You are on page 1of 4

Tujuan dari Mata Kuliah Kewirausahaan di jurusan PLB adalah mempelajari serta memahami bagaimana

usaha menentukan, mengembangkan keterampilan, serta menggabungkan inovasi dan cara yang lebih
dalam kehidupan.

Ruang lingkup adalah salah satu yang menjadi pengaruh besar Ekonomi pada Masyarakat Indonesia.
Adapun Ruang Lingkup kewirausahaan yaitu Lapangan Agraris, Lapangan Perikanan, Lapangan
Peternakan, Lapangan Perindustrian dan Kerajinan, Lapangan Pertambangan dan Energi, Lapangan
Perdagangan dan Lapangan Pemberi Jasa. Karena itu Mahasiswa bisa mengembangkan ide inovasi
mereka dan menyesuaikan passion mereka ke dalam ruang lingkup yang sangat luas.

Tradisional

Kylafood merupakan unit usaha makanan tradisional Jawa Barat (Jabar) yang berlokasi di Bandung.

Setiap momen wisata kuliner sederhana itu sering ia unggah melalui media sosial (medsos). Unggahan
tersebut pun mengundang banyak pertanyaan dari teman dan keluarganya tentang tempat makan yang
ia sambangi. Kylafood merupakan produk jajanan khas Jabar yang dikemas secara praktis. Dengan
begitu, jajanan ini dapat dinikmati dengan mudah oleh siapa pun. Galih terbesit ide untuk membangun
bisnis pada tahun 2017

“Sebuah perjalanan panjang hingga kami bisa sampai di titik ini. Sejak hadir di tengah masyarakat, kami
berupaya mengenalkan jajanan khas Jabar secara instan,” ujar Galih dalam keterangan tertulis yang
diterima Kompas.com, Sabtu (31/7/2021).

Untuk strategi pemasaran, ia hanya mengandalkan medsos dengan sistem pemesanan menggunakan
fitur chat.Saat memulai bisnis pada 2017, Galih mengakui bahwa persaingan dalam industri pangan,
khususnya jajanan seblak dan batagor instan, masih sedikit. Di tengah persaingan yang ketat, Kylafood
akhirnya menambah varian produk, mulai dari seblak, cireng bumbu rujak, batagor, mie kocok, cimol,
mie tektek, hingga baso aci.

Galih memutuskan bergabung dengan Shopee pada 2017. Bersama Shopee, ia merasakan
perkembangan yang sangat signifikan, khususnya dalam peningkatan order. Terlebih, kehadiran
berbagai program, seperti dari kampanye tanggal kembar, Ramadhan Sale, kampanye akhir tahun, dan
gratis ongkos kirim (ongkir). Rangkaian program tersebut secara efektif meningkatkan penjualan
serta brand awareness Kylafood di Shopee.

Untuk target ke depan, Galih mengatakan, Kylafood akan terus menghadirkan inovasi dan inisiatif
terbaru sesuai dengan visi misi yang dipegang teguh, baik inovasi dalam rangkaian produk maupun
strategi pemasaran. Dengan begitu, jajanan tradisional dapat semakin dikenal di daerah sendiri maupun
di kancah internasional.

Non Tradisional

DUNIA bisnis sablon baju memang tidaklah segampang yang dibayangkan. Karena selain membutuhkan
keuletan yang tinggi, pelaku bisnis atau sablon juga harus memiliki skill dan jiwa seni menggambar yang

tinggi. Ide dan gagasan yang sifatnya kreatif sangat dibutuhkan selama menggeluti bisnis sablon baju.

Pasalnya dengan kreativitas tinggi, bisa menggaet konsumen untuk menggunakan jasanya. “Di dunia

sablon ini kita memang di tuntut kreatif, aktif, dan berjiwa senin tinggi,” kata Syahrial Hamdani Aulia

kepada Radar Lombok, Kamis (12/5).

Pria yang akrab disapa Danik ini membangun bisnis sablon mulai sejak 2014 lalu. Keuletan serta
keaktifan dibarengi kreativitas tinggi rupanya lambat laun memiliki hasil yang signifikan. Pasalnya, tidak
lama setelah memulai bisnisnya, pemesan yang sablon baju, termasuk yang minta didesainkan langsung
cukup membludak. Di antaranya, mereka paling banyak dari kalangan sekolah dan pelaku usaha
Clothingan Distro baju kekinian.

