You are on page 1of 9

PERANAN DINAS PERHUBUNGAN

DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN MASYARAKAT


DI BIDANG ANGKUTAN KOTA
(Studi pada Dinas Perhubungan Kota Malang)

Novia Rahma, Moch. Saleh Soeaidy, Minto Hadi


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: pitskybear@gmail.com

Abstrak: The Role of Transportation Official to Improve Public Service in Urban Transport
Sector. This study is based on the reality that the Transportation Official of Malang City has
played important role to manage this transportation issue. One effort by the Transportation
Official of Malang City in relation with public service is to improve urban transport servive given
to the public. Based on result of research, it is acknowledged that Transportation Official of
Malang City plays three roles within public service improvement. The Transportation Official may
act as regulator to make a policy or a regulation concerning with urban transport, can be a
facilitator or institution which provides structure and infrastructure related to urban transport,
and also works as evaluator to watch over every policy and each available structure and
infrastructure. The improvement effort of public service can bring positive and negative responses.
Therefore, the cooperation should be needed between the government and the public to improve
service quality in urban transport sector.

Keyword : the role of transportation official, public service, urban transport sector

Abstrak: Peranan Dinas Perhubungan dalam Meningkatkan Pelayanan Masyarakat di


Bidang Angkutan Kota. Penelitian ini didasarkan kenyataan bahwa Dishub Kota Malang
mempunyai peranan penting sebagai dinas yang menangani bidang transportasi secara umum.
Sehubungan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, salah satu
upaya yang dilakukan oleh Dishub Kota Malang adalah dengan meningkatkan pelayanan
masyarakat di bidang jasa angkutan kota. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peranan
Dishub Kota Malang dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat memiliki tiga peran.
Yakni Dishub sebagai regulator yang bertugas untuk membuat kebijakan atau aturan yang
berkaitan dengan angkutan kota, Dishub sebagai fasilitator yaitu sebagai institusi yang
menyediakan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan angkutan kota serta Dishub sebagai
evaluator yang mengawasi setiap kebijakan dan sarana prasarana yang disediakan. Di dalam upaya
meningkatkan pelayanan, usaha tersebut membawa respon positif dan negatif dari masyarakat
yang diimbangi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi upaya tersebut.

Kata kunci: peranan dinas perhubungan, pelayanan publik, angkutan kota

Pendahuluan dilaksanakan secara multidimensional,


Transportasi itu sangat dituntut dimana harus memperhatikan tidak hanya
peranannya dalam pembangunan suatu situasi dan kondisi transportasi itu sendiri
negara. Keberhasilan pembangunan yang tetapi juga harus dapat memperhatikan
telah dicapai di segala bidang, sektor lingkungan yang dipengaruhinya dan
transportasi sangat menentukan peranan mempengaruhinya termasuk sarana dan
transportasi bukan hanya untuk prasarana.
melancarkan arus barang dan mobilitas Seiring perkembangan kota maka
sumber-sumber ekonomi secara baik. kebutuhan transportasi di perkotaan
Melalui pembangunan jangka panjang meningkat pula, sehingga menyebabkan
peranan transportasi dapat memberi permasalahan transportasi menjadi sangat
pelayanan yang baik untuk kegiatan kompleks sehingga diperlukan tindakan
manusia. Sektor transportasi harus penanganan yang sesegera mungkin.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 7, Hal. 1296-1304 | 1296


