You are on page 1of 21

MAKALAH

SEJARAH INDONESIA
(Candi Prambanan)

Guru Pembimbing
Supriyadi S. Pd,

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

1. Sri Agustin
2. Iin Nuraeni
3. Selvia Anggraeni
4. Robby

SMK PGRI RANGKASBITUNG KELAS X


OTOMATISASI TATA KELOLA PERKANTORAN
TAHUN AJARAN 2022-2023
Alamat : Jl. Raya Rangkasbitung - Gunung Kencana Km.27, Gumuruh, Kec. Cileles,
Kab. Lebak, Banten, 42353.
Email :smkpgrirangkasbitung@gmail.com
Website :http://smkpgrirangkasbitung .blogspot.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Candi Prambanan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan Makalah Sejarah Indonesia yang berjudul Makalah Candi
Prambanan ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih
banyak kekurangan dalam penulisan Makalah Candi Prambanan ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Candi
Prambanan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya

Cileles, 25 November 2022

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
2.1 Sejarah Candi Prambanan.............................................................. 3
1) Pembangunan Candi Prambanan....................................... 3
2) Ditelantarkannya Candi Peramabanan………………….. . 4
3) Penemuan kembali Candi Prambanan............................... 5
4) Pemugaran Candi Prambanan …….................................. 6
2.2 Kompleks Candi Prambanan.......................................................... 7
1) Candi Siwa………………………………………………. 8
2) Candi Brahma dan Candi Wishnu ………………..…... 9
3) Candi Wahana …………………………......................... 9
4) Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok …………… .. 10
5) Candi Perwara………………………………………….. 10

2.3 Arsitektur Candi Prambanan……………………………………. 11

2.4 Relief Candi Prambanan……………………………………… 12

1. Relief Ramayana dan Krishnayana………………………. 13


2. Relief Lokapala, Brahmana, dan Dewata………………… 12
3. Relief Panil Prambanan Singa dan Kalpataru…………. 13

ii
BAB III PENUTUP...................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan.................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 15
LAMPIRAN FOTO…………………………………………………………. 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Candi Prambanan atau Candi Loro Jonggrang adalah kompleks candi


Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi
ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma
sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai
dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi
ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna ‘Rumah Siwa’), dan
memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa
Mahadewa setinggi tiga meter yang menunjukkan bahwa di candi ini dewa
Siwa lebih diutamakan.

Kompleks candi ini terletak di kecamatan Prambanan, Sleman dan


kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut
Yogyakarta, 50 kilometer barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan
Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat unik, Candi Prambanan terletak di
wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu
masuk kompleks Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa
Tlogo, Prambanan, Klaten.

Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu
terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara.
Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan
arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama
memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks
gugusan candi-candi yang lebih kecil. Sebagai salah satu candi termegah di
Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan wisatawan
dari seluruh dunia.

1
Menurut prasasti Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun
850 Masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh
Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.

1.2. Rumusan Masalah

1. Sejarah Candi Perambanan?


2. Bagaimana Komplek Candi Perambanan?
3. Seperti Apa Arsitektur Candi Perambanan?
.
1.3. Tujuan Penulisan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan
untuk mengetahui:
1. Penemuan Kembali Candi Perambanan
2. Relif Candi Prambanan?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Sejarah Candi Prambanan

1) Pembangunan Candi Prambanan


Prambanan adalah candi Hindu terbesar dan termegah yang pernah
dibangun di Jawa kuno, pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai
oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha Borobudur dan juga
candi Sewu yang terletak tak jauh dari Prambanan. Beberapa sejarawan
lama menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini untuk
menandai kembali berkuasanya keluarga Sanjaya atas Jawa, hal ini terkait
teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing; yaitu
wangsa Sanjaya penganut Hindu dan wangsa Sailendra penganut Buddha.
Pastinya, dengan dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme
aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga kerajaan, setelah
sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih mendukung Buddha aliran
Mahayana. Hal ini menandai bahwa kerajaan Medang beralih fokus
dukungan keagamaannya, dari Buddha Mahayana ke pemujaan terhadap
Siwa.
Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh
Rakai Pikatan dan secara berkelanjutan disempurnakan dan diperluas oleh
Raja Lokapala dan raja Balitung Maha Sambu. Berdasarkan prasasti
Siwagrha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk
memuliakan dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa
Sanskerta adalah Siwagrha. Dalam prasasti ini disebutkan bahwa saat
pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga
pekerjaan umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di
dekat candi ini. Sungai yang dimaksud adalah sungai Opak yang mengalir
dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan.

