You are on page 1of 23

GAS LEAK DETECTOR MENGGUNAKAN SENSOR GAS MQ-2

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Embedded System

Oleh:
1. Cut Fahrani Dhania (195150307111016)
2. Desi Rosda Arum Sari (195150301111019)
3. Mochammad Zava Abbiyansyah (195150300111023)
4. Muhammad Fadhel Haidar (195150307111028)
5. Muhammad Nur Arssy (195150301111026)
6. Muhammad Raihan Wardana Budiarto (195150307111030)
7. Mutiara Pramesti Utami (195150301111028)

Dosen Pengampu:
Dahnial Syauqy, S.T.,M.T.,M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 3
2.1 Sensor MQ-2 (Pendeteksi Gas) ................................................................................... 3
2.2 NodeMCU ................................................................................................................... 3
2.3 Shield NodeMCU ........................................................................................................ 4
2.4 Buzzer Low Level Trigger ........................................................................................... 5
2.5 LED ............................................................................................................................. 5
2.6 Relay Single Channel .................................................................................................. 6
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN .............................................................. 7
3.1 Spesifikasi Sistem dan Prinsip Kerja .......................................................................... 7
3.2 Blok diagram ............................................................................................................... 8
3.3 Perancangan sistem ..................................................................................................... 8
3.4 Sequence Diagram ..................................................................................................... 12
3.5 Diagram Skematik ..................................................................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................................... 15
4.1 Flowchart pemrograman ........................................................................................... 15
4.2 Implementasi dan Hasil uji ........................................................................................ 16
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 19
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 19
5.2 Saran .......................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20
LAMPIRAN I: SOURCE CODE .......................................................................................... 21

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebakaran yang disebabkan oleh meledaknya tabung gas LPG kini sering
terjadi. Media massa banyak melansir informasi tentang adanya ledakan tabung gas
LPG yang mengakibatkan kebakaran sehingga menimbulkan kerugian harta benda
bahkan adanya korban jiwa. Dengan meningkatnya permintaan penggunaan gas
LPG, maka produsen tabung gas tidak banyak memperhatikan kualitas keamanan
dari tabung gas itu sendiri, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi
penggunanya. Hal yang sama juga ditenggarai karena impor tabung gas dengan
kualitas yang rendah. Untuk dapat mengurangi bahaya akibat kebocoran gas
masyarakat perlu mengetahui tanda-tanda kebocoran seperti, tercium bau gas
menyengat, dan terdapat bunyi mendesis pada saluran gas. Selain itu juga harus
mengambil tindakan pencegahan terjadinya ledakan dan kebakaran sedini mungkin.
Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan segera mungkin melepas regulator dan
membawa tabung keluar ruangan dan di tempat terbuka, segera buka pintu dan
jendela agar gas dapat keluar dari ruangan dengan cepat. Serta tidak menyalakan
api selama bau gas masih ada pada ruangan.
Namun, kebocoran gas tidak selalu diketahui orang dengan cepat dan segera
mengambil tindakan pencegahan ledakan dan kebakaran. Ledakan yang
diakibatkan oleh kebocoran gas antara lain terjadi karena lapisan pengaman di
tabung gas yang sudah tidak benar. Beberapa kompor gas saat ini sudah dilengkapi
dengan alat pendeteksi gas LPG, tetapi sistem tersebut bekerja jika terjadi
kebocoran gas di kompor gasnya bukan. Ledakan gas dapat diantisipasi dengan
adanya peringatan dini dan sistem penanganan sementara, sehingga apabila gas
LPG mengalami kebocoran dapat diketahui dan dapat dilakukan penanganan
segera. Salah satu sistem keamanan yang dapat dipakai adalah Gas Leak Detector,
yang apabila terdeteksi kebocoran gas LPG sistem akan memberikan notifikasi
pada handphone pengguna, memberikan sinyal suara bahwa terjadi kebocoran gas,
dan memiliki relay untuk dapat digabungkan dengan perangkat elektronik lainnya
seperti kipas atau exhaust fan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah menjadi
sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan alat ‘Gas Leak Detector / Pendeteksi Kebocoran
Gas’ dalam mengatasi kebocoran gas LPG penyebab kebakaran?
b. Bagaimana cara kerja dari alat ‘Gas leak Detector / Pendeteksi Kebocoran
Gas’?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penggunaan ‘Gas Leak Detector / Pendeteksi Kebocoran Gas’ ialah:
a. Untuk menjabarkan penerapan alat ‘Gas Leak Detector / Pendeteksi
Kebocoran Gas’ dalam mengatasi kebocoran gas LPG penyebab
kebakaran.
b. Untuk mengetahui cara kerja dari alat ‘Gas leak Detector / Pendeteksi
Kebocoran Gas’.

