Professional Documents
Culture Documents
Kajian Pustaka Dan Metode
Kajian Pustaka Dan Metode
Kode / Nama Mata Kuliah : IDIK 4013 / TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
Nomor Induk Mahasiswa : 858044449
Semester :6
Tugas Wajib :2
KAJIAN TEORI
1. Membaca
a. Pengertian Membaca
dalam Taringan (2008:7). Pendapat tersebut juga dijelaskan oleh A.s. Broto
melisankan dan mengelolah bahan bacaan secara aktif, membaca bukan hanya
Membaca adalah kegiatan memahami suatu makna yang terdapat dalam tulisan.
Ada tiga istilah yang sering digunakan untuk memberikan komponen dasar
proses recording dan meaning berlangsung pada kelas rendah seperti kelas 1, 2,
Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik
agar mampu menumbuhkan kebiasan siswa membaca sebagai suatu hal yang
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka dapat
bertujuan untuk memahami isi bacaan dan untuk mendapatkan pesan atau
informasi dari sebuah tulisan atau dari simbol yang berupa huruf”atau kata
bagi pembaca. Membaca juga dapat diartikan sebagai suatu metode yang dapat
digunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan juga dengan orang
lain.
b. Kemampuan Membaca
Pada tahap pertama anak mulai belajar menggunakan buku dan menyadari
Pada tahap membaca gambar anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan
khusus.
Pada tahap ketiga yaitu tahap pengenalan bacaan, anak telah dapat
menggunakan tiga sistem bahasa, seperti fone (bunyi huruf), kata dan
Pada tahap keempat, anak sudah dapat membaca dengan lancar berbagai
c. Tujuan Membaca
lain maka akan mengganggu sasaran dalam membaca tidak akan tercapai,
seseorang yang membaca dengan tujuan, cenderung akan lebih memahami isi
tujuan dalam membaca. Tujuan utama dalam membaca adalah mencari serta
4. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita
informasi yang diperoleh dari teks dan mempelajari tentang struktur teks.
Hairudin (2007:3.23) menambahkan bahwa pembelajaran membaca di
bacaan.
suatu bacaan,
tujuan dari membaca dapat disimpulkan bahwa tujuan dari membaca adalah
dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat agar
2006 tentang standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas 1 memuat KD: (1) membaca
nyaring suku kata dan kata dengan lafal dan intonasi yang tepat; (2) membaca
tersebut maka tujuan membaca permulaan SD kelas1 adalah agar siswa mampu
membaca nyaring suku kata, kata dan kalimat sederhana dengan lafal dan
siswa sekolah dasar di kelas awal. Siswa belajar membaca permulaan untuk
menangkap isi dan maksud bacaan dengan baik dan benar. Menurut Darmiyati
intonasi yang jelas, kejelasan suara saat membaca, memperhatikan tanda baca,
ditekankan pada kemampuan dasar yang dimiliki siswa. Siswa dituntut untuk
dapat menyuarakan huruf, suku kata, kata dan kalimat yang disajikan dalam
bentuk tulisan ke dalam bentuk lisan. Akhadiah dalam Suciyati (2016: 21).
Contoh:
1. Huruf a dibaca a
Huruf b dibaca be
Huruf c dibaca ce
deu
3. Kata dasi dibaca dasi, bukan deaesi
Menurut Susanto (2011:84) ada tujuh ciri perilaku anak yang memiliki
kesiapan dalam membaca yang dapat diketahui melalui: 1) Rasa ingin tahu
dengan lafal dan intonasi yang benar, jelas, dan wajar. Membaca permulaan
membaca yang sebenarnya dan belum dapat membaca lancar. Dalam tahap ini
1. Lambang-lambang tulisan
sekolah dasar, yaitu tahap membaca periode tanpa buku dan tahap membaca
dengan menggunakan buku. Pembelajaran membaca tanpa buku merupakan
pembelajaran seperti menggunakan media atau alat peraga selain buku seperti
kartu gambar, kartu huruf, kartu kata dan lain sebagainya. Sedangkan
Akhadiah dalam Permatasari (2016: 25) ada beberapa metode yang dapat
4) Metode global
Metode membaca yang digunakan dalam media kereta kata ini adalah
metode eja. Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja
huruf demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah
huruf. Pembelajaran metode Eja terdiri dari pengenalan huruf A-Z dan
pengenalan bunyi huruf atau fonem. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Eja,
setiap lambang huruf jadi siswa lebih cepat dan hafal fonem. b) Siswa
kebanyakan siswa akan mudah lupa antara bentuk dan bunyi huruf tersebut.
3. Media pembelajaran
Media belajar merupakan berbagai alat dan bahan yang bisa digunakan
disampaikan oleh penyampai pesan dan dapat diterima dengan jelas oleh
pesan di kelas dapat diterima dengan jelas oleh siswa sebagai penerima pesan
Berbeda dengan pendapat Gagne dan Briggs dalam jurnal milik Arsyad
recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan
computer. Dengan kata lain media merupakan komponen dari sumber belajar
adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan
dimaksud disini adalah berbagai alat dan bahan yang bisa digunakan untuk
antara guru dan siswa, siswa dan siswa lainnya dapat berlangsung secara
jelas, tepat dan cepat. Media juga dapat membantu proses belajar agar
media yang baik, menurut Ahmad Rohani dalam Jati Pramesti (2015:14)
adalah sebagai berikut: Media berhubungan dengan alat peraga, baik secara
mengajar
Lain halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gerlach dan Ely
Informasi yang ada dalam media dapat diproduksi berulang kali. Gerlach
untuk menentukan suatu objek termasuk sebagai media atau bukan media.
belajar mengajar
belajar karena tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas
jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan juga
siswa tidak akan bosan, dan guru tidak akan kehabisan tenaga.
