Professional Documents
Culture Documents
2.1. Keterampilan Berkomunikasi Efektif
2.1. Keterampilan Berkomunikasi Efektif
Contoh”
Direbut Mainan
Pasif /diam saja
Tidak berkata-kata hanya diam
dan sedih
Dibentak-bentak
Dijahili
Aduuh aku kaget banget ih,
Agresif/marah kamu jahil, ada apa ya?
salah saya apa? lebih baik
jangan gitu yaa... nanti
bajuku kotor, kasian ibuku
Yuk kita coba pernyataan berikut yaa..
Lembar Kerja Emojiku
Ditertawakan karena
mulai tumbuh Ditertawakan karena Diajak pergi bertemu
payudara tubuh pendek teman, tanpa ijin
orang tua
Ruangan diskusi ini adalah ruangan yang Kita akan mengisi lembar
aman buat kita, untuk berpendapat permainan “Kamu suka yang
mana?”
Kita akan berdiskusi mengenai
keterampilan berkomunikasi efektif Sampaikan pendapatmu yaa..
Kegiatan . ”Kamu suka yang
mana"
Contoh”
Diajak minum alkohol
Pasif /diam saja
Katakan:
ya udah... aku minum juga
Dibully
Ditertawakan karena
Diejek karena tidak mau
mulai tumbuh kumis Diolok-olok karena
diajak kebut-kebutan
belum punya pacar
Catatan
Ruangan diskusi ini adalah ruangan yang Kita akan “bermain peran”
aman buat kita, untuk berpendapat
Kita coba untuk berkomunikasi
Kita akan berdiskusi mengenai dan mempraktekannya secara
keterampilan berkomunikasi efektif berpasangan
“Bermain Peran”
● Terlalu banyak membuat ● Tidak mampu membuat permintaan ● Mampu membuat permintaan kepada
permintaan kepada orang lain. kepada lawan bicara atau orang lain. orang lain dengan cara wajar, tanpa
● Terlalu dominan dalam menyuruh ● Cenderung menyimpan keinginan dalam menunjukkan sikap kuasa atau kata
dan memerintah orang lain. hati dan enggan untuk diungkapkan. perintah.
● Kontak mata cenderung tegas dan ● Tidak mampu berkata “tidak” atau ● Mampu menolak permintaan orang
melotot kepada lawan bicara. menolak permintaan orang lain, walau lain dengan sikap wajar, sopan dan
● Bahasa tubuh kaku dan sebenarnya tidak menginginkan tidak menyakiti perasaan orang lain
menunjuk-nunjuk atau permintaan tersebut. dan perasaan diri sendiri.
mengepalkan tangan. ● Menghindari kontak mata lawan dan ● Kontak mata terjadi secara wajar,
● Postur tubuh tegang dan tidak mampu menatap lawan bicara. dengan pandangan yang tenang dan
cenderung membusungkan dada. ● Bahasa tubuh gugup, salah tingkah, dan pantas.
● Ekspresi muka tampak memerah tangan cenderung berkeringat. ● Bahasa tubuh luwes, tenang dan wajar
atau menahan emosi. ● Postur tubuh cenderung bungkuk, dengan aura keakraban.
● Intonasi suara tinggi dan lemah atau lemas. ● Postur tubuh tegap, tenang dan rileks.
berbicara keras dengan berapi- ● Muka memerah karena menahan malu ● Muka tampak berseri-seri, penuh
api. atau pucat. senyuman dan ekspresi wajar.
● Berbicara pelan bahkan nyaris tidak ● Berbicara dengan intonasi sedang,
terdengar volume suara cukup, dan terasa lemah
lembut.
Dampak
Agresif Pasif Asertif
● Menjadi terasing dari orang ● Merasa cemas karena hidup ● Perasaan terhubung dengan orang
lain, tidak disukai oleh terasa di luar kontrol diri. lain.
lingkungan. ● Merasa tertekan karena merasa ● Mempunyai kendali pada
● Menimbulkan rasa takut dan terjebak dan putus asa. kehidupan pribadi.
benci pada orang lain. ● Kesal (tapi tidak sadar) karena ● Bersikap dewasa karena mampu
● Lebih banyak menyalahkan kebutuhan tidak terpenuhi. menggarisbawahi isu masalah yang
orang lain daripada mencari ● Sering merasa bingung karena timbul.
tahu akar masalah sendiri. mengabaikan perasaan sendiri. ● Membangun suasana respek bagi
● Tidak akan dewasa (mature) orang lain untuk tetap tumbuh dan
karena masalah nyata tidak dewasa.
pernah teridentifikasikan.
1. Remaja sebaiknya membiasakan komunikasi yang
efektif dengan teman atau keluarga, sehingga pesan
yang disampaikan mendapat umpan balik yang
tepat