Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Eriska Damayanti G70117126
Skripsi Eriska Damayanti G70117126
SKRIPSI
ERISKA DAMAYANTI
G701 17 126
JUNI 2022
STUDI ETNOFARMASI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT
PADA SUKU BAJAU DI KECAMATAN MARATUA
KABUPATEN BERAU KALIMANTAN TIMUR
SKRIPSI
ERISKA DAMAYANTI
G70117126
JUNI 2022
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Stambuk : G70117126
Pembimbing I Pembimbing II
apt. Dr. Hj. Nurlina Ibrahim, M.Si apt. Ritha Pratiwi, S.Si., M.Si
NIP. 19610217 198903 2 001 NIDN. 0004128607
Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi
FMIPA Universitas Tadulako
iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Stambuk : G70117126
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Dekan FMIPA
Universitas Tadulako
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Eriska Damayanti
G70117126
v
ABSTRAK
Suku Bajau adalah suku yang bermukim di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau
Provinsi Kalimantan Timur. Pengetahuan lokal mengenai tumbuhan obat yang
dimiliki oleh Suku Bajau diwariskan secara turun temurun. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan data tumbuhan sebagai obat, jenis dan bagian, cara
pengolahan, cara penggunaan, takaran, lama penggunaan dalam mengobati suatu
penyakit, sehingga tersusun basis data terkait kekayaan biodiversitas tumbuhan
obat. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan metode
kualitatif dengan teknik pengambilan purposive sampling. Hasil penelitian yang
diperoleh 36 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tumbuhan
yang digunakan antara lain daun 56%, rimpang 13%, buah 10%, batang 10% ,
herba 5%, umbi 3% dan akar 3%. Cara pengolahan tumbuhan obat antara lain
direbus 51%, dihaluskan 17%, diseduh 15%, dilumatkan 10% dan diparut 7%.
Cara penggunaan tumbuhan obat antara lain diminum 66%, ditempel 10%,
dimakan 8%, dikompres 8%, dibasuh 5%, dan digosok 3%. Jumlah takaran obat
yaitu ½ gelas, 1 gelas dan 1 sendok sehari serta lama penggunaan tergantung
gejala dan tingkat keparahan penyakit. Penyakit yang diobati menggunakan
tumbuhan obat yaitu hipertensi, demam, kolesterol, nyeri, diabetes mellitus,
keputihan, liver, diare, luka, luka bakar, sariawan, rematik, asam urat, maag,
tumor dan melancarkan air susu ibu.
vi
ABSTRACT
The Bajau are a tribe who live in Maratua District, Berau Regency, East
Kalimantan Province. Local knowledge about medicinal plants owned by the
Bajau is passed down from generation to generation. This study aims to obtain
data on plants as drugs, types and parts, processing methods, methods of use,
dosage, duration of use in treating a disease, so that a database is compiled related
to the richness of the biodiversity of medicinal plants. This type of research is
descriptive research that uses qualitative methods with purposive sampling
technique. The results obtained 36 types of plants that are used as medicine. The
plant parts used included 56% leaves, 13% rhizomes, 10% fruit, 10% stems, 5%
herbs, 3% tubers and 3% roots. Methods for processing medicinal plants include
boiling 51%, mashing 17%, brewing 15%, pulverizing 10% and grating 7%.
Methods for using medicinal plants include drinking 66%, sticking 10%, eating
8%, compressing 8%, washing 5%, and rubbing 3%. The number of doses of the
drug is cup, 1 cup and 1 spoon a day and the duration of use depends on the
symptoms and severity of the disease. Diseases that are treated using medicinal
plants are hypertension, fever, cholesterol, pain, diabetes mellitus, vaginal
discharge, liver, diarrhea, wounds, burns, canker sores, rheumatism, uric acid,
ulcers, tumors and promoting breast milk.
vii
KATA PENGANTAR
Skripsi ini disusun oleh penulis guna memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Sarjana Farmasi di Program Studi Farmasi
Fakuktas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini melibatkan banyak
pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H.Mahfudz MP. selaku rektor Universitas Tadulako yang telah
memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan di Universitas Tadulako.
2. Prof. Dr. Ir. Darmawati Darwis, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako beserta
jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan di Prodi Farmasi FMIPA UNTAD.
viii
3. Bapak apt. Syariful Anam , S.Si., M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan
Farmasi beserta rekan-rekan dosen yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan selama masa perkuliahan.
4. Ibu apt. Andi Atirah Masyita, S.Farm., M.Si selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada
penulis.
5. Ibu apt. Dr. Hj. Nurlina Ibrahim, M.Si dan Ibu apt. Ritha Pratiwi, S.Si.,
M,Si selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan semaksimal
mungkin bimbingan dan saran-saran yang sangat berharga.
6. Bapak apt. Ihwan, S.Si., M.Kes dan bapak apt. Akhmad Khumaidi, S.Si.,
M.Sc selaku dosen pembahas skripsi pada seminar hasil yang telah
membantu mengarahkan dan memberi masukan sehingga penulis dapat
memperbaiki skripsi ini dengan baik, serta terima kasih kepada ibu apt.
Khilda Khaerati, S.Si., M.Si selaku moderator pada seminar hasil
sehingga seminar hasil penulis berjalan dengan lancar.
7. Camat Maratua yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian, masyarakat yang telah membantu serta informan yang bersedia
untuk diwawancara.
8. Teman-teman seperjuangan Elixir 2017, khususnya kelas E terima telah
menjadi wadah untuk menemukan inspirasi, untuk kebersamaan serta
teman berbagi.
9. HIMAFAR (Himpunan Mahasiswa Farmasi FMIPA Universitas
Tadulako), terima kasih telah memberikan kepercayaan kepada penulis
Eriska Damayanti menjadi anggota Advokasi tahun 2020 dan menjadi
wadah bagi mahasiswa farmasi.
10. Tim “Keluarga Bahagia” Ike, Shalsa, Fitri, Posang, Diqdiq, Indrajeed,
Rio, Ucok, Vian, Arya teman kerja tugas, makan-makan, nginap bareng,
jalan-jalan, terima kasih selalu ada teman dari awal kuliah sampai
sekarang.
11. Teman skripsian ike, anggun, arwinda, mami, yang banyak membantu
penulis selama mengerjakan skripsi.
ix
12. Semua pihak yang terlibat yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu
persatu terima kasih banyak atas bantuan serta doanya.
13. At last but not list, terima kasih banyak untuk diri sendiri Eriska
Damayanti, terima kasih sudah mau berjuang, berusaha kuat, bekerja
keras, berdoa, karena support system terbaik adalah diri sendiri. Semoga
lelah menjadi lillah.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapat berkah dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal
terbaik dari penelitian ini. Besar harapan penulis, semoga penelitian ini dapat
memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak.
Aamiin.
Eriska Damayanti
G70117126
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... iv
PERNYATAAN .............................................................................................. v
ABSTRAK.......................... ............................................................................ vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 3
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
1.5. Batasan Penelitian ......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5
2.1. Tinjauan Etnofarmasi .................................................................... 5
2.2 Obat Tradisional ............................................................................ 7
2.3 Bagian Tumbuhan Obat ................................................................ 8
2.4 Tinjauan Lokasi Penelitian............................................................ 10
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 14
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian ....................................................... 14
3.2 Alat Dan Bahan Penelitian ............................................................. 14
3.3 Jenis Penelitian ............................................................................... 14
3.4 Menentukan Informan .................................................................... 15
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 15
3.6 Pengumpulan Sampel ..................................................................... 15
xi
3.7 Metode Analisis ............................................................................ 16
3.8 Definisi Operasional...................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 17
4.1 Hasil ............................................................................................... 17
4.1.1 Karakteristik Hattra ............................................................... 17
4.1.2 Jenis Dan Bagian Tumbuhan Obat........................................ 18
4.1.3 Cara Pengolahan, Penggunaan, Jumlah Takaran, Lama
Penggunaan dan penyakit yang diobati ............................... 20
4.1.4 Karakteristik Tumbuhan Obat yang dimanfaatkan Oleh Suku
Bajau..................................................................................... 25
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 26
4.1.1 Karakteristik Hattra ............................................................... 26
4.1.2 Jenis Dan Bagian Tumbuhan Obat........................................ 27
4.1.3 Cara Pengolahan, Penggunaan, Jumlah Takaran, Lama
Penggunaan dan kandungan Kimia Tumbuhan .................... 28
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 32
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 32
5.2 Saran............................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33
LAMPIRAN.................................................................................................... 36
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 64
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Jenis dan bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh
masyarakat Suku Bajau di Kecamatan Maratua Kabupaten
Berau Kalimantan Timur ............................................................... 18
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR ISTILAH
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Jenis dan bagian tumbuhan apa saja yang digunakan sebagai obat oleh
Suku Bajau di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Kalimantan Timur?
