You are on page 1of 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : M TRI NANDO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044626091

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4210/Hukum Lingkungan

Kode/Nama UPBJJ : 17/Jambi

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. A. Apakah penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat diselesaikan di luar
pengadilan (melalui alternatif penyelesaian sengketa)? Jelaskan
pengecualiannya! Jelaskan berdasarkan dasasr hukumnya!
Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar
pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa (Pasal 84
ayat (1) UUPP LH). Agar bertujuan : melindungi hak keperdataan para pihak yang
bersengketa dengan cara cepat dan efisien. Sasarannya : 1. Pencemaran dan kerusakan
lingkungan dapat dihentikan, Ganti kerugian dapat diberikan, Penanggung jawab
usaha/kegiatan menaati peraturan perundangan di bidang LH serta Pemulihan lingkungan
dapat dilaksanakan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan: (extrajudicial settlement
of dispute – alternative dispute resolution, ADR) terdapat dalam Pasal 85 UUPPLH,
menyebutkan Penyelesaian sengketa LH di luar pengadilan, diselenggarakan untuk
mencapai kesepakatan bentuk dan besarnya ganti rugi, dan/atau tindakan tertentu, guna
menjamin tidak akan terjadinya atau terulangnya dampak negatif terhadap lingkungan
hidup. Penyelesaian sengketa Lingkungan Hidup secara non litigasi dapat dilakukan
dengan mekanismenya menggunakan Alternatif Penyelesaian Sengketa sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa. Alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan dengan cara
konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
B. Hal-hal apa saja yang dapat disepakati para pihak dalam penyelesaian
sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan?
Berdasarkan Pasal 85 UU 32/2009 "(1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar
pengadilan dilakukan untuk mencapai kesepakatan mengenai: a. bentuk dan besarnya
ganti rugi; b. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan; c. tindakan
tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya pencemaran dan/atau perusakan;
dan/atau; d. tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan
hidup.”; Ayat (2) “Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku terhadap tindak
pidana lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.”; (3) “Dalam
penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dapat digunakan jasa
mediator dan/atau arbiter untuk membantu menyelesaikan sengketa lingkungan hidup."
2. Bacalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berikan analisa pasal-pasal mana saja yang
memuat sanksi pidana sebagai premium remidum dalam penegakan hukum
lingkungan.
Posisi Primum Remedium dalam konteks hukuman bukan lagi menjadi upaya terakhir,
melainkan menjadi upaya pertama untuk membuat jera orang yang melakukan pelanggaran
yang bersifat pidana. Hukuman pidana dijadikan hal yang paling penting untuk
menghukum dimana seorang pelaku yang dapat merugikan atau pun mengganggu
ketentraman umum. Asas Primum Remedium ini pada Pasal 97 sampai dengan Pasal 120
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH).

You might also like