You are on page 1of 3

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Perpajakan


Kode Mata Kuliah : EKSI4206
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang :
Nama Penelaah :
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan :
Edisi Ke- :

No Tugas Tutorial
1 Maulana status menikah, istri tidak bekerja, dan memiliki dua tanggungan sebagai
Wajib Pajak Pribadi baru yang terdaftar sejak 1 Maret 2020. Dalam penyelenggaraan
usahanya menggunakan pembukuan dengan penghasilan bruto bulan Maret 2020
sebesar Rp150.000.000,00 dan biaya yang diperkenankan sebesar Rp120.000.000,00.
Hitunglah PPh pasal 25 bulan Maret 2020!
2 Pada Bulan Juli, PT. Permata Nusa menyewa pesawat dari PT. Widya Artara dengan
biaya sewa/carter sebesar Rp250.000.000,00. PT. Widya Artara merupakan perusahaan
penerbangan dalam negeri. Berapakah PPh Pasal 15 terutang? Hitung dan beri
penjelasan!
3 Pengusaha Kena Pajak A melakukan ekspor Barang Kena Pajak dengan Nilai Ekspor
sebesar Rp25.000.000,00. Hitunglah berapa PPN terutang dan berikan penjelasan?
* coret yang tidak sesuai
Nama : Indra Kurniawan
NIM : 042772271

Jawab :
1. Besarnya PPh Pasal 25 bulan Maret 2020 :
Penghasilan bruto bulan Maret 2020 = Rp 150.000.000
Biaya yang diperkenankan = Rp 120.000.000 (-)
Penghasilan neto bulan Maret 2020 = Rp 30.000.000
Penghasilan neto disetahunkan
12 X Rp 30.000.000 = Rp 360.000.000
PTKP (K/2) = Rp 67.500.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 292.500.000
PPh Terutang:
5% X Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% X Rp 200.000.000 = Rp 30.000.000
25% X Rp 42.500.000 = Rp 10.625.000 (+)
Total PPh terutang setahun = Rp 43.125.000
Angsuran PPh Pasal 25 bulan Maret 2020
1/12 X Rp 43.125.000 = Rp 3.593.750
Sumber : Buku Materi Pokok Modul 6

2. Perhitungan PPh Pasal 15 adalah


1,8% X Rp250.000.000 = Rp 4.500.000,-
Jadi, Kesimpulannya bahwa perjanjian charter meliputi semua bentuk carter, termasuk
sewa ruangan pesawat udara baik untuk orang dan/atau barang (space charter), dengan
pengenaan Tarif pajak penghasilan PPh Pasal 15 atas Penghasilan bagi Wajib Pajak
Perusahaan Penerbangan Dalam Negeri adalah 1,8% dari peredaran bruto dan tidak bersifat
final senilai Rp 4.500.000.
Sumber : Buku Materi Pokok Modul 7

3. Pajak Pertambahan Nilai yang terutang = 0% x Rp25.000.000 = Rp0,00.


Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp0,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran.
Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0%, diterapkan atas :
a. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud
b. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud; dan
c. Ekspor Jasa Kena Pajak
Pengenaan tariff 0% tidak berarti pembebasan dari pengenaan pajak pertambahan nilai,
dengan demikian, Pajak Masukan yang telah dibayar untuk perolehan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak yang berkaitan dengan kegiatan tersebut dapat dikreditkan.
Sumber : Buku Materi Pokok Modul 8.

You might also like