2. Bagaimana cara pengolahan, cara penggunaan, jumlah takaran dan berapa
lama waktu pengobatan oleh Suku Bajau di Kecamatan Maratua
Kabupaten Berau Kalimantan Timur?
3. Penyakit apa saja yang diobati menggunakan tumbuhan obat oleh Suku
Bajau di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Kalimantan Timur?
3
1.5 Batasan Masalah
Penelitian ini hanya sebatas mengetahui jenis tumbuhan, bagian-bagian yang
digunakan, cara pengolahan, cara penggunaan, jumlah takaran, lama
penggunaan dan penyakit yang diobati menggunakan tumbuhan yang
digunakan sebagai obat oleh Suku Bajau di Kecamatan Maratua Kabupaten
Berau Kalimantan Timur.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
e) Etnomedika
Etnomedika adalah pengetahuan komunitas etnik tertentu mengensi
obat dan cara pengobatan suatu penyakit.
f) Antropologi medik
Studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan
masyarakat tentang penyakit dan kesehatan, mengkaji masalah
kesehatan dan penyakit berdasarkan budaya serta mempelajari
filosofi sakit dan sehat.
Obat tradisional sering kali merupakan cikal bakal penemuan obat baru.
Sejarah membuktikan bahwa Chinchonine, suatu alkaloid yang menjadi obat
terpilih untuk mengatasi malaria, merupakan metabolit sekunder yang berasal
dari batang pohon kina (Cinchona succirubra L.). Penelitian yang pada
penemuan alkaloid kina sebagai obat malaria bukanlah karena kebetulan
belaka, tetapi dilandasi oleh penggunaan obat tradisional kulit kina untuk
mengatasi gangguan demam oleh masyarakat diberbagai daerah endemi
malaria (Moektiwardoyo, 2010).
Obat bahan alam di indonesia atau yang lebih dikenal dengan obat tradisional
dikelompokkan menjadi tiga golongan yakni jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka. Jamu adalah ramuan dari bahan, bahan hewan, bahan mineral,
sedian galenik atau campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat herbal terstandar
merupakan obat tradisional yang biasanya disajikan dari ekstrak atau hasil
7
penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, biota laut
maupun mineral. Sedangkan fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional
yang terbuat dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern
karena dalam proses pembuatannya sudah terstandar dengan ditunjang bukti
ilmiah bahkan sudah sampai uji klinis (BPOM RI, 2005).
8
mati dan runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun
yang masih segar (Tjitrosoepomo, 2016).
b) Batang (Caulis)
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan
mengingat tempat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang
dapat disamakan dengan sumbuh tubuh tumbuhan. Batang suatu tumbuhan
ada yang bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang berbiji
tunggal. Umumnya batang memperlihatkan percabangan, baik banyak
maupun sedikit (Tjitrosoepomo, 2016).
c) Akar (Radix)
Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di samping batang dan daun)
bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar bagi
tumbuhan mempunyai tugas untuk memperkuat berdirinya tumbuhan,
untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut di dalam air tersebut
dari dalam tanah untuk mengangkut air dan zat-zat makanan terlarut ke
tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan, kadang-kadang
sebagai tempat untuk penimbunan makanan. Menurut Tjitrosoepomo
(2016), akar biasanya mempunyai sifat-sifat berikut:
a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah,
dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-
daun atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya.
c. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning- kuningan.
Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih
kalah jika dibanding dengan batang.
d. Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus
tanah.
d) Bunga (Flos)
Bunga sebagai suatu bagian tumbuhan, jika kita memperhatikan susunan
suatu bunga, mudah diketahui bahwa bunga adalah penjelmaan suatu tunas
(batang dan daun-daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan
9
dengan kepentingan tumbuhan, sehingga pada bunga ini dapat berlangsung
penyerbukan dan pembuahan, akhirnya dapat dihasilkan alat-alat
perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada
bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk
melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang
sebaik- baiknya. Demikian karakteristik sifat-sifat tersebut untuk setiap
jenis atau golongan tumbuhan, sehingga sifat-sifat bunga merupakan tanda
pengenal tumbuhan yang paling utama (Tjitrosoepomo, 2016).
e) Buah (Fructus)
Buah terbentuk karena terjadinya penyerbukan pada bunga yang kemudian
diikuti oleh pembuahan. Pada peristiwa pembuahan ini maka bakal buah
(ovarium) akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji (ovulum) yang
terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji (Utami,2008).
f) Rimpang (Rhizoma)
Rimpang adalah batang yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang
dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul
di atas tanah dan dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Rimpang di
samping merupakan alat perkembangbiakan juga merupakan tempat
penimbunan zat-zat makanan cadangan (Tjitrosoepomo, 2016).
g) Umbi (Tuber)
Umbi merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat, seperți
kerucut atau tidak beraturan, merupakan tempat penimbunan makanan
pula seperti rimpang, dapat merupakan penjelmaan batang, dapat pula
merupakan penjelmaan akar (Tjitrosoepomo, 2016).
10
Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Timur salah satunya Pulau
Maratua yang merupakan penduduk asli Suku Bajau yang telah
melekat dengan budaya Indonesia, sehingga telah jauh berbeda
dengan suku Bajau Sulu, Filipina. Mulai dari tempat tinggal bahasa,
cara berbicara hingga keyakinan. Masyarakat suku Bajau di
Kecamatan Maratua mayoritas menganut agama islam. Kecamatan
Maratua merupakan pemekaran dari Kecamatan Pulau Derawan yang
terbentuk pada tahun 2003. Pusat pemerintahan Kecamatan Maratua
terletak di desa Maratua Teluk Harapan (BPS, 2019).
11
Sarana penghubung antar desa yang ada di Kecamatan Maratua
sebagian besar adalah jalan darat yang sudah diaspal/beton dapat
dilalui dengan kendaraan roda dua maupun roda empat sehingga akses
antar desa sangat mudah, jarak terjauh desa dengan ibu kota
kecamatan adalah 20 km dan jarak terdekat yaitu Desa Payung-
payung sekitar 8 km (BPS, 2019).
12
b) Kesehatan
Pembangunan di sektor kesehatan juga merupakan hal yang sangat
penting, karena dengan berhasilnya pembangunan di sektor kesehatan
maka secara tidak langsung berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat.
Untuk Kecamatan Maratua sendiri, prasarana kesehatan yang dimiliki,
yaitu 1 puskesmas induk yang terletak di desa Teluk Harapan yang sudah
dilengkapi dengan fasilitas rawat inap dan 3 puskesmas pembantu yang
berada di masing-masing desa lainnya. Setiap desa juga memiliki
kegiatan posyandu untuk membantu menjaga kesehatan ibu dan balita
(BPS, 2019).
c) Agama
Sama seperti sebagian besar penduduk Indonesia, di Kecamatan Maratua
juga sebagian besar penduduknya beragama Islam. Fasilitas ibadah yag
ada di Kecamatan Maratua total sejumlah 6 unit yang terdiri dari 5
masjid dan 1 buah musholla. Selain itu, tidak ada tempat peribadatan bagi
penduduk Kecamatan Maratua yang beragama selain Islam (BPS, 2019).
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.3 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tumbuhan obat yang
digunakan sebagai obat tradisional pada Suku Bajau di Kecamatan
Maratua Kabupaten Berau Kalimantan Timur.
15
3.7 Metode Analisis
Identifikasi tumbuhan dilakukan dengan menganalisa nama ilmiah dan
familia tumbuhan dari hasil wawancara dengan informan sebagai obat
tradisional pada suku Bajau di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau
Kalimantan Timur.