3
Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok
melengkung ke arah timur, dan dianggap terlalu dekat dengan candi
sehingga erosi sungai dapat membahayakan konstruksi candi. Proyek tata
air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong
lengkung sungai dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di
luar kompleks candi. Bekas aliran sungai asli kemudian ditimbun untuk
memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi
perwara (candi pengawal atau candi pendamping).

Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh


raja-raja Medang Mataram berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong,
dan diperluas dengan membangun ratusan candi-candi tambahan di
sekitar candi utama. Karena kemegahan candi ini, candi Prambanan
berfungsi sebagai candi agung Kerajaan Mataram, tempat digelarnya
berbagai upacara penting kerajaan. Pada masa puncak kejayaannya,
sejarawan menduga bahwa ratusan pendeta brahmana dan murid-
muridnya berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk
mempelajari kitab Weda dan melaksanakan berbagai ritual dan upacara
Hindu. Sementara pusat kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga
terletak di suatu tempat di dekat Prambanan di Dataran Kewu.

2) Ditelantarkannya Candi Prambanan

Sekitar tahun 930-an, ibu kota kerajaan berpindah ke Jawa Timur


oleh Mpu Sindok, yang mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan
pusat kekuasaan ini tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi sangat
mungkin disebabkan oleh letusan hebat Gunung Merapi yang menjulang
sekitar 20 kilometer di utara candi Prambanan. Kemungkinan penyebab
lainnya adalah peperangan dan perebutan kekuasaan. Setelah perpindahan
ibu kota, candi Prambanan mulai telantar dan tidak terawat, sehingga
pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.

4
Bangunan candi ini diduga benar-benar runtuh akibat gempa bumi
hebat pada abad ke-16. Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan
ibadah umat Hindu, candi ini masih dikenali dan diketahui keberadaannya
oleh warga Jawa yang menghuni desa sekitar. Candi-candi serta arca
Durga dalam bangunan utama candi ini mengilhami dongeng rakyat Jawa
yaitu legenda Rara Jonggrang. Setelah perpecahan Kesultanan Mataram
pada tahun 1755, reruntuhan candi dan sungai Opak di dekatnya menjadi
tanda pembatas antara wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan
Surakarta (Solo).

3) Penemuan kembali Candi Prambanan

Penduduk lokal warga Jawa di sekitar candi sudah mengetahui


keberadaan candi ini. Akan tetapi mereka tidak tahu latar belakang sejarah
sesungguhnya, siapakah raja dan kerajaan apa yang telah membangun
monumen ini. Sebagai hasil imajinasi, rakyat setempat menciptakan
dongeng lokal untuk menjelaskan asal-mula keberadaan candi-candi ini;
diwarnai dengan kisah fantastis mengenai raja raksasa, ribuan candi yang
dibangun oleh makhluk halus jin dan dedemit hanya dalam tempo satu
malam, serta putri cantik yang dikutuk menjadi arca. Legenda mengenai
candi Prambanan dikenal sebagai kisah Rara Jonggrang.

Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang
berkebangsaan Belanda. Candi ini menarik perhatian dunia ketika pada
masa pendudukan Britania atas Jawa. Ketika itu Colin Mackenzie,
seorang surveyor bawahan Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan
candi ini. Meskipun Sir Thomas kemudian memerintahkan penyelidikan
lebih lanjut, reruntuhan candi ini tetap telantar hingga berpuluh-puluh
tahun. Penggalian tak serius dilakukan sepanjang 1880-an yang
sayangnya malah menyuburkan praktik penjarahan ukiran dan batu candi.

