1 PB

You might also like

You are on page 1of 7

Vol. 3, No.

1, Juli 2018: 359-426


AGRICORE:Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian

UPAYA PENINGKATAN KONSUMSI TEMPE MELALUI


DIVERSIFIKASI OLAHAN
Hana Raswanti1, Ary Okta Aditya2, Sarah Rahzani Oktaviani Aisyah3, Aldiano
Alham4, In-in Hanidah5
1
Program Studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan
2
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi
3
Program Studi Sastra Jerman Fakultas Ilmu Budaya
4
Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan
5
Program Studi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Email:hanaki1997@gmail.com

ABSTRAK
Tempe adalah produk olahan makanan yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai atau beberapa
bahan lainnya. Fermentasi menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus
oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, dan beberapa jenis kapang Rhizopus lainnya.
Penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2018 di Kampung Lebak Jati RW.08, Desa Cileles,
Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan
konsumsi tempe melalui diversifikasi olahan dari produk berbahan dasar tempe. penelitian ini
dilakukan dengan uji organoleptik terhadap 20 (dua puluh) panelis untuk mengetahui tingkat
kesukaan terhadap warna, rasa, tekstur, dan aroma. Metode penelitian yang digunakan adalah RAL
(3x20) dengan 3 perlakuan yang berbeda yaitu nugget tempe, steak tempe, dan ham tempe dalam uji
organoleptik dengan 20 kali ulangan, dan dilanjut dengan uji BNT (beda nyata terkecil). Hasil
analisis ragam menunjukan bahwa diversifikasi produk olahan berbahan dasar tempe (Fhitung > Ftabel)
berpengaruh sangat nyata terhadap warna, rasa, dan aroma dan hasil analisis ragam juga menunjukan
bahwa penggunaan berbagai produk olahan berbahan dasar tempe (Fhitung < Ftabel) tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tekstur. Produk olahan tempe yang paling disukai adalah steak
tempe.

Kata Kunci: Diversifikasi Tempe, Uji Organoleptik

ABSTRACT
Tempe is a processed food product made from fermented soybeans or some other ingredients.
Fermentation uses several types of Rhizopus mold, such as Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae,
Rhizopus stolonifer, and several other types of Rhizopus mold. This research was conducted in July
2018 in Kampung Lebak Jati RW.08, Cileles Village, Jatinangor District, Sumedang Regency. The
purpose of this study is to increase the consumption of tempe through the diversification of
processed products from tempe-based products. this study was conducted by organoleptic tests on
20 (twenty) panelists to determine the level of preference for color, taste, texture, and aroma. The
research method used was RAL (3x20) with 3 different treatments, namely tempeh, steak tempeh,
and ham tempe in organoleptic test with 20 replications, and continued with LSD test (smallest real
difference). The results of the variance analysis showed that the diversification of processed
products based on tempe (F count> F table) had a very significant effect on color, taste and aroma
and the results of variance analysis also showed that the use of various processed products made
from tempe (Fcount <Ftable) did not have a significant effect against texture. The most preferred
tempe product is steak tempe.

