Professional Documents
Culture Documents
Makalah Filsafat Suhrowardi
Makalah Filsafat Suhrowardi
FILSAFAT SUHRAWARDI
Yolanda :
PROGAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DAN EKONOMI SYARI`AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYUBBANUL WATHON
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang memiliki kesempurnaan
segalanya. Atas izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tepat
waktu.
Shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi utusan dan
membawa misi rahmatan lil ‘alamin. Sebagai pencerah kehidupan manusia di dunia dan
di akhirat.
Penulisan makalah Filsafat Suhrawardi bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Islam. Adapun isi dari makalah ini adalah Mengetahui riwayat hidup Imam
Suhrawardi al – Maqtul, pemikirannya tentang filsafat, kosmologi / alam, tentang ketuhanan.,
tentang jiwa manusia, dan mengetahui apa saja ajaran pokok isyraqiyyah / illuminasionisme .
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat memenuhi kriteria
tugas yang bapak berikan serta dapat menjadi nilai tambah untuk penulis.
Selama proses penyususnan makalah penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada Bapak Titis Rosowulan,
L.c.,M.Hum dan kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan penulis
agar pembaca bekenan memberikan kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi berbagai pihak, Aamiin.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika filsafat muncul dalam kehidupan Islam, kemudian berkembang sehingga
banyak dibicarakan oleh orang-orang Arab, tampillah beberapa filosof seperti Al-Kindi, Al-
Farabi, Ibn Sina dan lain-lain, kaum sejarawan banyak menulis berbagai buku tentang
kehidupan, pendapat serta pemikiran mereka. Para penulis buku itu menyebut mereka “kaum
filosof Islam”, ada pula yang menamakan “para filosof beragama Islam”, kadang-kadang
disebut juga dengan ungkapan “para hikmah Islam” (Falasifatul-Islam, atau Al-falasifatul
Islamiyyin atau Hukama’ul-Islam), mengikuti sebutan yang diberikan Syahrastani, Al-Qithi’,
Al-Baihaqi dan lain-lain. Oleh sebab itu Syaikh Musthafa ‘Abdurrazaq mengatakan dalam
bukunya yang berjudul Pengantar Sejarah Islam bahwa para ahli filsafat telah sepakat
memberi nama demikian, karena pemberian nama lain tidak dibenarkan dan tidak boleh
dikisrukan: “Maka kami berpendapat perlu menamakan filsafat itu dengan nama yang telah
diberikan oleh ahli filsafat itu sendiri yaitu Filsafat Islam dengan arti bahwa filsafat tersebut
lahir di negeri Islam dan berada di bawah pengayoman negara Islam”.
Usaha untuk mencari relasi filsafat dengan tasawuf ternyata tidak hanya didominasi
oleh Ibn ‘Arabî dan para pengikutnya. Tetapi, usaha tersebut juga dirintis oleh para filosof
lain dengan metode dan pendekatan yang berbeda. Salah satu di antara para filosof itu adalah
Suhrawardî. Ia memperkenalkan filsafat iluminasi (al-isyrâqiyat) yang bersumber dari hasil
dialog spritual dan intelektual dengan tradisi-tradisi dan agama-agama lain. Suhrawardî
memperkenalkan diri sebagai penyatu kembali apa yang disebutnya sebagai hikmat al-
ladûnniyat (kebijaksanaan ilahi) dan al-hikmat al-’âtiqat (kebijaksanaan kuno). Ia yakin
bahwa kebijaksanaan ini adalah perenial (abadi) dan universal yang terdapat dalam berbagai
bentuk di antara orang-orang Hindu, Persia, Babilonia, Mesir Kuno dan orang-orang Yunani
sampai masa Aristoteles.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana riwayat hidup Imam Suhrawardi al – Maqtul ?
b. Bagaimana pemikirannya tentang filsafat ?
c. Bagaimana pemikirannya tentang kosmologi / alam ?
d. Bagaimana penikirannya tentang ketuhanan ?
e. Bagaimana pemikirannya tentang jiwa manusia ?
f. Apa saja ajaran pokok isyraqiyyah / illuminasionisme ?
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui riwayat hidup Imam Suhrawardi al – Maqtul.
b. Mengetahui pemikirannya tentang filsafat.
c. Mengetahui pemikirannya tentang kosmologi / alam.
d. Mengetahui pemikirannya tentang ketuhanan..
e. Mengetahui pemikirannya tentang jiwa manusia.
f. Mengetahui apa saja ajaran pokok isyraqiyyah / illuminasionisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kesadaran diri
Pemikiran Suhrawardi tentang kesadaran diri berkaitan konsepnya tentang pengetahuan.
Bagi Suhrawardi, agar sesuatu dapat diketahui sesuatu tersebut harus terlihat seperti apa
adanya (kama huwa). Sedemikian, sehingga pengetahuan yang diperoleh memungkinkannya
tidak butuh definisi (istighna ‘an al-ta’rif). Misalnya, warna hitam. Warna hitam hanya bisa
diketahui jika terlihat seperti apa adanya, dan sama sekali tidak bisa didefinisikan oleh dan
untuk orang yang tidak pernah melihat sebagaimana adanya (la yumkin ta’rifuhu liman la
yusyabiduh kama huwa).
Dalam hal ini, Suhrawardi menuntut bahwa subjek yang mengetahui harus berada dan
memahami objek yang dilihat secara langsung tanpa penghalang apapun. Jenis hubungan
illuminasi inilah yang merupakan ciri utama pandangan Suhrawardi mengenai dasar
pengetahuan, dan konsep ini memberikan perubahan antara apa yang disebut pendekatan
mental terhadap pengetahuan dan pendekatan visi langsung terhadap objek yang menegaskan
kevalidan sebuah pengetahuan terjadi jika objek-objeknya ‘dirasakan’.
Menurutnya, kesadaran diri ( idrak al-ana’iyah ) adalah sama dengan pengetahuan
langsung tentang dirinya sendiri (idrak ma huwa huwa), seperti kesadaran akan rasa sakit
adalah sama dengan pengetahuan akan sakit dialami. Ini adalah kebenaran semua wujud yang
menyadari essensi mereka sendiri, dan sesuatu yang tidak bisa dibantah. Jadi, kesadaran diri
sama dengan manifestasi (penampakan) wujud atau sesuatu yang tampak (dzahir) yang
diidentifikasi dengan ‘cahaya murni’. Dari sini kemudian dinyatakan, bahwa setiap orang
yang memahami essensinya sendiri adalah cahaya murni dan setiap cahaya murni adalah
manifestasi dari essensinya sendiri.
http://schaizatul.blogspot.co.id/2014/12/filsafat-suhrawardi.html
http://syafieh.blogspot.co.id/2013/04/filsafat-islam-suhrawardi-al-maqtul-dan.html