1.4 Manfaat
Adapun pelaksanaan projek ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Projek ini diharapkan dapat menjadi alternatif dan solusi bagi masyarakat
dalam mendeteksi jika adanya kebocoran gas pada lingkungan sekitar.

2. Bagi Mahasiswa
Projek ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melakukan
penelitian dan pengembangan terhadap alat ‘Gas leak Detector /
Pendeteksi Kebocoran Gas’ agar dapat digunakan oleh masyarakat luas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor MQ-2 (Pendeteksi Gas)


Sensor Gas (MQ-2) adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi konsentrasi
gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan output membaca sebagai tegangan
analog (Sarmidi, 2019). Sensor ini dapat digunakan untuk mendeteksi H2, LPG,
CH4, CO, alkohol, asap atau propane. Pada dasarnya sensor ini terdiri dari tabung
aluminium yang dikelilingi oleh silikon dan di pusatnya ada elektroda yang terbuat
dari aurum dimana ada elemen pemanasnya. Ketika terjadi proses pemanasan,
kumparan akan dipanaskan sehingga SnO2 keramik menjadi semikonduktor atau
sebagai penghantar sehingga melepaskan elektron dan ketika asap dideteksi oleh
sensor dan mencapai aurum elektroda maka output sensor MQ-2 akan
menghasilkan tegangan analog.

Gambar 2.1 Sensor MQ2 (Pendeteksi Gas)

2.2 NodeMCU
NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat open source (Dewi).
Terdiri dari perangkat keras berupa System On Chip ESP8266 dari ESP8266 buatan
Espressif System, yang menggunakan bahasa pemrograman scripting Lua. Istilah
NodeMCU secara default mengacu pada firmware yang digunakan daripada
perangkat keras development kit. Karena komponen utama dari NodeMCU adalah
ESP8266 (khususnya seri ESP-12, termasuk ESP-12E) maka fitur-fitur yang
dimiliki NodeMCU akan kurang lebih sama ESP-12 (juga ESP-12E untuk

3
NodeMCU v.2 dan v.3) diantaranya adalah 10 Port GPIO dari D0 – D10,
fungsionalitas PWM, antarmuka I2C dan SPI, antarmuka 1 wire, dan ADC kecuali
NodeMCU telah dibungkus oleh API sendiri yang dibangun berdasarkan bahasa
pemrograman eLua, yang cukup mirip dengan javascript.

Gambar 2.2 NodeMCU

2.3 Shield NodeMCU


Base board shield untuk mikrokontroler NodeMCU, adalah sebuah board yang
memiliki builtin 5v 1A regulator dan memiliki header IO yang terhubung langsung
ke modul NodeMCU, sehingga dapat digunakan sebagai sensor shield. Modul ini
sering dipasangkan dengan NodeMCU dalam pengembangan sebuah projek IoT
dan dapat dihubungkan ke berbagai sensor, relay, display, dan perangkat
pendukung lainnya.

