You are on page 1of 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN IBU YANG

MEMPUNYAI BALITA (USIA 12- 59 BULAN) KE POSYANDU DI KELURAHAN


WARUDOYONGWILAYAH KERJA PUSKESMAS PABUARAN KECAMATAN
WARUDOYONG
KOTA SUKABUMI

Teten Tresnawan, Henhen Suhendra

ABSTRAK
Melihat masih rendahnya angka kunjungan balita ke posyandu menandakan bahwa
tingkat keberhasilan dalam pemanfaatan kesehatan masih kurang. Hal ini bisa diakibatkan
oleh beberapa faktor yang mengakibatkan rendahnya kunjungan Ibu Balita ke Posyandu.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu diantaranya umur, pendidikan,
pekerjaan, dan pengetahuan.Umur adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. Pendidikan
adalah proses perubahan sikap seseorang melalui upaya pengajaran secara formal. Pekerjaan
adalah perbuatan yang dijadikan untuk mendapatkan penghasilan. Pengetahuan adalah hasil
dari tahu yang terjadi setelah melakukan peginderaan. Penelitian ini menggunaka jenis
penelitian korelasional melalui pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah
seluruh ibu yang mempunyaibalita (Usia 12- 59 Bulan) dan terdaftar di posyandu berjumlah
245 orang, yang menjadi sampel penelitian sebanyak 152 orang. Teknik pengambilan sampel
dengan cara cluster sampling. Analisis hipotesa menggunakan koefisien kontingensi.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa P Value umur : = 0,001,
P Value pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan hasilnya adalah : = 0,000, yang berarti ke
empat faktor terebut mempunyai pengaruh terhadap kunjungan Ibu Balita ke Posyandu.
Berdasarkanhasilpenelitian, upaya yang dapat dilakukan oleh Puskesmas adalah
melakukan penyuluhan secara rutin mengenai pentingnya berkunjung ke Posyandu.
PENDAHULUAN

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah


kebijakan pembangunan kesehatanyang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) 2010-2014 Bidang Kesehatan. Kondisi pembangunan kesehatan
diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan
dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya Manusia. Seperti
diantaranya adalah dengan meningkatnya derajat kesejahteraan dari status gizi
masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender, danmeningkatnya tumbuh kembang
optimal (Kementrian Kesehatan RI, 2012).

Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia adalah angka


kematian ibu, angka kematian bayi, dan angka kematian balita yang masih tinggi.
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) danAngka Kematian Balita
(AKABA) di Indonesia ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun
2015(Kementrian Kesehatan RI, 2012).

Balita merupakan golongan yang rentan terhadap masalah kesehatan. Gangguan


kesehatan yang terjadi pada balita mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik
pada masa balita maupun masa berikutnya. Dan upaya untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan balita salah satunya adalah dengan Posyandu (Supriasa, 2002).

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya


Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes RI, 2011).

Ciri keberhasilan pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah keaktifan


kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan yang dalam hal ini
khususnya pemanfaatan Posyandu. Kehadiran ibu di Posyandu dengan membawa
balitanya ke Posyandu sangat mendukung tercapainya salah satu tujuan Posyandu
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan balita (Adisasmito, 2007).
Sesuai dengan data mengenai cakupan penimbangan balita tahun 2011 yang
dikutip dari Menteri Kesehatan RI (2012), didapatkan data bahwa presentase cakupan
penimbangan balita di Indonesia sebesar 71,4%, sedangkan untuk di Jawa Barat dengan
presentase 84,8%. Di Wilayah Kota Sukabumi sendiri, pada Tahun 2012 cakupan
penimbangan balita di seluruh wilayah kerja Puskesmas di Kota Sukabumi sebesar
229259 balita dari jumlah balita sebanyak 278747 balita dengan persentasi jumlah
cakupan penimbangan 82,48 %.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Bulan Januari- Desember


