You are on page 1of 19

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“IMAN KEPADA HARI AKHIR”

Disusun Oleh:

Arman Saputra 2234017

PROGRAM PENJASKESREK

SEKOLAH TINGGI ILMU PENDIDIKAN

YAYASAN PENDIDIKAN UJUNG PANDANG (YPUP)

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penyusun panjatkan kepada Allah S.W.T, yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam dengan judul “Iman
Kepada Hari Akhir”.

Makalah ini ini disusun atas dasar untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pendidikan Agama Islam. Tidak lupa penyusun mengucapkan
banyak-banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu
dan memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dalam


kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, Penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila


dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
bagi para pembaca
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir............................................... 3
B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan.......................................... 5
C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir............................................... 6
D. Tanda-tanda Hari Akhir.................................................................. 7
E. Nama-nama Hari Akhir.................................................................. 7
F. Peristiwa setelah Hari Kiamat........................................................ 8
G. Tahapan Periode Hari Akhir.......................................................... 10
H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir.............................................. 12
I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir................. 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 16
B. Saran............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perlukah bukti tentang adanya hari akhir? Kehidupan sesudah
mati pasti adanya. Bukankah makhluk yang termulia adalah makhluk
yang berjiwa? Bukankah yang termulia di antara mereka adalah yang
memiliki kehendak dan kebebasan memilih? Kemudian yang termulia
dari kelompok ini adalah yang mampu melihat jauh ke depan, serta
mempertimbangkan dampak kehendak dan pilihan-pilihannya.
Demikian logika kita berkata. Dari sini pula jiwa manusia memulai
pertanyaan-pertanyaan baru. Sudahkah manusia melihat dan
merasakan akibat perbuatan-perbuatan mereka yang didasarkan oleh
kehendak dan pilihan mereka itu? Sudahkah yang berbuat baik
memetik buah perbuatannya? Sudahkah yang berbuat jahat menerima
nista kejahatannya? Jelas tidak, atau belum, bahkan alangkah banyak
manusia-manusia baik yang teraniaya, dan sementara banyak pula
orang-orang jahat yang menikmati gemerlap dunia.
Karena itu, demi tegaknya keadilan, harus ada satu kehidupan
baru ketika semua pihak akan memperoleh secara adil dan sempurna
hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas pilihan masing-masing. Itu
sebabnya al-Qur’an menamai hidup di akhirat sebagai al-hayat yang
berarti “hidup yang sempurna” dan kematian dinamainya wafat yang
arti harfiahnya adalah “kesempurnaan.” Banyak ayat al-Qur’an yang
menjelaskan hakikat di atas, antara lain surat Taha ayat 15
“Sesungguhnya saat (hari kiamat) akan datang. Aku dengan sengaja
merahasiakan (waktu)-nya. Agar setiap jiwa diberi balasan (dan
ganjaran) sesuai hasil usahanya”.
Hari akhir pasti datang meskipun tidak ada satu pun makhluk
yang mengetahui waktu kedatangannya dengan pasti. Adanya hari
akhir atau hari kiamat telah dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan
ia termasuk bagian rukun iman. Sebagai umat Islam kita harus
beriman kepada hari akhir atau hari kiamat. Keimanan kepada hari
akhir akan tercermin dalam tingkah laku dan perbuatan seseorang.
Jika mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada hari
akhir dan menerapkan keimanan tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas di dalam makalah tentang Iman Kepada Hari Akhir
ini adalah sebagai berikut:

1
2

1. Apa pengertian iman kepada hari akhir?


2. Bagaimana hari akhir menurut ilmu pengetahuan?
3. Apa hakikat beriman kepada hari akhir?
4. Apa saja tanda-tanda hari akhir?
5. Apa saja nama-nama hari akhir?
6. Bagaimana peristiwa setelah hari kiamat?
7. Bagaimana tahapan-tahapan periode hari akhir?
8. Apa hikmah beriman kepada hari akhir?
9. Bagaimana perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir?

