Professional Documents
Culture Documents
Pedoman Tata Ruang Dan Peabot Perpustakaan Umum
Pedoman Tata Ruang Dan Peabot Perpustakaan Umum
PERPUSTAKAAN UMUM
PERPUSTAKAAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
2009
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
ISBN 978-979-008-303-5
027.4
Nara Sumber :
- Drs. Supriyanto, M.Si
- T. Syamsul Bahri, SH, M.Si
Penyusun:
- Paramita Atmodiwirjo, MArch, PhD
- Yandi Andri Yatmo, DipArch, MArch, PhD
Editor:
- Dra. Sri Sumekar, M.Si
- Dra. Indah Wuryani
Ilustrator:
- Arman Arief, S.Ars
- Indah Puspasari, S.Ars
- Susanto Ginanjar Putro, S.Ars
Kata Pengantar
iii
Buku pedoman ini diharapkan dapat digunakan oleh para pengelola
perpustakaan umum sebagai pedoman dalam penataan ruang dan perabot, agar
tercipta nilai estetika sesuai dengan kriteria.
Kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan buku pedoman ini, kami mengucapkan terima kasih.
iiii
Daftar Isi
Kata Pengantar i
BAB 1 PENDAHULUAN
Menuju Image Perpustakaan Umum Masa Kini 1
iii
BAB 5 TATA RUANG DAN PERABOT DALAM PERPUSTAKAAN
UMUM 52
5.1. Area Penerimaan 53
5.2. Area Koleksi 54
5.3. Area Membaca 55
5.4. Area Multimedia/Audiovisual 59
5.5. Area Kerja Petugas 60
5.6. Area Penunjang 62
Daftar Pustaka 72
iivi
BAB 1
PENDAHULUAN
MENUJU IMAGE PERPUSTAKAAN UMUM
MASA KINI
Tantangan utama bagi perpustakaan umum pada saat ini adalah dalam
upaya menarik minat masyarakat untuk berkunjung dan mengakses
informasi melalui perpustakaan. Seiring dengan derasnya arus informasi
dari berbagai sumber dan perkembangan gaya hidup masyarakat, maka
perpustakaan umum harus mampu bersaing dengan berbagai bentuk
informasi dan kegiatan rekreasi lain di tengah masyarakat. Perpustakaan
umum harus dapat membangun citra sebagai pusat kegiatan yang
menyenangkan dan terbuka bagi siapapun, dan bukan sebagai tempat
kegiatan yang kaku, formal, membosankan dan hanya ditujukan untuk
kalangan tertentu. Upaya membangun citra perpustakaan umum masa
kini dapat diwujudkan antara lain melalui desain tata ruang yang tepat.
Sebagai langkah awal dalam mewujudkan citra perpustakaan umum
masa kini, berikut ini adalah sejumlah prinsip-prinsip dasar yang perlu
diketahui dalam mengembangkan desain ruang perpustakaan umum.
1
v Perpustakaan umum menawarkan citra lingkungan yang
menyenangkan
Upaya menarik perhatian masyarakat terhadap perpustakaan harus
didukung dengan penataan ruang perpustakaan umum sebagai sebuah
lingkungan yang menyenangkan. Kesan umum yang sering timbul
bahwa perpustakaan merupakan tempat yang membosankan harus
diubah melalui penataan ruang yang menciptakan suasana yang
menyenangkan. Hal ini dapat dicapai melalui pengaturan tata letak
ruang, pemilihan perabot, warna ataupun dekorasi ruang yang
mendukung kesan menyenangkan.
2
v Perpustakaan umum terbuka bagi siapapun
Perpustakaan umum harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dari
berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga
lansia. Perpustakaan umum juga diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan kelompok masyarakat dari golongan sosial ekonomi yang
beragam. Selain itu pengguna berkebutuhan khusus juga harus dapat
menikmati layanan perpustakaan dengan mudah dan nyaman. Semua ini
dapat dicapai melalui penataan ruang untuk berbagai kelompok usia
serta penerapan prinsip-prinsip aksesibilitas dalam penataan ruang dan
perabot perpustakaan.
3
BAB 2
MENDIRIKAN PERPUSTAKAAN
UMUM
4
2.1. Akses ke Perpustakaan Umum
5
Perpustakaan yang ditempatkan di sekitar pusat perbelanjaan atau
tempat rekreasi dapat menjadikan masyarakat memandang
perpustakaan sebagai salah satu alternatif rekreasi yang juga menarik
untuk dikunjungi.