2012, menunjukkan bahwa dari 15 Puskesmas yang terdapat di Kota Sukabumi
kunjungan balita paling tinggi untuk melakukan penimbangan terdapat di Posyandu
wilayah Puskesmas Lembursitu dengan presentasi cakupanpenimbangan 92,32 %, dan
jumlah kunjungan balita paling rendah untuk melakukan penimbangan terdapat di
Posyandu wilayah kerja Puskesmas Tipar dengan presentasi cakupanpenimbangan
70,24 %.Sedangkan jumlah kunjungan balita di Posyandu wilayah Puskesmas Pabuaran
dengan presentasi cakupanpenimbangan77,33%, hal tersebut menunjukan bahwa
Puskesmas Pabuaran termasuk peringkat kedua dengan jumlah cakupanpenimbangan
balita terendah dari 15 Puskesmas di wilayah Kota Sukabumi ( Dinkes Kota Sukabumi ,
2012).

Puskesmas Pabuaran membawahi 2 Wilayah Kelurahan binaan, diantaranya


adalah Kelurahan Nyomplong dan Kelurahan Warudoyong. Jumlah Posyandu secara
keseluruhan sebanyak 18 Posyandu yang terdiri dari 3 Posyandu Pratama, 11 Posyandu
Madya, dan 4 Poyandu Purnama. Jumlah Posyandudi Kelurahan Nyomplong berjumlah
11 Posyandu dan jumlah Posyandu yang berada di Kelurahan Warudoyong berjumlah 7
Posyandu.

Berdasarkan LaporanTahunan Gizi Puskesmas Pabuaran Tahun 2012,


menunjukkan bahwa dari 2 kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pabuaran, presentasi
jumlah cakupan kunjungan balita untuk melakukan penimbangan pada tahun 2012
sebanyak 79,6 %. Dan data kunjungan balita untuk melakukan penimbangan yang
paling rendah berada di Kelurahan Warudoyong dengan presentase cakupan
penimbangan 78,5 %(Puskesmas Pabuaran, 2012).
Gambaran perilaku masyarakat yang termasuk didalamnya ibu yang mempunyai
balita dalam memanfaatkan sarana pelayanankesehatan yang ada didaerahnya dapat
terlihat dari tingkat keberhasilan program Posyandu yaitu cakupan penimbangan balita
di Posyandu (Mamdy dalam Juarsa, 2004).MenurutLawrence Green Dalam
Notoatmodjo (2003). Tentang pendidikan dan perilaku kesehatan, tentunya ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku individu yang termasuk didalamnya ibu
yang mempunyai balita dalam hal perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
diantaranya adalah faktor predisposisi (pengetahuan, pendidikan, status pekerjaan,
umur, dan lain-lain), faktor pendukung (lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya
fasilitas atu sarana kesehatan, dan lain- lain), dan faktor pendorong (yang terwujud
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan).

Setelah melakukan wawancara dengan petugas gizi di Pukesmas Pabuaran dan


melihat hasil Laporan Gizi Puskesmas Pabuaran Tahun 2012, Beliau menuturkan bahwa
jumlah kunjungan ibu balita ke Posyandu untuk melakukan timbangan hanya sebanyak
kurang lebih setengah dari jumlah balita yang ada di wilayah tersebut. Berdasarkan
observasi langsung dengan menggunakan teknik wawancara kepada 10 ibu yang
mempunyai balita di Kelurahan Warudoyong,hanya 3 ibu yang aktif membawa
balitanya ke posyandu dengan kriteria usia berkisar >30 tahun, dengan rata- rata
lulusan sekolah menengahatas, dan hampir semua adalahiburumahtangga. Dan ketika
ditanya mengenai posyandu, rata- rata dari ke 3 ibu mengetahui tentang Posyandu yang
meliputi pengertian Posyandu, tujuan Posyandu, manfaat Posyandu, sasaran dan
kegiatanPosyandu.

