You are on page 1of 99

SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM


MENINGKATKAN PEMAHAMAN BERHITUNG PADA
MATA PELAJARAN BERHITUNG SISWA
KELAS I SDI BONTOLOE KAB.GOWA

THE EFFECT OF USE OF IMAGE MEDIA IN IMPROVING


UNDERSTANDING OF CALCULATING IN STUDENT
CALCULATING SUBJECTS CLASS I SDI
BONTOLOE GOWA REGENCY

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Mengikuti Ujian Skripsi


Program Studi Teknologi Pendidikan FKIP
Universitas Pejuang R.I Makassar

Oleh :
AKBAR
2086203008

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA
MAKASSAR
2022
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA MAKASSAR

LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi Ini Atas Nama AKBAR, Nim 2086203008 diterima, dan disahkan oleh
panitia ujian Skripsi Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Pejuang
Republik Indonesia Makasaar Nomor : (Nomor SK Dan TANGGAL ), sebagai
salah satu syarat guna memperoleh gelar SARJANA PENDIDIKAN Pada
Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar Pada Tanggal (Tanggal
Pengesehan ).

Makassar, September 2022

Panitia ujian :

1. Pengawas umum : M. Darwis Nur Tinri, S.Sos., M,Si. (………………)


2. Ketua : Drs. Masding, M.M. (………………)
3. Sekertaris : Suhenrik P, S.Pd.,M.M. (………………)
4. Penguji : 1. (………………)
2. (………………)
3. (………………)
4. (………………)

Disahkan oleh:
Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidkan
Universitas Pejuang Republik Indonesia

DRS. MASDING,M.M
NIDN: 0931126826

ii
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA MAKASSAR

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Skripsi :PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
BERHITUNG PADA MATA PELAJARAN
BERHITUNG SISWA KELAS I SDI BONTOLOE
KAB.GOWA

Mahasiswa yang bersangkutan:


Nama : AKBAR
Nim : 2086203008
Program Studi :TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti, skripsi ini telah memenuhi persyaratan untuk
mendapatkan gelar SARJANA PENDIDIKAN fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan Universitas Pejuang Republik Indonesia.

Makassar, September 2022


Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Suhendrik, S.Pd, M.M


Dr. H. Mustain Thahir, M.Pd
NIDN: 0912068906
NIDN: 0914046502

Diketahu Oleh:

Dekan FKIP Ketua program studi


UPRI Makassar Teknologi Pendidikan

Drs. Masing, M.M Rizal Arizaldy Ramly, M.Pd


NIDN: 0931126826 NIDN: 0922079502

iii
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA MAKASSAR

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : AKBAR
Nim : 2086203008
Program Studi :TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji
adalah ASLI hasil karya saya sendiri, bukan hasil ciplakan dan tidak dibuatkan
oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2022


Yang Membuat Pernyataan

Akbar

iv
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA MAKASSAR

PERSETUJUAN PUBLIKASI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK


Sebagai sivitas akademika universitas pejuang republik Indonesia, saya yangb
bertanda tangan dibawah ini
Nama : AKBAR
NIM : 2086203008
Program Studi : TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, serta menyetujui unrtuk memberikan
kepada Universitasa Pejuang Republik Indonesia Makassar Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-Exclusive Royalty- Free Right) atas skripsi saya yang
berjudul:
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM
MENINGKATKAN PEMAHAMAN BERHITUNG PADA MATA
PELAJARAN BERHITUNG SISWA KELAS I SDI BONTOLOE
KAB.GOWA
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalty non
eksklusif ini universitas pejuang republic Indonesia ini berhak menyimpan,
mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta, serta tidak
dikomersialkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di : Makasaar
Pada tanggal : ……………
Yang Menyatakan,

Akbar

Menyetujui : Pembimbing II
Pembimbing I

Suhendrik, S.Pd, M.M


Dr. H. Mustain Thahir, M.Pd
NIDN: 0912068906
NIDN: 0914046502

v
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA MAKASSAR

SURAT PERJANJIAN PENULIS


Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : AKBAR
Nim :2086203040
Program Studi :TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Judul skripsi : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR
DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN
BERHITUNG PADA MATA PELAJARAN
BERHITUNG SISWA KELAS I SDI BONTOLOE
KAB.GOWA
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,
saya menyusun sendiri skripsi saya( tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh ketua program studi.
3. Saya tidak ,elakukan penjiplatan (plagiat) dalam penyusunan skripsi
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1,2 dan 3 saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian surat ini saya buat dengan peniuh kesadaran.

Makassar , S 2022
Yang membuat pernyataan

Akbar

Mengetahui,
Ketua Prodi
Teknologi Pendidikan

Rizal Arizaldy Ramly, M.Pd


NIDN: 0922079502

vi
MOTTO

“IF YOU’VE NEVER FAILED, YOU NEVER TRIED”

Jika anda tidak pernah gagal, anda tidak pernah mencoba

vii
ABSTRAK
Akbar. 2022. Pengaruh Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan
Pemahaman Berhitung Pada Mata Pelajaran Berhitung Siswa Kelas I SDI
Bontoloe Kab.Gowa. Konsultan I, Mustain Thahir. Konsultan II Suhendrik
Program Studi PTIK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pejuang
Republik Indonesia.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
belajar berhitung dengan menggunakan media gambar pada siswa Kelas I SDI
Bontoloe Kab.Gowa. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini
adalah satu orang guru dan siswa Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa. Data dalam
penelitian ini dikumpulkan melalui teknik observasi, tes, dan dokumentasi
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data yang terdiri dari
empat yaitu aktivitas siswa, hasil belajar, keterlaksaan pembelajaran, respon
siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar pada siswa Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa
terdapat meningkat, baik pada aktivitas guru dan siswa maupun hasil tes siswa.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, hal itu dapat
dilihat dari setiap siklus hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta hasil tes
belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa
pada siklus I 54,77 masih berada pada kategori kurang dan mengalami
peningkatan sebesar 54,93% pada siklus II sebesar 84,86 berada pada kategori
baik. Hasil tes siklus I nilai rata-rata belum memenuhi KKM 70 yang telah
ditentukan dan masih berada pada kategori sedang, sedangkan pada hasil tes
siklus II telah memenuhi KKM 70 yang ditentukan dan berada pada kategori
sangat tinggi.

Kata Kunci : Penggunaan Media Gambar, Hasil Belajar

viii
ABSTRACT

Akbar. 2022. The Effect of Using Picture Media in Improving Numeracy


Comprehension in Counting Subjects for Class I Students at SDI Bontoloe Kab.
Gowa. Consultant I, Mustin Thahir. Consultant II Suhendrik PTIK Study Program
Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Pejuang Republic of
Indonesia. The purpose of this study was to increase the activity and learning
outcomes of learning to count using picture media for Class I students of SDI
Bontoloe Kab. Gowa. The approach used is a qualitative approach with the type
of research is classroom action research (CAR) which includes planning,
implementation, observation, and reflection.
The subjects in this study were a teacher and a Class I student at SDI Bontoloe
Kab. Gowa. The data in this study were collected through observation, test, and
documentation techniques and then analyzed using data analysis techniques
consisting of four, namely student activities, learning outcomes, learning
implementation, and student responses. The results showed that the application of
learning by using image media in Class I SDI Bontoloe Kab.Gowa increased,
both in teacher and student activities and student test results.
The results showed an increase in learning outcomes, it can be seen from each
cycle of observations of teacher and student activities and student learning test
results have increased. The results of observations of teacher and student
activities in the first cycle of 54.77 were still in the less category and an increase
of 54.93% in the second cycle of 84.86 was in the good category. The results of
the first cycle test have not met the predetermined KKM 70 and are still in the
medium category, while the results of the second cycle test have met the specified
KKM 70 and are in the very high category.
Keywords: Use of Image Media, Learning Outcomes

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, dengan senantiasa memanjatkan puja dan puji syukur

kehadirat Allah SWT, salawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa perubahan di muka

bumi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pengaruh

Penggunaan Media Gambar Dalam Meningkatkan Pemahaman Berhitung Pada

Mata Pelajaran Berhitung Siswa Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa, sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menghanturkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantuh dalam penyelesaian skripsi baik yang

bersifat moril maupun materi, sehingga segala macam hambatan dan kesulitan

dapat dilalui.

Selanjutnya ucapan terimah kasih juga berturut-turut saya ucapkan kepada:

1. Bapak Dr. Abdul Aziz. DP,M.Si selaku Rektor UPRI Makassar.

2. Bapak Drs. Masding, M.M selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan UPRI Makassar.

3. Bapak Dr. H. Mustain Thahir, M.Pd sebagai Konsultan I .

4. Bapak Suhenrik,S.Pd, M.M selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan UPRI Makassar dan sekaligus sebagai Konsultan II.

5. Bapak Rizal Arizaldy Ramly M.Pd Sebagai Ketua Prodi PTIK Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UPRI Makassar.

x
6. Seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha di lingkungan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan UPRI Makassar .

7. Bapak Kepala Sekolah beserta seluruh guru-guru SDI Bontoloe Kab.Gowa.

8. Istri tercinta beserta keluarga besar yang senantiasa memberi support dan

semangat yang tiada hentinya.

9. Teman–teman yang senantiasa mengingatkan dan memberikan semangat

yang berupa saran–saran maupun kritikan.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis memohon perlindungan

serta senantiasa memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada mereka yang telah

berjasa dan memberikan pahala yang berlimpah ganda dan semoga ilmu yang

telah diberikan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Makassar, Oktober 2022

Penulis

Akbar

xi
DAFTAR ISI

Nama Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
PENGESAHAN SKRIPSI.......................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................................iv
PERSETUJUAN PUBLIKASI DAN KEPENTINGAN AKADEMIK...................v
SURAT PERJANJIAN...........................................................................................vi
MOTTO.................................................................................................................vii
ABSTRAK (ABSTRACT).....................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR SIMBOL & SINGKATAN..................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR.............................................7
A. Kajian Teori.................................................................................................7
1. Pengertian Belajar.................................................................................7
2. Faktor factor yang mempengaruhi hasil belajar.....................................8
3. Pembelajaran matematika di SD..........................................................11
4. Teori belajar matematika......................................................................12

xii
5. Hasil belajar matematika......................................................................16
6. Pembelajaran berhitung........................................................................17
7. Media gambar.......................................................................................20
B. Kerangka pikir............................................................................................25
C. Hipotesis penelitian....................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................29
A. Lokasi penelitian.......................................................................................29
B. Rancangan penelitian.................................................................................29
C. Variabel penelitian.....................................................................................32
D. Teknik pengumpulan data..........................................................................32
E. Prosedur penelitian.....................................................................................33
F. Instrumen penelitian...................................................................................36
G. Teknik analisis data....................................................................................37
H. Indikator keberhasilan................................................................................38
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................39
A. Deskripsi Hasil Penelitian..........................................................................39
1. Paparan data Siklus I............................................................................39
a. Tahap perencanaan.........................................................................39
b. Tahap pelaksanaan.........................................................................39
c. Tahap observasi..............................................................................39
2. Hasil belajar Siklus I............................................................................39
a.Keterlaksanaan Pembelajaran............................................................39
b.Tahap Pelaksanaan............................................................................40
3. Paparan data Siklus II...........................................................................43
a. Tahap Perencanaan.........................................................................44
b. Tahap Pelaksanaan ........................................................................45
c. Observasi........................................................................................45
4. Hasil belajar Siklus II...........................................................................46

xiii
a. Keterlaksanaan Pembelajaran..................................................47
b. Tahap Refleksi.........................................................................49
B. Pembahasan dan Hasil Penelitian...............................................................49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................53
A. Kesimpulan................................................................................................53
B. Saran ..........................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................55
LAMPIRAN ..........................................................................................................58

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Kategori tingkat Hasil Belajar Siswa..............................................................37
3.2 Ketuntasan Minimum......................................................................................37
4.1 Hasil Belajar Siklus I.......................................................................................41
4.2 Distribusi Frekuensi dan Prestasi Siklus I.......................................................42
4.3 Ketuntasan Belajar Siklus I.............................................................................42
4.4 Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I............................................................43
4.5 Hasil Bealajar Siklus II....................................................................................46
4.6 Distribusi Frekuensi dan Prestasi Siklus II......................................................46
4.7 Ketuntasan Belajar Siklus II............................................................................47
4.8 Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II...........................................................48

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
3.1 Penelitian Tindakan Kelas..................................................................... 29

xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A Persuratan..........................................................................................58
A.1 SK Pembimbing..................................................................................58
A.2 Surat Izin Penelitian............................................................................59
A.3 Surat Balasan Penelitian......................................................................60
Lampiran B Perangkat dan Instrumen Pendidikan.................................................61
B.1 RPP..................................................................................................................61
B. 2 Materi.............................................................................................................69
B. 3. Tabel Data Siswa Dan Rumus Perhitungan...................................................70
Lampiran C Data Penelitian Siklus I dan II ..........................................................71
Lampiran D Dokumentasi......................................................................................80
Lampiran E Daftar Riwayat Hidup........................................................................83

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini

berpengaruh di segala bidang pendidikan terutama pada mata pelajaran

Matematika khususnya lagi pada pengajaran berhitung/aritmatika. Aritmatika atau

berhitung adalah bidang yang berkenaan dengan sifat hubungan bilangan-bilangan

nyata dengan perhitungan terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian (Mulyono, 2003:253).

