You are on page 1of 5

PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA

Nur Ahmad Fauzan (M0218063)


S1- Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami No. 36A Kentingan, Surakarta 57126

PENDAHULUAN
Sekarang ini penggunaan bahan bakar sangat tinggi sedangkan ketersedian sumber bahan
minyak bumi semakin menipis. Lama kelamaan ketersedian cadangan minyak bumi di dunia
ini pasti akan habis. Ini disebabkan unuk membuat bahan minyak bumi membutuhkan ratusan
tahun bahkan jutaan tahun dari fosil atau tulang yang terkubur sudah cukup lama. Oleh
karena itu masa-masa sekarang pemerintah maupun dari manapun lagi gencar-gencarnya
pengembangan dan penelitian mengeni energi terbarukan. Salah satu energi terbarukan yaitu
dari limbah tandan kosong kelapa.
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki
posis penting dalama sektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini
disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak,
kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar perhektanya di dunia. Kelapa sawit
merupakan komoditi andalan Indonesia yang perkembangnnya demikian pesat. Secara
umum, limbah dari pabrik dari pabrik kelapa sawit terdiri atas tiga macam yaitu limbah cair,
padat, dan gas. Limbah padat yang berasal dari proses pengolahan berupa tandan kosong
kelapa sait (TKKS), cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur sawit
dan bungkil (Nasution dkk, 2014).
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah berliognoselulosa yang belum
termanfaatkan secara optimal. Selama ini pemanfaatan tandan kosong hanya sebagai bahan
bakar boiler, kompos dan juga sebagai pengeras jalan di perkebunan kelapa sawit. Dari
tandan kosong kelapa sawit bisa digunakan sebagai bahan dasar bioetanol.
Bioetanol itu sendiri memiliki beberapa keunggulan diantara produk lainnya, diantaranya
memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi sehingga pembakarannya lebih sempurna,
memiliki nilai oktan yang lebih tinggi, dan lebih ramah lingkungan karena memiliki
kandumgan emisi gas CO yang lebih rendah ketimbang produk lainnya.