Gambar 2.3 Shield NodeMCU

4
2.4 Buzzer Low Level Trigger
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara (Sarmidi, 2019). Buzzer terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga
menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, karena
kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan
menggerakkan diafragma secara bolak balik sehingga membuat udara bergetar yang
menghasilkan suara dengung. Modul buzzer bekerja pada tegangan 3.5V ~ 5.5V
pada arus 30mA dengan pemicu berjenis active low. Frekuensi suara yang mampu
dihasilkan oleh buzzer ini sebesar 2500Hz dengan tingkat kebisingan 85dB.

Gambar 2.4 Buzzer low level trigger

2.5 LED
LED akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward)
dari anoda menuju ke katoda.

Gambar 2.5 LED

5
2.6 Relay Single Channel
Relay adalah salah satu piranti yang beroperasi berdasarkan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakkan kontaktor guna memindahkan posisi ON ke
OFF atau sebaliknya dengan memanfaatkan tenaga listrik (Dewi). Sumber tegangan
yang dibutuhkan relay single channel untuk bekerja sebesar 3.75V ~ 6V dengan
arus listrik sebesar 2mAsaat keadaan idle dan 70mA saat aktif.

Gambar 2.6 Relay Single Channel

6
BAB III
METODOLOGI DAN PERANCANGAN

3.1 Spesifikasi Sistem dan Prinsip Kerja


1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini diantara lain adalah
Laptop ASUS VivoBook S14 berspesifikasi Intel® Core™ i7-
8550U/8GB/1TB HDD + 256G SATA SSD/Windows 10 Home.
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan ini,
yaitu Nodemcu ESP8266 dengan firmware berbasis e-Lua dan memiliki
realtime push notifikasi. dengan spesifikasi memiliki besar tegangan input
3.3 - 5V, dengan 13 pin GPIO, 10 kanal PWM, 1 pin 10-bit ADC, 4 MB
flash memori, dengan frekuensi 2.4 Ghz - 22.5 Ghx dan USB port. Sensor
yang digunakan menggunakan sensor gas MQ-2 yang digunakan untuk
mendeteksi konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan
output membaca sebagai tegangan analog. Sensor gas asap MQ-2 dapat
langsung diatur sensitivitasnya dengan memutar trimpot nya. Sensor dapat
mengukur konsentrasi gas mudah terbakar dari 300 sampai 10.000 sensor
ppm. Dapat beroperasi pada suhu dari -20℃ sampai 50℃ dan
mengkonsumsi arus kurang dari 150 mA pada 5V. Relay 1 channel module
merupakan suatu piranti yang menggunakan elektromagnetik untuk
mengoperasikan seperangkat kontak saklar. Susunan sederhana module
relay terdiri dari kumparan kawat penghantar yang dililitkan pada inti besi.
Bila kumparan diberi energi, medan magnet yang terbentuk menarik
amatur berporos yang digunakan sebagai pengungkit mekanisme saklar.
dan menggunakan buzzer dan LED untuk notifikasinya.

2. Prinsip dan Cara Kerja


Prinsip dan cara kerja yang digunakan dalam percobaan ini adalah
perancangan alat mikrokontroler pada nodeMCU ESP8266. Merangkai
komponen satu sama lain sampai alat benar-benar aktif dan siap untuk
digunakan. penerapan dilakukan pada cetakan 3D printing yang sudah

7
dibuat dan menggunakan shield nodeMCU untuk memudahkan pengerjaan
dan pencarian jika terjadi masalahnya. sensor gas MQ-2 akan melakukan
pembacaan gas dan akan mengirimkan ke mikrokontroler yang nantinya
akan diolah jika data dari sensor mendeteksi sebesar 900 ppm lebih maka
akan membunyikan buzzer dan akan mengirimkan notifikasi kemudian
menyalakan led dan relay-nya untuk mematikannya. prinsip kerja dari
pada sensor MQ-2 dilakukan secara analog untuk pembacaannya dan
dikirimkan ke mikrokontrolernya.