6
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk menjadikan perpustakaan umum
yang menampilkan citra perpustakaan masa kini melalui desain tampilan
luar dari perpustakaan umum yang baik dan mencitrakan identitas
masyarakat penggunanya. Perpustakaan umum perlu melepaskan diri
dari citra yang selama ini melekat sebagai instutusi yang formal, kaku
dan membosankan. Masyarakat saat ini mengharapkan citra
perpustakaan yang berkesan modern, maju dan menyenangkan,
sehingga desain tampilan luarpun perlu disesuaikan. Citra kebudayaan
lokal tetap dapat dipertahankan bila hal ini merupakan aspirasi
masyarakat setempat, dan dengan pengolahan rancangan yang baik
citra kebudayaan lokal ini dapat diupayakan untuk menjadikan tampilan
perpustakaan yang mampu menjadi identitas kebanggaan masyarakat.
7
BAB 3
KEBUTUHAN RUANG DALAM
PERPUSTAKAAN UMUM
8
Secara umum minimum luas ruang yang dibutuhkan untuk sebuah
perpustakaan umum adalah sebagai berikut;
9
Ruang pemanfaatan koleksi, baik berupa ruang baca ataupun ruang
pemanfaatan koleksi pandang dengar dan perpustakaan digital. Pada
perpustakaan umum yang menggunakan sistem terbuka (open access),
maka ruang pemanfaatan koleksi ini tidak perlu dipisahkan dengan
ruang koleksi.
Ruang penunjang, yang terdiri dari WC, gudang, lobi, ruang pamer
dan ruang pertemuan untuk kegiatan-kegiatan insidentil.
10
Jenis Perpustakaan Perpustakaan Perpustakaan
Ruang Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan
11
3.2. Prinsip Umum Penempatan Ruang
12
v Penempatan area anak, remaja dan dewasa
Pengguna perpustakaan umum terdiri dari berbagai usia, yaitu anak,
remaja dan dewasa, dengan karakteristik dan perilaku yang berbeda-
beda. Area untuk anak umumnya lebih didominasi oleh kegiatan
membaca santai, sementara area untuk remaja lebih banyak terkait
dengan membaca santai, diskusi dan pemanfaatan audiovisual atau
internet. Kegiatan membaca serius umumnya lebih banyak ditemui di
area koleksi umum. Penempatan ruang perlu mempertimbangkan
pemisahan antara area untuk kelompok usia yang berbeda, sehingga
tidak saling mengganggu. Namun pemisahan tersebut tidak harus
dilakukan secara kaku, terutama pada perpustakaan yang kecil.
Diupayakan agar tetap memungkinkan terjadinya kontak antar area,
sehingga orangtua dan anak dapat memanfaatkan area masing-masing
dengan bebas namun tetap terhubung satu sama lain.
13
Pemisahan dapat dilakukan dengan membagi perpustakaan menjadi
area publik yang ditempatkan di sekitar area masuk dan area untuk
pengguna koleksi yang terletak lebih ke dalam.
14
Contoh Tata Ruang Perpustakaan Umum
Tingkat Kabupaten/Kota
Alternatif 1
area koleksi &
area koleksi &
area baca
area baca
untuk anak
untuk umum
gudang
15
20 m
30 m
Alternatif 2
gudang
LANTAI 1 LANTAI 2
area lobi & area koleksi & area koleksi & area pertemuan
ruang pamer area baca area baca
untuk anak untuk majalah,
area pelayanan, surat kabar
pengolahan,
pengembangan,
tata usaha,
kepala
perpustakaan
18
20 m
Lantai 1 Lantai 2
15 m 15 m
Alternatif 3
area pelayanan,
gudang pengolahan,
pengembangan,
area tata usaha,
pertemuan kepala
perpustakaan
area koleksi
& area baca
untuk umum
area
audiovisual
area koleksi
& area baca
untuk area koleksi &
remaja area baca
untuk majalah,
LANTAI 2 surat kabar
21
15 m
Lantai 1 Lantai 2
20 m 20 m
Contoh Tata Ruang Perpustakaan Umum Tingkat Kecamatan
Alternatif 1
area area
pelayanan, koleksi &
pegawai, area baca
area
kepala untuk anak
koleksi
perpustakaan
referensi
area
audiovisual
8m
20 m
24
Alternatif 2
area
pelayanan, pegawai, area koleksi & area koleksi
kepala perpustakaan area baca anak referensi
8m
15 m
26
Alternatif 3
12 m
10 m
28
Contoh Tata Ruang Perpustakaan Umum Tingkat Kelurahan
Alternatif 1
area koleksi
area & area baca
koleksi & untuk umum
area baca
untuk anak
area
pelayanan,
area
pegawai
audiovisual
8m
10 m
30
Alternatif 2
area koleksi & area koleksi &
area baca area baca
untuk anak untuk umum
8m
13 m
32
Alternatif 3
area
pelayanan,
pegawai
10 m
8m
34
BAB 4
MEMENUHI KENYAMANAN
PENGGUNA
4.1. Pencahayaan
36
v Penggunaan sumber cahaya alami perlu dimaksimalkan untuk
memberikan penerangan pada siang hari. Hal ini dapat dicapai dengan
mengadakan jendela atau bukaan pada dinding ruangan. Namun perlu
dipertimbangkan juga agar bukaan jendela tidak terlalu banyak di
seluruh dinding, karena bukaan jendela yang terlalu banyak akan
mengakibatkan silau sehingga dapat mengurani kenyamanan. Selain itu
cahaya matahari yang berlebihan akan menyebabkan ruangan menjadi
lebih panas sehingga diperlukan lebih banyak kipas angin atau AC.