16
BAB IV
4.1 Hasil
4.1.1 Karakteristik Hattra
Penelitian ini dilakukan di 4 desa yang ada di Kecamatan Maratua
Kabupaten Berau Kalimantan Timur yaitu Desa Bohe Silian, Desa
Payung-payung, Desa Teluk Harapan dan Desa Teluk Alulu.
Wawancara dilakukan kepada 6 hattra yang merupakan Penyehat
tradisional atau orang-orang yang memiliki pengetahuan dalam
mengobati penyakit menggunakan tumbuhan obat yang didapat secara
turun-temurun.
Tabel 4.2 Jenis dan bagian tumbuhan obat yang digunakan oleh hattra
Suku Bajau di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau
Kalimantan Timur
Bagian
Nama Yang
No Nama Lokal Nama Latin
Umum Digunakan
18
keyat
26 Bengallai Bangle Zingiber sp. Rimpang
27 Temulawak Temulawak Curcuma zanthorriza Roxb. Rimpang
28 Lengkuas Lengkuas Alpini galanga (L.) Willd. Rimpang
Belimbing Belimbing
29 Averrhoa bilimbi L. Buah
telunjuk wuluh
30 Ciplukan Ciplukan Physalis angulata L Buah
31 Bengkudu - Mengkudu Morinda citrifolia L. Buah
Mahkota Phaleria macrocarpa
32 Mahkota dewa Buah
dewa (Scheff.) Boerl
Tanaman
33 Meniran Phyllanthus urinaria L. Herba
gendong anak
Tumbuhan Sphaerosstephanos sp.
34 Paku andam Herba
paku
Bawang Allium sativum L.
35 Bawang pote Umbi
putih
Imperata cylindria (L.)
36 Alang-alang Alang-alang Akar
P.Beauv.
3% 3%
5%
10%
10%
56%
13%
Gambar 4.1 Persentase bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh hattra
Suku Bajau di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Kalimantan Timur
19
4.3 Cara pengolahan, cara penggunaan, jumlah takaran, lama penggunaan dan penyakit yang diobati menggunakan tumbuhan obat oleh Suku
Bajau Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Kalimantan
2. Gandarusa Gandarusa Direbus Diminum 1 kali sehari ½ gelas 3 hari Nyeri haid
Hingga gejala
3. Sambiloto Sambiloto Diseduh Diminum 2 kali sehari 1 gelas Hipertensi
berkurang/sembuh
6. Jeruju Jeruju Direbus Diminum 1 kali sehari 1 gelas 1-3 hari Nyeri perut
9. Mustajab Gedi Direbus Diminum 2 kali sehari 1 gelas 1 bulan Diabetes mellitus
10. Sukun Sukun Direbus Diminum 2 kali sehari ½ gelas >1 bulan Liver
20
11. Kumis kucing Kumis kucing Direbus Diminum 2 kali sehari 1 gelas >1 bulan Diabetes mellitus
14. Anggur hutan Murbei Direbus Diminum 3 kali sehari ½ gelas 7 – 14 hari Malaria
15. Kapal – kapal Cocor bebek Dilumatkan Dikompres 2 kali sehari 3 hari Demam
17. Tapak liman Tapak liman Direbus Diminum 2 kali sehari 1 gelas 5 – 7 hari Rematik
18. Kelor Kelor Direbus Diminum 2 kali sehari 1gelas 5 – 7 hari Asam urat
Kirinyuh Menyembuhkan
19. Kirinyuh Dilumatkan Ditempel pada luka 1-3 hari
luka
20. Kemangi Kemangi Direbus Diminum 2 kali sehari 1 gelas 7 Hari Melancarkan ASI
21
Dikompres 2 kali sehari
23. Serai Serai Direbus 5-7 hari Rematik
pada bagian yang nyeri
Diminum sehari sekali 1 gelas,
5 -7 hari Maag
pagi sebelum sarapan.
Kunyit Dihaluskan lalu Rimpang kunyit digosokkan
24. Kunyit 1-3 hari Diare
diseduh pada perut
Diminum 1 kali sehari 1 gelas 3-5 hari Melancarkan haid
Diminum 1 kali sehari 1 gelas 3 hari Nyeri
Jahe merah Dihaluskan lalu
25. Pemeddas keyat Dikompres pada bagian yang Hingga gejala
diseduh Rematik
nyeri 2 kali berkurang/sembuh
29. Belimbing telunjuk Belimbing Dihaluskan Diminum 1 kali sehari 1 gelas 7- 30 hari Diabetes mellitus
wuluh
30. Ciplukan Ciplukan Langsung dimakan Dimakan sesering mungkin ≥1 bulan Diabetes mellitus
31. Bengkudu Mengkudu Diparut Diminum 2 kali sehari 1 gelas 3 – 5 hari Sariawan
32. Mahkota dewa Mahkota dewa Direbus Diminum 1 kali sehari 1 gelas > 1 bulan Tumor
22
Tanaman gendong Nyeri buang air
33. Meniran Direbus Diminum 1 kali sehari 1 gelas 5-7 hari
anak kecil
34. Paku andam Tumbuhan paku Dihaluskan Ditempelkan pada perut 1-3 hari Nyeri perut
36. Alang-alang Alang-alang Direbus Diminum 2 kali sehari 1 gelas 3 hari Nyeri
23
7%
10%
15%
51%
17%
Gambar 4.2 Persentase cara pengolahan tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh
hattra Suku Bajau di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Kalimantan
Timur
3%
5%
8%
8%
10%
66%
Gambar 4.3 Persentase cara penggunaan tumbuhan yang digunakan sebagai obat oleh
hattra Suku Bajau di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Kalimantan
Timur.
24
Tabel 4.4 Karakteristik Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan oleh hattra Suku
Bajau
3. Cara pengolahan
a. Direbus 21 51%
b. Dihaluskan 7 17%
c. Diseduh 6 15%
d. Dilumatkan 4 10%
e. Diparut 3 7%
4. Cara pemakaian
a. Diminum 26 66%
b. Ditempel 4 10%
c. Dikompres 3 8%
d. Dimakan 3 8%
e. Dibasuh 2 5%
f. Digosok 1 3%
5 Takaran penggunaan
a. ½ gelas 4 15%
b. 1 gelas 21 81%
c. 1 sendok makan 1 4%
6. Aturan pakai
a. 1 x sehari 17 47%
b. 2 x sehari 19 53%
7. Lama pengobatan
a. ≤ 1 minggu 27 67%
b. >1 minggu – 1 3 8%
bulan
c. > 1 bulan 4 10%
d. Berkurang/hilan 6 15%
g gejala
25
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Hattra
Pada tabel 4.1 hasil wawancara terhadap 6 hattra yang menggunakan
tumbuhan obat yang merupakan keturunan Suku Bajau asli didapatkan
dengan persentase 100%. Hal ini dikarenakan hattra adalah Suku Bajau
asli yang bertempat tinggal di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau
Provinsi Kalimantan Timur.
26
67%, dikarenakan pada saat itu sulitnya akses pendidikan. Tetapi tidak
menjadi penghalang untuk menjadi hattra karena pengetahaun dan
keterampilan pengobatan didapatkan langsung secara turun temurun
dari orang tua atau nenek. Hal ini menjadikan mereka lebih banyak
memperoleh pengobatan secara informal dari keluarga dan pengalaman.
Dengan demikian, kemungkinan besar keaslian pengetahuan
pengobatan mereka tetap terjaga dari pengaruh luar (RISTOJA, 2017).
4.2.2 Jenis dan Bagian Tumbuhan Obat Tradisional Pada Suku Bajau Di
Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Kalimantan Timur
Pada tabel 4.4 didapatkan bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan
yaitu daun dengan persentase 57%. Pada umumnya bagian tumbuhan yang
sering digunakan sebagai obat yaitu daun, buah, batang, rimpang, umbi,
akar dan seluruh organ tanaman. Namun bagian yang paling banyak
27
digunakan sebagai bahan baku ramuan obat adalah daun. Daun merupakan
bagian tumbuhan yang paling mudah diperoleh dibandingkan dengan
bagian-bagian yang lain. Pada umumnya pengambilan bagian tumbuhan
tersebut tidak memberikan dampak yang besar pada pertumbuhan tersebut,
sebab daun memiliki regenerasi yang tinggi untuk kembali bertunas dan
tidak memberi pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan suatu
tumbuhan meskipun daun tempat fotosintesis (Fakhrozi, 2009).