3.2 Blok diagram

Gambar 3.1 Blok diagram sistem

Jalannya sistem ini berdasarkan pemaparan blok diagram diatas (Gambar 3.1)
adalah mikrokontroler akan menerima input berupa baterai, switch, dan sensor sebelum
mendeteksi adanya gas bocor yang nantinya akan diteruskan ke arduino yang sudah
terprogram, lalu program akan melakukan pengecekan pada program melalui kondisi
yang sudah ditentukan. jika nantinya memenuhi syarat kondisi, maka sistem akan
berlanjut ke output yaitu switch, buzzer, relay, dan LED setelah terdeteksi gas bocor.

3.3 Perancangan sistem


Perancangan sistem adalah perancangan input, output dan posisi sensor secara
menyeluruh.

8
• Bagian Sensor MQ-2

Gambar 3.2 Sensor MQ-2

Sensor MQ-2 memiliki 3 buah kaki yang dipresentasikan menjadi kabel


hijau, oranye, dan biru.
- Kabel kuning dihubungkan ke shield node MCU untuk mengirim
masukan kedalam node MCU dengan sinyal analog.
- Kabel merah dihubungkan ke shield node MCU untuk menjadi
ground.
- Kabel hitam dihubungkan ke shield node MCU untuk menjadi
sumber tegangan 3 volt yang diambil dari node MCU.

• Node MCU & Shield

Gambar 3.3 Node MCU & Shield

Node MCU sebagai modul mikrokontroler pemroses dari sistem yang


dibuat. Selain itu, juga sebagai pengendali komponen elektronika lainnya.
Node MCU seperti otak dalam tubuh manusia. Pada node MCU memiliki

9
kelebihan dibanding dengan mikrokontroler lainnya, yaitu memiliki
kemampuan untuk dapat dijadikannya perangkat IOT yang terhubung
langsung dengan wifi, sehingga user dapat melakukan komunikasi dengan
Node MCU secara jarak jauh. Berikut pin-pin yang digunakan pada sistem
Gas Leak Detector:
- Pin A0 terhubung dengan pin pada sensor gas MQ-2.
- Pin D0 terhubung dengan pin pada relay 1 switch.
- Pin D1 terhubung dengan pin pada buzzer.
- Pin D2 terhubung dengan LED.
- Pin 3V dihubungkan dengan semua sensor, buzzer, switch, dan LED.
- Pin gnd dihubungkan dengan semua sensor, buzzer, switch, dan
LED.
Pada shield Node MCU terdapat komponan yang memiliki semua pin
untuk dapat lebih digunakan sebagai percobaan. Shield digunakan untuk
merangkai elektronika yang bersifat sementara untuk uji coba. Komponen
yang ada pada shield node MCU sebagai berikut.
- Power input yang dapat digunakan sebagai masukan daya alternatif
selain pada micro USB pada node MCU.
- Shield memiliki banyak input, ground, dan input 3V sebagai
masukan yang memudahkan pada saat melakukan percobaan.
- Shield memiliki pin input untuk dapat dihubungkan dengan node
MCU sesuai dengan pin-pin bawaannya.

• Bagian Relay 1 Switch

Gambar 3.4 Relay 1 switch

10
Relay 1 switch memiliki 3 buah kaki yang dipresentasikan menjadi
kabel hijau, biru, dan ungu.
- Pin hijau terhubung dengan shield node MCU pada pin D0.
- Pin biru terhubung dengan ground pada shield node MCU.
- Pin ungu terhubung dengan input 3 volt pada shield node MCU.

• Bagian Buzzer

Gambar 3.5 Buzzer

Buzzer memiliki 3 buah kaki yang dipresentasikan menjadi kabel hijau,


oranye, dan biru.
- Pin oranye terhubung dengan shield node MCU pada pin D1.
- Pin biru terhubung dengan ground pada shield node MCU.
- Pin hijau terhubung dengan input 3 volt pada shield node MCU.

