Professional Documents
Culture Documents
305-Article Review-1330-2-10-20220215
305-Article Review-1330-2-10-20220215
Abstrak
Konjungtivitis adalah salah satu penyakit mata yang paling sering terjadi. Konjungtivitis akibat bakteri menempati posisi ke
dua setelah konjungtivitis virus sebagai penyebab tersering konjungtivitis infeksi. Konjungtivitis bakterial dapat menyerang
siapapun dari seluruh kalangan usia baik laki-laki maupun perempuan. Salah satu bakteri non-gonococcal yang sering
menyebabkan infeksi pada mata adalah bakteri Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus umumnya lebih sering
menyerang orang dewasa dibandingkan anak-anak. Walaupun jarang menimbulkan keluhan yang berat, konjungtivitis
bakteri dapat mengganggu aktivitas sehari-hari seperti bekerja ataupun sekolah. Umumnya konjungtivitis bakterial dapat
sembuh dengan sendirinya dalam 7 hari tetapi bisa berlanjut sampai 2 minggu. Pemberian antibiotik pada konjungtivitis
bakterial dapat mengurangi keluhan pada pasien dan juga dapat mempercepat penyembuhan. Pemilihan antibiotik yang
tepat sangat penting guna memperoleh hasil pengobatan yang diinginkan. Antibiotik kloramfenikol dan levofloksasin
merupakan beberapa antibiotik dengan spectrum luas yang dapat menjadi opsi pemilihan untuk pengobatan konjungtivitis
bakterial akibat bakteri Staphylococcus aureus.
Korespondensi: Alfina Indah Nabila., alamat Jl. Prof. Ir. Dr. Soemantri Brojonegoro, Kec. Rajabasa, Bandar Lampung, hp
081313402704, e-mail: indahalfina24@gmail.com
dilakukan untuk mengurangi keluhan dan Pasien biasanya diberikan antibiotik topikal
mempercepat penyembuhan.3 dengan sprektrum luas dan secara klinis sudah
efektif mengatasi gejala konjungtivitis bakterial
Isi ringan. Beberapa antibiotik yang dapat
Konjungtivitis merupakan inflamasi yang digunakan adalah kloramfenikol dan
yang terjadi pada jaringan konjungtiva yang levofloksasin.3 7 11
biasanya ditandai dengan hiperemis di area Kloramfenikol merupakan antibiotik
konjungtiva atau sering disebut dengan mata spektrum luas bersifat bakteriostatik tetapi
merah. Terdapat beberapa penyebab dapat menjadi bakteriosidal pada konsentrasi
terjadinya konjungtivitis, antara lain akibat tinggi. Kloramfenikol digunakan untuk
alergen, virus, dan bakteri.8 Konjungtivitis mengatasi infeksi bakteri pada bagian
bakteri sendiri dapat menyerang dari berbagai superfisial mata. Cara kerja dari kloramfenikol
kalangan usia. Salah satu bakteri yang dapat adalah dengan menghambat sintesis protein
menyebabkan konjungtivitis adalah bakteri dari bakteri dengan berikatan pada subunit
Staphylococcus aureus. Bakteri S. aureus dapat 50s ribosom bakteri secara reversible sehingga
menyerang baik pada anak-anak maupun pada menghambat pembentukan peptid bakteri.13 14
orang dewasa meskipun lebih banyak Pemberian 0,5% kloramfenikol sebanyak 2
ditemukan pada orang dewasa.4 8 Pada tetes dan diberian setiap 6 jam selama 2 – 5
penelitian yang dilakukan oleh Iwalokun B. dkk hari sudah mampu mengurangi gejala pada
yang di lakukan di Nigeria pada tahun 2011, konjungtivitis bakterial ringan.12 Kloramfenikol
dari sebanyak 155 isolat bakteri didapatkan tidak boleh diberikan pada bayi berusia kurang
27,7% di antaranya merupakan bakteri dari dua tahun. Penggunaan kloramfenikol
Staphylococcus aureus.18 Pada penelitian yang sendiri sudah tidak digunakan di USA terkait
dilakukan oleh Elpis Mantadakis dkk yang telah dengan efek samping yang cukup serius
melakukan penelitian selama 10 tahun dari terutama pada penggunaan sistemik yaitu
tahun 2000 – 2009, dari sebanyak 427 sampel anemia aplastik. Namun di Indonesia,
isolat bakteri, 93 isolat (21,8%) merupakan kloramfenikol masih menjadi pilihan pertama
bakteri Staphylococcus aureus.2 pengobatan konjungtivitis bakteri karena
Gejala yang dapat terjadi pada penderita harganya yang relative lebih terjangkau tetapi
konjungtivitis bakterial akibat S. aureus adalah tetap efektif untuk mengobati konjungtivitis
hiperemis pada konjungtiva, mata terasa gatal, bakterial.13 15
terdapat sekret mukopurulen, dan mata terasa Levofloksasin merupakan antibiotik
lengket di pagi hari. Penderita konjungtivitis spektrum luas yang termasuk ke dalam
tidak akan merasakan keluhan berupa golongan antibiotik fluorokuinolon generasi ke-
penurunan tajam penglihatan maupun 3 dan bersifat bakteriosidal. Levofloksasin
fotofobia. Namun hal ini dapat terjadi apabila bekerja dengan cara menghambat sintesis DNA
terdapat perburukan ataupun komplikasi yang bakteri secara langsung, yaitu dengan
menyerang kornea sehingga menyebabkan menghambat kerja dari DNA girase sehingga
sikatrik pada kornea atau yang sering disebut menyebabkan kerusakan pada untai DNA
dengan keratokonjungtivitis. Lamanya gejala bakteri. Pemberian levofloksasin 0,5% dapat
yang dirasakan bisa menetap selama 3 – 4 dilakukan sebanyak tiga kali per hari dengan 1
minggu apabila berjalan secara akut dan bisa tetes tiap pemberian selama 2 – 5 hari.
lebih dari 4 minggu apabila kronik. Levofloksasin memiliki efek samping yang lebih
Konjungtivitis bakterial ringan sebenarnya minimal yaitu berupa keluhan fotofobia.15 16 17
dapat sembuh dengan sendirinya tetapi Pada beberapa penelitian yang pernah
penggunaan antibiotik dapat mempercepat dilakukan mengenai uji resistensi dan
penyembuhan dan mengurangi rasa tidak sensitivitas kloramfenikol dan levofloksasin
nyaman pada mata.8 9 10 terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Pemilihan antibiotik akan lebih baik didapatkan hasil bahwa keduanya memiliki
apabila dilakukan kultur bakteri terlebih dahulu sensitivitas yang baik.
tetapi pada gejala konjungtivitis bakterial Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
ringan jarang sekali dilakukan kultur bakteri. Ashok Kanal et al, pada tahun 2020, tentang uji