Pemanfaatan bagian daun untuk obat lebih mudah cara pengolahannya,
penggunaan daun juga tidak merusak organ tumbuhan. Hal ini dikarenakan
bagian daun mudah tumbuh kembali dan dapat dimanfaatkan secara terus-
menerus sampai tumbuhan tersebut tua dan mati (Zuhud & Haranto, 1994).
Cara penggunaan ramuan oleh suku Bajau yang paling banyak digunakan
yaitu diminum dengan persentase 66% hal ini sejalan dengan penelitian
(Mahendra, 2006) tumbuhan obat bila diminum mempunyai reaksi lebih
cepat dibandingkan dengan cara ditempel atau dikunyah dan juga dapat
mengurangi rasa pahit dari tumbuhan.
28
Jumlah takaran penggunaan obat pada suku Bajau sebagian besar diminum
dari hasil rebusan dan seduhan tumbuhan obat yaitu sebanyak 1-2 gelas
tergantung gejala atau tingkat keparahan penyakit. Hal ini menurut hattra
penggunaan gelas lebih mudah dan takaran menggunakan gelas sudah
dilakukan sejak dahulu.
29
Metabolit sekunder dapat diseintesis oleh bagian-bagian tertentu tumbuhan
seperti akar, daun, bunga dan biji. Contoh metabolit sekunder pada
tumbuhan yaitu flavonoid, akaloid, terpenoid, steroid, saponin dan lain-lain
(Anggraito, dkk, 2018). Flavonoid adalah senyawa metabolit sekunder yang
paling banyak terdapat pada tumbuhan. Flavonoid berperan dalam
mengobati penyakit diantaranya hipertensi, diabetes mellitus, diare, asam
urat, nyeri, kanker dan rematik. Pada hipertensi flavonoid mengandung
quarcetin memberikan pengaruh menurunkan tekanan darah (Yunus, 2015).
Pada diabetes mellitus flavonoid dan sapponin merupakan salah satu
senyawa metabolik sekunder penting yang meregulasi kadar glukosa darah
(Andriaty, 2019). Pada nyeri flavonoid berpotensi untuk mengurangi rasa
nyeri dengan menghambat enzim siklooksigenase (Safwan, dkk, 2016).
Pada diare flavonoid bekerja menghambat mortilitas usus sehingga dapat
mengurangi cairan dan elektrolit (Afrisa, 2016). Pada asam urat flavonoid
adalah senyawa yang berperan penting dalam menurunkan kadar asam urat
(Bauda, dkk, 2021). Pada tumor/kanker flavonoid menghambat aktivitas
reseptor tirosin kinase, karena aktivitas reseptor tirosin kinase yang
meningkat berperan dalam pertumbuhan keganasan sel kanker (Woo, et al,
2013). Pada rematik flavonoid luteolin 7 glikosida dapat menghambat enzim
xanthin oksidase (Sudjarwo, 2008).
30
Gingerol, ginggerdione dan zingeron berfungsi menghambat leukotriene dan
prostaglandin yang merupakan mediator nyeri (Herlina, 2013). Senyawa
kimia steroid dan polifenol berperan melancarkan ASI dimana steroid dan
polifenol bisa membantu untuk meningkatkan kadar prolaktin. Kadar
prolaktin yang sangat tinggi ini akan membantu untuk meningkatkan,
mempercepat dan melancarkan produksi ASI (Subagya, 2013). Senyawa
kimia anethol berperan dalam produksi ASI dimana senyawa anethol
merangsang hormon esterogen dan merangsang produksi ASI (Bangun,
2019).
31
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Studi Etnofarmasi Tumbuhan Obat pada Suku
Bajau Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Kalimantan Timur dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Jumlah tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat diperoleh 36 jenis
yaitu alpukat, gandarusa. sambiloto, kersen, bandotan, jeruju, sirih,
sirsak, gedi, sukun, kumis kucing, jambu biji, jintan, murbei, cocor
bebek, pepaya, tapak liman, kelor, kirinyuh, kemangi, seledri, katuk,
serai, kunyit, jahe merah, bangle, temulawak, lengkuas, belimbing wuluh,
ciplukan, mengkudu, mahkota dewa, meniran, tumbuhan paku, bawang
putih dan alang-alang. Bagian tumbuhan yang digunakan antara lain:
daun 57%, rimpang 13%, buah 10%, batang 10%, umbi 5%, akar 3% dan
herba 3%.
2. Tumbuhan obat yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit diolah
dengan cara direbus 51%, dihaluskan 17%, diseduh 15%, dilumatkan
10% dan diparut 7%. Penggunaannya dengan cara diminum 66%,
ditempel 10%, dikompres 8%, dimakan 8%, dibasuh 5% dan digosok
3%. Jumlah takaran obat untuk diminum biasanya ½ gelas, 1 gelas dan 1
sendok sehari serta lama penggunaan tergantung gejala dan tingkat
keparahan penyakit.
3. Penyakit yang dapat diobati menggunakan tumbuhan obat oleh suku
Bajau yaitu hipertensi, demam, kolesterol, nyeri, diabetes mellitus,
keputihan, liver, diare, luka, luka bakar, sariawan, rematik, asam urat,
maag, tumor dan melancarkan air susu ibu.
5.2 Saran
Perlu kesadaran bersama untuk dilakukan upaya pelestarian dan pemeliharaan
pengetahuan tentang tanaman obat dari budaya pengobatan leluhur, agar
warisan budaya pengobatan asli di Indonesia tetap terjaga dan terus
berlangsung dari generasi kegenerasi berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afrisa, H. P., 2016, Uji Efektivitas Ekstrak Rimpang Rumput Teki (Cyperus
rotundus L.) dengan Obat Imodium terhadap Antidiare pada Mencit (Mus
musculus L.) Jantan yang Diinduksi Oleum Ricini. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
Badan POM RI. (2005). Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
Nomor HK.00.05.4.1380 Tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional
yang Baik. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. (2019). Kecamatan Maratua dalam Angka 2019. BPS
Kabupaten Berau.
Bauda, H., Hariyadi., Pareta., D., Tumbel., S. (2021). Uji Efektivitas Ekstrak Daun
Kemangi Ocimum Americanum L. Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat
Pada Tikus Putih Jantan Rattus Novergicus. Program Studi Farmasi Fakultas
MIPA. Universitas Kristen Indonesia Tomohon.
Dianto, I. (2015). Studi Etnofarmasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Pada Suku Kaili
Ledo Di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. J. Farm. Galen. Galen.
J. Pharm. E-J. 1, 85–91.
33
Herliana Ersi. 2013. Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal. Jakarta. FMedia.
Katno. (2008). Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. B2P2TOOT Badan Litbangkes RI. Karanganyar.
Kustanti C. (2017). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Sirih Hijau Terhadap
Kejadian Keputihan. Jurnal Keperawatan Notokusumo Vol. V:1
Kuswardani, DS. (2016). Sehat Tanpa Obat dengan Bawang putih Bawang Merah-
seri Apotik Dapur.Yogyakarta.
Meliani. D,S. (2016). Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Desa
Nanggaleng. Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Unpublished
Essay. Universitas Pasundan Bandung: Bandung.
Safwan, dkk. (2016). Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Melinjo (Gnetum
Gnemon L.) Pada Mencit Putih (Mus musculus L.) Jantan. Jurnal Ilmiah Ibnu
Sina, 1(1), 71-78, 2016.
Simbolon SB, Katar Y, Rusjdi SR. Efektivitas Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma
Domestica Val) dan Madu 1059 Terhadap Ulkus Lambung Mencit BALB/c
Akibat Pemberian Aspirin Secara Mikroskopis. J Kesehat Andalas.
2018;7(1):26.
34
Sudjarwo, S. A., Setyari W. (2008). Potensi Analgesik Dan Antiinflamasi dari
Ekstrak Tapak Liman (Elephantophus scraber). J.Penelit.Med.Eksakta ,
volume 7 no.1: 16-22.
RISTOJA Wahyono, S., Widowati, L., Mujahid, R., Subositi, D., Widyastuti, Y.,
Haryanti, S., Junediono, Jokopriyambodo, W., Budiarti, M., Maruzy, A.,
Indriani, M.F., Sari, A.N. (2017). Laporan Nasional Eksplorasi Pengetahuan
Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta.