Permasalahan transportasi perkotaan Bagi warga kota Malang angkot
tersebut antara lain berupa penentuan jenis merupakan sarana transportasi vital yang
moda angkutan umum, pola jaringan, izin dibutuhkan oleh masyarakat. Pemerintah
trayek angkutan, kebijakan perparkiran dan sebagai aktor dari pemberi layanan
perambuan lalu lintas. Dalam Undang- seharusnya mampu memenuhi apa saja
Undang Nomor 22 Tahun 2009, tentang yang menjadi kebutuhan-kebutuhan warga
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dijelaskan masyarakatnya. Fenomena supir angkutan
bahwa untuk keselamatan, keamanan, umum yang ugal-ugalan dan kondisi
ketertiban, dan kelancaran lalu lintas serta kendaraan tidak laik jalan merupakan
memudahkan bagi pemakai jalan, maka pemandangan umum tentang tranportasi
jalan wajib dilengkapi dengan rambu-rambu umum yang ada di Kota Malang ini.
lalu lintas. Di samping itu dalam tata Terlebih lagi maraknya kredit sepeda motor
laksana lalu lintas upaya-upaya dalam dapat membuat minat masyarakat akan jasa
menuntun, mengarahkan, memperingatkan, transportasi umum semakin menurun.
melarang dan sebagainya atau lalu lintas Dalam upaya memberikan pelayanan
yang ada dengan sedemikian rupa agar lalu kepada pengguna jasa angkutan kota, saat
lintas dapat bergerak dengan aman, lancar ini telah dioperasikan pelayanan angkutan
dan nyaman di sepanjang jalur lalu lintas kota, yang terbagi dalam 25 trayek rute
maka dibutuhkan penggunaan rambu-rambu dimana pada semua rute menjadikan pusat
lalu lintas. kota sebagai tujuan akhir, karena kawasan
Ditinjau dari aspek pergerakan pusat kota merupakan pusat kegiatan
penduduk, kecenderungan bertambahnya perdagangan dan jasa serta perkantoran
penduduk perkotaan yang semakin tinggi (Dinas Perhubungan Kota Malang, 2008).
menyebabkan semakin banyaknya jumlah Dalam memberikan pelayanan kepada
pergerakan baik di dalam maupun ke luar masyarakat, Dishub Kota Malang juga
kota. Hal ini memberi konsekuensi logis mengacu pada Keputusan Menteri
yaitu perlu adanya keseimbangan antara Perhubungan No. KM. 35 tahun 2003
sarana dan prasarana khususnya di bidang tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang
angkutan. Hal ini dimaksudkan untuk di Jalan dengan Kendaraan Umum.
menunjang mobilitas penduduk dalam Angkutan adalah perpindahan orang dan/
melaksanakan aktivitasnya. atau barang dari satu tempat ke tempat lain
Salah satu cara untuk memenuhi dengan menggunakan kendaraan. Dimana
kebutuhan pelayanan jasa angkutan ini keberadaan angkutan umum bertujuan
yaitu dengan penyediaan pelayanan untuk menyelenggarakan angkutan yang
angkutan kota. Mengingat bahwa pelayanan baik dan layak bagi masyarakat. Ukuran
angkutan kota merupakan kebutuhan yang pelayanan yang baik dan layak antara lain
harus dipenuhi terutama untuk kota-kota mencakup pelayanan yang aman, nyaman,
besar dengan kepadatan penduduk yang cepat, dan biaya murah.
tinggi. Dinas Perhubungan Kota Malang
Kota Malang merupakan kota kedua mempunyai peranan penting sebagai Dinas
terbesar di Jawa Timur setelah kota yang menangani bidang transportasi secara
Surabaya. Kota Malang yang termasuk umum termasuk mengatur dan menetapkan
dalam kategori kota besar, pada saat ini jaringan trayek angkutan kota di Malang.
telah memiliki prasarana transportasi yang Sehubungan dengan usaha-usaha untuk
cukup memadai. Prasarana transportasi meningkatkan pelayanan terbaik kepada
yang memadai akan sangat berpengaruh masyarakat, salah satu upaya yang
terhadap kuantitas dan kualitas pergerakan dilakukan oleh pemerintah daerah Kota
masyarakat dalam melakukan aktivitas Malang adalah dengan meningkatkan
sehari-hari. Seiring dengan pesatnya moda pelayanan kepada masyarakat di bidang
transportasi dan kebutuhan akan angkutan jasa angkutan kota. Meski banyak dari
umum menjadikan populasi kendaraan di masyarakat yang mengeluhkan tentang
Kota Malang semakin meningkat. buruknya pelayanan angkutan kota dan
efeknya terhadap lalu lintas, Dinas