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Iman Kepada
Hari Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian iman kepada hari akhir.
2. Untuk mengetahui hari akhir menurut ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui hakikat beriman kepada hari akhir.
4. Untuk mengetahui tanda-tanda hari akhir.
5. Untuk mengetahui nama-nama hari akhir.
6. Untuk mengetahui peristiwa setelah hari kiamat.
7. Untuk mengetahui tahapan periode hari akhir.
8. Untuk mengetahui hikmah beriman kepada hari akhir.
9. Untuk mengetahui perilaku yang mencerminkan iman kepada hari
akhir.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman kepada Hari Akhir


Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga
disebut hari pembalasan. Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah
hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya
kehidupan semua makhluk Allah Swt. Hari akhir juga disebut hari
kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah Swt. yang seadil-adilnya.
Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati,
bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan berakhir atau hancur serta
manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku.
Iman kepada hari akhir merupakan salah satu rukun iman. Selain itu,
iman kepada hari akhir termasuk sendi-sendi keimanan yang sangat
mendasar dalam akidah Islam. Seseorang yang tidak mempercayai
hari akhir tidak termasuk orang yang beriman. Oleh karena itu, jika
mengaku sebagai orang beriman, kita harus beriman kepada Allah,
malaikat Allah, kitab Allah, rasul Allah, dan qada serta qadar Allah.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada permulaan dan ada
akhir. Beberapa waktu yang lalu kita bertemu dan berkumpul dengan
teman-teman sekelas, tetapi suatu saat pasti akan berpisah. Saat ini
kita selalu bersama ibu atau bapak dan suatu saat, cepat atau lambat
akan berpisah dengan mereka. Begitu juga kehidupan di dunia ini, ada
awal dan ada akhir. Kita tidak akan selamanya hidup di dunia. Suatu
saat kita akan meninggalkan dunia dan seluruh isinya. Hidup di dunia
hanya sementara bukan selamanya. Hidup di dunia bagaikan
seseorang yang naik kendaraan. Ada permulaan dan ada tujuan akhir.
Agar selamat dalam perjalanan, kita harus mematuhi aturan-aturan
yang ada. Al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia dalam
menjalani kehidupan di dunia. Rambu-rambu yang ada dalam Al-
Qur’an harus ditaati jika seseorang ingin hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
Selama hidup di dunia manusia harus mencari bekal sebanyak-
banyaknya agar tidak menyesal ketika sampai di tempat tujuan.
Banyak orang yang merugi karena mengira dunia adalah tujuan akhir
sehingga mereka mengira kesuksesan di dunia adalah segalanya.
Mereka mengejar kehidupan di dunia dan melupakan bahwa ada
kehidupan setelah kehidupan di dunia. Kesalahan mengira bahwa
dunia adalah tujuan akhir juga dialami oleh umat terdahulu. Hal ini