Dalam dunia keilmuan, matematika berperan sebagai bahasa simbolis yang

memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat. Kegunaan mata

pelajaran Matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam perhitungan

(perhitungan kuantitatif), tetapi juga dalam penataan cara berfikir, terutama dalam

hal pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan

evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah (Darhim, 1993:14).

Perkembangan pengajaran matematika di sekolah sangat dipengaruhi oleh banyak

faktor yang sangat berkaitan. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor siswa, guru

dan materi pelajaran itu sendiri.

Salah satu faktor yang cukup berperan adalah materi pelajaran, karena

selain berkaitan dengan kesesuaian dan kesiapan siswa, materi pelajaran

matematika juga harus memperhatikan materi-materi sebelumnya sebagai

prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Berdasarkan Surat Edaran Dirjen

Dikdasmen (1992) dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1994) perihal

xviii
Pelaksanaan Pengajaran Membaca, Menulis dan Berhitung di Sekolah Dasar

disampaikan bahwa pengajaran tiga kemampuan dasar yaitu: membaca, menulis

dan berhitung di Sekolah Dasar harus terus ditingkatkan dan materi pengajaran

untuk tiga kemampuan dasar dimaksud terdapat pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia dan Matematika (berhitung).

Kemampuan berhitung merupakan salah satu bagian dari kemampuan

matematika, sebab salah satu prasyarat untuk belajar matematika adalah belajar

berhitung yang keduanya saling mendukung. Oleh karena itu antara matematika

dan berhitung tidak dapat dipisahkan. Pada kenyataannya dalam hal ini guru-guru

banyak yang mengeluh karena siswanya lamban dan kurang terampil dalam

menyelesaikan perhitungan dari suatu pemecahan masalah. Menurut pengamatan

penulis sementara keterampilan berhitung bagi siswa akhir-akhir ini kurang

mendapat perhatian khusus baik di sekolah maupun di rumah. Beberapa

penyebabnya adalah: 1. Semakin banyaknya alat-alat hitung yang serba modern

sehingga anak malas untuk berpikir sendiri dalam menyelesaikan suatu

perhitungan. 2. Ilmu berhitung tidak didapatkan secara khusus oleh anak dan

hanya merupakan bagian-bagian yang masuk ke dalam matematika sebagai

akibatnya berhitung kurang digemari.

Secara umum pelajaran Matematika merupakan salah satu pelajaran yang

kurang menarik bagi siswa bahkan siswa berasumsi bahwa pelajaran Matematika

itu sulit sehingga menjadi momok bagi sebagian siswa yang akhirnya berpengaruh

pada interaksi proses belajar-mengajar. Seperti kita ketahui juga bahwa

mempelajari matematika tidak boleh terpenggal-penggal karena matematika itu

xix
akan berhubungan dengan setiap bagiannya. Pelajaran Matematika juga tidak

terlepas dari berhitung sehingga jika anak kurang menguasai kemampuan

berhitung secara baik akan memperoleh hasil yang kurang baik pula.

Keterampilan berhitung di Sekolah Dasar merupakan kemampuan dasar untuk

menyelesaikan persoalan-persoalan lebih lanjut, maka sangatlah tepat jika

mendapat perhatian sejak awal. Dalam kontek yang aplikatif, proses belajar

mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan antara guru

dan siswa memegang peranan penting. Suryosubroto (1997:19), menyatakan

bahwa proses belajar mengajar meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari

perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak lanjut

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu

pengajaran. Hal senada diungkapkan Sukewi (1994:3), bahwa dalam proses

belajar mengajar terdapat komponen-komponen yang saling terkait, yang meliputi

tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode/strategi belajar

mengajar, alat/media, sumber pelajaran, dan evaluasi.

Mengacu pada pendapat tersebut di atas, maka proses belajar mengajar

yang aktif ditandai adanya keterlibatan siswa secara komprehensif baik fisik,

mental dan emosionalnya. Salah satu diantaranya dapat dilakukan guru dengan

memanfaatkan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan wahana

dalam menyampaikan informasi/pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya

media pada proses belajar mengajar, diharapkan membantu guru dalam

meningkatkan pemahaman belajar siswanya. Oleh karena itu, guru seyogyanya

menghadirkan media dalam setiap proses pembelajaran demi tercapainya tujuan

xx
yang hendak dicapai. Pernyataan tersebut diatas sesuai dengan pendapat Hamalik

(1994:12), yang menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode dan

teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan

interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di

sekolah.

Pada umumnya ketika guru membelajarkan siswa di kelasnya, masih

banyak dijumpai penerapan strategi mengajar yang tidak serasi, yaitu tidak

diberdaya gunakan alat serta sumber belajar yang optimal. Proses belajar

mengajar menjadi terpusat pada guru, sehingga guru masih dianggap satu-satunya

sumber ilmu yang utama. Proses pembelajaran yang demikian sudah barang tentu

kurang menarik bagi siswa karena hanya menempatkannya sebagai objek saja,

bukan sebagai subjek mempunyai keterlibatan dalam proses belajar mengajar.

Adanya kecenderungan proses pembelajaran Matematika yang terpusat pada guru

juga dialami di SDI Bontoloe Kab. Gowa, yang berdampak pada penurunan hasil

belajar siswa. Sedikitnya sumber belajar dan terbatasnya media atau alat peraga

merupakan salah satu penyebab. Sehingga pembelajaran lebih bersifat searah dan

membosankan. Oleh karenanya, tidak mengherankan apabila rata-rata pelajaran

berhitung pada siswa kelas I Tahun Ajaran 2019/2020 menduduki tempat ke enam

dari beberapa bidang yang diajarkan. Adapun data rata-rata nilai mata

pelajarannya bisa dilihat dibawah ini: PPKn 7,7, Pendidikan Agama 7,0 , Bahasa

Indonesia 7,7, Matematika 6,7, IPA 7,0, Penjaskes 7,0, Muatan Lokal 7,5 (Sumber

: Pencapaian Target Kurikulum SDI Bontoloe Kab. Gowa Tahun Ajaran

2019/2020).

xxi
Fenomena yang terjadi dilapangan sehubungan dengan rendahnya hasil

belajar berhitung bertalian erat dengan subtansi materi berhitung yang cenderung

hafalan. Terkait dengan itu diperlukan peran media pembelajaran untuk

menjembatani kesenjangan pemahaman materi berhitung dengan fenomena

dilapangan, sehingga siswa mampu mempelajari materi berhitung tanpa ada

perasaan takut dan tertekan. Salah satu diantaranya dapat memanfaatkan media

gambar sebagai alat bantu untuk memperjelas bahan ajar yang disajikan dalam

pembelajaran Matematika khususnya berhitung. Sadiman (1996:30), menyatakan

bahwa kelebihan media pembelajaran adalah sifatnya konkrit, gambar dapat

mengatasi ruang dan waktu, mengatasi keterbatasan pengamatan, memperjelas

suatu masalah sehingga dapat mencegah/membetulkan kesalahpahaman.

Mengacu pada kelebihan media gambar maka dapat dimungkinkan

pemanfaatan media gambar dalam pembelajaran Matematika akan meningkatkan

pemahaman berhitung siswa. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka peneliti

memandang perlu untuk menerapkan pemanfaatan media atau alat peraga di SDI

Bontoloe Kab. Gowa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh media gambar dalam

meningkatkan pemahaman berhitung siswa kelas I di SDI Bontoloe Kab.

Gowa ?”

xxii
C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh media gambar dalam meningkatkan pemahaman berhitung pada

siswa kelas 1 SDI Bontoloe Kab. Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis: Memberikan masukan terhadap guru-guru dalam upaya

pemanfaatan media pembelajaran, khususnya media gambar dalam proses

belajar mengajar berhitung.

2. Manfaat praktis: Sebagai bahan memberikan masukan bagi guru dalam

meningkatkan kualitas hasil belajar berhitung.

xxiii
24

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan

latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku baik yang

meliputi pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segenap

aspek organisme atau pribadi.

Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian belajar

diantaranya : Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning (1975)

seperti dikutip Purwanto (2000:84), mengemukakan belajar adalah proses yang

melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan yang dibedakan

dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan.

Sujana (1989:5) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai

dengan adanya suatu perubahan pada diri seorang. Winkel (1989:36) Belajar

adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu relatif

konstan dan berbekas. Moskowitz dan Orgel mengatakan bahwa belajar adalah

perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari pengalaman dan bukan akibat

hubungan-hubungan dalam sistem saraf yang dibawa sejak lahir (Darsono,

2000:3).
25

Dengan demikian belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan

adanya perubahan tingkah laku. Oleh karena itu seseorang dikatakan belajar

apabila dalam diri orang tersebut terjadi perubahan tingkah laku yang dapat

ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, sikap,

percakapan, kebiasaan dan lain-lain. Tetapi tidak semua perubahan tingkah

laku merupakan hasil belajar. Berikut ciri-ciri belajar adalah: 1. Belajar

dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. 2. Belajar merupakan

pengalaman sendiri. 3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan

lingkungan. 4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang

yang belajar (Darsono, 2000:30-31). Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi

merupakan hasil atau akibat dari upaya-upaya/latihan yang dilakukan secara

sadar dan mempunyai tujuan. Tingkah laku yang terjadi merupakan hasil dari

proses belajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran merupakan satu sistem,

artinya ada beberapa komponen yang saling berpengaruh terhadap perolehan

hasil belajar siswa. Seorang siswa yang termasuk pandai disuatu kelas, belum

tentu ketika ulangan mendapatkan hasil yang selalu memuaskan. Hal ini

disebabkan beberapa faktor, di samping kemampuan berpikir juga

dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti motivasi, keadaan fisik, lingkungan

siswa, dan sebagainya. Beberapa faktor yang mempengaruhi belajar tersebut

antara lain:
26

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar individu siswa Faktor yang ada di luar

individu disebut juga faktor sosial. Faktor-faktor sosial tersebut antara lain:

1. Faktor keluarga.

Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam turut menentukan

bagaimana dan sampai dimana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak.

Termasuk ada tidaknya fasilitas-fasilitas yang diperlukan dalam belajar

turut memegang peranan penting pula.

2. Guru dan Cara Mengajarnya.

Dalam belajar di sekolah, faktor guru dan cara mengajarnya merupakan

faktor yang penting. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi

rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu

mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya, turut menentukan

bagaimana hasi beajar yang dapat dicapai anak.

3. Alat-alat Pelajaran.

Faktor guru dan cara mengajarnya, tidak dapat kita lepaskan dari ada

tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup

memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar

ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan

guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan

mempercepat belajar anak.

4. Motivasi Sosial.

Karena belajar adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor

motivasi memegang peranan pula. Jika guru atau orang tua dapat
27

memberikan motivasi yang baik pada anak timbullah dalam diri anak itu

dorongan dan hasrat untuk belajar lebih baik. Motivasi sosial dapat timbul

pada anak dari orang-orang disekitarnya.

5. Lingkungan dan Kesempatan.

Faktor lingkungan dan kesempatan ini lebih berlaku bagi cara belajar pada

orang-orang dewasa.

b. Faktor-faktor individual Faktor-faktor individual adalah faktor yang ada pada

diri organisme itu sendiri. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara

lain:

1. Kematangan/pertumbuhan.

Kita mengajarkan sesuatu pada anak baru dapat berhasil jika taraf

pertumbuhan pribadi telah memungkinkan dan potensi-potensi jasmani

atau rohaninya telah matang untuk itu.

2. Kecerdasan/Intelijensi.

Di samping kematangan, dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu

dengan berhasil baik ditentukan/dipengaruhi pula oleh taraf

kecerdasannya. Jadi dalam belajar kecuali kematangan, intelijensi pun

turut memegang peranan.