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 7, Hal. 1296-1304 | 1297


Perhubungan tidak dapat melakukan banyak d. Pelaksanaan pelayanan teknis
tindakan. Hal ini disebabkan jangka administratif Dinas
wewenang mereka hanyalah sebatas e. Pelaksanaan Tugas lain yang
penyedia fasilitas dan pengawas. diberikan oleh Walikota sesuai
Berdasarkan permasalahan yang ada dengan Tugas dan Fungsinya.
ini, tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui peranan Dinas Perhubungan
Kota Malang di dalam meningkatkan 3. Pelayanan Publik
pelayanan masyarakat di bidang angkutan Menurut UU No 25 tahun 2009 tentang
kota, untuk mengetahui respon masyarakat Pelayanan Publik, Pelayanan publik adalah
terhadap pelayanan bidang angkutan kota kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
serta faktor-faktor pendukung dan faktor- rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
faktor penghambat dalam meningkatkan sesuai dengan peraturan perundang
pelayanan masyarakat bidang angkutan undangan bagi setiap warga negara dan
kota. penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan
Tinjauan pustaka penyelenggara pelayanan publik.
1. Peranan Pelayanan publik dapat juga diartikan
Menurut Soekanto (1987, h.221) sebagai segala kegiatan pelayanan yang
mengemukakan definisi peranan yaitu dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan
peranan lebih banyak menunjukan pada publik sebagai upaya memenuhi kebutuhan
fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu publik dalam pelaksanaan peraturan dan
proses, jadi tepatnya adalah bahwa perundang-undangan. Pada dasarnya suatu
seseorang menduduki suatu posisi atau pelayanan publik dilaksanakan dalam
tempat dalam masyarakat serta menjalankan sebuah rangkaian kegiatan terpadu yang
suatu peranan. Definisi lain seperti menurut bersifat sederhana, terbuka, lancar, tepat,
Poerwadarminta (1995, h.751), peranan lengkap, wajar, dan terjangkau. Pelayanan
adalah tindakan yang dilakukan seseorang umum harus mendahulukan kepentingan
atau sekelompok orang dalam suatu umum atau kepentingan masyarakat,
peristiwa. karena pelayanan umum berfungsi
memenuhi kepentingan masyarakat umum
2. Dinas Perhubungan yang membutuhkan pelayanan.
Dinas Perhubungan merupakan Dinas Zauhar (2001, h.4) mengatakan bahwa
Daerah yang menyelenggarakan sebagian pelayanan publik itu adalah suatu upaya
urusan pemerintahan dan pelayanan umum membantu atau memberi manfaat kepada
di bidang perhubungan. Dalam Surat publik melalui penyediaan barang atau jasa
Keputusan Walikota Malang Nomor 55 yang diperlukan oleh mereka. Pelayanan
tahun 2008 disebutkan tugas pokok Dinas publik merupakan salah satu perwujudan
Perhubungan adalah untuk melaksanakan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi
sebagian urusan Pemerintah Daerah di masyarakat di samping sebagai abdi negara.
bidang Perhubungan berdasarkan asas Budiman (2004) mengatakan bahwa
otonomi dan pembantuan. Sementara Fitzsimmons dalam tulisannya berjudul
fungsinya meliputi: Reformasi Publik di Era Reformasi
a. Perumusan kebijakan teknis di berpendapat terdapat lima indikator
bidang perhubungan pelayanan publik, yaitu:
b. Penyelenggaraan sebagian urusan 1. Reability, yaitu pemberian
pemerintahan dan pelayanan umum pelayanan yang tepat dan benar.
di bidang perhubungan 2. Tangibles, yaitu penyediaan yang
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas memadai sumber daya manusia
operasional di bidang Perhubungan dan sumber daya lainnya.
yang meliputi lalu lintas dan parkir, 3. Responsiveness, yaitu keinginan
angkutan dan terminal, sarana dan melayani konsumen dengan cepat.
operasional

