You are on page 1of 15

KEGIATAN PELAYANAN GIZI

RUMAH SAKIT
(D III Manajemen Rumah Sakit)

A. Penyelenggaraan Makanan
B. Asuhan Gizi
C. Penelitian dan Pengembangan
Gizi

A. Asuhan Gizi
Pengertian :
merupakan sarana dalam upaya
pemenuhan zat gizi pasien baik rawat
inap /rawat jalan.

Pelayanan gizi rawat inap = Terapi


Gizi Medik

Dalam pelayanan kesehatan Px


memerlukan 3 jenis asuhan (care) :
1. Asuhan Medik
2. Asuhan Keperawatan
3. Asuhan Gizi
Tujuan
Memenuhi kebutuhan zat gizi Px secara
optimal, baik berupa pemberian makanan
pada Px yang dirawat maupun konseling
gizi pada Px RJ.
Mekanisme Asuhan Gizi di RS
5 Aktifitas asuhan gizi

1. Diagnosis
masalah gizi

5. Evaluasi
atau 2. Menentukan
Pemantauan respon Px kebut zat gizi

Didukung oleh
Rekam Medik a.l :
- Administrasi
- Farmasi, dll

4. Pelaksanaan
pemberian zat gizi
oral/enteral/parenteral
3. Mempersiapkan
makanan/gizi

Dalam menentukan kebutuhan zat gizi Px, yang


perlu diperhatikan 3 macam kebutuhan Px yaitu :
1. penggantian (replacement)
2. pemeliharaan (maintenance)
3. penambahan akibat kehilangan (loss) yang
berkelanjutan dan untuk pemulihan jaringan.

Dengan berpedoman pada 5 T :


1.tepat zat gizi
2.tepat formula,
3.tepat bentuk
4.tepat cara pemberian
5.tepat dosis dan waktu.

3. Pelaksanaan Asuhan Gizi di RS


a. Tim Asuhan Gizi
Merupakan tim fungsional yang
mengkoordinasikan
penyelenggaraan asuhan gizi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan
dan evaluasi.

Tim Asuhan Gizi terdiri dari :


1. Dokter (pimpinan).
2. Nutrisionis/dietisien
3. Perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

Tugas : menyelenggarakan pelayanan gizi


paripurna kepada klien/Px terutama yang
membutuhkan terapi gizi, termasuk
pelayanan gizi pada Px RJ.
JALUR KOORDINASI TIM ASUHAN GIZI

Direktur

Komite Medik

Panitia Asuhan Gizi

Tim Dukungan Gizi Tim Dukungan Gizi

b. Peran Anggota Tim Asuhan Gizi


1. Dokter
a. Bertanggung jawab dalam aspek gizi yeng
terkait dengan keadaan klinis diagnosa
masalah gizi klien/Px.

b. Menentukan diet klien/Px bersama


nutrisionis/dietisien.

c. Memberikan penjelasan kepada klien/Px dan


keluarganya tentang peranan terapi diet.

d. Merujuk klien/Px untuk konseling dan terapi


gizi.
e. Pemantauan dan evaluasi berkala bersama
anggota tim selama klien/Px di rawat.

2. Nutrisionis/Dietisien
a. Mengkaji status gizi Px berdasarkan data
rujukan.

b. Melakukan anamnesis riwayat diet Px.