Sedangkan tujuh dari sepuluh ibu jarang untuk membawa balitanya ke


Posyandu, yang dimanakarakteristik usia dari ke tujuh ibu balita yang jarang untuk
membawa balitanya ke Posyandu berkisar >20 Tahun, dengan rata- rata lulusan sekolah
menengahatas, dan hampir semua adalahpekerjaburuh pabrik. Dan ketika ditanya
mengenai Posyandu, hampir dari ke 7 ibu tidaktahu tentang Posyandu yang meliputi
pengertian Posyandu, tujuan Posyandu, manfaat Posyandu, sasaran dan kegiatan
Posyandu.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor-


Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Kunjungan Ibu Yang MempunyaiBalita (Usia
12- 59 Bulan) Ke Posyandu Di Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmas
Pabuaran Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi.
METODE
Peneliti menggunakan jenis penelitian korelasional. Penelitian korelasional
adalah penelitian yang bertujuan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau lebih
serta seberapa jauh korelasi yang ada antara variabel yang diteliti (Hidayat,
2010).Dengan pendekatan cross sectional, yaitu dimana data yang menyangkut variabel
bebas dan terikat dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan, atau yang dapat
mengukur variabel Independen dan Variabel Dependen pada waktu yang bersamaan.
Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kunjungan Ibu Yang Mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan) Ke Posyandu Di
Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran Kecamatan Warudoyong
Kota Sukabumi.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmas
Pabuaran Kota Sukabumi yang dimulaisejak bulan Maret sampai dengan Bulan Juli
2013.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu Balita (Usia 12- 59 Bulan) yang
terdaftar di Posyandu diKelurahan Warudoyong yaitusebanyak 255 orang. Namun
sebanyak 10 orang sudah menjadi responden dalam survey pendahuluan sebelumnya.
Sehingga populasinya menjadi 245 orang responden. Dan sampel dalam penelitian ini
adalah sebagian Ibu Balita (Usia 12- 59 Bulan) yang terdaftar di Posyandudi Kelurahan
Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran Kota Sukabumi.Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian Ibu Balita (Usia 12- 59 Bulan) yang terdaftar di
Posyandudi Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran Kota
Sukabumidan memenuhi kriteria responden yang telahditetapkanolehpeneliti dengan
ukuran sampel menggunakan rumus slovin maka jumlah sampelnya sebanyak
152responden dengan cara pengambilan sampel menggunakan sampling cluster.
HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pengaruh Umur Terhadap Kunjungan Ibu Balita (Usia12- 59 Bulan) Ke


Posyandu Di Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran
Kota Sukabumi.

Tabel 1. Pengaruh Umur Terhadap terhadap Kunjungan Ibu Balita (Usia12- 59 Bulan) Ke Posyandu
Kunjungan ke posyandu Koefisien
Umur Total P value
Rutin Tidak rutin kontingensi
< 32 tahun 30 38 68
≥ 32 tahun 60 24 84 0,001 0,266
Total 90 62 152

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat Ibu yangmempunyai Balita (Usia 12- 59


Bulan) darijumlah 68 Ibuberumur < 32 Tahun mayoritas memiliki kunjungan ke
Posyandu tidak rutin sebanyak 38 responden atau 55,9 %.Sedangkan
untukIbuBalitaumur ≥ 32 Tahun dari 84 Ibu Balita mayoritas kunjungan rutin yaitu
sebanyak 60 responden atau 71,4 %.
Berdasarkan hasil dari uji statistik diperoleh nilai nilai P value = 0,001 berarti <
0,05 yang menunjukan bahwa ada pengaruh antara umur dengan kunjungan Ibu Balita
ke Posyandu dengan nilai koefisien kontingensi 0,266dannilai Q = 0,37 yang
menunjukan bahwa keeratan pengaruh umur dengan kunjungan Ibu Balita ke
Posyanducukuperat.
Dengan melihat adanya pengaruh antara umur dengan kunjungan ibu balita ke
posyandu, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yamin (2003) yang
menyebutkan bahwa perilaku ibu dalam pemanfaatan posyandu dipengaruhi oleh umur
ibu, artinya semakin bertambah usia ibu semakin rutin pemanfaatan Posyandu. Hasil ini
juga sejalan dengan penelitian Eddy (2000), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara umur Ibu yang mempunyaiBalita (Usia 12- 59 Bulan) dengan
cakupan penimbangan.

b. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kunjungan Ibu Balita (Usia12- 59 Bulan) Ke


Posyandu Di Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran
Kota Sukabumi.