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 7, Hal. 1296-1304 | 1298


4. Assurance, yaitu tingkat perhatian Instrumen penelitian yang digunakan yaitu
terhadap etika dan moral dalam peneliti sendiri, pedoman wawancara, dan
memberikan pelayanan. catatan lapangan. Metode analisis data yang
5. Empati, yaitu tingkat kemauan digunakan adalah Analisis Model Interaktif
untuk mengetahui keinginan dan oleh Miles dan Huberman (2007, h.20)
kebutuhan konsumen/masyarakat. yaitu dengan cara pengumpulan data,
Menurut Sinambela (2006, h.6) tujuan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
pelayanan publik pada dasarnya adalah kesimpulan. Pada penelitian ini yang
memuaskan masyarakat, untuk mencapai menjadi lokasi penelitian adalah Kota
kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan Malang, sedangkan situs penelitian adalah
publik yang tercermin dari: Dinas Perhubungan Kota Malang. Dan
1. Transparansi, yang menjadi fokus penelitiannya, yaitu:
2. Akuntabilitas, pertama, Peranan Dinas Perhubungan
3. Kondisional, dalam upaya peningkatan pelayanan
4. Partisipatif, masyarakat bidang angkutan kota di Kota
5. Kesamaan hak, dan Malang yang meliputi: (a) Dishub sebagai
6. Keseimbangan hak dan kewajiban. pembuat kebijakan (regulator) dalam upaya
peningkatan pelayanan masyarakat bidang
angkutan kota di Kota Malang, (b) Dishub
4. Masyarakat sebagai penyedia fasilitas (fasilitator) dalam
Menurut Hendropuspito dalam upaya peningkatan pelayanan masyarakat
bukunya Sosiologi Sistematik: 1989 bidang angkutan kota di Kota Malang, (c)
³0DV\DUakat merupakan suatu jalinan Dishub sebagai pengawas (evaluator) dalam
kelompok-kelompok sosial yang saling upaya peningkatan pelayanan masyarakat
mengait dalam kesatuan yang lebih besar bidang angkutan kota di Kota Malang.
EHUGDVDUNDQ NHEXGD\DDQ \DQJ VDPD´ Fokus kedua, respon atau tanggapan
Masyarakat adalah suatu sistem dari cara masyarakat dalam peningkatan pelayanan
kerja dan prosedur dan saling membantu publik bidang angkutan kota yang meliputi
yang meliputi adanya kelompok-kelompok respon positif dan respon negatif. Serta
dan pembagian sosial lainnya (Mac Iver, fokus ketiga, faktor-faktor pendukung dan
1990). faktor penghambat dalam meningkatkan
Berdasarkan pernyataan di atas George pelayanan masyarakat bidang angkutan
Simmel dalam Soekanto (1987, h.31) kota.
PHQ\DWDNDQ EDKZD ³6HVHRUDQJ PHQMDGL
warga masyarakat untuk mengalami proses
individualisasi dan sosialisasi. Tanpa Pembahasan
menajdi warga masyarakat, tak akan 1. Peranan Dinas Perhubungan dalam
seseorang mengalami proses interaksi antar Upaya Peningkatan Pelayanan Bidang
individu dengan kelompok. Dengan kata Angkutan Kota di Kota Malang
lain, apa yang memungkinkan masyarakat Bahwasannya di dalam upayanya
berproses adalah bahwa setiap orang untuk meningkatkan pelayanan masyarakat
mempunyai peranan dan di haruskan bidang angkutan kota di Kota Malang maka
menjalankannya. Maka individu dengan Dishub Kota Malang diharuskan untuk
kelompoknya hanya dapat dimengerti memaksimalkan perannya yakni sebagai
GDODP UDQJND SHUDQDQ \DQJ GLODNXNDQ´. pembuat kebijakan (regulator), penyedia
fasilitas (fasilitator) dan sebagai pengawas
Metode Penelitian (evaluator). Sebab sebagaimana sasaran
Penelitian ini menggunakan metode yang ingin dicapai oleh Dishub Kota
penelitian deskriptif dengan pendekatan Malang adalah terciptanya pelayanan
kualitatif. Sumber data yang digunakan transportasi yang efektif, dalam arti
adalah data primer dan data sekunder. aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas
Teknik pengumpulan data dengan mencukupi, tarif terjangkau, tertib, teratur,
observasi, wawancara dan dokumentasi. lancar dan cepat, selamat, aman, mudah,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 7, Hal. 1296-1304 | 1299