3
4

sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Swt. yang berbunyi seperti


berikut.
ُ ﴾١٨﴿ ‫حُفِ اُأْلولَ ٰى‬NN‫الص‬
ِ‫حُف‬NN‫ص‬ ُّ ‫ َذا لَفِي‬N‫﴾ ِإنَّ ٰ َه‬١٧﴿ ‫ ٌر َوَأ ْب َق ٰى‬NNْ‫رةُ َخي‬NNِ
َ ‫﴾ َواآْل خ‬١٧﴿ ‫ ٌر َوَأ ْب َق ٰى‬N‫رةُ َخ ْي‬N
َ N‫َواآْل ِخ‬
﴾١٩﴿ ‫ُوس ٰى‬ َ ‫ِإب َْراهِي َم َوم‬
Artinya: “Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan
dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.
Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) kitab-
kitab Ibrahim dan Musa.” (Q.S. al-A’la: 16–19)
Ayat Al-Qur’an di atas menjelaskan bahwa orang-orang kafir
memilih kehidupan dunia yang tidak kekal. Mereka mengabaikan
kehidupan akhirat yang kekal. Suatu tindakan yang tidak patut ditiru
oleh orang-orang beriman. Orang-orang kafir yang memilih kehidupan
dunia akan menyesal di akhirat kelak. Mereka akan mendapat balasan
yang sesuai dengan perbuatannya. Tidak ada seorang pun yang
mengetahui dengan pasti waktu kedatangan hari akhir. Bahkan, Nabi
Muhammad saw. juga tidak mengetahui dengan pasti waktu
kedatangan hari akhir. Waktu kedatangan hari akhir merupakan
rahasia Allah Swt. Akan tetapi, hari akhir pasti datang. Hal tersebut
dapat diketahui dari ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari
akhir. Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hari
akhir. Selain ayat Al-Qur’an, Anda juga dapat belajar menemukan
penjelasan hari akhir dalam hadis rasul-Nya. Waktu pasti kedatangan
hari akhir yang masih menjadi rahasia Allah Swt. hendaknya dapat
mengantarkan manusia agar senantiasa menjalankan perintah-Nya.
Selain menjalankan perintah Allah Swt., larangan-Nya juga harus
dijauhi.

B. Hari Akhir Menurut Ilmu Pengetahuan


1. Hari Akhir Menurut Ilmu Geologi
Bumi terjadi dari gas yang berputar (chaos catastrope).
Setelah diam gas itu menjadi dingin, maka gas yang berat
mengendap ke bawah, yang ringan berada di atas. Melalui proses
evolusi yang lama sekali, gas bagian luar mengeras menjadi batu,
kerikil, pasir, dan sebagainya, sedangkan bagian tengah masih
panas. Zat panas bercampur lava, lahar, batu, dan pasir panas.
Bumi beredar karena adanya daya tarik matahari terhadap bumi
berkurang. Akibatnya bumi akan bergeser dari matahari sehingga
putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti
meteor (menyala atau hancur).
2. Hari Akhir Menurut Teori Fisika
5

Letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi,


namun sinar matahari sampai ke bumi selama 8 menit 20 detik.
Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan luas permukaannya 616 x
1.010 km = 622.160 km. Menurut ahli fisika energi matahari
dipancarkan ke angkasa dan sekitarnya 5,7 x 1027 kalori = 5853,9
kalori/menit dan mampu menyala 50 milyar tahun dengan panas 15
juta derajat celcius. Kalau suatu ketika matahari tidak muncul atau
cahayanya redup karena tenaga/sinarnya habis, maka tidak ada
angin dan awan yang berakibat hujan tidak akan turun. Selanjutnya
gunung-gunung akan meletus, ombak bergulung-gulung, air laut
naik sehingga hancurlah bumi ini.
3. Bukti Indrawi Terjadinya Hari Akhir
Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir berpendapat bahwa telah
diperlihatkan peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di dunia
sebagaimana berikut ini:
a. Peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil,
akan di hidupkan kembali oleh Allah Swt. hanya dengan
perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh orang yang
terbunuh.
b. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya
kemudian diletakkan di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah
Swt. berfirman: “Panggillah! niscaya mereka datang kepadamu
dengan segera.” (Q.S. al-Baqarah: 260).
Kedua informasi di atas memang dijelaskan oleh al-Qur'an,
tetapi bukan merupakan berita langsung bahwa Hari Akhir akan
datang, melainkan informasi historis (sejarah) tentang peristiwa
yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat
pasti datang.

C. Hakikat Beriman kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima
yang harus diyakini oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang
dilakukan oleh setiap manusia, baik maupun buruk akan
dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu, keimanan
kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk
menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran Allah Swt. Banyak
ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari
Akhir, di antaranya adalah firman Allah Swt.:
َ ‫ك َو ِبٱ ْل َءاخ َِر ِة ُه ْم يُوقِ ُن‬
‫ون‬ َ ِ‫نز َل مِن َق ْبل‬‫ُأ‬ َ ‫نز َل ِإلَي‬‫ُأ‬ َ ‫َوٱلَّذ‬
َ ‫ِين يُْؤ ِم ُن‬
ِ ‫ْك َو َمٓا‬ ِ ‫ون ِب َمٓا‬
Artinya: “Dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang
diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah
6

diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat”.