37
v Penggunaan sumber cahaya buatan dapat diterapkan pada saat
tertentu, misalnya saat hari mendung atau hujan. Pencahayaan yang
merata dapat dicapai dengan menggunakan jenis lampu TL. Selain itu
perlu dipertimbangkan penggunaan jenis lampu hemat energi yang
tahan lama sehingga mengurangi biaya pemeliharaan atau penggantian
lampu.
38
4.2. Pengudaraan
39
v Kondisi pengudaraan yang baik sangat diharapkan pada sebagian
besar ruang perpustakaan. Untuk itu maka penempatan perabot dan
benda-benda lain dalam ruangan perlu dipertimbangkan agar tidak
menghalangi aliran angin dalam ruangan. Rak buku harus ditempatkan
pada posisi yang tidak menutupi lubang ventilasi. Selain itu bila perlu
dilakukan penyekatan ruang, maka harus dipertimbangkan agar jangan
sampai tercipta area yang tidak dicapai aliran angin sehingga menjadi
lebih panas atau pengap.
4.3. Warna
40
v Ruang perpustakaan umum dapat menggunakan warna-warna netral
seperti putih dan krem, serta warna alami kayu yang cukup terang untuk
digunakan pada sebagian ruang atau perabot. Penggunaan warna netral
seperti ini dapat menjadi latar belakang yang baik bagi bahan koleksi
atau materi display yang memiliki berbagai warna dan selalu berubah-
ubah.
41
v Ruang perpustakaan dapat menggunakan lebih dari satu warna yang
dipadukan untuk mewarnai berbagai bagian perpustakaan. Paduan
warna yang aman umumnya menggunakan sejumlah warna yang berada
dalam satu kelompok warna. Namun paduan warna kontras juga dapat
digunakan, sepanjang tidak terlalu banyak kontras yang dapat
mengganggu kenyamanan. Jumlah warna yang digunakan juga
sebaiknya tidak terlalu banyak. Namun sebaiknya tidak digunakan terlalu
banyak warna.
42
v Warna-warna yang perlu dihindari adalah warna-warna yang terlalu
terang atau menyilaukan, karena akan mengganggu kenyamanan dalam
membaca dan mengakses informasi lain. Selain itu warna-warna yang
terlalu gelap seperti hitam, abu-abu gelap atau coklat tua juga sebaiknya
dihindari, karena akan membuat kesan ruang yang lebih sempit dan
suasana yang muram. Penggunaan warna kayu pada perabot sebaiknya
dibatasi pada warna coklat muda, bukan bukan coklat tua atau coklat
gelap.
X X
v Pada perpustakaan umum yang cukup luas, warna dapat digunakan
untuk menandai bagian perpustakaan yang berbeda. Misalnya area
koleksi umum, area audiovisual, area remaja dan area anak-anak
masing-masing menggunakan warna yang berbeda. Pembedaan ini
dapat memudahkan pengguna untuk mencari area yang diperlukannya.
Namun perlu diperhatikan agar antara warna yang satu dan yang lain
tetap berpadu dengan baik.
43
v Penggunaan warna dapat dilakukan pada berbagai bagian ruang
perpustakaan, yaitu pada pada dinding, lantai, langit-langit serta
perabot yang ada dalam ruang. Untuk memperoleh suasana yang baik,
sebaiknya penerapan warna dilakukan hanya pada bagian ruang
tertentu, tidak pada keseluruhan ruang.
