Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Drum adalah kelompok alat musik perkusi yang terdiri dari kulit yang direntangkan
dan dipukul dengan tangan atau sebuah batang (stik). Selain terbuat dari kulit, drum juga
dapat dibuat menggunakan bahan lain, misalnya plastik. Kini drum sudah tersebar di
belahan dunia dengan berbagai macam jenis seperti kendang, timpani, bodhran, ashiko,
snare drum, bass drum, tom-tom, beduk, dan lainnya.
Dalam music pop, rock, dan jazz, drum biasanya mengacu pada drum kit atau drum
set, yaitu sekelompok drum yang biasanya terdiri dari snare drum, tom-tom, bass drum,
cymbal, hi-hat, dan kadang ditambah berbagai alat musik drum listrik. Orang yang
memainkan drum set ini biasa disebut dengan “drummer”.
Penyandang cacat adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik dan/mental
yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk
melakukan secara layak. Tujuan dari pembuatan instrumen tersebut adalah untuk
mewujudkan cita-cita difabel dalam berkarya melalui drum.
1.2. Tujuan Praktikum
Diasumsikan bahwa perbedaan pemain drum yang mengalami difabel dengan jenis
yang teramputasi sebelah kanan atau keduanya teramputasi sampai pangkal paha. Asumsi
kedua dalam percobaan ini difabel yang disandang merupakan difabel pada bagian kaki.
Asumsi ketiga dalam percobaan ini para difabel masi memiliki kekuatan untuk menekan
pedal drum.
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum adalah sebagai berikut:
1. Modul Praktikum
2. Objek Amatan
3. Kursi Antropometri
4. Metris Antropometri Portable
5. Alat Bantu Ukur
6. Lembar Pengamatan
Prosedur yang dilaksanakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Bermain musik merupakan kebebasan setiap orang, bukan hanya orang normal saja
yang bisa bermain musik, orang difabel pun juga bisa memainkan alat musiknya meskipun
cara bermainnya yang berbeda sesuai dengan jenis difabelnya. alat musik orang normal tidak
akan bisa dimainkan oleh pemain difabel. kali ini kita akan berfokus ke alat musik drum. Alat
musik drum merupakan alat musik yang menggunakan anggota tubuh seperti tangan dan
kaki. Apa jadinya jika pemain yang kehilangan salah satu kakinya bermain drum? Apakah
mungkin pemain drum difabel bisa bermain layaknya orang normal pada umumnya? Studi
kasus kita kali ini berfokus pada difabel amputasi kaki kanan hingga pangkal paha.
Kaki dan tangan merupakan alat yang sangat krusial dalam bermain drum. Dua tangan
digunakan untuk memegang stik kemudian dipukul ke drum dan dua kaki yang digunakan
untuk menginjak pedal dan Hi-hat. dalam hal ini dapat dilihat bahwa jika pemain drum
kehilangan salah satu anggota tubuhnya maka pemain tersebut akan mengalami kesusahan
dan bisa membuat pemain tersebut tidak bersemangat.
Dalam Kondisi normal pemain drum pastinya juga harus disertai dengan tempat
duduk yang nyaman. contoh tempat duduk drum yang nyaman dapat disesuaikan dengan
kondisi lutut yang minimal membentuk sudut 90 derajat dan sesuai dengan lebar pinggul.
selain itu tempat duduk drum juga bisa di adjust sesuai dengan kenyamanan pengguna.
Dalam bermain drum kaki kanan digunakan untuk menginjak pedal bass drum. Saat pemain
drum kehilangan kaki kanannya maka bass drum tidak terinjak dan menghasilkan permainan
yang jelek. tidak mungkin juga jika pemain drum difabel tersebut menginjak pedal
menggunakan tempat duduknya, karena hal tersebut dapat menimbulkan ketidak nyamanan
oleh penggunanya dan tidak sesuai dengan kaidah ergonomi. oleh karena itu, kita sepakat
untuk mengambil studi kasus ini guna membantu para drummer difabel untuk berkarya dan
bersemangat.
2.2. Data Antropometri
PEREMPUAN
Objek Penelitian
Dimensi 1 2 3 4 5
Objek Penelitian
Dimensi 1 2 3 4 5 6
34,5
D22 33,8 35,3 37,3 37,9 36
D23 41 46,65 45,4 55 46,7 46
PEREMPUAN
Dimensi Persentil
LAKI-LAKI
Dimensi Persentil
Proses dalam memainkan drum merupakan proses yang sulit karena membutuhkan
banyak anggota tubuh yang bergerak. Untuk memaksimalkan prosesnya, ilmu antropometri
dalam ergonomi diperlukan agar pemain dapat memainkannya secara nyaman dan leluasa.
Analisa perbaikan dari permasalahan bagi pecinta drum untuk kaum difabel adalah:
1. Panjang dari dudukan kursi ke lantai harus diperhatikan, karena bila tidak pas atau
tidak nyaman, akan menyebabkan kesulitan dalam permainan. Dengan itu, custom
made pengganti betis untuk memukul bagian bawah drum sangatlah diperlukan.
Dimensi Persentil
no Pengukuran
tubuh
5th 10th 50th 90th 95th
D12 12,60
1 Tebal paha 13,53 16,8 20,10 21,03
D14 46,44
2 Panjang popliteal 47,18 49,8 52,34 53,07
D16 34,63
3 Tinggi popliteal 36,09 41,2 46,33 47,79
PEREMPUAN
Dimensi Persentil
no Pengukuran
tubuh
5th 10th 50th 90th 95th
D12 10,58
1 Tebal paha 11,16 13,2 15,20 15,78
D14 44,36
2 Panjang popliteal 44,92 46,9 48,88 49,44
D16 35,92
3 Tinggi popliteal 36,52 38,6 40,72 41,32
Dime Ukuran
Pilihan
nsi persentil
no Pengukuran Alasan (memilih persentil tersebut)
Tubu yang
Tubuh
h digunakan
3.1. Kesimpulan
Dengan adanya produk ini dapat menyalurkan keinginan drummer difabel dalam
memainkan drum dengan memperhatikan kondisi tubuh mereka dimana sudah di ukur
sedemikian rupa agar memberikan rasa nyaman ketika menggunakan pedal tersebut dan
pastinya mempermudah para difabel agar terus menciptakan karya-karyanya. Pada
praktikum antropometri ini kami menggunakan 3 dari 36 dimensi tubuh yang diukur yaitu
D12 (tebal paha), D14 (panjang popliteal), dan D16 (tinggi popliteal) dikarenakan ketiga
dimensi tersebut berhubungan langsung terhadap pedal yang akan kami buat.
Untuk mendapatkan dimensi tersebut digunakan alat dan bahan ,yakni kursi
antropometri, metris antropometri, dan alat bantu ukur. Pengolahan data antropometri
tersebut menggunakan persentil 5, 10, 50, 90, dan 95. Namun untuk D12 kami menggunakan
persentil 50 dikarenakan ukuran paha orang berbeda-beda. Untuk D14 kami menggunakan
persentil 10 dikarenakan panjang difabel kami asumsikan lebih kecil/pendek dari pada
manusia normal. Untuk D16 kami mengambil persentil 50 karena kami menilai bahwa posisi
duduk orang difabel dengan orang normal tidak akan jauh berbeda. Sebelum menghitung
persentil, perhitungan rata-rata dan standar deviasi perlu dilakukan
3.2. Saran
Dengan adanya praktikum ini, disarankan bahwa harusnya ada fokus pada objek.
Selain itu, diperlukan adanya kehati-hatian pada lingkungan praktikan saat praktikum
berjalan sehingga tidak terjadi hal yang buruk.