(2007: 200) yang mengidentifikasi manfaat dari media dalam kegiatan proses
pembelajaran, yaitu:
6. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positf dan produktif
berbeda dengan anak normal pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidak mampuan mental, emosi, dan fisik”. Sedangkan menurut Dayu
dengan ketunaanya.
METODE PENELITIAN
siswa perempuan.
yang terdiri dari 4 langkah yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)
Berjumlah 26 orang siswa, yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 15 orang
Namun siswa yang aktif dalam diskusi hanya siswa yang tertentu saja.
masih terbatas karena motivasi belajar siswa yang rendah. Situasi kelas saat
kriteria tuntas dan tidak tuntas berdasarkan pada acuan kurikulum sekolah
sebagai berikut
: (1) apabila siswa telah mendapat nilai 65%, berarti siswa telah mencapai
ketuntasan secara individu, dan (2) apabila dari jumlah siswa yang telah
mencapai
ketuntasan 85%, siswa dan populasi telah tuntas belajar. Adapun rumus
yang digunakan untuk mencapai ketuntasan atau daya serap siswa yaitu:
Keterangan :
Seorang siswa telah tuntas belajar bila ia telah mencapai skor > 65%
atau 6,5.
a. Perencanaan
Kegiatan yang di lakukan peneliti pada tahap ini yaitu:
1) Pengamatan kondisi RA
2) Berkolaborasi dengan guru dalam penyusunan rancangan kegiatan
harian (RKH) Sesuai dengan tema dan mempersiapkan media
pembelajaran
3) Membuat lembar observasi dan penilaian mengenai peningkatan
kemampuan membaca anak menggunakan kartu kata bergambar.
4) Mengikuti tema yang ada di RA
b. Tindakan
Tindakan yang di lakukan peneliti :
1) Kegiatan membaca permulaan di awali dengan kegiatan pembelajaran
di kelas, dimana guru melakukan apresiasi yang mengarah ke tema
untuk memberikan motivasi kepada anak sehingga anak tertarik
terhadap topik atau materi yang akan di sampaikan.
2) Memperkenalkan kepada anak media kartu kata bergambar yang
bertuliskan kata yang mudah di ingat anak, dan membuat 3 kelompok,
membagikan kartu kata bergambar di setiap kelompok dan
memanggil setiap kelompok untuk maju secara bergeliran.
3) Anak mengamati dan menyebutkan gambar serta membaca kata
dengan suara yang keras dan lantang pada kartu kata bergambar yang
di tunjukkan oleh guru. Kegiatan ini bertujuan untuk
menggungkapkan kemampuan anak dalam membaca kata (mengeja)
4) Anak bermain dan melakukan sesuai perintah dan contoh guru dalam
pembelajaran kemampuan membaca pada indikator 1 sampai 12
sesuai yang di rencanakan peneliti
c. Pengamatan
Observasi adalah cara yang di pilih oleh peneliti dalam
melakukan pengamatan secara langsung dan sistematis. Pengamatan
terhadap pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.
Hasil observasi di gunakan untuk menentukan jenis tindakan perbaikan
pada siklus berikutnya.
d. Refleksi
a) Mengevaluasi kegiatan yang telah di laksanakan pada siklus dan
melakukan refleksi untuk merumuskan tindakan-tindakan perbaikan
pada siklus selanjutnya.
b) Menyusun rencana tindakan siklus selanjutnya (siklus II) untuk
mengatasi kendala yang terjadi pada siklus pertama dengan
memodifikasikan pembelajaran sehingga masalah-masalah yang
terjadi pada siklus peratma dapat teratasi namun pada intinya hampir
sama.
Dari data yang di peroleh baik dari aktivitas siswa maupun hasil
belajar, akan di analisis dengan menggunakan perhitungan data
penilaian pada masing-masing siklus. Analisis ini merupakan kegiatan
refleksi untuk menentukan apakah tindakan yang di lalui sudah sesuai
harapan, atau masih harus di perbaiki pada siklus berikutnya.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Kegiatan yang di lakukan peneliti pada tahap ini yaitu:
1) Membuat rencana proses pembelajaran harian sesuai dengan
tema dan sub tema
2) Mempersiapkan media dan alat-alat pendukung yang di
perlukan
3) Membuat lemabar observasi mengenai peningkatan kemampuan
membaca anak menggunakan kartu kata bergambar.
b. Tindakan
Tindakan yang di lakukan peneliti :
1. Kegiatan membaca permulaan di awali dengan kegiatan
pembelajaran di kelas, dimana guru melakukan apresiasi yang
mengarah ke tema untuk memberikan motivasi kepada anak
sehingga anak tertarik terhadap topik atau materi yang akan di
sampaikan.
2. Memperkenalkan kepada anak cara bermain media kartu kata
bergambar dan mencocokkan kata dengan gambar yang ada di
(LKA), dengan fonem yang sama.
3. Anak mengamati dan menyebutkan gambar serta membaca kata
dengan suara yang keras dan lantang pada kartu kata bergambar
yang di tunjukkan oleh guru. Kegiatan ini bertujuan untuk
menggungkapkan kemampuan anak dalam membaca kata
4. Anak bermain dan melakukan sesuai perintah dan contoh guru
dalam pembelajaran kemampuan membaca pada indikator 1
samapi 6 sesuai yang di rencanakan peneliti
5. Mendampingi dan memotivasi anak.
d. Refleksi
Dari data yang diperoleh baik dari aktivitas siswa aupun hasil belajar,
akan dianalisis dengan menggunakan perhitungan data penilaian pada
masing-masing siklus. Analisis ini merupakan refleksi untuk
menentukan apakah tindakan yang dilalui sudah sesuai harapan, atau
masih harus diperbaiki pada siklus berikutnya.