You are on page 1of 5

Nama: Amanda denia putri

Nim : 20061003

Prodi : Pendidikan teknik bangunan

Untuk diskusi kali ini, dengan kelompok yang tampil yaitu kelompok 8 dengan materi
pembahasan tentang Penegakan hokum yang berkeadilan. Untuk poin pertama yaitu Kon-
sep dan Urgensi Penegak Hukum yang Berkeadilaan. Thomas hobbes (1588-1679 M)
dalam bukunya Leviathan pernah mengatakan "Homo homini Lupus” artinya manusia
adalah serigala bagi manusia lainnya. Cicero (106-43 SM) pernah menyatakan "ubisoci-
etasibiius" artinya dimana ada masyarakat, disana ada hukum . Upaya penegakan hukum
di suatu negara sangat erat kaitanya dengan tujuan negara. Menurut Kranaburg dan Tk.B.
Sabaroedin (1997), kehidupan manusia tidak cukup hidup dengan aman, teratur, dan
tertib, manusia perlu sejahtera. Tujuan Negara yang lebih luas adalah agar setiap manusia
terjamin kesejahteraan disamping keamananya.

Tujuan Negara RI pada Pembukaan UUD 1945, Alenia ke-41 yaitu melindungi sege-
nap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. Bunyi alenia ke-4 pembukaan UUD RI 1945 dapat didefinisikan
bahwa tujuan Negara Republik Indnesia memiliki indikator yang sama. Perlindungan ter -
hadap warga negara serta menjaga ketertiban masyarakat yang telah di atur dalam UUD
NRI Tahun 1945. Negara kita memiliki peradilan yang diatur dalam UUD NRI 1945, yaitu
Mahkamah Agung (MA), Komisi Yudisial (KY), dan Mahkamah Konstitusi (MK).

Untuk poin kedua yaitu Mengapa Diperlukan Penegak Hukum yang Berkeadilan
adalah terciptanya keadilan dan ketertiban dalam masyarakat, untuk mewujudkan adanya
rasa keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan dalam masyarakat. Mengubah pola
pikir masyarakat, pengembangan budaya hukum, jaminan kepastian hukum, pember-
dayaan hukum, pemenuhan keadilan.

Untuk poin ketiga, Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pene-
gakan Hukum yang Berkeadilan Di Indonesia. Historis : Upaya penegakan hukum dan
keadilan sangat terkait erat dengan tujuan negara. Kenali dan pahami bahwa salah satu
tujuan negara RI adalah melindungi warga negara atau menjaga ketertiban. Selain beru-
paya mensejahterakan masyarakat, dalam tujuan negara sebagaimana dinyatakan di atas,
secara eksplisit dinyatakan bahwa negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan
kehidupan bangsa serta melaksanakan ketertiban dunia. Agar negara dapat melak-
sanakan tugas dalam bidang ketertiban dan perlindunganwarga negara maka disusunlah
peraturan-peraturan yang disebut peraturan hukum. Sosiologis : Spsiologis Gustav Rad-
bruch, seorang ahli filsafat Jerman (dalam Sudikno Mertokusumo, 1986:130), menyatakan
bahwa untuk menegakkan hukum ada tiga unsur yang selalu harus diperhatikan yaitu: 1.
Keadilan 2. Kemanfaatan 3. Kepastian. Politis : Lembaga Penegak Hukum dan lembaga
Peradilan.

Untuk poin ke-empat Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pene-
gakan Hukum yang Berkeadilan Indonesia. Banyaknya kasus perilaku warga negara seba-
gai subjek hukum baik yang bersifat perorangan maupun kelompok masyarakat yang
belum baik dan terpuji atau melakukan pelanggaran hukum menunjukkan bahwa hukum
masih perlu ditegakkan. Dalam beberapa kasus, masyarakat dihadapkan pada ketidakpas -
tian hukum. Rasa keadilan masyarakat pun belum sesuai dengan harapan. Sebagian
masyarakat bahkan merasakan bahwa aparat penegak hukum sering memberlakukan
hukum bagaikan pisau yang tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas. Oleh karena itu, tantan-
gan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah menghadapi persoalan pene-
gakan hukum di tengah maraknya pelanggaran hukum di segala strata kehidupan
masyarakat. Di era globalisasi yang penuh dengan iklim materialisme, banyak tantangan
yang dihadapi oleh aparat penegak hukum. Mereka harus memiliki sikap baja, akhlak mu-
lia, dan karakter yang kuat dalam menjalankan tugas. Dalam hal ini, aparatur penegak
hukum harus kuat dan siap menghadapi berbagai cobaan, ujian, godaan yang dapat be-
rakibat jatuhnya wibawa sebagai penegak hukum. Pemerintah perlu melakukan upaya pre -
ventif dalam mendidik warga negara termasuk melakukan pembinaan kepada semua
aparatur negara secara terus menerus. Apabila hal ini telah dilakukan, maka ketika ada
warga negara yang mencoba melakukan pelanggaran hukum pihak aparatur penegak
hukum harus bekerja secara profesional dan berkomitmen menegakkan hokum.

