You are on page 1of 3

Distruption PMII;

Mendialogkan Tantangan Dan Peluang Diaspora Gerakan


Oleh: Ahmad Mustafid Lubab

Menurut sejarah, dunia secara bertahap mengalami revolusi teknologi.


Gelombang pertama revolusi teknologi karena penemuan mesin uap, gelombang
kedua karena penemuan motor listrik, revolusi teknologi gelombang 3.0 dan 4.0
karena penemuan digital, semua kehidupan manusia berbasis digital.
Perkembangan teknologi di era digital saat ini dapat dianalogikan seperti pisau
bermata dua. Dimana satu sisi membawa dampak baik berupa kemudahan bagi
manusia. Di sisi lain memberikan dampak buruk berupa perubahan secara besar-
besaran jika tidak diantisipasi dengan baik.

Meluasnya penggunaan jaringan internet di berbagai belahan dunia menjadi


tanda perkembangan teknologi digital ini. Tentu saja, hal ini ditandai dengan orang-
orang di satu negara atau antar negara dapat dengan mudah bertukar informasi
dengan yang lain. Selain itu, berkembangnya platform media sosial yang dapat
memudahkan masyarakat berjejaring dan juga interaktif. Misalnya, ketika kita
mengakses media sosial, bukan berarti kita hanya sebagai konsumen informasi,
tetapi juga terhubung dengan orang lain. Contohnya, setiap individu juga bisa
menjadi penghasil informasi dengan membuat akun di berbagai media sosial dan
membuat saluran di Youtube, hal tersebut menjadikan garis antara produsen dan
konsumen informasi menjadi semakin tipis.

Kemajuan pesat dan perkembangan teknologi di awal abad 21 juga


membawa fenomena era disrupsi. Disrupsi bukan hanya sekedar perubahan kecil,
namun juga perubahan yang dapat mengubah tatanan fundamental. Era disrupsi
juga tidak hanya mengubah wajah media dan industri yang mendukungnya, tetapi
juga mengubah cara kita berkomunikasi, sikap dan perilaku kita. Perubahan
komunikasi dapat dilihat dari penggunaan alat yang canggih sebagai tanda metode
komunikasi yang berubah. Salah satu perubahan mendasar tersebut adalah
perkembangan atau evolusi teknologi yang bertujuan untuk mencari celah-celah
dalam kehidupan manusia. Situasi ini memudahkan digitalisasi yang dihasilkan dari
perkembangan teknologi (khususnya informasi). Digitalisasi ini telah mengubah
hampir setiap bidang kehidupan, termasuk gerakan organisasi PMII.

Gejolak tersebut menunjukkan bahwa aktivitas organisasi khususnya PMII


bergeser dari dunia nyata ke dunia maya hal itu membuat tatanan yang sebelumnya
ada menjadi berubah. Ada beberapa dampak negatif yang bisa terjadi seperti
penyebaran hoaks dan berita palsu, data dan privasi pengguna yang dicuri,
berkurangnya produktivitas dan diaspora gerakan. Contohnya terjadi pada dunia
pendidikan dan kaderisasi yang dahulu dituntut dan dilaksanakan diruang-ruang
kelas dengan hadirnya teknologi informasi proses pengkaderan ini menjadi semakin
berjarak antara pendidik dan yang di didik atau antara pengkader dan yang dikader.

Yang harus digarisbawahi bahwa semakin cepat teknologi berkembang,


semakin mudah untuk menciptakan teknologi yang lebih canggih tanpa mengganggu
kita atau membuat perubahan signifikan. Bahkan, kemajuan digital mendorong
gejolak teknologi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Namun untuk
menghadapi tantangan gejolak tersebut, masyarakat atau organisasi harus
memposisikan dirinya sebagai objek perubahan. Di era digital ini, ada peluang dan
kesempatan untuk berkembang, yang penting dalam memberikan informasi harus
dapat memanfaatkan teknologi yang ada. Dalam hal ini, PMII sebagai entitas sosial
perlu menempatkan diri dan meningkatkan kualitas sumber daya kader sebagai
organisasi sosial dengan cara melakukan perubahan keorganisasian seperti
manajemen administrasi dan kurikulum pengkaderan seperti pedoman kaderisasi
yang saat ini masih terkooptasi dengan lokalitas rayon, komisariat, dan cabang
masing-masing. Begitupun dengan pola gerakan harus di revitalisasi melalui Nilai
Dasar Pergerakan yang hingga saat ini rumusan tersebut belum pakem.
Pemahaman sebagai organisasi sosial membuat PMII sadar akan kodratnya, yang
dapat memajukan nilai-nilai kemanusiaan. Eksistensi sosial memunculkan
kesadaran organisasi manusia sebagai modal sosial.

Kemajuan teknologi harus selaras dengan pemahaman bahwa PMII adalah


organisasi sosial yang sadar akan kodratnya dan bahwa manusia PMII adalah
makhluk sosial yang sadar sedang membentuk tatanan sosial, bukan menjadi
individualis (Fukuyama, 1999). Oleh karena itu, gunakan media perkembangan
teknologi secara bijak dan tepat agar fenomena gejolak di dunia digital menjadi
peluang dan dimanfaatkan untuk kepentingan pergerakan organisasi.

You might also like