c. Menterjemahkan rencana diet ke dalam


bentuk makanan yang disesuaikan dengan
kebiasaan makan serta keperluan terapi.
d. Memberikan saran kepada dokter berdasarkan
hasil pemantauan/evaluasi terapigizi.
e. Memantau masalah yang berkaitan dengan
asuhan gizi kepada Px, bersama dengan
perawat ruangan.
f. Memberikan penyuluhan, motifasi dan
konseling gizi pada Px dan keluarganya.
g. Melakukan kunjungan keliling (visite) kepada
Px baik sendiri maupun bersama dengan Tim
Asuhan Gizi.
h. Mengevaluasi status gizi Px secara berkala,
asupan makanan dan bila perlu melakukan
perubahan diet Px berdasarkan hasil diskusi
dengan Tim Asuhan Gizi.
i. Mengkomunikasikan hasil terapi gizi kepada
semua anggota Tim Asuhan Gizi.
j. Berpartisipasi aktif dalam pertemuan/diskusi
dengan dokter, perawat, anggota tim asuhan
gizi lain, Px dan keluarganya, dalam rangka
evaluasi keberhasilan pelayanan gizi.
k. Menentukan rencana diet awal/sementara
bilamana belum ada penentuan diet dari
dokter.
l. Melakukan pemantauan interaksi obat dan
makanan bersama dengan Tim Asuhan Gizi
lainnya.

3 Perawat
a. Melakukan kerjasama dengan dokter dan
nutrisionis dalam memberikan pelayanan
gizi kepada Px.
b. Membantu Px pada waktu makan.
c. Melakukan pengukuran antropometri
untuk menentukan dan mengevaluasi
status gizi Px.
d. Bersama dengan nutrisionis memantau
masalah-masalah yang berkaitan dengan
asuhan gizi kepada Px.
e. Melakukan pemantauan, mencatat dan
melaporkan asupan makanan dan respon
klinis Px terhadap diet yang diberikan.

4. Farmasi
a. Melaksanakan permintaan obat dan
cairan parenteral berdasarkan resep resep
dokter.
b. Mendiskusikan keadaan/hl-hal yang
dianggap perlu dengan tim, termasuk
interaksi obat dan kesehatan.
c. Membantu mengawasi dan mengevaluasi
penggunaan obat dan cairan parenteral
oleh Px bersama perawat.
d. Jiuka perlu, menggantikan bentuk obat
dari jenis yang sama sesuai dengan
persetujuan dokter.
e. Bersama dengan nutrisionis melakukan
pemantauan interaksi obat dan makanan.

5. Tenaga kesehatan lainnya misalnya


rontgen dan labor.
a. Melakukan pemeriksaan rontgen dan
laboratorium sesuai permintaan dokter.
b. Bekerjasama dengan dokter dan perawat
untuk pemeriksaan rontgen dan
laboratorium.
c. Bertanggung jawab pada hasil
pemeriksaan rontgen dan laboratorium).
4. PROSEDUR KERJA ASUHAN GIZI DI RUANG RAWAT INAP

NO KEGIATAN MEKANISME UNSUR PEN.


TERKAIT JAWAB
1. Penentuan
Status Gizi
a. Klinis Dilakukan untuk setiap Px Dokter Dokter
baru dan dimonitor setiap
hari.

b. Deteksi Dilakukan pada setiap Px Dokter Dokter &


baru masuk Kepala
ruangan
c. Antropometri Penimbangan dilakukan Perawat/ Kepala
diukur BB dan seminggu sekali. Dietisien/ Ruangan
TB/PB Nutritionis

d. Laboratorium Glukosa darah, Hb, Urine Dokter/Ana Dokter/


lengkap, Feses lis Analis

e. Anamnesis Wawancara Dietisien/ Dietisien/


riwayat gizi Nutritionis Nutritionis

2. Intervensi

a. Klinis Mengatasi semua gejala Dokter/ Dokter


penyakit (hipoglikemia, Perawat
hipotermia,
dehidrasi,infeksi dll).

b. Diet  Menentukan diet Dokter/ Dietisien/


 Pemantauan Dietisien/ Perawat
 Konsumsi Nutritionis/
makanan Perawat
 Status gizi
 Penyuluhan gizi
 Pemberian diet
 Persiapan pulang
 Pencatatan gizi

3. Pelaporan Berdasarkan rekam Dokter/ Dokter/


medik : Dietisien/ Dietisien/
 Ruang rawat jalan Nutritionis/ Kepala
 Ruang rawat inap Perawat ruangan

5. ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP

A. Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan


Pengertian : Serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet, pelaksanaan
konseling diet hingga evaluasi rencana diet kepada klien/pasien
rawat jalan.
Tujuan : Memberikan pelayanan gizi kepada klien / Px rawat jalan agar
memperoleh asupan makanan yang sesuai dengan kondisi
kesehatannya.