tepat waktu dan nyaman, serta efisien bidang angkutan kota di Kota
dalam suatu kesatuan jaringan transportasi Malang
nasional (Dinas Perhubungan Kota Dishub Kota Malang sebagai Dinas
Malang). yang mengatur lalu lintas dan angkutan
a. Dishub sebagai pembuat kebijakan jalan harus dapat menjadi pengawas agar
(regulator) dalam upaya tujuan dan sasaran dapat terlaksana dengan
peningkatan pelayanan masyarakat baik sesuai dengan rencana. Berikut
bidang angkutan kota di Kota merupakan wewenang Dishub Kota Malang
Malang sebagai pengawas bidang angkutan,
Begitu besar pentingnya moda meliputi (1) pengawasan terhadap
transportasi umum ini Dishub Kota Malang pelaksaan izin usaha angkutan dan izin
sebagai sebagai salah satu dinas pemerintah trayek (2) Pengawasan terhadap kelayakan
yang bertugas untuk mengatur lalu lintas kendaraan bermotor umum (3) Pengawasan
dan angkutan jalan diberikan kewenangan kesesuaian jalur angkutan kota (4)
untuk membuat suatu aturan atau kebijakan Pengawasan kesesuaian tarif (5) Penyidikan
yang nantinya dapat memberikan kepuasan terhadap kelebihan muatan.
pelayanan kepada masyarakat. Aturan 2. Respon Masyarakat terhadap
tersebut diantaranya adalah (1) Menetapkan Pelayanan Bidang Angkutan Kota di
jalur trayek angkutan kota, di mana terdapat Kota Malang
27 jalur trayek angkutan kota di Kota a. Respon positif masyarakat
Malang, (2) Penetapan tarif, dimana untuk Kewenangan Dishub Kota Malang
dewasa dikenakan tarif Rp 2.300 dan untuk dalam menetapkan aturan rute trayek yang
pelajar Rp 1.500, (3) Penetapan waktu dapat dilalui oleh angkot yang beroperasi di
beroperasi angkutan kota yakni dimulai Kota Malang menuai tanggapan yang
pagi hari pukul 05.00 dan berakhir malam positif dari masyarakat, sebab masyarakat
hari pukul 21.00, (4) Ketentuan Uji KIR menilai jumlah trayek yang semakin banyak
dimana dari tahun 2008 ± 2011 jumlah dapat memudahkan masyarakat untuk
kendaraan yang melakukan Uji KIR terjadi menjangkau tempat-tempat tujuan dengan
penurunan. mudah melalui jasa transportasi massal ini.
b. Dishub sebagai penyedia fasilitas Selain penetapan rute trayek angkutan kota,
(fasilitator) dalam upaya-upaya Dishub Kota Malang juga berwenang dalam
peningkatan pelayanan masyarakat menentukan penetapan tarif angkutan kota.
bidang angkutan kota di Kota Dengan adanya tarif resmi angkutan kota
Malang masyarakat tidak perlu khawatir dengan
Dishub Kota Malang memberikan para supir angkot yang menaikkan tarif
fasilitas-fasilitas penunjang pelayanan angkutan sendiri, sebab di tiap-tiap
angkutan kota kepada semua lapisan kendaraan angkot tersebut telah di pasang
masyarakat tanpa membedakan status poster yang bertuliskan tentang tarif resmi
ataupun jenis kelamin, sehingga akan yang dikenakan untuk menggunakan jasa
tercipta pelayanan yang adil yang dirasakan angkutan kota ini. Sebagaimana diketahui,
oleh penerima pelayanan yaitu masyarakat tarif untuk pelajar untuk satu kali naik
Kota Malang. Hal tersebut meliputi (1) angkutan sebesar Rp 1.500 dan untuk
Menyediakan unit-unit angkutan kota penumpang umum sebesar Rp 2.300.
dimana terdapat 2.216 kendaraan angkutan b. Respon negatif
kota yang beroperasi di Kota Malang, (2) Sering kali penyedia jasa angkutan
Menyediakan sarana dan prasarana, yakni umum kurang memperhatikan aspek
berupa terminal dan sub-terminal serta kenyamanan pengguna sebagai satu hal
halte. yang diprioritaskan. Mereka cenderung
c. Dishub sebagai pengawas lebih mementingkan keuntungan semata
(evaluator) dalam upaya-upaya sehingga tidak sedikit angkutan kota yang
peningkatan pelayanan masyarakat sering terlihat lusuh, terbengkalai dan
kurang perawatan.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 7, Hal. 1296-1304 | 1300


