar mencatat semua data pemancangan dari setiap tiang dan
seteliti mungkin.
- Kontraktor agar melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari
kerusakan pada kepala tiang pancang selama pemancangan. Untuk maksud
tersebut, helmet dan packing yang cocok dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas harus dipasang pada kepala tiang pancang.
c. Instalasi
- Kontraktor harus memberi laporan kepada Konsultan Pengawas tentang
pelaksanaan pemancangan sehingga Konsultan Pengawas dapat melakukan
inspeksi.
- Kedalaman tiang pancang ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan tanah,
test penetrasi dan final set dari tiang pancang.
- Kedalaman minimal dari tiang pancang akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas berdasarkan data/catatan hasil pemancangan sebelumnya dan
atau gambar kerja.
- Total set untuk 10 pukulan terakhir ditentukan oleh Soil Consultant. Jumlah
pukulan untuk seluruh panjang tiang tidak boleh lebih dari 1000 pukulan. Jika
digunakan hydraulic jacked penetrasi tiang hingga menunjukan beban 2 (dua)
kali dari rencana beban sesuai persetujuan Konsultan Pengawas.
- Bila ada keragu-raguan, Konsultan pengawas boleh memerintahkan untuk
memancang sampai kedalaman tertentu walaupun final set yang disyaratkan
telah terpenuhi.
- Jika ada kerusakan pada tiang pancang selama pamancangan, maka pada
bagian yang rusak tersebut dipotong dan disambung dengan pengarahan
dari Konsultan Pengawas. Jika menurut Konsultan Pengawas tidak
memungkinakan Kontraktor untuk memperbaiki tiang pancang, ia dapat
memerintahkan untuk mengganti dengan yang baru (cadangan). Kontraktor
harus menanggung seluruh biaya perbaikan, pemacangan tiang pengganti
dan persiapan perhitungan-perhitungan serta gambar pondasi, kecuali jika
ada persetujuan dengan Konsultan Pengawas.
- Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan alat pancang untuk keperluan
lain/sementara. Semua pekerjaan keperluan lain/sementara, yang
menggunakan alat pancang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
d. Toleransi Pelaksanaan
Ketidaklurusan tiang tidak lebih dari 1 : 40 dalah arah vertikal. Kemiringan tiang
tidak lebih dari 1 : 24 dari sudut yang ditentukan.
e. Laporan Pemancangan
Kontraktor harus membuat dan menyerahkan laporan kepada Konsultan
Pengawas tentang hasil-hasil pemancangan untuk melengkapi laporan standar.
Laporan ini dikirim kepada Konsultan Pengawas tidak melebihi siang hari waktu
pemancangan dengan disertai data-data sebagai berikut :
- Nomor referensi halaman
- Lokasi
- Nomor pile
- Ukuran pile
- Panjang tiang
- Elevasi muka tanah
- Tanggal dan waktu pemancangan
- Kedalaman tiang
- Elevasi ujung tanah tiang
- Detail tentang final test / beban maksismum pemancangan
- Metoda pengangkatan dan pemancangan tiang
- Jenis dan type peralatan yang dipakai
- Loncatan /pantauan ram (Ram Stroke)
- Waktu yang diperlukan untuk pemancangan
- Jumlah pukulan
- Nilai daya dukung
Pada akhir pekerjaan pemancangan, Kontraktor harus membuat dan
menyerahkan gambar denah pondasi dan toleransi yang terdapat dilapangan
sebanyak yang diperlukan oleh Pemberi Tugas.
a. Umum
- Antara pamancangan tiang yang akan ditest dan percobaan pembebanan
pada tiang tersebut harus ada jangka waktu paling sedikit 2 (dua) minggu
untuk mengembalikan kondisi tanah akibat pemancangan tiang kepada
keadaan semula. Pemancangan tiang yang berdekatan dengan tiang
percobaan harus ditunda selama adanya percobaan pembebanan tiang.
- Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman, bahan dan
semua perlengkapan yang diperlukan untuk pelaksanaan, pencatatan dan
pengukuran dari percobaan beban termasuk penyediaan, penyusunan
kentledge yang digunakan dan pembongkaran kembali.
