You are on page 1of 44

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PUSKESMAS SUKATANI


KECAMATAN RAJEG KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2022

Disusun Oleh: Yayat Nurhayati


210703106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PUSKESMAS SUKATANI
KECAMATAN RAJEG KABUPATEN TANGERANG

TAHUN 2022

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji


Pembimbing I

Ita Herawati

NIDN..........................
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Sukatani Tahun 2022”
Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis menguncapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Khairil Walid, SKM,MPd ketua Yayasan Abdi Nusantara Jakarta.
2. Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
3. Mariyani,M.Keb sebagai ketua program studi pendidikan profesi bidan .
4. Ita Herawati,M.Keb Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan,
pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan
untuk ke sempurnaan laporan ini.
5. Suami dan anak tercinta serta keluarga besar yang selalu mendoakan, memotivasi
dan membantu dengan tulus dan kasih sayang serta selalu memberi semangat
kepada penulis.

Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan
khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada
kita semua.
Tangerang, 06 Januari 2022

Yayat Nurhayati
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

Saya yang bertanda tangan di abwah ini :


Nama : By Ny A
Tempat/ Tanggal Lahir : Tangerang 06 Januari 2022
Alamat : Kp. Cambay Rt 05 Rw 02 Kecamatan rajeg Kab. Tangerang

Bersama ini menyatakan kesediaannya untuk melakukan tindakan dan prosedur


pengobatan pada bayi dari Ny A. Persetujuan ini saya berikan setelah mendapat
penjelasan dari operator/petugas kesehatan yang berwenang di fasilitas kesehatan
tersubut diatas.
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui Tangerang,06 Januari 2022

Pemeriksa Pembuat Pernyataan

(Yayat Nurhayati) (Ajeng)


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKB secara


global yang yaitu Angka Kematian Bayi 19 per 1000 Kelahiran hidup.
Angka ini masih cukup jauh dari target SDGs (Sustainable Development
Goals) yang menargetkan pada tahun 2030 yaitu AKB 12 per 1000
kelahiran hidup (WHO, 2017).
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) kematian bayi pada tahun 2017 adalah sebesar 24/1.000 KH
dengan kematian neonatal 15/1.000. Terjadi penurunan angka kematian
bayi (AKB) pada tahun 2017, dibandingkan AKB pada tahun 2012 yang
berjumlah 32/1.000 KH dan 19/1.000 kelahiran hidup neonatal.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2020 ,
Jumlah kematian Bayi di Banten masih cukup tinggi jumlah kematian
bayi sebanyak 1.068 orang. Sementara Jumlah Kematian Bayi di
Kabupaten Tangerang menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang pada tahun 2020 jumlah kematian bayi 27 orang. Jumlah ini
sebenarnya sedikit menurun di tahun 2019 apabila dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu 2019 jumlah kematian bayi 29 orang. Sedangan jumlah
kematian bayi di Puskesmas Sukatani berjumlah 2 bayi. (Dinkes
Kabupaten Tangerang, 2020).
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram,
nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah, 2020).
Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan
pada bayi baru lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran,
sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan
dengan sedikit bantuan. (Prawirohardjo, 2017). Adapun permasalahan yang
terjadi pada bayi baru lahir adalah asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan
tali pusat, kejang, BBLR, hipotermi, dll. (Muslihatun, 2017).

1
Penyebab utama kematian bayi pada kelompok 7-28 hari yaitu
Sepsis (20,5%), malformasi kongenital (18,1%) dan pnemonia (15,4%).
Dan penyebab utama kematian bayi pada kelompok 29 hari – 11 bulan
yaitu Diare (31,4%), pnemonia (23,8) dan meningitis/ensefalitis (9,3%),
sedangkan cakupan KN 1 : 77,31% ( Kemenkes, 2020).
Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga
mengupayakan agar setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih seperti Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG),
dokter umum dan bidan serta diupayakan agar proses pelayanan dilakukan
difasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes RI ,2015). Berbagai upaya
telah dilakukan untuk menurunka angka kematian neonatal antara lain juga
melalui penempatan bidan di desa, strategi Making Pregnancy Safer,
pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan
menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) (Kemenkes,
2020). Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB antara
lain seperti ; 1) Meningkatkan Pelayanan kesehatan Neonatal, yaitu
dengan mengharuskan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
Kunjungan Neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar.
2). Penanganan neonatal dengan kelainan atau
komplikasi/kegawatdaruratan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka salah satu yang perlu
dilakukan dengan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul
“Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal Pada By. Ny.A di
Puskesmas Sukatani Kec. Rajeg Kab. Tangerang 2022”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari kasus tersebut penulis tertarik
untuk mengambil study kasus “Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir
normal Pada By. Ny. A di Puskesmas Sukatani Kec. Rajeg Kab.
Tangerang Tahun 2022”

2
C. Tujuan

1. Tujuan umum :
Untuk menerapkan manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif pada
bayi baru lahir.

2. Tujuan khusus :
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif pada bayi baru lahir.
b. Mampu melakukan pengkajian data obyektif pada bayi baru lahir.
c. Mampu menganalisa atau menegakkan diagnosa pada bayi baru lahir.
d. Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bayi Baru Lahir
1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Pengertian Bayi Baru Lahir Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi
yang baru lahir mengalami proses kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL
memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturase, adaptasi
(menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain)
dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk, 2017).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan
genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak
sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie,
2016). Menurut Sarwono (2017) dalam buku Asuhan Kebidanan Persalinan
dan Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup
bulan, 38-42 minggu denganberat badan sekitar 2500-3000 gram dan
panjang badan sekitar 50-55 cm.
Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37
minggu sampai dengan 42 minggu dengan berat badan 2500-4000 gram,
nilai APGAR >7 dan tanpa cacat bawaan (Muslihatun, 2017). Masa
neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesuai
kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia
1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus
lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari (Muslihatun, 2017). Umumnya bayi
baru lahir akan dianggap sehat bila langsung menangis saat lahir. Seluruh
tubuhnya tampak kemerahandan tidak terlihat pucat atau biru. Selain itu,
bayi memiliki gerakan yang aktif dan bisa menetek dengan kuat. Selain itu
berat bayi sehat minimal 2,5 kg (Ronald, 2017). Bayi baru lahir dengan
berat badan 2500 gram sampai dengan 4000 gram dengan masa kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu. Bayi baru lahir dengan usia 0-7 hari disebut
neonatal dini, sedangkan 0-28 hari disebut neonatal lanjut (Sari dan
Rimandini, 2018).