Wasito. H. (2011). Obat Tradisional Kekayaan Indonesia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Woo, H. D dan Kim, J. 2013. Dietary Flavonoid Intake and Risk of Stomach and
Colorectal Cancer. World Journal of Gastroenterology. 7: 1011-1019
Yunus, dkk. (2015). Identifikasi Senyawa Flavonoid Ekstra Etanol Daun Salam
(Syzygium Polyanthum) Asal Gorontalo dengan Menggunakan
KromatografiLapis Tipis Univ. Gorontalo : Gorontalo.
35
LAMPIRAN
36
Lampiran 2. Surat Izin Pengambilan Data Penelitian
37
Lampiran 3. Surat Pengantar Kepala Desa
38
Lampiran 4. Contoh Kuesioner
Nomor kuisioner :
Nama responden :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
39
7. Berapa jumlah takaran/sebanyak apa tumbuhan yang digunakan untuk
pengobatan?
Jawab:
8. Bagaimana cara pengolahan tumbuhan tersebut ketika akan digunakan?
Jawab:
9. Bagaimana cara penggunaan hasil ramuan/olahan tumbuhan tersebut?
Jawab:
10. Berapa lama ramuan tersebut digunakan oleh penderita dalam mengobati
penyakit?
Jawab:
11. Berapa kali pasien datang berobat untuk mengobati penyakit yang
dideritanya dan apakah perubahan penyakitnya?
Jawab:
12. Apakah ada tumbuhan obat yang sulit diperoleh/darang di temukan?
Jawab :
13. Apakah ada upaya untuk pelestarian tumbuhan tersebut?
Jawab :
14. Apakah ada cara khusus saat pengambilan, pengolahan dan penggunaan
tumbuhan tersebut?
Jawab :
40
Lampiran 5. Hasil Wawancara Hattra Suku Bajau Kecamatan Maratua
Kabupaten Berau Kalimantan Timur
Identitas Sando
Nama Ny. MH
Umur 53 tahun
Alamat Desa Payung – payung
Pendidikan SD
Pekerjaan Nelayan
Informasi Pengobatan
No Pertanyaan
1. Dari mana ibu mendapatkan pengetahuan tentang pengobatan tradisional?
Jawaban:
Orang tua
2. Sudah berapa lama ibu menggunakan tumbuhan obat tradisional?
Jawaban:
6 tahun
3. Keluhan /penyakit apa saja yang telah Bapak/Ibu obati??
Jawaban:
Hipertensi, sakit liver, demam, melancarkan ASI, keputihan
4. Tumbuhan apa saja yang bapak/ibu gunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Jawaban:
Alpukat, sukun, nangka belanda, kapal – kapal, daun seri, kemangi, buyu
5. Apakah dalam penggunaan tumbuhan tersebut sebagai penyembuh penyakit dapat di
kombinasi?
Jawaban:
Tidak
6. Bagian tumbuhan manakah yang digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Jawaban:
a. Daun: alpukat, sukun, nangka belanda, kapal-kapal, kemangi, buyu
b. Batang: kemangi
7. Berapa jumlah takaran/sebanyak apa tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan?
Jawaban:
a. Alpukat, buyu, kapal-kapal: 5-7 lembar
b. Sukun: 1-3 lembar
c. Nangka belanda: 3-5 lembar
d. Kemangi: secukupnya
8. Bagaimana cara pengolahan tumbuhan tersebut ketika akan digunakan?
Jawaban:
a. Alpukat: diambil alpukat, kemudian cuci bersih. direbus dengan 3 gelas air menjadi
1 gelas
b. Sukun: diambil daun sukun yang telah menguning sebanyak 3 lembar, dicuci bersih
lalu rebus dengan 3 gelas air menjadi 2 gelas
c. Nangka belanda: diambil daun nangka belanda, dicuci bersih lalu dihaluskan
d. Kapal-kapal: diambil daun kapal-kapal, lalu dicuci bersih kemudian dilumatkan
e. Kemangi: diambil secukupnya daun kemangi segar, dicuci bersih lalu direbus dapat
41
juga dimakan langsung
f. Buyu: diambil daun buyu dicuci bersih, kemudian direbus selama 15 menit
9. Bagaimana cara penggunaan hasil ramuan/olahan tumbuhan tersebut?
Jawaban:
a. Alpukat: diminum 1 kali sehari 1 gelas
b. Sukun: diminum 2 kali sehari ½ gelas
c. Nangka belanda: dikompres 1 kali sehari pada dahi anak
d. Kapal-kapal: dikompres 2 kali sehari
e. Kemangi: Diminum 2 kali sehari 1 gelas
f. Buyu: dibasuh 2 kali sehari pada saat mandi
10. Berapa lama ramuan tersebut digunakan oleh penderita dalam mengobati penyakit?
Jawaban:
a. Hipertensi: Hingga gejala berkurang/sembuh
b. Sakit liver: >1 bulan
c. Demam: 3 hari
d. Melancarkan ASI: selama masa menyusui
e. Keputihan: 7 hari
11. Berapa kali pasien datang berobat untuk mengobati penyakit yang dideritanya dan
apakah perubahan penyakitnya?
Jawaban:
2-3 kali
12. Apakah ada tumbuhan obat yang sulit diperoleh / jarang ditemukan ?
Jawaban:
Tidak ada
13. Apakah ada upaya penanganan untuk pelestariannya ?
Tidak ada
14. Apakah ada penangan khusus saat pengambilan tumbuhan obat, mulai dari persiapan
hingga siap digunakan dalam pengobatan ?
Jawaban:
Hanya pada saat penggunaan di bacakan sholawat
Identitas Hattra
Nama Ny. NM
Umur 60 tahun
Alamat Desa Payung – payung
Pendidikan SD
Pekerjaan Ibu rumah tangga
Informasi Pengobatan
No Pertanyaan
1. Dari mana ibu mendapatkan pengetahuan tentang pengobatan tradisional?
Jawaban:
Nenek
2. Sudah berapa lama ibu menggunakan tumbuhan obat tradisional?
Jawaban:
10 tahun
3. Keluhan /penyakit apa saja yang telah Bapak/Ibu obati??
Jawaban:
42
Kencing manis, demam, maag, luka bakar, tekanan darah tinggi, nyeri haid
4. Tumbuhan apa saja yang bapak/ibu gunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Jawaban:
Kumis kucing, benggalai, temulawak, kunyit, buyu, pemeddas keyat, kapal-kapal, seri,
belimbing telunjuk
5. Apakah dalam penggunaan tumbuhan tersebut sebagai penyembuh penyakit dapat di
kombinasi?
Jawaban:
Tidak ada
6. Bagian tumbuhan manakah yang digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Jawaban:
a. Daun: kumis kucing, buyu, kapal-kapal
b. Rimpang: bengallai, kunyit, temulawak, pemeddas keyat
c. Buah belimbing telunjuk
7. Berapa jumlah takaran/sebanyak apa tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan?
a. Kumis kucing: secukupnya
b. Buyu: 1-3 lembar
c. Kapal-kapal: 5-7 lembar
d. Bengallai, kunyit, temulawak, pemeddas keyat: 2-3 ruas jari
e. Belimbing telunjuk: 5 -7 buah
8. Bagaimana cara pengolahan tumbuhan tersebut ketika akan digunakan?
a. Kumis kucing: diambil secukupnya daun kumis kucing, dicuci bersih lalu direbus
menggunakan 1 gelas air
b. Buyu: diambil daun buyu, dicuci bersih lalu dilumatkan
c. Kapal-kapal: diambil daun kapal-kapal, lalu dicuci bersih kemudian dilumatkan
d. Bengallai: diambil beberapa ruas bengallai, dikupas lalu dicuci bersih, kemudian
diparut lalu diseduh dengan ½ gelas air panas, air seduhan dapat dicampurkan madu
e. Kunyit: diambil kunyit, dikupas lalu dicuci bersih kemudian diparut lalu diseduh
dengan gelas air panas kemudian disaring dapat ditambahkan madu 3 sendok makan
f. Temulawak: diambil temulawak, dikupas lalu dicuci bersih, diparut kemudian diseduh
dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring
g. Belimbing telunjuk: diambil buah belimbing telunjuk, dicuci bersih lalu dihaluskan,
ditambahkan 1 gelas air
h. Pemeddas keyat: Diambil pemeddas keyat, dikupas lalu dicuci bersih, haluskan
kemudian seduh dengan 1 gelas air panas
9. Bagaimana cara penggunaan hasil ramuan/olahan tumbuhan tersebut?
a. Kumis kucing: Diminum 2 kali sehari 1 gelas
b. Buyu: ditempelkan 1 kali sehari
c. Kapal-kapal: dikompres pada dahi
d. Bengallai: Diminum 2 kali sehari ½ gelas
e. Kunyit: diminum 1 kali sehari 1 gelas sebelum sarapan
f. Temulawak: diminum 1 kali sehari 1 gelas sebelum sarapan
g. Belimbing telunjuk: Diminum 1 kali sehari 1 gelas
h. Pemedddas keyat: diminum 1 kali sehari 1 gelas
10. Berapa lama ramuan tersebut digunakan oleh penderita dalam mengobati penyakit?
a. Kencing manis: > 1bulan
b. Demam: 3 hari
c. Maag: 3-5 hari
d. Tekanan darah tinggi: hingga gejala berkurang/sembuh
e. Nyeri haid: 3 hari
f. Luka bakar: 7-14 hari
11. Berapa kali pasien datang berobat untuk mengobati penyakit yang dideritanya dan apakah
perubahan penyakitnya?