- Percobaan pembebanan dilakukan pada tiang pancang jika tidak memenuhi
persyaratan yang ditentukan sesuai 4.10.3 d. ditentukan oleh Konsultan
Pengawas untuk system pemancangan yang disetujui. Hasil percobaan yang
diterima digunakan untuk mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan
pekerjaan pemancangan.
- Gambar kerja dikirim kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuan, disertai
cara pelaksanaan percobaan dan peralatannya, jenis beban, alat pengaman
dan kalibrasi alat.
c. Perlengkapan Pembebanan
- Beban percobaan didapat dari reaksi kentledge melalui jack hidraulis yang
besarnya melebihi dari beban percobaan dan ditempatkan pada platform
sebagaimana harusnya.
- Beban kentledge terdiri dari balok-balok beton dengan ukuran yang sama.
- Plat baja dengan ketebalan yang cukup untuk menerima beban ditempatkan
secara sentris diatas pile cap untuk dapat menyalurkan beban percobaan
secara sempurna kepada tiang.
- Ukuran plat baja tidak boleh lebih kecil dari ukuran pile cap dan juga tidak
boleh lebih kecil dari ukuran jack yang digunakan.
- Jack hidraulic harus ditempatkan senstris pada tiang/pile cap.
- Jack dan alat lainnya termasuk hydraulic ram, hydraulic pump dan pressure
gauge harus dikalibrasi sebelum percobaan dilakukan.
e. Prosedur Percobaan
Beban percobaan dikerjakan dalam 4 cycle sesuai dengan ASTM D 3966-81
untuk percobaan pembebanan lateral.
f. Prosedur Percobaan Pembebanan Vertikal
1 0 A
2 25 cycle 1 A
3 50 1 jam
4 25 20 menit
5 0 1 jam
6 50 20 menit
7 75 A
8 100 cycle 2 1 jam
9 75 20 menit
10 50 20 menit
11 0 1 jam
12 50 20 menit
13 100 20 menit
14 125 A
15 150 cycle 3 1 jam
16 125 20 menit
17 100 20 menit
18 50 20 menit
19 0 1 jam
20 50 20 menit
21 100 20 menit
22 150 20 menit
23 175 A
24 200 cycle 4 B
25 175 20 menit
26 150 20 menit
27 100 20 menit
28 50 20 menit
29 0 20 menit
A: Beban ditahan tetap selama 1 jam dan sampai mencapai penurunan : 0.25
mm/jam atau maksimum 2 jam.
1 0 - -
2 25 10 0-5-10
3 50 cycle 1 10 0-5-10
4 25 10 0-5-10
5 0 10 0-5-10
6 50 10 0-5-10
7 75 15 0-5-10-15
8 100 cycle 2 20 0-5-10-15-20
9 50 10 0-5-10
10 0 10 0-5-10
11 50 10 0-5-10
12 100 10 0-5-10
13 125 cycle 3 20 0-5-10-15-20
14 150 20 0-5-10-15-20
15 75 10 0-5-10
16 0 10 0-5-10
17 50 10 0-5-10
18 100 10 0-5-10
19 150 10 0-5-10
20 170 20 0-5-10-15-20
21 180 20 0-5-10-15-20
22 190 20 0-5-10-15-20
23 200 cycle 4 60 0-10-20-30-40-50-60
24 150 10 0-5-10
25 100 10 0-5-10
26 50 10 0-5-10
27 0 10 0-5-10
g. Prosedur Pembacaan
a. Penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan
untuk melaksanakan pembuatan konstruksi baja, seperti dinyatakan dalam gambar
dengan hasil baik.
4.2.1. Peraturan-peraturan
a. Semua peraturan/normalisasi yang dipakai harus yang berlaku di Indonesia, misalnya PBI,
PMI, Peraturan Konstruksi Baja untuk Gedung di Indonesia dan lain sebagainya.
b. Semua pekerjaan baja dan bangunan ini harus memenuhi syarat dari AISC, "Specification
for Fabrication and Erection" 12 Pebruari 1969.
c. Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini harus memenuhi syarat dari AISC,
"Specification for Structural Joints Bolts".
c. Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society Code for Arc
Welding in Building Construction Section 4.