4
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
a. Lahir aterm antara 37-42 minggu
b. Berat badan 2500-4000 gram.
c. Panjang badan lahir 48-52 cm
d. Lingkar dada 30-38 cm.
e. Lingkar kepala 33-35 cm .
f. Lingkar lengan 11-12 cm
g. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit,
kemudian menurun sampai 120-160×/menit.
h. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian
menurun setelah tenang kira-kira 40-60×/menit
i. Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa,
j. Kuku panjang
k. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
l. Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), Testis sudah turun (pada laki-laki).
m. Nilai APGAR >7. Gerak aktif
n. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
o. Refleks moro sudah baik: bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
p. Refleks grasping sudah baik: apabila diletakkan suatu benda diatas
telapak tangan, bayi akan menggengam / adanya gerakan refleks.
q. Refleks rooting/mencari puting susu dengan rangsangan tektil pada pipi
dan daerah mulut sudah terbentuk dengan baik.
r. Eliminasi baik: urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2017)

3. Pelayanan Kesehatan Neonatus.


Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2020) adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan

5
kepada neonates sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari
setelah lahir.
a. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir,
dilakukan pemeriksaan pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau
tidak, ditimbang, ukur panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada,
pemberian salep mata, vitamin K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat
dan pencegahan kehilangan panas bayi.
b. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai
hari ke-7 setelah lahir, pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali
pusat, pemberian ASI eksklusif, personal hygiene, pola istirahat,
keamanan dan tanda-tanda bahaya.
c. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai
hari ke-28 setalah lahir, dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan
berat badan, tinggi badan dan nutrisinya.

4. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir


Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi lebih
dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi.
Tanda-tanda bahaya baru lahir yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir,
yaitu:
a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, terlalu panas > 38°C
atau terlalu dingin < 36,5°C.
b. Warna kulit atau bibir biru pucat, memar atau sangat kuning.
c. Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
d. Tali pusat terlihat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,
pernafasan sulit.
e. Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir
atau darah pada tinja.
f. Aktivitas menggigil atau menangis tidak biasa, 20 sangat mudah
tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, tidak bisa tenang,
menangis terus menerus (Muslihatun, 2017).

5. Reflek-reflek Pada Bayi Baru Lahir

6
Bayi baru lahir mempunyai reflek-reflek yang merupakan dasar bagi bayi

untuk mengadakan reaksi dan tindakan aktif . Reflek bersifat sementara dan

menghilang setelah berumur 4-6 bulan.

Macam-macam reflek adalah Reflek moro adalah reflek peluk, reflek

terkejut, anak mengembangkan tangan kesamping lebar-lebar, melebar kejari-

jari lalu dengan tarikan cepat seakan memeluk seseorang. Reflek tonik neck

adalah reflek otot leher, anak akan mengangkat leher dan menoleh kekanan,

kekiri jika ditemukan posisi tengkurap.

Reflek rooting adalah reflek mencengkeram yang timbul karena stimulasi

taktil pada pipi dan daerah mulut, anak beraksi memutar kepala seakan mencari

puting susu. Reflek sucking adalah reflek untuk menghisap dan menelan atau

reflek oral. Reflek grasping ialah reflek untuk menggenggam.Reflek babinsky

adalah rangsangan pada telapak kaki, ibu jari akan bergerak keatas dan jari-jari

membuka. Sedangkan reflek stapping adalah reflek untuk melangkah, jika bayi

dibuat posisi berdiri akan ada gerakan spontan melangkah kedepan walau

belum bisa berjalan. (Saifuddin, 2020)

B. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal


Memberikan asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir
merupakan bagian esensial dari asuhan pada bayi baru lahir seperti jagabayi
tetap hangat, isap lender dari mulut dan hidung bayi (hanya jika perlu),
keringkan, pemantauan tanda bahaya, klem dan potong tali pusat, IMD, beri
suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, beri salep mataantibiotika pada
keduamata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0.5 ml intramuscular
(Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, 2017)
Menurut Varney (2020) Manajemen Asuhan Kebidanan merupakan
suatu proses pemecahan masalah dalam kasus kebidanan dan untuk
menegakkan diagnosa di perlukan pengkajian data subyektif yang di dapatkan

7
anamesa dan data obyektif dari hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
diagnostik.
1) Penilaian
Segera setelah lahir, lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir:
a. Apakah bayi bernapas atau menangis kuat tanpa kesulitan ?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
c. Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah ada
sianosis?

Penilaian juga dapat menggunakan indeks APGAR SCORE

Interpretasi:Nilai 1•3 asfiksia berat, Nilai 4•6 asfiksia sedang,


Nilai 7•10 asfiksia ringan.Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap
variabel dinilai dengan 0, 1, dan 2 nilai tertinggi adalah 10,
selanjutnya dapat ditentukan keadaan bayi sebagai berikut:
a. Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik
(Vigrous baby)
b. Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan
membutuhkan tindakan resusitasi
c. Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan
membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi (Walyani dan
Purwoastuti, 2019).
Membersihkan jalan nafas :

8
1) Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dengan
handuk diatas perut ibu.
2) Bersihkan darah/ lendir dari wajah bayi dengan kain bersih dan
kering/ kassa.
3) Periksa ulang pernafasan.
4) Bayi akan segera menangis dalam waktu 30 detik pertama setelah
(Sari dan Rimandini, 2018). Jika tidak dapat menangis spontan
dilakukan :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang ditempat yang keras dan
hangat.
b. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga
leher bayi ekstensi.
c. Bersihkan hidung, mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari
tanganyang dibungkus kassa steril.