Jawaban:
2-3 kali
12. Apakah ada tumbuhan obat yang sulit diperoleh / jarang ditemukan?
Jawaban:
43
Tidak ada
13. Apakah ada upaya penanganan untuk pelestariannya ?
Jawaban
Tanam sendiri
14. Apakah ada penangan khusus saat pengambilan tumbuhan obat, mulai dari persiapan hingga
siap digunakan dalam pengobatan ?
Jawaban:
Pada saat pengambilan dibacakan basmalah dan tanaman yang diambil berjumlah ganjil
setelah pemberiaan pada pasien dibacakan sholawat
Identitas Hattra
Nama Ny. TN
Umur 48 tahun
Alamat Desa Bohe silian
Pendidikan SMP
Pekerjaan Pedagang
Informasi Pengobatan
No Pertanyaan
1. Dari mana ibu mendapatkan pengetahuan tentang pengobatan tradisional?
Jawaban:
Orang tua
2. Sudah berapa lama ibu menggunakan tumbuhan obat tradisional?
Jawaban:
8 tahun
3. Keluhan /penyakit apa saja yang telah Bapak/Ibu obati?
Jawaban:
Nyeri perut, tekanan darah tinggi, sariawan, diare, kencing manis, melancarkan ASI
4. Tumbuhan apa saja yang bapak/ibu gunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Jawaban:
Jeruju, daun jintan, jambu batu, lengkuas, pemeddas keyat, seri, cangkok, bawang putih
5. Apakah dalam penggunaan tumbuhan tersebut sebagai penyembuh penyakit dapat di
kombinasi?
Jawaban:
Tidak
6. Bagian tumbuhan manakah yang digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Jawaban:
a. Daun: jeruju, jintan, jambu batu, seri, cangkok
b. Rimpang: lengkuas, pemeddas keyat
c. Umbi: bawang putih
7. Berapa jumlah takaran/sebanyak apa tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan?
a. Jeruju: 3-5 lembar
b. Jintan, jambu batu: 5-7 pucuk atau daun segar
c. Seri, cangkok: diambil secukupnya
d. Lengkuas, pemeddas keyat: 2-3 ruas
e. Bawang putih: 3-4 biji
8. Bagaimana cara pengolahan tumbuhan tersebut ketika akan digunakan?
44
a. Jeruju: diambil daun jeruju, cuci bersih kemudian direbus dengan 2 gelas air menjadi
1 gelas
b. Jintan: diambil pucuk atau daun segar, dicuci bersih bisa langsung dimakan atau
direbus
c. Jambu batu: diambil daun jambu batu, dicuci bersih lalu dihaluskan
d. Seri: diambil secukupnya daun seri, dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas
menjadi 1 gelas
e. Cangkok: diambil secukupnya daun kelor, dicuci bersih lalu direbus atau dapat
dijadikan sayur
f. Lengkuas: diambil lengkuas, dikupas lalu dicuci bersih, kemudian diparut
ditambahkan sedikit air
g. Pemeddas keyat: diambil pemeddas keyat, digeprek lalu direbus dengan air
secukupnya, kemudian menggunakan handuk air rebusan yang hangat dibalutkan
pada bagian yang nyeri
h. Bawang putih: diambil bawang putih, dikupas lalu cuci bersih kemudian dihaluskan
lalu diseduh dengan 1 gelas air panas
9. Bagaimana cara penggunaan hasil ramuan/olahan tumbuhan tersebut?
a. Jeruju: diminum 1 kali sehari 1 gelas
b. Jintan: dmakan atau diminum 2 kali sehari
c. Jambu batu: ditempelkan pada perut 2 kali sehari
d. Cangkok: dimakan 1 -2 kali sehari
e. Lengkuas: Diminum 1 kali sehari
f. Pemeddas keyat: diminum 1 kali sehari 1 gelas
g. Bawang putih: diminum 1 kali sehari 1 gelas
10. Berapa lama ramuan tersebut digunakan oleh penderita dalam mengobati penyakit?
a. Nyeri perut: 1-3 hari
b. Tekanan darah tinggi: hingga gejala berkurang/sembuh
c. Sariawan: 3-5 hari
d. Diare: 3 hari
e. Kencing manis: > 1 bulan
f. Melancarkan ASI: selama masa menyusui
11. Berapa kali pasien datang berobat untuk mengobati penyakit yang dideritanya dan apakah
perubahan penyakitnya?
Jawaban:
1-3 kali atau lebih
12. Apakah ada tumbuhan obat yang sulit diperoleh / jarang ditemukan?
Jawaban:
Tidak ada
13. Apakah ada upaya penanganan untuk pelestariannya ?
Jawaban:
Tidak ada
14. Apakah ada penangan khusus saat pengambilan tumbuhan obat, mulai dari persiapan
hingga siap digunakan dalam pengobatan?
Jawaban:
Saat pengambilan dibacakan sholawat dan saat pemberiaan dibacakan doa-doa tertentu
45
4. Nomor Kuesioner : 4 (Empat)
Identitas Hattra
Nama Ny. SH
Umur 65 tahun
Alamat Desa Bohe silian
Pendidikan SD
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Informasi Pengobatan
No Pertanyaan
1. Dari mana ibu mendapatkan pengetahuan tentang pengobatan tradisional?
Jawaban:
Orang tua
2. Sudah berapa lama ibu menggunakan tumbuhan obat tradisional?
Jawaban:
7 tahun
3. Keluhan /penyakit apa saja yang telah Bapak/Ibu obati?
Jawaban:
Hipertensi, tumor, demam, nyeri, asam urat, maag, malaria melancarkan ASI
4. Tumbuhan apa saja yang bapak/ibu gunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Jawaban:
Bawang pote, mahkota dewa, anggur hutan, daun kates, sambiloto, kelor, kemangi,
temulawak, kapal-kapal
5. Apakah dalam penggunaan tumbuhan tersebut sebagai penyembuh penyakit dapat di
kombinasi?
