Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH PENELITIAN PENGEMBANGAN ROHMi ARDIANSAH
MAKALAH PENELITIAN PENGEMBANGAN ROHMi ARDIANSAH
Dosen Pengempu :
Drs. IRWAN, M.Pd
Disusun oleh :
ROHMI ARDIANSAH (A1A321070)
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penelitian merupakan suatu proses mencari suatu informasi secarasistematis dalam
waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah. Agarpenelitian dapat berlangsung secara
lancar, maka peneliti harus membuatrancangan penelitiannya. Ada beberapa jenis penelitian
antara lain : penelitiankualitatif, penelitian kuantitatif, penelitian pengembangan, penelitian
tindakankelas, dan lain sebagainya. Masing-masing penelitian memiliki
karakteristiktersendiri.
Penelitian pengembangan merupakan salah satu jenis penelitian yang sedang marak
dilaksanakan oleh para peneliti dan masih tergolong penelitian yangbaru di bidang
pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil penelitianyang dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Dimana bukanuntuk menguji teori, menguji hipotesis
namun menguji dan menyempurnakanproduk. Jenis penelitian ini sudah mulai diterapkan
dalam penelitian dalam duniapendidikan.
Penelitian dilakukan karena adanya kesenjangan yang terjadi pada situasiyang
mengharuskan dilakukannya sebuah penelitian atau dengan kata lain karenaadanya sebuah
masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan melalui berbagaisumber, yaitu pengalaman,
literatur, atau teori-teori yang sudah ada. Winarno(2011:13) mengartikan masalah merupakan
“kesenjangan antara harapan dankenyataan” atau “kesenjangan antara teori dengan praktik”
yang memerlukan jawaban, penjelasan atau pemecahan. Dengan demikian bahwa konsep
dasar darisebuah penelitian itu adalah kegiatan pemecahan masalah karena
andanyaketidaksesuaian antara harapan dengan fakta yang terjadi di lapangan.
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Penelitian
Penelitian atau riset berarti pencarian teori, pengujian teori, penyelesaian masalah.
Artinya, masalah itu sudah ada dan diketahui bahwa solusi sangat diperlukan. Masalah yang
dimaksud bukanlah sebuah kasus dimana solusinya bisa didapatkan secara spontan melainkan
dibutuhkan tahap atau proses tertentu. Secara umum, penelitian diartikan sebagai proses
pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai
tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan metode-metode ilmiah baik
bersifat kualitatif ataupun kuantitatif, eksperimental atau non-eksperimental, interaktif dan
non-interaktif. Penelitian adalah upaya untuk mengembangkan pengetahuan,
mengembangkan dan menguji teori.
Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian kita perlu mengikuti aturan atau
kaidah yang berlaku, agar hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan valid. Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Maksud dari cara ilmiah adalah bahwa kegiatan penelitian bersandar pada
ciri-ciri keilmuan, yakni rasional, sistematis dan empiris.
Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakukan masuk akal, sehingga dapat
dijangkau dengan oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara atau langkah yang dilakukan
dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara atau langkah yang digunakan. Seistematis, berarti proses yang digunakan dalam
penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Data penelitian yang dihasilkan haruslah memiliki kriteria tertentu, yaitu valid,
reliable, obyektif. Dikatakan valid, yaitu menunjukkan derajat ketepatan/kesesuaian antara
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti dengan data yang diperoleh oleh
peneliti. Untuk memperoleh data yang langsung valid dalam sebuah penelitian sering sulit
dilakukan, maka dari itu data yang sudah terkumpul sebelum diketahui validitasnya,
dilakukan pengujian realibilitas dan obyektivitas. Data yang reliabel dan obyektif, biasanya
akan valid. Sebaliknya data yang valid pasti reliabel dan obyektif.
Lantas apa itu reliabel dan obyektif? Reliabel berkaitan dengan derajat
konsistensi/keajekan data dalam interval watu tertentu. Sedangkan obyektif terkait dengan
interpersonal agreement (kesepakatan antar banyak orang), contohnya ketika banyak orang
yang menyepakati bahwa siswa yang melakukan tawuran sebanyak 100 orang, maka data
tersebut bisa dikatan data yang obyektif.
Data yang reliabel belum tentu valid dan data yang obyektif belum tentu valid. Untuk
memperoleh data yang valid, reliabel, dan obyektif dalam penelitian kuantitatif, maka
instrument penelitiannya harus valid dan reliabel, maksudnya pengumpulan data dilakukan
dengan cara yang benar pada sampel yang representatif (mewakili populasi yang diteliti).
Sedangkan untuk penelitian kualitatif, untuk memperoleh data yang valid dan reliabel,
peneliti harus menjadi human instument yang baik, mengumpulkan data secara triangulasi
dari berbagai sumber data yang tepat , dan melakukan pengujian keabsahan data. Untuk
penelitian kombinasi, agar memperoleh data yang valid, reliabel, dan obyektif maka cara
yang digunakan adalah dengan menggabungkan cara/metode yang dilakukan dalam metode
kuantitatif dan kualitatif.
Pengertian Metode Penelitian Menurut para Ahli
Menurut Sugiyono pengertian metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dapat dideskripsikan, dibuktikan, dikembangkan dan ditemukan pengetahuan,
teori, untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam kehidupan manusia
(Sugiyono: 2012).
Metode penelitian menurut Prof. M.E Winarno adalah sebuah kegiatan ilmiah yang
dilakukan menggunakan teknik yang cermat dan sistematis.
Metode Penelitian menurut Muhammad Nasir, metode penelitian merupakan hal yang
penting bagi seorang peneliti untuk mencapai sebuah tujuan, serta dapat menemukan jawaban
dari masalah yang di ajukan.
Metode penelitian menurut Muhiddin Sirat, merupakan sebuah cara untuk memilih subjek
masalah dan menentukan pada judul dalam sebuah investigasi.
sedangkan metode penelitian menurut Heri Rahyubi adalah sebuah model yang dapat
digunakan dengan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai sebuah proses dalam
pembelajaran tersebut dengan baik.
Penelitian eksperimental
Penelitian ini bias anya digunakan untuk menguji satu variabel terhadap dampak
munculnya variabel yang lain. Contoh permasalahannya tentang: penerapan incentive
compatible constraints terhadap masalah agency pada pembiayaan mudharabah.
Metode deskriptif
Metode riset ini mempunyai tujuan menjelaskan peristiwa tertentu yang sedang terjadi
di masa sekarang dan pada masa lampau. Ada dua jenis metode riset dalam metode
deskriptif ini, yaitu Longitudinal atau sepanjang aktu serta Cross Sectional atau dalam
waktu tertentu. Contoh permasalahannya tentang: bagaimana tingkat kepuasaan
nasabah terhadap pelayanan bank syariah?
PEMBAHASAN
PENGERTIAN POTENSI
Potensi berasal dari bahasa latin yaitu potentia yang artinya kemampuan. Potensi adalah
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan. Potensi adalah sumber
yang sangat besar yang belum diketahui dan yang belum diberikan pada waktu manusia
lahir di dunia ini. Potensi adalah kemampuan yang belum dibukakan, kuasa yang
tersimpan, kekuatan yang belum tersentuh, keberhasilan yang belum digunakan, karunia
yang tersembunyi atau dengan kata lain potensi adalah kemampuan atau kekuatan atau
daya, dimana potensi dapat merupakan bawaan atau bakat dan hasil stimulus atau latihan
dalam perkembangan. Potensi adalah kemampuan, kekuatan, kesanggupan, daya yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan13. Dalam kamus ilmiah, potensi diartikan
sebagai kekuatan, kesanggupan, kemampuan, kekuatan, pengaruh, daya dan kefungsian.
Dari beberapa pengertian di atas, potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang
terpendam dan dapat dirasakan hasilnya setelah kemampuan itu dikembangkan.
Pengertian kata potensi tersebut di atas diambil dari dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) yang menjadi rujukan resmi makna kata dalam khazanah bahasa
Indonesia. Oleh KBBI sendiri, kata potensi dikategorikan ke dalam kelompok nomina
atau kata benda. Masih dalam KBBI, salah satu kata turunan ari potensi adalah berpotensi
yang maknanya adalah memiliki potensi.
Pengertian Potensi Menurut Para Ahli
Majdi (2007)
Myles Munroe
Definisi potensi adalah bentuk sumber daya atau kemampuan yang cukup besar, namun
kemampuan tersebut belum tersingkap dan belum diaktifkan. Arti lainnya dalam pengertian
ini bahwa potensi adalah kekuatan terpendam yang belum dimanfaatkan, bakat tersembunyi,
atau keberhasilan yang belum diraih pada hal kita memunyai kekuatan untuk mencapai hal
tersebut.
Wikipedia
Poetensi diri menurut Wikipedia adalah suatu kemampuan mengenai berbagai bentuk
kekuatan, baik yang belum terwujud atau yang suda terwujud, sehingga dalam arti ini potensi
pertu untuk dikelola secara maksimal oleh individu/masyarakat.
Potensi menurutnya lekat dengan sifat terhadap bakat terpendam, atau mengenai kekuatan –
kekuatan dalam bertindak di masa mendatang. Kekuatan ini dinilai penting lantaran dengan
kekuatan yang baik setiap seseorang yang memiliki potensi akan bisa berjuang sekuat
tenaganya.
Beirut (2002)
Jenis Potensi
kemampuan Dasar
Kemampuan dasar ialah potensi mengenai logika yang di intelegensikan oleh setiap orang.
Hal ini ditentukan sebagai tana kelahiran yang diperoleh masyarakat. Oleh karenanya
kemampuan dasar ini menjaid nilai yang lebih penting dan harus dijaga setiap manusia.
Etos Kerja
Etos kerja adalah potensi tentang ketekunan, ketelitian, dan efisiensi kerja yang dimiliki oleh
setiap orang. Etos kerja ini berhubungan erat dengan kekuatan yang tidak dapat
diperjualbelikan, oleh karenanua banyak perusahaan yang mengembangkan serta
memerlukan potensi ini.
Kepribadian
Kepribadian adalah salah satu jenis potensi dalam arti ini, yaitu suatu pola yang menyeluruh
terhadap semua kemampuan yang ada sehingga bisa menjadi ciri khas yang berbeda-beda,
misalnya saja tentang sikap sabar menjadi salah satu kepribadian yang penting untuk
dimiliki seseorang.
Contoh Potensi
Pencari Kerja
Kasus seseorang yang sedang melamar pekerjaan, ia selalu ditanya mengenai keunggulan
tentang dirinya. Sifat keunggulan ini misalnya sabar, dengan penyabar seseorang memiliki
potensi yang lebih besar untuk diterima dalam pekerjaanya. Dengan sikap ini biasanya
lingkungan kerja suatu perusahaan akan menerima ia bekerja disana dengan mudah.
Selain klasifikasi umum beserta contoh potensi yang telah disebutkan di atas, pada dasarnya
istilah potensi bersifat universal yang dapat diterapkan maupun dikaitkan dengan beragam
jenis hal, diantaranya yaitu:
Potensi Diri
Potensi diri dapat diartikan sebagai kemampuan manusia yang masih belum digali dan
dimanfaatkan secara optimal. Secara umum, Budiyanto (2006:3) menyebutkan macam-
macam potensi diri yang dimiliki setiap manusia, diantaranya yaitu:
Potensi Berfikir
Potensi Emosi
Potensi Fisik
Potensi Sosial
Potensi Mental Intelektual (Intellectual Quotient)
Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)
Potensi Daya Juang (Adversity Quotient)
Potensi Wisata
Potensi wisata dapat diartikan sebagai segala bentuk sumber daya yang ada di suatu wilayah
yang dapat diramu dan dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata.
Potensi Daerah
Potensi daerah bisa diartikan sebagai segala sesuatu yang ada dan dimiliki oleh suatu
daerah, baik itu sesuatu yang berbentuk fisik maupun non-fisik, yang memiliki kemungkinan
untuk bisa dikembangkan oleh Pemerintah Daerah.
Potensi Bahaya
Potensi bahaya bisa diartikan sebagai risiko atas kondisi atau keadaan dimana suatu bahan,
mesin, alat, proses, ataupun cara kerja bisa menimbulkan terjadinya cidera, luka, bahkan
kematian pada manusia maupun makhluk hidup lainnya, serta membuat kerusakan pada alat
dan lingkungan sekita
Potensi sumber daya manusia bisa diartikan sebagai segala bentuk kekuatan sumber daya
yang berasal dari manusia, yang dapat digali dan dikembangkan menjadi sebuah nilai tambah.
Ketika penelitian melakukan penelitian lapangan, ada sejumlah hal yang perlu
dipersiapkan:
Mengamati kejadian sehari-hari yang biasa/tidak biasa dalam setting kehidupan sehari-hari.
Identifikasi potensi
Penelitian potensi
Pada tahap ini kita nilai potensi apa yang signifikan dan yang memiliki potensi yang
sangat tinggi
Potensi terpilih
Potensi yang dinilai sangat tinggi kemudian menjadi potensi yang terpilih.
