Professional Documents
Culture Documents
Laporan SAP VINKA DAN FANNY-1
Laporan SAP VINKA DAN FANNY-1
PENYULUHAN GIZI
Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Penyuluhan Gizi
Asuhan Gizi Klinik (AGK)
Disusun Oleh:
2022
1
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Penyuluhan Gizi yang berjudul “Diet TETP Penderita TBC Paru” yang
telah dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2022 dan telah mendapatkan
persetujuan dari pembimbing
Pembimbing
NIP.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Penyuluhan Gizi di RSUD Al-
Ihsan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat tahun 2022. Laporan ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas Asuhan Gizi Klinik (AGK) dalam Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak dibawah ini yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi
sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan baik dalam penyusunan kalimat maupun dalam isi dari
laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan laporan selanjutnya
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP).........................................................3
A. Tujuan Instruksional Umum.........................................................................3
B. Tujuan Instruksional Khusus........................................................................3
C. Metode..........................................................................................................3
D. Proses Pemberian Penyuluhan......................................................................4
E. Alat dan Media..............................................................................................6
F. Materi............................................................................................................6
LAPORAN KEGIATAN.........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
LAMPIRAN............................................................................................................9
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Waktu : 30 menit
C. Metode
3
D. Proses Pemberian Penyuluhan
Tahapan Kegiatan
No Metode Media Waktu
Penyuluhan
4
tips
pemilihan
bahan
makanan
g. Contoh menu
sehari
5
E. Alat dan Media
F. Materi
1. Definisi TBC
Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi akibat kuman
Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan langsung dari manusia ke
manusia melalui percikan dahak. Kuman batang aerobik dan tahan
asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit.
Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainya (Depkes RI, 2002). Kuman
Mycobacterium tuberculosis pada umumnya menyerang paru - paru
dan sebagian lagi dapat menyerang di luar paru - paru, seperti kelenjar
getah bening (kelenjar), kulit, usus/saluran pencernaan, selaput otak,
dan sebagianya (Laban, 2008).
2. Tujuan Pemberian Diet TBC
Terapi diet bertujuan memberikan makanan secukupnya guna
memperbaiki dan mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta
memperbaiki status gizi agar penderita dapat melakukan aktifitas
normal. Tujuan pelayanan gizi pada tuberculosis
a. Meningkatkan status gizi atau mempertahankan status gizi baik
b. Meningkatkan kekebalan tubuh
c. Memperbaiki nafsu makan
d. Mengatasi infeksi dan komplikasi
e. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang gizi
berkaitan dengan tuberkulosis
6
7
LAPORAN KEGIATAN
Tempat Kegiatan : Gedung Poli Paru RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa Barat
- Fanny Pramandita
- Vinka Citra Primadisya
Peserta Kegiatan : Internal Instalasi Poli Paru RSUD Al-Ihsan Provinsi Jawa
Barat
Pembahasan
8
DAFTAR PUSTAKA
9
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian TBC
Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi akibat kuman
Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan langsung dari manusia ke
manusia melalui percikan dahak. Kuman batang aerobik dan tahan asam
ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Sebagian besar
kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
lainya (Depkes RI, 2002). Kuman Mycobacterium tuberculosis pada
umumnya menyerang paru - paru dan sebagian lagi dapat menyerang di
luar paru -paru, seperti kelenjar getah bening (kelenjar), kulit, usus/saluran
pencernaan, selaput otak, dan sebagianya (Laban, 2008).
B. Penyebab dan Gejala TBC
Penyebab penyakit Tuberkulosis adalah kuman Tuberkulosis yang
disebut Mycobacterium Tuberculosis, dimana sebagian besar menyerang
paru yang disebut Tuberkulosis paru, selain itu dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya diluar paru atau disebut Tuberkulosis ekstraparu.