3. Latihan dan Ulangan.

Karena sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang

dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam.

Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki

dapat menjadi hilang atau berkurang.


28

4. Motivasi.

Motivasi merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan

sesuatu.

5. Sifat-sifat Pribadi Seseorang.

Di samping faktor-faktor sosial lainnya, berhasil tidaknya belajar faktor

pribadi seseorang turut pula memegang peranan karena tiap-tiap orang

mempunyai sifat-sifat kepribadiannnya masing-masing.

3. Pembelajaran Matematika di SD

Tujuan umum diberikannya Matematika di jenjang pendidikan dasar

adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di

dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan

bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur,

dan efektif.

b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir

matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai

ilmu pengetahuan (Depdikbud 1993:96).

Dengan demikian, tujuan umum pendidikan Matematika pada jenjang

pendidikan dasar tersebut memberikan tekanan pada penataan nalar dan

pembentukan sikap serta keterampilan dalam penerapan matematika. Siswa SD

setelah selesai mempelajari matematika bukan saja diharapkan memiliki sikap

kritis, cermat, dan jujur, serta cara berfikir yang logis dan rasional dalam

menyelesaikan suatu masalah, melainkan juga harus mampu menerapkan


29

matematika dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki pengetahuan matematika

yang cukup kuat sebagai bekal untuk mempelajari matematika lebih lanjut dan

dalam mempelajari ilmu-ilmu lain.

Adapun pembelajaran matematika berfungsi untuk: Mengembangkan

kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol

serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari (Depdikbud,

1993:95).

4. Teori Belajar Matematika

Beberapa teori belajar matematika adalah sebagai berikut:

a. Teori Brunner

Metode yang di dukung oleh Bruner adalah belajar dengan penemuan. Dalam

mempelajari matematika seseorang siswa perlu secara langsung menggunakan

bahan-bahan manipulatif. Bahan-bahan tersebut merupakan benda konkrit yang

dirancang khusus dan dapat diotak atik oleh siswa dalam berusaha memahami

konsep matematika (Suminarsih, 2004:5). Adanya interaksi antara siswa

dengan lingkungan fisik ini akan memberikan kesempatan siswa untuk

melaksanakan penemuan. Bruner dalam Paimin (1998:6) mengemukakan

bahwa dalam proses belajar anak melewati tiga tahap perkembangan mental,

sebagai berikut:

1. Tahap En aktif (kongkrit) Siswa belajar konsep dengan memanipulasi

benda-benda secara langsung.


30

2. Tahap Ikonik (semi kongkrit) Siswa memahami konsep matematika yang

bersifat abstrak dengan bantuan model-model semi kongkrit, tabel, gambar,

bagan, peta dan lain-lain.

3. Tahap Simbolik (abstrak) Siswa belajar konsep dan operasi, matematika

langsung dengan kata-kata atau simbol-simbol tanpa obyek kongkrit

maupun model semi kongkrit.

b. Teori Piaget

Teori Piaget disebut juga teori kognitif, teori intelektual atau teori

belajar. Disebut teori belajar kognitif karena berkenaan dengan kesiapan siswa

untuk mampu belajar dan disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan

siswa. Menurut Piaget dalam Hudoyo (1990:7), belajar juga merupakan sesuatu

yang keluar dari dalam diri anak, meningkatkan perkembangan mental anak ke

tahap yang lebih tinggi, dapat dilakukan dengan memperkaya pengalaman anak

terutama pengalaman konkret, karena dasar perkembangan mental adalah

melalui pengalaman-pengalaman aktif dengan menggunakan benda-benda di

sekitarnya. Di samping itu perkembangan bahasa anak merupakan salah satu

kunci untuk mengembangkan kognitifnya. Pendapat Piaget yang paling

terkenal, sesuai dengan penelitiannya mengemukakan bahwa ada empat tahap

perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis

(menurut usia), yaitu:

1. Tahap Sensori Motor, dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun. Pada tahap ini

aktivitas anak didasarkan atas pengalaman-pengalaman atau tindakan-

tindakan langsung melalui panca indera.


31

2. Tahap Pra Operasional, dari sekitar 2 tahun sampai 7 tahun. Pada tahap ini

anak dimulai dengan penguasaan bahasa yang sistematis, permainan

simbolis, imitasi (tidak langsung) serta bayangan dalam mental. Semua

proses ini menunjukkan bahwa anak sudah mampu untuk melakukan

tingkah laku simbolis dan tidak lagi mereaksi begitu saja terhadap stimulus-

stimulus melainkan nampak ada suatu aktivitas internal.

3. Tahap Operasi Konkrit, dari umur 7 tahun sampai 11 tahun. Pada tahap ini

anak sudah memahami hubungan fungsional, cara berpikirnya konkret

belum menangkap yang abstrak. Tahap ini sangat penting karena anak sudah

mulai menggeneralisasikan objek-objek yang diamatinya. Hal ini erat

hubungannya dengan matematika. Konsep matematika yang didasarkan

pada benda-benda konkret lebih mudah dipahami dari pada memanipulasi

istilah-istilah abstrak.

4. Tahap Operasi Formal, dari umur 11 tahun keatas. Tahap ini adalah tahap

tertinggi dari perkembangan kognitif anak. Anak-anak mengembangkan

cara-cara berpikir logis seperti halnya orang dewasa dan mulai

menggunakan aturan-aturan formal dari pikiran dan logika untuk

memberikan dasar kebenaran (justification) jawaban-jawaban mereka

(Hudoyo:1990:8). Siswa sekolah dasar menurut Piaget berada pada tahap

operasi konkrit, dimana anak sudah mulai memiliki pemahaman operasi

logis dengan bantuan benda-benda konkrit.

Siswa memahami konsep kekekalan kemampuan mengklasifikasi

kemampuan mengurutkan obyek dan juga telah memiliki kemampuan ekivalensi.

Ciri-ciri anak yang berada dalam tahap operasional konkrit adalah:


32

1. Siswa belum mampu melakukan operasi yang komplek

2. Siswa dapat melakukan operasi logis yang berorientasi kepada obyek-obyek

atau peristiwa yang dialaminya.

3. Siswa dapat menalar induktif, tetapi sangat lemah bernalar deduktif

4. Masih mengalami kesulitan menagkap ide atau gagasan abstrak

c. Teori Brownell

Teori ini berdasarkan keyakinan bahwa anak-anak pasti memahami apa

yang sedang mereka pelajari jika secara permanen atau secara terus menerus

untuk waktu yang lama. Brownell mendukung penggunaan benda-benda

konkrit untuk dimanipulasikan sehingga anak-anak dapat memahami makna

dari konsep dan keterampilan baru yang mereka pelajari (Suminarsih, 2003:5).

d. Teori Dienes

Teori Dienes dikembangkan berdasarkan teori perkembangan

intelektual dari Piaget. Dienes memandang matematika sebagai struktur,

pengklasifikasian struktur, memisahkan hubungan-hubungan yang terdapat di

dalam struktur-struktur dan mengkategorikan hubungan-hubungan di antara

struktur-struktur. Dienes dalam Paimin (1998:7), berpendapat bahwa setiap

konsep atau prinsip matematika dapat dimengerti secara sempurna, hanya jika

disajikan pada anak dalam bentuk-bentuk konkret. Jadi abtraksi didasarkan

pada intuisi dan pengalaman-pengalaman konkret.

Mengacu dari beberapa teori belajar diatas, maka dalam penelitian ini

teori belajar matematika yang dipakai adalah teori belajar dari Piaget,

khususnya tahap operasi konkrit. Hal ini dikarenakan pada tahap tersebut siswa
33

lebih memahami sesuatu materi secara konkrit dari pada hal-hal yang bersifat

abstrak. Secara sederhana dapatlah dicontohkan, dalam hal pengerjaan soal

cerita. Siswa akan memahami soal cerita tersebut apabila materi yang diberikan

berhubungan dengan sesuatu yang konkret. Namun apabila soal cerita

berhubungan dengan sesuatu yang abstrak, sudah barang tentu siswa akan

kesulitan untuk menyelesaikan soal cerita tersebut dengan menggunakan

kalimat matematika yang tepat. Dengan menguasai teori belajar dari Piaget,

dimungkinkan siswa akan dapat mengikuti pelajaran dengan baik, bahkan guru

pun dapat memotivasi siswa sehingga siswa berminat belajar matematika. Teori

belajar-mengajar matematika yang dikuasai guru akan dapat diterapkan pada

siswa jika para guru dapat memilih strategi belajar-mengajar yang tepat,

mengetahui tujuan pendidikan, pengajaran, dan pendekatan yang diharapkan,

serta dapat melihat apakah siswa sudah mempunyai kesiapan kemampuan

belajar atau belum. Dengan mengetahui kesiapan siswa dalam belajar

matematika, maka pengajaran yang disampaikan dapat disesuaikan dengan

kemampuan siswa.

5. Hasil Belajar Matematika

Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada siswa.

Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, disamping

mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada

siswa, yang merupakan proses belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru di

sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu

(Suryosubroto, 1997:148). Secara etimologis, hasil belajar merupakan gabungan


34

dari kata hasil dan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:343),

hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat,dijadikan) akibat usaha. Belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperotes suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan (Tim Pengembang MKDK

1990:3). Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diperoleh suatu pengertian

bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar,

yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat

kemampuan yang di peroleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar

matematika.

6. Pembelajaran Berhitung

Berhitung adalah salah satu ilmu yang berkaitan dengan usaha-usaha

melatih kecerdasan dan keterampilan siswa khususnya dalam menyelesaikan

soalsoal yang memerlukan perhitungan. Menurut Ruseffendi (1989:38),

pengerjaan-pengerjaan hitung ialah pengerjaan tambah (menambah),

pengerjaan kurang (mengurangi), pengerjaan kali (perkalian), pengerjaan bagi

(pembagian). Dari keempat pengerjaan ini yang merupakan pengerjaan pokok

ialah penambahan. Penambahan disebut pula penjumlahan, pengurangan

merupakan lawan penjumlahan, perkalian merupakan penambahan berulang

sedangkan pembagian merupakan pengurangan berulang. Pendapat Sinaga

(1988), seperti dikutip Mulyono (2003:253) berhitung adalah sebagai cabang

matematika yang berkenaan dengan sifat-sifat dan hubungan bilangan-bilangan

nyata dan dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan,

perkalian, pengurangan dan pembagian. Dari pendapat di atas dapat


35

disimpulkan bahwa berhitung adalah salah satu ilmu yang berkaitan dengan

usaha untuk melatih kecerdasan dan keterampilan siswa khususnya dalam

menyelesaikan soal-soal yang memerlukan perhitungan. Adapun tujuan dan

prinsip-prinsip dalam pengajaran berhitung adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Pengajaran Berhitung di Sekolah Dasar adalah:

a. Menanamkan pengertian bilangan dan kecakapan dasar berhitung.

b. Memupuk dan mengembangkan kemampuan berpikir logis dan kritis

dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari,

baik pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.

c. Mengembangkan kemampuan dan sikap rasional, ekonomis dan

menghargai waktu.

d. Meletakkan landasan berhitung yang kuat untuk mempelajari

pengetahuan lebih lanjut (Depdikbud, 1992:1).

2. Prinsip-prinsip Pengajaran Berhitung di Sekolah Dasar yaitu:

a. Menanamkan proses belajar dalam berhitung seperti latihan (drill),

menghafal dan ulangan memang memadai tetapi akan lebih efektif

apabila guru mendorong kreativitas murid dengan membantu pengertian

ide dasar dan prinsip-prinsip berhitung melalui kegiatan-kegiatan

tersebut. Pengajaran berhitung yang dilandasi pengertian akan

mengakibatkan daya ingat dan daya transfer yang lebih besar.

b. Dalam menyajikan topik-topik baru hendaknya dimulai dari tahapan yang

paling sederhana menuju pada tahapan yang lebih kompleks, dari yang
36

kongkrit menuju ke yang lebih abstrak, dari lingkungan yang dekat dengan

anak menuju ke lingkungan yang lebih luas.

c. Pengalaman-pengalaman sosial anak dan penggunaan benda-benda

kongkrit perlu dilakukan guru untuk membantu pemahaman anak-anak

terhadap pengertian-pengertian dalam berhitung.

d. Setiap langkah dalam pengajaran berhitung hendaknya diusahakan melalui

penyajian yang menarik untuk menghindarkan terjadinya tekanan atau

ketegangan pada diri anak.

e. Setiap anak belajar dengan kesiapan dan kecepatannya sendiri-sendiri.

