You are on page 1of 5

“ Mewujudkan Mimpi “

-Penulis Leda Dwinta-


Kelas XI-2

Andi : "Shan, aku ingin cerita nih?"

Shani : "Cerita apa? Soal mimpi gilamu, kan? Kamu sekarang mau bermimpi apa lagi? Jadi
astronot? Atau, berkelana ke Planet Neptunus?"

Andi : "Hahaha, kau ini tahu saja. Aku memang mau menceritakan mimpiku. Tapi, mimpiku
kali ini tidak seaneh yang dulu. Kali ini, mimpi yang aku wujudkan ini lebih realistis. Aku ingin
jadi penulis novel, Shan. Tepatnya menjadi penulis novel fantasi. Kamu tahu sendiri kan kalau
aku ini tukang ngayal. Jadi, aku merasa bahwa menjadi penulis novel fantasi adalah impian yang
sepertinya bisa aku wujudkan."

Shani : "Widih, tumben-tumbenan mimpimu realistis, mana bagus juga lagi. Eh, ngomong-
ngomong, kamu udah bikin naskahnya belum?"

Andi : "Udah, dong. Malah kemarin aku kirim ke penerbit."

Shani : "Widih, mantap kali kalau begitu! Semoga naskah kamu diterima penerbit ya, Ndi."

Andi : "Aamiin. Makasih ya Shan."

Beberapa waktu kemudian.


Shani : "Ndi, bagaimana dengan naskah novel? Diterima penerbit tidak?"

Andi : "Enggak, nih, Shan. Malahan, aku disuruh revisi sama penerbitnya. Mana revisiannya
banyak lagi. Ah, sepertinya impianku untuk bikin novel fantasi bukanlah impian yang bisa aku
wujudkan."

Shani : "Yaelah, Ndi. Naskah kamu kan cuma disuruh direvisi; bukan ditolak. Jadi, naskah
kamu masih punya kesempatan buat diterbitkan oleh penerbit. Lagian, kalau tidak diterbitkan di
penerbit yang kamu tuju itu, kamu masih bisa kirim ke penerbit lain. Iya, kan?"

Andi : Iya sih, Shan. Eh, ngomong-ngomong, terima kasih ya atas masukannya."

Shani : "Sama-sama, Ndi."

Andi pun kembali merevisi naskah novelnya tersebut. Shani sebagai sahabatnya
pun terus memberi dukungan dan masukan kepada Andi. Singkat cerita, novel
fantasi karangan Andi pun terbit dan digemari oleh banyak pembaca.
“ Sahabat 3BG ”
- Penulis Suhani Afrilia -
Kelas XI-2

Kisah ini terjadi di sebuah sekolah terkenal bernama SMPN 1 Tunas Bangsa. Di sana ada suatu
persahabatan yang sangat erat, yang bisa mereka sebut dengan 3BG.

Di ruangan kelas yang terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi terjadi suatu
keributan, yang disebabkan salah seorang anggota 3BG.

Alwi : Kenapa ya... persahabatan 3BG kok sangat erat? Aku ingin persahabatan mereka jadi
putus, tapi bagaimana caranya? (diam sambil memikir sesuatu)

Alwi : Ah, aku punya ide, aku curi saja dompetnya Andin, dan setelah itu aku taruh saja di
tasnya Aulia. Andin dan Audy pasti akan akan menuduh Aulia.

Terlihat anggota 3BG masuk ke dalam kelas tertawa-tawa.

Andin : (sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan wajahnya sangat
gelisah)

Audy : Ada apa Din, kok kayaknya gelisah banget ?

Andin : Aduh gimana nih, dompetku hilang.

Aulia : Kok bisa hilang, mungkin ada di rumah kamu.

Andin : Enggak mungkin, tadi aku inget kok dompetku sudah aku masukkan ke dalam tasku.

(Tiba-tiba Alwi memotong pembicaraan mereka dengan lagak sok tahu)

Alwi : Aku tahu siapa yang mencuri dompet kamu.

Andin : Emangnya siapa Al?

Alwi : Dia adalah sahabatmu sendiri yang bernama Aulia.

Audy : Enggak mungkinlah dia yang mencuri dompetku, kamu kok sok tahu banget sih.