4.2.2. Teknis
a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum pada gambar design.
b. Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak
tercantum dalam gambar design harus dilengkapi oleh Kontraktor dan harus dinyatakan
pada shop drawing.
Untuk itu Kontraktor harus meminta persetujuan dari Perencana/ Direksi Lapangan
sebelum memulai pekerjaan tersebut.
c. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu yang dapat
diterima, harus diajukan dan diusulkan untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana.
Semua perubahan-perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
a. Baja IWF (wide flange) yang digunakan untuk konstruksi kolom, pembalokan rangka atap
dan pekerjaan lain seperti disebut dalam gambar rencana adalah dari kualitas baik
dengan mutu BJ-37.
b. Permukaan batang baja tersebut harus tampak rata dan bebas dari cacat-cacat lain yang
dapat merugikan dalam penggunaan akhir serta memenuhi persyaratan dalam PUBBI
1982.
a. Baja CNP (lips channel) yang digunakan pada pekerjaan rangka dan lainnya seperti dise-
but dalam gambar rencana, adalah dari kwalitas baik, ukuran sesuai gambar rencana, dan
memenuhi persyaratan yang harus dimiliki baja CNP, sesuai PUBBI 1982 pasal 83.
a. Baja siku yang dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi penggantung, pengaku dan
pekerjaan lainnya seperti diterangkan dalam gambar rencana, adalah dari kualitas baik
dan sesuai dengan persyaratan baja siku pada PUBBI - 1982.
a. Baja Strip (pelat baja) yang digunakan untuk pembuatan konstruksi dudukan, pelat
pengaku, pelat sambungan, dan keperluan lain untuk pekerjaan baja sesuai gambar
rencana, adalah dari kwalitas baik sesuai dengan persyaratan untuk baja strip dalam
PUBBI 1982 pasal 85.
4.3.5. Kawat Las
a. Kawat las (yang selanjutnya disebut elektroda las) busur listrik berlapis yang dipakai untuk
pengelasan baja karbon rendah dan baja paduan rendah, harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam SII 0192 - 1978.
b. Mempunyai klasifikasi menurut sifat mekanik dari logam las, jenis lapisan, posisi penge-
lasan dan jenis arus listrik yang dapat digunakan seperti pada tabel 80 - 1 PUBBI 1982.
a. Anker, mur, baut yang digunakan sebagai alat penyambung atau pengikat dalam
pembuatan rangka baja dan pekerjaan lainnya seperti gambar rencana, adalah dari
kwalitas baik dan minimal mempunyai mutu yang sama dengan baja yang digunakan,
sesuai dengan PUBBI 1982 pasal 92.
b. Mur dan baut untuk sambungan utama span menggunakan jenis HTB dengan tegangan
leleh baja sebesar 10.000 kg/cm2.
Mur dan baut untuk sambungan sekunder digunakan baut hitam, kecuali ditentukan lain
dalam gambar.
a. Baja tulangan yang dimaksud dalam pekerjaan konstruksi baja adalah baja tulangan untuk
konstruksi pengaku dan atau untuk ikatan penggantung.
b. Baja tulangan adalah dari kwalitas baik, ex Krakatau Steel, sesuai dengan persyaratan
yang ada pada baja tulangan untuk beton.
4.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan baja, Pemborong harus membuat shop drawing terlebih
dahulu yang mencakup tentang ukuran, elevasi, bentuk yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.
b. Hasil pelaksanaan pekerjaan baja harus bermutu baik dan rapi, dimana semua pekerjaan
harus bebas dari puntiran, tekanan dan hubungan terbuka.
c. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak
diperlukan bahan pengisi.
d. Semua detail harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan gambar rencana dan
petunjuk dari Direksi Lapangan.
e. Setiap pertemuan batang yang membentuk sudut satu dengan yang lainnya harus
diperkuat dengan baja IWF yang dipotong miring sesuai pada gambar rencana dan di las
atau di baut sesuai dengan gambar rencana.
f. Plat-plat pengaku yang perlu dipasang pada badan IWF dari pelat baja dan dilas pada
badan IWF, supaya dipasang sesuai dengan jumlah dan jarak seperti ketentuan.
g. Sistim sambungan pada dudukan dilakukan dengan cara dianker pada kolom/ balok beton
(lihat gambar rencana), jumlah, diameter, dan panjang anker sesuai seperti disebutkan
dalam gambar rencana.