Tabel 2
Pengaruh Pendidikan Terhadap Kunjungan Ibu Balita (Usia12- 59 Bulan) Ke Posyandu
Kunjungan ke posyandu
Pendidikan Total P value Koefisien kontingensi
Rutin Tidak rutin
Pendidikan dasar 8 22 30
Pendidikan
67 34 101 0.000
menengah 0,314
Pendidikan tinggi 15 6 21
Total 90 62 152

Berdasarkan Tabel2 dapat dilihat bahwa dari 30 Ibu yang mempunyai Balita
(Usia 12- 59 Bulan) dengan pendidikan dasar mayoritas memiliki kunjungan ke
Posyandu tidak rutin sebanyak 22 responden atau 73,3 %. Sedangkan dari 101 Ibu yang
mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan) dengan pendidikan menengah mayoritas
kunjungan rutin yaitu sebanyak 67 responden atau 66,3%. Dan dari 21 Ibu yang
mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan) dengan pendidikan tinggi mayoritas rutin yaitu
sebanyak 15 responden atau 71,4 %.
Berdasarkan hasil dari uji statistik diperoleh nilai P value = 0,000 berarti < 0,05
yang menunjukan ada pengaruh antara pendidikan dengan kunjungan Ibu Balita ke
posyandu. Dengan nilai koefisien kontingensi 0,314 dannilai Q = 0,44 yang
menunjukan bahwa keeratan pengaruh pendidikan dengan kunjungan Ibu Balita ke
Posyandu cukuperat.
Dengan melihat adanya pengaruh antara pendidikan dengan kunjungan ibu balita
ke posyandu, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Harinto (1992) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara pendidikan responden dengan partisipasi
mereka ke Posyandu.
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktoryang penting dalam tumbuh
kembang anak karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat menerima segala
informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana
menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya (Soetjiningsih, 1995 dalam
Khalimah (2007). Selain itu pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin banyak pula
pengetahuan yang mereka miliki. Sebaliknya, jika pendidikan rendah, maka akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-
nilai baru yang diperkenalkan.
c. Pengaruh Pekerjaan Terhadap Kunjungan Ibu Balita (Usia12- 59 Bulan) Ke
Posyandu Di Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran
Kota Sukabumi.

Tabel3Pengaruh Pekerjaan Terhadap Kunjungan Ibu Balita (Usia12- 59 Bulan) Ke Posyandu.


Kunjungan ke
posyandu Koefisien
Pekerjaan Total P value
Tidak kontingensi
Rutin
rutin
Bekerja 13 47 60