(Q.S. al-Baqarah: 4)
Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril
yang panjang tentang iman, Islam, dan ihsan, beliau bersabda (ketika
ditanya tentang iman): “Beliau menjawab: ‘Kamu beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari
akhir, dan takdir baik dan buruk.” (H.R. Muslim).
Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa meyakini adanya Hari
Akhir merupakan salah satu ciri orang beriman. Sedangkan dalam
penggalan hadis di atas, Rasulullah saw. menyebut Hari Akhir sebagai
salah satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun
iman. Iman kepada Hari Akhir berarti percaya dengan penuh
keyakinan bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

D. Tanda-tanda Hari Akhir


Tanda-tanda hari akhir atau kiamat dibagi menjadi dua, yaitu
tanda-tanda kecil dan tanda-tanda besar kiamat. Tanda-tanda kecil
kiamat menandakan bahwa kiamat sudah dekat. Tanda-tanda kecil
kiamat antara lain sebagai berikut.
1. Ilmu agama sudah dianggap tidak penting lagi.
2. Tersebarnya perzinaan.
3. Minuman keras merajalela.
4. Fitnah muncul di mana-mana.
5. Hamba sahaya perempuan dikawini tuannya.
Munculnya tanda-tanda besar kiamat menandakan bahwa
kiamat sudah sangat dekat. Adapun tanda-tanda besar kiamat antara
lain sebagai berikut.
1. Rusaknya Kakbah.
2. Matahari terbit dari barat.
3. Keluarnya Imam Mahdi.
4. Munculnya binatang ajaib yang bisa berbicara.
5. Keluarnya bangsa Yakjuj dan Makjuj.

E. Nama-nama Hari Akhir


Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada
29 nama lain hari akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh
Allah menggambarkan keadaan hari kiamat hingga saat manusia
dibangkitkan, dihisab, dan mendapat balasan dari Allah Swt. Nama-
nama hari akhir sebagai berikut.
1. Yaumul Qiyamah (hari kiamat).
2. Yaumur Rajifah (hari lindu besar).
3. Yaumus Sa‘iqah (hari keguncangan).
7

4. Yaumuz Zalzalah (hari keguncangan/keruntuhan).


5. Yaumul Haqqah (hari kepastian).
6. Yaumul Qari‘ah (hari keributan).
7. Yaumul Akhir (hari akhir).
8. Yaumut Tammah (hari bencana agung).
9. Yaumul ‘Asir (hari sulit).
10. Yaumun La Raiba Fihi (hari yang tidak ada lagi keraguan padanya).
11. Yaumul Ba‘s (hari kebangkitan).
12. Yaumut Tagabun (hari terbukanya segala keguncangan).
13. Yaumun Nusyur (hari kebangkitan).
14. Yaumut Tanad (hari panggilan).
15. Yaumul Mizan (hari pertimbangan).
16. Yaumun La Tajzi Nafsun An Nafsin Syaian (hari yang tidak dapat
seseorang diberi ganjaran oleh yang lain sedikit pun).
17. Yaumul Jam‘i (hari pengumpulan).
18. Yaumul Fasl (hari pemisahan).
19. Yaumul Waqi‘ah (hari kejatuhan).
20. Yaumul Mahsyar (hari berkumpul).
21. Yaumud Din (hari keputusan).
22. Yaumut Talaq (hari pertemuan).
23. Yaumul Jaza’ (hari pembalasan).
24. Yaumul ‘Ard (hari pertontonan).
25. Yaumul Gasyiyah (hari pembalasan).
26. Yaumul Khulud (hari yang kekal).
27. Yaumul Khizyi (hari kehinaan).
28. Yaumul Wa‘id (hari ancaman).
29. Yaumul Hisab (hari perhitungan).