Tepuk telapak kaki bayi sebanyak 2-3x, gosok


kulit bayi dengan kain kering dan kasar (Sari dan
Rimandini, 2018).

Penghisapan lendir :
1) Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Le) atau alat lain yang
steril, sediakan juga tabung oksigen dan selangnya.
2) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung.
3) Memantau mencatat usaha nafas yang pertama.
4) Warna kulit, adanya cairan/ mekonium dalam hidung/ mulut harus
diperhatikan (Sari dan Rimandini, 2018). Menurut Kemenkes RI
(2020) dalam (Sari dan Rimandini, 2018).

2) Pencegahan Infeksi

Bayi lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh


paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani bayi,

9
pastikan penolong persalinan telah menerapkan upaya pencegahan infeksi,
antara lain:
a) Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.
b) Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan.
c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lender Delee dan benang tali pusat telah didesinfeksi
tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet yang baru dan bersih jika
akan melakukan penghisapan lendir dengan alat tersebut (jangan bola
karet penghisap yang sama untuk lebih dari satu bayi).
d) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk
bayi sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula halnya timbangan,
pita pengukur, thermometer, stetoskop, dan benda-benda lain yang
akanbersentuhan dengan bayi. Dokumentasi dan cuci setiap kali setelah
digunakan.

3) Perlindungan termal (termoregulasi)

Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme


menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk
mendapatkan kembali suhu tubuhnya.Oleh karena itu, upaya pencegahan
kehilangan panas merupakan prioritas utama dan berkewajiban untuk
meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Suhu tubuh
normal pada neonatus adalah 36,5-37,5 oC melalui pengukuran di aksila
dan rektum, jika nilainya turun dibawah 36,5 oC maka bayi mengalami
hipotermia (Rahardjo dam Marmi, 2019: 25)

10
a) Mekanisme Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi
sempurna, untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas dari
tubuh bayi karena bayi beresiko mengalami hipotermia.Bayi dengan hipotermia
sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian.Hipotermia mudah terjadi pada
bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan di
selimuti walaupun di dalam ruangan yang relatif hangat.

b) Proses Adaptasi
Dalam proses adaptasi kehilangan panas, bayi mengalami
1) Stress pada BBL menyebabkan hipotermia
2) BBL mudah kehilangan panas
3) Bayi menggunakan timbunan lemak coklat untuk meningkatkan suhu
tubuhnya
4) Lemak coklat terbatas sehingga apabila habis akan menyebabkan adanya
stress dingin.

c) Mencegah Kehilangan Panas


Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan panas dari tubuh bayi
adalah :
1) Keringkan bayi secara seksama
Pastikan tubuh bayi dikeringkan segera setelah bayi lahir untuk mencegah
kehilangan panas secara evaporasi.Selain untuk menjaga kehangatan tubuh
bayi, mengeringkan dengan menyeka tubuh bayi juga merupakan
rangsangan taktil yang dapat merangsang pernafasan bayi.
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
Bayi yang di selimuti kain yang sudah basah dapat terjadi kehilangan panas
secara konduksi.Untuk itu setelah mengeringkan tubuh bayi, ganti kain
tersebut dengan selimut atau kain yang bersih, kering dan hangat.
3) Tutup bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi merupakan permukaan yang relatif luas dan cepat
kehilangan panas.Untuk itu tutupi bagian kepala bayi agar bayi tidak
11
kehilangan panas.
4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Selain untuk memperkuat jalinan kasih sayang ibu dan bayi, kontak kulit antara
ibu dan bayi akan menjaga kehangatan tubuh bayi. Untuk itu anjurkan ibu
untuk memeluk bayinya.
5) Perhatikan cara menimbang bayi atau jangan segera memandikan bayi baru
lahir
a) Menimbang bayi tanpa alas timbangan dapat menyebabkan bayi
mengalami kehilangan panas secara konduksi. Jangan biarkan bayi
ditimbang telanjang. Gunakan selimut atau kain bersih.
b) Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermi untuk itu tunda memandikan
bayi hingga 6 jam setelah lahir.
1) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
Jangan tempatkan bayi di ruang ber-AC. Tempatkan bayi bersama
ibu (rooming in).Jika menggunakan AC, jaga suhu ruangan agar
tetap hangat.
2) Jangan segera memandikan bayi baru lahir
Bayi baru lahir akan cepat dan mudah kehilangan panas karena
sistem pengaturan panas di dalam tubunya belum sempurna. Bayi
sebaiknya di mandikan minimal enam jam setelah lahir.
Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat
menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan
bayi baru lahir(Indrayani, 2017).

d. Merawat Tali Pusat


Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka lakukan
pengikatan tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia).
1) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi lainnya.
2) Bilas tangan dengan air DTT.
3) Keringkan dengan handuk atau kain yang bersih dan kering.
4) Ikat tali pusat dengan jarak sekitar 1 cm dari pusat bayi. Gunakan benang
12
atau klem plastik penjepit tali pusat DTT atau steril. Ikat kuat dengan
simpul mati atau kuncikan penjepit plastik tali pusat.
5) Lepaskan semua klem penjepit tali pusat dan rendam dalam larutan klorin
0,5%
6) Bungkus tali pusat yang sudah di ikat dengan kasa steril.