Gejala yang ditemukan pada pasien Tuberkulosis adalah:
1. Gejala utama adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.
2. Gejala tambahan yang sering dijumpai dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak napas, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa
kurang enak badan (malaise), berkeringat pada malam hari walaupun
tanpa kegiatan, demam yang berulang lebih dari sebulan.
C. Hubungan Kebutuhan Gizi dengan Tuberkulosis (Bahaya TBC)
Bila dikaitkan dengan status gizi bahwa gizi merupakan faktor
pendukung bagi penanggulangan penyakit infeksi seperti Tuberkulosis,
maka gizi yang seimbang dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan penyakit Tuberkulosis.
10
Risiko komplikasi, termasuk kematian pada pasien Tuberkulosis
dipengaruhi oleh status gizi secara individual. Status gizi dan
utilisasi/penggunaan zat gizi menjadi terganggu akibat adanya infeksi.
Selain itu dengan adanya infeksi, kebutuhan zat gizi menjadi meningkat
karena tubuh memerlukan energi untuk melawan penyakit.
Adanya ketidakmampuan memenuhi kebutuhan zat gizi yang
meningkat akan mengakibatkan tubuh mengalami defisiensi/ kekurangan
zat gizi terutama energi dan protein. Karena itulah tubuh menggunakan
cadangan energi yang menyebabkan penurunan berat badan, lemah dan
status gizi menurun. Oleh karena itu kebutuhan bahan makanan yang
mengandung antioksidan seperti vitamin C, vitamin E dan karoten
meningkat. Antioksidan sangat dibutuhkan untuk melindungi paru dari
proses inflamasi akibat asap rokok dan polutan lainnya yang juga menjadi
faktor risiko terjadinya penyakit Tuberkulosis itu sendiri. Obat anti
tuberkulosis (rimfampisin dan INH) dan beberapa obat lini kedua dapat
mengganggu absorpsi zat gizi apabila diminum bersamaan dengan
makanan. Kondisi diatas menunjukkan pentingnya perencanaan kebutuhan
gizi dan pemantauan terhadap asupan makanan serta status gizi pasien,
disamping pemantauan terhadap pengobatan Tuberkulosis.
Pada orang terinfeksi kuman Mycobacterium Tuberculosis terjadi
gangguan sistem kekebalan pada tubuh. Gangguan sistem kekebalan tubuh
pada kondisi yang parah akan menyebabkan penurunan status gizi yang
dapat disebabkan oleh karena kurangnya asupan makanan yang
disebabkan oleh anoreksia, malabsorpsi, dan meningkatnya penggunaan
zat gizi dalam tubuh.
Status gizi yang menurun sering dijumpai pada pasien
Tuberkulosis termasuk kehilangan lean body mass yang ditandai dengan
penurunan berat badan. Penyakit Tuberkulosis biasanya berhubungan
dengan rendahnya kadar mikronutrient serum seperti Zinc, Vitamin A,
Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E.
11
a. Kurang energi dan zat gizi makro
Kurang energi dan zat gizi makro (protein, lemak, dan karbohidrat)
merupakan faktor risiko berkembangnya Tuberkulosis Laten menjadi
Tuberkulosis Aktif yang berkaitan dengan sistem imunitas tubuh dan
status gizi, serta mempermudah terjadinya infeksi Tuberkulosis
Primer/baru. Beberapa tanda dan gejala utama antara lain kelaparan,
anemia, hilangnya protein dan jaringan otot serta lemak tubuh.
Anoreksia, kaheksia dan tubuh yang lemah dapat meningkatkan
risiko Tuberkulosis dan sebaliknya Tuberkulosis dapat memperburuk
status gizi. Pada pasien dengan TB-HIV sering disertai diare yang
dapat menyebabkan kehilangan zat gizi makro dan mikro. Kurang
energi dan protein akan menurunkan imunitas sehingga dapat
merusak efektivitas protektif vaksin BCG.