Pendapatan yang membludak ini berlangsung sejak sebelum mewabahnya Covid-19. Karena konsumen
yang memakai jasanya tidak hanya dari wilayah Pulau Lombok saja. Namun ada juga dari pulau
Sumbawa dan luar daerah, seperti Kalimantan. Omzet yang didapat dari jasa sablonnya itu bisa
mencapai 30 jutaan per bulan, dengan target 500 buah baju dalam satu bulan. “Alhamdulillah omset
kotor saya mencapai 30 juta waktu itu. Tapi sekarang agak menurun, kadang 15 juta, kadang 10 juta,”
bebernya

Lewat bisnis sablon, ayah dua anak ini mengaku tidak pernah kesulitan soal uang. Karena selama ia
menggeluti bisnisnya, pendapatannya jarang merosot, termasuk sampai saat ini. Tinggal di kampung,
Desa Teros, Kecamatan Labuhan Haji, membuatnya cukup bermanfaat. Pasalnya, dengan bisnisnya itu ia
bisa memperkerjakan anak muda setempat.

Mengawali karier di dunia sablon berlangsung cukup lama. Sebelum membangun usaha sendiri, ia
awalnya menjadi tim desainer di salah satu tempat sablon. Namun dengan modal skill dan
keseriusannya di dunia sablon, akhirnya pria kelahiran 1987 ini membuka bisnis sendiri. “Keinginan
membuat usaha sablon sudah berlangsung sejak 2008 silam, sejak masih di bangku kuliah. Karena
memang hobi saya itu desain gambar visual,” tuturnya.

Periode 2014 sampai 2019 bisnis sablonnya sangat familiar. Karena sejumlah pelaku usaha baju anak
muda, selalu jasanya digunakan sebagai tempat sablon. Pasalnya, hasil dan kualitas yang diberikan dari
jenis sablon Manual itu cukup memuaskan konsumen. Memasuki era pandemi dari 2020 itu, pemesan
mulai menurun. Praktis pendapatannya juga menjadi menurun. Namun justeru masa pandemi itu
membuatnya semakin kreatif.

Sehingga di pertengahan 2021 lalu, beberapa orderan yang didapat selalu dari karyanya sendiri dengan
berbagai model desain. Akibatnya pemesan pun jarang sepi, meski tidak seramai sebelum pandemi.
Tahun 2022 ini keadaan mulai sedikit normal. Pemesan sablon kerap tembus 200-an baju. Bahkan di
awal tahun 2022 itu, ia berhasil membeli satu set mesin jahit kaos. Dengan demikian, selain terima jasa
sablon, Danik juga mulai produksi baju kaos sendiri. “Kita gak pernah terima sablon yang sifatnya satuan.
Minimal 12 baju baru kita kerjakan sekali sablon. Dalam sebulan bisa 200 sampai 500 buah,” katanya.
Berkat ketekunannya di dunia bisnis sablon bernama Sfinate Screen Printing. Selain mampu
mendongkrak ekonomi keluarganya, ia juga dipercaya sebagai Ketua Persatuan Usaha Sablon di Lombok
Timur (SLOTIM). Sebagai wadah mempersatukan pelaku bisnis sablon di Lotim.

Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, ia juga bisa membantu perekonomian keluarganya,
meskipun sudah memiliki keluarga kecil. Kebermanfaatannya di lingkungan keluarga juga cukup diakui
setelah menggeluti dunia bisnis Sablon. “Alhamdulillah dengan skill dan usaha sablon ini, paling tidak
saya tidak menyusahkan keluarga dari sejak muda sampai sekarang,” tutupnya. (**)

Ringkasan :

Wirausahawan tradisional biasanya memulai karena melihat peluang,misalnya berasal dari tawaran,
trend, aset yang dimiliki, atau juga dari skill yang dikuasai. Sedangkan wirausahawan modern memulai
dari masalah yang dialami, ditemukan, atau dilihat. Dari situ mereka berhasil menemukan solusi untuk
memecahkan masalah itu, diketahui bahwa masalah dan solusi itu memiliki market yang cukup.
Wirausahawan tradisonal memiliki masalah yaitu service atau produk yang diberikan itu kompleks
dikarenakan mereka berusaha memenuhi kebutuhan orang serta terbawa trend dan masukan yang
diberikan padanya. Sedangkan service atau produk yang diberikan Wirausahawan non
tradisional/modern lebih sederhana dikarenakan mereka terus menerus fokus kepada masalah utama
dari konsumen, dengan usaha menyederhanakan solusi yang membuatnya makin mudah bagi
konsumen.