Desain produk
Potensi yang sangat tinggi dan terpilih ini lah yang mulai lah di desain produk nya
dan di kembangkan menjadi produk
Apabila potensi masih samar-samar maka perlu adanya pembuktian. Istilahnya adalah
bagaimana sebenarnya potensinya disana.
Apabila potens masih terpendam maka perlu melakukan penelitian yang bersifat eksplorasi.
Penelitian yang bersifat esplorasi ini bertujuan untuk menemukan potensu yang masih
terpendam.
Pengertian masalah
Merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi,antara teori dengan
praktik,antara perencanaan/kebijakan dengan pelaksanaan,antara aturan dengan
pelaksanaan..Merupakan area yang menjadi perhatian peneliti,suatu kondisi yang ingin
diperbaiki,atau suatu kesulitan yang ingin dieliminasi atau dihilangkan. didefinisikan sebagai
suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang diharapkan.
Bisa juga diartikan kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara dua (faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang
membingungkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pasti sering kali akan dihadapkan oleh masalah.
Berbagai macam masalah ini akan hadir tanpa diundang didalam kehidupan kita. Masalah
sering kali dikaitkan dengan adanya kesialan dan ada juga bencana. Padahal, jika dikaji yang
lebih mendalam lagi mengenai adanya hakekat dasar dari masalah, masalah yang
sebenarnya tidak melulu menghasilkan suatu dampak negatif.akan juga Terkadang masalah
akan hadir sebagai bentuk peluang untuk dapat memperbaiki berbagai kelemahan yang ada
dalam diri sendiri sendiri.
Rumusan masalah
Merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data. .Bentuk:rumusan masalah deskriptif(yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variable yang terkait),rumusan masalah komparatif,rumusan masalah
kausal,rumusan masalah kausal-komparatif,rumusan masalah structural(pernyataan penelitian
terhadap struktur performer suatu secara keseluruhan).
Sumber masalah dalam penelitian dan pengembangan
1.penyimpangan dengan pengalaman.
3.ada pengaduan.
4.ada kompetisi.
Penelitian berangkat dari masalah karena penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah.
Penelitian yang sistematis diawali dengan suatu persoalan. John Dewey menyatakan bahwa
langkah pertama dalam suatu metode ilmiah adalah pengakuan adanya kesulitan, hambatan
atau masalah yang membingungkan peneliti (Ary, Jacobs, dan Razavieh, 1982: 73). Ibarat
sebuah tanya jawab, masalah merupakan pertanyaan yang jawabannya akan dicari dalam
proses penelitian. Meneliti adalah usaha mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapi.
Manusia memiliki rasa ingin tahu, sehingga selalu mencari tahu apa yang tidak diketahuinya.
Masalah mencerminkan ketidaktahuan. Penelitian merupakan usaha manusia mengusahakan
ketidaktahuan dapat berubah menjadi pengetahuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui
kegiatan penelitian akan mempersempit wilayah ketidaktahuan karena sudah menjadi
pengetahuan manusia.
Kedudukan masalah dalam penelitian sangat penting. Pemecahan masalah setengahnya
ditentukan oleh kebenaran dalam perumusan masalahnya. Tidak dapat diharapkan
pemecahan masalah dari pertanyaan yang salah. Pertanyaan masalah akan menentukan
metode penelitian, cara pengumpulan data jenis data dan teknik analisis data yang akan
digunakan. Untuk itu bagian ini dibahas mengenai masalah dan perumusannya dalam
penelitian. Sumber masalah
Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan Schumacher
(Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari teori, ulasan
kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi.
Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
Observasi
Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian. Kebanyakan keputusan praktis
didasarkan atas praduga tanpa didukung oleh data empiris. Masalah penelitian dapat diangkat
dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum mempunyai dasar penjelasan
yang memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas
otiritas atau tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan teori baru, rekomendasi pemecahan
masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur.
2) Dedukasi dari teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip umum yang
penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan
terhadap masalah yang diangkap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris
praktik tentang teori.
3) Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang
(replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil
penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga
menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut.
Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan masalah yang
perlu diangkat untuk diteliti.
4) Masalah sosial
Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya: seringnya menjadi
perkelahian siswa antar sekolah dapat memunculkan pertanyaan tentang efektivitas
pelaksanaan pendidikan moral dan agama serta pembinaan sikap disiplin. Banyaknya
pengangguran lulusan perguruan tinggi menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaian
kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.
5) Situasi praktis
Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan penelitian evaluatif.
Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih lanjut.
6) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, M.pd:109-111)
Pengertian Masalah
Definisi Masalah :
Adalah penting bahwa fokus penelitian selanjutnya, atau dengan kata lain, masalah,
diidentifikasi secara terang. Tidak ada penelitian yang baik yang dapat menemukan solusi
atau aituasi, jika isu utama atau masalah yang dipelajari belum di tunjukkan dengan tepat.
Dengan demikian, adalah bermanfaat untuk mengidentifikasi masalah sebagai situasi di aman
terdapat celah antara keadaan aktual dan keadaan ideal yang diharapakan.
Dalam tiap kasus, seseorang sebaiknya mengetahui apa persoalan yang sebenarnya, yang
perlu memperolah jawaban. Adalah sangat penting bahwa gejala masalah tidak didefinisikan
sebagai masalah nyata.
Definisi masalah atau pernyataan masalah adalah pernyataan dari pertanyaan yang jelas,
tepat, dan ringkas atau persoalan yang diinvestigasi menemukan jawaban atau solusi.
Masalah dalam penelitian adalah pernyataan mengenai keterkaitan antara dua atau lebih
variabel yang penemuan jawabannya dilakukan dengan melakukan bukti-bukti empirik.
Masalah penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan untuk dicarikan
jawabannya melalui penelitian. Permasalahan secara faktual dapat berupa kesulitan yang
dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti, permasalahan dapat diartikan juga
sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan. Permasalahan dapat pula diartikan
sebagai sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi karena
sesuatu hal target tidak dapat tercapai. Masalah penelitian adalah suatu situasi yang
merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti: kebiasan-kebiasan,
keadaan-keadaan, keinginan-keinginan, dan sebagainya). Masalah penelitian secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan
apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan
yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.
Permasalahan adalah suatu kesenjangan antara harapan dangan kenyataan, perundang
undangan dengan pelaksanaan, peraturan dengan implementasinya, teori dengan praktik,
sehingga menarik minat dan perhatian untuk diteliti.
Masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan (das solen) dengan kenyataan (das
sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya dengan yang ada.
Penelitian dimaksudkan untuk menutup kesenjangan. Kesenjangan masalah menimbulkan
kebutuhan untuk menutupnya dengan mencari jawaban atas pertanyaan yang
menimbulkan kesenjangan. Kegiatan menutup kesenjangan dilakukan dengan penelitian.
Dengan kata lain, penelitian mencari suatu jawaban yang belum diketahui, memenuhi
kebutuhan yang belum tersedia, dan menyediakan yang belum ada. Penelitian di harapkan
dapat memecahkan masalah atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan.
Masalah penelitian dapat timbul dari berbagai macam antara lain; Pengalaman pribadi,
dedukasi dan teori, membaca buku, keadaan sosial politik dan situasi praktis.
Jenis-Jenis Masalah
pada umumnya, masalah dapat juga dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu masalah sederhana
dan masalah rumit/kompleks. Perbedaan di antara kedua jenis masalah ini yakni :
Masalah Sederhana
Masalah sederhana mempunyai skala yang kecil, tidak akan terpaut dengan
masalah yang lainnya, tidak mempunyai konsekuensi yang besar,
pemecahannya tidak akan terlalu rumit, dan juga dapat dipecahkan oleh
individu. Jangkauan masalah ini hanya sebatas pada individu saja dan dapat
juga diselesaikan oleh individu pula.
Masalah Rumit/Kompleks
Masalah rumit maupun juga kompleks mempunyai cakupan skala yang lebih
besar dibanding masalah sederhana, dapat terkait dengan berbagai masalah
yang lainnya,mempuyai konsekuensi yang sangat besar, dan juga
penyelesaiannya membutuhkan kerja sama kelompok serta analisis yang
sangat mendalam. Jangkauan masalah ini juga akan berhubungan dengan
banyak individu dan juga hanya dapat diselesaikan oleh banyak individu pula.
Sumber Masalah
James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42)
Masalah dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan Schumacher
(Hadjar, 1996: 40-42), masalah dapat bersumber dari observasi, dedukasi dari teori, ulasan
kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi praktis dan pengalaman pribadi.
Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
Observasi
Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian. Kebanyakan
keputusan praktis didasarkan atas praduga tanpa didukung oleh data empiris.
Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan
tertentu yang belum mempunyai dasar penjelasan yang memadai dan cara-cara
rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau
tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan teori baru, rekomendasi
pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada
dalam bahasan litelatur.
Dedukasi dari teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsir-prinsip umum
yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris.
Penyelidikan terhadap masalah yang diangkap dari teori berguna untuk
mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori.
Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan
penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat
meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk
digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga menyampaikan
rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut.
Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan
masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.
Masalah sosial
Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya:
seringnya menjadi perkelahian siswa antar sekolah dapat memunculkan
pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan moral dan agama serta
pembinaan sikap disiplin. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi
menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan
masyarakat.
Situasi praktis
Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan
penelitian evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan
keputusan lebih lanjut.
Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukan jawaban
empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto,
M.pd:109-111)
Suryabrata (1994:61-63)
Menurut Suryabrata (1994:61-63), sumber-sumber masalah yang dapat diidentifikasi
meliputi:
Ada beberapa cara membuat rumusan masalah yang baik dan benar untuk menulis laporan
skripsi, makalan, maupun karya ilmiah. Berikut cara membuat rumusan masalah, yaitu:
Buat secara Spesifik
Cara membuat rumusan masalah yang paling utama adalah membuat rumusan
secara spesifik. Dalam menulis rumusan masalah, tidak perlu dijabarkan
secara panjang lebar. Sebab justru akan menghilangkan inti yang ingin
disampaikan. Selain itu, rumusan masalah bentuknya sebuah pertanyaan, jadi
cukup ditulis secara singkat padat dan jelas.
Gunakan 5W + 1H
Cara membuat rumusan masalah yang selanjutnya adalah dengan
menggunakan rumusan 5W + 1H. Jika anda mengalami kesulitan menentukan
topik atau tema penelitia, Anda bisa menerapkan 5W + 1 H. Caranya cukup
membuat pertanyaan yang menarik, sebanyak mungkin yang Anda minati.
Hubungan Simetris
Merupakan hubungan antara dua variabel yang kedudukannya sejajar atau tidak memiliki
hubungan sebab akibat.
Hubungan Kausal
Kebalikan dari simetris, hubungan kausal merupakan hubungan yang
menunjukkan sebab akibat.
Hubungan Timbal Balik (Interaktif)
Hubungan timbal balik adalah hubungan yang sifatnya saling memengaruhi.
Menurut Borg dan Gall (1989), dan Latief (2012) dalam Website Prof. Dr. Mudjia
Raharjo, M.Si menjelaskan enam alasan mengapa kajian pustaka / teori harus dilakukan,
sebagaimana uraian berikut:
Sangat bermanfaat untuk menajamkan rumusan masalah penelitian yang diajukan, sehingga
besar kemungkinan rumusan masalah yang sudah dibuat berubah setelah peneliti membaca
pustaka karena telah memiliki wawasan tentang tema yang diteliti lebih luas daripada
sebelumnya. Dengan demikian, rumusan masalah, terutama dalam penelitian kualitatif,
bersifat tentatif. Tidak sedikit penelitian gagal karena masalah yang diteliti terlalu luas.
Rumusan masalah yang spesifik dan dalam lingkup yang kecil jauh lebih baik daripada yang
luas dan umum. Umumnya, rumusan masalah yang tidak jelas berakibat pada data yang
diperoleh juga tidak jelas, sehingga antara masalah yang hendak dijawab dan data yang ada
tidak ada kesinambungan. Sehingga, kesimpulannya tidak berangkat dari data, tetapi
pendapat pribadi peneliti. Tentu ini tidak dapat dibenarkan. Hal ini dapat dihindari melalui
kajian pustaka dengan serius.
Bentuk Hipotesis
Bentuk hipotesis sangat berhubungan atau bahkan ditetntukan oleh rumusan masalah
pada penelitian. Jika dilihat dari tingkat penjelasannya ( eksplanasinya ), maka bentuk
rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu: rumusan masalah deskriptif ( variabel mandiri ),
komparatif ( perbandingan ), dan asosiatiff ( hubungan ). Oleh karena itu, bentuk hipotesis
juga ada tiga yaitu:
Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masaalah deskriptif,
yaitu yang berkenaan dengaan variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih ( yang
dicetak tebal adalah variabel penelitian ). Contoh:
Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan njawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama, tetapi populasi atau sampelnya berbeda, atau
keadaan itu terjadi pada waktu berbeda.
Rumusan Masalah Komparatif
Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu, yang
menanyakan hubungan antaraa dua variabel atau lebih.
