You are on page 1of 4

BAB XIV

PERAN BANK SAMPAH SEBAGAI SOLUSI POSITIF DALAM


MENGELOLA SAMPAH DI KELURAHAN ANTAPANI WETAN
KOTA BANDUNG
Muhammad Iqbal Syarani , Khaerudin kurniawan
a b

Ilmu Keolahragaan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung


a

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung


b

iqbal1@upi.edu
a

Khaerudinkurniawan@upi.edu
b

Abstrak
Peran Bank Sampah Sebagai Solusi Positif Dalam Mengelola Sampah Di
Kelurahan Antapani Wetan Kota Bandung. Sampah adalah masalah global
disemua negara termasuk Indonesia, sebab akumulasi sampah berbanding lurus
dengan jumlah penduduk indonesia yang mencapai sekitar 200 juta jiwa dengan
jumlah penduduk yang padat dan besar berbanding lurus dengan kondisi sampah
Metode pelaksanaanya dengan mengaplikasikan dengan cara memisahkan sampah
plastik, pet, botol kaca, serta kardus dan yang lainnya. Konsep Bank Sampah anwet
lima di Rw 05 Kelurahan Antapani Wetan menerapkan metode 3R (Reduce,
Reuse,Recycle). Pengelolaan bank sampah di Rw 05 Antapani Wetan ini sudah
dilaksanakan dengan baik. Kinerja bank sampah Anwet Lima sudah berjalan
dengan baik. Namun belum mencapai hasil yang maksimal.

Kata kunci: Bank Sampah, Pengelolaan Sampah, Metode 3R

PENDAHULUAN
Negara Indonesia salah satu penduduk yang sangat padat dan besar yang
memiliki kecenderungan dalam peningkatan manusia dari waktu ke waktu.
Berdasarkan (Statistik, 2011) , selama 30 tahun terakhir jumlah penduduk
indonesia meningkat hampir dua kali lipat, yaitu 147,49 juta jiwa pada tahun 1980
menjadi 179,37 juta jiwa pada tahun 1990 dan pada tahun 2000 bertambah
mencapai 206,26 juta jiwa. Angka tersebut terus mengalami peningkatan dan
mengakibatkan volume sampah yang dihasilkan oleh manusia setiap saat semakin
besar. Dalam pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan
teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Sampah menurut World Health Organization (WHO), adalah segala sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Chandra, 2007). Sampah dianggap sudah tidak dapat dipergunakan, kadaluarsa,
rusak, tidak memiliki nilai dan menjadi timbunan barang. Padahal sampah ini
memiliki nilai berharga serta pandangan dan anggapan tentang sampah ini tidak
sepenuhnya benar karena masih banyak sampah yang dapat digunakan kembali,
memiliki nilai guna bahkan bernilai jual kembali.
Menurut salah satu penelitian (Mita, 2013) dijelaskan bahwa sampah
merupakan titik puncak permasalahan yang ada diindonesia dengan padat nya

1
penduduk yang tinggal serta konsumsi makanan yang tinggi maka dari itu sulit
kita hindari.
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memiliki pola pikir yang
bermacam-macam. Oleh karena itu, sangat sulit untuk bisa menyatukan satu
prinsip. Salah satunya yaitu kepekaan dalam bertindak hanya dengan membuang
sampah di tempatnya saja sangat tidak disiplin, bagaimana dengan mengelola
sampah maupun memanfaatkan kembali sampah yang sudah tidak dapat kita
gunakan. Solusi yang kini tengah gencar dilakukan dengan mengelola sampah
melalui bank sampah.
Bank sampah menjalankan fungsi dan tanggung jawab sosial kepada
masyarakat, mengedukasi tentang pengelolaan sampah dan kegiatan
pemberdayaan masyarakat (Linda Fitrina Hasnam et al, 2017). Bank sampah
muncul sebagai inisiatif masyarakat lokal dalam upaya partisipasi menangani
permasalahan yang selama ini ada. Dengan strategi pengolahan sampah 3R
(Reduce, Reuse dan Recycle) berbasis masyarakat tersebut mampu mengubah
imajinasi sebagian banyak orang terhadap sampah yang tidak memiliki nilai
ekonomi. (Makmur Selomo, 2016). Berbicara hal bank sampah, salah satunya ada
dari wilayah kelurahan antapani wetan yang memiliki pengelolaan sampah
berbasis bank sampah yang sangat baik.
Pengelolaan sampah berbasis bank sampah ini ternyata cukup membawa
dampak signifikan dalam mengurai limbah sampah. Bank sampah ini salah satu
contoh yang baik dalam meminimalisir sampah yang dibuang begitu saja.
Berdasarkan latar belakang permasalahan mengenai sampah, penulis melakukan
kegiatan KKN Tematik di bank sampah rw 05 Antapani Wetan Kota Bandung
dengan tema Konsumsi dan produksi desa. Dalam kegiatan ini mahasiswa
mengikuti pelatihan serta memberi solusi terbaru bagi bank sampah ini.