F. Peristiwa setelah Hari Kiamat


Setelah kehidupan di dunia ini ada kehidupan lagi, yaitu
kehidupan akhirat. Kehidupan akhirat dimulai setelah terjadinya hari
kiamat. Pada hari kiamat seluruh makhluk ciptaan Allah Swt. mati.
Allah Swt., Zat Yang Maha Kekal tetap abadi selama-lamanya
meskipun seluruh makhluk hancur binasa. Setelah Malaikat Israfil
meniup nafiri atas perintah Allah Swt. dibangkitkannya nyawa seluruh
manusia yang telah terkubur bermiliar tahun yang lalu.
Keadaan manusia setelah dibangkitkan berbeda-beda antara
satu dengan lainnya. Ada yang dibangkitkan dengan wajah berseri-seri
dan ada yang dibangkitkan dengan wajah bermuram durja. Keadaan
ini sesuai dengan amal perbuatannya selama hidup di dunia. Jika amal
perbuatan di dunia adalah amal kebajikan, mereka akan dibangkitkan
dengan wajah berseri. Mereka yang ketika hidup di dunia hanya
8

berbuat maksiat dan menumpuk dosa, akan dibangkitkan dengan


wajah bermuram durja.
Nyawa yang telah dibangkitkan tersebut berbondong-bondong
menuju padang Mahsyar. Di padang Mahsyar inilah manusia
menunggu panggilan Allah Swt. Panggilan untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
Seluruh amal yang telah dilakukan di dunia akan dimintakan
pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Pada hari itu tidak ada manusia
yang dapat mengelak dari pertanggung-jawaban. Setiap manusia akan
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia. Tidak
ada satu pun manusia yang mempertanggungjawabkan perbuatan
orang lain. Tidak ada seorang pun yang membantu atau membela kita
dalam pertanggungjawaban tersebut. Hal ini karena semua orang
disibukkan oleh urusannya masing-masing sehingga tidak ada lagi
yang sempat memikirkan orang lain.
Catatan amal yang dibuat selama hidup di dunia akan
diperlihatkan. Catatan yang sangat terperinci dan tidak ada satu pun
amal yang terlewat. Catatan tersebut dibuat oleh Malaikat Rakib dan
Malaikat Atid yang mendampingi manusia setiap saat. Pada hari itu
mulut dikunci dan yang berbicara adalah anggota tubuh. Allah Swt.
dan diri sendiri yang menjadi saksi pada hari itu. Pengadilan Allah Swt.
merupakan pengadilan yang sangat adil. Semua manusia akan
merasakan keadilannya. Amal perbuatan manusia ditimbang untuk
mengetahui amal yang lebih berat, amal baik atau amal buruk. Jika
amal baik yang lebih berat, surga-Nya telah menunggu. Sebaliknya,
jika amal buruk yang lebih berat, neraka dan siksa-Nya telah menanti.
Konsep tentang hari pembalasan diingkari oleh masyarakat
jahiliah. Mereka tidak mempercayai adanya hari pembalasan. Bagi
mereka kehidupan hanya sampai dunia ini dan tidak ada lagi
kehidupan setelah kehidupan di dunia. Masyarakat jahiliah
menganggap bahwa manusia tidak akan dibangkitkan dan diminta
pertanggungjawaban atas perbuatan di dunia. Masyarakat jahiliah
menganggap konsep tentang hari kebangkitan dan
pertanggungjawaban amal hanya khayalan yang bertujuan menakut-
nakuti mereka. Al-Qur’an secara jelas mengajarkan tentang hari
pembalasan. Akan tetapi, masyarakat jahiliah mengabaikannya.