e. Pemberian ASI
Rangsangan hisapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh
serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin.
Prolaktin akan mempengaruhi kelenjar ASI untuk memproduksi ASI di alveoli.
Semakin sering bayi menghisap puting susu maka akan semakin banyak
prolaktin dan ASI yang di produksi. Penerapan inisiasi menyusui dini (IMD)
akan memberikan dampak positif bagi bayi, antara lain menjalin / memperkuat
ikatan emosional antara ibu dan bayi melalui kolostrum, merangsang kontraksi
uterus, dan lain sebagainya.
Melihat begitu unggulnya ASI, maka sangat disayangkan bahwa di
Indonesia pada kenyataannya penggunaan ASI belum seperti yang
dianjurkan.Pemberian ASI yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
a) ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat memenuhi 100%
kebutuhan bayi.
b) Dari 6-12 bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi karena dapat
memenuhi 60-79% kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan makanan
pendamping ASI berupa makanan lumat sampai lunak sesuai dengan usia
bayi.
c) Diatas 12 bulan ASI saja hanya memenuhi sekitar 30% kebutuhan bayi dan
makanan padat sudah menjadi makanan utama. Namun, ASI tetap
dianjurkan pemberiannya sampai paling kurang 2 tahun untuk manfaat
lainnya (Varney AB, 2020).
Keuntungan pemberian ASI:
1) Merangsang produksi air susu ibu.
2) Memperkuat reflek penghisap bayi.
3) Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya.
13
4) Memberikan kekebalan pasif segera kepada melalui kolostrum.
5) Merangsang kontraksi uterus (Sari dan Rimandini, 2018).

Posisi untuk menyusui:


1) Ibu memeluk kepala dan tubuh bayi secara lurus agar muka bayi
menghadapi ke payudara ibu dengan hideng didepan puting susu ibu.
2) Perut bayi menghadap ke perut ibu dan ibu harus menopang seluruh
tubuh bayi tidak hanya leher dan bahunya.
3) Dekatkan bayi ke payudara jika ia tampak siap untuk menghisap puting
susu.
4) Membantu bayinya untuk menempelkan mulut bayi pada puting susu di
payudaranya.
5) Dagu menyentuh payudara ibu.
6) Mulut terbuka lebar.
7) Mulut bayi menutupi sampai ke areola.
8) Bibir bayi bagian bawah melengkung keluar.
9) Bayi menghisap dengan perlahan dan dalam, serta kadang-kadang
berhenti (Sari dan Rimandini, 2018).

Langkah IMD
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di dada
ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk 13 melaksanakan proses IMD.
Langkah IMD pada persalinan normal (partus spontan).
1) Suami dan keluarganya dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin.
2) Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya tanpa menghilangkan
vernix, kemudian tali pusat diikat.
3) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapakn di dada ibu
denga kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting
susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi diberi topi.
4) Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan dan biarkan bayi
sendiri mencari puting susu ibu.
5) Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenal prilaku bayi
sebelum menyusu.
14
6) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama satu jam
bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu
sampai 1 jam.
7) Bila bayi belum mendapatkan puting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi
lebih dekat dengan puting susu dan biarkan kontak kulit bayi dengan
kulit ibu selama 30 menit atau 1 jam berikutnya (Sari dan Rimandini,
2018).

f. Pencegahan Infeksi Pada Mata


Pencegahan infeksi mata dapat diberikan kepada bayi baru
lahir.Pencegahan infeksi tersebut di lakukan dengan menggunakan salep mata
tetrasiklin 1%.Salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam
setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan
lebih dari satu jam setelah kelahiran (Indrayani, 2017).

g. Profilaksis perdarahan pada bayi baru lahir


Semua bayi baru lahir harus segera diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg
intramuskuler di paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan pada
bayi baru lahir akibatdefesiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian
bayi baru lahir.

h. Pemberian imunisasi hepatitis B


Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk mencegah terjadinya infeksi
disebabkan oleh virus Hepatitis B terhadap bayi (Saifuddin AB, 2020).Terdapat
2 jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B. jadwal pertama, imunisasi hepatitis
B sebanyak 3 kali pemberian, yaitu usia 0 hari (segera setelah lahir
menggunakan uniject), 1 dan 6 bulan. Jadwal kedua, imunisasi hepatitis B
sebanyak 4 kali pemberian, yaitu pada 0 hari (segera setelah lahir) dan DPT+
Hepatitis B pada 2, 3 dan 4 bulan usia bayi (Indrayani, 2017).

C. Landasan Hukum Kewenangan Bidan KEMENKES No 320 Tahun 2020


Menurut KEPMENKES Nomor HK.01.07/MENKES/320/2020 tentang
15
Standar Profesi Bidan, Kompetensi Bidan menjadi dasar memberikan pelayanan
kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Area Landasan Ilmiah Praktik Kebidanan

a. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan asuhan


yang berkualitas dan tanggap budaya sesuai ruang lingkup asuhan:
1) Bayi Baru Lahir (Neonatus).

2) Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.

3) Remaja.

4) Masa Sebelum Hamil.

5) Masa Kehamilan.

6) Masa Persalinan.

7) Masa Pasca Keguguran.

8) Masa Nifas.

9) Masa Antara.

10) Masa Klimakterium.

11) Pelayanan Keluarga Berencana.

12) Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Perempuan.

b. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk memberikan


penanganan situasi kegawatdaruratan dan sistem rujukan.
c. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk dapat melakukan
Keterampilan Dasar Praktik Klinis Kebidanan.
Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi :
1. Kewenangan normal

16
a) Pelayanan kesehatan ibu
b) Pelayanan kesehatan anak
c) Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
dokter.
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan.
Kewenangan ini meliputi Pelayanan Kesehatan Anak Ruang Lingkup :
a) Pelayanan bayi baru lahir
b) Pelayanan bayi
c) Pelayanan anak balita
d) Pelayanan anak pra sekolah Kewenangan :
1. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusui dini (IMD), injeksi vitamin K1.
2. Perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28hari), dan perawatan
tali pusat.
3. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dengan segera merujuk.
4. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
5. Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah.
6. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah.
7. Pemberian konseling dan penyuluhan
8. Pemberian surat keterangan kelahiran.

