You are on page 1of 7
PEMERINTAH KABUPATEN JEPARA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Kartini No.1 Telp. (0291 } 591492 (10 saluran] Fax. 591037 Tix. 22764 email : bkd@jeparakab.go.id JEPARA_ 59411 KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 6°/ee TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEPARA TAHUN 2021 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEPARA Menimbang Mengingat bahwa dalam rangka peningkatan pelaksanaan tata kelola pelayanan dan kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara perlu disusun pedoman untuk mencegah dan menangani terjadinya benturan kepentingan pejabat dan pegawai di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara; bahwa untuk keperluan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 __ tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 385); Undang-Undang Nomor 31 ‘Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Tindak Pidana Korupsi (lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3874); Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Menetapkan PERTAMA, KEDUA. KETIGA KEEMPAT nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Jepara (Lembaran Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2016 Nomor 14, Tambahan Lembaran Dacrah Kabupaten Jepara Nomor 11). 6. Peraturan Bupati Jepara Nomor 4 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara. 7. Peraturan Bupati JeparaNomor 11 Tahun 2020 tentang Penanganan Benturan Kepentingan di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara; 8. Surat Keputusan Bupati Jepara Nomor 700/258 Tahun 2017 tentang Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara. MEMUTUSKAN : : KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN — DAERAH KABUPATEN JEPARA : Menetapkan Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. : Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan _ sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama menjadi Kerangka Acuan Kerja di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. : Atasan langsung pejabat atau/pegawai melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam diktum pertama: : Keputusan ini berlaku mulai tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jepara ‘i Pada tanggal 3 jamwery wel Lampiran : Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara Nomor: 700/09 /297) ‘Tanggal : Pane reel PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN JEPARA BABI PENDAHULUAN 1, Latar Belakang Dalam rangka optimalisasi kinerja di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara, perlu dilakukan upaya pencegahan dan penanganan terjadinya benturan kepentingan dari pejabat atau pegawai di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Jepara dalam pelaksanaan tugasnya. Potensi adanya benturan kepentingan harus dapat ditangani secara tepat sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku agar setiap pelaksanaan tugas dan fungsi dilandasi dengan pertimbangan profesional, obyektif, berintegritas, transparan, dan akuntabel sebagaimana amanat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan kepentingan 2. Tujuan Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan ini dimaksudkan a) Sebagai pedoman bagi pejabat dan pegawai di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Jepara untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi situasi-situasi benturan kepentingan; b) Menciptakan budaya pelayanan publik yang dapat mengenal, mencegah, dan mengatasi situasi-situasi benturan kepentingan secara transparan dan efisien tanpa mengurangi kinerja; c) Meningkatkan pelayanan publik dan mencegah adanya kerugian negara; d) Menegakkan integritas; ¢) Meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. 3. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman pelaksanaan ini meliputi aturan mengenai hal-hal yang terkait dengan prinsip, etika, dan tindakan yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi benturan kepentingan. 4. Pengertian Benturan kepentingan adalah situasi dimana pejabat atau pegawai diduga memiliki kepentingan pribadi terhadap setiap penggunaan wewenang sehingga dapat mempengaruhi kualitas pelayanan kepada masyarkat. Kepentingan pribadi adalah keinginan atau kebutuhan pejabat atau pegawai mengenai suatu hal yang bersifat pribadi sebagai akibat dari adanya hubungan afiliasi atau hubungan dekat atau balas jasa serta pengaruh dari pihak lain. Hubungan afiliasi adalah hubungan yang dimiliki oleh seorang pejabat atau pegawai dengan pihak tertentu baik karena hubungan darah, hubungan perkawinan, maupun hubungan pertemanan atau kelompok atau golongan yang dapat mempengaruhi keputusan dan atau tindakannya. Korupsi adalah perbuatan yang secara melawan hukum untuk memperkaya sendiri atau orang lain suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Kolusi adalah pemufakatan atau kerja sama secara melawan hukum antar pejabat atau pegawai atau antar pejabat atau pegawai dengan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara. Nepotisme adalah setiap perbuatan pejabat atau pegawai secara melawan hukum yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas yakni meliputi_pemberian uang, barang, komisi, dan fasilitas lainnya. BABII PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN 1. Prinsip Dasar Prinsip dasar dalam penanganan benturan kepentingan, sebagai berikut : a) Mengutamakan kepentingan umum; b) Menciptakan keterbukaan penanganan dan pengawasan benturan kepentingan; c}_Mendorong tanggung jawab pribadi dan sikap keteladanan pimpinan; @) Menciptakan dan membina budaya organisasi yang tidak toleran terhadap benturan kepentingan. 