Tidak bekerja 77 15 92 0,000 0,525

Total 90 62 152

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Ibu yang mempunyai Balita (Usia 12-
59 Bulan),darijumlah 60 Ibu yang bekerja mayoritas memiliki kunjungan ke Posyandu
tidak rutin sebanyak 47 responden atau 78,3 %. Sedangkan darijumlah 92 Ibu yang
tidak bekerja mayoritas kunjungan rutin yaitu sebanyak 77 responden atau 83,7 %.
Berdasarkan hasil dari uji statistik diperoleh nilai P value = 0,000 berarti < 0,05
yang menunjukan ada pengaruh antara pekerjaan dengan kunjungan ibu balita ke
Posyandu dengan nilai keofisien kontingensi 0,525dannilai Q = 0,74 yang menunjukan
bahwa keeratan pengaruh pekerjaan dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu
sangaterat.
Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup padat akan
mempengaruhi ketidakhadiran dalam pelaksanaan pelayanankesehatan. MenurutLeni
Tranmianingsih (2011), bahwaPada umumnya orang tua yang tidak mempunyai waktu
luang, sehingga dengansemakin tingginya aktivitas pekerjaan orang tua
makaakansemakin sulit untukdatangkepelayanankesehatan.
Dengan melihat adanya pengaruh antara pekerjaan dengan kunjungan Ibu yang
mempunyaiBalita (Usia 12- 59 Bulan) ke Posyandu. Hasil penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian Sambas (2002) yang menyatakan bahwa ibu balita yang bekerja tidak
mempunyai peluang baik untuk berkunjung ke Posyandu dibandingkan dengan ibu yang
tidak bekerja.
Adanya hubungan kemungkinan disebabkan oleh ibu balita yang bekerja tidak
mempunyai waktu luang, sehingga semakin tinggi aktivitaspekerjaan ibu maka semakin
sulit ibu datang ke Posyandu. Asumsi lain kemungkinan karena Posyandu
diselenggarakan pada hari kerja dan jam kerja yaitu diselenggarakan mulai jam 09.00
hingga 12.00 WIB pada hari kerja sehingga ibu yang bekerja tidak dapat membawa
anaknya ke Posyandu. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Widiastuti (2006)
yang menyatakan bahwa ibu yang bekerja menyebabkan tidak membawa anaknya ke
Posyandu untuk ditimbang karena faktor bekerja penghambat ibu balita dalam
memanfaatkan penimbangan anak balitanya di Posyandu.
Salah satu penyebab seseorang tidak berpartisipasi baik ke Posyandu adalah
karena pekerjaan. Seseorang yang mempunyai pekerjaan dengan waktu yang cukup
padat akan mempengaruhi ketidak hadiran dalam pelaksanaan Posyandu.
d. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kunjungan Ibu Balita (Usia12- 59 Bulan) Ke
Posyandu Di Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran
Kota Sukabumi.

Tabel 4Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kunjungan Ibu Balita (Usia12- 59 Bulan) Ke


Posyandu.

Kunjungan ke posyandu Koefisien


Pengetahuan Total P value
kontingensi
Rutin Tidak rutin
Baik 70 20 90
Cukup 15 21 36
0,000 0,431
Kurang 5 21 26
Total 90 62 152

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 90 Ibu yang mempunyai Balita
(Usia 12- 59 Bulan) dengan pengetahuan baik mayoritas memiliki kunjungan ke
Posyandu rutin sebanyak 70 responden atau 77,8 %. Sedangkan dari 36 Ibu yang
mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan) dengan pengetahuan cukup mayoritas kunjungan
tidak rutin yaitu sebanyak 21 responden atau 58,3%. Dan dari 26 Ibu yang mempunyai
Balita (Usia 12- 59 Bulan) dengan pengetahuan kurang mayoritas tidak rutin yaitu
sebanyak 21 responden atau 80,8 %.
Berdasarkan hasil dari uji statistik diperoleh nilai P value = 0,000 berarti <0,05
yang menunjukan ada pengaruh antara pengetahuan denga kunjungan ibu balita ke
posyandu dengan nilai keofisien kontingensi 0,431 dannilai Q = 0,60 yang menunjukan
bahwa keeratan pengaruh pengetahuan dengan kunjungan ibu balita ke Posyandu erat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase Ibu Balita yang
berpartisipasi tidak aktif ke Posyandu lebih banyak pada ibu balita yang memiliki
pengetahuan kurang dibanding dengan ibu balita yang memiliki pengetahuan baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tuti (1989) bahwa pengetahuan ibu
tidak berhubungan secara bermakna dengan kehadiran ibu balita ke Posyandu.

Pada dasarnya, pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan akan lebih
baik daripada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang adalah pengetahuan. Namun, pembentukan perilaku
itu sendiri tidak semata-mata berdasarkan pengetahuan, tetapi masih dipengaruhi oleh
banyak faktor yang sangat kompleks.

MenurutLawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007), menempatkan


pengetahuan sebagai faktor predisposisi, yaitu faktor yang mempermudahatau
mempredisposisikan terjadinya perilaku sesorang. Pengetahuan seseorang akan suatu
program kesehatan akan mendorong orang tersebut mau berpartisipasi didalamnya.