Jawaban:
Tidak
6. Bagian tumbuhan manakah yang digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Jawaban:
a. Daun: anggur hutan, sambiloto, kelor, seri, kemangi, kapal-kapal, kates
b. Buah: mahkota dewa
c. Rimpang: temulawak
7. Berapa jumlah takaran/sebanyak apa tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan?
a. Anggur hutan, sambiloto, kelor, kemangi, kates, mahkota dewa: secukupnya
b. Kapal-kapal: 5-7 lembar
c. Temulawak: 2-3 ruas jari
8. Bagaimana cara pengolahan tumbuhan tersebut ketika akan digunakan?
a. Anggur hutan: diambil secukupnya daun anggur hutan, dicuci bersih, kemudian
direbus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas
b. Sambiloto: diambil pucuk daun sambiloto yang masih segar, dicuci bersih kemudian
direbus menggunakan 2 gelas air menjadi 1 gelas
c. Kelor: diambil bagian pucuk atau daun yang muda dengan batangnya, dicuci bersih
lalu direbus dengan 2 gelas air menjadi 1 gelas
d. Kemangi: diambil secukupnya daun kemangi segar, dicuci bersih lalu direbus dapat
juga dimakan langsung
e. Kapal-kapal: diambil daun kapal-kapal, lalu dicuci bersih kemudian dilumatkan
f. Kates: diambil secukupnya pucuk daun kates yang masih segar, kemudian direbus
g. Mahkota dewa: diambil simplisia buah mahkota dewa secukupnya kemudian dicuci
bersih, lalu direbus dengan air 3 gelas menjadi 1 gelas
h. Temulawak: diambil 2-3 ruas temulawak, dikupas lalu dicuci bersih, diparut
46
kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring
9. Bagaimana cara penggunaan hasil ramuan/olahan tumbuhan tersebut?
a. Anggur hutan: diminum 1 kali sehari 1 gelas
b. Sambiloto: diminum 2 kali sehari 1 gelas
c. Kelor : diambil bagian pucuk atau daun yang muda dengan batangnya, dicuci bersih
lalu direbus dengan 2 gelas air menjadi 1 gelas
d. Kemangi: diminum 2 kali sehari 1 gelas
e. Kapal-kapal: dikompres 2 kali sehari pada dari
f. Kates: daun hasil rebusan dimakan 1-2 kali sehari
g. Mahkota dewa: diminum 1 kali sehari 1 gelas
h. Temulawak: diminum 1 kali sehari 1 gelas sebelum sarapan pagi
10. Berapa lama ramuan tersebut digunakan oleh penderita dalam mengobati penyakit?
a. Hipertensi: hingga gejala berkurang atau sembuh
b. Tumor: > 1 bulan
c. Demam: 1-3 hari
d. Nyeri:1-3 hari
e. Asam urat: 5-7 hari
f. Maag: 3-5 hari
g. Melancarkan ASI: selama masa menyusui
h. Malaria: 7-14 hari
11. Berapa kali pasien datang berobat untuk mengobati penyakit yang dideritanya dan apakah
perubahan penyakitnya?
1-3 kali
12. Apakah ada tumbuhan obat yang sulit diperoleh / jarang ditemukan?
Jawaban:
Tidak ada
13. Apakah ada upaya penanganan untuk pelestariannya ?
Jawaban:
Budidaya sendiri
14. Apakah ada penangan khusus saat pengambilan tumbuhan obat, mulai dari persiapan
hingga siap digunakan dalam pengobatan ?
Jawaban:
Pada saat digunakan dibacakan sholawat
Identitas Hattra
Nama Ny. EG
Umur 53 tahun
Alamat Desa Teluk harapan
Pendidikan SMP
Pekerjaan Petani
Informasi Pengobatan
No Pertanyaan
1. Dari mana ibu mendapatkan pengetahuan tentang pengobatan tradisional?
Jawaban:
Orang tua
2. Sudah berapa lama ibu menggunakan tumbuhan obat tradisional?
47
8 tahun
3. Keluhan /penyakit apa saja yang telah Bapak/Ibu obati?
Keputihan, nyeri, diare, rematik, nyeri saat buang air kecil, melancarkan ASI, Hipertensi
4. Tumbuhan apa saja yang ibu gunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Jawaban:
Tambora, alang-alang, sereh, tanaman gendong anak, cangkok, buyu dan daun sop
5. Apakah dalam penggunaan tumbuhan tersebut sebagai penyembuh penyakit dapat di
kombinasi?
Jawaban:
Tidak
6. Bagian tumbuhan manakah yang digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Daun: tambora, cangkok, buyu, sop
Batang: sereh, alang-alang
Herba: tanaman gendong anak
48
Jawaban:
Budidaya sendiri, namun seperti tanaman gendong anak itu tidak karena itu biasa tumbuh
dipinggir jalan atau disekitar rumah, sama halnya dengan tanaman alang-alang terdapat di
hutan atau di sepanjang jalan
14 Apakah ada penangan khusus saat pengambilan tumbuhan obat, mulai dari persiapan
hingga siap digunakan dalam pengobatan?
Ada, untuk pengambilan tanaman tidak boleh dalam keadaan berhalangan (menstruasi
Identitas Hattra
Nama Ny. RD
Umur 60 tahun
Alamat Desa Teluk alulu
Pendidikan SD
Pekerjaan Pedagang
Informasi Pengobatan
No Pertanyaan
1. Dari mana ibu mendapatkan pengetahuan tentang pengobatan tradisional?
Jawaban:
Orang tua
2. Sudah berapa lama ibu menggunakan tumbuhan obat tradisional?
3. Keluhan /penyakit apa saja yang telah Bapak/Ibu obati?
Jawaban:
Kencing manis, sakit kepala, diare, luka, asam urat, sariawan, demam
4. Tumbuhan apa saja yang bapak/ibu gunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
Jawaban:
Mustajab, gandarusa, pemeddas keyat, paku andam, jambu batu, kirinyuh, tapak liman,
ciplukan, bengkudu, kumis kucing, kapal-kapal
5. Apakah dalam penggunaan tumbuhan tersebut sebagai penyembuh penyakit dapat di
kombinasi?
Jawaban:
Tidak ada
6. Bagian tumbuhan manakah yang digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan?
a. Daun: mustajab, gandarusa, paku andam, jambu batu, kirinyuh, tapak liman, kumis
kucing, kapal-kapal
b. Buah: ciplukan, bengkudu
c. Rimpang: pemeddas keyat
7. Berapa jumlah takaran/sebanyak apa tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan?
a. Mustajab, kirinyuh, paku andam, jambu batu, tapak liman: 5-7 lembar daun
b. Gandarusa: 3-5 lembar
c. Pemeddas keyat: 2-3 ruas jari
d. Ciplukan: secukupnya
e. Bengkudu: 1-2 buah
f. Kumis kucing
8. Bagaimana cara pengolahan tumbuhan tersebut ketika akan digunakan?
a. Mustajab: diambil daun mustajab, dicuci bersih kemudian direbus dengan 3 gelas air
menjadi 1 gelas
49
b. Gandarusa: diambil daun gandarusa, dicuci bersih kemudian direbus dengan 1 gelas
hingga menjadi ½ gelas
c. Pemeddas keyat: diambil pemeddas keyat, dikupas lalu dicuci bersih, haluskan
kemudian seduh dengan 1 gelas air panas
d. Paku andam: diambil tumbuhan paku, dicuci bersih lalu dihaluskan
e. Jambu batu: diambil 5-7 lembar daun jambu batu, dicuci bersih lalu dihaluskan
f. Kirinyuh: diambil daun kirinyuh segar, dicuci bersih lalu dilumat atau dihaluskan
g. Tapak liman: diambil daun tapak liman, dicuci bersih direbus menggunakan 1 gelas
air selama 15 menit
h. Ciplukan: diambil secukupnya buah ciplukan, dicuci bersih dapat langsung dimakan
i. Bengkudu: diambil buah mengkudu, dicuci bersih lalu buah mengkudu diparut
ditambahkan 1 gelas air biasa lalu disaring
j. Kumis kucing
9. Bagaimana cara penggunaan hasil ramuan/olahan tumbuhan tersebut?
a. Mustajab: diminum 2 kali sehari 1 gelas
b. Gandarusa: diminum 1 kali sehari ½ gelas
c. Pemeddas keyat: diminum 1 kali sehari 1 gelas
d. Paku andam: ditempelkan pada perut
e. Jambu batu: ditempelkan pada perut
f. Kirinyuh: ditempel pada luka
g. Tapak liman: diminum 2 kali sehari 1 gelas
h. Ciplukan: dimakan sesering mungkin
i. Bengkudu: diminum 2 kali sehari 1 gelas
10. Berapa lama ramuan tersebut digunakan oleh penderita dalam mengobati penyakit?
a. Kencing manis: >1 bulan
b. Nyeri saat haid, sariawan: 3-5 hari
c. Sakit kepala
d. Diare: 1-3 hari
e. Luka: 1-3 hari
f. Rematik: 5-7 hari
11. Berapa kali pasien datang berobat untuk mengobati penyakit yang dideritanya dan apakah
perubahan penyakitnya?
2-3 kali
12. Apakah ada tumbuhan obat yang sulit diperoleh / jarang ditemukan ?
Jawaban:
Tidak ada
13. Apakah ada upaya penanganan untuk pelestariannya ?
Jawaban:
Budidaya sendiri, namun seperti tumbuhan paku dan kirinyuh tumbuh liar
14. Apakah ada penangan khusus saat pengambilan tumbuhan obat, mulai dari persiapan
hingga siap digunakan dalam pengobatan ?