Keywords: Tempe Diversification, Organoleptic Test

401
Vol. 3, No. 1, Juli 2018: 359-426
AGRICORE:Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian

PENDAHULUAN merupakan produk berbahan dasar daging atau


Tempe adalah salah satu makanan khas hewani, maka dari itu harga dari produk yang
tradisional di Indonesia, hampir semua ditemukan di pasaran relatif mahal. Namun
masyarakat di Indonesia dalam berbagai masyarakat menengah ke bawah juga bisa
kalangan bawah, menengah, dan atas selalu menikmatinya dengan mengganti bahan
mengkonsumsinya. Meskipun tempe tergolong utama dengan bahan yang lebih ekonomis,
kedalam bahan makanan yang ekonomis, akan salah satunya adalah tempe. Manfaat yang
tetapi kandungan gizi tempe sangat baik. terkandung dalam tempe tidak kalah
Menurut BSN, penelitian terhadap nilai gizi banyaknya dengan daging, tempe yang terbuat
tempe terus dilakukan dan dari penelitian dari bahan dasar kacang kedelai telah
tersebut diperoleh hasil bahwa tempe dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati.
mengandung elemen yang berguna bagi tubuh, Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini
yakni asam lemak, mineral, vitamin, dan bertujuan untuk mengetahui substitusi olahan
antioksidan (Badan Standardisasi Nasional, tempe yang telah di diversifikasi terhadap daya
2012). Maka dari itu kandungan yang terdapat tarik konsumsi protein masyarakat Desa
di dalamnya sangat baik bagi tubuh. Cileles, terutama pada anak-anak.
Mengingat selain harga tempe terjangkau oleh
seluruh kalangan masyarakat, kandungan gizi METODE PENELITIAN
pada tempe khususnya protein juga sangat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
tinggi. Hal ini dikarenakan bahan utama tempe Juli 2018, bertempat di Kampung Lebak Jati,
yaitu kacang kedelai yang merupakan sumber RW.08, Desa Cileles, Kecamatan Jatinangor,
protein nabati yang tinggi, sehingga perlunya Kabupaten Sumedang.
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Bahan utama yang digunakan dalam
mengenai kandungan protein dalam kedelai penelitian ini adalah tempe kedelai, telur,
dan untuk meningkatkan ketertarikan tepung maizena, tepung terigu. Bahan
masyarakat, terutama anak-anak dalam tambahan yang digunakan berupa bumbu
mengkonsumsi tempe. Laporan. Global diantaranya garam, gula, bawang putih,
Nutrition pada 2016 menunjukkan bahwa bawang merah, bawang bombai. Serta bahan
Indonesia menempati urutan ke-108 di dunia yang digunakan sebagai pelapis diantaranya
dengan kasus gizi buruk terbanyak. yaitu tepung roti, tepung terigu, dan telur.
Berdasarkan data diatas kasus gizi buruk di Sedangkan alat yang digunakan diantaranya
Indonesia harus benar-benar dicari solusinya adalah pisau, talenan, cobek dan ulekan,
agar kasus gizi buruk di Indonesia dapat terus baskom, panci, kompor, alat penggorengan.
ditekan. Dengan penelitian ini diharapkan Penelitian ini menggunakan uji
dapat membantu menekan angka kekurangan Organoleptik metode Hedonik. Penelitian ini
gizi di Indonesia, dengan melakukan inovasi bertujuan untuk mengetahui uji Organoleptik
terhadap pengolahan makanan berbahan dasar olahan berbahan dasar tempe. Uji organoleptik
tempe yang mudah didapat semua lapisan adalah eksperimental semu dengan desain
masyarakat dan tentunya kaya akan manfaat rancangan acak lengkap (RAL). Rancangan
gizi. yang digunakan adalah Rancangan Acak
Nugget merupakan salah satu produk Lengkap dengan 3 perlakuan dan 20
yang banyak digemari oleh berbagai macam pengulangan. Penelitian dilaksanakan pada
kalangan usia, terutama anak-anak. Nugget bulan Juli 2018, uji organoleptik dilaksanakan
biasa dikenal oleh masyarakat sebagai di Kampung Lebak Jati, Desa Cileles,
makanan pendamping atau lauk, namun nugget Kab.Sumedang.
telah mengalami pergeseran fungsi menjadi Sampel penelitian adalah produk olahan
makanan jajanan atau snack. Begitu pula berbahan dasar tempe diantaranya, nugget
dengan makanan berbentuk ham yang biasa tempe, steak tempe, dan ham tempe. Ukuran
ditemukan sebagai bahan utama pembuatan sampel yang disajikan panelis adalah 5 gram
burger dan juga steak yang biasa kita temukan untuk masing-masing panelis. Sampel diambil
sebagai makanan modern. Ketiga makanan secara acak pada hasil pengulangan pada setiap
tersebut biasa dikonsumsi oleh masyarakat perlakukan. Sampel yang dinilai adalah nugget
kalangan menengah ke atas, hal tersebut tempe, steak tempe, dan ham tempe yang
dikarenakan makanan tersebut pada umumnya disajikan dan disediakan angket uji kesukaan