Dan kenyataanya bahwa dari sebagian besar Ibu yang mempunyai Balita (Usia
12- 59 Bulan) Di Kelurahan Warudoyong yang tidak rutin berkunjung ke posyandu
untuk melakukan penimbangan, mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui fungsi
dan manfaat dari pelayanan Posyandu yang selalu di selenggarakan oleh pihak
Puskesmas sendiri. Hal tersebut diakibatkan oleh belum optimalnya informasi yang
diberikan oleh pihak puskesmas baik ketika diselenggarakannya posyandu ataupun
diluar kegiatan Posyandu.
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitiandapatdisimpulkanbahwaFaktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Terhadap Kunjungan Ibu Yang MempunyaiBalita(Usia 12- 59 Bulan)
Ke Posyandu Di Kelurahan Warudoyong Wilayah Kerja Puskesmas Pabuaran
Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi adalah sebagai berikut :

1. Sebagian besar umur Ibu yang mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan) di kelurahan
Warudoyong berada pada rentang ≥ 32 Tahun.
2. Sebagian besar pendidikan Ibu yang mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan) di
kelurahan Warudoyong adalah Pendidikan Menengah.
3. Sebagian besar pekerjaan Ibu yang mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan) di
kelurahan Warudoyong adalah Tidak Bekerja.
4. Berdasarkan hasil analisa didapat sebagian besar pengetahuan Ibu yang mempunyai
Balita (Usia 12- 59 Bulan) di kelurahan Warudoyong adalah Baik.
5. Berdasarkan hasil analisa didapat sebagian besar kunjungan Ibu yang mempunyai
Balita (Usia 12- 59 Bulan) di kelurahan Warudoyong adalah Kunjungan Rutin.
6. Terdapatpengaruh Umur Ibu yang mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan) terhadap
kunjungan ke Posyandu di kelurahan Warudoyong.
7. Terdapat pengaruh Pendidikan Ibu yang mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan)
terhadap kunjungan ke Posyandu di kelurahan Warudoyong.
8. Terdapat pengaruh Pekerjaan Ibu yang mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan)
terhadap kunjungan ke Posyandu di kelurahan Warudoyong.
9. Terdapat pengaruh Pengetahuan Ibu yang mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan)
terhadap kunjungan ke Posyandu di kelurahan Warudoyong.
10. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kunjungan ke Posyandu di kelurahan
Warudoyong adalah Variabel Pekerjaan.
b. Saran
1. Bagi Puskesmas Pabuaran
Dengan melihat salah satu kenyataan bahwa dari sebagian besar Ibu yang
mempunyai Balita (Usia 12- 59 Bulan) Di Kelurahan Warudoyong yang tidak rutin
berkunjung ke posyandu untuk melakukan penimbangan, mengatakan bahwa
mereka tidak mengetahui fungsi dan manfaat dari pelayanan Posyandu yang selalu
di selenggarakan oleh pihak Puskesmas sendiri. Hal tersebut diakibatkan oleh
belum optimalnya informasi yang diberikan oleh pihak puskesmas baik ketika
diselenggarakannya posyandu ataupun diluar kegiatan Posyandu. Sehingga
disarankan supaya pihak puskesmas untuk melakukan penyuluhan mengenai
pentingnya berkunjung ke posyandu secara rutin kepada masyarakat yang termasuk
didalamnya Ibu yang mempunyai Balita (usia 12- 59 bulan), dan penyuluhan
tersebut bisa dilakukan baik ketika penyelenggaraan ataupun diluar
penyelenggaraan posyandu.
2. Peneliti selanjutnya
Melalui penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan
bacaan untuk peneliti selanjutnya dalam kaitannya dengan faktor– faktor yang
mempengaruhi terhadap kunjungan Ibu yang mempunyai Balita ke Posyandu dan
diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan menambahkan variabel lain yang
belum diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta : PT RinekaCipta

Badan pusat statistic.Survei demografi dan kesehatan Indonesia. Jakarta :2012

Choirunisa.2009. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta : Moncer


Publisher

Depkes RI. 2010. Rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015

DepKes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Salemba Medika

Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.Cakupan d/s per puskesmas di Kota Sukabumi tahun 2012

Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.Laporan tahunan puskesmas pabuaran tahun 2012

Handoko. 2008. Statistik kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press

Hidayat, Alimul Aziz. 2011. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.
Jakarta: Salemba Medika

Hindahmuaris. 2012.Sarapan sehat untuk anak balita. Jakarta : Gramedia pustaka Utama

Hutagalung S. 1992. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam


Menimbangkan Anaknya Di Posyandu Kotip Palu, Propinsi Sulawesi Tengah. Tesis.
Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat UI.

Imah J. 2011. Gambaran tingkat pengetahuan ibu balita tentang kunjungan balita di
posyandu perum boromukti permai banyuurip purworejo.Universitas Negeri Surabaya.

Juarsa K. 2004. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Cakupan Penimbangan Balita
Di Posyandu Wilayah 1 Kabupaten Pandeglang Tahun 2004.Tesis. Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.

Kementriankesehatan RI.Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta :2011

Kozier Barbara. 2010. Fundamental keperawatan. Konsep, proses danpraktik. Jakarta : EGC

Leni T. 2012.Faktor Penyebab Ketidakhadiran Ibu Yang Memiliki Balita KePosyandu Di


Desa Banjar Seminai Kecamatan Dayun Kaabupaten Siak. Jurnal Penelitian.

Maharsi R. 2007. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Balita Datang Ke
Posyandu Di Wilayah Kecamatan Bekasi Utara Kota BekasiTahun 2007.Tesis.
Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat UI.

Mubarak, I. W. 2010. Ilmu kesehatan masyarakat.Jakarta : SalembaMedika


Musyrifatul J. 2011.Pengaruh tingkat Pendidikan, Pengetahuan, jarak tempat tinggal, dan
sikap ibu kepada pelayanan petugas puskesma sterhadap frekuensi kunjungan ibu
keposyandu di kabupaten lamongan.UniversitasNegeri Surabaya.

Nita K. 2011.Faktor- faktor yang berhubunga ndengan partisi pasi ibu balita dalam
pemanfaatan pelayanan gizi balita di posyandu kelurahan sukasari kecamatan
tangerang kota tangerang tahun 2011.Universitas islam negeri syarif hidayatullah.

Notoatmodjo.2003 .Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: RhinekaCipta

_______.2007.Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: RhinekaCipta

_______. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: RhinekaCipta

Nursalam. 2011. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta :
SalembaMedika
SaadahNurlailis. 2012. Hubungan Antara Kelengkapan Fasilitas Posyandu Dengan
Partisipasi Masyarakat Di Posyandu (Di Wilayah KerjaPuskesmasSaradan, Madiun).
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, Volume iii Nomor 3, juli 2012

Sambas G. 2002. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Ibu- Ibu Anak
Balita Ke Posyandu Di Kelurahan Bojongherang kabupaten Cianjur.Tesis. Program
Studi IlmuKesehatan Masyarakat Pasca Sarjana UI.

Sudarti, Kresno. 2008. LaporanPenelitianStudiPemanfaatanPosyandu Di Kelurahan


Cipinang Muara Kecamatan Jatinegara Kodya Jakarta TimurTahun 2007.Tesis.
Program StudiIlmu Kesehatan Masyarakat PascaSarjana UI.

Soetjiningsih. 2001. Tumbuhkembanganak. Jakarta : EGC

id.wikipedia.org. Wiki. 2013. Balita. 8 April 2013

http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1196/1/jurnal%20leni%20tranmianingsih.pd
fdiaksestanggal 05 april 2013

http://www.slideshare.net/tiofanni/kti-tio-fanny-sitorus-08040-atvii-th2011diaksestanggal 05
april 2013

http://www.geocities.ws/klinikikm/epidemiologi/metode.htmdiaksestanggal 05 april 2013

http://www.geocities.ws/klinikikm/epidemiologi/metode.htmdiaksestanggal 05 april 2013

You might also like