Tugas guru selain memotivasi kesiapan juga memberikan pengalaman

yang bervariasi dan efektif.

f. Latihan-latihan sangat penting untuk memantapkan pengertian dan

keterampilan.

Karena itu latihan-latihan harus dilandasi pengertian. Latihan akan sangat

efektif apabila dilakukan dengan mengikuti prinsip-prinsip penciptaan

suasana yang baik. Latihan yang terlalu rumit, padat dan melelahkan

hendaknya dihindarkan untuk mencegah terjadinya ketegangan. Berlatih

secara berkala, teratur dengan mengulang kembali secara ringkas, akan

mendorong kegiatan belajar karena timbul rasa menyenangi dan

menghindarkan kelelahan.

g. Relevansi berhitung dengan kehidupan sehari-hari perlu ditekankan. Dengan

demikian pelajaran berhitung yang didapatkan anak-anak akan lebih

bermakna baginya dan lebih jauh mereka dapat menerapkannya dalam


37

kehidupan sehari-hari. Karena itu guru perlu membuat persiapan yang

terencana agar anak-anak mendapatkan pengalaman belajar yang beragam

dan fungsional (Depdikbud, 1992:1-2).

Mengabaikan pemakaian berhitung dalam situasi yang fungsional selain

membuat anak bosan juga melepaskan anak dari pengalaman belajar yang hidup

dan penuh arti.

7. Media Gambar sebagai Salah Satu Media Pengajaran

a. Pengertian Media Gambar.

Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang

paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari

pada tulisan, apalagi jika gambarnya dibuat dan disajikan sesuai dengan

persyaratan gambar yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Di bawah ini beberapa

pengertian media gambar, diantaranya: Media gambar adalah segala sesuatu

yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan

ataupun pikiran yang bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret,

slide, film, strip, opaque projektor (Hamalik, 1994:95). Media gambar adalah

media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang

dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Sadiman, 1996:29). Media

gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal

bentuk, rupa, serta ukurannya relatif terhadap lingkungan (Soelarko, 1980:3).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah

perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda,


38

pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam

bentuk dua dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan yang

berhubungan dengan pokok bahasan berhitung.

b. Fungsi Media Gambar.

Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode

mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-

siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu

fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar,

yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru.

Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi

kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi

kualitas hasil belajar siswa. Secara garis besar, fungsi penggunaan media

gambar adalah sebagai berikut:

a) Fungsi edukatif, yang artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif

pada pendidikan.

b) Fungsi sosial, memberikan informasi yang autentik dan pengalaman

berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada

setiap orang.

c) Fungsi ekonomis, meningkatkan produksi melalui pembinaan prestasi

kerja secara maksimal.

d) Fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan.

e) Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan

menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi


39

kemediaan yang modern (Hamalik, 1994:12). Fungsi-fungsi tersebut di

atas terkesan masih bersifat konseptual. Fungsi praktis yang dijalankan

oleh media pengajaran adalah sebagai berikut: Mengatasi perbedaan

pengalaman pribadi peserta didik, misalnya kaset video rekaman

kehidupan di laut sangat diperlukan oleh anak yang tinggal di daerah

pegunungan. Mengatasi batas ruang dan kelas. Misalnya gambar tokoh

pahlawan yang dipajang diruang kelas. Mengatasi keterbatasan

kemampuan indera. Mengatasi peristiwa alam. Misalnya rekaman

peristiwa letusan gunung berapi untuk menerangkan gejala alam.

f) Menyederhanakan kompleksitas materi.

g) Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat

atau alam sekitar (Rohani, 1997:6-7).

c. Karakteristik Media Menurut Rahadi (2003:27-28) ada beberapa karakteristik

media gambar, yaitu:

a) Harus autentik, artinya dapat menggambarkan obyek/peristiwa seperti jika

siswa melihat langsung.

b) Sederhana, komposisinya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok

dalam gambar tersebut.

c) Ukuran gambar proposional, sehingga siswa mudah membayangkan

ukuran sesungguhnya benda/obyek yang digambar.

d) Memadukan antara keindahan dengan kesesuaiannya untuk mencapai

tujuan pembelajaran.
40

e) Gambar harus message. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media

yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut

seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

d. Kelebihan media gambar adalah:

a) Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah,

jika dibandingkan dengan bahasa verbal.

b) Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

c) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

d) Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang tanpa

memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalahpahaman.

e) Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan (Sadiman, 1996:31).

e. Kelemahan media gambar adalah:

a) Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya

dapat terlihat oleh sekelompok siswa

b) Gambar diintepretasikan secara personal dan subyektif.

c) Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang

efektif dalam pembelajaran (Rahadi, 2003:27).

Keefektifan Media Gambar dalam Pembelajaran Berhitung

Pengajaran sebagai upaya terencana dalam membina pengetahuan sikap

dan keterampilan para siswa melalui interaksi siswa dengan lingkungan

belajar yang diatur oleh guru. Pada hakikatnya mempelajari lambang-

lambang verbal dan visual, agar diperoleh makna yang terkandung


41

didalamnya. Lambang-lambang tersebut dicerna, disimak oleh para siswa

sebagai penerima pesan yang disampaikan guru. Oleh karena itu

pengajaran dikatakan efektif apabila siswa dapat memahami makna yang

dipesankan oleh guru sebagai lingkungan belajarnya. Pesan visual yang

paling sederhana, praktis, mudah dibuat dan banyak diminati siswa pada

jenjang pendidikan dasar adalah gambar.

Disamping itu daya tarik gambar sebagai media pengajaran

bergantung kepada usia para siswa. Siswa kelas I lebih menyenangi

gambar-gambar yang sederhana dan bersifat realistis seperti gambar-

gambar naturalis dari pada siswa kelas IV. Menurut Sudjana (2001:12)

tentang bagaimana siswa belajar melalui gambar gambar adalah sebagai

berikut:

a) Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik

minat belajar siswa secara efektif.

b) Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat

ditafsirkan berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran

kata-kata.

c) Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran

terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang

menyertainya.

d) Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah

atau satu halaman penuh bergambar, disertai beberapa petunjuk yang

jelas.
42

e) Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar

minat para siswa menjadi efektif.

f) Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga

tidak bertentangan dengan gerakan mata pengamat, dan bagian-bagian

yang paling penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan dibagian

sebelah kiri atas medan gambar.

Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media

pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan

secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar.

B. Kerangka Pikir

Proses belajar mengajar berhitung dilaksanakan dari konkret ke yang

abstrak, sesuai dengan penyajiannya yang didasarkan atas prinsip: mudah ke

sukar, sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, lingkungan sehari-hari dari yang

sempit dan dekat dengan siswa ke yang lebih luas dan jauh dengan siswa dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Secara teoritis, pemanfaatan

media gambar dalam pembelajaran matematika sudah barang tentu merupakan

internalisasi dari diperolehnya pengalaman langsung melalui benda-benda tiruan,

yang merupakan wujud dari pengalaman yang paling tinggi nilainya, sekaligus

merupakan penjelas dari konsep-konsep pelajaran matematika yang bersifat

abstrak. Selaras dengan tujuan pemanfaatan media gambar yakni untuk

menyederhanakan kompleksitas materi, maka pembelajaran matematika dengan

media gambar akan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Daya

imajinasi atau citra anak didik dapat ditimbulkan dengan menata dan menyusun
43

unsur-unsur visual dalam materi pengajaran. Dalam merancang media pengajaran

perlu memperhatikan beberapa patokan guna mempertinggi daya tarik serta

motivasi belajar siswa, antara lain:

a. Kesederhanaan, dalam tata letak (lay out) media pengajaran tampak pada

gambar yang cukup besar dan jelas rincian pokoknya sehingga terlihat jelas

perbedaan antara latar depan dan latar belakang unsur pokok yang

ditonjolkan.

b. Keterpaduan, ada hubungan erat di antara berbagai unsur visual sehingga

keseluruhannya berfungsi padu.

c. Penekanan, memegang peranan penting dalam media pengajaran walaupun

penyajian bersifat tunggal, memiliki keterpaduan, seringkali memerlukan

penekanan hanya pada satu unsur yang justru memerlukan titik perhatian

siswa.

d. Keseimbangan, mencakup dua macam yaitu keseimbangan formal atau

simetris dan keseimbangan informal atau asimetris.

e. Garis Fungsi garis dalam sebagai unsur visual adalah sebagai penuntun bagi

para pengamat (siswa), dalam mempelajari rangkaian konsep, gagasan,

makna atau isi pelajaran yang tersirat di dalam media gambar yang

dipertunjukkan.

f. Bentuk, bentuk sebagai unsur visual diperlukan dalam sebuah pameran.

g. Tekstur, adalah unsur visual yang memungkinkan timbul suatu kesan kasar

atau halusnya permukaan. Tekstur juga dapat digunakan seperti warna dalam

hal penekanan, aksentuasi atau pemisahan, serta dapat menambah kesan

keterpaduan.
44

h. Ruang, merupakan unsur gambar yang penting dalam merancang media

pengajaran. Hanya dengan pemanfaatan ruang secara hati-hati berbagai unsur

visual dari sebuah rancangan media gambar akan menjadi efektif.

i. Warna, merupakan penambahan yang penting untuk sebagian besar media

visual, tetapi pemakaiannnya harus hemat dan hati-hati bila menghendaki

hasil yang terbaik (Sujana, 2001:20-25).

Selain mempertimbangkan dari segi unsur-unsur media gambar kita juga

harus memperhatikan beberapa prinsip umum agar menghasilkan gambar yang

komunikatif dalam pembelajaran diantaranya sebagai berikut :

a. Visible, berarti mudah dilihat oleh seluruh sasaran didik yang akan

memanfaatkan media yang kita buat.

b. Interesting, artinya menarik, tidak monoton dan tidak membosankan.

c. Simple, artinya sederhana, singkat, tidak berlebihan.

d. Useful, maksudnya adalah gambar yang ditampilkan harus dipilih yang benar-

benar bermanfaat bagi sasaran didik. Jangan menayangkan tulisan terlalu

banyak yang sebenarnya kurang penting.

e. Accurate, isinya harus benar dan tepat sasaran.

f. Legitimate, maksudnya adalah bahwa visual yang ditampilkan harus sesuatu

yang sah dan masuk akal. Gambar yang tidak lazim atau tidak logis akan

dianggap janggal oleh anak.

g. Structured, maksudnya gambar harus terstruktur atau tersusun dengan baik,

sistematis, dan runtut sehingga mudah dipahami pesannya.


45

h. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum

menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa

mengorganisasikan materi.

i. Warna harus digunakan secara realistik (Rahadi, 2003:26-27).

Sehubungan dengan penerapan unsur-unsur dan prinsip-prinsip media

gambar dalam proses belajar mengajar berhitung, maka ada beberapa langkah

yang perlu ditempuh guru, yaitu:

a. Tahap persiapan, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran dan

menyiapkan berbagai media gambar yang berhubungan dengan pokok

bahasan yang diajarkan.

b. Tahap pelaksanaan, guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan

media gambar, sehingga menarik perhatian siswa dalam proses belajar

mengajar, sehingga media tersebut tidak dimanfaatkan guru saja.

c. Tahap evaluasi, guru mengadakan evaluasi materi pelajaran yang lebih

menekankan pada aspek afektif. Selebihnya guru dapat mengadakan evaluasi

terhadap media gambar yang digunakan.

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis

tindakan dalam penelitian ini adalah: “Dengan pemanfaatan media gambar,

maka pemahaman berhitung siswa kelas I SDI Bontoloe Kab. Gowa diharapkan

dapat meningkat”.
46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan terhadap siswa kelas I di SDI

Bontoloe Kab.Gowa. Dengan jumlah siswa 30 anak yang terdiri dari 22 siswa

laki-laki dan 9 siswa perempuan.

B. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut

Suyanto (1997:5), penelitian tindakan kelas sebagai bentuk penelitian reflektif

yang dilakukan oleh pendidik sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai

alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, dan pengembangan

keahlian mengajar. Penelitian tindakan kelas ini menurut Lewin, terdiri dari empat

komponen pokok yakni perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi atau reflecting. Apabila digambarkan dalam bentuk

visualisasi, maka model Lewin dapat digambarkan sebagai berikut :

planning acting observing reflecting

Gambar 1 : Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2002:83)

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

dan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Proses pelaksanaan penelitian


47

dilaksanakan secara kolaborasi yang bersifat partisipan artinya adanya

keterlibatan secara aktif antara peneliti dan guru maupun kepala sekolah. Adapun

penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, yang masing-masing siklus

dilaksanakan dalam waktu sampai menunjukkan tingkat keberhasilan. Setiap

siklus terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap Studi Awal

Pada tahap studi awal, peneliti mengadakan pengamatan terhadap

proses pembelajaran berhitung di kelas, sehingga ditemukan kekuatan dan

kelemahannya. Dari hasil pengamatan ini kemudian ditemukan beberapa hal

yang berkaitan dengan proses pembelajaran berhitung yaitu :

a. Banyaknya siswa yang tidak terlibat secara aktif dalam proses

pembelajaran.

b. Tidak terjadi komunikasi yang mengejawantahkan keterampilan

menyelidiki dan menemukan permasalahan, seperti menanggapi

permasalahan yang diajukan guru, mengemukakan pendapat dan

sebagainya.

c. Guru membiarkan siswa dalam menyelesaikan soal cerita khususnya

berhitung dengan hasil menemukan sendiri.

Dengan diketahuinya kemampuan awal, peneliti dapat mengamati

perkembangan hasil belajar siswa maka alternatif tindakan yang dapat

dilakukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan, yaitu pemecahan

masalah berupa pemanfaatan media gambar.

2. Perencanaan Tindakan
48

Perencanaan tindakan yaitu sebagai tindak lanjut dari tahap awal,

bagaimana memecahkan persoalan proses belajar mengajar berhitung

tersebut. Hal ini dituangkan dalam bentuk penilaian tindakan kelas, berupa:

a. Mengajak Kepala Sekolah dan seorang guru yang bertugas sebagai

observer (pengamat).

b. Menyusun rencana pembelajaran dengan matang, baik dari persiapan,

pelaksanaan, dan evaluasi sehingga mencapai tujuan yang telah

dirumuskan serta berdampak pada peningkatan kualitas baik proses

maupun dalam pembelajaran.

c. Melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan media

gambar.

d. Memonitor perubahan yang terjadi, selama penerapan media gambar

yang diindikasikan adanya keterlibatan siswa secara menyeluruh.

e. Membuat lembar pengamatan berisi aspek-aspek tindakan aktivitas guru

dan siswa serta suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi dari rencana yang telah

disiapkan, yaitu melaksanakan proses pembelajaran berhitung dengan

menggunakan media gambar.

4. Pelaksanaan Observasi

Pelaksanaan observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap

jalannya proses pembelajaran dan mengumpulkan data mengenai keaktifan

siswa dan kegiatan guru dalam melakukan pembelajaran yang berhubungan

dengan materi yang sedang dibahas. Oleh karena itu, peneliti melakukan
49

observasi terhadap pemanfaatan media gambar dalam proses pembelajaran

berhitung yang dipandu dengan kombinasi instrumen lembar observasi.

5. Tahap Analisis dan Reflektif

Data yang didapat dari lembar observasi, kemudian dianalisis untuk

dijadikan dasar penentuan apakah target yang ditetapkan telah tercapai apa

belum. Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif (menggunakan

statistik deskriptif). Data kualitatif (yang berupa kalimat-kalimat yang

menggambarkan ekspresi) dapat dianalisis secara kualitatif. Menurut

Muhajir (1997:10), refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang

perubahan yang terjadi pada siswa, guru dan suasana kelas. Pada tahap ini

sejauh mana intervensi yang telah dilakukan terhadap pemanfaatan media

gambar telah menghasilkan perubahan yang signifikan. Bila hal yang

dikehendaki peneliti berhasil, maka penelitian dapat dikatakan efektif. Bila

belum berhasil, maka peneliti harus melakukan siklus selanjutnya.

C. Variable Penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah pemanfaatan media gambar

dan peningkatan pemahaman berhitung.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber data jenis data

a. Sumber data

Sumber data diperoleh dari pengamatan kegiatan siswa, guru, daftar nilai,

proses pembelajaran dengan media gambar dan tes hasil belajar berhitung

siswa kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa

b. Jenis data
50

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif dari hasil

latihan, hasil tes, hasil observasi pelaksanaan pembelajaran.

2. Cara pengumpulan data

Adapun cara pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Data hasil belajar diambil dari hasil tes (memberi sejumlah pertanyaan

kepada siswa). Tes yang diberikan berupa soal uraian mengenai

pembelajaran berhitung khususnya soal cerita.

b. Observasi, yaitu mengamati proses pembelajaran berhitung dengan

memanfaatkan media gambar.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, meliputi tahap

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain

dalam faktor-faktor yang diselidiki.

a. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan selama 4 kali pertemuan

1. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut :

a. Menelaah kurikulum SD kelas 1 semester ganjil sehingga

materi dapat diajarkan dalam 8 kali pertemuan.

b. Membuat perangkat pembelajaran untuk setiap pertemuan

yang meliputi silabus, RPP, dan lembar kerja siswa.


51

c. Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi proses

belajar mengajar berhitung di kelas dengan menggunakan

media gambar.

d. Membuat tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar

berhitung siswa sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat

sebelumnya.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini dillakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :

a. Memperkenalkan siswa tentang pembelajaran berhitung

melalui media gambar.

b. Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar sekaligus

menjelaskan materi secara ringkas sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Kemudian

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media

gambar

d. Pada akhir pertemuan, peneliti dan siswa bersama-sama

membuat kesimpulan mengenai materi yang dipelajari.

e. Peneliti memberikan tugas pekerjaan rumah kepada siswa.

3. Observasi

Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap

pelaksanaan tindakan selama pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi yang dibuat serta melaksanakan

evaluasi berupa tes hasil belajar siklus I (ulangan harian).


52

4. Refleksi

Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahap

pelaksanaan tindakan selesai. Refleksi siklus I meliputi hasil

observasi dan hasil tes evaluasi siklus I. Dari hasil yang didapatkan

peneliti akan melihat sejauh mana hal-hal yang diselidiki telah

tercapai, dan yang belum berhasil ditindaklanjuti dan hal-hal yang

baik dipertahankan. Hasil refleksi pada siklus I ini akan digunakan

sebagai acuan pelaksanaan siklus 2.

b. Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan selama 4 kali pertemuan

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka akan diadakan

perencanaan ulang. Namun perencanaan pada siklus II ini lebih

menekankan arah perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar

berhitung siswa, khususnya dengan menggunakan media gambar.

Materi yang akan diajarkan pada siklus II disesuaikan atau dengan

kata lain, materi yang dibahas merupakan kelanjutan dari materi

dari siklus I.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus II pada prinsipnya sama dengan

pelaksanaan pada siklus I. Namun pelaksanaan pembelajaran

berhitung pada siklus II akan disesuaikan pula dengan perencanaan

untuk siklus II.

3. Obeservasi
53

Observasi yang akan dilakukan meliputi pengamatan terhadap

pelaksanaan tindakan selama pembelajaran menggunakan lembar

observasi yang dibuat serta melaksanakan evaluasi berupa tes hasil

belajar siklus II (ulangan harian).

4. Refleksi

Refleksi pada siklus II dilaksanakan segera setelah tahap

pelaksanaan tindakan selesai. Refleksi siklus II meliputi hasil

observasi dan hasil tes evaluasi siklus II. Dari hasil yang

didapatkan, peneliti akan menarik kesimpulan apakah penelitian

yang dilakukan sudah mencapai indikator yang ditetapkan atau

belum.

F. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Lembar observasi, untuk memperoleh data tentang proses belajar mengajar

berhitung dengan menggunakan media gambar. Lembar observasi ini berisi

daftar jenis kegiatan yang diamati selama proses pembelajaran yang terdiri

atas 6 item, yaitu: 1). Siswa yang hadir pada saat proses pembelajaran

berlangsung, 2). Siswa yang bertanya materi yang belum dimengerti, 3).

Siswa yang menjawab pertanyaan yang diaj ukan oleh guru, 4). Siswa yang

berani tampil di depan pada saat persentase di depan kelas, 5). Siswa yang

menanggapi hasil pekerjaan temannya, 6). Siswa melakukan kegiatan lain

dalam proses pembelajaran (main-main, keluar masuk ruangan, ribut,

mengerjakan pekerjaan lain).


54

b. Tes hasil belajar, untuk memperoleh data tentang hasil belajar berhitung

siswa setelah penerapan media bergambar, bertujuan untuk mengetahui

prestasi belajar secara keseluruhan yang dicapai siswa dalam proses

pembelajaran.

G. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis secara kuatitatif dan

kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan yaitu skor rata-rata, persentase,

nilai minimum dan maksimum yang diperoleh siswa pada setiap tes akhir siklus.

Kemudian nilai tersebut dikategorikan dengan menggunakan pedoman

pengkategorian hasil belajar yang dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pengkategorian Tingkat Hasil Belajar Siswa

NO Skor Hasil belajar Kategori


1. 0 – 34 Sangat Rendah
2. 35 – 54 Rendah
3. 55 – 64 Sedang
4. 64 – 84 Tinggi
5. 85 – 100 Sangat Tinggi

Sumber: Petunjuk penilaian kurikulum berbasis kompetensi


(Arikunto, 2002:171)

Tabel 3.2 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)

KKM Kategori

≤ 69 Tidak Tuntas

≥ 70 Tuntas
55

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilam adalah target keberhasilan yang ditetapkan oleh

guru. Dalam penelitian ini, indikator kinerjanya adalah sebagai berikut:

a. Guru terampil memanfaatkan media gambar dalam kegiatan pembelajaran

berhitung.

b. Terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa sehingga proses

pembelajaran dapat berjalan secara optimal.

c. 80% siswa kelas I SDI Bontoloe Kab. Gowa mampu memahami dan

melaksanakan proses pembelajaran berhitung dengan menggunakan media

gambar.
56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil-hasil penelitian yang memperlihatkan hasil

belajar berhitung siswa Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa setelah diterapkan

penggunaan media gambar dari siklus I ke siklus II. Adapun yang dibahas dan

dianalisis adalah saat kegiatan pembelajaran berlangsung, serta hasil tes belajar

siklus I dan siklus II.

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Paparan Data Siklus I

a. Tahap Perencanaan

a) Melakukan observasi awal pada siswa Kelas I yang menjadi subjek.

b) Menelaah kurikulum SDI Bontoloe Kab.Gowa khususnya pada Kelas I.

c) Mempersiapkan perangkap rencana pelaksaan pembelajaran (RPP)

yang disesuaikan dengan tahap model pembelajaran media gambar.

d) Mempersiapkan materi bahan ajar yang digunakan dalam

pembelajaran.

e) Mempelajari bahan yang akan diajarkan dari berbagi sumber.

f) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar

mengajar di Kelas ketika menggunakan media gambar.

g) Menyampaikan alat bantu yang sesuai dengan materi kegiatan proses

belajar mengajar dengan menggunakan media gambar.

h) Mempersiapkan tes hasil belajar untuk data kemampuan pemahaman

siswa terhadap materi yang diajarkan.


57

b. Tahap Pelaksanaan

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajan dan kompetensi yang ingin

dicapai.

b) Guru menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran.

c) Guru mengajarkan peserta didik cara berhitung dengan menggunakan

media gambar.

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-

soal latihan.

e) Membahas soal dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

f) Guru memberikan tugas rumah dan menutup pelajaran.

c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi ini laksanakan proses observasi terhadap

pelaksanaan tindakan yang menggunakan lembar observasi yang telah

dibuat serta melaksanakan evaluasi berupa aktivitas siswa, tes hasil belajar

dan keterlaksanaan pembelajaran siklus I setelah tiga kali pertemuan.

Selama proses pembelajaran diadakan pengamatan tentang:

a) Aktivitas Siswa

1. Siswa yang hadir saat proses pembelajaran sebanyak 93,90%.

2. Siswa yang mendengarkan dan memperhatikan guru atau teman

pada saat menjelaskan materi 72,72%.

3. Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat proses pembelajaran

21,22%.
58

4. Siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang

belum dimengerti 27,27%.

5. Siswa yang mencatat materi/hasil pembahasan 93,90%.

6. Siswa yang menjelaskan materi kepada siswa lainnya 15,33%.

7. Siswa yang mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru 81,81%.

Berdasarkan penjelasan di atas rata-rata persentase aktivitas siswa

Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa pada siklus I adalah 54,77%.

2) Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan hasil evaluasi yaitu berupa tes hasil belajar siswa Kelas I

SDI Bontoloe Kab.Gowa, diperoleh Tabel statistik deskriptif pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Statistik Hasil Belajar Berhitung Siswa Kelas I SDI Bontoloe
Kab.Gowa Pada Siklus I

Statistik Nilai Statistik

Subjek 22

Skor Ideal 100

Skor Tertinggi 80

Skor Terendah 30

Rentang Skor 50

Rata-rata 54,77

Standar Deviasi 16,65

Sumber : Hasil Penelitian, Tahun 2021.

Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam lima

kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada Tabel 4.2.
59

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar


Berhitung Siswa Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa Pada
Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 34 Sangat Rendah 2 9,09%

35 – 54 Rendah 7 31,82%

55 – 64 Sedang 7 31.82%

64 – 84 Tinggi 6 27,27%

85 – 100 Sangat Tinggi -

Total 22 100%

Sumber : Hasil Penelitian 2021.

Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 menjelaskan bahwa hasil belajar tindakan

pada siklus I terdapat 2 orang dalam kategori sangat rendah dengan persentase

9,09%, pada kategori rendah terdapat 7 orang dengan persentase 31,82 %,

pada kategori sedang terdapat 7 orang dengan persentase 31,82% dan pada

kategori tinggi terdapat 6 orang dengan persentase 27,27%.

Gambaran ketuntasan belajar siswa Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa

yang diperoleh berdasarkan skor hasil belajar seperti pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas I SDI Bontoloe


Kab.Gowa Pada Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase


0 – 69 Tidak Tuntas 16 72,72%
70 – 100 Tuntas 6 27,27%
Total 22 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2021.
60

Dari Tabel 4.3 menunjukkan persentase ketuntasan belajar siswa Kelas I

SDI Bontoloe Kab.Gowa sebesar 72,72% atau 16 dari 22 siswa termaksud dalam

kategori tuntas dan 27,27% atau 6 dari 22 siswa tidak tuntas.

a) Keterlaksanaan pembelajaran

Gambaran keterlaksanaan pembelajaran siswa Kelas I SDI Bontoloe

Kab.Gowa bisa dilihat dari keterlaksanaan pembelajaran seperti pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran Siswa Kelas I SDI


Bontoloe Kab.Gowa Pada Siklus I
Pertemuan ke
Aktivitas Keterlaksanaan Pembelajaran 1 2 3 Rata-rata
Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan memberikan 4 4 4 4
salam
2. Guru mengecek kehadiran siswa 4 4 4 4
3. Guru menjelaskan model pembelajaran yang 4 4 4 4
akan digunakan
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan 4 4 4 4
kopetensi dasar yang ingin dicapai
5. Guru mempersiapkan siswa dan memberikan 4 4 4 4
motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi
ini
6. Guru menyampaikan materi 3 3 3 3
Kegiatan Inti
1. Guru memilih salah satu siswa untuk 4 4 4 4
menjelaskan materinya
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa 4 4 4 4
terpilih untuk menjelaskan materinya
3. Guru membagikan LKS dan meminta siswa 4 4 4 4
untuk mengerjakan LKS secara individu
4. Guru membimbing siswa dalam proses belajara 4 4 4 4
mengajar
5. Guru dan siswa membahas LKS yang telah 4 4 4 4
dikerjakan
Kegiatan Akhir
1. Guru menyimpulkan materi atau pendapat dari 3 3 3 3
siswa
2. Guru menutup pelajaran 4 4 4 4
3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) 4 4 4 4
Rata-rata 3,85
Sumber : Hasil Penelitian 2021.
61

Tabel 4.4 menunjukkan rata-rata keterlaksanaan pembelajaran siswa

Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa sebesar 3,85 dengan kategori “baik” pada

siklus I.

b. Tahap Refleksi

Setelah melalui tahap pelaksanaan serta tahapan observasi dan diakhiri

dengan evaluasi hasil belajar siswa untuk selanjutnya dilakukan tahap refleksi,

berdasarkan hasil observasi dan evaluasi diperoleh informasi bahwa sebagian

besar siswa belum dapat meningkat dengan menggunakan media gamabar. Hal

ini disebutkan siswa belum terbiasa dengan menggunakan model ini, sehingga

masih perlu beradaptasi dengan suasana baru. Karna hasil pada siklus I belum

menunjukkan hasil yang optimal atau belum mencapai indikator keberhasilan

yaitu rata-rata hasil tes belajar belum mencapai KKM yaitu 70, maka perlu

dilanjutkan pada siklus II.

3. Paparan Data Siklus II

a. Tahap Perencanaan

a) Mempelajari bahan ajar dari buku paket yang digunakan siswa di

sekolah.

b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi berhitung.

c) Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi pengajaran di

kelas ketika pelaksanaan tindakan berlangsung.

d) Mempersiapkan tes hasil belajar untuk data kemampuan pemahaman

siswa terhadap materi yang diajarkan.


62

b. Tahap Pelaksanaan

a) Guru menyampaikan tujuan pembelajan dan kompetensi yang ingin

dicapai.

b) Guru menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran dengan

menggunakan media gambar.

c) Guru memilih salah satu siswa untuk menjelaskan materi kepada siswa

lainnya. Hal ini dilakukan secara bergiliran dengan arahan guru.

d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal

latihan.

e) Membahas soal dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

f) Guru memberikan tugas rumah dan menutup pelajaran.

c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi ini dilaksanakan proses observasi pelaksanaan

tindakan yang menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta

melaksanakan evaluasi berupa, aktivitas siswa, tes hasil belajar siklus II, dan

keterlaksanaan pembelajaran setelah 3 kali pertemuan.

a) Aktivitas Siswa

Selama proses pembelajaran diadakan pengamatan tentang:

1. Siswa yang hadir saat proses pembelajaran 98,45%.

2. Siswa yang mendengarkan dan memperhatikan guru atau teman pada ssat

menejelaskan materi 96,95%.

3. Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat proses pembelajaran 17,14%.

4. Siswa yang mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran yang belum

dimengerti 15,13%.
63

5. Siswa yang mencatat materi/hasil pembahasan 98,45%.

6. Siswa yang menjelaskan materi kepada siswa lainnya 18,33%.

7. Siswa yang mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru 93,90%.

Berdasrkan penjelasan di atas rata-rata persentase aktivitas siswa

Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa pada siklus II adalah 84,86%.

4. Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan hasil evaluasi yaitu berupa tes hasil belajar siswa Kelas I

SDI Bontoloe Kab.Gowa diperoleh Tabel statistik deskriptif pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Statistik Hasil Belajar Berhitung Kelas I SDI Bontoloe


Kab.Gowa Pada Siklus II

Statistik Nilai Statistik


Subjek 22
Skor Ideal 100
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 58
Rentang Skor 50
Rata-rata 84,86
Standar Devenisi 13,07
Sumber : Hasil Penelitian 2021.

Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan kedalam lima

kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi yang ditunjukkan pada Tabel 4,6.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Siswa
Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa Pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase


0 – 34 Sangat Rendah -
35 – 54 Rendah -
55 – 64 Sedang 3 13,63%
64 – 84 Tinggi 5 22,72%
85 – 100 Sangat Tinggi 14 63,63%
Total 22 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2021.
64

Berdasarkan Tabel 4.5 dan Tabel dideskripsikan bahwa hasil

belajar tindakan pada siklus II terdapat 3 orang dalam sedang dengan

persentase 13,63%, pada kategori tinggi terdapat 5 orang dengan persentase

22,72%, dan pada kategori sangat tinggi terdapat 14 orang dengan persentase

63,63%

Gambaran ketuntasan belajar siswa Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa

yang diperoleh berdasarkan skor hasil adalah pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Deskripsi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas I SDI Bontoloe

Kab.Gowa Pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 69 Tidak Tuntas 3 13,64%

70 – 100 Tuntas 19 86,36%

Total 22 100%

Sumber : Hasil Penelitian 2014.

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa

Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa sebesar 86,36% atau 19 dari 22 siswa

termaksud dalam kategori tuntas dan 13,64% atau 3 dari 22 siswa tidak tuntas.

a. Keterlaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru tiap pertemuan dihitung

dengan menggunakan analisis rata-rata. Gambaran dari keterlaksanaan

pembelajaran siswa Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa bisa dilihat pada Tabel

4.8.
65

Tabel 4.8 Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran Siswa Kelas I SDI


Bontoloe Kab.Gowa Pada Siklus II
Permanuan Ke
Keterlaksanaan Pembelajaran 1 2 3 Rata-rata

Kegiatan Awal
1. Guru membuka pelajaran dengan memberikan 4 4 4 4
salam
2. Guru mengecek kehadiran siswa 4 4 4 4
3. Guru menjelaskan model pembelajaran yang 4 4 4 4
akan digunakan
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan 4 4 4 4
lompetensi dasar yang ingin dicapai
5. Guru mempersiapkan siswa dan memberikan 4 4 4 4
motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi
ini
6. Guru menyampaikan materi 3 3 3 3
Kegiatan Inti
1. Guru memilih salah satu siswa untuk 4 4 4 4
menjelaskan materi
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa 4 4 4 4
terpilih untuk menjelaskan materinya
3. Guru membagikan LKS dan maminta siswa 4 4 4 4
untuk mengerjakan LKS secara individu
4. Guru membimbing siswa dalam proses belajar 4 4 4 4
mengajar
5. Guru dan siswa membahas LKS yang telah 4 4 4 4
dikerjakan
Kegiatan Akhir
1. Guru menyimpulkan materi atau pendapat dari 3 3 3 3
siswa
2. Guru menutup pelajaran 4 4 4 4
3. Guru memberikan pekerjaan rumah (PR) 4 4 4 4
Rata-rata 3,85
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa rata-rata keterlaksanaan pembelajaran

siswa Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa sebesar 3,85 dengan kategori “baik”

pada siklus II.

b. Tahap Refleksi
66

Pada siklus ini siswa memperlihatkan perubahan karna siswa mulai

memahami dari maksud media gambar sehingga respon siswa terhadap

pelajaran berhitung berubah menjadi lebih baik, terlihat pada siswa yang

kurang percaya diri sudah merasa tidak minder lagi dan siswa yang kurang

aktif sudah meningkat keaktifannya. Dalam hal ini terjadi perubahan sikap

selama proses pembelajaran melalui penerapan media gambar.

Berdasarkan hasil tes siklus II telah menunjukkan hasil yang

memuaskan karna jumlah yang tuntas selama kegiatan pembelajaran semakin

meningkat pada siklus II dengan rata-rata 86,36% sehingga siklus II

dinyatakan berhasil karena sesuai dengan standar KKM 70.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada siklus I

menunjukkan bahwa nilai tertinggi 80, nilai terendah 30, dan nilai rata-rata siswa

54,77 dengan standar deviasi. Jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 27,27%

dan tidak tuntas belajar sebanyak 72,72% dan belum memenuhi indikator

keberhasilan KKM yaitu 70 sehingga dilanjutkan tindakan ke siklus II.

Dari hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada siklus II

menunjukkan bahwa nilai tertinggi 100, nilai terendah 58 dan nilai rata-rata siswa

84,86 dengan standar deviasi 13,08. Jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak

86,36% dan tidak tuntas belajar 13,64% dan sudah memenuhi indikator

keberhasilan KKM yaitu 70.

Berdasarkan analisis deskriptif di atas, hasil belajar siswa meningkat

setelah tindakan siklus II yaitu dari rata-rata skor 54,77 menjadi 84,86 dan sudah
67

memenuhi indikator keberhasilan KKM 70.

Berdasarkan wawancara hasil penulis dengan beberapa siswa yang secara

individu belum tuntas hasil belajarnya menyatakan bahwa kemampuan dasar

mereka sangat kurang dalam hitung menghitung serta dalam penguasaan rumus

matematika itu sendiri. Dari pernyataan itulah maka disimpulkan bahwa hal ini

mempengaruhi ketuntasan hasil belajar siswa secara individu.

Disamping terjadinya peningkatan hasil belajar berhitung, selama

penelitian pada siklus I dan siklus II tercatat sejumlah perubahan yang terjadi pada

sikap siswa. Perubahan tersebut merupakan data kualitatif yang diperoleh dari

lembar observasi siswa pada pertemuan yang dicatat pada tiap siklus dan catatan

guru untuk mengetahui perubahan sikap siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung di Kelas. Adapun perubahan-perubahan yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

1. Maningkatkan frekuensi kehadiran siswa, dari siklus I sebesar 93,90%

menjadi 98,45% pada siklus II, ini membuktiakan bahwa siswa memiliki

kemampuan dan kemauan untuk mengikuti pelajaran matematika.