402
Vol. 3, No. 1, Juli 2018: 359-426
AGRICORE:Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian

(uji hedonik) untuk diisi oleh panelis meliputi penambahan bahan tambahan lainnya yaitu,
karakteristik warna, rasa, tekstur, dan aroma. bawang merah, bawang putih, bawang bombai,
dengan 5 skala tingkat kesukaan (1: sangat kemiri, tepung terigu, tepung maizena, tepung
tidak suka, 2: tidak suka, 3: netral, 4: suka, dan roti, susu uht dan telur hingga menjadi adonan.
5: sangat suka). Selanjutnya adonan dibentuk menyerupai
Panelis pada penelitian ini adalah daging. Dan dilanjutkan dengan proses
panelis tidak terlatih yaitu warga RW.08 Desa pemasakan melalui metode pan frying.
Cileles sebanyak 20 orang. Setelah pembuatan steak, proses selanjutnya
Warga terutama ibu-ibu dipilih sebagai adalah membuat saus, pada penelitian kami
panelis karena ibu bertindak mengambil kami menggunakan saus asam manis untuk
keputusan bagi makanan yang akan melengkapi sajian steak tempe.
dikonsumsi oleh anaknya. Bahan yang
digunakan dalam produk berbahan dasar tempe TINJAUAN PUSTAKA
diantaranya yaitu tempe, tepung maizena, Tempe. Tempe adalah makanan
tepung terigu, tepung panir, susu uht, bawang tradisional yang dihasilkan dari permentasi biji
putih, bawang merah, bawang bombai, dan kedelai atau beberapa bahan lainnya.
telur. Fermentasi menggunakan beberapa jenis
Proses Pembuatan Nugget Tempe. kapang Rhizopus, seperti Rhizopus
Proses pembuatan nugget diawali dengan oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus
pengukusan tempe selama 10-15 menit, setelah stolonifer, dan beberapa jenis kapang
itu menghaluskan tempe yang telah dikukus. Rhizopus lainnya. (PUSIDO, 2012). Tempe
Kemudian dilakukan pencampuran dengan selain menjadi alternatif untuk memenuhi
penambahan bahan tambahan lainnya yaitu, protein juga memiliki manfaat lainnya seperti
bawang merah, bawang putih, bawang bombai, antibiotika dan antioksidan.
kemiri, tepung terigu, tepung maizena, dan Diversifikasi. diversifikasi adalah
telur hingga menjadi adonan. Selanjutnya sebagai upaya mencari dan mengembangkan
adonan dibentuk menjadi bola-bola. Dan produk atau pasar baru, atau keduanya, dalam
ditambahkan bahan pelapis yaitu, dengan rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan
melumuri adonan dengan tepung terigu yang penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.
ditambahkan garam, lalu dilumuri dengan (Fitriani, Saroni, & Widodo, 2011).
kocokan telur, dan terakhir dilumuri dengan Uji Organoleptik. Uji organoleptik
tepung roti. Dan dilanjutkan dengan merupakan salah satu cara yang digunakan
penggorengan dengan minyak panas sampai untuk mengetahui daya terima suatu produk
nugget berwarna kuning keemasan. dengan cara meminta tanggapan dari panelis
Proses Pembuatan Ham Tempe. Proses mengenai kesukaan atau tidak suka. Selain
pembuatan ham tempe diawali dengan diminta tanggapan tentang suka atau tidak
pengukusan tempe selama 10-15 menit, setelah suka, panelis juga diminta untuk
itu menghaluskan tempe yang telah dikukus. mengemukakan tingkat kesukaannya.
Kemudian dilakukan pencampuran dengan Pengujian kesukaan ini juga disebut uji
penambahan bahan tambahan lainnya yaitu, hedonik. (Soekarto, 1985)
bawang merah, bawang putih, kemiri, tepung
terigu, dan tepung maizena. Selanjutnya ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
adonan dibentuk bulat pipih. dan ditambahkan Berdasarkan hasil pengumpulan data
bahan pelapis yaitu, melumurinya dengan yang didapatkan nilai rataan hasil pengujian
adonan tepung terigu yang sudah dicampur kualitas uji organoleptik ditunjukan pada tabel
garam dan air es, lalu dilumuri lagi dengan 1, lalu nilai organoleptik tingkat kesukaan
tepung terigu. Kemudian dilanjutkan dengan panelis terhadap warna ditunjukkan pada tabel
penggorengan dengan minyak panas sampai 2, berikutnya nilai organoleptik tingkat
nugget berwarna kuning keemasan. kesukaan panelis terhadap rasa ditunjukkan
Proses Pembuatan Steak Tempe. pada tabel 3, nilai organoleptik tingkat
Proses pembuatan steak tempe diawali dengan kesukaan panelis terhadap tingkat tekstur
pengukusan tempe selama 10-15 menit, setelah ditunjukkan pada tabel 4. Dan nilai
itu menghaluskan tempe yang telah dikukus. organoleptik tingkat kesukaan panelis terhadap
Kemudian dilakukan pencampuran dengan

403
Vol. 3, No. 1, Juli 2018: 359-426
AGRICORE:Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian

aroma ditunjukan pada tabel 5. Selanjutnya Total 59 2,5


data diolah dengan uji Anova.
Pengujian organoleptik untuk warna dari
Hasil Uji Organoleptik Parameter warna berbagai olahan tempe dilakukan dengan cara
memberikan penilaian intensitas warna dengan
Tabel 2. metode hedonic scale test. Hasil uji
Analisa Ragam Warna Olahan Tempe organoleptik menyatakan bahwa warna nugget
SK db JK KT F F tempe, steak tempe dan ham tempe
Hitung Tabel berpengaruh atau berbeda nyata, F hitung > F
Perlakuan 2 0,72 0,36 11,45 3,16 tabel (0,05), artinya uji organoleptik warna
Galat 57 1,78 0,03