1
PEMBAHASAN
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu jenis limbah padat yang
dihasilkan dalam industri minyak sawit. Jumlah TKKS ini cukup besar karena hampir sama
dengan jumlah produksi minyak sawit mentah. Limbah tersebut belum banyak dimanfaatkan
secara optimal. Tandan kosong kelapa sawit memliki kandungan serat yang tinggi.
Kandungan TKKS adalah selulosa dan lignin. Bagian tandan kosong kelapa saiw yang
banyak mengandung selulosa adalah bagian pangkal dan bagian ujung tandan kosong sawit
yang agak runcing dan agak keras.
Bioetanol merupakan salah satu biofuel yang ada sebagai bahan bakar alternative yang
lebih ramah lingkungan. Biasanya pembuatan bioetanol menggunakan tebu dan jagung
sebagai bahan baku. Tetapi menggunakan bahan dasar dari tebu dan jagung menimbulkan
kontradiksi terhadap kebutuhan pangan. Oleh karena itu selulosa yang terkandung didalam
tandan kosong kelapa sawit memiliki potensi yang besar menjadi sumber biomasa dengan
kelimpahan yang cukup tinggi.
Bahan baku untuk proses produksi bioetanol diklarifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu
gula, pati, dan selulosa. Sumber gula yang berasal dari gula tebu, gula bit, molase dan buah-
buahan, dapat langsung dikonversi menjadi etanol. Sumber dari bahan seperti jagung,
singkong, kentang dan akar tanaman harus dihidrolisis terlebih dahulu menjadi gula. Sumber
selulosa yang berasal dari kayu, limbah pabrik kertas dan pulp, semuanya harus
dikonversikan menjadi gula dengan bantuan asam mineral. Biokonversi glukosa menjadi
bioetanol, memerlukan perantara mikroba lain yang umumnya menggunakan Saccharomyces
cereviceae dan zyminas mobilis. Bioetanol juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri
alkohol, campuran bahan bakar untuk kendaraan. Bioetanol yang dimanfaatkan sebagai bahan
campuran bahan bakar untuk kendaraan harus benar-benar kering supaya tidak menyebabkan
korosi, sehingga harus kurang lebih dari 95,5% sampai 100%. Bioetanol yang digunakan
sebagai bahan bakar mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya lebih ramah lingkungan,
karena bahan bakar tersebut memiliki nilai oktan 92 lebih tinggi dibandigkan premium yang
nilai oktannya 88, tetapi lebih rendah dibandingkan dengan pertamx yang nilai oktannya 94.
Hal itu menyebabkan bioetanol dapat menggantikan fungsi zat aditif yang sering
ditambahkan untuk memperbesar nilai oktan.
Dalam metode hidrolisis asam, biomasa ligni selulosa dipaparkan degan asam pada suhu
dan tekanan tertentu sampai waktu tertentu, dan menghasilkan monomer gula dari polimer
2
selulosa dan hemiselulosa. Beberapa asam yang umum digunakan untuk hidrolisis asam
antara lain, yaitu asam sulfat (H2SO4), asam perkolat, dan HCl. Asam sulfat yaitu asam yang
paling banyak dimanfaatkan untuk hidrolisis asam. Hidrolisis asam ada dua yaitu hidrolisis
asam pekat dan hidrolisis asam encer.
Fermentasi yaitu aktifitas mikroba pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang
diinginkan. Mikroba yang biasa digunakan dalam fermentasi adalah bakteri, khamir, dan
kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermnetasi adalah acetobacter xylimnum pada
pembuatan nata de coco, acetobacter aceti pada pembuatan asam asetat. Pada mulanya,
fermentasi yaitu pemecahan gula menjadi alkohol dan karbondioksida. Namun, banyak
proses fermentasi tidak selalu menggunakan substrat gula dan menghasilkna alkohol serta
karbondioksida. Dalam pembuatan bioetanol dari TKKS menggunakan proses fermentasi
yaitu memakai ragi roti (Saccaromyces cereviseae). Ragi roti tersebut dimasukkan kedalam
bubur TKKS yang sudah dihidrolisis.
Untuk tercapainya penggunaan bioetanol ada beberapa pihak yang harus mendukung
gagasan ini, anatar lain:
1. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah dapat berperan sebagai peran utama dalam kegaiatan
pengolahan TKKS ini menjadi bioetanol dengan memberikan dana riset dan mengatur
pelaksanaannya
2. Pemilik Perusahaan Kelapa Sawit
Pemilik perusahaan kelapa sawit berperan sebaga pihak yang membantu
pemerintah daerah untuk mengumpulkan, memilah, dan memisahkan limbah TKKS
untuk pengolahan yang lebih lanjut
3. Lembaga Riset dan Penelitian
Lembaga penelitian berperan dalam menguji kandungan lignin selulosa dan
keefesienan dalam menghasilkan bioetanol dari bahan TKKS, melakukan penelitian
yang lebih mendalam mengenai kelebihan dan kekurangan dari pembuatan bioetanol
dari TKKS dan mencar solusi yang lebih baik
4. Mahasiswa
Mahasiswa berperan sebagai pihak yang memberi himbauan dan sosialisasi
kepada masyarakat mengenai bioetanl berbahan dasar dari TKKS.
Selain pihak-pihak yang terkait, adapun langkah-langkah khusus untuk melakukan gagasa
ini, yaitu:
3
1. Merancang gagasan dan menyediakan alat yang dibutuhkan untuk melakukan
pembuatan bioetanol dari TKKS
2. Melakukan kerjasama antara pemerintah dan pemilik perkebunan kelapa sawit untuk
memisahkan limbah tandan kosong kelapa sawit dan bekerjasama untuk mengolahnya
3. Melakukan riset dan penelitian lebih lanjut mengenai penelitian pembuatan bioetanol
dari tandan kosong kelapa sawut supaya bisa lebih maksimal hasil bioetanolnya.
4. Mengadakan peyuluhan kepda masyarakat tentang pentingnya penghematan
penggunaan bahan bakar energi dan lebih baik mengguakan energi alternatif
5. Menyemournakan alat dan menguji keefektifan penggunaan alat pembuatan dan
pemanfaatan bioetanol tersebut.
Tahapan umtuk pembuatan bioetanol dari TKKS yaitu pertama-tama pengambilan bahan
limbah TKKS dari perkebunan kelapa sawit, kemudian tahap penelitian dan pengujian dari
produk apakah sudah sesuai dengan kebutuhan dan standar bahan bakar, selanjutnya tahap
pendistribusian yang diawali dengan sosialisasi kepada masyarakat mengenai produk
bioetanol dari TKKS. Lalu penyuluhan dan pemcerdasan masyarakat mengenai teknik
pembuatan bioetanol dari TKKS tersebut. Langkah strategis yang dilakukan yaitu
bekerjasama dengan lembaga penelitian dan riset untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
Membuat tata tertib dan prosedur pembuatan bioetanol oleh pemerintah dan Kementrian
ESDM. Lalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat oleh pemerintah dan lembaga sosial,
cetak dan penyuluhan langsung.
Keuntungan dalam pembuatan dan penggunaan bioetanol berbahan dasar tandan kosog
kelapa sawit ini, yaitu:
1. Bioetanol bisa menjadi sumber energi baru yang dapat diaplikasikan menjadi lebih
dari satu jenis energi seperti energi bahan bakar.
2. Bioetanol mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat serta
ramah lingkungan.
3. Bahan baku bioetanol ini yaitu limbah tandan kosong kelapa sawit sangat melimpah
di Indonesia
Dalam menerapkan bioetanol dari tandan kosong kelapa sawit pasti ada tantangan yang
akan dihadapi, yaitu:
1. Kurangnya peran serta pemerintah dan dinas perkebunan mengenai tandan kosong
kelapa sawit ini untuk dikembangkan lebih lanjut.