17
BAB III
TINJAUAN KASUS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NEGARA NUSANTARA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

a. Bayi Baru Lahir


1) Data Subyektif

No Register : 013
Nama Pengkaji : Yayat Nurhayati
Hari/tanggal : Kamis / 06 Januari 2022
Waktu Pengkajian : 07.00 WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas Sukatani

1. DATA SUBJEKTIF
Identitas Orang Tua
Nama istri Nama suami
Nama Ny. A Tn.S
Umur 28 Tahun 30 Tahun
Suku /kebangsaan Sunda / Indonesia Sunda / Indonesia
Pendidikan SMU SMU
Agama Islam Islam
Alamat Rumah Kp Cambay rt 05/02 Kel Kp Cambay Rt 05/02 Kel
Sukatani Sukatani
Alamat Kantor/ Telp

Anamnesa pada tanggal: 06 Januari 2022 Pukul 07.00 Wib Oleh Bidan Yayat
Nurhayati
Quick Cek :
ya Tidak

 Tidak mau minum atau √


memuntahkan semua
 Kejang √

 Bergerak hanya jika √


18
dirangsang
 Napas cepat ( ≥ 60 kali / menit √
)
 Napas lambat ( < 30 kali / √
menit )
 Tarikan dinding dada kedalam √
yang sangat kuat
 Merintih √

 Teraba demam (suhu ketiak > √


37,50C)
 Teraba dingin (suhu ketiak < √
360C)
 Tampak kuning pada telapak √
tangan dan kaki
 Perdarahan √

d. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. Pemeriksaan Ante Natal

(a) Keluhan

 Trimester I : tidak ada

 Trimester II: tidak ada

 Trimester III : tidak ada

Imunisasi TT : Ibu mendapatkan TT 2X selama kehamilan ini


b. Riwayat penyakit dalam kehamilan

 Kardiovaskuler : tidak ada

 Diabetes Melitus: tidak ada

 TBC : tidak ada

 Asma : tidak ada

 Malaria : tidak ada

 PMS : tidak ada

 HIV/AIDS : tidak ada

 Lain-lain : tidak ada


19
c. Riwayat Komplikasi kehamilan

(a) Perdarahan : tidak ada

(b) Preeklamsi : tidak ada

(c) Eklamsi : tidak ada

(d) Lain-lain : tidak ada

e. Riwayat Persalinan Sekarang

(1) Jenis Persalinan : spontan


(2) Ditolong Oleh : bidan
(3) Lama Persalinan :
(a) Kala I : jam 21.00 WIB sampai jam 05.00 WIB
(b) Kala II : 40 menit
(c) Kala III : 5 menit
(4) Keadaan bayi saat lahir : Menangis kuat, tonus otot baik, kulit kemerahan
(5) Jumlah Air Ketuban : 150 cc
(6) Komplikasi Persalinan : tidak ada

2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum

1) Suhu : 36.5 C

2) Pernafasan : 54 x/menit

3) Nadi : 136 x/menit

4) Keaktifan : aktif

5) Tangisan : menangis kuat

b. Antropometri

1) Lingkar Kepala : 33 cm

2)Lingkar dada : 34 cm

3) Lingkar Lengan Atas : 11 cm

4) Berat Badan : 3100 gram

5) Panjang Badan : 49 cm

20
c. Refleks

1) Refleks Moro : Positif (+)

2) Refleks Rooting :Positif (+)

3) Refleks Tonic Neck : Positif (+)

4) Refleks Grafs/Plantar : Positif (+)

5) Refleks Suching : Positif (+)

6) Refleks Babinsky : Positif (+)

d. Pemeriksaan Fisik Secara sistematis

1) Kepala : Bentuk bulat tidak ada kelainan caput sucsedaneum dan


cepal hematoma, UUK Cekung, UUB cembung
2) Muka : tidak oedem, tidak pucat, simetris, warna kemerahan
3) Mata : Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning,
tidak ada perdarahan, terdapat bulu mata.
4) Hidung : lubang hidung (+) dan ada sekat, tidak ada pernafasan
cuping hidung
5) Mulut : bibir berwarna merah, tidak ada kelainan seperti
labioskisis, palatoskisis dan genatoskisis
6) Telinga : Terdapat lubang dan daun telinga simetris kanan dan kiri
7) Leher : Tidak ada pembengkakan dan tidak ada kelainan.
8) Dada/AKSILA :simetris, retraksi dada tidak ada,
9) Perut : Bentuk bulat , tidak kembung tidak ada kelainan seperti
omfalokel, gastroscisis, hernia umbilical. Ada bising perut, lingkar
perut 32 cm .
10) Tali Pusat : tampak segar, 2 arteri 1 vena, dilapisi selai wharton yang
tebal dan segar dan tidak ada perdarahan tali pusat dan tidak berbau.
11) Punggung : Tulang punggung lurus dan tidak ada spina bifida

21
12) Ekstermitas :Simetris, jari-jari lengkap tidak ada kelainan polidaktil,
andaktil, sindaktil, pergerakan aktif
13) Genetalia : Jika laki laki (Testis sudah turun kedalam skrotum,
terdapat penis dan lubang kencing di ujung dan tidak ada hipospadia)
Jika Perempuan ( labia mayora menutupi labia minora, ada lobang
vagini, uretra.
14) Anus : lubang anus (+),