5
Kemudian pada tahun 1855 Jan Willem IJzerman mulai
membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik
candi. Beberapa saat kemudian Isaäc Groneman melakukanpembongkaran
besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan
di sepanjang Sungai Opak. Arca-arca dan relief candi diambil oleh warga
Belanda dan dijadikan hiasan taman, sementara warga pribumi
menggunakan batu candi untuk bahan bangunan dan fondasi rumah.

4) Pemugaran Candi Prambanan


Pemugaran dimulai pada tahun 1918, akan tetapi upaya serius yang
sesungguhnya dimulai pada tahun 1930-an. Pada tahun 1902-1903,
Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun
1918-1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (Oudheidkundige Dienst)
di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih sistematis sesuai kaidah
arkeologi. Sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan
pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu secara sembarangan
tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali. Pada tahun 1926
dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun
1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan
kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia
dan itu berlanjut hingga tahun 1993.

Upaya renovasi terus menerus dilakukan bahkan hingga kini.


Pemugaran candi Siwa yaitu candi utama kompleks ini dirampungkan
pada tahun 1953 dan diresmikan oleh Presiden pertama Republik
Indonesia Sukarno. Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan
batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di
tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75%
batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak
dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.

6
Kini, candi ini termasuk dalam Situs Warisan Dunia yang
dilindungi oleh UNESCO, status ini diberikan UNESCO pada tahun 1991.
Kini, beberapa bagian candi Prambanan tengah direnovasi untuk
memperbaiki kerusakan akibat gempa Yogyakarta 2006. Gempa ini telah
merusak sejumlah bangunan dan patung.

2.2 Kompleks Candi Prambanan

Pintu masuk ke kompleks bangunan ini terdapat di keempat arah penjuru


mata angin, akan tetapi arah hadap bangunan ini adalah ke arah timur, maka
pintu masuk utama candi ini adalah gerbang timur. Kompleks candi
Prambanan terdiri dari:

 Tiga Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma.


 Tiga Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan Angsa.
 Dua Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-
candi Wahana di sisi utara dan selatan.
 Empat Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu
masuk halaman dalam atau zona inti.
 Lima Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti.
 Dua ratus dua puluh empat Candi Perwara: tersusun dalam 4 barisan
konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga terluar: 44,
52, 60, dan 68, maka terdapat total 240 candi di kompleks Prambanan.

Aslinya terdapat 240 candi besar dan kecil di kompleks Candi


Prambanan. Tetapi kini hanya tersisa 18 candi; yaitu 8 candi utama dan 8
candi kecil di zona inti serta 2 candi perwara. Banyak candi perwara yang
belum dipugar, dari 224 candi perwara hanya 2 yang sudah dipugar, yang
tersisa hanya tumpukan batu yang berserakan. Kompleks candi Prambanan
terdiri atas tiga zona; pertama adalah zona luar, kedua adalah zona tengah
yang terdiri atas ratusan candi, ketiga adalah zona dalam yang merupakan
zona tersuci tempat delapan candi utama dan delapan kuil kecil.

7
Penampang denah kompleks candi Prambanan adalah berdasarkan lahan
bujur sangkar yang terdiri atas tiga bagian atau zona, masing-masing halaman
zona ini dibatasi tembok batu andesit. Zona terluar ditandai dengan pagar
bujur sangkar yang masing-masing sisinya sepanjang 390 meter, dengan
orientasi Timur Laut – Barat Daya. Kecuali gerbang selatan yang masih
tersisa, bagian gerbang lain dan dinding candi ini sudah banyak yang hilang.
Fungsi dari halaman luar ini secara pasti belum diketahui; kemungkinan
adalah lahan taman suci, atau kompleks asrama Brahmana dan murid-
muridnya. Mungkin dulu bangunan yang berdiri di halaman terluar ini terbuat
dari bahan kayu, sehingga sudah lapuk dan musnah tak tersisa.