2. Siswa yang mendengarkan dan memperhatikan guru atau teman pada saat

menjelaskan materi, dari siklus I sebesar 72,72% siswa mengalami

peningkatan menjadi 96,95% pada siklus II, ini menunjukkan bahwa siswa

makin serius memperhatikan materi pelajaran.

3. Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat proses pembelajaran, dari

siklus I sebesar 21,22% mengalami peningkatan menjadi 17,14% pada siklus

ke II, ini membuktikan timbulnya kesadaran pada diri siswa tentang materi

yang diajarkan .
68

4. Siswa yang bertanya pada materi pelajaran yang belum dimengerti mengalami

peningkatan, dari siklus I sebesar 27,27% siswa menurun menjadi 15,13%

pada siklus II, ini menunjukkan bahwa siswa makin paham akan materi

pelajaran.

5. Siswa yang mencatat materi semakin meningkat, dari siklus I sebesar 93,90%

meningkat menjadi 98,45% pada siklus II, ini membuktikan semakin besarnya

perhatian siswa pada materi pelajaran.

6. Siswa yang menjelaskan materi, dari siklus I sebesar 15,33% meningkat

menjadi 18,33% pada siklus II, artinya antusias siswa untuk menjelaskan

semakin besar karena semakin mengerti dengan materi.

7. Siswa yang aktif mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru, dari siklus I

sebesar 81,81% meningkat menjadi 93,90% pada siklus II, ini membuktikan

semakin pahamnya siswa pada materi pelajaran.

Peningkatan ketuntasan belajar dan keaktifan belajar siswa Kelas I SDI

Bontoloe Kab.Gowa setelah ditempuh dengan menggunakan media gambar dapat

meningkatkan keaktifan, pemahaman dan daya ingat siswa dalam belajar serta

memberikan kebebasan kepada siswa untuk menuangkan ide, gagasan, pendapat

atau permasalahan yang berhubungan dengan pemahaman konsep maupun

penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil angket yang ditemukan bahwa siswa menganggap

media gambar memberikan rasa percaya diri kepada siswa untuk tampil kedepan

menjelaskan pendapat kepada siswa lainnya.


69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penerapan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas I

SDI Bontoloe Kab.Gowa. Dengan hasil belajar berhitung yang diperoleh

dari hasil tes akhir siklus adalah pada siklus I dengan skor rata-rata 54,77

meningkat pada siklus II dengan skor rata-rata 84,86.

2. Jumlah siswa yang hasil belajarnya tuntas individu yaitu 6 orang atau

sebesar 27,27 pada siklus I meningkat menjadi 19 orang atau 85,36 pada

siklus II, yang berarti telah tuntas klasikal.

3. Aktivitas siswa Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa selama pembelajaran

berhitung dengan media gambar mengalami peningkatan.

4. Persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 54,77 dan meningkat

menjadi 84,86 pada siklus II.

5. Hasil ini menandakan terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke

siklus II, dan keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini dikatakan

berhasil karena telah memenuhi KKM 70.

6. Keterlaksanaan pembelajaran siswa pada Kelas I SDI Bontoloe Kab.Gowa

selama pembelajaran dengan metode gambar cenderung tetap, pada siklus

pertama mendapat nilai 3,85 dengan kategori “baik” dari nilai yang sama

pada siklus II yaitu 3,85 dengan kategori “baik” dan keterlaksanaan

pembelajaran dapat dikatakan “aktif”.


70

7. Media gambar dianggap sangat positif oleh siswa, mereka anggap model

pembelajaran ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka

mengeluarkan pendapat dan tampil didepan untuk menjelaskan kepada

siswa lainnya.

B. Saran

Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar berhirung,

maka diajukan beberapa saran antara lain:

1. Diharapkan kepada guru, agar dapat mencoba penerapan media gambar

dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Guru hendaknya mengadakan variasi dalam memberikan situaasi didalam

kegiatan pembelajaran tidak menimbulkan kejenuhan dari siswa.

3. Diharapkan pula guru matematika perlu menguasai beberapa pendekatan

atau model dalam mengajar sehingga pada pelaksanaan proses belajar

mengajar di Kelas siswa tidak merasa bosan.

4. Diharapkan guru sebaiknya mampu melibatkan siswa secara langsung

didalam proses belajar mengajar agar tujuan belajar dapat tercapai.


71

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.


Jakarta : Depdikbud dan Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta
: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Budiono. 2001. Saya Belajar Mengurangi. Semarang: Mandira.
Darhim. 1993. Work Shop Matematika. Jakarta : Depdikbud.
Darsono. Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang
Press.
Depdikbud. 1992. Petunjuk Pengajaran Berhitung Kelas I, II, III SD. Jakarta:
P2MSDK.
Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar I. Jakarta : Proyek Peningkatan
Mutu SD, TK, dan SLB.
Hamalik. 1994. Media Pendidikan. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Hudoyo, Herman. 1998. Mengajar Belajar matematika. Jakarta : Depdikbud dan
P2LPTK.
Khafid Kasri, dkk. 2002. Pelajaran Matematika 1 SD Kelas 1. Jakarta : Erlangga.
Monks, Fj, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Morgan, T. Clifford. 1984. Psikologi Sebuah Pengantar. Jakarta : Pradnya
Paramita.
Muhajir, Noeng. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Bagian
Keempat : Analisis dan Refleksi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Paimin. 1998. Strategi Belajar Matematika. Jakarta : Rineka Cipta.
Poerwodarminto, Wjs. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka.
Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.
Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Dikjen Dikti Depdikbud.
72

Rinanto, Andre. 1982. Peranan Media Audio Visual Dalam Pendidikan.


Yogyakarta : Yayasan Kanisius
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
Ruseffendi,ET. 1989. Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer Untuk
Guru.. Bandung : Tarsito
Sadiman, Arif. 1996. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Safari, Drs. 2003. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Tenaga
Kependidikan.
Seputra, MHT Theresia. 1998. Matematika 1a Mari Berhitung. Jakarta :
Depdikbud.
Simanjutak, Lisnawati dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika I. Jakarta :
Rineka Cipta.
Soelarko. 1980. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.
Sudjana. 2001. Media Pengajaran. Jakarta : Sinar Baru Algensindo.
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Offset.
Sudjana, Nana. 2001. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Sukarman, Herry. 2003. Dasar-Dasar Dikdaktik dan Penerapannya Dalam
Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Tenaga Kependidikan.
Sukewi. 1994. Proses Belajar Mengajar. Semarang : IKIP Semarang Press.
Suminarsih. 2004. Strategi Pembelajaran Matematika. Semarang : LPMP Jawa
Tengah.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Tim Mandira. 2003. Matematika Awal. Semarang : Mandira.
Tim Pengembang MKDK. 1990. Psikologi Belajar. Semarang : IKIP Semarang
Press.
Usman Ali, dkk. 2004. Buku PR Matematika 1 SD Kelas 1. Bandung : Epsilon
Grup.
Winarno, dkk. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Direktorat Tenaga
Kependidikan.
Winkel. W.s. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
73

L
A
M
P
I
R
A
N
74

LAMPIRAN A PERSURATAN
A.1 SK Pembimbing
75

A.2 Surat Izin Penelitian


76

A.3 Surat Balasan Penelitiaan

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN


DINAS PENDIDIKAN KAB.GOWA
SDI BONTOLOE KAB.GOWA
jln.Sapaya poros Malakaji, Bontolempangan.kab.Gowa.

No : 062/DPG/X/2022
Jenis : Balasan Penelitian

Kepada YTH
Dekan Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Unversitas pejuang republik Indonesia
Di
Tempat
Dengan hormat,
Menanggapi surat saudara pada September 2022 perihal permohonan penelitian,
atas nama:

Nama : Akbar
Jurusan : Teknologi Pendidikan

Dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM


MENINGKATKAN PEMAHAMAN BERHITUNG PADA MATA
PELAJARAN BERHITUNG SISWAKELAS I SDI BONTOLOE
KAB.GOWA” dinyatakan layak untuk melaksanakan penelitian disekolah ini
untuk memenuhi tuhan akhir (SKRIPSI).

Bontolempangan,
September 2022
Kepala sekolah

MANTASIA S.Pd
NIP. 19730802199703 2007
77

LAMPIRAN B PERANGKAT DAN INSTRUMEN PENELITIAN


B.1 RPP
SATUAN PEMBELAJARAN I
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Berhitung
Sub Pokok Bahasan : Penjumlahan dan Pengurangan Dua
BilanganKelas :I
Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
I. TUJUAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Siswa mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan dua bilangan
dalam pengerjaan soal cerita.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
- Siswa diharapkan dapat memahami penjumlahan dan pengurangan dua
bilangan dalam soal cerita
- Siswa diharapkan dapat mengerjakan soal cerita dengan langkah yang
tepat
II. MATERI DAN SARANA PENUNJANG
A. Materi
- Nisa mempunyai 2 permen Nisa membeli lagi 6 permen Berapa jumlah
permen Nisa sekarang?
- Ibu membeli 6 buah apel3 Lampiran I 3 apel itu dimakan kakak Tinggal
berapakah apel Ibu?
B. Sarana penunjang:
a. Metode: Ceramah, tanya jawab, dan tugas
b. Alat Pembelajaran : Lembar Kerja
c. Sumber Bahan :
- Buku Paket Matematika 1a Mari Berhitung (Depdikbud)
- Buku PR Matematika Kelas 1 (Epsilon Grup).
- Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung Kelas 1.
- GBPP dan Kurikulum 1994.

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN


Langkah-langkah :
1. Pra KBM
- Menyiapkan alat pembelajaran
2. Kegiatan Awal
Apersepsi
78

Melalui tanya jawab guru mencoba menjelaskan pada siswa mengenai


penjumlahan dan pengurangan melalui soal cerita.
3. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi pelajaran soal cerita dan memberi contoh-contoh
soal dari materi yang telah dijelaskan dengan menggunakan media gambar.
- Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru mengenai soal
cerita.
- Guru memberi kesempatan untuk bertanya
- Guru membagi lembar soal.
- Guru memberi penjelasan cara mengerjakan lembar soal.
- Siswa mengerjakan evaluasi.
- Guru mengamati proses pengerjaan lembar soal sambil memberi bimbingan
- Guru menganalisa hasil evaluasi
- Guru memberikan tindak lanjut.
4. Kegiatan Akhir
Menutup pelajaran.
IV. EVALUASI
a. Jenis tes : Tertulis
b. Bentuk tes : Uraian

Mengetahui,
Bontoloe, 2021
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Mantasia.S.Pd Akbar
NIP. 19730802199703 2007 2086203008
79

SATUAN PEMBELAJARAN II
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Berhitung
Sub Pokok Bahasan : Penjumlahan dan Pengurangan Dua
BilanganKelas :I
Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
I. TUJUAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Siswa mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan dua bilangan
dalam pengerjaan soal cerita.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
- Siswa diharapkan dapat memahami penjumlahan dan pengurangan dua
bilangan dalam soal cerita
- Siswa diharapkan dapat mengerjakan soal cerita dengan langkah yang
tepat
II. MATERI DAN SARANA PENUNJANG
A. Materi
- Adi membeli 2 pisang goreng Lalu Adi membeli lagi 1 pisang goreng
Berapa pisang goreng yang dibeli Adi?
- Di dalam pot ada 5 bunga 1 bunga jatuh di lantai Tinggal berapa bunga
dalam pot sekarang?

B. Sarana penunjang:
a. Metode: Ceramah, tanya jawab, dan tugas
b. Alat Pembelajaran : Lembar Kerja
c. Sumber Bahan :
- Buku Paket Matematika 1a Mari Berhitung (Depdikbud)
- Buku PR Matematika Kelas 1 (Epsilon Grup).
- Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung Kelas 1.
- GBPP dan Kurikulum 1994.

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN


Langkah-langkah :
1. Pra KBM
- Menyiapkan alat pembelajaran
2. Kegiatan Awal
Apersepsi
Melalui tanya jawab guru mencoba menjelaskan pada siswa mengenai
penjumlahan dan pengurangan melalui soal cerita.
80

3. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi pelajaran soal cerita dengan memanfaatkan media
gambar.

- Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru mengenai soal


cerita.
- Guru memberi kesempatan untuk bertanya.
- Guru membagi lembar soal.
- Guru memberi penjelasan cara mengerjakan lembar soal.
- Siswa mengerjakan evaluasi.
- Guru mengamati proses pengerjaan lembar soal sambil memberi bimbingan.
- Guru menganalisa hasil evaluasi.
- Guru memberikan tindak lanjut.
4. Kegiatan Akhir
Menutup pelajaran.
IV. EVALUASI
a. Jenis tes : Tertulis
b. Bentuk tes : Uraian

Mengetahui,
Bontoloe, 2021
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Mantasia.S.Pd Akbar
NIP. 19730802199703 2007 2086203008
81

SATUAN PEMBELAJARAN III


Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Berhitung
Sub Pokok Bahasan : Penjumlahan dan Pengurangan
Dua BilanganKelas :I
Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
I. TUJUAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Siswa mampu melakukan penjumlahan dan pengurangan dua bilangan
dalam pengerjaan soal cerita.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
- Siswa diharapkan dapat memahami penjumlahan dan pengurangan dua
bilangan dalam soal cerita
- Siswa diharapkan dapat mengerjakan soal cerita dengan langkah yang
tepat
II. MATERI DAN SARANA PENUNJANG
A. Materi
- Paman mempunyai 1 mangga Ibu memberi 3 mangga Berapa mangga
paman sekarang?
- Ada 8 anak ayam Kemudian anak ayam ada yang mati 1 ekor Anak ayam
yang masih hidup tinggal berapa?

B. Sarana penunjang:
a. Metode: Ceramah, tanya jawab, dan tugas
b. Alat Pembelajaran : Lembar Kerja
c. Sumber Bahan :
- Buku Paket Matematika 1a Mari Berhitung (Depdikbud)
- Buku PR Matematika Kelas 1 (Epsilon Grup).
- Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung Kelas 1.
- GBPP dan Kurikulum 1994.

III. KEGIATAN PEMBELAJARAN


Langkah-langkah :
1. Pra KBM
- Menyiapkan alat pembelajaran
2. Kegiatan Awal
Apersepsi
Melalui tanya jawab guru mencoba menjelaskan pada siswa mengenai
penjumlahan dan pengurangan melalui soal cerita.
82

3. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan materi pelajaran soal cerita dengan memanfaatkan media
gambar.

- Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru mengenai soal


cerita.
- Guru memberi kesempatan untuk bertanya.
- Guru membagi lembar soal.
- Guru memberi penjelasan cara mengerjakan lembar soal.
- Siswa mengerjakan evaluasi.
- Guru mengamati proses pengerjaan lembar soal sambil memberi bimbingan.
- Guru menganalisa hasil evaluasi.
- Guru memberikan tindak lanjut.
4. Kegiatan Akhir
Menutup pelajaran.
IV. EVALUASI
a. Jenis tes : Tertulis
b. Bentuk tes : Uraian

Mengetahui,
Bontoloe, 2021
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Mantasia S.Pd Akbar


NIP. 19730802199703 2007 2086203008
83

LAMPIRAN
LKS SIKLUS I DAN SIKLUS II

Lembar kerja siswa (LKS) SIKLUS I


Nama : ……………
Kelas : ……………
1. Di dalam pot bunga Mia ada 4 bunga 1 bunga
jatuh kelantai Tinggal berapa bunga dalam pot
Mia?

2. Teti mempunyai 5 buah apel 3 buah dimakan


Feri Berapa jumlah apel Teti sekarang?

3. Paman mempunyai 1 mangga Ibu memberi 3


mangga Berapa mangga paman sekarang?

SELAMAT BEKERJA!
84

Lembar kerja siswa (LKS) SIKLUS II


Nama : ……………
Kelas : ……………
1. Dina mempunyai delapan ikan dalam toples,
kemudian tiga ikan diambil oleh Dini Berapa
sisa ikan Dina sekarang?

2. Ada 10 lilin 3 lilin masih menyala Berapakah


lilin yang sudah dimatikan?

3. Ana mempunyai 7 balon Setelah dipakai


bermain, balon pecah 2 Berapa balon Ana
sekarang?

SELAMAT BEKERJA!
85

B. 2 MATERI
86

B. 3. TABEL DATA SISWA DAN RUMUS PERHITUNGAN


87

LAMPIRAN C. DATA DAN ANALISIS PENELITIAN


C.1 DATA PENELITIAN SIKLUS 1 DAN 2
LAMPIRAN
LEMBAR JAWABAN LKS
SIKLUS I DAN SIKLUS II

Lembar Jawaban (LKS) SIKLUS I


Nama : ……………
Kelas : ……………
1. Di dalam pot bunga Mia ada 4 bunga 1 bunga
jatuh kelantai Tinggal berapa bunga dalam pot
Mia?

Jawab : 4 -1 = 3
Jadi bunga yang ada di dalam pot ada 3

2. Teti mempunyai 5 buah apel 3 buah dimakan


Feri Berapa jumlah apel Teti sekarang?

Jawab : 5 – 3 = 2
Jadi apel Teti sekarang ada 2

3. Paman mempunyai 1 mangga Ibu memberi 3


mangga, Berapa mangga paman sekarang?

Jawab: 1 + 3 = 4
Jadi manga paman sekarang ada 4
88

Lembar Jawaban (LKS) SIKLUS II

Nama : ……………
Kelas : ……………
1. Dina mempunyai delapan ikan dalam toples,
kemudian tiga ikan diambil oleh Dini Berapa
sisa ikan Dina sekarang?

Jawab : 8 – 3 = 5
Jadi sisa ikan Dina ada 5

2. Ada 10 lilin 3 lilin masih menyala Berapakah


lilin yang sudah dimatikan?

Jawab: 10 -3 = 7
Jadi, lilin yang masih menyala ada 3

3. Ana mempunyai 7 balon Setelah dipakai


bermain, balon pecah 2 Berapa balon Ana
sekarang?

Jawab: 7 – 2 = 5
Jadi, balon Ana sekarang ada 5
89

LAMPIRAN
ANGKET RESPON SISWA
ANGKET RESPON SISWA
TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR

A. Petunjuk Pengisian
1. Identitas siwa
a. Nama siswa:
b. Kelas/NIS :
2. Mohon anda menjawab sejujurnya dan sesuai dengan apa adanya. Jawaban
anda sangat diperlukan untuk perbaikan kualitas pembelajaran berhitung di
SDI Bontoloe Kab.Gowa
3. instrumen ini terdiri dari kolom pertanyaan dan kolom jawaban. Silahkan
anda memberi jawaban dengan cara memberikan tanda cek (√) pada tempat
yang telah disediakan.
4. Waktu: 10 menit
5. Keterangan Pilihan Jawaban:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
B. Pernyataan Angket
No PERNYATAAN JAWABAN
STS TS S SS
1 Pembelajaran yang dilakukan melalui penggunaan
media gambar membuat saya memiliki kemampuan
tinggi untuk mengikuti pelajaran
2 Pelajaran berhitung yang dilaksanakan melalui
penggunaan media gambar sangat menarik dan tidak
membosankan
3 Saya lebih mudah mengerti materi pelajaran jika
pembelajaran berhitung yang dilakukan melalui
penggunaan media gambar
4 Pembelajaran berhitung yang dilakukan melalui
penggunaan media gambar membuat saya percaya
diri tampil menjelaskan materi
5 Pembelajaran berhitung yang dilaksanakan melaui
penggunaan media gambar dapat meningkatkan
90

semangat belajar
6 Pembelajaran berhitung yang dilaksanakan melalui
model penggunaan media gambar membantu saya
meningkatkan pemahaman dan daya ingat dalam
belajar
7 Keaktifan saya meningkat, jika pembelajaran
berhitung yang dilaksanakan melalui model
penggunaan media gambar
8 Saya lebih merasa berani mengeluarkan pendapat
saat pembelajaran behitung yang dilaksanakan
melalui model penggunaan media gambar
9 Saat dapat menuangkan ide dan gagasan dalam
pembelajaran berhitung yang dilaksanakan melalui
model penggunaan media gambar

LAMPIRAN
91

OBSERVASI GURU

LEMBAR OBSERVASI
DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DI KELAS
Petunjuk Pengisian:
Amatilah yang menyangkut aspek kegiatan mengajar dengan
memberikan penilaian yang bertanda ceklis (√) tentang kemapuan guru
mengelolah pembelajaran berdasarkan skala penilaian berikut:
1. Kurang sekali 3. Baik
2. Kurang 4. Baik sekali

ASPEK PENGAMATAN PENILAIAN

1 2 3 4

Kegiatan Awal

1. Guru membuka pelajaran dengan memberikan salam √

2. Guru mengecek kehadiran siswa √

3. Guru menjelaskan model pembelajarab yang √

4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan √


kompetensi dasar yang akan dicapai
5. Guru mempersiapkan siswa dan memberikan motivasi √
dengan menjelaskan pentingnya materi ini
6. Guru menyampaikan materi √

Kegiatan Inti

1. Guru memilih salah satu siswa untuk menjelaskan √


materinya
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa terpilih √
untuk menjelaskan materinya
3. Guru membagikan LKS dan meminta siswa untuk √
mengerjakan LKS secara individu
4. Guru membimbing siswa dalam proses belajar √
mengajar
5. Guru dan siswa membahas LKS yang telah dikerjakan √
92

Kegiatan Akhir

1. Guru menyimpulkan ide dan pendapat dari siswa √

2. Guru menutup pelajaran √

jumlah skor yang diperoleh


Nilai perolehan= x 100 %
banyaknya aspek yang diamati

LAMPIRAN
ANALISIS DATA SIKLUS 1 DAN SIKLUS II
93

Analisis data siklus I dan siklus II


No Siklus I Siklus II
1. 40 80
2. 30 58
3. 40 80
4. 55 90
5. 75 100
6. 35 78
7. 50 85
8. 40 85
9. 75 100
10. 55 85
11. 30 58
12. 70 90
13. 75 95
14. 58 80
15. 80 100
16. 63 90
17. 35 70
18. 60 90
19. 60 95
20. 80 100
21. 39 63
22. 60 95
Statistics

siklus_I siklus_2
N Valid 22 22
Missing 0 0
Mean 54.7727 84.8636
Std. Error of 3.55168 2.78780
Mean
Median 56.5000 87.5000
Mode 40.00a 90.00a
Std. Deviation 16.65885 13.07595
Variance 277.517 170.981
Range 50.00 42.00
Minimum 30.00 58.00
Maximum 80.00 100.00
Sum 1205.00 1867.00
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown
94

siklus_I
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 30.00 2 9.1 9.1 9.1
35.00 2 9.1 9.1 18.2
39.00 1 4.5 4.5 22.7
40.00 3 13.6 13.6 36.4
50.00 1 4.5 4.5 40.9
55.00 2 9.1 9.1 50.0
58.00 1 4.5 4.5 54.5
60.00 3 13.6 13.6 68.2
63.00 1 4.5 4.5 72.7
70.00 1 4.5 4.5 77.3
75.00 3 13.6 13.6 90.9
80.00 2 9.1 9.1 100.0
Total 22 100.0 100.0

siklus_2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 58.00 2 9.1 9.1 9.1
63.00 1 4.5 4.5 13.6
70.00 1 4.5 4.5 18.2
78.00 1 4.5 4.5 22.7
80.00 3 13.6 13.6 36.4
85.00 3 13.6 13.6 50.0
90.00 4 18.2 18.2 68.2
95.00 3 13.6 13.6 81.8
100.00 4 18.2 18.2 100.0
Total 22 100.0 100.0
95
96

LAMPIRAN D DOKUMENTASI

Pak guru sedang mengajar di papan tulis materi berhitung dengan menggunakan
media gambar

Peserta didik sedang memperhatikan bapak guru yang menjelaskan materi


berhitung dengan menggunakan media gambar
97

Guru dan Peserta Didik Melakukan Kegiatan Membaca Bersama


98

Guru dan Peserta Didik Melakukan Kegiatan Kerja Bakti Membersihkan


Sekoldah dan Halaman Sekolah

Peserta didik sedang mengikuti kegiatan pembelajaran berupa menggambar dan


mewarnai
99

LAMPIRAN E RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Akbar. Lahir di Makassar pada tanggal 03 Juni 1994

Anak ke-4 dari 4 bersaudara dan merupakan buah kasih

sayang dari pasangan H.Maro dan Hj.Saripa Penulis

menempuh pendidikan dasar di SD Inpres Bontoloe

mulai tahun sampai tahun 2001-2007 Pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1

Bontolempangan dan tamat pada tahun 2010 Kemudian pada tahun 2010 penulis

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Palangga dan tamat tahun 2013, Pada

tahun 2020 mendapatkan kesempatan untuk Melanjutkan pendidikan di

Universitas Pejuang Republik Indonesia dan terdaftar pada Jurusan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Insya ALLAH pada tahun ini (2022)

akan menyelesaikan studi sekaligus menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

You might also like