G. Tahapan Periode Hari Akhir


Setelah alam semesta hancur secara total dan kehidupan
semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah manusia menjalani
tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Tahapan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
9

1. Yaumul Ba’ats
Sesudah hancur dan musnahnya alam semesta termasuk
manusia, terjadilah hari kebangkitan. Hari kebangkitan adalah
proses dibangkitkannya seluruh makhluk dari alam kubur. Firman
Allah Swt.: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya,
lalu diberitahukan-Nya kepada mereka apa saja yang mereka telah
kerjakan, dan Allah mengumpulkan semua amal perbuatan mereka
padahal mereka sudah melupakannya dan Allah menyaksikan atas
segala sesuatu.” (Q.S. al-Mujadalah: 6).
2. Yaumul Hasyr
Yaumul hasyr yaitu hari berkumpulnya manusia setelah
dibangkitkan dari kuburnya masing-masing. Kemudian semua
manusia digiring ke tempat yang luas yaitu Padang Mahsyar
(tempat berkumpul). Firman Allah Swt.: “Dan (ingatlah) akan hari
(yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan
dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia,
dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka.” (Q.S. al-Kahfi:
47).
3. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan
(kitab perjalanan hidup) yang sudah dicatat Malaikat Rakib dan
Atid. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan perkataan
manusia sewaktu hidup di dunia. Firman Allah Swt.: “Dan
diletakkan kitab, lalu akan kamu lihat rang-orang bersalah
ketakutan terhadap apa yang tertulis di dalamnya dan mereka
berkata “Wahai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak melupakan
yang kecil dan tidak pula yang besar, melainkan ia mencatat
semuanya. Mereka memperoleh di hadapan mereka apa-apa yang
telah mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak akan menganiaya
seseorang pun.” (Q.S. al-Kahfi: 49).
4. Yaumul Hisab dan Mizan
Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah Swt. memperlihatkan
semua amalan di akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan
kecil dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan mereka
dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi. Firman Allah
Swt.: “Pada hari itu lidah, tangan, dan kaki masing-masing menjadi
saksi atas perbuatan yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. an-Nµr:
24). Tahapan selanjutnya adalah Mizan. Mizan adalah timbangan
yang adil berisi kebajikan dan kejahatan yang telah diperbuat setiap
manusia. Setiap orang ditimbang amalnya dengan seadil-adilnya.
Firman Allah Swt.: “Dan Kami letakkan timbangan yang tepat (adil)
pada hari kiamat dan tidak seorang pun dirugikan walau sedikit.
10

Dan jika amalan itu hanya seberat zarah pasti kami berikan
(pahalanya). Dan cukuplah kami saja yang memperhitungkannya.”
(Q.S. al-Anbiya’: 47).
5. As-Sirat
As-sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka
menuju surga. Mudah atau sulitnya melewati as-sirat itu tergantung
kepada amal setiap manusia. Rasulullah saw. bersabda:
“Terbentanglah jembatan (as-sirat) itu di antara dua tepi Neraka
Jahanam.” (H.R. Muslim).
6. Yaumul Jaza’
Yaumul Jaza’ yaitu suatu hari ketika semua manusia akan
menerima balasan Allah Swt. (Jaza’). Balasan yang diterima
seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup di dunia.
Firman Allah: “Pada hari itu tiap jiwa diberi balasan dengan apa
yang telah diusahakannya. Tidak seorang pun dirugikan pada hari
tersebut. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Q.S
al-Mukmin: 17).
7. Balasan Perbuatan Baik dengan Surga
Setelah seluruh manusia dihisab dan melalui timbangan,
mereka diberikan balasan yang sesuai dengan amal perbuatannya.
Pada saat itu terbagilah manusia menjadi dua golongan. Adapun
bagi mukmin yang bertakwa kepada Allah Swt. pasti akan
menerima balasan yang setara, yaitu berupa surga. Surga
disediakan Allah Swt. sebagai karunia kepada hamba-Nya.
8. Balasan Perbuatan Buruk dengan Neraka
Adapun orang yang selama hidup di dunia lebih banyak
mengerjakan perbuatan jahat, maksiat, tercela, dan kafir terhadap
Allah Swt. kufur kepada ajaran dan nikmat Allah Swt., maka akan
menerima balasan yang jahat pula. Sebagian kegetiran dan
kerasnya siksaan neraka, digambarkan melalui firman Allah Swt.:
“Memasuki api yang sangat panas (neraka), diberi minuman
dengan air dari sumber yang sangat panas. Mereka tidak
memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri yang tidak
menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar.” (Q.S. al-
Gasyiyah: 4-7)

