Professional Documents
Culture Documents
Kesimpulan Tergugat Intervensi Ptun
Kesimpulan Tergugat Intervensi Ptun
Kepada Yth;
Majelis Hakim Yang Memeriksa dan Mengadili
Perkara TUN No. 8/G/2021/PTUN-Mdn
Di-
Medan
Dengan hormat,
1
maupun Tergugat II Intervensi dalam persidangan terdahulu, perkenankanlah kami
mengambil kesimpulan dengan berlandaskan pada Tinjauan Yuridis yang dapat terbukti
merupakan suatu fakta sebagai berikut;
1. Bahwa Objek Sengketa Tata Usaha Negara yang diajukan oleh Penggugat
sebagaimana Bukti T.II.INT – 1, yaitu atas objek perkara Sertifikat Hak Milik
No.1954 atas nama XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX, dengan luas tanah 288
m2, yang terletak di Kel. Kedai Ledang, Kec. Kota Kisaran Timur, Kabupaten
Asahan, yang diterbitkan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang /Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Asahan tertanggal 20 Desember 2016, adalah
benar milik dari Tergugat II Intervensi dan Objek Sengketa tersebut sampai
saat ini dalam pemeliharaan dan penguasaan Tergugat II Intervensi;
2
5. Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dalam Persidangan, Objek Perkara
bukan merupakan milik Penggugat, hal ini berdasarkan keterangan saksi yang
diajukan Penggugat yaitu Robert Marpaung dan Maruhum Sitorus mengatakan
bahwa Objek Perkara merupakan milik dari Orang Tua Penggugat yang juga
merupakan Orang Tua dari Almarhum SWANTON MANURUNG dan Para Saksi
tidak pernah mengetahui kapan Objek Perkara tersebut beralih menjadi milik
Penggugat;
6. Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dalam persidangan, benar jika Objek
Perkara memang dikuasai dan diusahai oleh Almarhum SWANTON
MANURUNG semasa hidupnya, hal ini berdasarkan keterangan saksi Maruhum
Sitorus yang mengatakan bahwa saksi pernah melihat Almarhum SWANTON
MANURUNG bertempat tinggal di Objek Perkara tersebut;
3
Berdasarkan fakta-fakta, bukti-bukti dan uraian-uraian hukum sebagaimana dijelaskan
di atas, maka kami mohon agar Majelis Hakim Yang Mulia memberikan putusan yang
amarnya menyatakan;
Atau
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, maka kami mohon putusan yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Hormat kami,