You are on page 1of 2

Brata Malau.

Karakteristik kebijakan pemerintahan orde baru

A. Bidang ekonomi

Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan orde baru


memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Perhatian pemerintah lebih tertuju kepada kesejahteraan masyarakat


lewat pembangunan sosial-ekonomi di tanah air.
2. Hubungan baik dengan pihak barat kemnbali terjalin dan menjauhi
ideologhi komunis. Indonesia kembali menjadi anggota BB dan
lembaga lain, seperti bank Dunia dan dana Moneter Internasional
(IMF).
3. Dilakukan pemulihan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik, serta
rehabilitasi ekonomi di dalam negeri dengan sasaran utama untuk
menekan laju inflasi, mengurangi defisit keuangan pemerintah,
menghidupkan kembali kegiatan produksi, termasuk ekspor yang
sempat mengalami stagnasi pada orde lama.
4. April 1969, repelita I dimulai dengan penekanan pembanguan sektor
pertanian dan agroindustri (seperti pupuk, semen, kimia dasar, pulp,
kertas, dan tekstil) dengan tujuan utama untuk membuat Indonesia
menjadi swasembada, terutama untuk kebutuhan beras, sehingga untuk
mencapai tujan tersebut pemeritah melakukan program pemghijauan
(revolusi hijau) di sektor pertanian.
5. Keberhasilan pembanguan ekonomi pada masa orde baru nukan hanya
dikarenakan kabinet yang solid, tapi juga berkat penghasilan dari
ekspor minyak.

Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan transisi


memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Kegoncangan terhadap rupiah terjadi pada pertengahan 1997, pada saat itu
dari Rop 2500 menjadi Rp 2650 per dollar AS. Sejak masa itu keadaan
rupiah menjadi tidak stabil.
2. Krisis rupiah akhirnya menjadi semakin parah dan menjadi krisi ekonomi
yang kemudian memuncuilkan krisis politik terbesar sepanjang sejarah
Indonesia.
3. Pada awal pemerintahan yang dipimpin oleh habibie disebut pemerintahan
reformasi. Namun, ternyata opemerintahan baru ini tidak jauh berbeda
dengan sebelumnya, sehingga kalangan masyarakat lebih suka
menyebutnya sebagai masa transisi karena KKN semakin menjadi, banyak
kerusuhan.

Referensi :

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga

You might also like