44
4.4. Petunjuk/Tanda
Jenis petunjuk/tanda
45
v Identitas perpustakaan
Nama perpustakaan umum harus dapat terlihat dengan jelas sebagai
identitas yang dapat dikenali oleh masyarakat pengguna perpustakaan.
Pada perpustakaan yang menempati bangunan tersendiri, identitas ini
ditempatkan pada bangunan perpustakaan sehingga dapat dikenali oleh
masyarakat yang ada di sekitarnya. Pada perpustakaan yang
memanfaatkan ruangan dalam sebuah bangunan, maka identitas ini
harus ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dari luar ruang
perpustakaan. Jenis huruf yang digunakan juga sebaiknya dirancang
secara menarik sehingga memberikan kesan ruang perpustakaan umum
sebagai tempat yang menyenangkan dan 'mengundang'. Selain identitas
perpustakaan, dapat ditambahkan informasi lain seperti keterangan
tentang jam buka perpustakaan, atau penanda layanan perpustakaan
buka atau tutup.
46
Pada perpustakaan yang relatif kecil tidak semua jenis pelayanan ini
harus diberi petunjuk. Petunjuk yang digunakan tidak harus berupa label
nama, tetapi dapat berupa simbol yang mudah dimengerti.
b) Label jenis materi koleksi, misalnya ‘Buku’, ‘Kamus’, ‘CD’, ‘DVD’ dan
sebagainya. Petunjuk ini diperlukan terutama bila koleksi diletakkan di
dalam lemari tertutup.
47
v Informasi lain yang berkaitan dengan fungsi ruang perpustakaan
Pada perpustakaan umum juga perlu disediakan papan display yang
memuat informasi buku baru, pengumuman kegiatan yang berkaitan
dengan perpustakaan, berita dan lain-lain.
Penempatan petunjuk/tanda
v Petunjuk harus dapat terbaca dengan baik. Tulisan harus dapat jelas
terbaca dengan ukuran dan warna yang tepat, serta diletakkan pada
posisi yang tidak terlalu tinggi bagi pengguna.
48
v Penempatan petunjuk sebaiknya dipertimbangkan agar tidak
menghalangi pemakaian perpustakaan. Sebaiknya disediakan papan-
papan khusus untuk menempelkan petunjuk yang direncanakan dengan
baik di berbagai lokasi strategis di perpustakaan, sehingga menghindari
asal tempel di sembarang tempat. Penempatan petunjuk koleksi jangan
sampai menghalangi akses pengguna untuk mengambil koleksi.
Petunjuk-petunjuk juga sebaiknya tidak ditempel pada jendela kaca
karena akan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam ruangan.
4.5. Aksesibilitas
49
v Petunjuk-petunjuk yang ada di dalam ruang perpustakaan harus
dapat terlihat dengan mudah, baik oleh anak-anak maupun dewasa.
50
v Ruang perpustakaan harus dapat dikunci dengan baik pada saat
tidak dipergunakan. Koleksi-koleksi yang penting dan berharga mahal
juga dapat disimpan di dalam lemari yang dapat dikunci.
51
BAB 5
TATA RUANG DAN PERABOT
DALAM PERPUSTAKAAN UMUM
52
5.1. Area Penerimaan
53
5.2. Area Koleksi
54
Area koleksi dilengkapi dengan perabot yang memadai untuk
menempatkan koleksi perpustakaan yang memiliki beragam bentuk. Rak
buku umumnya digunakan untuk menempatkan koleksi cetak berupa
buku. Rak buku diletakkan berjajar di ruang perpustakaan. Penyusunan
rak harus mempertimbangkan klasifikasi koleksi, sehingga memudahkan
pengguna untuk mencari koleksi yang dibutuhkannya. Selain itu harus
terpenuhi jarak minimum 1 meter antara rak yang berhadapan untuk
memudahkan lalu lalang pengguna dalam mencari koleksi
perpustakaan.
55
v Area membaca individu
ditujukan untuk pembaca
serius yang memang bertujuan
untuk mempelajari sesuatu
atau menggunakan koleksi
perpustakaan untuk
menyelesaikan tugas tertentu.
Area ini dilengkapi dengan
perabot meja dan kursi yang
tersusun untuk mendukung
kegiatan membaca secara
individu.