Demikian juga halnya permasalahan 2. Peran Aktif Masyarakat
mengenai penetapan rute trayek masih Di dalam meningkatkan pelayanan
kerap muncul terjadi. Hal ini timbul akibat masyarakat di bidang angkutan
supir angkot yang banyak melakukan kota, Dishub Kota Malang harus
pelanggaran dengan mengoperasikan selalu berusaha untuk dapat
kendaraannya tidak sesuai dengan trayek mensosialisasikan pentingnya moda
yang telah ditetapkan. Salah satunya adalah transportasi umum ini. Di samping
supir angkot yang tidak menjalankan untuk mengurangi kemacetan lalu
trayeknya sampai pada pos akhir tujuan lintas, dengan adanya penggunaan
dengan alasan lebih banyak penumpang angkutan kota maka secara
yang membutuhkan di arah sebaliknya. Hal langsung masyarakat dapat turut
ini dapat merugikan para penumpang berpartisipasi di dalam usaha
angkot khususnya, sebab mereka merasa melestarikan produk-produk jasa
dirugikan karena tidak sampai di tempat yang telah dikeluarkan oleh
tujuan yang mereka inginkan. Para supir pemerintah. Melalui peran aktif
angkot seringkali memutar-balikkan masyarakat, Dishub Kota Malang
kendaraannya dengan tidak singgah di pos dapat menjalankan tugasnya sesuai
pemberhentian akhir mereka, bahkan para dengan perannya yaitu untuk
penumpang langsung diturunkan di tempat memberikan pelayanan terbaiknya
yang belum merupakan tempat tujuan dengan meningkatkan pelayanan
mereka. Kejadian ini sering terjadi di saat masyarakat bidang angkutan kota di
angkutan kota tidak membawa banyak Kota Malang.
penumpang, sehingga mereka berlaku 3. Sarana dan prasarana yang
seenaknya kepada penumpang. Tentu saja memadai
hal tersebut sangat merugikan penumpang, Tersedianya sarana dan prasarana
sebab mereka tidak bisa sampai di tempat yang mendukung akan sangat
tujuan mereka. berpengaruh terhadap kepuasan
masyarakat sebagai penerima
pelayanan. Sebagai penyedia sarana
3. Faktor Pendukung dan Penghambat dan prasarana Dishub Kota Malang
dalam Peningkatan Pelayanan telah menyediakan fasilitas-fasilitas
Masyarakat Bidang Angkutan Kota umum penunjang angkutan kota ini.
di Kota Malang Pemanfaatan fasilitas tersebut
secara maksimal dapat diharapkan
a) Faktor Pendukung mampu memberikan keseimbangan
1. Kemampuan sumberdaya aparatur untuk memberikan pelayanan
yang memadai. terbaik di bidang angkutan kota di
Dinas Perhubungan Kota Malang Kota Malang ini. Dimana diketahui,
sebagai penyedia pelayanan publik fasilitas-fasilitas yang dikeluarkan
diharuskan memiliki kemampuan oleh Dishub Kota Malang bidang
sumber daya aparatur yang angkutan ini meliputi 3 terminal
memadai. Hal ini dikarenakan dan 3 sub terminal serta halte-halte
masyarakat membutuhkan aparatur di titik-titik strategis untuk
yang mampu memenuhi kebutuhan mempermudah masyarakat dalam
masyarakatnya, yaitu khususnya memperoleh angkutan kota.
kebutuhan di bidang angkutan kota. Terminal dan sub-terminal yang
Kemampuan aparatur di dalam disediakan adalah untuk menjadi
memberikan bantuan maupun pos awal dan pos akhir suatu
tanggapan dari keluhan-keluhan keberangkatan dalam tiap-tiap
masyarakat serta tindakan cepat di trayek.
dalam menyelesaikan suatu 4. Adanya instansi terkait yang
persoalan adalah sosok ideal yang mendukung
dibutuhkan masyarakat saat ini.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 7, Hal. 1296-1304 | 1301