Untuk poin kelima Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Penegakan Hukum yang
Berkeadilan Indonesia. Penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sehingga masyarakat merasa memper-
oleh perlindungan akan hak-hak dan kewajibannya. Ketiadaan penegakan hukum, terlebih
tidak adanya aturan hukum akan mengakibatkan kehidupan masyarakat “kacau” (chaos).
Negara-Bangsa Indonesia sebagai negara modern dan menganut sistem demokrasi kon-
stitusional, telah memiliki sejumlah peraturan perundangan, lembaga-lembaga hukum,
badan-badan lainnya, dan aparatur penegak hukum. Namun, demi kepastian hukum untuk
memenuhi rasa keadilan masyarakat, upaya penegakan hukum harus selalu dilakukan se -
cara terus menerus.

Pertanyaan diskusi pertama : Kenapa Di negara kita perlu penegakan hukum


berkeadilan? Seperti yang kita ketahui bersama2 bahwa negara indonesia merupakan ne-
gara hukum, ini tertuang dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945.Penegakan hukum harus di -
lakukan dengan berkeadilan agar setiap manusia yg hidup dalam suatu negara dapat
berlangsung dengan nyaman dan tentram. Dengan ditegakkannya hukum di suatu negara
maka manusia tidak akan melanggar peraturan yang akan merugikan individu,
masyarakat, bangsa dan negara. Tujuan dari penegakan hukum yaitu untuk mewujudkan
rasa keadilan, kepastian hukum, dan krmanfaatan dalam masyarakat. Sehingga, pene-
gakan hukum yang berkeadilan akan membuat kehidupan masyarakat menjadi
tentram,mengurangi terjadinya konflik yang akan mengganggu integritas bangsa.

Pertanyaan kedua : apakah dalam penerapannya hukum di indonesia sudah adil,


dan dalam konsep apa adil tersebut, bagaimana adil dalam penerapannya? penerapan
hukum di Indonesia masih belum sampai dari kata adil. 'Runcing Kebawah Tumpul Keatas'
itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan kondisi penegakkan hukum di Indonesia.

Pertanyaan ketiga : mengapa KPK dibentuk? padahal sudah ada Polisi,Jaksa dan
BPK! KPK dibentuk bukan untuk mengambil alih tugas pemberantasan korupsi dari lem-
baga hukum yang ada sebelumnya. KPK sebagai stimulus upaya pemberantasan korupsi
di Indonesia, dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap
upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Jadi KPK, aparat hukum, dan BPK mempun-
yai tugas masing" Yang sudah di tetapkan oleh pemerintahan negara.

Pertanyaan keempat : Asas asas apa saja yang digunakan dalam penegakan
hukum dan keadilan lembaga penegak hukum dan keadilan? Ajaran Cita Hukum (Idee des
Recht) me- nyebutkan adanya tiga unsur cita hukum yang
harus ada secara proporsional, yaitu kepastian hukum (rechtssicherkeit), keadilan
(gerechtig- keit) dan kemanfaatan (zweckmasigkeit). Sekiranya dikaitkan dengan teori
penegakan hukum sebagaimana disampaikan oleh Gustav Rad- bruch dalam idee des
recht yaitu penegakan hukum harus memenuhi ketiga asas tersebut.
Asas adalah sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir atau berpendapat. Asas juga dapat
berarti hukum dasar.

Pertanyaan kelima : Dalam upaya penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia,


tentu banyak hal yang  mempengaruhi  agar penegakan hukum bisa berjalan sebagaimana
mestinya, diantaranya faktornya adalah masyarakat dan budaya. Faktor ini bisa menjadi
pendorong, bisa juga menjadi penghambat penegakan hukum d Indonesia. Menurut pen -
dapat penyaji bagaimana. Masyarakat dan budaya bisa mempengaruhi penegakan hukum
yang berkeadilan di Indonesia? Dalam garis besar, masyarakat di Indonesia terbagi dua
yaitu masyarakat kalangan atas (orang kaya) dan kalangan bawah (orang miskin). Pene-
gakan hukum diantara keduanya pun sangat berbeda penyelesaiannya. Hal ini karena pola
pikir dan pengetahuan yang jelas berbeda. Jika orang kalangan bawah, keinginan atau
taatnya pada suatu hukum oleh seseorang sangat kecil kemungkinannya atau tidak mau
mematuhi hukum yang telah diatur. Hal ini, disebabkan kurang pengetahuan dan pen-
didikan yang mereka miliki sangat terbatas, dan tidak dapat mengetahui bahwa ada sanksi
yang akan mengikat jika dilanggar (blue collar crime).

Sedangkan, orang-orang kalangan atas cenderung mengikuti hukum atau aturan-at-


uran yang ada, karena mereka lebih memiliki pengetahuan yang banyak tentang hukum
dan mengetahui sanksinya. Hal ini terjadi cenderung lebih bersifat tertib. Pada kalangan
atas ini jika terjadi kejahatan, maka dapat dikatakan white collar crime (untuk kepentingan
semata). Kebudayaan (sistem) hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari
hukum yang berlaku, maka nilai-nilai mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak menge-
nai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Nilai-nilai tersebut lazimnya
merupakan pasangan nilai-nilai yang mencerminkan dua keadaan ekstrim yang harus dis-
erasikan. Pasangan nilai-nilai konservatisme dan nilai inovatisme, senantiasa berperan di
dalam perkembangan hukum, oleh karena di satu pihak ada yang menyatakan bahwa
hukum hanya mengikuti perubahan yang terjadi dan bertujuan untuk mempertahankan sta-
tus quo. Dengan kondisi demikian, maka penegakan hukum harus juga dapat memahami
permasalahan unsur budaya yang dapat mempengaruhi tegaknya hukum.

You might also like