4.4.2. Pemotongan
a. Tukang-tukang yang digunakan harus dari tenaga ahli dalam bidangnya dan
melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk pengawas.
b. Ketelitian sangat diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh bagian cocok satu sama
lainnya setelah dilakukan pemasangan/penyetelan.
c. Pola (mal) pengukuran, semua pola dan peralatan lainnya untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan oleh Pemborong.
Pengukuran dilakukan dengan mempergunakan pita baja yang telah disetujui oleh
Pengawas Lapangan.
e. Pemotongan dapat digunakan oksigen atau las pemotong, hanya permukaan yang kurang
rata yang digurinda seperlunya dengan syarat bahwa tepi yang telah selesai harus cukup
lurus, tepat, licin dan rata, seperti pada hasil yang dipotong mesin gergaji.
a. Penyambungan dengan las lumer menggunakan mesin las listrik dengan tebal las harus
rata.
c. Permukaan yang akan dilas harus bebas dari kotoran minyak, cat dan lainnya.
d. Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang berlaku dan atau yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pada waktu pengelasan, posisi pengelasan harus datar dan profil-profil atau batang-
batang tidak boleh termakan oleh las, sehingga luas efektif dari bahan tidak berkurang
akibat pengelasan.
e. Las yang dipakai yaitu las sudut dan las tumpul, mutu las yang dipakai minimal sama
dengan mutu dari profil-profil atau batang-batang yang bersangkutan.
f. Dimensi, tebal, dan panjang las harus disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar
rencana dan atau atas petunjuk pengawas.
g. Pekerjaan las yang akan tampak harus dihaluskan sehingga sama dengan permukaan
disekitarnya.
h. Direksi lapangan berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi kesalahan dan tidak sesuai
dengan gambar rencana dan atau petunjuk pengawas, Pemborong harus memperbaiki
atau mengulangi pekerjaan tersebut dan segala akibat ditanggung oleh Pemborong
sendiri.
a. Lubang untuk sambungan baut harus dibor, selisih diameter baut tidak boleh lebih dari 1
mm.
b. Sambungan dengan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga kokoh/ kuat atas
petunjuk dari pengawas.
c. Dimensi, jumlah dan jarak dari pada sambungan baut harus sesuai dengan gambar
rencana dan atau atas petunjuk dari pengawas.
d. Direksi Lapangan berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi kesalahan dan tidak sesuai
dengan gambar rencana dan atau petunjuk pengawas, Pemborong harus memperbaiki
atau mengulangi pekerjaan tersebut dan segala akibat ditanggung oleh Pemborong.
4.4.5. Pengeboran
a. Lubang untuk baut agar dibor, bila jumlah pelat yang akan dibor lebih dari satu lapis,
dapat dijepit bersama-sama untuk menembus seluruh tebal secara serentak.
b. Lubang bor harus disesuaikan dengan diameter baut yang akan digunakan
a. Dalam pekerjaan montage terlebih dahulu pemborong harus membuat mal atau montage
sementara dengan skala 1:1 dari bentuk konstruksi sesuai gambar rencana dan dilas
sementara untuk selanjutnya mendapat persetujuan pengawas.
Setelah montage sementara tersebut disetujui pengawas, selanjutnya pemborong dapat
melakukan montage yang sebenarnya menurut type konstruksi.
b. Pengawas berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi kesalahan dan tidak sesuai dengan
gambar rencana, Pemborong harus memperbaiki atau mengulangi pekerjaan tersebut dan
segala akibat tersebut ditanggung oleh Pemborong sendiri.
a. Untuk menaikkan atau mengangkat konstruksi baja yang telah selesai dirakit harus
digunakan alat katrol/crane dan alat penopang lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan
ini.
b. Setelah komponen yang satu dengan yang lainnya sudah berdiri sesuai dengan posisi
yang telah disetujui pengawas maka pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan
konstruksi pengaku.