Kegiatan meliputi :
1. Pengkajian status gizi
2. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakitnya.
3. Penentuan macam atau jenis diet sesuai dengan status gizi dan penyakitnya
serta cara pemberian makanan.
4. Konseling gizi.
5. Pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut terapi gizi (kunjungan
ulang/kunjungan rumah bila diperlukan).

Ad. 1. Pengkajian status gizi


a. Antropometri
 TB/PB dan BB
Kalau TB Px tidak dapat diukur maka dilakukan pengukuran
rentang lengan (separoh rentang lengan) atau tinggi lutut.
 LiLA
 Skin fold thickness
 Lingkar kepala
 Lingkar dada
 RLPP (Rasio Lingkar Pinggang Pinggul).

b. Pemeriksaan Fisik
Meliputi :
 Tanda-tanda klinis kurang gizi atau gizi lebih atau
obesitas.
 Sisten kardiovaskuler
 Sistem pernapasan
 Sistem gastrointestinal
 Sistem metabolik/endokrin
 Sistem neurologik/psikiatrik.

c. Laboratorium
Kegunaan : untuk mendeteksi adanya kelainan biokimia dalam
rangka mendukung diagnosa penyakit serta
menegakkan masalah gizi klie/Px.

Pemeriksaan laboratorium penting a.l :


 Pemeriksaan darah (Hb, Kolesterol total, HDL< LDL,
Gula darah, Ureum, Creatinin, Asam urat, Trigliserida dll)
 Urine (Glukosa, kadar gula, albumin dll).
 Feces
d. Riwayat gizi ============> anamnesis
 Kualitatif : untuk memperoleh gambaran kebiasaan
makan/pola makan sehari berdasarkan frekuensi penggunaan
bahan makanan.

 Kuantitatif : untuk mendapatkan gambaran asaupan zat gizi


sehari dengan cara recall 24 jam, yang diukur dengan
menggunakan food model.

Semua data diatas disimpulkan kemudian digunakan untuk penentuan


rencana diet.

Ad. 2. Penentuan Kebutuhan Gizi


Penentuan kebutuhan gizi diberikan kepada PX atas dasar status gizi,
pemeriksaan klinis dan data laboratorium.

Ad. 3. Penentuan Jenis Diet


Disesuaikan :
 Keadaan/penyakit PX
 Kemampuan PX menerima makanan

Prinsip : Menu Seimbang (Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat,


Vitamin,Mineral, Air dan Serat).

Ad. 4. Konseling Gizi


Hal yang perlu diperhatikan :
 Penetapan tujuan.
 Sasaran
 Strategi
 Materi
 Metode
 Penilaian dan tindak lanjut,

Tujuan : membuat perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku makan,


serta pola makan sesuai dengan kebutuhan klien/PX.

Ad. 5. Evaluasi dan Tindak Lanjut


Dapat diperoleh melalui kunjungan ulang PX ke Poli Gizi. Evaluasi
tersebut mencakup :
 Rencana diet yang diberikan dan kepatuhan PX menjalankan
rencana diet.
 Klinis dan hasil Laboratorium
 Status Gizi

B. Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap


Pengertian : Serangkaian proses kegiatan pelayanan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari perencanaan diet, hingga evaluasi
rencana diet pasien di ruang rawat inap.

Tujuan : Memberikan pelayanan gizi kepada Px rawat inap agar


memperoleh gizi yang sesuai dengan kondisi penyakit, dalam
upaya mempercepat proses penyembuhan.