Candi Prambanan adalah salah satu candi Hindu terbesar di Asia


Tenggara selain Angkor Wat. Tiga candi utama disebut Trimurti dan
dipersembahkan kepadantiga dewa utama Trimurti: Siwa sang Penghancur,
Wisnu sang Pemelihara dan Brahma sang Pencipta. Di kompleks candi ini
Siwa lebih diutamakan dan lebih dimuliakan dari dua dewa Trimurti lainnya.
Candi Siwa sebagai bangunan utama sekaligus yang terbesar dan tertinggi,
menjulang setinggi 47 meter.

1. Candi Siwa
Halaman dalam adalah zona paling suci dari ketiga zona kompleks
candi. Pelataran ini ditinggikan permukaannya dan berdenah bujur
sangkar dikurung pagar batu dengan empat gerbang di empat penjuru
mata angin. Dalam halaman berpermukaan pasir ini terdapat delapan
candi utama; yaitu tiga candi utama yang disebut candi Trimurti (“tiga
wujud”), dipersembahkan untuk tiga dewa Hindu tertinggi: Dewa Brahma
Sang Pencipta, Wishnu Sang Pemelihara, dan Siwa Sang Pemusnah.

Candi Siwa sebagai candi utama adalah bangunan terbesar


sekaligus tertinggi di kompleks candi Rara Jonggrang, berukuran tinggi
47 meter dan lebar 34 meter. Puncak mastaka atau kemuncak candi ini
dimahkotai modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau
halilintar. Bentuk wajra ini merupakan versi Hindu sandingan dari stupa

8
yang ditemukan pada kemuncak candi Buddha. Candi Siwa dikelilingi
lorong galeri yang dihiasi relief yang menceritakan kisah Ramayana;
terukir di dinding dalam pada pagar langkan. Di atas pagar langkan ini
dipagari jajaran kemuncak yang juga berbentuk wajra. Untuk mengikuti
kisah sesuai urutannya, pengunjung harus masuk dari sisi timur, lalu
melakukan pradakshina yakni berputar mengelilingi candi sesuai arah
jarum jam. Kisah Ramayana ini dilanjutkan ke Candi Brahma.

2. Candi Brahma dan Candi Wishnu


Dua candi lainnya dipersembahkan kepada Dewa Wisnu, yang
terletak di sisi utara dan satunya dipersembahkan kepada Brahma, yang
terletak di sisi selatan. Kedua candi ini menghadap ke timur dan hanya
terdapat satu ruang, yang dipersembahkan untuk dewa-dewa ini. Candi
Brahma menyimpan arca Brahma dan Candi Wishnu menyimpan arca
Wishnu yang berukuran tinggi hampir 3 meter. Ukuran candi Brahma dan
Wishnu adalah sama, yakni lebar 20 meter dan tinggi 33 meter.

3. Candi Wahana
Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil
daripada candi Brahma dan Wishnu yang dipersembahkan kepada
kendaraan atau wahana dewa-dewa ini; sang lembu Nandi wahana Siwa,
sang Angsa wahana Brahma, dan sang Garuda wahana Wisnu. Candi-
candi wahana ini terletak tepat di depan dewa penunggangnya. Di depan
candi Siwa terdapat candi Nandi, di dalamnya terdapat arca lembu Nandi.

Pada dinding di belakang arca Nandi ini di kiri dan kanannya


mengapit arca Chandra dewa bulan dan Surya dewa matahari. Chandra
digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan Surya
berdiri di atas kereta yang ditarik 7 kuda. Tepat di depan candi Brahma
terdapat candi Angsa. Candi ini kosong dan tidak ada arca Angsa di
dalamnya. Mungkin dulu pernah bersemayam arca Angsa sebagai
kendaraan Brahma di dalamnya. Di depan candi Wishnu terdapat candi