Salah satu instansi terkait yang Minat masyarakat Kota Malang
bekerjasama dengan Dishub Kota dalam menggunakan transportasi
Malang adalah aparat Kepolisian angkutan kota semakin menurun.
Kota Malang. Seperti yang telah Hal tersebut dikarenakan semakin
tertuang dalam UU Nomor 22 meningkatnya pengguna sepeda
Tahun 2009 pasal 259 bahwa motor, keadaan ini membuat posisi
penyidikan tindak pidana lalu lintas angkutan kota semakin terancam
dan angkutan jalan dilakukan oleh keberadaannya. Sehingga dapat
aparat-aparat Kepolisian Negara menyebabkan masyarakat sebagai
Republik Indonesia. Sebab aparat pengguna utama angkutan kota
kepolisian dapat menindak dengan akan semakin lama semakin
tegas khususnya pengemudi angkot meninggalkan keberadaan angkutan
yang tidak tertib serta tidak kota ini. Tidak hanya itu, semakin
mengutamakan keselamatan para menurunnya peminat jasa angkutan
penumpangnya. Seperti dalam kota akan berdampak pula pada
sebuah razia yang diselenggarakan menurunnya pendapatan supir
Dishub Kota Malang yakni razia angkot. Sebab setiap hari para supir
kelayakan kendaraan umum yang angkot harus kejar setoran dimana
pernah dilaksanakan di terminal pendapatan mereka bergantung
Arjosari, Dishub Kota Malang pada sisa setoran hasil mereka
meminta bantuan kerjasamanya bekerja.
dengan aparat kepolisian Kota 2. Tingkat kenyamanan angkutan kota
Malang. Maka dengan demikian yang belum maksimal.
diharapkan kerjasama dengan Keluhan-keluhan yang disampaikan
aparat kepolisian ini mampu masyarakat adalah sebagian besar
memudahkan Dishub Kota Malang dikarenakan kondisi fisik angkot
dalam memberikan pelayanan yang tidak maksimal atau bahkan
terbaiknya khususnya di bidang lebih buruknya sudah tidak layak
angkutan kota. Kewenangan aparat jalan. Dilihat dari segi kondisi fisik,
kepolisian di bidang angkutan kota sebagian angkot memang masih
meliputi melakukan penyitaan terlihat usang dan rusak. Hal itulah
terhadap Surat Izin Mengemudi, yang menyebabkan masyarakat
Kendaraan Bermotor, muatan, enggan menggunakan jasa angkot
Surat Tanda Nomor Kendaraan sebab mereka membutuhkan jasa
Bermotor, Surat Tanda Coba transportasi umum yang nyaman.
Kendaraan Bermotor, dan/atau Para supir angkot yang tidak dapat
tanda lulus uji sebagai barang bukti. merawat serta para pemilik usaha
Kewenangan dan peran aparat jasa angkutan kota yang enggan
kepolisian tersebut sangatlah memperbaiki angkotnya jikalau
membantu Dishub Kota Malang kondisinya rusak merupakan faktor
dalam memberikan pelayanan utama penyebab ketidaknyamanan
kepada masyarakat Kota Malang masyarakat. Mereka hanyalah
secara maksimal, sebab jangka mementingkan keuntungan dan
wewenang Dishub Kota Malang tidak pernah memperhatikan faktor
hanya sebatas pembuat kebijakan, kenyamanan yang akan diterima
penyedia fasilitas serta pengawas di oleh masyarakat. Sebab sebagai
bidang angkutan kota. pengguna tentunya masyarakat
menginginkan jasa transportasi
angkutan kota yang nyaman dan
b) Faktor Penghambat aman.
1. Meningkatnya pengguna sepeda 3. Adanya persaingan dunia usaha
motor. dengan angkutan umum yang lain.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 7, Hal. 1296-1304 | 1302