e. Eliminasi

a. Miksi : pada pukul 08.00 Wib tgl 06 Januari 2022

b. Mekonium : pada pukul 10.00 Wib tgl 06 Januari 2022

I. ANALISA

Diagnosa :
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan Usia 2 jam
II. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bayinya ( ibu sudah mengetahui
kondisi bayi nya saat ini dalam keadaan baik)
2. Memberikan injeksi Vit K 1mg di paha kiri untuk mencegah terjadinya
perdarahan intrakranial pada bayi baru lahir. (Vitamin K telah diberikan
pada pukul 05.30 WIB).
3. Memeberikan salep mata oxy tertracycline 1% untuk mencegah infeksi
dengan cara oleskan salep mata dari bagian mata dalam kearah bagian luar
secara bergantian antara mata kiri dan kanan ( salep mata sudah diberikan
pukul 05.35 WIB)
4. Bonding attachment dan memberikan ASI pada bayi segera dan bayi mau
menghisap, bayi dibungkus dengan kain bedong ( IMD berhasil pd menit
ke 30 )
5. Memantau tanda bahaya pada bayi ( Keadaan umum bayi baik)
6. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara memberikan
pakaian yang hangat dan bersih.
22
7. Melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat dengan
kassa steril, menjaga kebersihannya dan menjaga agar tali pusat tetap
dalam kondisi kering (Perawatan tali pusat telah dilakukan).
8. Memberikan imunisasi dasar HB0. (Ibu menyetujuinya, dan diberikan
pada pukul 06:00 WIB).
9. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin ,
rasionalisanya Dengan memberitahu ibu untuk menyesui bayinya, hisapan
bayi akan merangsang keluarnya ASI karena hisapan bayi saat menyusu
akan diteruskan menuju hipotalamus yang akan memacu keluarnya
hormon prolactin yang kemudian akan merangsang sel-sel kelenjar
payudara untuk memproduksi asi sehingga asi akan tercukupi, evaluasinya
Ibu bersedia menyusui bayinya.
10. Beritahu tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu tidak dapat menyusu,
kejang, mengantuk atau tidak sadar, napas cepat (>60 x/menit), merintih,
retraksi didinding dada bawah dan sianosis sentral. Bila ditemukan segera
rujuk ke faskes (ibu dan keluarga mengerti)
11. Memberikan identitas bayi ( sudah diberikan pukul 05.00 WIB)
Mendokumentasikan identitas bayi .
12. Menjaga kehangatan bayi ( Rooming in telah dilakukan )

23
PATHWAY ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN BAYI BARU LAHIR

Hari dan Tanggal : Kamis, 06 Januari 2022


Tempat Praktik : Puskesmas Sukatani
Nama : Yayat Nurhayati
Program Studi : Bidan Profesi
BBL Normal
Nama Orang Tua : Ny. A
Nama Bayu : By. Ny. A
Usia : 1 jam
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan

Tanda / Gejala / keluhan yang dialami


Tanda / Gejala / keluhan Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / pasien :
secara teori : keluhan yang dialami pasien) - Ibu mengatakan bayinya sudah bisa
- Bayi baru lahir (BBL) normal adalah menyusu.
APN (2017) menjelaskan bayi yang lahir dari kehamilan 37- 42 - Bayi cukup bulan
tanda Bayi baru lahir minggu atau 294 hari dan berat badan - Bayi menangis kuat dan bergerak aktif
Normal yaitu : lahir 2500 gram sampai dengan 4000 - Pergerakan aktif dan kulit kemerahan
1. Bayi menangis gram, bayi baru lahir (newborn atau - Bb 3.000g, Pb 48 cm ,Jk. Laki Laki
kuat neonatus) adalah bayi yang baru di - Suhu : 36.5 C
2. Warna kulit merah lahirkan sampai dengan usia empat - Pernafasan: 53 x/menit
3. Tonus otot kuat. minggu (Murdiana, 2017). - Nadi : 138 x/menit
4. Refleks hisap (+) - Bayi baru lahir normal dan sehat - LK : 33 cm, LD : 34 cm
5. Refleks moro (+) apabila warna kulit merah, denyut - Refleks Moro (+), Refleks Rooting(+),
6. Refleks tonic neck jantung >100 x/m, menangis kuat, Refleks Tonic Neck (+), Refleks
(+) tonus otot bergerak aktif, pernafasan Grafs/Plantar: (+), Refleks Suching(+),
7. Refleks grafs (+) baik dan tidak ada komplikasi pada Refleks Babinsky:(+).
8. BB 2500gr – 4000 bayi tersebut. (Tando, 2016) - Bayi tidak ada kelainan apapun.
gr - Tali Pusat : tampak segar dan tidak
ada perdarahan tali pusat dan tidak
berbau.
- Testis sudah turun kedalam skrotum,
terdapat penis dan lubang kencing di
ujung dan tidak ada hipospadia
- Miksi : pada pukul 08.00 Wib tgl 01
Januari 2022
- Mekonium: pada pukul 10.00 Wib tgl
06 Januari 2022