9
yang dipersembahkan untuk Garuda, akan tetapi sama seperti candi
Angsa, di dalam candi ini tidak ditemukan arca Garuda. Mungkin dulu
arca Garuda pernah ada di dalam candi ini. Hingga kini Garuda menjadi
lambang penting di Indonesia, yaitu sebagai lambang negara Garuda
Pancasila.
4. Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok
Di antara baris keenam candi-candi utama ini terdapat Candi Apit.
Ukuran Candi Apit hampir sama dengan ukuran candi perwara, yaitu
tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter. Di samping 8 candi
utama ini terdapat candi kecil berupa kuil kecil yang mungkin fungsinya
menyerupai pelinggihan dalam Pura Hindu Bali tempat meletakan canang
atau sesaji, sekaligus sebagai aling-aling di depan pintu masuk. Candi-
candi kecil ini yaitu; 4 Candi Kelir pada empat penjuru mata angin di
muka pintu masuk, dan 4 Candi Patok di setiap sudutnya. Candi Kelir dan
Candi Patok berbentuk miniatur candi tanpa tangga dengan tinggi sekitar
2 meter.

5. Candi Perwara
Dua dinding berdenah bujur sangkar yang mengurung dua halaman
dalam, tersusun dengan orientasi sesuai empat penjuru mata angin.
Dinding kedua berukuran panjang 225 meter di tiap sisinya. Di antara dua
dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri
atas 224 candi perwara yang disusun dalam empat baris konsentris.
Candi-candi ini dibangun di atas empat undakan teras-teras yang makin
ke tengah sedikit makin tinggi. Empat baris candi-candi ini berukuran
lebih kecil daripada candi utama. Candi-candi ini disebut “Candi
Perwara” yaitu candi pengawal atau candi pelengkap.

Candi-candi perwara disusun dalam empat baris konsentris baris


terdalam terdiri atas 44 candi, baris kedua 52 candi, baris ketiga 60 candi,
dan baris keempat sekaligus baris terluar terdiri atas 68 candi.

10
2.3 Arsitektur Candi Prambanan

Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur


Hindu yang berdasarkan kitab Wastu Sastra. Denah candi mengikuti pola
mandala, sementara bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri
khas candi Hindu. Prambanan memiliki nama asli Siwagrha dan dirancang
menyerupai rumah Siwa, yaitu mengikuti bentuk gunung suci Mahameru,
tempat para dewa bersemayam. Seluruh bagian kompleks candi mengikuti
model alam semesta menurut konsep kosmologi Hindu, yakni terbagi atas
beberapa lapisan ranah, alam atau Loka.Seperti Candi Borobudur,
Prambanan juga memiliki tingkatan zona candi, mulai dari yang kurang suci
hingga ke zona yang paling suci. Meskipun berbeda nama, tiap konsep
Hindu ini memiliki sandingannya dalam konsep Buddha yang pada
hakikatnya hampir sama. Baik lahan denah secara horizontal maupun
vertikal terbagi atas tiga zona:

Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah


makhluk yang fana; manusia, hewan, juga makhluk halus dan iblis. Di ranah
ini manusia masih terikat dengan hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup yang
tidak suci. Halaman terluar dan kaki candi melambangkan ranah bhurloka.

Bhuwarloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah, tempat


orang suci, resi, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini manusia mulai
melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi melambangkan
ranah bhuwarloka.

Swarloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah tertinggi


sekaligus tersuci tempat para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka.
Halaman dalam dan atap candi melambangkan ranah swarloka. Atap candi-
candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka berupa
ratna (Sanskerta: permata), bentuk ratna Prambanan merupakan modifikasi
bentuk wajra yang melambangkan intan atau halilintar. Dalam arsitektur
Hindu Jawa kuno, ratna adalah sandingan Hindu untuk stupa Buddha, yang

11
berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka candi.Pada saat pemugaran, tepat
di bawah arca Siwa di bawah ruang utama candi Siwa terdapat sumur yang
didasarnya terdapat pripih (kotak batu). Sumur ini sedalam 5,75 meter dan
peti batu pripih ini ditemukan di atas timbunan arang kayu, tanah, dan
tulang belulang hewan korban. Di dalam pripih ini terdapat benda-benda
suci seperti lembaran emas dengan aksara bertuliskan Waruna (dewa laut)
dan Parwata (dewa gunung). Dalam peti batu ini terdapat lembaran tembaga
bercampur arang, abu, dan tanah, 20 keping uang kuno, beberapa butir
permata, kaca, potongan emas, dan lembaran perak, cangkang kerang, dan
12 lembaran emas (5 di antaranya berbentuk kura-kura, ular naga (kobra),
padma, altar, dan telur).