Rumusan Masalah Asosiatif
Adakah hubungan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang terjual
Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan
barang yang terjual.
Hipotesis Statistik
HO : 𝜌 = 0 ( berarti tidak ada hubungan )
Ha = 𝜌 ≠ 0 ( berarti lebih besar atau kurang ( - ) dari nol berarti ada hubungan.
𝜌 = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
PENELITIAN PENGEMBANGAN
“POPULASI DAN SAMPEL”
PENELITIAN PENGEMBANGAN
INSTRUMEN DAN SKALA PENGUKURAN
A. PENGERTIAN DAN JENIS INSTRUMEN PENELITIAN
Semua penelitian melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yangtelat ditetapkan
dalam penelitian tersebut. Umumnya peneliti menggunakan instrumenuntuk mengumpulkan
data penelitian. Sappaile (2007) menyebutkan bahwa Instrumenmerupakan suatu alat yang
memenuhi persyaratan akademis sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur
suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.
Instrumen dapat berbentuk tes dan juga dapat berbentuk non-tes, namun untuk memperoleh
sampel tingkah laku dari ranah kognitif digunakan tes. Menurut Darmadi (2011:85) bahwa
definisi instrumen adalah sebagai alat untukmengukur informasi atau melakukan pengukuran.
Instrumen pengumpul data menurutSuryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk
merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis.
Atibut-atribut psikologis itusecara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan
atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya
adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Selanjutnya menurut Sukarnyana dkk (2003:71) instrumen penelitian merupakan alat-alat
yang digunakan untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan
masalah penelitian atau mencapai tujuan penelitian. Jika, data yang diperoleh tidakakurat
(valid), maka keputusan yang diambil pun akan tidak tepat.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen
penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data
penelitian, sebagai langkah untuk menemukan hasil atau kesimpulan dari penelitian dengan
tidak meninggalkan kriteria pembuatan instrument yang baik. Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penelitian pendidikan atau sosial, adaempat macam cara mengukur
suatu data yang sering dijumpai. Keempat macam alat ukur jenis data tersebut jika disebutkan
dari cara yang sederhana sampai yang kompleks lengkap) adalah: data dari skala nominal,
skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Dari keempat data ini dapat diketahui cara
mengukur dan memilih salah satu, kemudian diterapkan dalam bentuk instrumen yang
hendak dicapai untuk mencari data dari subjek penelitian.
Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan
untuk diteliti. Misalnya akan meneliti tentang “Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Kerja
Lembaga Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai”. Dalam hal ini ada tiga instrumen yang
perlu dibuat, yaitu :
1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan.
2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja.
3. Instrumen untuk mengukur produktivitas kerja pegawai.
C. CARA MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN
1. Penggunaan Instrumen pada Jenis Penelitian dan Cara Menyusun Instrumen
a. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif dalam mengambil data menggunakan instrumen yang berupa :
a) Instrumen Tes dan InventoriTes dan iventori digunakan untuk pengambilan data penelitian
kuantitatif karenainstrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang
tertentu, sepertibakat matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan sebagainya.
Sedangkaninventori untuk mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu dari individu.
b. Penelitian Kualitatif
Menurut (Ulfatin, 2014:188) penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya, instrumen
yang dapat digunakan antara lain:
a) Instrumen Wawancara Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena
dapat mengungkap informasi lintas waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa lampau, masa
sekarang, dan masa yang akan datang. Dan data yang dihasilkan dari wawancara bersifat
terbuka, menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu membentuk informasi yang utuh
dan menyuluruh dalam mengungkap penelitian kualitatif.
b) Instrumen Observasi atau Pengamatan Instrumen observasi digunakan dalam penelitian
kualitatif sebagai pelengkap dari teknik wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam
penelitian kualitatis digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung objek
penelitian, sehingga peneliti mampu mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk
mengungkap penelitian yang dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif peneliti harus
memahami terlebih dahulu variasi pengamatan dan peran-peran yangdilakukan peneliti.
c) Instrumen Dokumen Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna
dari data wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam penelitian
kualitatif dapat berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari obyek yang diteliti.
Sumber Data
Sumber data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan
metode pengumpulan data. Sumber data pada dasarnya terdiri dari Data Primer dan Data
Sekunder.Data Primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya (tidak melalui perantara). Data primer dapat berupa opini/persepsi orang secara
individual dan kelompok serta hasil observasi terhadap suatu benda atau kegiatan.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu:
Metode survai dan
Metode observasi.
Data Sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara (dicatat oleh orang lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan yang
disimpan (data dokumenter) yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan. Metode yang
umum digunakan untuk mengumpulkan data sekunder adalah melalui reviu dokumen ataupun
penelitian arsip.
Data sekunder bisa berupa data internal maupun eksternal perusahaan. Data yang
bersumber dari internal dapat berupa ketentuan, kebijakan, data yang dihasilkan oleh sistem
informasi yang diterapkan oleh perusahaan. Data dari hasil sistem informasi adalah data yang
telah tersedia dalam bentuk dokumen seperti Laporan keuangan tahunan/triwulan/bulanan,
RKAP, RJPP, kebijakan direksi dan Iain-Iain. Data dari sumber eksternal berupa dokumen
yang diterbitkan oleh pihak eksternal dan hasil
kuesioner/wawancara yang diajukan oleh auditor kepada pihak eksternal perusahaan.
Disamping sumber data, jenis data juga dipertimbangkan dalam penentuan metode
pengumpulan data.
Dari jenisnya, data yang menjadi bukti audit dapat dibedakan menjadi bukti fisik,
dokumenter, dan kesaksian (testimonial).
a. Bukti fisik adalah bukti yang berasal dari data yang berupa objek atau benda-benda
fisik,yaitu:
Bukti-bukti audit yang berupa foto yang dibuat oleh auditor dianggap sebagai bukti
audit yang lebih meyakinkan daripada penjelasan tertulis.
Apabila pengamatan terhadap kondisi-kondisi fisik akan sangat mempengaruhi
pencapaian tujuan audit, maka bukti-bukti audit harus bisa dikonfirmasikan. Hal ini
bisa dilakukan dengan melakukan pengamatan oleh dua orang auditor, dan apabila
mungkin didampingi oleh wakil dari auditan.
Pembicaraan melalui telepon yang direkam dengan persetujuan pembicara dapat
dimasukkan ke dalam kelompok bukti fisik.
b. Bukti dokumen adalah bukti yang berasal dari data yang memuat apa, kapan, serta siapa
yang terlibat dalam suatu kejadian, yaitu:
1)Bukti-bukti audit berupa dokumen, baik dalam bentuk foto maupun elektronik yang dibuat
oleh auditan adalah bentuk bukti-bukti audit yang paling umum. Bukti-bukti audit, dapat
berasal dari dalam atau luar auditan.
2)Bukti-bukti audit berupa dokumen yang berasal dari luar, bisa berupa surat atau
memorandum yang diterima oleh entitas, seperti faktur-faktur, kontrak-kontrak, laporan-
laporan audit dan laporan-laporan lainnya yang berasal dari pihak ketiga.
3) Bukti-bukti audit berupa dokumen yang berasal dari dalam, dapat berupa catatan-catatan
akuntansi, salinan surat-surat keluar, uraian kerja {Job descriptions), rencana-rencana kerja,
anggaran, laporan audit oleh Satuan Auditor Intern, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
prosedur-prosedur yang ada, dan sebagainya.
c. Bukti Subjek atau Testimonial adalah bukti yang datanya berupa opini, sikap, pengalaman,
dari seseorang ataupun kelompok yang menjadi subjek.
Bukti Subjek bisa diperoleh dari pernyataan-pernyataan yang biasanya sebagai jawaban atas
ertanyaan-pertanyaan atau interviu. Pernyataan-pernyataan tersebut bisa berasal dari pegawai
auditan, para ahli, konsultan dan pihak-pihak lain yang dihubungi untuk memberikan bukti-
bukti audit tersebut. Konfirmasi terhadap bukti-bukti kesaksian sangat diperlukan, antara lain
dengan:
1)Menentukan pernyataan tertulis dari orang yang diwawancarai.
2)Menilai bukti audit yang sama oleh sumber-sumber atau orang-orang yang berbeda.
3)Melakukan cek ulang terhadap catatan-catatan yang ada.
a.Reviu Dokumen
Metode ini banyak digunakan dalam tahap-tahap Audit Kinerja. Hasil reviu dokumen
diharapkan dapat memberikan gambaran sejauh mana suatu kondisi atau fakta dalam
perusahaan memenuhi kriteria yang ada. Beberapa kriteria dapat langsung terpenuhi dari ada
atau tidaknya suatu dokumen, namun ada beberapa kriteria yang hanya dapat terpenuhi
melalui analisa lebih lanjut.Untuk topik yang belum/tidak terdukung oleh dokumen karena
ketiadaan dokumen atau ketidakcukupan dokumen harus dilakukan teknik lain misal
kuesioner, wawancara, atau observasi.
c.Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survai yang menggunakan
pertanyaan secara lisan kepada subjek pemeriksaan.
Teknik wawancara dilakukan jika memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden.
Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif
atau kontrovesial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan teknik kuesioner akan
kurang memperoleh tanggapan responden. Teknik wawancara dilakukan terutama untuk
responden yang tidak dapat membaca dan menulis, atau pertanyaan yang memerlukan
pernjelasan dari pewawancara atau memerlukan penerjemaahan. Hasil wawancara
selanjutnya dicatat oleh pewawancara sebagai data penelitan untuk bahan evaluasi.
Teknik wawancara dapat dilakukan dengan cara tatap muka atau melalui telepon.
Wawancara tatap muka dilakukan antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan secara
lisan dengan responden yang menjawab pertanyaan secara lisan.
Teknik ini memungkinkan untuk mengajukan banyak pertanyaan dan memerlukan waktu
lebih lama dibandingkan dengan wawancara melalui telepon.
Pertanyaan peneliti dan jawabanjawaban dapat pula melalui telepon. Teknik ini dapat
mengatasi kelemahan wawancara tatap muka karena dapat mengumpulkan data dari
responden yang letak geografisnya terpencar dengan biaya relatif lebih murah dan diperoleh
dengan waktu yang relatif lebih cepat. Jumlah tenaga pengumpul data relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan tenaga yang diperlukan dalam wawancara tatap muka. Namun
kelemahan yang paling utama dari metode ini adalah masalah validitas bukti apabila
responden berbohong.
d.Observasi
Metode pengumpulan data lainnya adalah observasi, yaitu proses pencatatan pola perilaku
subjek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu sebagai narasumber.
Kelebihan metode ini dibandingkan dengan metode survai bahwa data yang dikumpulkan
umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat, dan menghasilkan data lebih rinci mengenai objek
tertentu.
Metode observasi, meskipun demikian, tidak bebas dari kesalahan-kesalahan. Pengamat
kemungkinan memberikan catatan tambahan yang bersifat subjektif, seperti halnya terjadinya
bias karena pengaruh peran wawancara dalam metode survai.
A.Metode Angket
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara
sistematis, kemudian dikirim untuk diisi responden. Bentuk umum sebuah angket terdiri dari
bagian pendahuluan berisikan petunjuk pengisian angket, bagian identitas berisikan identitas
responden seperti: nama, alamat, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status pribadi dan
sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi angket. Dari bentuk isi inilah kemudian
angket dibedakan menjadi beberapa bentuk, seperti:
f.Responden dapat menjawab seenaknya atau kadang kala bersifat main-main serta berdusta.
Metode Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Inti dari metode wawancara yang selalu ada adalah:
a. Pewawancara. Adalah orang yang menggunakan metode wawancara sekaligus bertindak
sebagai pemimpin dalam proses wawancara tersebut.
b.Responden. Adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara.
c.Materi wawancara. Adalah persoalan yang ditanyakan kepada responden, berkisar antara
masalah dan tujuan penelitian.
d.Pedoman wawancara. Adalah instrumen yang digunakan untuk memandu jalannya
wawancara.
Bentuk-bentuk wawancara
a. Wawancara Sistematik (terstruktur)
Wawancara sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu
pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan
kepada responden. Fungsi pedoman wawancara adalah:
* Berfungsi membimbing alur wawancara terutama mengarah tentang hal-hal yang harus
ditanyakan.
* Dapat dihindari kemungkinan melupakan beberapa persoalan yang relevan dengan
permasalahan penelitian.
* Meningkatkan kredibilitas penelitian, karena secara ilmiah wawancara jenis ini dapat
meyakinkan orang lain tentang apa yang dilakukannya, karena dapat dipertanggung jawabkan
secara tertulis.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk
wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder,
gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan
lancar.
b.Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas, tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari
pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah dipersiapkan
sebelumnya oleh pewawancara. Namun yang jelas, metode wawancara terarah ini lebih
mudah dilakukan oleh pewawancara senior daripada digunakan pewawancara pemula.