Es Teler 77 dimulai dari warung makan biasa. Pemilik restoran tersebut bernama Sukyatno Nugroho.
Dengan mengandalkan kemampuan memasak ibu mertua, Sukyatno berhasil mendirikan restoran
makanan tradisional Indonesia. Bahkan, perkembangannya sangat jauh dan memiliki banyak cabang di
Indonesia.Dengan adanya inovasi dan kerja keras, dan melalui bantuan dari kedua mertua dan istrinya,
kini Es Teler 77 warung makan biasa itu sudah berkembang menjadi waralaba terbesar di Indonesia.

Victor Giovan Raihan adalah salah satu pengusaha sukses dari nol di Indonesia dan beliau merupakan
pendiri Teh Kempot. Beliau memberanikan diri membuka usaha kuliner yang memakai bahan dasar teh.
Keberanian tersebut pun berbuah manis karena usahanya sukses besar di Indonesia. Victor sendiri
mendirikan bisnis tersebut sejak masih SMA. Teh Kempot merupakan teh yang dicampur dengan susu,
cincau, buah, dan sinom atau daun asam muda. Inovasi minuman teh yang tidak biasa itu rasanya yang
lezat dan juga menyehatkan. Saat ini, omzet yang didapatkan dari Teh Kempot berhasil membuatnya
bisa membuka outlet hingga lebih dari 30 cabang. Sebagian besar usaha ini dipegang oleh mitra kerjanya
sendiri.

Santoni merupakan pengusaha kuliner dengan bisnisnya bernama Restoran Bumbu Desa. Sama halnya
dengan pengusaha lainnya, beliau juga sukses dari nol dan sudah memiliki cabang di Malaysia serta
Singapura. Bahkan, usaha kulinernya direncanakan berkembang di Negara Amerika sampai Kanada.
Santoni memakai konsep restoran makanan khas Sunda dan sudah memulainya sejak tahun 2004.
Dengan modal awal sebesar 8 juta Rupiah, kini usahanya sudah memiliki 50 cabang. Omzetnya bahkan
mencapai miliaran rupiah per bulannya. Tak pelak, Santoni juga termasuk salah satu pengusaha kuliner
tersukses di Indonesia.
Rizka Wahyu Romadhona Pengusaha kuliner sukses yang merupakan pendiri Lapis Bogor Sangkuriang
yang cukup terkenal di daerah Bogor. Sebelum menjadi pengusaha, Rizka adalah karyawan dari salah
satu perusahaan telekomunikasi. Merasa tidak ada kecocokan, Rizka memutuskan keluar dari
perusahaan dan memutuskan untuk berjualan bakso. Sayang, usahanya tidak berjalan mulus dan beliau
beralih ke jenis kuliner lainnya, yakni memakai bahan dasar talas. Dengan modal yang tidak begitu besar,
Rizka memulai bisnisnya di rumah saja. Dengan kerja keras dan dukungan suami, Lapis Bogor
Sangkuriang berkembang pesat. Bahkan, kini sudah berhasil membuka cabang di beberapa kota besar di
Indonesia.

Martalinda Basuki pengusaha sukses yang sudah terjun ke dunia bisnis kuliner sejak di bangku kuliah dan
mendirikan kafe kekinian bernama Cokelat Klasik. Untuk modal membangun cafe tersebut, Martalinda
harus menjual sepeda motor dan laptopnya. Martalinda juga harus mencari pinjamanan agar bisnisnya
dapat berjalan. Dengan modal nekat dan kerja kerasnya, beliau berhasil membangun kafe yang sudah
memiliki 270 cabang. Bahkan, cabangnya pun tersebar hingga ke berbagai wilayah Indonesia.

Pendiri Puyo Dessert, Eugenie Patricia juga termasuk salah satu pengusaha kuliner sukses dari nol. Puyo
Dessert merupakan sebuah makanan ringan yang memiliki cita rasa manis dan lembut. Eugenie
membuka usaha ini bersama dengan saudara kandungnya yang bernama Adrian Christopher Agus. Saat
memulai bisnis ini, baik Eugenie dan saudaranya masih sangat muda. Bisnis Puyo ini baru diperkenalkan
pada khalayak umum saat ada bazar dan melalui media sosial. Pada tahun 2013, Puyo Dessert berhasil
mendirikan cabang pertamanya di Mal Living World Alam Sutera, Tangerang. Saat ini, cabangnya sudah
menyebar ke kota-kota besar di Indonesia.

You might also like