Tabel 1.
Rataan Hasil Pengujian Kualitas Uji Organoleptik
Nugget Tempe Rata- Steak Tempe Rata- Ham Tempe Rata-
Paramater
5 4 3 2 1 rata 5 4 3 2 1 rata 5 4 3 2 1 rata
Warna 6 12 2 0 0 4,2 6 11 3 0 0 4,15 1 10 6 3 0 3,45
Rasa 4 13 3 0 0 4,05 9 9 2 0 0 4,35 4 12 2 2 0 3,9
Tekstur 6 11 3 0 0 4,15 5 13 2 0 0 4,15 3 13 4 0 0 3,95
Aroma 3 14 3 0 0 4 11 8 1 0 0 4,5 3 13 2 2 0 3,85

dengan 3 perlakuan nugget tempe, steak tempe SK db JK KT F F


dan ham tempe berpengaruh sangat nyata Hitung Tabel
terhadap kesukaan masyarakat Desa Cileles, Perlakuan 2 0,48 0,24 8,5 3,16
penampakan merupakan sifat sensoris yang Galat 57 1,6 0,03
pertama kali dilihat oleh masyarakat atau Total 59 2,08
panelis. Warna yang dihasilkan nugget tempe
yaitu kuning keemasan, munculnya warna Pengujian organoleptik untuk rasa dari
tersebut karena proses penggorengan yang berbagai olahan tempe dengan cara mencicipi
disebabkan oleh reaksi maillard. Reaksi dan masyarakat memberikan nilai rasa pada
maillard timbul karena bahan pangan yang masing-masing olahan yang telah disediakan
dimasak atau diolah menimbulkan reaksi dengan metode hedonic scale test. Hasil uji
antara gula pereduksi dan kelompok asam anova menyatakan bahwa pada rasa terjadi
amino yang menghasilkan zat warna coklat perbedaan nyata pada nugget tempe, steak
dan bermacam-macam komponen cita rasa tempe dan ham tempe.
(Buckle dkk, 1987 : 360). F hitung > F tabel (0,05), artinya uji
Adanya perbedaan antara tingkat organoleptik pada rasa dengan 3 perlakuan
kesukaan masyarakat terhadap warna nugget yaitu nugget tempe, steak tempe, dan ham
tempe, steak tempe dan ham tempe diduga tempe berpengaruh atau berbeda nyata. Rasa
karena cara pemasakan yang berbeda dan pada merupakan faktor penentu konsumen atau
masing-masing cara pengolahan keduanya masyarakat menerima produk pangan, rasa
menggunakan pelapisan yang berbeda, pada memegang peranan penting dalam penerimaan
nugget tempe menggunakan tepung tambahan produk oleh masyarakat Desa Cileles, biasanya
yaitu tepung panir atau tepung roti, sedangkan pada olahan tempe terdapat rasa langu
pada ham adonan ditambahkan bahan pelapis sehingga untuk menghilangkan rasa langu
yaitu, melumurinya dengan adonan tepung tersebut diperlukan nya pengukusan selama
terigu yang sudah dicampur garam dan air es, 10-15 menit, hal ini sesuai dengan literatur
lalu dilumuri lagi dengan tepung terigu, menurut Tarwotjo yang menyatakan bahwa
sedangkan pada steak tempe tanpa pelumuran. tempe mempunyai rasa getir yang kurang
disenangi konsumen, untuk menanggulanginya
Hasil Uji Organoleptik Parameter Rasa tempe dikukus atau direbus terlebih dahulu,
kemudian baru dimasak sesuai dengan resep.
Tabel. 3 (Tarwotjo, 1998). Penambahan bahan
Analisa Ragam Rasa Olahan Tempe makanan lainnya yaitu seperti garam, gula

