UNIVERSITAS TERBUKA 1. A. Apakah penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat diselesaikan di luar pengadilan (melalui alternatif penyelesaian sengketa)? Jelaskan pengecualiannya! Jelaskan berdasarkan dasasr hukumnya! Penyelesaian sengketa lingkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa (Pasal 84 ayat (1) UUPP LH). Agar bertujuan : melindungi hak keperdataan para pihak yang bersengketa dengan cara cepat dan efisien. Sasarannya : 1. Pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dihentikan, Ganti kerugian dapat diberikan, Penanggung jawab usaha/kegiatan menaati peraturan perundangan di bidang LH serta Pemulihan lingkungan dapat dilaksanakan Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan: (extrajudicial settlement of dispute – alternative dispute resolution, ADR) terdapat dalam Pasal 85 UUPPLH, menyebutkan Penyelesaian sengketa LH di luar pengadilan, diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan bentuk dan besarnya ganti rugi, dan/atau tindakan tertentu, guna menjamin tidak akan terjadinya atau terulangnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Penyelesaian sengketa Lingkungan Hidup secara non litigasi dapat dilakukan dengan mekanismenya menggunakan Alternatif Penyelesaian Sengketa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Alternatif penyelesaian sengketa di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli. B. Hal-hal apa saja yang dapat disepakati para pihak dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan? Berdasarkan Pasal 85 UU 32/2009 "(1) Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dilakukan untuk mencapai kesepakatan mengenai: a. bentuk dan besarnya ganti rugi; b. tindakan pemulihan akibat pencemaran dan/atau perusakan; c. tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terulangnya pencemaran dan/atau perusakan; dan/atau; d. tindakan untuk mencegah timbulnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup.”; Ayat (2) “Penyelesaian sengketa di luar pengadilan tidak berlaku terhadap tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.”; (3) “Dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan dapat digunakan jasa mediator dan/atau arbiter untuk membantu menyelesaikan sengketa lingkungan hidup." 2. Bacalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Berikan analisa pasal-pasal mana saja yang memuat sanksi pidana sebagai premium remidum dalam penegakan hukum lingkungan. Posisi Primum Remedium dalam konteks hukuman bukan lagi menjadi upaya terakhir, melainkan menjadi upaya pertama untuk membuat jera orang yang melakukan pelanggaran yang bersifat pidana. Hukuman pidana dijadikan hal yang paling penting untuk menghukum dimana seorang pelaku yang dapat merugikan atau pun mengganggu ketentraman umum. Asas Primum Remedium ini pada Pasal 97 sampai dengan Pasal 120 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).