56
Dalam penyusunan area membaca perlu dipertimbangkan pemisahan
antara area membaca individu untuk pengguna yang menginginkan
ketenangan dengan area membaca berkelompok atau area diskusi yang
cenderung untuk lebih ramai. Pada perpustakaan yang cukup besar
sebaiknya diadakan area tersendiri untuk diskusi.
57
Untuk area koleksi dan area membaca untuk anak-anak perlu
dipertimbangkan penggunaan perabot yang sesuai dengan ukuran
tubuh anak, sehingga memberikan kenyamanan dalam duduk,
membaca dan mencari buku. Area untuk anak-anak umumnya lebih
didominasi oleh area membaca santai dengan bagian untuk duduk di
lantai. Area ini juga biasanya dilengkapi dengan display yang menarik
bagi anak-anak.
58
5.4. Area Multimedia/Audiovisual
59
5.5. Area Kerja Petugas
Area kerja petugas merupakan area yang dilengkapi dengan perabot dan
fasilitas yang mendukung petugas melakukan kegiatannya secara efektif
dan efisien. Kegiatan petugas terdiri dari pelayanan (informasi,
sirkulasi), pengolahan koleksi perpustakaan (inventarisasi, katalogisasi,
klasifikasi, penyelesaian fisik dan pengaturan koleksi), pemeliharaan
koleksi (reproduksi, penjilidan kembali, laminasi atau penyampulan
koleksi serta penyiangan) serta pekerjaan pengelolaan umum
(administrasi, keuangan).
Pada perpustakaan yang kecil, hanya diperlukan satu area untuk seluruh
kegiatan pelayanan, sekaligus sebagai pusat informasi pengguna dan
pusat pengawasan seluruh kegiatan perpustakaan. Sebaiknya area
pelayanan ditempatkan di dekat pintu masuk sehingga memungkinkan
petugas mengawasi keluar masuk pengguna dan kegiatan di seluruh
area perpustakaan. Pada perpustakaan yang besar, perlu disediakan
area yang berkaitan dengan pelayanan pengguna (seperti meja
informasi, meja sirkulasi) yang harus mudah diakses oleh pengguna,
serta area kerja yang tidak berhubungan langsung dengan pengguna
(ruang kerja, ruang pengolahan koleksi) yang dapat ditempatkan lebih
tersembunyi.
60
Area pelayanan dilengkapi dengan perabot yang terdiri dari:
61
5.6. Area Penunjang
62
BAB 6
STRATEGI PENGEMBANGAN
LANJUTAN
63
Penataan ruang perpustakaan umum harus dapat membuka peluang
digunakannya ruang perpustakaan untuk berbagai kegiatan lain di
samping membaca dan mengakses informasi. Perpustakaan umum
dapat digunakan untuk berbagai kegiatan mempromosikan minat baca
di tengah masyarakat, ataupun kegiatan lain yang berkaitan dengan
pengembangan akses informasi bagi masyarakat, misalnya:
64
v Kegiatan kursus-kursus yang dibuka untuk masyarakat umum dalam
berbagai bidang keterampilan, kesenian, bahasa dan lain-lain.
65
6.2. Aspek 'Ramah Lingkungan' dalam Desain Tata Ruang
Perpustakaan Umum
Perencanaan sebuah bangunan atau ruang pada saat ini tidak dapat lagi
terlepas dari isu lingkungan. Perpustakaan umum sebagai sebuah pusat
kegiatan masyarakat hendaknya mampu menjadi contoh praktek
perencanaan yang ramah lingkungan. Berbagai aspek ramah lingkungan
dapat diterapkan secara sederhana pada desain tata ruang
perpustakaan sebagai berikut.
v Efisiensi energi
Penggunaan energi, terutama energi listrik, tidak dapat dihindarkan
dalam kegiatan penggunaan sehari-hari pada perpustakaan. Energi
listrik pada perpustakaan umumnya digunakan untuk penerangan, AC,
serta peralatan komputer dan peralatan elektronik lainnya. Efisiensi
energi dapat dicapai dengan menggunakan penerangan buatan
seperlunya dan sedapat mungkin hanya menggunakan penerangan
alami di siang hari. Selain itu diupayakan penggunaan peralatan listrik
yang hemat energi.