Kegiatan meliputi :
1. Pengkajian status gizi
2. Penentuan kebutuhan gizi sesuai dengan status gizi dan penyakitnya.
3. Penentuan macam atau jenis diet sesuai dengan penyakitnya serta cara
pemberian makanan.
4. Konseling gizi.
5. Evaluasi dan tindak lanjut pelayanan gizi.

Ad. 1. Pengkajian status gizi


a. Antropometri
 TB/PB dan BB
Kalau TB Px tidak dapat diukur maka dilakukan
pengukuran rentang lengan (separoh rentang lengan) atau
tinggi lutut.
 LiLA
 Skin fold thickness
 Lingkar kepala
 Lingkar dada
 RLPP (Rasio Lingkar Pinggang Pinggul).

b. Pemeriksaan Fisik
Meliputi :
 Tanda-tanda klinis kurang gizi atau gizi lebih atau obesitas.
 Sisten kardiovaskuler
 Sistem pernapasan
 Sistem gastrointestinal
 Sistem metabolik/endokrin
 Sistem neurologik/psikiatrik.

c. Laboratorium
Kegunaan : untuk mendeteksi adanya kelainan biokimia dalam
rangka mendukung diagnosa penyakit serta
menegakkan masalah gizi klie/Px.

Pemeriksaan laboratorium penting a.l :


 Pemeriksaan darah (Hb, Kolesterol total, HDL, LDL,
Gula darah, Ureum, Creatinin, Asam urat, Trigliserida dll)
 Urine (Glukosa, kadar gula, albumin dll).
 Feces

d. Riwayat gizi ============> anamnesis


 Analisi PX rawat inap meliputi : asupan zat gizi,
pola makan, bentuk dan frekuensi makan serta pantangan
makanan.
 Asupan zat gizi diukur menggunakan food model
kemudian dianalisis menggunakan Daftar analisa Bahan
Makanan atau Daftar Bahan Makanan Penukar. Kajian data
gizi dapat juga dilakukan dengan menggunakan sofware,
contohnya "NutriClin".
 Hasil anamnesis dibandingkan dengan AKG
(Angka Kecukupan Gizi).

Ad. 2. Penentuan Kebutuhan Gizi


Penentuan kebutuhan gizi diberikan kepada PX atas dasar status gizi,
pemeriksaan klinis dan data laboratorium.

Ad. 3. Penentuan Macam dan Jenis Diet


Ditentukan oleh Dokter == dipelajari Dietesien menyusun diet ==
terjemahkan kedalam bentuk menu dan porsi serta frekuensi pemberian
makanannya.

Prinsip : Sesuai dengan kebutuhan dan memperhatikan zat gizi yang


dibutuhkan serta macam dan jumlah bahan makanan yang
digunakan.

Ad. 4. Konseling Gizi


Hal yang perlu diperhatikan :
 Penetapan tujuan.
 Sasaran
 Strategi
 Materi
 Metode
 Penilaian dan tindak lanjut,

Tujuan : membuat perubahan perilaku makan PX.

Hal ini akan terwujut :


 Penjelasan diet yang perlu dijalankan PX guna untuk proses
penyembuhan PX.
 Kepatuhan PX terhadap diet yang diberikan.
 Pemecahan masalah yang timbul dalam melaksanakn diet
tersebut.

Ad. 5. Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut


Pemantauan meliputi :
 Perubahan diet
 Bentuk makanan
 Asupan makanan
 Toleransi terhadap makanan yang diberikan
 Mual, muntah, keadaan klinis dan hasil labor, dll.

Tujuan : supaya pasien tidak mengalami Hospital Malnutrition


terutama pada pasien yang mengalami asupan makan
seperti mual, muntah dan nafsu makan rendah.

TERIMAKASIH

SELAMAT BELAJAR

MATERI KULIAH PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT


JURUSAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN MIPA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

DISAMPAIKAN
OLEH :

1. KHAIRUNNAS, DCN, MKes


2. WAZIRATUL ISRAR, SGz

You might also like