Metode Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan pancaindera
lainnya. Seseorang yang sedang melakukan pengamatan tidak selamanya menggunakan
pancaindera mata saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang
dihasilkan oleh pancaindera lainnya seperti: apa yang ia dengar, apa yang ia cicipi, apa yang
ia rasakan dari penciumannya bahkan apa yang ia rasakan dari sentuhan kulitnya.
Bentuk-bentuk Observasi
a.Observasi Langsung
Adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang diobservasikan, dalam
arti bahwa pengamatan tidak menggunakan “media-media transparan”. Hal ini dimaksud
bahwa peneliti secara langsung melihat atau mengamati apa yang terjadi pada objek
penelitian
b.Observasi Berstruktur
Pada observasi berstruktur, peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang akan
diamati, yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan, peneliti
telah lebih dulu mempersiapkan materi pengamatan dan instrument yang akan digunakan.
d.Observasi Eksperimental
Observasi yang dilakukan disaat peneliti sosial ingin menentukan gejala perbedaan diantara
dua kelompok yang berbeda dalam menerima atau menolak suatu gejala yang lain
e Observasi Partisipasi
Observasi yang dimaksud adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap suatu objek
pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam sirkulasi
kehidupan objek pengamatan.
g.Observasi Kelompok
Observasi ini dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
Metode Dokumenter
Dokumentasi adalah data sekunder yang disimpan dalam bentuk dokumen atau file
(catatan konvensional maupun elektronik). Pada intinya, metode dokumenter adalah
metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Sebagaian besar data yang
tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, kenang-kenangan, laporan dan
sebagainya. Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi
peluang kepada peneliti untuk hal-hal yang telah silam. Kumpulan data bentuk tulisan ini
disebut dokumen dalam arti luas termasuk monument, artefak, foto, tape, mikrofilm, disc,
CD-Rom dan hard disk. Dokumenter dibagi menjadi dua, yaitu:
Dokumen Pribadi
Adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman,
kepercayaannya. Dokumen pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi dan
autobiografi.
Dokumen Resmi
Dokumen resmi terbagi atas, dokumen intern dan ekstern. Dokumen intern dapat berupa
memo, pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk lapangan sendiri seperti risalah
atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, konvensi dan sebagainya.
Metode Eksperimental
Eksperimentasi adalah suatu metode yang dipakai untuk mengetahui pengaruh dari suatu
media, alat atau kondisi yang sengaja diadakan terhadap suatu gejala sosial berupa
kegiatan dan tingkah laku seseorang ataupun kelompok individu. Eksistensi
eksperimentasi adalah menguji pengaruh dari media alat atau suatu kondisi terhadap suatu
gejala sosial.
Metode Tes
Biasanya metode tes (uji coba) yang digunakan dalam pengumpulan data untuk mengukur
ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan dasar atau prestasi seseorang sebagai subjek
dalam penelitian. Misalnya, tes untuk megukur intelegensi (IQ), tes minat, tes bakat
khusus, tes sikap dan lain sebagainya.
2.Tes Terstandar
Tes yang telah tersedia di lembaga penyelenggara testing yang sudah dapat dipastikan
bahwa reliabilitas dan validitas instrumen pengukur data memiliki nilai yang tinggi.
Dalam pelaksanaannya, tes terstandar dilengakapi dengan petunjuk pelaksanaan, waktu,
bahan yang cukup.
Metode Deskriptif
Adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang .
Langkah-langkah Umum dalam Metode Deskriptif
Adapun langkah-langkah umum yang sering diikuti dalam metode penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi ada kegunaan masalah
tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber yang ada.
2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan dari penelitian harus
konsisten dengan rumusan dan definisih dari masalah.
3.Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin
dipecahkan.
4. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji baik secara eksplisit maupun implisit.
5. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data, gunakan teknik pengumpulan data
yang cocok untuk penelitian.
6. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan.
Kuranggi penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang dapat dikerjakan dengan unit-
unit pengukuran yang sepadan.
7. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan kondisi sosial yang ingin
diselidiki serta dari data yang diperoleh dan referensi khas terhadap masalah yang ingin
dipecahkan.
8. Mengadakan generalisasi serta deduksi dari penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin
diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi untuk kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
9.Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.
a. Wawancara
Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi
dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian
(Emzir, 2010: 50). Dengan kemajuan teknologi informasi seperti saat ini, wawancara
bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media telekomunikasi. Pada
hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara
mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Atau,
merupakan proses pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah
diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.
Menurut Miles dan Huberman (1984) ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan
dalam melakukan wawancara, yaitu:
The setting, peneliti perlu mengetahui kondisi lapangan penelitian yang sebenarnya
untuk membantu dalam merencanakan pengambilan data. Hal-hal yang perlu diketahui
untuk menunjang pelaksanaan pengambilan data meliputi tempat pengambilan data,
waktu dan lamanya wawancara, serta biaya yang dibutuhkan.
The actors, mendapatkan data tentang karakteristik calon partisipan. Di dalamnya
termasuk situasi yang lebih disukai partisipan, kalimat pembuka, pembicaraan
pendahuluan dan sikap peneliti dalam melakukan pendekatan.
The events, menyusun protokol wawancara.
Setidaknya, terdapat dua jenis wawancara, yakni: 1). Wawancara mendalam (in-depth
interview), di mana peneliti menggali informasi secara mendalam dengan cara terlibat
langsung dengan kehidupan informan dan bertanya jawab secara bebas tanpa pedoman
pertanyaan yang disiapkan sebelumnya sehingga suasananya hidup, dan dilakukan berkali-
kali. 2). Wawancara terarah (guided interview) di mana peneliti menanyakan kepada
informan hal-hal yang telah disiapkan sebelumnya. Berbeda dengan wawancara mendalam,
wawancara terarah memiliki kelemahan, yakni suasana tidak hidup, karena peneliti terikat
dengan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Sering terjadi pewawancara atau
peneliti lebih memperhatikan daftar pertanyaan yang diajukan daripada bertatap muka dengan
informan, sehingga suasana terasa kaku
b.Observasi
Selain wawancara, observasi juga merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan
dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk
memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi
seseorang.
Bungin (2007: 115-117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi
partisipasi, 2). Observasi tidak terstruktur, dan 3). Observasi kelompok. Berikut
penjelasannya:
Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana
peneliti terlibat dalam keseharian informan.
Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman
observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan
yang terjadi di lapangan.
Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti
terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian
c.Dokumen
Selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali
infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik untuk
memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna
(Faisal, 1990: 77).
d.Focus Group Discussion
Metode terakhir untuk mengumpulkan data ialah lewat Diskusi terpusat (Focus Group
Discussion), yaitu upaya menemukan makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat
diskusi untuk menghindari diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. Misalnya,
sekelompok peneliti mendiskusikan hasil UN 2011 di mana nilai rata-rata siswa pada
matapelajaran bahasa Indonesia rendah. Untuk menghindari pemaknaan secara subjektif oleh
seorang peneliti, maka dibentuk kelompok diskusi terdiri atas beberapa orang peneliti.
Dengan beberapa orang mengkaji sebuah isu diharapkan akan diperoleh hasil pemaknaan
yang lebih objektif.
“POSISI DAN JUMLAH ANALISIS DATA, ANALISIS DATA
KUALITATIS, ANALISIS DATA KUANTITATIF, ANALISIS DATA
KOMBINASI”
2.1 Posisi dan Jumlah Analisis Data
A. Pengertian Analisis Data
Analisis data adalah sebuah proses untuk mengelompokan, melihat
keterkaitan, membuat perbandingan, persamaan dan perbedaan atas data yang
telah siap untuk dipelajari, dan membuat model data dengan maksud untuk
menemukan informasi yang bermanfaat sehingga dapat memberikan petunjuk
untuk mengambil keputusan terhadap permasalahan dan/atau pertanyaan
penelitian yang diangkat.
Pengertian analisis data menurut para ahli:
1. Prof. Dr. Sugiyono
Prof. Dr. Sugiyono adalah salah satu dosen di Universitas Negeri Sebelas
Maret (UNS) dimana mengatakan bahwa analisis data merupakan proses yang
sulit untuk dilakukan karena dalam proses analisis data peneliti harus melakukan
kerja keras. Selain kerja keras, untuk melakukan analisis data, peneliti juga harus
memiliki wawasan yang luas serta cara pikir kreatif karena dalam menentukan
metode yang digunakan cukup tricky dan harus disesuaikan dengan data yang
dimiliki.
2. John Tukey
John Tukey merupakan seorang ahli Matematika yang berasal dari Amerika
Serikat. John Tukey juga salah satu ahli yang mengemukakan definisi dari teknik
analisis data. Menurut John Tukey, teknik analisis data adalah proses
menganalisis data termasuk menafsirkan data yang sudah dilakukan analisa.
Selain itu, analisis data juga termasuk teknik pengumpulan data karena proses
pengumpulan data juga menentukan seberapa akurat data yang akan digunakan.
3. Lexy J. Moleong & Taylor
Selain Sugiyono dan John Tukey, Lexy J. Moleong & Taylor juga
mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian analisis data. Menurut Lexy J.
Moleong dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif, analisis data
merupakan kegiatan analisis dari hasil penelitian, dimana meliputi proses
memeriksa semua data dari instrumen penelitian, seperti catatan, dokumen,
rekaman, dll. Sedangkan menurut Taylor, analisis data merupakan proses yang
digunakan untuk menentukan tema dan juga merumuskan hipotesis.
4. Komaruddin
Selain para ahli lainnya, Komaruddin juga termasuk ahli yang menyampaikan
definisi dari analisis data. Menurut pendapat Komaruddin, analisis data
merupakan kegiatan yang meliputi proses berpikir untuk merinci dan
menguraikan suatu keseluruhan yang dijadikan komponen sehingga setiap
komponen lebih mudah untuk dimengerti, baik itu hubungan antar komponen,
serta fungsi dari masing-masing komponen ataupun fungsi secara keseluruhan.
B. Fungsi Analisis Data
Dalam suatu penelitian, tentu seseorang akan memerlukan apa itu analisis
data. Dengan kegiatan menganalsis sebuah data tersebut, seseorang akan dengan
mudah mengolah data menjadi sumber informasi baru yang akurat dan juga
terpercaya. Tak heran, apabila saat ini ada banyak orang yang memerlukan
penganalisisan data guna memperoleh penjelasan dari masalah-masalah tertentu.
1.Analisis data dapat berfungsi sebagai bahan evaluasi
2.Analisis data juga dapat digunakan untuk menanggapi sebuah masalah tertentu
3.Memecahkan permasalahan serta menentukan sebuah keputusan maupun
keputusan.
4.Data yang diperoleh dari hasil analisis juga bisa digunakan untuk acuan dalam
sebuah kegiatan yang diperlukan.
Hasil dari analisis yang dilakukan dalam sebuah data juga dapat dimanfaatkan
dalam sebuah kegiatan sebagai suatu perencanaan.
C. Jenis-Jenis Analisis Data
Di dalam sebuah penelitian, terdapat beberapa jenis analisis data. Kedua jenis
analisis tersebut adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Di bawah ini
penjelasan mengenai kedua jenis analisis tersebut :
1. Kualitatif
Adalah analisis data yang diperoleh dengan proses sistematis. Yakni dengan
cara mencari dan mengolah berbagai data yang bersumber dari hasil pengamatan
lapangan, kajian dokumen, catatan lapangan, wawancara, dokumentasi, dan
lainnya sehingga dapat menghasilkan sebuah laporan temuan penelitian. Analisis
data ini sendiri dapat dilakukan dengan cara mengorganisir data dalam sebuah
kategori, melakukan sintesa, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, kemudian
membuat kesimpulannya yang mudah dipahami oleh setiap orang.
2. Kuantitatif
Merupakan jenis analisis yang memakai alat dengan sifatnya yang kuantitatif.
Hal ini berarti sebuah analisis dilakukan dengan memakai model-model tertentu.
Layaknya model matematika, model ekonometrik, model statistik, dan lain
sebagainya. Kemudian, hasil dari jenis analisis yang satu ini nantinya akan
disajikan dalam bentuk angka-angka yang diinterpretasikan atau dijelaskan lewat
sebuah uraian. Dalam penelitian jenis ini sendiri, dapat diperoleh juga apa itu
analisis data. Yakni sebuah kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh
sumber/responden lain terkumpul. Adapun kegiatan tersebut seperti:
Mengelompokkan data sesuai jenis dan variable dari responden
Mentabulasi data sesuai dari variable seluruh responden
Menyajikan data pada tiap variabel yang sudah diteliti
Menghitung data untuk menjawab rumusan masalah yang dibuat
Menghitung juga sebuah data agar hipotesis yang diajukan teruji.