Jasa transportasi umum yang ada di disediakan untuk menunjang kebutuhan jasa
Kota Malang ini tidak hanya transportasi.
angkutan kota. Namun juga ada Di dalam upaya meningkatkan
jenis transportasi umum yang lain, pelayanan, respon masyarakat terhadap
misalnya ojek dan becak serta taksi. pelayanan bidang angkutan kota di Kota
Meskipun segmen taksi hanya Malang menuai respon positif dan negatif.
dapat dijangkau oleh masyarakat Positifnya, masyarakat senang dengan
menengah ke atas, namun konsep pelayanan 24 jam di rute-rute
keberadaan taksi juga menghambat tertentu. Sementara itu respon negatif
pertumbuhan minat masyarakat terletak pada ketidaknyamanan masyarakat
terhadap jasa angkutan kota. Ojek dalam menggunakan jasa transportasi ini.
dan juga becak merupakan salah Terdapat faktor pendukung dan juga faktor
satu pesaing angkutan kota penghambat dari Dinas Perhubungan Kota
selanjutnya. Meskipun ojek dan Malang di dalam meningkatkan pelayanan
becak memiliki tarif yang lebih masyarakat bidang angkutan kota. Faktor-
mahal, namun jangkauan lokasi faktor tersebut yakni: Faktor pendukung
yang dapat dilalui oleh ojek dan meliputi, kemampuan sumber daya yang
becak lebih luas. Misalnya saja memadai, masyarakat dituntut perannya
masyarakat yang menginginkan untuk aktif seperti dalam menggunakan
untuk menuju ke suatu tempat yang angkutan kota yang tertib dan tidak
jalannya tidak lebar ataupun memberhentikan angkot di sembarang
melewati gang-gang kecil maka tempat, serta penyediaan sarana dan
dipastikan akan lebih menggunakan prasarana yang memadai. Adanya instansi
jasa ojek dan becak, sebab terkait yakni pihak aparat kepolisian juga
angkutan kota tidak dapat dapat membantu dishub Kota Malang
menjangkau tempat tersebut. dalam memberikan pelayanan masyarakat
secara maksimal.
Dari sisi penghambat, terdapat
Penutup beberapa faktor yang mempengaruhi
Berdasarkan hasil penelitian dan peningkatan pelayanan jasa angkutan kota
pembahasan yang dilakukan peneliti, maka ini, yakni terkait dengan persaingan dunia
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: usaha antara angkot dengan kendaraan
Dinas Perhubungan Kota Malang pribadi serta adanya jasa angkutan lain non
memiliki peranan penting sebagai Dinas trayek seperti ojek. Faktor lain yang juga
yang menangani bidang transportasi secara mempengaruhi adalah ketidaknyamanan
umum. Sehubungan dengan usaha-usaha masyarakat akan angkot yang semakin
untuk meningkatkan pelayanan kepada buruk.
masyarakat, salah satu upaya yang Berbagai permasalahan kompleks yang
dilakukan oleh Dishub Kota Malang adalah melekat di dalam fenomena angkutan kota
dengan meningkatkan pelayanan kepada lambat laun dapat mendorong masyarakat
masyarakat di bidang jasa angkutan kota. untuk berpikir meninggalkan angkutan kota
Hasil yang ditemukan dari penelitian dan menggunakan kendaraan pribadi yang
ini yakni peranan Dinas Perhubungan Kota dapat saja menambah populasi jumlah
Malang memiliki 3 peranan. Yakni Dishub kendaraan semakin meningkat. Oleh sebab
Kota Malang sebagai pembuat aturan atau itu diperlukan adanya kerjasama antara
kebijakan, Dishub sebagai penyedia pemerintah dengan masyarakat di dalam
fasilitas yang berhubungan dengan bidang meningkatkan pelayanan masyarakat di
angkutan kota serta Dishub sebagai bidang angkutan kota agar masyarakat Kota
pengawas di dalam mengawasi setiap Malang khususnya mendapatkan kepuasan
kebijakan dan sarana prasarana yang pelayanan seperti yang diharapkan.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 7, Hal. 1296-1304 | 1303


Daftar Pustaka
Hendropuspito, O.C. (1989) Sosiologi Sistematik. Yogyakarta, Kanisius.
Iver, Mac (1990) Negara Modern. Jakarta, Aksara Baru.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan
Orang di Jalan.
Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Peraturan Walikota Nomor 55 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Perhubungan Kota Malang.
Poerwadarminta (1995) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Gramedia.
Rusli, Budiman (2004) Reformasi Publik di Era Reformasi [Internet] Available from
<http://www.pikiran-rakyat.com/2004/07/04/reformasi-publik-di-era-reformasi/>[diakses pada
tanggal 15 November 2012].
Sinambela (2006) Reformasi pelayanan Publik. Jakarta, Bumi Aksara.
Soekanto, Soerjono (1987) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta, Rajawali Press.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Zauhar, Susilo (2001) Administrasi Pelayanan Publik. Malang, Universitas Negeri Malang.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 7, Hal. 1296-1304 | 1304

You might also like