11
• LED

Gambar 3.6 LED

LED memiliki 2 buah kaki yang dipresentasikan menjadi kabel pink,


dan ungu.
- Pin pink terhubung dengan shield node MCU pada pin D2.
- Pin ungu terhubung dengan ground pada shield node MCU.

3.4 Sequence Diagram


Untuk memodelkan cara kerja sistem, menggunakan flow diagram yang
berfungsi untuk melakukan gambaran dasar terkait cara kerja pada mikrokontroler
dengan mencantumkan informasi yang mengalir dari segi input maupun output.
Flow diagram fokus pada arus, informasi, dan tujuan data hingga bagaimana data
tersebut dapat disimpan.
• Flow Diagram
Pada flow diagram saat alat masih kondisi dimatikan maka
mikrokontroler belum aktif. Namun setelah dihidupkan maka disalurkan
ke sensor terlebih dahulu. Pada sensor dilakukan seleksi-kondisi jika pada
sensor kekuatannya terdapat 800 ppm, maka diteruskan di mikrokontroler

12
yang diproses. Jika lebih dari 800 ppm maka akan ada notifikasi berupa
ada kebocoran gas, sedangkan jika kurang dari 800 ppm, maka
dikembalikan ke sensor. Namun saat ada notifikasi, maka akan menerima
output pada LED, relay, dan buzzer. Jika gas tidak terdeteksi bocor atau
sudah terdeteksi, maka buzzer, relay, dan LED dimatikan.

Gambar 3.7 Flow Diagram

3.5 Diagram Skematik


Untuk menggambarkan hubungan antar hardware secara detail dapat
menggunakan schematic. Di dalam schematic komponen tambahan seperti resistor,
transistor, IC, header/port, dan OP-AMP akan dijelaskan. Schematic berguna saat
ingin merangkai hardware dalam proses penggabungan dengan flow diagram.
Schematic dapat membantu merancang seluruh rangkaian sebelum membangun,
atau memecahkan masalah elektronik yang telah berhenti bekerja. Schematic juga
dapat digunakan untuk menjelaskan secara umum bahwa fungsi elektronik tanpa
merinci perangkat keras atau perangkat lunak yang digunakan dalam elektronik
yang sebenarnya. Berikut schematic dari sistem Gas Leak Detector.

13
Gambar 3.8 Diagram Skematik

14
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Flowchart pemrograman


Flowchart adalah adalah suatu bagan dengan simbol-simbol tertentu yang
menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses
(instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program (Informatikalogi, n.d.).
Berikut Flowchart Gas Leak Detector menggunakan sensor gas MQ-2.

Gambar 4.1 Flowchart sistem

15
4.2 Implementasi dan Hasil uji
Implementasi adalah tindakan atau sebuah proses gagasan yang sudah disusun
sedemikian rupa dengan cermat dan detail. Berikut merupakan gambaran
implementasi dari Gas Leak Detector, tetapi untuk melakukan percobaan
menggunakan gas LPG asli merupakan hal yang berbahaya, maka proses
implementasi akan digambarkan dengan menggunakan gas pada korek api. Bentuk
dari alat Gas Leak Detector ketika diimplementasikan didunia nyata dapat dilihat
pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Susunan implementasi

Sensor diletakkan sedikit keluar seperti pada Gambar 4.3. Hal ini bertujuan
untuk memperoleh pembacaan data besaran gas oleh sensor agar dapat men-trigger
node MCU.