1. Ketentuan Performa
Pada ketentuan perfofma perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a. Pertimbangan Kefungsian
Pertimbangan kefungsian digunakan uniuk mcnentukan fungsi dari produk
tersebut dirancang. Fungsi yang ada di dalam rancangan produk harus dapat
memecahkan permagalahan- permasalahan yang telah dirumuskan dalam tujuan
perancangan. Pertimbangan fungsi ini dapat dibagi menjadi dua fungsi yaitu
fungsi primer (fungsi utama produk), dan fungi sekunder (fungsi lain produk).
b. Pertimbangan Penampilan
Penampilan produk yang baik dapat memberikan kesan yang menarik kcpada para
kostumer ketika akan melihat fisik produk secara visual Iangsung. Penampilan
produk harus didesain futuristik dan elegan. Ini artinya desain tampilan produk
disesuaikan dengan kebutuhan pasar saat ini maupun yang akan datang. Pemilihan
warna yang tepat pada mesin dapat mcningkatkan keindahan dalam produk
c. Pertimbangan Kehandalan
Kehandalan ini biasanya dinyatakan dalam ketahanan produksi dalam tiap waktu.
Ketangguhan yang dihasilkan ini bisa berasal iiari kemampuan setiap komponen
yang bekerja, berputar, translasi, bergerak, dan diam ketika dikenai bcban/gaya
yang bekerja. Kehandalan produk yang dibuat dapat juga dilihat dari kualitas
material dan pengerjaannya.
d. Pertimbangan Kondisi Lingkungan
Pertimbangan kondisi lingkungan artinya produk yang dibuat mampu bertahan
pada kondisi lingkungan yang beragam baik pada kelembapan, tekanan, zat kimia,
air, magnet, dan lain sebagainya.
e. Pertimbangan Biaya Produksi
Pertimbangan biaya merupakan bagian yang perlu diperhatikan ketika
merencanakan sebuah produk. Engineer harus mampu memperhitungkan biaya
yang dikeluarkan ketika memberikan beberapa altematif proses produksi. Proses
produksi yang dipilih ketika membuat setiap komponen dalam produk harus
disesuaikan dengan jumlah alat atau mesin yang mampu memproduksi tiap
komponen tersebut.
f. Pertimbangan Ergonomi (Faktor Manusia)
Penampilan produk yang baik harus memiliki bentuk yang ergonomis. Ergonomis
artinya mendesain tampilan produk dengan pantas dan tidak terlalu banyak
moditikasi bentuk tampilan yang tidak bermakna. Bentuk dan ukuran produk yang
dibuat disesuaikan dengan kondisi pengguna produk pada umumnya, sehingga
memudahkan konsumen dalam menggunakan produk tersebut.
g. Pertimbangan Kualitas
Kualitas yang dipertimbangkan pada perancangan ini adalah produk/output yang
dihasilkan pada alat/mesin yang telah didesain. Kualitas produk dapat diketahui
dengan berbagui macam analisis perhitungan secara komplek dan uji coba
alat/mesin sampai ditemukan hasil kualitas yang diinginkan konsumen.
h. Pertimbangan Beban
Dalam membuat produk alat/mesin perlu memperhatikan pemilihan material,
dimensi produk, dan banyaknya jumlah komponen yang digunakan. Hal ini dapat
berpengaruh pada beban-beban yang bekerja pada produk itu sendiri atau dapat
disebut juga sebagai beban primer. Beban lain juga dapat ditimbulkan pada
produk ini yaitu beban konsekuensional.
i. Pertimbangan Kebisingan
Mesin yang berputar tentunya tidak luput dari kebisingan. Kebisingan ini
ditimbulkan karena adanya putaran mesin dan gesekan yang ditimbulkan poros
atau transmisi. Kebisingan ini dapat dicegah dengan memberikan beberapa
peredam dikaki-kaki mesin dan memberikan pelumas pada bagian gear transmisi.
2. Ketentuan Fabrikasi
Pada ketentuan fabrikasi perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a. Pertimbangan Proses
Seorang engineer dalam membuat produk perlu mempertimbangkan kemampuan
proses pembuatan produk itu sendiri. Engineer harus dapat memikirkan proses
produksi/ manufaktur yang akan dilakukan oleh tenaga ahli manufaktur. Engineer
perlu mempertimbangkan kemampuan proses mesin, kemampuan proses
perakitan, dan kemampuan proses finishing. Pertimbangan proses ini akan
menentukan biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam menentukan harga suatu
produk pada akhimya. Proses yang rumit dapat menggunakan bantuan mesin CNC
atau berbasis PLC (Programmable Logic Controlled).
b. Pertimbangan Material
Material merupakan bagian yang mendasar dalam menentukan kemampuan proses
produksi, kualitas produk, maintenance produk, dan lain sebagainya. Kesalahan
dalam pemilihan material dapat memberikan dampak yang besar terhadap kualitas
produk.
c. Pertimbangan Perakitan
Komponen-komponen yang telah didesain dengan sedemikian rupa tentunya juga
dipertimbangkan bagaimana melakukan proses perakitan pada tiap komponen
tersebut sehingga menjadi produk jadi yang rekat dan tepat, Pekerjaan perakitan
akan menjadi hal yang rumit ketika komponen-komponen yang dibuat
menyimpang dari desain yang ada.
d. Pertimbangan Kemasan
Produk massal yang akan dijual di pasaran, perlu mempertimbangkan bentuk
kemasan yang akan disajikan sebagai pembungkus produk. Kemasan produk
dapat berupu plastik, kardus, karton, kayu, omament, kaca, dan Iain sebagainya.
Fungsi dari kemasan ini digunakan untuk mempercantik tampilan produk
sehingga mampu menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut.
e. Pertimbangan Kuantitas
Pertimbangan kuantitas berfungsi untuk mempenimbangkan jumlah penggunaan
material yang digunakan, banyaknyu alat/mesin yang digunakan, produk yang
dihasilkan sesuai kapasitas mesin, kemampuan proses produksi dalam membuat
komponen produk, jumlah operator/tenaga ahli yang digunakan, dan banyaknya
jumlah komponen yang rusak/cacat. Pertimbangan ini pada akhimya akan
memberikan kapasitas produksi dalam pembuatan produk tersebut sehingga akan
dihasilkan harga produk yang dapat ditawarkan ke konsumen.
f. Pertimbangan Tanggal Penyerahan
Pertimbangan tanggal penyerahan bertujuan untuk menennlkan tanggal yang tepat
terkait dengan manajemen waktu proses produksi. Tanggal penyerahan menjadi
tanggal batas setiap tahapan pada desain. Dengan adanya tanggal penyerahan,
segala proses perencanaan dapat berjalan sesuai jadwal.
3. Standar-standar Penerimaan
Pada standar-standar penerimaan pelflu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a. lnspeksi
Kualitas dari suatu produk perlu diperhatikan dengan cemmt dan teliti. Setiap
pekerjaan yang membutuhkan toleransi khusus pekerjaan harus dilakukan
pengecekan. Kesesuaian ukuran serta bentuk memberikan produk yang dibuat
dapat diterima sesuai dengan spesifikasi produk yang telah direncanakan.
b. Pengujian
Pengujian terhadap material, alat, dan mesin sangat penting diperhatikan.Ini
dilakukan untuk mencegah terjadi hal-hal yang dapat mengganggu, menghambat,
serta dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang merugikan konsumen. Produk
yang akan diserah-terimakan sebaiknya dilakukan pengujian langsung di depan
konsumen. Pengujian tersebut meliputi kehandu/an produk, keamanan, kecepatan,
kemampuan terhadap beban, dan konsumsi energi yang dibutuhkan.
c. Standar-standar
Konsumen yang cerdas akan memperhatikan kualitas dari setiap material dan
fungsi kerju dari setiap komponen. Merekn akan mempertanyakan mengenai
lisensi atau standar yang digunakan dalam setiap material dan fungsi setiap
komponen. Standar yang digunakan meliputi: standar nasional. Standar
intemasional, dan standar perusahaan.
d. Paten
Kasus pembajakan atau klaim pengakuan diri atas desain produk scring banyak
ditemukan. Hal ini dapat terjadi karcna perancang tidak mendaftarkan
karya/desain produknya untuk dipatenkan dalam Haki (Hak Kekayaan
lntelektual). Syarat utama pendaharan hak paten tersebut terhitung maksimal 30
hari setelah desain produk dikenal oleh publik. Paten tersebut berfungsi untuk
menguatkan desain produknya agar tidak diklaim oleh paten lain.
4. Penguraian
Pada ketentuan penguraian perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a. Standar
Penguraian produk baik alat atau mesin setidaknya perlu mempertimbangkan
kemampuan untuk diuraikan/didaur-ulang pada material-material yang telah
digunakan. Misalkan, material dari bahan baja tentunya akan mudah diuraikan
kembali dengan cara dilebur pada suhu tenentu sehingga 'dapat membentuk
material baru kembali. Jika material yang digunakan plastik, maka daur-ulang
yang dapat digunakan dapat dilebur atau reuse (memanfaatkan kembali material
dengan fimgsi kerja lain). Fungsi standar pada penguraian ini adalah
menggunakan standarisasi penguraian sebagaimana diterapkan oleh setiap
perusahaan, negara, atau intemasional,
b. Peraturan
Penguraian suatu produk harus mempertimbangkan lingkungan sekitamya.
Lingkungan yang tercemar akibat limbah yang dihasilkan dalam proses
penguraian tersebut dapat memberikan kerusakan ekosistem lingkungan tersebut.
Untuk itu, setiap daerah perlu diberlakukan peraturan yang tegas terhadap
penguraian suatu produk yang dianggap tidak memenuhi spesifikasi produk,
sehingga produsen bertanggung jawab terhadap produk-produk yang telah mereka
publikasi.
c. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan perusahaan dalam menekan dampak negatif dari penguraian produk
dapat memberikan surplus yang tinggi dalam hal pemasaran (markezing). Produk
yang mampu diuraikan dengan baik dapat membantu perusahaan dalam
mempromosikan produk yang akan dipasarkan.
d. Bahaya
Potensi-potensi yang dapat menimbulkan bahaya pada produk perlu diuraikan
dengan benar dengan cara diidentifikasi sejak dini sampai dampak yang akan
ditimbulkan.
5. Ketentuan-ketentuan Operasi
Pada ketentuan-ketentuan operasi perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a. lnstalasi
Produk yang dibuat dapat diinstalasi dengan mudah oleh konsumen dengan cara
memberikan bantuan teknik dalam memperagakan produk dan memberikan
informasi teknik melalui buku manual panduan (user manual guide).
b. Penggunaan
Biaya operasional yang dikeluarkan ketika proses pembuatan menyebabkan perlu
diminimalisir dengan tepat. Penekanan ini dapat mencegah terjadi pembengkakan
biaya yang diakibatkan: pengoperasian mesin selama 24 jam/hari, jumlah operator
yang ada konsumsi energi yang dibutuhkan, dan tingkat keterampilan
operator. .lika biaya tersebut dapat dltekan, maka efisiensi harga yang akan
ditawarkan menjadl rendah namun tetap memperhatikan fungsi dan kegunaan dari
setiap komponen yang bekerja.
c. Pemeliharaan
Suatu servis/ layanan yang baik adalah mampu memberikan garansi terhadap
pemeliharaan dan penggantian suku cadang yang standar. Jika dibutuhkan
perawatan yang rutin, maka produk yang dibuat dapat dibongkar-pasang dengan
mudah
d. Keamanan
Potensi-potensi yang dapat menimbulkan bahaya pada produk perlu diidentiiikasi
sejak dini sehingga kecelakaan ke1ja_dari pemakaian alat/mesin tersebut dapat
segera dicegah. Keamanan produk dapat merujuk pada banyak standar dan
peraturan yang telah disepakati oleh banyak perusahaan.
produk tersebut.
mengembangan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,
prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif, produktif, dan bermakna. R&D
rangka efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. Oleh karena itu, R&D selalu
dengan tegas dibedakan dari penelitian murni/dasar walaupun tentu saja tidak
dapat dipisahkan dari penelitian murni/dasar. Bahkan sering kali R&D didasarkan
proses yang dipakai untuk mengembangkan suatu produk baru berupa bahan ajar
pokok. Pertama, produk tersebut tidak hanya meliputi perangkat keras, seperti
modul, buku teks, video dan film pembelajaran atau perangkat keras yang
tersebut dapat berarti produk baru atau memodifikasi produk yang sudah ada.
riset yang menggunakan berbagai metode dalam suatu siklus yang melewati
melalui serangkaian riset yang menggunakan berbagai metode dalam suatu siklus
produk, perlu diadakan need assessment. R&D tujuan utamnya tidak keluar dari
lingkup:
dan efektif.
