You are on page 1of 17

TORSI (PUNTIR)

DEFINISI

Momen yang bekerja terhadap sumbu longitudinal


elemen struktur disebut “Momen Puntir/Torsi/Momen
Torsi.

1
PENGGOLONGAN TORSI

Torsi yang terjadi pada elemen struktur dapat


digolongkan menjadi 2 type:
 Torsi statis tertentu
Torsi Equilibrium
 Torsi statis tak tentu
Torsi Kompatibilitas

TORSI EQUILIBRIUM

Torsi Equilibrium:
Kesetimbangan struktur tergantung dari kekuatan torsi
elemen struktur tersebut. Kebutuhan kekuatan torsi
komponen struktur harus disediakan.

2
TORSI KOMPATIBILITAS
Torsi kompatibilitas:
Kesetimbangan struktur tidak tergantung dari kekuatan torsi
elemen struktur.

TEGANGAN GESER AKIBAT TORSI PADA


PENAMPANG UTUH

 Penampang solid bulat.


 = 0  sumbu batang
 = maksimum  tepi
penampang

 Penampang solid segiempat

 = 0  sumbu batang dan sudut-sudut


penampang
 = maksimum  tepi penampang

3
ELASTIC SHEAR STRESS DISTRIBUTION

Distribusi tegangan geser elastis pada penampang


dapat ditunjukkan dengan Soap-Film Analogy.

TORSIONAL ELASTIC SHEAR STRESS


 Tegangan geser elastis maksimum pada penampang bulat:

 Tegangan geser elastis maksimum pada penampang


segiempat:

4
TORSIONAL ELASTIC SHEAR STRESS

 Pendekatan nilai  dapat dihitung dengan:

 Untuk penampang terdiri dari beberapa segiempat,


maka:

TORSIONAL PLASTIC SHEAR STRESS


 Soap Film Analogy hanya berlaku untuk kondisi elastis. Untuk
kondisi plastis, tegangan geser adalah konstan untuk setiap titik
sehingga perlu penggambaran yang memiliki constant slope
pada kondisi plastis. Oleh karena itu, bentuk kerucut untuk
penampang bulat dan piramida untuk penampang segiempat
merupakan penggambaran kondisi ini. Hal ini dikenal sebagai
Sand Heap Analogy.
 Tegangan geser plastis untuk penampang solid segiempat:

1
0

5
PERILAKU R/C AKIBAT TORSI

Torsi Murni.
Perilaku balok segiempat dengan tulangan longitudinal pada tiap
sudut dan sengkang tertutup dibebani torsi dapat dilihat pada
gambar berikut:

Titik A: awal terjadi retak


Jarak A-B: Redistribusi Torsi
sebelum retak ke tulangan
Selanjutnya retak menjalar ke
pusat penampang
mengakibatkan penampang
tidak efektif.

11

PERILAKU R/C AKIBAT TORSI


 Perbandingan ketahanan torsi antara balok penampang solid
dengan hollow yang memiliki dimensi dan tulangan sama.
• Tcr hollow section < Solid section
• Kekuatan batas kedua penampang
sama, ini menunjukkan kekuatan
penampang R/C retak ditentukan oleh
kulit luar atau tabung beton dengan
tulangan.
• Setelah terjadi retak, keruntuhan dapat
terjadi akibat dari:
• Sengkang leleh
• Tulangan longitudinal leleh
• Sengkang dan tulangan
longitudinal leleh
• Beton diantara retak hancur (over
R/C beam) 1
2

6
KOMBINASI TORSI, MOMEN, GESER
Torsi jarang terjadi sendirian, umumnya juga terjadi momen dan
gaya geser. Balok tanpa sengkang dibebani dengan berbagai rasio
torsi dan geser didapat kurva batas bawah data dinyatakan sebagai
¼ ellipse.

1
3

METODE DESAIN UNTUK TORSI


Dua teori yang sangat berbeda untuk kekuatan torsi R/C:
1. Skew Bending Theory; oleh Lessig (1959) dan Hsu (1968)
sebagai dasar ACI 1971 – 1989.
Teori ini menganggap sebagian geser dan torsi dipikul oleh
beton sedangkan sisanya dipikul oleh tulangan geser dan torsi.
Mode keruntuhannya termasuk bending pada permukaan skew
akibat dari retak melingkari tiga dari 4 sisi penampang.

2.Thin-Walled Tube/Plastic space truss model; oleh Lampert,


Lampert danThurlimann; Lampert dan Collins sebagai dasar
CEB-FIP, ACI-1995 dan CSA sejak 1973.
14

7
SKEW-BENDING THEORY (TEORI LENTUR MIRING)

Dengan t = tegangan tarik beton ft,


maka Torsi yang menyebabkan retak
diagonal:

Dengan  =1/3 utk memperhitungkan


bentuk penampang lain dan
kemungkinan kondisi plastis.
Kuat tarik beton dengan beban tekan
dan tarik:
1
5

CRACKING TORQUE, TCR

 Torsi Murni:

 Lentur + Torsi:

1
6

8
THIN-WALLED TUBE/PLASTIC SPACE TRUSS

 Model ini mengkombinasikan thin-walled tube analogy


dan plastic truss analogy untuk geser.
 Baik penampang solid maupun berlubang/hollow
diperhitungkan sebagai tube.
 Torsi dianggap akan dipikul oleh shear flow (q)
sepanjang keliling penampang.
 Setelah retak, tube diasumsikan sebagai hollow truss
terdiri dari sengkang tertutup, tulangan longitudinal dan
tekan diagonal.
 Tekan diagonal bekerja diantara retakan dengan sudut
kemiringan , umumnya diambil sebesar 45o 17

THIN-WALLED TUBE/PLASTIC SPACE TRUSS

 Thin-walled tube analogy:


Diagonal compressive
T stress at angle 
Shear flow path


Ao

Longitudinal
tensile force
Shear flow, q

 Space truss analogy:


T xo Stirrup
Crack

yo
V1
V2 V4
18
Longitudinal
Bar
Concrete compression diagonal V3

9
THIN-WALLED TUBE/PLASTIC SPACE TRUSS

Batas bawah untuk torsi diperhitungkan: Tulangan


torsi tidak diperlukan jika retak torsi tidak terjadi.
Pada torsi murni, tegangan tarik utama 1 = tegangan
geser ().