66
Penggunaan AC bukan merupakan hal yang terlarang, namun perlu
diperhatikan upaya efisiensinya, antara lain melalui penggunaan AC
sesuai volume ruang yang didinginkan, hanya menggunakan AC pada
ruang yang sedang dipakai untuk berkegiatan, memastikan tidak ada
kebocoran yang menyebabkan udara dingin terbuang ke luar dengan
percuma.
v Pengelolaan sampah
Pada perpustakaan umum dapat diterapkan sistem pengelolaan sampah
dengan memisahkan sampah yang dapat didaur ulang dan tidak dapat
didaur ulang. Sampah kertas yang banyak dihasilkan dari kegiatan
administrasi dapat dikelola melalui penggunaan kembali kertas yang
belum terisi kedua sisinya, digunakan kembali untuk bahan dekorasi dan
kegiatan keterampilan anak-anak. Untuk mendorong hal tersebut, perlu
disediakan titik-titik tempat pengumpulan sampah, baik sampah kertas,
maupun sampah lain yang dapat didaur ulang.
67
6.3. Pemanfaatan Teknologi Dalam Pengelolaan Perpustakaan
v Perkembangan koleksi
Dengan perkembangan teknologi maka koleksi perpustakaan tidak
hanya berbentuk koleksi cetak saja. Penambahan koleksi dalam bentuk
non-cetak, baik berupa kaset, video, CD, DVD, mikrofilm dan sebagainya
perlu diantisipasi dengan perabot penyimpanan yang memadai serta
peralatan untuk pemanfaatan koleksi tersebut, berupa tape recorder,
video/CD/DVD player, komputer dll. Untuk penggunaan peralatan
elektronik diperlukan titik-titik sumber daya listrik yang memadai di
berbagai lokasi di dalam ruang perpustakaan.
v Internet
Untuk memenuhi kebutuhan akses internet yang sudah menjadi
kebutuhan penting pada masyarakat masa kini, perpustakaan umum
perlu secara bertahap meningkatkan jumlah komputer yang terhubung
dengan jaringan internet. Selain itu diperlukan area yang memadai
untuk memanfaatkan komputer dan mengakses internet, baik berupa
area yang terintegrasi ataupun terpisah dengan area perpustakaan lain.
68
v Sistem pelayanan
Ruang perpustakaan perlu mengantisipasi pergantian sistem katalog
menjadi sistem katalog digital, sehingga lemari katalog akan digantikan
dengan terminal katalog digital. Demikian pula pelayanan sirkulasi dapat
memanfaatkan teknologi dan tidak lagi melalui pencatatan secara
manual. Pada sistem yang lebih maju peminjaman dan pengembalian
dapat dilakukan secara mandiri oleh pengunjung perpustakaan, dengan
terminal yang ditempatkan di dekat pintu keluar perpustakaan.
v Sistem keamanan
Teknologi juga dapat diterapkan untuk mendukung keamanan koleksi.
Penggunaan sensor pengaman pada pintu keluar perpustakaan dapat
mendeteksi koleksi yang keluar dari perpustakaan. Dengan demikian
dapat mengurangi kemungkinan kehilangan koleksi perpustakaan
akibat dibawanya koleksi ke luar ruangan tanpa dicatatkan terlebih
dahulu.
69
v Merencanakan bangunan atau ruang perpustakaan
Pada saat akan dilakukan perancangan sebuah perpustakaan umum,
masyarakat dapat dilibatkan untuk menyumbangkan gagasannya.
Masyarakat dapat diminta memberikan masukan terhadap desain
perpustakaan yang akan didirikan di sebuah wilayah, sehingga aspirasi
mereka dapat tertampung dalam desain tersebut. Pedoman penataan
perpustakaan yang ada dapat menjadi panduan umum, namun
masyarakat dapat menyumbangkan ide dalam berbagai aspek, mulai
dari tampilan bangunan atau ruang, pemilihan perabot, pemilihan
warna, hingga penyusunan perabot, dekorasi dan display dalam ruang
perpustakaan. Masyarakat juga dapat diminta keterlibatannya dalam
melaksanakan kegiatan membangun perpustakaan.
70
v Mengelola perpustakaan
Masyarakat yang memiliki waktu dapat pula dilibatkan dalam kegiatan
pengelolaan perpustakaan sehari-hari, misalnya secara bergantian
menjadi petugas yang melayani peminjaman dan pengembalian
perpustakaan. Keterlibatan masyarakat sebagai petugas perpustakaan
ini diharapkan dapat lebih mudah memotivasi anggota masyarakat yang
lain untuk memanfaatkan perpustakaan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Benneicke, A., Biesek, J., & Brandon, K. (2001). Wayfinding and Signage in
Library Design. Libris Design.
Commision for Architecture and the Built Environment (2003). Better Public
Libraries. London: CABE.
Siems, E. & Demmers, L. (2001). Library Stacks and Shelving. Libris Design.
72