Borg and Gall Borg and Gall mengemukakan langkah-langkah penelitian dan
pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba
produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, produksi masal.
penyebaran.)
bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya
(bertahap bisa multi years). Penelitian Hibah Bersaing (didanai oleh Direktorat
bidang administrasi, pendidikan, dan social lainnya masih rendah. Padahal banyak
produk tertentu dalam bidang pendidikan dan social yang perlu dihasilkan melalui
baru yang dibutuhkan oleh pasar. Hamper 4% biaya yang digunakan untuk
penelitian dan pengembangan, bahkan untuk industry farmasi dan computer lebih
dari 4% (Borg and Gall). Dalam bidang social dan pendidikan peranan research
and development masih sangat kecil, dan kurang dari 1% dari biaya pendidikan
secara keseluruhan.
mengembangkan sebuah model yang valid dan reliabel. Artinya bahwa model
menjawab tantangan ini maka dalam fase penelitian, peneliti dituntut untuk dapat
dan kondisi yang berbeda. Sehingga dalam R&D dikenal istilah ujicoba terbatas
dan ujicoba lebih luas. Ujicoba terbatas adalah ujicoba yang dilakukan pada
dikembangkan cukup efektif untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Jika peneliti
menggunakan pendekatan kuasi eksperimen, maka dalam uji coba terbatas ini
kelompok treatment. Jika uji coba terbatas telah dilakukan dan diperoleh hasil
untuk melaksanakan uji coba lebih luas. Asumsi dari uji coba lebih luas ada
saja diluar kelompok uji coba terbatas. Disamping itu, uji coba lebih luas
saat uji coba terbatas. Sebuah model akan dinilai memiliki tingkat keandalan yang
tinggi ketika hasilnya konsisten dilihat dari sudut pandang keefektivan antara uji
Salah satu bagian penting yang tidak kalah penting dari tahapan
penelitian dalam R&D adalah melakukan uji keefektivan dan uji efisiensi. Uji
tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Ketika suatu model dibuat dengan tujuan
suatu model dilakukan dengan membandingkan skor awal dalam pretest dengan
skor akhir dalam posttest. Disamping itu peneliti juga harus membandingkan skor
dapat disimpulkan apakah terdapat perbedaan skor antara kelompok treatment dan
kelompok kontrol. Demikian pula dengan uji efisiensi. Meskipun uji ini tidak
umum digunakan dalam penelitian R&D, namun sebaiknya peneliti perlu juga
proses implementasi model telah sesuai dengan rencana atau tidak. Uji efisiensi
mengetahui bagian-bagian dari proses yang belum sesuai dengan rencana dan
mengetahui bagian mana dari proses yang harus diperbaiki. Sebelum melakukan
uji keefektivan, ada beberapa tahapan uji statistik yang harus dilakukan oleh
peneliti diantaranya: uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas berfungsi
tidak. Uji normalitas akan berpengaruh pada penggunaan alat test statistik dalam
uji keefektivan model, apakah akan menggunakan statistik parametrik atau non
menunjukkan (p,0,05) yang artinya data tersebut tidak berbeda dengan kurva
produk pendidikan layak dan memiliki keunggulan dalam tataran praktek. Dalam
sekolah yang sama dengan pada tahap ujicoba kedua ataupun berbeda dengan
jumlah sampel yang sama. Dalam pengujian produk akhir, sebaiknya digunakan
group design” atau minimal “the matching only pretests-posttest Control Group
Validitas internal adalah derajat bias dari suatu studi penelitian atau
alat ukur. Validitas internal mengacu pada kemampuan alat ukur untuk membuat
penjelasan yang masuk akal mengenai hasil penelitian yang didapatkan. Validitas
internal adalah sejauh mana peneliti dapat membuat klaim bahwa tidak ada
variabel lain kecuali yang dia pelajari menyebabkan hasilnya. Sebagai contoh, jika
kita mempelajari variabel belajar mandiri dan hasil dari hasil ujian, kita harus
dapat mengatakan bahwa tidak ada variabel lain (metode pengajaran, kuliah
tambahan, tingkat kecerdasan, dll.) Yang menyebabkan hasil ujian yang baik.
Ketika ada peluang bagus bahwa variabel lain dapat memengaruhi hasil,
penelitian ini memiliki validitas internal yang rendah. Studi penelitian yang baik
relevan dengan studi yang mengevaluasi efek dari program atau intervensi
tertentu. Dalam studi seperti ini, peneliti mungkin tertarik mengetahui apakah
metodologi pengajaran baru, dia mungkin ingin tahu apakah itu meningkatkan
hasil, tetapi dia juga ingin memastikan bahwa itu adalah metodologi pengajaran
barunya dan bukan beberapa faktor lain yang membuat perbedaan. Di sinilah
Ancaman ini dapat terjadi sendiri atau berbarengan dan membuat hasil penelitian
yang masuk akal tetapi tidak sesuai dengan hipotesis penelitian. Berikut adalah
Sejarah (History)
subjek atau fenomena. Oleh karena itu, perubahan variabel yang disebabkan oleh
sejarah atau pengalaman subjek penelitian mengenai topik yang akan diteliti harus
dihindari agar alat ukur memiliki validitas internal yang baik. Terdapat dua jenis
mungkin terjadi perubahan pada jarak waktu antara pengukuran pretes dan
postes. Faktor ini dapat dikendalikan dengan teknik konstansi, di mana subjek
penelitian tidak memiliki teman atau relasi yang memiliki permasalahan yang
Kematangan (Maturitas)
tetapi peneliti tidak boleh membiarkan faktor ini mempengaruhi variabel karena
perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh eksperimen atau kontrol peneliti,
melainkan kematangan atau maturitas subjek penelitian. Hal ini dapat
oleh eksperimen.
Seleksi (Selection)
harus memiliki karakteristik yang serupa, sebagai contoh, ketika meneliti kasus
karakteristik lain yang dapat mengancam validitas internal dari hasil penelitian.
berbeda dengan subjek penelitian yang baru melakukan tes untuk pertama kalinya
karena subjek penelitian yang telah melakukan tes sebelumnya mungkin saja
mengingat kembali jawaban yang pernah ia isi dan menggantinya dengan jawaban
lain, sehingga jawaban yang didapatkan oleh peneliti tidak bersifat alami karena
Instrumen
Instrumen atau alat ukur biasanya digunakan dua kali, yaitu pada saat
sebelum perlakuan atau eksperimen dan setelahnya. Subjek peneliti bisa saja
mengisi alat ukur yang diberikan setelah perlakuan atau eksperimen agar
Mortalitas (Mortality)
Saat melakukan penelitian atau eksperimen, terdapat subjek penelitian
yang ‘drop out’ karena berbagai alasan di antara waktu pretes (sebelum
eksperimen atau perlakuan) dan postes (setelah eksperimen atau perlakuan). ‘Drop
out’ dapat disebabkan oleh subjek yang berpindah tempat tinggal, tidak ingin
melanjutkan penelitian lagi, sakit atau meninggal dunia. Faktor ini juga dapat
Faktor ini dapat diketahui ancamannya setelah data telah diproses. Nilai
ekstrim tinggi atau rendah dari hasil pretes menjadi tidak ekstrim lagi pada
melainkan perubahan semu. Oleh karena itu, regresi ke arah nilai rata-rata ini juga
semua faktor yang telah disebutkan di atas harus dikontrol oleh peneliti. Jika
menjadi tidak valid menjadi semakin tinggi sehingga tidak dapat memberikan
penelitian
Manipulasi eksperimental: Memanipulasi variabel independen dalam sebuah
Pemilihan acak: Memilih peserta Anda secara acak atau dengan cara mereka
penelitian. Untuk lebih spesifik, itu adalah sejauh mana hasil studi dapat
diperhatikan diantaranya:
subyek telah mengingat instrumen pre-test dengan baik. Sehingga hasil yang
test juga.
Spesifitas variabel, mengacu pada fakta bahwa suatu studi yang dilakukan dengan
Pengaturan reaktif, mengacu pada munculnya sesuatu yang baru dari subyek
dilakukan dengan periode tertentu agar sesuatu yang baru tersebut hilang dan
Interferensi perlakuan jamak, muncul apabila subyek yang sama menerima lebih
maka peneliti dapat menentukan desain penelitian seperti apa yang akan
Kata produk berasal dari bahasa Inggris product yang berarti "sesuatu yang diproduksi oleh
tenaga kerja atau sejenisnya".Bentuk kerja dari kata product, yaitu produce, merupakan
serapan dari bahasa latin prōdūce(re), yang berarti (untuk) memimpin atau membawa
sesuatu untuk maju. Pada tahun 1575, kata "produk" merujuk pada apapun yang diproduksi
("anything produced"). Namun sejak 1695, definisi kata product lebih merujuk pada sesuatu
yang diproduksi ("thing or things produced"). Produk dalam pengertian ekonomi
diperkenalkan pertama kali oleh ekonom-politisi Adam Smith.
Barang, mewakili produk nyata seperti pakaian, laptop, telepon pintar, sepeda, mobil,
Jasa, mewakili produk tidak berwujud, seperti layanan konsultasi dan perlindungan
asuransi.
Produk ini dibagi menjadi 2 jenis kategori yaitu barang tidak tahan lama dan barang tahan
lama.
Contoh pada makanan: Mie Instan, Sosis, Pizza, Kue, Cemilan, dll. Pada bumbu dan bahan
untuk memasak misalnya seperti Minyak Goreng, Tepung Terigu, Kaldu Ayam, Mentega,
Margarin, dll.
Contoh pada minuman: Air mineral / air minum kemasan, minuman kaleng / botol, Susu
Kemasan, dll.
Contoh pada elektronik: Handphone/ telepon genggam, konsol game, televisi, komputer,
laptop, dll.
2) Buatlah panduan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan cara yang bisa
mereka pahami.
Jika pengguna bukan orang-orang yang memiliki pengetahuan teknis, mungkin sebaiknya
Anda menghindari bahasa yang sangat teknis dan memberikan penjelasan dengan gamblang
dan sederhana. Teks juga harus diatur dengan cara yang menyerupai cara berpikir pengguna.
Membuat daftar fitur produk yang dikelompokkan berdasarkan fungsi sering kali lebih masuk
akal daripada berdasarkan fitur yang paling sering digunakan.
Terkadang menggunakan istilah teknis tidak dapat dihindari, misalnya untuk
aplikasi pembuat grafik yang mencakup grafik Fibonacci bersama dengan grafik
lingkaran (pie chart) dan grafik batang yang lebih umum. Dalam kasus seperti ini,
akan lebih baik jika Anda mendefinisikan istilah dan memberikan informasi,
misalnya penjelasan tentang apa itu grafik Fibonacci dan bagaimana
penggunaannya dalam analisis keuangan.
3) Jelaskan masalah yang sedang coba dipecahkan pengguna, kemudian berikan solusi
untuk masalah itu. Menawarkan fitur sebagai solusi untuk masalah umum boleh-boleh saja
saat mengiklankan produk, tetapi begitu pelanggan memiliki produk, dia perlu memahami
cara menggunakannya. Identifikasi masalah yang akan dihadapi pengguna, paparkan di dalam
panduan pengguna, diikuti dengan instruksi untuk mengatasinya.
Jika masalahnya rumit, pecahlah menjadi bagian-bagian kecil. Tuliskan setiap
bagian dengan instruksi bagaimana mengatasinya atau menghadapinya, kemudian
diikuti dengan setiap bagian lain secara berurutan. Memecah informasi dengan cara
seperti ini dikenal sebagai metode pengelompokan atau pemisahan.
Untuk menulis panduan pengguna yang baik, Anda perlu mengembangkan profil pengguna,
baik secara formal dengan membuat profil tertulis atau secara informal dengan meluangkan
waktu untuk membuat asumsi yang masuk akal tentang karakteristik pengguna. Profil seperti
itu berguna saat Anda menjadi bagian dari tim penulisan panduan pengguna dan saat
mengerjakan produk yang dimaksud sejak masih berupa konsep hingga ke bentuk akhir.
Pertimbangkan faktor berikut saat membuat profil pengguna:
Berapa banyak pengalaman yang dimiliki pengguna terhadap produk atau barang
sejenisnya. Jika produk terbilang baru atau sangat berbeda dari produk sejenis, Anda harus
menyertakan penjelasan tentang bagaimana produk itu berbeda dibanding yang lain dan
instruksi tentang cara menggunakannya. Jika produk berhubungan dengan sesuatu yang
sering kali membuat pengguna merasa kesulitan, misalnya aplikasi komputer, Anda harus
memberikan informasi dan detail yang sesuai dengan cara yang dapat dipahami.
2) Buatlah panduan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan cara yang bisa mereka
pahami.
Jika pengguna bukan orang-orang yang memiliki pengetahuan teknis, mungkin sebaiknya
Anda menghindari bahasa yang sangat teknis dan memberikan penjelasan dengan gamblang
dan sederhana. Teks juga harus diatur dengan cara yang menyerupai cara berpikir pengguna.
Membuat daftar fitur produk yang dikelompokkan berdasarkan fungsi sering kali lebih masuk
akal daripada berdasarkan fitur yang paling sering digunakan.
Terkadang menggunakan istilah teknis tidak dapat dihindari, misalnya untuk aplikasi
pembuat grafik yang mencakup grafik Fibonacci bersama dengan grafik lingkaran (pie chart)
dan grafik batang yang lebih umum. Dalam kasus seperti ini, akan lebih baik jika Anda
mendefinisikan istilah dan memberikan informasi, misalnya penjelasan tentang apa itu grafik
Fibonacci dan bagaimana penggunaannya dalam analisis keuangan.