H. Hikmah Beriman kepada Hari Akhir


Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah
dilakukan selama hidup di dunia. Selanjutnya, amal tersebut akan
dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik akan mendapat
balasan yang baik dan amal buruk akan mendapat balasan yang
buruk. Pada hari kiamat kelak manusia akan dibangkitkan dari kubur.
11

Tiupan nafiri oleh Malaikat Israfil atas perintah Allah Swt. menandai
kebangkitan manusia dari kubur. Manusia dibangkitkan dari kubur dan
berbondong-bondong menuju padang Mahsyar. Di padang Mahsyar
manusia menunggu panggilan Allah Swt. Manusia akan dipanggil
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
Tidak ada satu pun manusia yang tidak dimintai pertanggungjawaban.
Peristiwa yang akan terjadi ini hendaknya membuat kita sadar
sehingga selalu berhati-hati dalam berbuat. Berpikir beribu kali ketika
akan melakukan perbuatan maksiat. Satu perbuatan maksiat terlalu
banyak untuk dilaksanakan. Satu perbuatan baik terlalu sedikit untuk
dilaksanakan dan dijadikan bekal dalam perjalanan selanjutnya.
Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai
hikmah karena Allah Swt. tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka
tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini beberapa hikmah
iman kepada hari akhir:
1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan
kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia
dan di akhirat.
2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin
dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak
dirasakan di alam dunia ini.
3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt.
dengan mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu.
4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.
5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi
melaksanakannya.
6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengiaskan apa yang
ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.

I. Perilaku yang Mencerminkan Iman kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir akan berdampak pada perilaku dalam
keseharian. Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan terlihat
dari perilaku sehari-hari. Di antara perilaku yang mencerminkan iman
kepada hari akhir sebagai berikut.
1. Selalu Berusaha Menjadi Lebih Baik
Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha
menjadi lebih baik dari hari-hari yang telah terlewati. Jika kemarin ia
melaksanakan satu kebaikan, hari ini akan berusaha untuk
melakukan dua atau lebih kebaikan. Seseorang yang beriman
kepada hari akhir menginginkan hari ini lebih baik dari hari kemarin
dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jika hari kemarin lebih
12

baik dari hari ini berarti seseorang termasuk golongan orang yang
merugi.
2. Tidak Silau pada Gemerlap Dunia
Dunia dan seluruh isinya menawarkan kenikmatan sesaat.
Orang-orang yang tidak menyadari akan tertipu oleh gemerlapnya
dunia, mereka akan terseret dan tenggelam dalam kemegahan
sesaat. Mereka lupa bahwa dunia hanya sementara. Mereka yang
kaya bisa silau dengan kekayaan yang dititipkan kepadanya.
Mereka yang miskin dapat melupakan tujuan penciptaannya karena
kemiskinannya. Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari
bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh
gemerlapnya dunia. Kekayaan merupakan suatu hal yang patut
disyukuri. Kemiskinan yang datang tentunya tidak diharapkan. Kaya
atau miskin merupakan cobaan dari Allah Swt.
3. Tidak Iri atas Nikmat Orang Lain
Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada
manusia. Ada manusia yang dikaruniai nikmat berupa kekayaan.
Ada yang dikaruniai nikmat berupa keturunan, kecerdasan,
keberuntungan, dan lain sebagainya. Terhadap nikmat yang
diperoleh orang lain kita tidak boleh merasa iri. Iri dapat berupa
sikap tidak rela orang lain mendapat nikmat dan ingin agar nikmat
tersebut beralih kepadanya.
4. Bersikap Rendah Hati
Bersikap rendah hati terhadap apa pun yang dimiliki
merupakan perilaku terpuji. Rendah hati berbeda dengan rendah
diri. Orang yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang
dimiliki hanya titipan Allah Swt. Titipan yang setiap saat dapat
diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah
hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan
kepadanya. Ia merasa tidak patut bersikap sombong dan
berbangga diri terhadap titipan Allah.
5. Menghindari Sifat Cinta Dunia dan Harta Secara Berlebihan
Cinta dunia dan harta secara berlebihan dihindari oleh orang
yang beriman kepada hari akhir. Cinta dunia dan harta secara
berlebihan bukanlah sikap seseorang yang beriman kepada hari
akhir. Seseorang yang dikaruniai harta akan diminta
pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, seseorang
yang beriman dan dikaruniai harta berlebihan mempergunakan
hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di
jalan yang diridai Allah.
6. Bersikap Optimis dan Lapang Dada
13