404
Vol. 3, No. 1, Juli 2018: 359-426
AGRICORE:Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian

dilakukan untuk memperkaya cita rasa dan Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari
garam berfungsi sebagai pengawet. pengamatan 3 olahan berbahan dasar tempe,
maka dapat disimpulkan bahwa olahan
Hasil Uji Pengolahan Parameter Tekstur berbahan dasar tempe yang paling disukai
adalah steak tempe, Steak tempe yang paling
Tabel. 4 disukai oleh masyarakat adalah steak tempe
Analisa Ragam Tekstur Olahan Tempe yang memiliki warna menarik coklat
SK db JK KT F F keemasan, dengan aroma khas saus asam
Hitung Tabel manis, rasa yang enak dan tekstur lembut.
Perlakuan 2 0,06 0,03 1, 31 3,16 Saran. Dibutuhkannya penelitian lebih
Galat 57 1,35 0,02
lanjut agar tingkat konsumsi olahan tempe bisa
Total 59 1,41
meningkat, mengingat tempe mudah
didapatkan oleh berbagai kalangan masyarakat
Pengujian organoleptik untuk
dan kandungan gizi yang terkandung dalam
karakteristik tekstur dari berbagai olahan
tempe bisa membantu menaikan angka
tempe dilakukan dengan cara mengigit dan
kekurangan gizi di Indonesia.
menilai untuk mengetahui kelembutan dan
kekerasan pada masing-masing olahan tempe
DAFTAR PUSTAKA
dengan metode hedonik scale test.
Astawan, M. (2007). Nugget Ayam Bukann
F hitung < F tabel (0,05), artinya uji
Makanan Sampah. Jakarta: PT.
organoleptik tekstur dengan 3 perlakuan
Gramedia Pusaka Utama.
nugget tempe, steak tempe dan ham tempe
Badan Standardisasi Nasional. (2012). Tempe :
tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat
Persembahan Indonesia Untuk Dunia.
kesukaan masyarakat Desa Cileles, karena
Diambil kembali dari
pada umumnya masyarakat menyukai olahan
http://www.bsn.go.id/uploads/download
makanan berdasarkan warna dan rasanya saja.
/Booklet_tempe-printed21.pdf
Tekstur pada ketiga olahan berbeda hal ini
Buckle, K. A, Edwards, R. A., Fleet, G. H, &
dikarenakan bahan pelapis yang berbeda-beda.
Wotton, M. (1987). Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono.
Hasil Uji Organoleptik Parameter Aroma
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Tabel. 5
Darwin, P. (2013). Menikmati Gula Tanpa
Analisa Ragam Aroma Olahan Tempe Rasa Takut. Sinar Ilmu, Perpustakaan
SK db JK KT F F Nasional.
Hitung Tabel Fitriani, Saroni, & Widodo. (2011). Tingkat
Perlakuan 2 0,38 0,19 6,53 3,16 Adopsi Terhadap Diversifikasi Pangan
Galat 57 1,66 0,03 Berbasis Jagung pada Organisasi
Total 59 2,04 Kelompok Masyarakat di Provinsi
Lampung. Jurnal agribisnis Politeknik
Pengujian organoleptik untuk aroma Negeri Lampung Vol.24, No.1.
dari berbagai olahan tempe dilakukan dengan Gozali, T., A. D. Sutrisno, & D. Ernida.
cara mencium dan memberikan nilai terhadap (2001). Pengaruh Waktu Pengukusan
tiga sample olahan tempe dengan metode dan Perbandingan Jamur Tiram dengan
hedonic scale test. Hasil perhitungan Roti Tawar terhadap Karakteristik
menunjukkan hasil yaitu F hitung > F tabel Nugget Jamur Tiram Putih (Pleurotus
(0,05), artinya uji organoleptik aroma dengan florida). Himpunan Makalah Seminar
3 perlakuan yaitu nugget tempe, steak tempe, Nasional Teknologi Pangan.
dan ham tempe berpengaruh nyata terhadap Perhimpunan Perhimpunan Ahli
kesukaan masyarakat. Aroma merupakan daya Teknologi Pangan Indonesia (PATPI).
tarik bagi masyarakat sehingga masyarkat Kurlansky, M. (2002). Salt : A World History .
Desa Cileles menyukai aroma dari tiap olahan USA: Walker Publisher Company.
tempe tersebut. PUSIDO. (2012). Tempe : Persembahan
Indonesia untuk Dunia. Jakarta: Badan
KESIMPULAN DAN SARAN Standardisasi Nasional.

405
Vol. 3, No. 1, Juli 2018: 359-426
AGRICORE:Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian

Soekarto. (1985). Penilaian Organoleptik


untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Jakarta: Bharata Karya
Aksara.
Tarwotjo. (1998). Dasar-Dasar Gizi Kuliner.
Jakarta: Grasindo.

406
Vol. 3, No. 1, Juli 2018: 359-426
AGRICORE:Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian

407

You might also like