c. Pengawas berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi kesalahan dan ketidak sesuaian
dengan gambar rencana dan atau petunjuk pengawas, pelaksana harus
memperbaiki atau mengulangi pekerjaan tersebut dan segala akibat ditanggung oleh
pelaksana.
d. Sebelum erection selesai, portal pertama harus ditopang dengan batang yang kokoh dan
diikat kuat pada patok-patok yang kokoh.
f. Pengawas Lapangan berhak menolak hasil pekerjaan bila terjadi kesalahan dan tidak
sesuai dengan gambar rencana dan atau petunjuk pengawas, Pemborong harus
memperbaiki atau mengulangi pekerjaan tersebut dan segala akibat ditanggung oleh
pemborong.
BAB V
PEKERJAAN BETON BERTULANG
Bagian ini meliputi mulai dari pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga/ personil dan jasa-
jasa lain sehubungan dengan pekerjaan beton bertulang untuk pembuatan pondasi dan rangka
bangunan dari gedung RSUD MALINGPING PROVINSI BANTEN sesuai dengan gambar
rencana dan persyaratan-persyaratan yang ada dalam rencana kerja dan syarat-syarat teknis
ini.
Dalam hal ini Kontraktor harus menyediakan tenaga, dan segala peralatan serta perlengkapan
yang ada kaitannya dengan pekerjaan beton bertulang sesuai dengan kapasitas yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut.
Kecuali disebutkan lain, maka semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
5.3.1 BAHAN-BAHAN
Untuk pekerjaan beton cor ditempat ini, harus menggunakan adukan beton siap pakai
(ready mixed concrete). Proses dilaksanakan dengan mesin Batching Plant Fully
Automatic Computerized System dengan printer memory.
a. Aggregat Kasar
- Agregat kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
Wet System Stone Crusher.
- Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi agregat kasar untuk beton
menurut ASTM C33-86.
- Ukuran terbesar agregat kasar adalah 2,5 cm.
- Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang tidak diinginkan.
- Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butiran-butiran yang kasar, keras
tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya
tidak boleh melampaui 20 % dari jumlah berat seluruhnya.
- Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 %
kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles
- Agregat kasar harus bersih dari zat-zat organis, zat-zat reaktif alkali atau
substansi yang merusak beton.
- Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan untuk agregat kasar yang akan
digunakan untuk campuran beton oleh sub kontraktor ready mixed. Selanjutnya
bahan agregat tersebut dikirim ke laboratorium yang disetujui oleh Pengawas
untuk diuji, apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa material tersebut tidak
memenuhi syarat untuk pembuatan campuran beton K-250, Pengawas berhak
untuk menolak bahan agregat kasar tersebut untuk digunakan. Biaya-biaya yang
timbul untuk pengujian di laboratorium adalah menjadi tanggungan kontraktor
dan harus sudah termasuk dalam penawaran harga satuan beton bertulang.
Gradasi
1" 25 100
3/4" 20 90-100
3/8" 9,5 20-55
No.4 4,76 0-10
b. Agregat Halus
- Agregat halus dapat digunakan pasir alam yang berasal dari daerah setempat
dengan catatan memenuhi syarat seperti yang tercantum dalam PBI'71 untuk
Agregat Halus.
- Pasir harus bersih dari bahan organik, zat-zat alkali dan substansi-substansi
yang merusak beton.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan keras.
- Cara dan penyiapan harus sedemikian rupa agar menjamin kemudahan
pelaksanaan pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi yang tidak
diinginkan.
- Kontraktor harus mengirimkan contoh bahan pasir yang akan digunakan untuk
campuran beton oleh sub kontraktor ready mixed. Selanjutnya bahan pasir
tersebut dikirim ke laboratorium yang disetujui oleh Pengawas untuk diuji,
apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa material tersebut tidak memenuhi
syarat seperti yang telah ditentukan, maka Pengawas berhak untuk menolak
bahan pasir tersebut untuk digunakan. Segala biaya yang timbul untuk
pelaksanaan pengujian bahan di laboratorium adalah menjadi tanggungan
kontraktor dan harus sudah termasuk dalam harga satuan penawaran beton
bertulang.