3) Jelaskan masalah yang sedang coba dipecahkan pengguna, kemudian berikan solusi
untuk masalah itu. Menawarkan fitur sebagai solusi untuk masalah umum boleh-boleh saja
saat mengiklankan produk, tetapi begitu pelanggan memiliki produk, dia perlu memahami
cara menggunakannya. Identifikasi masalah yang akan dihadapi pengguna, paparkan di dalam
panduan pengguna, diikuti dengan instruksi untuk mengatasinya.
Jika masalahnya rumit, pecahlah menjadi bagian-bagian kecil. Tuliskan setiap bagian
dengan instruksi bagaimana mengatasinya atau menghadapinya, kemudian diikuti dengan
setiap bagian lain secara berurutan. Memecah informasi dengan cara seperti ini dikenal
sebagai metode pengelompokan atau pemisahan.
Contoh panduan produk lebih sering kita temukan pada produk produk elektronik,karena
jika kita salah menggunakan alat tersebut bisa saja mengakibatkan kerusakan yang fatal dan
bahkan produk tersebut tidak dapat digunakan lagi,misalnya seperti panduan menggunakan
handphone, telepon genggam,konsol game,televisi dan alat elektronik lainnya.
Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan
peneliti sebelum memulai kegiatan penelitian. Proposal penelitian dapat membantu memberi
arah pada peneliti agar mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama proses
penelitian berlangsung. Jika proposal penelitian sudah disusun secara sistematis, lengkap dan
tepat, akan mempercepat pelaksanaan, proses serta penyusunan laporan penelitian. Proposal
mempunyai arti sangat penting bagi setiap peneliti dalam usaha mempercepat, meningkatkan
serta menjaga kualitas hasil penelitian. Proposal penelitian harus dibuat sistematis dan logis
sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti.
Proposal penelitian adalah gambaran secara rinci tentang proses yang akan dilakukan oleh
peneliti untuk dapat memecahkan permasalahan penelitian. Secara umum, poposal penelitian
merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah yang akan diikuti peneliti untuk melakukan
penelitiannya. Dalam menyusun proposal perlu diantisipasi munculnya berbagai sumber yang
dapat bermanfaat sehingga dapat digunakan dalam mendukung penelitian atau faktor-faktor
yang mungkin menghambat kegiatan penelitian. Tujuan umum proposal penelitian adalah
memberitahukan secara jelas tentang tujuan penelitian, siapa yang hendak ditemui, serta apa
yang akan dilakukan atau dicari di lokasi penelitian. Proposal penelitian dibuat peneliti
sebelum melakukan kerja lapangan.
Proposal atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan tertulis
mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal penelitian
berkaitan dengan pernyataan atas urgensi dari suatu penelitian. Membuat proposal penelitian
bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapan proses
penelitian. Pada tahap ini, seluruh kegiatan penelitian disintesiskan ke dalam suatu desain
yang spesifik. Dalam proposal, peneliti mempraktekan bahwa mereka telah mengetahui apa
yang akan mereka cari, bagaimana cara mencari dan mengenalinya, serta menjelaskan
mengapa penelitian itu memiliki nilai kegunaan sehingga perlu untuk dilakukan.
Di muka telah dijeaskan bahwa penelitian adalah proses yang sistematis. Maknanya bahwa
penelitian dilakukan dengan urutan dan prosedur tertentu dan para peneliti mengikuti cara
seperti itu dalam penelitiannya. Untuk itulah diperlukan proposal sebagai bentuk perencanaan
penelitian. Keseluruhan isi yang dimuat dalam proposal penelitian pada dasarnya adalah
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Sebelum mengungkap secara detail bagian-bagian (isi) sutau proposal perlu dikemukakan
garis-garis besar proposal. Walaupun banyak unsur dari proposal yang mirip untuk penelitian
kuantitatif dan kualitatif, tetapi terdapat sejumlah variasi dalam aspek metodologis dari kedua
jenis penelitian tersebut. Oleh karena itu, dalam pembahasan berikut ini kedua jenis proposal
tersebut disajikan secara terpisah PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
Garis-garis besar proposal penelitian kuantitatif menurut McMillan dan Schumacher (2001)
adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Masalah yang masih bersifat umum dirumuskan secara jelas dan tepat. Rumusan demikian
akan membantu pembaca memahami pentingnya masalah dan kedudukan fokus masalah
dalam bidang keahlian peneliti (pendidikan). Rumusan masalah umum tersebut ditunjang
oleh studi kepustakaan yang sesuai, dijabarkan dalam pertanyaan dan/atau hipotesis khusus,
serta manfaat penelitian. Rumusan permasalahan umum tersebut disimpan pada awal alinea,
diikuti oleh latar belakang pemilihan masalah. Rumusannya hendaknya cukup padat tetapi
mudah ditangkap/dipahami oleh orang yang tidak ahli dalam bidang masalah tersebut.
Mengemukakan apa yang telah diketahui tentang permasalahan dan kajian teori dan
penelitian terdahulu, membantu memperjelas latar belakang dan pentingnya penelitian. Reviu
kepustakaan juga menjelaskan tentang pentingnya masalah yang akan diteliti, pendirian
peneliti, kritik terhadap desain penelitian terdahulu, identifikasi kesenjangan-kesenjangan dan
hal-hal baru yang akan dikembangkan.
Menjelaskan jenis desain dan metode yang akan digunakan, apakah menggunakan
penelitian deskriptif, survai, korelasional, eksperimental, pengembangan, dan jenis-jenis
penelitian kuantitatif lainya.
a. Subyek
Dijelaskan siapa/apa target populasi, bagaimana pengambilan sampel dan populasi tersebut,
besarnya sampel, prosedur penarikan sampel. Dalam bagian ini dijelaskan juga bagaimana
menjaga nama baik subjek yang diteliti, izin untuk meneliti serta memelihara kerahasiaan
data dan individu- individu yang menjadi sumber data.
Dijelaskan jenis instrumen yang digunakan, alasan penggunaan instrumen tersebut. Jika
instrumen sudah ada dikemukakan validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Bila
instrumen akan dikembangkan dikemukakan proses pengembangan dan pengujian validitas
dan reliabilitasnya.
c. Prosedur
Dijelaskan teknik analisis data yang digunakan dan bagaimana proses analisisnya serta
bagaimana data hasil analisis disajikan. Bagaimana pengujian setiap hipotesis dilakukan serta
alasan penggunaannya. Alasan diarahkan pada kesesuaian dengan tujuan studi, ukuran
sampel, serta pengujian instrumen yang digunakan. Pada bagian ini iuga dijelaskan bentuk
penyajian data yang akan dibuat seperti: tabel, grafik, profil, bagan dan lain-lain.
Dijelaskan keterbatasan desain dalam kaitanya dengan lingkup studi, desain, dan
metodologi. Lingkup studi terbatas pada apa yang dirumuskan dalam permasalahan umum
atau fokus penelitian, tidak bisa meneliti semua hal yang terkait dengan permasalah tersebut.
Desain juga dibatasi oleh metodologi yang digunakan, kalau metodenya korelasional maka
penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi hubungan melalui analisis korelasi, demikian
juga dengan komparasi terbatas pada membandingkan hal-hal yang sudah dirancang melalui
analsis komparatif.
2. Rujukan
Berupa daftar sumber-sumber apa yang dijadikan rujukan. Sumber tersebut dapat berbentuk
buku, jurnal, hasil penelitian serta sumber-sumber dalam situs internet. Rujukan digunakan
dalam identifikasi, perumusan masalah, perumusan definisi, penyusunan desain,
pengembangan instrumen, analisis data, pembahasan bahkan sampai penarikan kesimpulan.
3. Lampiran
Berisi hal-hal yang sifatnya melengkapi atau mendukung proposal penelitian, seperti:
jadwal penelitian, rencana anggaran, dan riwayat hidup para peneliti,
Desain dan metodologi dalam penelitian kualitatif meliputi: lokasi atau seting sosial yang
dipilih, peranan peneliti, strategi penentuan sampel secara purposif, analisis data yang bersifat
induktif, dan keterbatasan desain.
Peranan peneliti dikemukakan secara umum umpamanya sebagai pengamat partisipatif atau
pewawancara (mendalam). Karena peranan peneliti sangat mempengaruhi hubungan dalam
pengumpulan data yang bersifat interaktif, maka peranannya tersbeut harus disesuaikan
dengan konteks sosial setempat. Peranan peneliti harus cocok dengan tugasnya untuk
mengungkap masalah awal yang ditetapkan.
Strategi penentuan sampel yang bersifat purposif dinyatakan dalam proposal, walaupun
strategi ini akan dikembangkan lebih lanjut dalam pelaksanaan penelitian di lapangan. Tujuan
dan pengambilan sampel secara purposif adalah untuk memperoleh sampel kecil dari
individu- individu yang kaya akan informnasi, proses, atau wawasan sosial. Dalam pemilihan
sampel juga dijelaskan bagaimana memelihara nama baik subyek yang diteliti, menjaga
kerahasiaan data dan individu-individu yang akan dijadikan sebagai sumber data.
Dijelaskan keterbatasan desain dalam kaitan dengan lingkup studi, desain, dan metodologi.
Masalah awal yang ditetapkan biasanya dibatasi pada satu aspek dalam satu kegiatan,
umpamanya hanya meneliti tentang bagaimana guru mengajar dan bukan menilainya, atau
mengetahui dampaknya terhadap siswa. Keterbatasan metodologi karena kesulitan berkenaan
dengan peranan peneliti sebagai instrumen penelitian, penentuan sampel secara purposif,
kegiatan yang bersifat alamiah yang tidak bisa diinterupsi. Keterbatasan desain, terutama
berkenaan dengan validitas, reliabilitas, dan perluasan temuan. Temuan-temuan dalam
penelitian kualitatif tidak digeneralisasikan.
RUJUKAN
Memuat sumber-sumber apa yang dijadikan rujukan. Sumber tersebut bisa berbentuk buku,
jurnal, hasil penelitian serta sumber-sumber dalam situs internet. Rujukan digunakan dalam
identifikasi, perumusan masalah, penentuan sampel, penyusunan desain, pemilihan strategi
pengumpulan data, analisis data dan interpretasi temuan, bahkan sampai pembahasan dan
penyimpulan.
LAMPIRAN
Lampiran merupakan bahan pelengkap dan kegiatan atau temuan- temuan hasil penelitian.
Atas dasar garis-garis besar yang dikemukakan di atas, dalam uraian selanjutnya akan
dibahas secara spesifik substansi masing-masing jenis proposal. Penjelasan setiap jenis
dirinci berdasarkan pokok-pokok perbedaan dari jenis proposal yang telah diuraikan
sebelumnya.
Pada bagian ini perlu dijelaskan kenapa penelitian ini dilakukan menggunakan metode
kualitatif. Pada umumnya peneliti menggunakan metode ini karena permasalahan belum
jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi
sosial tersebut disaring dengan menggunakan metode kuantitatif. Selain itu peneliti juga
berusaha memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.
Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen kunci adalah peneliti itu sendiri atau
anggota tim peneliti. Disini perlu dijelaskan siapa yang akan menjadi instrumen penelitian
dan instrumen tambahan setelah permasalahan dan fokus masalah jelas.
Dalam penelitian kualitatif ada beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi
partisipan, wawancara secara mendalam, studi dokumentasi dan gabungan ketiganya
(triagulasi). Pada tahap ini dijelaskan lebih spesifik strategi dari tahap-tahap observasi,
bentuk wawancara, dokumen yang diharapkan bisa dikumpulkan, perkiraan lama waktu
pengumpulan data, bentuk format pencatatan, dan lain-lain.
Dalam penelitian kualitatif analisis data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan
data. Proses analisis bersifat induktif yaitu mengumpulkan informasi-informasi khusus
menjadi satu kesatuan. Pengumpulan dan analisis data dilakukan melalui pembuatan catatan
lapangan, pemberian kode pada topik-topik penting, membuat kategori dan mencari pola.
Hasil analisis disajikan dalam bentuk diagram, tabel, grafik profil, dll.
Di bagian ini dijelaskan tentang uji keabsahan data yang meliputi uji kredibilitas data
(validasi internal), uji dependabilitas (reliabilitas), uji transferabilitas (validasi eksternal), dan
uji komfirmabilitas (obyektiftivitas)
Contoh laporan penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
Kita semua menyadari bahwa ada satu hal di dunia ini yang tidak pernah berubah yaitu
perubahan itu sendiri. Perubahan-perubahan yang berlangsung begitu cepat menuntut kita
untuk dapat mengikuti dan menyesuaikan dengan perubahan itu. Oleh karena itu, jika kita
tidak ingin ketinggalan dengan bangsa-bangsa lain maka pendidikan mutlak kita butuhkan
untuk mengembangkan potensi anak di dalam negeri yang berperan sebagai aset negara
yakni melalui proses pembelajaran.
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar pasal 31 ayat 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang. Tujuan di atas dapat dicapai salah
satunya dengan mengembangkan dan meningkatkan mutu serta daya saing dalam
pembelajaran di sekolah-sekolah. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran bagi guru-guru di
sekolah yang di lakukan harus selalu mengacu pada tujuan undang-undang dengan
memperhatikan karakteristik siswa sebagai penerus bangsa.