2. Identitas Bentuk, Jenis, dan Sumber Benturan Kepentingan. Identifikasi bentuk benturan kepentingan yang dapat terjadi di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara, antara lain : a) Penerimaan gratifikasi atau pemberian atau penerimaan hadiah atas suatu pelayanan; b) Penggunaan aset jabatan untuk kepentingan pribadi; c) Penggunaan informasi yang seharusnya dirahasiakan karena jabatan untuk kepentingan pribadi atau golongan; d) Memberikan akses khusus kepada pihak tertentu tanpa mengikuti prosedur yang seharusnya sehingga merugikan pengguna pelayanan lainnya; ¢) Proses pengawasan yang tidak mengikuti prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi; ) Penyalahgunaan jabatan; g) Menggunakan diskresi yang menyalahi wewenang . Sumber Benturan Kepentingan. a) Penyalahgunaan wewenang yaitu penyelenggaraan negara membuat keputusan atau tindakan yang tidak sesuai dengan tujuan atau melampui batas-batas pemberian wewenang yang diberikan oleh perataturan perundang-undangan; b) Perangkapan jabatan yaitu seorang penyelenggara negara menduduki dua atau lebih jabatan publik sehingga tidak bisa menjalankan jabatannya secara profesional, independen, dan akuntabel; c) Hubungan afiliasi (pribadi atau golongan) yaitu hubungan yang dimiliki oleh sesorang penyelenggara negara dengan pihak tertentu baik karena hubungan darah, hubungan perkawinan | maupun hubungan pertemanan yang dapat mempengaruhi keputusannya; 4) Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas yakni meliputi pemberian uang, barang, komisi, dan fasilitas lainnya; ¢) Kelemahan sistem organisasi yaitu keadaan yang menjadi kendala bagi pencapaian tujuan pelaksanaan kewenangan penyelenggara negara yang disebabkan karena struktur dan budaya organisasi yang ada. Pencegahan Terjadinya Situasi Benturan Kepentingan. Dalam rangka mencegah terjadinya situasi benturan kepentingan, maka setiap pejabat atau pegawai di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Jepara, dilarang untuk : a) Ikut dalam proses pengambilan keputusan apabila terdapat potensi terjadinya benturan kepentingan; b) Memanfaatkan jabatan untuk memberikan perlakuan istimewa kepada keluarga, kerabat, kelompok, atau pihak lain; c} Memegang jabatan publik lain yang patut diduga memiliki benturan kepentingan, kecuali sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; @) Melakukan transaksi atau menggunakan aset barang milik negara untuk kepentingan pribadi, keluarga atau golongan; e) Menerima, memberi, menjanjikan hadiah atau hiburan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan kedudukannya, termasuk dalam rangka hari raya keagamaan atau acara lainnya; f) Mengizinkan mitra usaha atau pihak ketiga memberikan sesuatu dalam bentuk apapun kepada pejabat atau pegawai di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Jepara. 5. Penanganan Benturan Kepentingan a) Pada prinsipnya seluruh pejabat atau pegawai di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Jepara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harus menghindarkan diri dari sikap, perilaku, dan tindakan yang dapat mengakibatkan terjandinya _benturan kepentingan; b) Dalam pengambilan keputusan dan atau tindakan terkait dengan tugas. dan fungsinya itu, pejabat atau pegawai di lingkungan Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Jepara harus mendasarkan diri pada : a. Peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Kode etik, pedoman perilaku, kewajiban, dan larangan pejabat atau pegawai. c. Profesionalitas, integritas, obyektifitas, independensi, transparansi, dan responsibilitas. Prinsip-prinsip pelayanan prima. . Tidak melakukan unsur kepentingan pribadi atau golongan. ‘Tidak dipengaruhi hubungan afiliasi. pee c) Dalam hal pejabat atau pegawai terlibat atau memiliki potensi untuk terlibat secara langsung dalam situasi benturan kepentingan, maka yang bersangkutan wajib melaporkan kepada atasan langsung dengan mencantumkan alasannya: 4) Pejabat atau pegawai yang tidak memiliki keterlibatan secara langsung, namun mengetahui adanya atau potensi adanya _benturan kepentingan, dapat melaporkan melalui Sistem Pelaporan Pengaduan Orang Dalam (Whistle Blowing System); ¢) Apabila pejabat atau pegawai berada dalam situasi benturan kepentingan, maka untuk mencegah terjadinya tindakan yang mengarah kepada penyimpangan atau korupsi, kolusi, dan nepotisme pegawai tersebut dapat melakukan salah satu atau beberapa tindakan sebagai berikut : a. Pengurangan (divestasi) kepentingan pribadi. b. Penarikan diri (recusal) dari proses pengambilan keputusan. c. Membatasi akses informasi d. Mutasi e, Pengambilan tugas dan tanggung jawab. f, Pengunduran diri dari jabatan. 6. Upaya yang diperlukan untuk Keberhasilan Penanganan Benturan Kepentingan : a) Komitmen dan keteladanan Diperlukan komitmen dan keteladanan dari seluruh pejabat atau pegawai dalam menggunakan kewenangannya secara baik dengan mempertimbangkan kepentingan lembaga, kepentingan _ publik, kepentingan pegawai, dan berbagai faktor lain. b) Perhatian khusus atau hal tertentu Perhatian khusus perlu dilakukan terhadap hal-hal tertentu yang dianggap beresiko tinggi yang akan dapat menyebabkan terjadinya situasi benturan kepentingan. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus antara lain : a. Hubungan afiliasi (pribadi, golongan) b. Kepentingan dalam pangadaan barang atau jasa c. Tuntutan keluarga dan komunitas 4. Kedudukan di organisasi lain e. Intervensi pada jabatan sebelumnya {, Perangkapan jabatan Pemantauan dan evaluasi Dalam pelaksanaan penanganan benturan kepentingan perlu dipantau dan dievaluasi secara berkala untuk menjaga agar tetap efektif dan relevan dengan lingkungan yang terus berubah. ALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PATEN JEPARA , M.Si.

You might also like