METODE
Tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah di Bank sampah Rw 05 kelurahan
Antapani Wetan Kecamatan Antapani, Kota Bandung. Pada kondisi lingkungan
masyarakat antapani wetan sudah sangat baik dalam mengetahui bahwa sampah
plastik berbahan anorganik dapat dikembangkan menjadi sesuatu. Metode
pelaksanaanya dengan mengaplikasikan dengan cara memisahkan sampah plastik,
pet, botol kaca, serta kardus dan yang lainnya. Untuk selanjutnya ditimbang sesuai
dengan jenisnya yang hasil berat nya akan didata melalui buku agenda bahwa
anggota keluarga tersebut telah menyumbang sampah anorganik ke bank sampah
rw 05.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Konsep Bank Sampah anwet lima di Rw 05 Kelurahan Antapani Wetan
menerapkan metode 3R yaitu Reduce (mengurangi segala sesuau yang
menyebabkan timbulnya sampah), Reuse ( menggunakan ulang kembali sampah
secara langsung), Recycle (memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami
proses pengolahan). Prinsip bank sampah di Anwet Lima sama dengan tabungan
pada umumnya tetapi yang membedakan adalah bentuk simpanannya yaitu
berupa sampah yang masih memiliki nilai ekonomi. Keanggotaan bank sampah
terdiri dari perorangan dan kelompok masyarakat pengumpul sampah.
Dimana dalam pengumpulannyaa anggota dapat menyetor sampah bebas sekali

Penulis 1, Penulis 2: [Judul Singkat] 2


setor. Penyetoran sendiri dilakukan oleh anggota yang hadir pada jam kerja bank
sampah yaitu disetiap hari sabtu pagi. Untuk penarikkan rekening di bank Sampah
Anwet Lima dilakukan setelah tiga bulan nasabah menabung atau jumlah tabungan
nasabah telah mencapai minimal.

Bank Sampah Anwet Lima menerima sampah hanya satu jenis yaitu sampah
anorganik. Dimana sampah anorganik biasanya terdiri dari dari botol kaca, kardus,
pet, duplex, dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya bank sampah Anwet Lima
memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menekan volume sampah agar
berkurang dari tahun-tahun sebelum didirikannya bank sampah sejak tahun

2016.

Gambar 1. Lokasi Kegiatan

Dalam KKN Tematik ini, tim melakukan kegiatan praktek lapangan dengan
membantu para pengurus bank sampah anwet lima kegiatan penyortiran serta
membantu mengisi pembukuan bank sampah. Berdasarkan hasil dan proses yang
telah dilakukan, tingkat antusias para warga dengan memnyetor sampah ke bank
sampah anwet lima ini cukup banyak. Warga sudah paham bahwa sampah yang
dulunya hanya dibuang begitu saja sekarang sudah pandai memilah sampah yang
bisa digunakan kembali dengan menyetornya ke bank sampah rw 05. Keterlibatan
dan partisipasi para pengurus bank sampah relatif baik. Hal itu dapat dibuktikan
dengan jumlah dan antusiasme para penguru yang hadir dalam kegiatan ini. Dalam
proses pelaksanaan, para petugas sudah mempunyai jobdesk nya masing-masing
sehingga pekerjaan yang dilakukan leih cepat dan efisien

Gambar 2. Penyortiran Sampah

Penulis 1, Penulis 2: [Judul Singkat] 3


KESIMPULAN
Pengelolaan bank sampah di Rw 05 Antapani Wetan ini sudah dilaksanakan dengan
baik. Kinerja bank sampah Anwet Lima sudah berjalan dengan baik. Namun belum
mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan program bank sampah belum
mencapai ke daerah antapani lainnya. Sehingga hanya pihak-pihak tertentu yang
mengetahui adanya kegiatan tersebut. Masyarakat juga hanya sebatas mengurangi
sampah (reduce), belum sampai pada tahap menggunakan ulang (reuse) bahkan pada
proses mendaur ulang (recycle). Hanya beberapa pihak saja yang telah melakukan pada
tahap recycle Namun demikian, minimnya proses sosialisasi yang dilakukan oleh Bank
Sampah Anwet Lima terhadap pengenalan program bank sampah kepada masyarakat
umum. Untuk daerah pedesaan yang berlokasi lebih jauh dari pusat kota kurang
mendapatkan sosialisasi sehingga masyarakat yang tinggal di pedesaan masih kurang
peduli terhadap pengelolaan sampah dan kebersihan lingkungan oleh karenanya perlu
didirikannya Koperasi Bank Sampah untuk lebih mendukung kegiatan ekonomi
kerakyatan bagi masyarakat Kota Bandung dan sekitarnya. Selain itu dibutuhkannya
program-program yang bertujuan menjaring minat masyarakat untuk ikut bergabung
menjadi nasabah bank sampah. Pemerintah Kota seharusnya memasukkan kurikulum
pendidikan tentang konsep 3R dalam pengelolaan dan penanganan sampah ke
semua sekolah yang ada di Kota Bandung sehingga pengenalan pengelolaan sampah
dan kelestarian lingkungan sudah ditanamkan sedini mungkin disamping itu perlu
tambahan personil petugas pengangkut sampah dari rumah masyarakat untuk dibawa
ke UPT.

Daftar Pustaka
Chandra. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran.

Linda Fitrina Hasnam et al. (2017). Strategi Pengembangan Bank Sampah Di


Wilayah Depok. Aplikasi Bisnis Dan Manajemen.

Makmur Selomo. (2016). Bank Sampah Sebagai Salah Satu Solusi Penanganan
Sampah Di Kota Makassar. 12(4), 232-240.

Mita. (2013). Dampak Program Bank Sampah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat
Di Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

Statistik, B. P. (2011). Data Sensus Penduduk Indonesia Tahun 2011.

Penulis 1, Penulis 2: [Judul Singkat] 4

You might also like