b. Kurang gizi mikro
Kekurangan energi dan zat gizi makro menyebabkan defisiensi Zinc,
vitamin A, vitamin C, vitamin D dan Fe, serta mengakibatkan
kerusakan imunitas sel yang sangat kritis untuk melawan
Tuberkulosis. Zat gizi mikro tersebut juga sangat penting pada
pencegahan resistensi OAT. Pada pasien Tuberkulosis umumnya
ditemukan gejala anemia, namun pemberian Fe tidak dianjurkan.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa pemberian Fe dapat
menyebabkan multiplikasi kuman Tuberkulosis, sehingga
memperberat penyakit.
c. Peran gizi dalam penyembuhan pasien tuberculosis
Pada Tuberkulosis terjadi peningkatan Resting Energy Expenditure
(REE) karena metabolisme meningkat, sehingga kebutuhan energi,
protein dan zat gizi mikro akan meningkat. Pemenuhan energi,
protein dan zat gizi mikro tersebut perlu diperhatikan, mengingat
pada pasien Tuberkulosis seringkali terjadi gangguan gastrointestinal,
baik karena penyakitnya maupun efek dari OAT serta penurunan
nafsu makan yang akan berdampak pada asupan makanan. Selain itu
penurunan konsentrasi zat gizi mikro akan berdampak pula terhadap
12
imunitas pasien Tuberkulosis, sehingga pasien lebih rentan terhadap
reaktivasi penyakit dan risiko komplikasi.
d. Status gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
dengan biofisik, biokimia dan antropometri, karena relatif lebih
mudah, murah dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (Djiteng,
1989). Indikator yang digunakan dalam penilaian status gizi adalah
Index Masa Tubuh dihitung dengan pembagian Berat Badan (dalam
kilogram) dan Tinggi Badan (dalam meter) pangkat dua (Supariasa,
2002) dengan rumus:
Berat badan( kg)
IMT: 2
Tinggi badan(m )
Katagori IMT menurut (WHO, 2004) sebagai berikut:
Normal 18,5-22,9
Obesitas ≥27
13
j. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang gizi
berkaitan dengan tuberkulosis
2. Macam Diet untu Penyakit TBC
a. Diet Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1) Energi: 2600 kkal,
protein 100 gr (2/kg BB).
b. Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II) Energi 3000 kkal,
protein 125 gr (2,5 gr/kg BB)
Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diit Tinggi
Energi Tinggi Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita.
3. Syarat dan Prinsip Diet
a. Makanan yang diberikan mengandung energi dan protein tinggi
(Tinggi Energi Tinggi Protein)
b. Karbohidrat cukup (60-70% total energi)
c. Lemak cukup (20 – 25% total energi)
d. Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin C dan Fe (Minimal
sesuai KGA).
e. Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien
f. Makanan mudah cerna
g. Makanan tidak merangsang
h. Frekuensi makan dapat sampai 6 kali makanan utama dengan porsi
kecil yang padat gizi. Makanan padat gizi dapat dibuat dengan
menambahkan susu, telur, tepung, minyak, santan, dll dalam
makanan.
E. Bahan Makanan Penderita TBC
14
E= 366 kkal
Ubi jalar merah Kh= 69,1 g
E= 151 kkal
Kentang Kh= 35,4 g
E= 62 kkal
Singkong Kh= 13,5 kkal
E= 154 kkal
Kh= 36,8 g
15
Kangkung Fe= 0,7 mg
Vit. A= 2828 mcg
Vit. C= 17 mg
Fe= 2,3 mg
16
(12) Jika membeli makanan, pilih makanan yang segar, perhatikan
keutuhan kemasan dan tanggal kadaluarsa pada produk makanan
jadi/pabrikan
(13) Menyimpan makanan matang dalam kondisi tertutup paling lama 3
jam atau dihangatkan kembali.
G. Contoh Menu Sehari
17
LAMPIRAN 2
FOTO KEGIATAN
18
LAMPIRAN 3
BERITA ACARA PENYULUHAN
Mengetahui,
19
20
Lampiran 3. Absensi Peserta
Daftar Hadir Penyuluhan
21