Manusia adalah makhluk yang dapat di pandang dari berbagai sudut pandang. Sebagai
mana di kenal adanya manusia sebagai makhluk yang berpikir atau homo sapien, makhluk
yang berbuat atau homofaber dan mahkluk yang dapat dididik atau homo educandum,
merupakan pandangan-pandangan tentang manusia yang dapat di gunakan untuk
menetapkan cara pendekatan yang akan dilakukan terhadap manusia tersebut.
“setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan dan karakteristik yang di
dapat dari pengaruh lingkungan” (Sunarto, 1994:4). Seorang guru setiap tahun ajaran baru
selalu menghadapi siswa-siswa yang berbeda satu sama lain. Siswa-siswa yang ada didalam
kelas, tidak seorangpun yang sama. Mungkin dua orang kelihatannya hampir sama, akan
tetapi pada kenyataannya jika diamati keduanya tentu terdapat perbedaan.
Untuk itu di perlukan guru-guru yang berkualitas, yang menguasai pendekatan, strategi,
model dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga dapat mengelola kegiatan
pembelajaran dua macam kelas yang optimal pada berbagai situasi siswa dan materi
pembelajaran. Namun karena berbagai sebab, kenyataan di lapangan sering tidak sesuai
dengan harapan para guru di sekolah-sekolah yang menerapkan metode pembagian dua
kelas.
Sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu. Hal
ini mungkin di sebabkan oleh pendekatan, strategi, model, atau metode yang diterapkan
oleh guru kurang sesuai, juga kemampuan guru serta sarana pembelajaran yang meliputi
media, alat peraga dan buku pegangan siswa yang terbatas atau sebab lain yang tidak
diketahui.
B.Rumusan Masalah
Hasil observasi terhadap kualitas proses pembelajaran dan penelitian terkait dengan hasil
peninjauan mengindikasikan berbagai masalah yang dialami oleh sebagian besar guru yang
bermuara pada kinerja mengajar yang masih rendah. Namun karena berbagai keterbatasan
yang ada pada peneliti maka masalah yang akan di pecahkan dalam penelitian ini dibatasi
yaitu: ”apakah penerapan model pembelajaran dua macam kelas dapat mempermudah
kinerja guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MA Nurul Jadid Paiton
Probolinggo?”
Masalah diatas menurut peneliti akan dapat di jawab melalui pemecahan dua sub masalah
di bawah ini, yaitu:
C.tujuan penelitian
Tujuan umum penelitian tentang pembelajaran di sekolah ini adalah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa dan peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran di MA Nurul Jadid
Paiton Probolinggo melalui penerapan model pembelajaran dua macam kelas yang di
jabarkan dalam tujuan khusus yaitu:
2.Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran dua macam
kelas di MA Nurul Jadid Paiton Probolinggo
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Interaksi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di Kelas
Kelas merupakan sarana atau tempat penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat yang
paling dini, bahkan sampai perguruan tinggi. Dalam pembelajaran di kelas, “belajar itu akan
lebih berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Cita-cita di masa yang akan
datang merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhan siswa untuk
belajar” (Sunarto, 1994:159).
Sebagian besar guru tidak menyadari akan pengalaman pembelajaran di kelas pada
umumnya yang masih bersifat tradisional. Kebanyakan guru di kelas hanya berceramah
menerangkan konsep, memberikan contoh soal dan latihan soal, kemudian mengadakan
ulangan harian tanpa harus memperhatikan kebutuhan siswa dalam belajar.
Guru mengajar seperti hanya menyuapi makanan kepada siswanya. Siswa harus menerima
suapan itu tanpa ada perlawanan, tanpa aktif berfikir, orang yang belajar dianggap sebagai
individu yang pasif tanpa bisa memberikan kritik apakah pengetahuan yang di terimanya
benar atau tidak. Akibatnya siswa menjadi sangat pasif, tidak kreatif dan tidak produktif. Bila
hal ini tidak segera diatasi maka tidak heran bila pemahaman siswa terhadap pelajaran
masih belum maksimal.
Salah satu faktor yang mendasari perlunya perubahan praktek pembelajaran di kelas yang
masih sangat tradisional adalah faktor psikologis yang di tandai dengan munculnya teori
belajar yang dikenal dengan behavioristik.
Gage dan Berliner menyatakan bahwa menurut teori behavioristik belajar adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman” (Maziatul, 2009). Pada intinya, teori
behavioristik menekankan pada pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal
penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan perilaku yang tampak sebagai hasil
belajar.
Seorang siswa dianggap telah belajar sesuatu jika siswa yang bersangkutan dapat
menunjukkan perubahan pada tingkah lakunya. Menurut teori ini kegiatan belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus atau apa saja yang diberikan guru kepada siswa
dan output yang berupa respon atau reaksi/tanggapan siswa terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk mengetahui kualitas proses kegiatan pembelajaran maka dilakukan observasi untuk
mengetahui tingkat peran aktif guru selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung.
Peneliti melakukan observasi di salah satu sekolah dengan langkah-langkah yang ditempuh
untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam bentuk wawancara yang
ditujukan pada sebagian guru dan penyebaran angket pada siswa.
Angket siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap kinerja guru dalam
penerapan model pembelajaran dua macam kelas yang di terapkan di MA Nurul Jadid Paiton
Probolinggo. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa di lakukan penilaian kinerja
guru melalui kegiatan wawancara. Wawancara terutama dilakukan terhadap guru-guru yang
memiliki tugas ganda mengajar di dua macam kelas yang berbeda, untuk mengetahui
mengapa siswa yang bersangkutan masih belum mengalami peningkatan prestasi belajar
seperti yang di harapkan, karena untuk mengetahui hasil belajar siswa bisa dinilai dari
kinerja guru dalam pembelajaran di kelas.
Peneliti menggunakan dua komponen pokok dalam tahap analisis, yaitu data reduksi dan
penguraian data. Data reduksi merupakan proses seleksi pemfokusan data yang ada dalam
angket dan juga dalam bentuk recording. Proses pemfokusan ini bagian dari analisis yang
mempertegas, memperpendek, dan membuang hal yang tidak penting. Proses ini
berlangsung
sepanjang pelaksanaan penelitian dan saat pengumpulan data, setelah data yang
dikumpulkan lebih fokus pada permasalahan. Selanjutnya pada tahap penguraian data
peneliti menjabarkan permasalahan sehingga kesimpulan akhir dapat diperoKegiata
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.Analisis Permasalahan
Data yang telah terkumpul, kebanyakan permasalahan yang timbul di sekolah ialah
kurangnya motivasi belajar bagi siswa dan penegasan dari guru dalam melaksanakan
kewajibannya. Akibat yang ditimbulkan siswa menjadi bosan, mengantuk dan malas
mengikuti mata pelajaran yang berlangsung.
Memotivasi siswa dalam belajar menjadi kewajiban utama bagi guru di MA Nurul Jadid.
Sesuai pengamatan terhadap tingkah laku yang tidak di inginkan dalam proses
pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku siswa selama KBM
berlangsung. Selama pembelajaran berlangsung, ketika guru menjelaskan materi yang akan
disampaikan, ditemukan bahwa rata-rata siswa di kelas memperlihatkan tingkah laku yang
tidak di inginkan, yaitu mendengarkan musik ketika guru menjelaskan pembelajaran, bicara
dengan teman sebangku, melamun dan bahkan ada yang tidur di saat KBM berlangsung.
Setelah menerapkan aturan-atauran kelas kepada siswa, kebanyakan guru mengabaikan
tingkah laku siswa yang mengacau dan memuji tingkah laku siswa yang memberi
kesempatan guru untuk mengajar.
Keluhan siswa mengenai cara mengajar atau metode pembelajaran yang diberikan guru di
sekolahnya, kebanyakan mereka menuntut sistem pembelajaran yang menyenangkan dan
dapat menghidupkan suasana kelas dan juga tidak ambigu. Siswa hanya dituntut untuk
mendengarkan ceramah dari guru dan apabila siswa tidak memahami, guru menjelaskan
kembali sampai siswa tersebut benar-benar mengerti dan memahami apa yang dimaksud
sang guru.
Pendidik di sini terkesan lebih mementingkan masukan atau input yaitu berupa stimulus
dan siswa harus memahami serta mendapatkan apa yang diberikan oleh guru yakni berupa
respon atau output. Guru berasumsi intinya bahwa semua hasil belajar yang berupa
perubahan tingkah laku yang bisa diamati atau jelas adanya, itu yang di dapatkan dari hasil
belajar siswa. Juga dianggap terlalu menyederhanakan masalah belajar yang sesungguhnya,
Bahwa apa yang terjadi diantara input dan output itu dianggap tidak penting di perhatikan
sebab tidak bisa diamati. Siswa memahami penjelasan yang di sampaikan guru, di sini siswa
telah dianggap belajar tanpa memperhatikan apakah yang diberikan guru dan diterima oleh
siswa itu berpengaruh bagi proses belajar siswa dalam memahami pelajarannya.
Demikian yang diperoleh dari salah satu angket siswa dengan jumlah keseluruhan angket
lima puluh yang di sebarkan peneliti pada dua kelas yang berbeda, sebagai sampel untuk
mengetahui proses pembelajaran di MA Nurul Jadid yang menerapkan model pembagian
dua kelas yakni kelas MBI (Madrasah Berstandart Internasional) dan kelas reguler.
Permasalahan guru sendiri, dari hasil wawancar terhadap sebagian guru-guru yang
mengajar di MA Nurul Jadid, kesulitan guru dalam pembelajaran kebanyakan minimnya
metode yang di gunakan pendidik dalam menghadapi peserta didik yang memiliki pola
belajar yang beragam dan minimnya pengetahuan guru mengenai apa-apa yang di butuhkan
siswa dalam pembelajaran.
Demikian permasalahan yang dapat ditemukan peneliti di lapangan, dari uraian diatas
dapat di simpulkan bahwa masalah yang dihadapi guru dalam penerapan model
pembelajaran dua macam kelas di MA Nurul Jadid yang di jabarkan dalam dua sub masalah
di bawah ini, yaitu:
1. Minimnya pemahaman guru mengenai karakteristik siswa atau apa yang siswa
butuhkan dan minimnya metode atau keterbatasan guru dalam hal mengelola dua macam
kelas seperti yang diterapkan di sekolah itu.
2. Kurangnya penegasan dan rasa sebagai pemotivator dari diri pendidik dalam
usahanya meningkatkan hasil belajar siswa dan penggunaan metode yang terlalu ambigu
yang dapat menurunkan nafsu belajar siswa.
B.Alternatif Masalah
Dengan diadakannya pembagian sub masalah, sehingga dapat di berikan alternatif atau
penyelesaian mengenai masalah-masalah tersebut yang di jabarkan dalam beberapa sub
alternatif, yaitu:
Mengenai pemahaman karakteristik siswa, siswa sebagi subjek didik yang di harapkan
mampu memiliki kompetensi sebagaimana yang telah diterapkan dalam standart
kompetensi, perlu kiranya dianalisis kemampuan awal dan karakteristiknya. Hal ini dilakukan
mengingat siswa yang belajar di sekolah tidak datang tanpa berbekal apapun sama sekali
dan juga setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri dalam hal merespon atau
memahami sejumlah materi dalam pembelajaran. Dengan diadakannya analisis kemampuan
awal dan karakteristik pada siswa, guru akan memperoleh gambaran yang lengkap dan
terperinci tentang kemampuan awal para siswanya, yang berfungsi sebagai pandangan atau
acuan bagi bahan baru yang akan di sampaikan. Selain itu, guru juga dapat memperoleh
gambran, mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan yang telah diperoleh siswa
sebelumnya, kebutuhan para siswa.dengan berdasarkan pengalaman tersebut, guru dapat
memberikan bahan yang lebih relevan dan memberi contoh serta ilustrasi yang tidak asing
bagi siswa (Muflihin, 2009:2).
Alternatif kedua, guru dapat merencanakan materi pembelajaran yang akan di sampaikan
terlebih dulu. Seharusnya proses pembelajaran yang di laksanakan oleh guru benar-benar
sesuai dengan apa yang diharapkan siswa dan juga sesuai dengan kondisi siswa, sehingga di
sini guru tidak terlalu mengekang dan melebihi terhadap kebutuhan siswa dalam materi
pelajaran. Kenyataan dilapangan, sebagian siswa ada yang sudah tahu dan sebagian yang
lain belum tahu sama sekali tentang materi yang akan di berikan di dalam kelas. Untuk itu
sesuai dengan kemampuan awal dan karakteristik masing-masing siswa, kita dapat
menggunakan dua pendekatan yaitu “siswa dituntut untuk menyesuaikan diri dengan
materi yang akan dibelajarkan, yaitu dengan cara guru melakukan tes dan pengelompokan,
dalam hal ini tes dilakukan sebelum siswa mengikuti pelajaran dan materi pembelajaran di
sesuaikan dengan keadaan siswa” Suparman dalam(Muflihin, 2009:1).