1
9

THIN-WALLED TUBE/PLASTIC SPACE TRUSS

 Retak akan terjadi jika tegangan tarik utama mencapai


kekuatan tarik beton akibat biaxial tension-
compression yang besarnya kurang dari uniaxial
tensile strength yaitu 1/3.(fc’)1/2.

 Pada SNI-2013, torsi harus diperhitungkan jika:

2
0

10
LUAS SENGKANG
Setelah beton retak, balok diidealisasikan sebagai
space truss. Shear flow q pada tiap-tiap wall;

Gaya geser pada sisi atas dan bawah:

Gaya geser pada sisi vertikal:

2
1

LUAS SENGKANG
Momen terhadap salah satu sudut:

Retak miring memotong sengkang:

2
2

11
LUAS SENGKANG
Sengkang harus mengimbangi V2 (asumsi sengkang
leleh)

Menurut SNI, sudut retak = 45o dan Ao = 0,85 Aoh


dengan Aoh = luas yang dibatasi oleh pusat ke pusat
sengkang terluar
2
3

NILAI T DAN AO MENURUT HSU

Hsu mengusulkan nilai t dan Ao yang lebih akurat:

dimana:
pc = keliling penampang beton sepanjang as sengkang;
Ac = luasan yang dikelilingi oleh pc.

MacGregor (2000), persamaan Hsu digunakan pada


penampang yang besar, menghasilkan luas tulangan lebih
kecil dari peraturan
2
4

12
LUAS TULANGAN LONGITUDINAL
 Tulangan longitudinal diperlukan untuk memikul komponen gaya tarik yang
terjadi pada space truss:

 Asumsikan tulangan leleh saat ultimate:

 Dalam desain Al dapat dinyatakan dalam luas sengkang;

2
5

DESAIN TORSI MENURUT SKSNI-1991


 Pengaruh Torsi dapat diabaikan bila: (3.4.6.1)

 Perhitungan Σx2y ditentukan sbb: (3.4.6.1.1)


 Penampang persegi atau bersayap, Σx2y harus dihitung
sebagai penampang persegi dengan cuatan sayap tidak lebih
dari 3 tebal sayap.
 Penampang persegi berongga dianggap sebagai penampang
persegi solid bila tebal dinding (h) > x/4;
Jika x/10 < h < x/4 dapat diperhitungkan sebagai penampang
solid dengan Σx2y dikalikan 4h/x;
Jika h < x/10 maka kekakuan dinding hrs diperhitungkan.
2
6

13
DESAIN TORSI MENURUT SKSNI-1991

 Penampang sejarak < d dari tumpuan, besarnya torsi yang


diperhitungkan adalah Tu,d
 Kuat momen torsi yang diperhitungkan:

 Kuat momen torsi nominal

2
7

DESAIN TORSI MENURUT SKSNI-1991

 Kuat momen torsi beton (Tc):

 Komponen struktur memikul gaya tarik yang cukup berarti,


tulangan torsi untuk memikul torsi total;

2
8

14
DESAIN TORSI MENURUT SKSNI-1991
 Bila Tu > Tc, maka diperlukan tulangan torsi yang berupa
sengkang dan tulangan longitudinal
 Persyaratan tulangan torsi:

 Tulangan torsi harus disediakan bersama-sama dengan


tulangan geser dan lentur
 Tulangan torsi boleh dikombinasikan dengan tulangan
lainnya.
 Tulangan torsi berupa sengkang tertutup dan tulangan
longitudinal.
 Kuat leleh tulangan torsi < 400 MPa
 Tulangan torsi harus disediakan minimum sejarak (bt+d)
29
diluar teoritis yang diperlukan.

DESAIN TORSI MENURUT SKSNI-1991


 Batasan spasi tulangan torsi:
 Spasi sengkang tertutup < nilai terkecil dari (x1+y1)/4
atau 300 mm.
 Spasi tulangan longitudinal l > D12 yang disebar
sekeliling penampang di dalam sengkang tertutup hrs
< 300 mm. Paling tidak tiap sudut penampang ada
1 buah tulangan torsi memanjang

30

15
DESAIN TORSI MENURUT SKSNI-1991
 Perencanaan tulangan Torsi:
 Bila Tu > Tc, maka diperlukan tulangan torsi:

 Luas tulangan longitudinal, Al, adalah nilai terbesar antara:

 Ts < 4Tc ; Jika tidak dipenuhi maka penampang harus diperbesar


3
1

DESAIN TORSI MENURUT SNI-2002


 Komponen R/C :

 Komponen R/C dengan gaya aksial tarik/tekan :

 Komponen P/C :

3
2

16
DESAIN TORSI MENURUT SNI 2847-2013

3
3

17

You might also like