Jawaban:
Tidak ada
50
Lampiran 6. Dokumentasi Wawancara Hattra
Nama : MH Nama : NM
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 53 tahun Umur : 60 tahun
Alamat : Payung - payung Alamat : Payung - payung
Nama : TN Nama : SH
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 48 tahun Umur : 65 tahun
Alamat : Bohe silian Alamat : Bohe silian
Nama : EG Nama : RD
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 53 tahun Umur : 60 tahun
Alamat : Teluk harapan Alamat : Teluk alulu
51
Lampiran 7. Dokumentasi Sampel
52
Jahe merah/Pemeddas keyat Mahkota dewa
Zingiber Officinale Roscoe. Phaleria macrocarpa (Scheff).
Willd.
53
Sirih/Buyu Bengkudu/Mengkudu
Piper betle L. Morinda citrifolia L.
Kemangi Serai
Ocimum basilicum L. Cymbopogon nardus (L.) Rendle.
Katuk/Cangkok Pepaya/Kates
Sauropus androgynus (L.) Merr. Carica papaya L.
54
Daun jintan Temulawak
Plectranthus amboinicus Curcuma zanthorrhiza Roxb.
(Lour.) Spreng.
55
`
Tapak liman Alang-alang
Elephantopus scaber L. Imperata cylindria (L.) P.Beauv.
Kelor Sukun
Moringa oleifera Lam. Artocarpus altilis (Parkinson)
Fosberg.
56
Belimbing wuluh/Belimbing Telunjuk Jeruju
Averrhoa bilimbi L. Acanthus ilicifolius L.
Sambiloto Kirinyuh/Minjangan
Andrographis paniculata (Burm.f) Nees. Chromolaena odorata (L.)
R.M.King & H.Rob
fggggggggggg
Bandotan/Tambora Gandarusa
Ageratum conyzoides L. Justicia gendarussa Burm.f.
57
Lampiran 8. Surat Permohonan Izin Penelitian di Laboratorium
58
Lampiran 9. Surat Keterangan Hasil Identifikasi Tumbuhan
59
60
Lampiran 10. Analisis Data
1. Persentase bagian tumbuhan yang digunakan
Rumus menghitung presentase bagian tumbuhan yang digunakan:
d. Persentase batang
% batang = × 100%
= × 100%
= 10 %
61
2. Persentase cara pengolahan
Rumus menghitung presentase bagian tumbuhan yang digunakan:
c. Persentase diseduh
% diseduh = × 100%
= × 100%
=15 %
62
3. Persentase cara penggunaan
Rumus menghitung presentase bagian tumbuhan yang digunakan:
63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
B. Pengalaman Organisasi
Tahun Nama Organisasi Jabatan
2020 HIMAFAR FMIPA UNTAD Anggota Advokasi
64
STUDI ETNOFARMASI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT PADA SUKU
BAJAU KECAMATAN MARATUA KABUPATEN KABUPATEN
BERAU KALIMANTAN TIMUR
ABSTRAK
Suku Bajau adalah suku yang bermukim di Kecamatan Maratua Kabupaten Berau
Provinsi Kalimantan Timur. Pengetahuan lokal mengenai tumbuhan obat yang
dimiliki oleh Suku Bajau diwariskan secara turun temurun. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan data tumbuhan sebagai obat, jenis dan bagian, cara
pengolahan, cara penggunaan, takaran, lama penggunaan dalam mengobati suatu
penyakit, sehingga tersusun basis data terkait kekayaan biodiversitas tumbuhan
obat dan kearifan lokal masyarakat. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengambilan purposive
sampling. Hasil penelitian yang diperoleh 36 jenis tumbuhan obat. Bagian
tumbuhan yang digunakan antara lain daun 56%, rimpang 13%, buah 10%, batang
10%, herba 5%, umbi 3% dan akar 3%. Cara pengolahan tumbuhan obat
tradisional antara lain direbus 51%, dihaluskan 17%, diseduh 15%, dilumatkan
10% dan diparut 7%. Cara penggunaan tumbuhan obat tradisional antara lain
diminum 66%, ditempel 10%, dimakan 8%, dikompres 8%, dibasuh 5%, dan
digosok 3%. Penyakit yang diobati menggunakan tumbuhan obat yaitu hipertensi,
demam, kolesterol, nyeri, diabetes mellitus, keputihan, liver, diare, luka, luka
bakar, sariawan, rematik, asam urat, maag, tumor dan melancarkan air susu ibu.
The Bajau are a tribe who live in Maratua District, Berau Regency, East
Kalimantan Province. Local knowledge about medicinal plants owned by the
Bajau is passed down from generation to generation. This study aims to obtain
data on plants as drugs, types and parts, processing methods, methods of use,
dosage, duration of use in treating a disease, so that a database is compiled related
to the richness of biodiversity of medicinal plants and local wisdom of the
community. This type of research is descriptive research that uses qualitative
methods with purposive sampling technique. The results of the study obtained 36
types of medicinal plants. The plant parts used included 56% leaves, 13%
rhizomes, 10% fruit, 10% stems, 5% herbs, 3% tubers and 3% roots. Methods for
processing traditional medicinal plants include boiling 51%, mashing 17%,
brewing 15%, pulverizing 10% and grating 7%. Methods for using traditional
medicinal plants include drinking 66%, sticking 10%, eating 8%, compressing
8%, washing 5%, and rubbing 3%. Diseases treated using medicinal plants are
Hypertension, Fever, Cholesterol, Pain, Diabetes mellitus, Leucorrhoea, Liver,
Diarrhea, Wounds, Burns, Sprue, Rheumatism, Gout, Ulcer, Tumor and
Breastfeeding.
Tabel 4.3 Cara pengolahan, cara penggunaan, jumlah takaran, lama penggunaan
dan penyakit yang diobati menggunakan tumbuhan obat oleh Suku
Bajau Kecamatan Maratua Kabupaten Berau Kalimantan
Cara penggunaan
Nama Cara
No. dan jumlah Lama penggunaan Penyakit
Lokal pengolahan
takaran
Diminum 1 kali Hingga gejala
1. Alpukat Direbus Hipertensi
sehari 1 gelas berkurang/sembuh
Diminum 1 kali
2. Gandarusa Direbus 3 hari Nyeri haid
sehari ½ gelas
Diminum 2 kali Hingga gejala
3. Sambiloto Diseduh Hipertensi
sehari 1 gelas berkurang/sembuh
Diminum 1 kali Hingga gejala
4. Seri Direbus Hipertensi
sehari 1 gelas berkurang/sembuh
Dibasuh 2 kali
5. Tambora Direbus 5-7 hari Keputihan
sehari
Diminum 1 kali
6. Jeruju Direbus 1-3 hari Nyeri perut
sehari 1 gelas
Ditempelkan 1 kali
Dilumatkan 7-14 hari Luka bakar,
sehari
7. Buyu Dibasuh 2 kali
Direbus sehari pada saat 7 hari Keputihan
mandi
Nangka Dikompres 1 kali Demam pada
8. Dihaluskan 3 hari
belanda sehari anak
Diminum 2 kali
18. Kelor Direbus 5-7 hari Asam urat
sehari 1 gelas
Menyembuhka
19. Kirinyuh Dilumatkan Ditempel pada luka 1-3 hari
n luka
Langsung Diabetes
30. Ciplukan Dimakan sesering mungkin ≥1 bulan
dimakan mellitus
3. Cara pengolahan
Direbus 21 51%
Dihaluskan 7 17%
Diseduh 6 15%
Dilumatkan 4 10%
Diparut 3 7%
4. Cara pemakaian
Diminum 26 66%
Ditempel 4 10%
Dikompres 3 8%
Dimakan 3 8%
Dibasuh 2 5%
Digosok 1 3%
5 Takaran penggunaan
a. ½ gelas 4 15%
b. 1 gelas 21 81%
c. 1 sendok makan 1 4%
6. Aturan pakai
a. 1 x sehari 17 47%
b. 2 x sehari 19 53%
7. Lama pengobatan
a. ≤ 1 minggu 27 67%
b. >1 minggu – 1 bulan 3 8%
c. > 1 bulan 4 10%
d. Berkurang/hilang 6 15%
gejala