Gradasi
c. PC (Portland Cement)
Semen yang harus dipakai adalah semen dengan mutu yang disyaratkan sesuai
dengan NI-Bab 3.2. Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja
yang dipakai untuk seluruh pekerjaan beton. Semen ini harus dibawa ke tempat
pekerjaan dalam zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung serta harus dalam
jumlah sesuai dengan urutan pengirimannya.
Penyimpanannya harus dilaksanakan dalam tempat-tempat rapat air dengan lantai
terangkat dan ditumpuk sesuai urutan pengiriman. Semen yang rusak atau
tercampur apapun tidak boleh dipakai dan harus dikeluarkan dari lapangan.
d. Air
Air untuk campuran beton harus bersih dan jernih sesuai dengan persyaratan dalam
NI-2 Bab 3.6. Sebelum air untuk pengecoran beton dipergunakan, harus terlebih
dahulu diperiksakan pada Laboratorium PAM/PDAM setempat yang disetujui
Pengawas dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor. Kontraktor harus
menyediakan air atas biaya sendiri.
e. Additive
Dalam hal digunakan bahan additive dalam campuran beton, maka kontraktor harus
mendiskusikan terlebih dahulu dari penggunaan bahan-bahan additive tersebut
guna mendapatkan persetujuan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara-cara
pelaksanaannya dari pihak Pengawas dan Perencana sesuai dengan spesifikasi
teknis dan brosur yang dikeluarkan oleh pabrik yang memproduksi bahan additive
tersebut. Bahan additive untuk campuran beton K-250 ini dapat menggunakan dari
produk Fosrock, Sika atau yang setara. Jenis bahan additive yang digunakan
adalah untuk kemudahan kerja (workability) dan kekedapan beton.
f. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan beton cor di tempat dalam
pekerjaan ini adalah K-250, untuk lantai kerja digunakan Beton Rabat dengan
campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor harus mengadakan trial test atau Mixed
Design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari hasil
test tersebut ditentukan oleh Pengawas "Deviasi Standar" yang akan dipergunakan untuk
menilai mutu beton ditinjau terhadap mutu (kekuatan tekan) dan tingkat kekedapannya selama
pelaksanaan.
c. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregat atau semen pada agregat telah melampaui 1 jam dan waktu ini dapat
berkurang lagi jika Konsultan Pengawas menganggap perlu didasarkan pada
kondisi tertentu.
d. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat
concrete pump dan alat-alat bantu pembantu seperti talang, pipa chute dan
sebagainya, harus mendapat persetujuan Pengawas.
e. Alat-alat penuangan seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih
dan bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh
dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 2 meter. Selama dapat
dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan
pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.
f. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial set"
atau yang telah mengeras dalam batas dimana akan terjadi plastis karena getaran.
Penggetaran harus dilakukan dengan seoptimal mungkin untuk didapat mutu yang
maksimal.
g. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai dasar setebal 5 cm atau sesuai gambar kerja agar menjamin duduknya
tulangan dengan baik dan penyerapan air semen dengan tanah.
h. Bila pengecoran harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi keras dan
tidak berubah bentuk, harus dibersihkan dari lapisan air semen (laintance) dan
partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai
beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini maka adukan
yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
i. Supplier ready mix harus mempunyai kapasitas supply minimal 40 m3/jam, (atau hal
ini dapat ditentukan di lapangan sesuai petunjuk Pengawas).
j. Untuk mencapai kapasitas 40 m3/jam, Supplier harus memiliki minimal 20 truk mixer,
1 buah concrete pump cadangan dan 1 buah bacthing plant cadangan.
k. Selimut beton :
- Pelat lantai yang berhubungan dengan tanah : 5 cm
- Pelat lantai yang tidak berhubungan dengan tanah : 2 cm
- Balok yang berhubungan dengan tanah : 5 cm
- Balok yang tidak berhubungan dengan tanah : 4 cm
5.4.2 Dimensi Beton
Ukuran-ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran beton struktur.
d. Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar
berfrekuensi tinggi, agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya harus diurug pasir
padat setebal sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, kemudian dipasang lantai kerja
dengan ketebalan sesuai gambar dengan adukan 1PC : 3PS : 5KR dibawah konstruksi
beton tersebut.
Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi harga tersebut
diatas dapat dinaikkan sebesar 50%, tetapi dalam hal apapun tidak boleh melebihi 150
mm.
Jenis pengujian yang dilakukan di laboratorium adalah test kuat tekan beton.
Selain pengambilan sampel pada setiap truk, maka beton tersebut harus diuji terlebih
dahulu nilai slump-nya sebelum dapat diterima sebagai bahan konstruksi.
5.5 PEMBESIAN
Ukuran minimal kawat pengikat adalah Ø 1 mm seperti yang disyaratkan dalam NI-2 Bab. 3.7.
5.7.1 Standard
Seluruh cetakan mengikuti persyaratan Normalisasi dibawah ini :
SNI 2847-2013 = Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
5.7.2 Persyaratan Bahan dan Pelaksanaan
a. Bahan pelepas acuan (realising agent) harus sepenuhnya digunakan pada semua
acuan untuk pekerjaan beton.
b. Cetakan untuk beton cor ditempat biasa Bahan cetakan harus dibuat dari bahan
multiplaks dengan tebal minimal 12 mm dengan penguat-penguat kayu atau pipa
secukupnya, sehingga keseluruhan form work dapat berdiri stabil dan tidak
terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoran serta tidak
terjadi perubahan bentuk.
d. Kontraktor harus membuat gambar kerja untuk rencana bekisting dan diserahkan
kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
e. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil beton
yang diinginkan oleh perencana dalam gambar rencana.
f. Cetakan harus sedemikian rupa agar menghasilkan permukaan beton yang rata.
Untuk itu dapat digunakan cetakan multiplex atau plat besi dengan permukaan yang
halus dan rata.
g. Sebelum beton dituang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan bahwa
benar dalam letak yang diinginkan, kokoh, rapat, tidak terjadi penurunan dan
pengembangan pada saat beton dituangkan serta bersih dari segala benda yang
tidak diinginkan dan kotoran-kotoran.
h. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak terjadi penyerapan air
beton yang baru dituang.
i. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengawas atau jika
umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
* Bagian sisi balok : 48 jam
* Balok tanpa beban konstruksi : 7 hari
* Balok dengan beban konstruksi : 21 hari
* Plat lantai / atap : 21 hari
Dengan persetujuan Pengawas, cetakan beton dapat dibongkar lebih awal dengan
syarat benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari.
Segala ijin yang diberikan oleh Pengawas sekali-kali tidak boleh menjadi bahan
untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan tersebut.
Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan dengan hati-hati
sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap
dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah. Bekas cetakan beton untuk
bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan
dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
j. Hasil pengecoran
Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rapi, bersih rata dan tanpa
cacat/keropos, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan gambar rencana.
BAB VI
PEKERJAAN GALIAN, PENGURUGAN & PEMBUANGAN TANAH
6.1.1 Pekerjaan ini berupa pekerjaan galian yang berhubungan dengan pembangunan
gedung peralatan tahap I seperti yang tercantum dalam Bill of Quantity
6.1.2 Urutan penggalian harus dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Pengawas,
terutama kaitannya dengan pelaksanaan galian yang harus memperhatikan daerah
sekitarnya serta konstruksi pengaman lereng galian dan utilitas existing yang
mungkin ada di dalam tanah seperti pipa PDAM, kabel telepon, kabel PLN dll.
6.1.3 Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan menggunakan alat excavator dan
dibantu dengan tukang gali yang ahli.
6.1.5 Jika pada galian terdapat kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau lepas,
maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus
ditutup urugan pasir dan dipadatkan.
6.1.6 Bila Kontraktor melakukan penggalian melebihi kedalaman yang ditentukan, maka
Kontraktor harus menutup kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan
dan disiram air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis serta mencapai ketinggian
yang diinginkan.
6.1.7 Dasar galian dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
6.1.10 Kelebihan tanah bekas galian (yang tidak digunakan lagi untuk timbunan) harus
dibuang dari lokasi. Area antara papan patok ukur dengan galian harus bebas dari
timbunan tanah.