Alwi : Ya sudah kalau kamu enggak percaya, kamu geledah saja tasnya Aulia.

Andin : Maafkan aku Lia, aku harus menggeledah tas mu untuk membuktikan omong
kosongnya Alwi.

Aulia : Ya sudahlah enggak apa.


Andin dan Audy menggeledah tasnya Aulia dan beberapa lama kemudian dompet Andin
ditemukan di atasnya Aulia.

Alwi : Tuhkan bener kataku, Aulia si miskin itu yang mencurinya.

Andin : Kamu kok tega sih Aulia, kalau kamu butuh uang kamu tinggal bilang sama kami,
bukan begini caranya, selama kami selalu membantu kamu, tapi kamu kok tega banget.

Aulia : Tapi, bukan aku yang mencurinya.

Alwi : Terus kamu tuduh aku yang mencurinya, jelas dompet Andin ada di tas kamu kan?

Audy : Dasar, sudah dikasih hati malah minta jantung.

Andin : Mulai saat ini kamu tidak akan jadi sahabat kami lagi.
“ Pergaulan Bebas ”
- Penulis Sri Dewi Indah Lestari -
Kelas XI-2
Pagi itu di sebuah sekolah SMA, Bayu berlari menghampiri Jono, Liyana, Nina, Ardi, Mira, Cici,
dan Ahmad.
Bayu : "Teman-teman, kemarin ada salah seorang teman kita yang ditahan polisi karena terlibat
kasus narkotika."
Jono : "Iya, kemarin saya mendengar kabar burung, tetapi saya tidak mengetahui siapa anak
yang ditahan tersebut."
Nina : "Katanya kalau tidak salah dengar yang ditangkap polisi itu Riko anak kelas sebelah."
Ahmad: "Ya ampun, kasihan sekali, pasti dia ada masalah sehingga sampai mencoba obat-obatan
terlarang sebagai pelariannya. Di satu sisi, kejadian tersebut merusak nama baik sekolah kita."
Liyana : "Tetapi, bisa saja dia merupakan korban atau dijebak orang. Kita tidak boleh
menuduhnya sebagai pengguna terlebih dahulu sebelum ada bukti yang kuat."
Nina : "Setahuku, dia memang berasal dari keluarga cukup mampu, namun kurang kasih
sayang dari orang tuanya."
Ardi : "Benar kata Liyana, sekarang banyak oknum tidak bertanggung jawab yang menjebak
atau mencari korban lainnya."
Cici : "Sekarang memang sedang marak kasus narkotika di kalangan remaja. Hampir setiap
hari tayangan di televisi menyiarkan berita tentang kasus narkotika.
Ahmad: "Kita harus pandai-pandai memilih teman bergaul dan mewaspadai orang asing di
sekitar kita."
Mira : "Kasih sayang dan perhatian orang tua memang sangat berpengaruh pada kehidupan
remaja yang masih labil. Kalau orang tua terus mengabaikan anak-anaknya, mereka akan
terjerumus ke pergaulan bebas."
Bayu : "Katanya sih, dia tidak sampai dipenjarakan karena masih di bawah umur. Dia hanya
akan melewati tahap rehabilitasi dan kedua orang tuanya perlu diselidiki lebih jauh terkait
ketaktahuan mereka tentang anaknya yang sudah berulang kali menggunakan obat terlarang
tersebut."
Cici : "Semoga saja setelah direhabilitasi, Riko bisa sembuh dan bersekolah seperti biasanya."
Liyana : "Semoga saja, perjalanan hidup kita masih panjang. Usia kita sekarang ini merupakan
usia di mana kita menemukan jati diri dan merencanakan masa depan. Sangat disayangkan jika
tindakan buruk yang kita perbuat sekarang dapat menghancurkan masa depan kita."
Jono : "Mari kita bersama-sama saling mendukung dan mengingatkan supaya kita tidak
terjerumus ke dalam pergaulan bebas yang akan merusak masa depan kita. Kuatkan iman dan
terbuka kepada orang tua, keluarga, dan teman terdekat jika ada masalah agar kita tidak Depresi
dan memicu kita melakukan perbuatan terlarang seperti mencoba menggunakan narkotika!"

You might also like