2.4 Relief Candi Prambanan

1. Relief Ramayana dan Krishnayana

Candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu;


Ramayana dan Krishnayana. Relief berkisah ini diukirkan pada dinding
sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga
candi utama. Relief ini dibaca dari kanan ke kiri dengan gerakan searah
jarum jam mengitari candi. Hal ini sesuai dengan ritual pradaksina, yaitu
ritual mengelilingi bangunan suci searah jarum jam oleh peziarah. Kisah
Ramayana bermula di sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke candi
Brahma temple. Pada pagar langkan candi Wisnu terdapat relief naratif
Krishnayana yang menceritakan kehidupan Krishna sebagai salah satu
awatara Wishnu.

2. Relief Lokapala, Brahmana, dan Dewata

Di seberang panel naratif relief, di atas tembok tubuh candi di


sepanjang galeri dihiasi arca-arca dan relief yang menggambarkan para
dewata dan resi brahmana. Arca dewa-dewa lokapala, dewa surgawi penjaga
penjuru mata angin dapat ditemukan di candi Siwa. Sementara arca para
brahmana penyusun kitab Weda terdapat di candi Brahma. Di candi Wishnu
terdapat arca dewata yang diapit oleh dua apsara atau bidadari kahyangan.

12
3. Relief Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru

Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi oleh barisan relung (ceruk)
yang menyimpan arca singa diapit oleh dua panil yang menggambarkan
pohon hayat kalpataru. Pohon suci ini dalam mitologi Hindu-Buddha
dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan manusia. Di
kaki pohon Kalpataru ini diapit oleh pasangan kinnara-kinnari (hewan ajaib
bertubuh burung berkepala manusia), atau pasangan hewan lainnya, seperti
burung, kijang, domba, monyet, kuda, gajah, dan lain-lain. Pola singa diapit
kalpataru adalah pola khas yang hanya ditemukan di Prambanan, karena
itulah disebut “Panil Prambanan”.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Candi Prambanan yang terletak persis di perbatasan Provinsi Jawa
Tengah ±17 Km ke arah timur dari kota Yogyakarta. Daerah ini merupakan
daerah yang mempunyai banyak sejarah sehingga tidak heran banyak
wisatawan asing yang ingin mengunjungi tempat-tempat wisata di daerah
Istimewa Yogyakarta terutama di candi Prambanan yang berdiri di sebelah
timur sungai Opak ±200 m sebelah utara Yogya-Solo.

Dengan adanya data yang diperoleh dari uraian penulis dapat menyimpulkan:
• Candi Prambanan memiliki keistimewaan dan pesona keindahan yang
bukan saja dari bentuk bangunan dan tata ruang, namun juga dari sisi
filosofi dan sejarahnya.
• Candi Prambanan memiliki banyak sejarah sehingga banyak
wisatawan mancanegara yang datang untuk melihat secara langsung
kemegahannya.
• Candi Prambanan merupakan peninggalan kebudayaan Hindu terbesar
di Indonesia dan warisan bernilai tinggi dari abad ke-9.

3.2 Saran
Lestarikan dan kembangkan potensi warisan budaya agar Candi
Prambanan yang sebagai peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya
ini mampu memaksimalkan potensi karena selain merupakan sumber
penghasilan untuk masyarakat sekitar Prambanan juga aset pariwisata
berkelanjutan nasional Indonesia penambah devisa negara selain non-migas.

Sebaiknya upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga dan


melestarikan Candi Borobudur tersebut tetap menjadi daya tarik terutama dari
segi kepariwisataan , arkeologi dan ilmu pengetahuan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ariswara. (1993). Prambanan. Jakarta: Intermasa.

Slamet. (2009). Macam-macam Candi Prambanan. Bandung: Erlangga.

15
LAMPIRAN FOTO

Gambar Candi Prambanan

16
17

You might also like