6.1.11 Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor/ runtuh, kontraktor
harus melindungi dinding lereng tersebut dengan cara memberikan lapisan air
semen/ shotcrete kemudian permukaan dinding lereng tersebut ditutup dengan
plastik dari dasar galian sampai permukaan atas agar air permukaan/air hujan tidak
jatuh langsung ke permukaan tanah pada lereng galian.
6.1.12 Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama dasar galian harus kering
untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan dasar pondasi
Pile Cap dan Pondasi telapak.
6.1.13 Pada saat pelaksanaan penggalian menggunakan alat berat, maka Kontraktor
harus melaksanakan dengan ekstra hati-hati agar semua instalasi yang ada dalam
tanah tidak terganggu. Semua kerusakan-kerusakan pada instalasi-instalasi
tersebut akibat kelalaian pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk memperbaikinya.
6.1.14 Perhitungan volume pekerjaan galian, timbunan dan buangan tanah adalah sebagai
berikut :
- Volume galian dihitung sesuai dengan rencana galian
- Volume timbunan bekas galian dihitung berdasarkan bagian-bagian lubang
galian yang harus ditimbun kembali berdasarkan rencana galian (material
timbunan yang digunakan adalah material bekas galian yang memenuhi syarat
dan akan ditentukan oleh pengawas).
- Volume buangan tanah bekas tanah galian dihitung berdasarkan dari volume
rencana galian dikurangi dengan volume timbunan kembali berdasarkan gambar
bukan berdasarkan volume tanah buyar.
- Apabila kontraktor merasa ada ketidak-cocokan dalam volume pekerjaan
pembuangan tanah seperti yang tercantum dalam BOQ (kaitannya dengan tanah
buyar) sehingga volume dianggap kurang, maka kekurangan ini boleh
dimasukkan dalam perhitungan analisis harga satuan.
6.2 PEKERJAAN PENGURUGAN DAN PEMADATAN
6.2.1 Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini adalah untuk semua daerah bekas
galian sampai permukaan yang ditentukan dan untuk pekerjaan timbunan lainnya
dengan kepadatan mencapai 95% dry = 1,7 ton/m3, atau sesuai dengan persyaratan
dan petunjuk yang diberikan oleh Perencana/Pengawas.
6.2.2 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area penimbunan harus sudah bersih dari
bahan-bahan organik, sisa bongkaran dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi
kualitas pekerjaan ini.
6.2.3 Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran dan
atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
6.2.4 Penghamparan tanah urugan harus dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkan
tiap lapis sampai mencapai permukaan/peil yang diinginan. Tebal tiap lapisan tanah
yang dipadatkan ± antara 20-30 cm. Pemadatan dilakukan dengan alat pemadatan
yang disetujui oleh Direksi / Pengawas lapangan.
Dalam kondisi kering, pemadatan harus dilakukan dengan menambahkan air pada
lapisan tanah yang dipadatkan
6.2.5 Untuk pengurugan pasir padat dibawah lantai kerja, dilakukan dengan cara yang sama
seperti tersebut diatas.
6.3.1 Atas petunjuk pengawas, kontraktor harus memisahkan material tanah dari hasil galian
untuk keperluan penimbunan kembali sesuai dengan volume yang diperlukan.
6.3.2 Material tanah hasil galian yang akan digunakan kembali untuk timbunan, harus
dipisahkan dan disimpan ditempat/ lokasi yang tidak mengganggu pekerjaan dan
lingkungan. Lokasi penyimpanan tanah ini harus atas ijin dari pengawas.
6.3.3 Sisa material hasil galian yang tidak akan digunakan lagi harus dibuang keluar lokasi
proyek dengan menggunakan back hoe dan dump truck, kecuali lokasi buangan
ditentukan oleh Direksi.
6.3.4 Kendaraan (Dump Truck) yang membawa material buangan, tidak boleh mengotori
jalan-jalan dilingkungan kampus dan disepanjang jalan yang dilalui. Kontraktor
berkewajiban atas biaya sendiri untuk membersihkan kembali jalan-jalan yang tercemar
/ kotor akibat proses pengangkutan material buangan. Pembersihan ini harus dilakukan
setiap saat bila terjadi pengotoran dan tidak boleh dilakukan dengan menunggu waktu
setelah pekerjaan selesai.