4
2. Informasi masyarakat mengenai bioetanol masih sangat minim sehingga dibutuhkan
sosialisasi proses pembuatan bioetanol ini kepada masyarakat luas baik pedesaan
maupun perkotaan.
3. Kurangnya edukasi dan kemampuan pembuatan bioetanol yang masih tergolong rumit
dan memerlukan biaya alat yang cuku besar membuat masyarakat kurang tertarik.
4. Dengan kondisi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan bahan bakar fosil
sehingga mereka enggan menggunakan energi alternatif ini.

KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan, dapat dsimpulkan bahwa pebuatan bioetanol dari
tandan kosong kelapa sawit sebagai sumber energi alternatif merupakan suatu solusi energi
terbarukan dimana kondisi masyarakat saat ini ketergantungan akan penggunaan energi dari
bahan dasar fosil. Bahan bioetanol yang diunakan beraal dari bahan yang selama ini banyak
dijumpai dan dihambur-hamburan di Indonesia. Namun bahan dasar tersebut berasal dari
sumber energi yang terbarukan. Pemilihan bahan dasar ini (tandan kosong kelapa sawit)
dikarenakan ketersediaan yang melimpah di Indonesia sehingga dapat dijadikan energi
alternatif dan kandungan lignin dan selulosa yang terkandung didalamnya cukup tinggi.
Diharapkan dengan adanya energi alternatif ini krisis energi menghilang, energi fosil tidak
akan habis, dan membantu melestarikan lingkungan. Dan berhrap kepda pihak terkait ingin
membantu dan ikut serta dalam mengembangkan dan menerapkan gagasn ini. Hal ini
bertujuan supaya Indonesia dapat memenuhi kebutuhan energi di tengah krisis yang terjadi
pada saat sekarang ini, sehingga kelangkaan pasokan energi di Indonesia dapat teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution, H. S. H. C. G. J., 2014. Pertumbuhan Bibit kelapa sawit (Elseis guineensis Jacq.) Pada
berbagai perbandingan media tanam solid decanter dan tandan kosong kelapa sawit pada sistem
sigle stage. Jurnal online Agroteknologi, 2(2), pp. 691-701.

You might also like