Gambar 4.3 Tampak depan Gas Leak Detector

16
Implementasi dari Gas Leak Detector ketika sensor MQ-2 mendeteksi gas
dengan besaran lebih dari 800 ppm dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Pengujian sistem

Implementasi dari Gas Leak Detector ketika sensor MQ-2 mendeteksi gas
dengan besaran kurang dari 800 ppm dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Pengujian sistem 2

Hasil pengujian projek dilakukan dengan cara meng-compile source code yang
tertera, dimana hasilnya tidak terjadi error dan program berhasil dijalankan dengan
baik. Pada saat gas terdeteksi memiliki besar ppm lebih dari 800 ppm, maka
terindikasi adanya kebocoran gas pada lingkungan yang selanjutnya akan
mengirimkan notifikasi kepada smartphone dan memberikan peringatan dini
dengan menggunakan buzzer, LED, dan relay yang terhubung dengan kipas atau

17
blower. Sedangkan pada saat sensor tidak mendeteksi gas dengan nilai kurang dari
800 ppm, maka hal tersebut menandakan bahwa tidak adanya kebocoran gas.

Gambar 4.6 Tampilan ‘Done Compiling’ pada Arduino IDE

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pengambilan judul project “Gas Leak Detector menggunakan Sensor Gas MQ-
2” ini berdasarkan dari masih banyaknya rasa kurang waspada terhadap kebocoran
gas LPG yang terjadi di lingkungan masyarakat. Kebocoran gas ini dapat
mengkibatkan terjadinya ledakan yang dapat menimbulkan korban jiwa. Atas
penggunaan dasar tersebut, penulis membuat suatu perencanaan blok diagram,
sequence diagram, skematik diagram, beserta dengan cara untuk
mengimplementasikannya. Pada saat melakukan percobaan, 3D printer akan
digunakan untuk membuat sebuah prototype yang memudahkan penulis saat
melakukan debugging, serta pengujian alat akan dilakukan dengan menggunakan
gas yang terdapat pada korek api.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk pengembangkan projek selanjutnya adalah
dengan mendesain kembali bentuk alat menjadi lebih kecil agar lebih efisien,
sehingga akan memudahkan pengguna dalam memakai alat “Gas Leak Detector”

19
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, N. H. (n.d.). Prototype Smart Home Dengan Modul NodeMCU ESP8266


Berbasis Internet Of Things (IOT). 3-4.

Informatikalogi. (n.d.). Pengertian Flowchart dan Jenis-jenisnya. Retrieved from


Informatikalogi.com: https://informatikalogi.com/pengertian-flowchart-
dan-jenis-jenisnya/

Sarmidi. (2019). Pendeteksi Kebocoran Gas Menggunakan Sensor MQ-2 Berbasis


Arduino Uno. JUMANTAKA, 03(01), 54-55. Retrieved Juni 2021

20
LAMPIRAN I: SOURCE CODE

#include <ESP8266WiFi.h>
#include <BlynkSimpleEsp8266.h>

char auth[] = "8f8drjVS7o-giwp5bzP8HvbllmDRgyhx";


char ssid[] = "AndroidHotspot9084";
char pass[] = "oooooooo";

#define RELAY_1 D0
#define RELAY_ON 0
#define RELAY_OFF 1

int pembacaansensor = 0;

const int gasPin = A0;


const int pinBuzzer = D1;
const int LED = D2;

void setup()
{
Serial.begin(115200);
Blynk.begin(auth, ssid, pass);
pinMode(RELAY_1, OUTPUT);
pinMode(pinBuzzer, OUTPUT);
pinMode(LED, OUTPUT);
digitalWrite(RELAY_1, RELAY_OFF);
}

void loop()
{
pembacaansensor = analogRead(A0);
Serial.println(pembacaansensor, DEC);

if (pembacaansensor < 790)


{
digitalWrite(RELAY_1, RELAY_OFF);
digitalWrite(pinBuzzer, HIGH);
digitalWrite(LED, LOW);
}

else
{
Blynk.notify("ADA KEBOCORAN GAS LPG");
digitalWrite(RELAY_1, RELAY_ON);
digitalWrite(pinBuzzer, LOW);
digitalWrite(LED, HIGH);
}

Blynk.run();
}

21

You might also like