Seseorang yang beriman kepada hari akhir akan bersikap


optimis dalam menghadapi segala sesuatu. Selain itu, orang yang
beriman kepada hari akhir akan bersikap lapang dada dalam
menghadapi segala musibah yang menimpa. Ketidakadilan sering
dirasakan. Keadilan yang sesungguhnya adalah keadilan di akhirat
kelak. Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki
oleh orang yang beriman. Orang yang beriman akan menjalani
kehidupan di dunia dengan sikap optimis. Ia merasa optimis bahwa
segala kebaikan yang dilakukan akan mendapat balasan. Selain
itu, ia juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat
balasan yang sesuai.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hari Akhir adalah hari kiamat yang diawali dengan pemusnahan
alam semesta. Semua manusia, sejak jaman dari Nabi Adam a.s
sampai terjadinya hari akhir akan dibangkitkan untuk mendapatkan
balasan semua amal perbuatan mereka. Iman kepada Hari Akhir
adalah percaya dengan penuh keyakinan adanya hidup yang kekal
abadi di akhir kelak. Setelah alam semesta hancur secara total dan
kehidupan semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah manusia
menjalankan tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’.
Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati,
bahwa suatu saat dunia beserta isinya akan berakhir atau hancur serta
manusia akan dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
Keyakinan tersebut diwujudkan dalam perbuatan atau tingkah laku.
Tanda-tanda datangnya hari kiamat terdiri atas tanda-tanda
kecil dan tanda-tanda besar. Tahapan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut: Yaumul Ba’ats, Yaumul Hasyr, Buku Catatan, Yaumul
Hisab, Mizan, Shirat, Yaumul Jaza’, balasan amal baik surga dan
balasan amal buruk neraka. Beriman kepada hari akhir akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa hidup di
dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua
manusia pasti akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan
mereka selama hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan di
hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang dijalaninya akan ditempuh
dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang sesuai dengan
tuntunan agama. Mengimani hari akhir membuat manusia sadar
bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah Swt.
Kesadaran ini diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur,
sombong, egois, dengki, dan penyakit hati lainnya.

B. Saran
Setelah mempelajari dan memahami materi tentang iman
kepada hari akhir, mari kita biasakan hal-hal berikut dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Beriman bahwa suatu saat dunia ini akan hancur binasa.
2. Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainnya untuk bekal
kehidupan akhirat.
3. Senantiasa mendekatkan diri kepada Allah Swt.
4. Menjauhi perbuatan maksiat dan larangan Allah Swt.

14
15

5. Bersikap rendah hati dan tidak silau atas gemerlap dunia.


DAFTAR PUSTAKA

Halimah, Iim dkk. 2013. Mandiri Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta:
Erlangga.

Haris, Abd., dkk, 2012. Pendalaman Materi Ajar PAI. Jakarta: FITK UIN Jakarta.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. 2015. Pendidikan Agama


Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kelas XII. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Tim Ichtiar Baru van Hoeve. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve.

Tim IMTAQ MGMP PAI. 2010. Modul Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam SMA/SMK
Kelas X, XI, dan XII. Jakarta: PT. Kirana Cakra Buana.

You might also like