24
Asuhan yang diberikan : Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan 1. Agar ibu mengetahui keadaan bayinya
bayinya 2. Untuk mencegah terjadinya perdarahan
intrakranial pada bayi baru lahir.
2. Memberikan injeksi Neo-K 2 mg/mL sebanyak 3. Untuk mencegah infeksi dengan cara
0,5 ml di paha kiri (Vit K telah diberikan pada oleskan salep mata dari bagian mata dalam
kearah bagian luar secara bergantian antara
pukul 02.00 WIB). mata kiri dan kanan.
3. Memeberikan salep mata oxy tertracycline 4. Bonding attachment untuk mendapatkan kehangatan
dr dekapan ibu sehingga dpt melakukan IMD setelah
1% ( salep mata sudah diberikan pukul 02.00 bayi lahir
WIB) 5. Untuk mengetahui ku bayi ,bila ada masalah bayi bisa
teratasi sedini mungkin
4. Bonding attachment dan memberikan ASI pada bayi 6. Agar suhu bayi tetap hangat dengan cara memberikan
segera dan bayi mau menghisap, bayi dibungkus pakaian yang hangat dan bersih
7. Menjaga tali pusat tetap kering dan bersih serta
dengan kain bedong mencegah infeksi pd bayi baru lahir.
5. Memantau Tanda bahaya pada bayi 8. Untuk mencegah terinfeksi Hepatitis B.
9. Dengan hisapan bayi akan merangsang
6. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan keluarnya ASI karena hisapan bayi saat
cara memberikan pakaian yang hangat dan bersih. menyusu akan diteruskan menuju
hipotalamus yang akan memacu keluarnya
7. Melakukan perawatan tali pusat dengan
hormon prolactin yang kemudian akan
membungkus tali pusat dengan kassa steril, merangsang sel-sel kelenjar payudara untuk
memproduksi asi sehingga asi akan
menjaga kebersihannya dan menjaga agar
tercukupi,
tali pusat tetap dalam kondisi kering 10. Agar ibu bisa waspada terhadap tanda bahaya
dan jika terjadi bisa terdeteksi sedini mungkin dan
(Perawatan tali pusat telah dilakukan).
dapat ditangani segera.
8. Memberikan imunisasi dasar HB0. (Ibu 11. Tujuan dokumentasi merupakan suatu
bukti pencatatn dan pelaporan berdasarkan
menyetujuinya, dan diberikan pada pukul
komunikasi tertulis yang akurat dan
06:45 WIB). lengakap yang dimiliki oleh bidan dalam
melakukan asuhan kebidanan dan berguna
9. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya
untuk kepentingan klien.
sesering mungkin , rasionalisanya
evaluasinya Ibu bersedia menyusui bayinya.
10. Beritahu tanda bahaya pada bayi baru lahir
yaitu tidak dapat menyusu, kejang,
mengantuk atau tidak sadar, napas cepat
(>60 x/menit), merintih, retraksi didinding
Evaluasi asuhan yang diberikan :
dada bawah dan sianosis sentral. Bila KU bayi baik.Ibu dan bayi dalam rawat gabung, bayi dapat
ditemukan segera rujuk ke faskes. menyusu dengan baik.
11. Memberikan identitas bayi
25
Mendokumentasikan identitas bayi
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang diberikan kepada By. Ny. A Dengan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 1 jam, maka penulis membuat pembahasan
sebagai berikut:
2. Pengkajian data

Pada pengkajian data ini, didapati hasil data subjektif pada tanggal : 06-01-
2022 diperoleh informasi dari hasil wawancara atau anamnesa pada Ny. A usia 28
tahun, beragama islam, kebangsaan Sunda/Indonesia, pendidikan terakhir SMU,
pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan suami Tn.S usia 30 tahun, agama islam
kebangsaan Sunda/Indonesia, pendidikan terakhir SMU .pekerjaan karyawan swasta,
dan suami istri ini beralamatkan di Kp Cambay Rt 05/02 Kel Sukatani. Kec. Rajeg
Kab. Tangerang.
Data subjektif
Dari hasil pengkajian data subjektif anamnesa didapatkan ibu mengatakan ini
kehamilan yang Pertama belum pernah keguguran, Pukul 05.00 Wib By. Ny. A lahir
spontan, menangis kuat, warna kulit kemerahan, berat badan 3100 gr dan
panjang badan 49 cm, bayi lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan. Menurut
Sarwono (2017) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42
minggu denganberat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55
cm.
Pada By. Ny. A pada 1 jam setelah kelahiran, dilakukan pemantauan ku bayi,
Memberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intra muskuler di paha kiri , penyuntikan HB0
dipaha sebelah kanan, Memberikan salep mata tetrasiklin 1%, Melakukan
perawatan tali pusat, pencegahan hipotermi, Memberikan asi sesering mungkin, hal
ini sesuai dengan teori menurut (Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial, 2017) Asuhan kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal Memberikan
asuhan aman dan bersih segera setelah bayi baru lahir merupakan bagian esensial
dari asuhan pada bayi baru lahir seperti jaga bayi tetap hangat, isap lender dari mulut
dan hidung bayi (hanya jika perlu), keringkan, pemantauan tanda bahaya, klem dan
potong tali pusat, IMD, beri suntikan Vit K, 1 mg intramuskular, beri salep
mataantibiotika pada keduamata, pemeriksaan fisik, imunisasi hepatitis B 0.5 ml
intramuscular .

26
Data objektif
Dari hasil data objektif Ku : bayi, kesadaran compos mentis, kemampuan
menghisap baik, S: 36 0 C, muka tidak oedem, dada simetris, Kepala : tidak ada
caput succedenum, lingkar kepala : 33 cm Mata : mata simetris, tidak ada perdarahan
dan kotoran, sklera putih dan konjungtiva merah muda, refleks kedip positif.
Hidung : pernafasan cuping hidung Mulut : bersih, Refleks Moro : baik, Refleks
Rooting : baik , Refleks Tonic Neck : baik , Refleks Grafs/Plantar : baik, Refleks
Suching : baik , Refleks Babinsky: baik, Telinga : simetris, terbentuk sempurna,
tidak ada pengeluaran. Dada : dada simetris, lingkar dada 34 cm Abdomen : normal,
tidak ada pembesaran hepar ,Tali pusat : dalam keadaan dibungkus dengan kain
kassa steril dan tidak ada perdarahan Kulit : sedikit biru dan turgor baik Punggung :
tidak ada spinabifida Ekstremitas : atas dan bawah normal, tidak ada polidaktili, dan
refleks ka/ki (+) m. Genetalia : bersih, tidak ada kelainan, labia minora ditutupi labia
mayora, Anus : berlubang, tidak ada kelainan, BAB (+) BAK (+) pada tanggal 01 -
01 -22 hal ini sesuai dengan teori Menurut Saleha (2017) ciri-ciri BBL normal
adalah lahir aterm, antara 37-42 minggu. Berat badan 2500-4000 gram. Panjang
badan 48-52 cm. Lingkar dada 30-38 cm. Lingkar Kepala 33-35 cm. Lingkar lengan
11-12 cm. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit. Pernafasan
±40-60x/menit.Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna. Kuku agak
panjang dan lemas. Nilai APGAR >7. Gerak aktif. Bayi lahir langsung menangis.
Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada daerah pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik. Refleks sucking (isap dan menelan)
sudah terbentuk dengan baik. Refleks moro (gerakan memeluk bisa dikagetkan)
sudah terbentuk dengan baik. Refleks graps (menggenggam) sudah baik. Genetalia
1) Perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra berlubang, labia
mayora menutupi labia minora. 2) Laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang
berada pada scrotum dan penis yang berlubang. Eliminasi baik yang ditandai dengan
keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan .

3. Assesment ( menegakkan Diagnosis )


Berdasarkan data subjektif dan objektif yang didapatkan pada saat
pengkajian data maka diagnosa yang ditegakkan yaitu Neonatus cukup bulan
27
Sesuai usia Kehamilan usia 1 Jam.
Dan dasar fakta diagnosis yang didapat dari data objektif yaitu Ku : bayi,
kesadaran compos mentis, kemampuan menghisap baik, S: 36 0 C, muka tidak
oedem, dada simetris, Kepala : tidak ada caput succedenum, lingkar kepala : 33 cm
Mata : mata simetris, tidak ada perdarahan dan kotoran, sklera putih dan konjungtiva
merah muda, refleks kedip positif. Hidung : pernafasan cuping hidung Mulut :
bersih, Refleks Moro : baik, Refleks Rooting : baik, Refleks Tonic Neck : baik,
Refleks Grafs/Plantar : baik, Refleks Suching : baik, Refleks Babinsky: baik,
Telinga : simetris, terbentuk sempurna, tidak ada pengeluaran. Dada : dada simetris,
lingkar dada 34 cm Abdomen : normal, tidak ada pembesaran hepar, Tali pusat :
dalam keadaan dibungkus dengan kain kassa steril dan tidak ada perdarahan Kulit :
sedikit biru dan turgor baik Punggung : tidak ada spinabifida, Ekstremitas : atas dan
bawah normal, tidak ada polidaktili, dan refleks ka/ki (+). Genetalia : bersih, tidak
ada kelainan, labia minora ditutupi labia mayora, Anus : berlubang, tidak ada
kelainan, BAB (+) BAK (+)
Dari data subjektif dan data objektif bidan bisa menentukan diagnosa
kebidanan hal ini sesuai dengan teori menurut Varney (2020) Manajemen Asuhan
Kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam kasus kebidanan dan
untuk menegakkan diagnosa di perlukan pengkajian data subyektif yang di dapatkan
anamesa dan data obyektif dari hasil pemeriksaan fisik dan penunjang diagnostik.
Pada kasus ini tidak ditemukan diagnosa potensial, dan tindakan segera karena
masih fisiologis, dan pada kasus ini tidak ditemukan komplikasi yg mengancam
jiwa.

28
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada pukul 05.00 Wib bayi Ny. A lahir spontan, menangis kuat, warna
kulit kemerahan, berat badan 3100 gr dan panjang badan 49 cm, bayi lahir
cukup bulan sesuai masa kehamilan. Pada 1 jam setelah kelahiran, dilakukan
pemantauan keadaan umum bayi, memberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intra
muskuler di paha kiri , penyuntikan HB0 dipaha sebelah kanan, memberikan
salep mata tetrasiklin 1%, melakukan perawatan tali pusat, pencegahan
hipotermi, dan memberikan asi sesering mungkin. Kondisi ibu dan bayi sehat,
ibu dan bayi dalam rawat gabung.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas
Agar meningkatkan mutu asuhan kebidanan dengan memperhatikan kebutuhan
pasien dengan pemasangan poster, spanduk dan pemberian leaflet sesuai
kebutuhan pasien sehingga pasien merasa puas atas pelayanan yang diberikan.

2. Bagi Institusi Pendidikan.


Agar dapat mengembangan perpustakaan digital atau e-library agar
perpustakaan tetap eksis sesuai kemajuan teknologi dan dapat mempermudah
mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran serta penyusunan studi kasus di era
pandemi covid 19

3. Bagi Penulis.
Diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan dari hasil yang didapat pada
studi kasus ini.

29
DAFTAR PUSTAKA

Astutik, Reni Yuli, 2017. Asuhan kebidnan Masa Nifas dan Menyusui, Jakarta : CV.
Trans Info Media
Dewi , Vivian Nanny Lia, 2017. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Jakarta :
Salemba Medika
Pusdiklantnakes, 2017. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan anak Jakarta :
PUSDIKLATNAKES
Rohani, Reni, Marisah.2017. Asuhan Kebidanan pada masa Nipas, Jakarta : salemba
medika
Saleha, Siti, 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Jakarta : Salemba Medika
Sari, Eka Puspita dan Kurnia Dwi Rimandini, 2017. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
( postnatal care ), Jakarta : Trans Info Medika
Sukarni, Icesmi dan Margareth ZH, 2017. Kehamilan Persalinan dan Nifas
dilengkapi dengan Patologi, Yogyakarta Nuha Medika
Walyani, elisabeth Siwi dan Endang Purwoastuti, 2015, Asuhan Kebidanan masa
Nifas & Menyusui Yogyakarta: Pustaka Baru Press
WHO. 2017. Mortality, http://www.int/mediacenter/
Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC Darwin, dkk. (2014). Pengaruh Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) terhadap Suhu dan Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir.
Jurnal Kesehatan Andalas. Depkes RI, (2010). Asuhan Persalinan Normal. JNPKR :
Jakarta .
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi. Muslihatun, Wafi Nur.
(2017). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Nasriah. (2017). Asuhan Kebidanan Bari Baru Lahir Normal. Tersedia dalam
Prawirohardjo,S. (2017). Ilmu Kebidanan.Cetakan ke-8.Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
Rimandini dan Sari.(2017).Asuhan Kebidanan Persalinan (INC). Jakarta:Trans Info
Media. Riyanto, Agus.(2017).
Ronald.(2017).Pedoman Perawatan Balita.Bandung:CV.Nuansa Aulias.
Rukiyah dan Yulianti, (2020). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Trans Info Media.
Soepardan, Suryani.(2019) Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC Soepardi, Jane.
(2018).
Angka Kematian Bayi. Tersedia dalam www.unpad.ac.id. Sukamti dan Riono,
(2019).
.

30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

You might also like