You are on page 1of 20

DAFTAR ISI

Percobaan I Identifikasi Karbohidrat, Lemak dan Protein ...................................1


Percobaan II Sintesis Aspirin................................................................................4
Percobaan III Sintesis Etil Asetat..........................................................................5
Percobaan IV Pembuatan Asam Sulfanilat............................................................7
Percobaan V Oksidasi Senyawa Organik..............................................................10
Percobaan VI Reaksi Sikloadisi Diels-Alder........................................................13
Percobaan VII Sintesis Aseton..............................................................................16

1
2
PERCOBAAN I. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN
LEMAK

I. Tujuan Percobaan

Untuk mengenal identifikasi karbohidrat, protein dan lemak serta


mengetahui reaksi spesifiknya.

II. Pendahuluan
A. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O
yang banyak terdapat di alam dengan menggunakan rumus Cn(H 2O)n.
Senyawa ini mengandung gugus polihidroksi alcohol dengan adanya
gugus aldehid dan keton. Karbohidrat dibagi menjadi empat golongan
utama yaitu : monosakarida, disakarida, polisakarida, dan glukosakarida.

B. Protein
Protein merupakan senyawa polipeptida dengan berat molekul besar
yang mengandung unsur C, H, O, dan N serta mengandung unsur S atau
P. Potein dikenal dengan nama zat putih telur yang merupakan senyawa
yang sangat penting dalam semua sel hidup, karena protein berfungsi
sebagai dinding sel.

C. Minyak/Lemak
Minyak / lemak adalah ester dari gliserol atau disebut juga trigliserida
yang dibedakan jenuh atau tidaknya gugus alkil.

1
III. Cara Kerja

A. Identifikasi Karbohidat

1. Menggunakan bahan-bahan gula pasir, tepung kanji, larutan


kanji, kertas saring.
2. Uji kelarutan masing-masing karbohidrat menggunakan air
dingin, air panas, etanol panas, etanol dingin, asam klorida
encer, asam sulfat encer, asam sulfat pekat.
3. Test Molish : larutan karbohidrat ditambahkan 2-3 tetes α-
naftol 10%, kemudian tambahkan asam sulfat pekat (jangan
digoyang). Apa yang saudara amati?
4. Reaksi dengan pereaksi fehling : Tambahkan pereaksi fehling
pada larutan karbohidrat, panaskan sampai mendidih. Apa
yang saudara amati?
5. Kapas dipanaskan dengan asam nitrat pekat, kemudian diberi
asam asetat, panaskan, dinginkan. Bagaimana wujud kapas?

B. Identifikasi Protein

1. Menggunakan putih telur dan kuning telur.

2. Tes biuret : larutan protein sebanyak 2 ml ditambah 1 ml


NaOH 10% kemudian kocok dan tambahkan 2-3 tetes larutan
cupri sulfat 1%. Apa yang saudara amati?
3. Tes xantoprotein : 1 ml larutan protein + 5 tetes asam nitrat
pekat, kemudian dipanaskan. Setelah dingin ditambahkan
beberapa tetes ammonium hidroksida. Apa yang saudara
amati?
4. Tes molish (Lihat percobaan karbohidrat)

2
C. Identifikasi Minyak/Lemak

1. Bahan yang digunakan yaitu minyak kelapa, minyak jagung,


minyak bimoli, margarin, gajih sapi.
2. Reaksi dengan NaOH : zat ditambah larutan NaOH 30%,
kemudian panaskan pada penangas air. Terhadap larutan
ditambahkan air dan kemudian dikocok. Apa yang saudara
amati?
3. Reaksi dengan bromin dalam karbon tetra klorida : lemak
dilarutkan dalam aseton atau eter, kemudian tambahkan brom
dalam karbon tetra klorida tetes demi tetes. Apa yang saudara
amati?
4. Reaksi dengan KMnO4 : lemak dilarutkan dalam aseton atau
eter, kemudian tambahkan 1-2 tetes KMnO4. apa yang saudara
amati?

IV. Daftar Pustaka

Mcmurry, J, Organic Chemistry, 7th edition, Thomson Learning, 2008.

Solomons, T.W.Graham, Organic Chemistry, 10th edition, John


Wiley & Sons, Inc., New York, 1994.

3
PERCOBAAN II
SINTESIS ASPIRIN

I. Tujuan Percobaan
Untuk mampu memahami prinsip dari eterfikasi fenol dan dapat mensintesis
senyawa aspirin.

II. Pendahuluan
Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan suatu obat yang telah banyak
digunakan hingga saat ini yang memiliki sifat analgesic dan antipiretik. Sintesis
aspirin dilakukan dengan reaksi eterifikasi sederhana dimana asam asetil salisilat
direaksikan dengan anhidrat asetat sehingga menghasilkan asam asetil salisilat.
Gugus–OH pada asam salisilat diubah menjadi ester ketika beraksi dengan
anhidrat asetat. Reaksi ini biasanya menggunakan katalis.

III. Cara Kerja


Panaskan air di dalam wadah, timbang 1,4 gram asam salisilat di dalam
erlenmeyer 125 ml, kemudian tambahkan 4 ml anhidrat asam asetat hingga dapat
membilas erlenmeyer. Masukkan 5 tetes larutan H3PO4 85% dan aduk larutan
tersebut. Panaskan erlenmeyer yang berisi campuran tersebut selama 5 menit.
Setelah 2-3 menit, tambahkan 20 mL aquadest dan dinginkan larutan tersebut
hingga membentuk kristal. Untuk mempercepat kristalisasi, dinding labu
erlenmeyer dapat digores dengan spatula hingg kristal muncul. Setelah itu,
tambahkan 50 mL aquadest dingin dan dinginkan erlenmeyer di dalam
wadah yang berisi es hingga terbentuk kristal sempurna. Kumpulkan kristal yang
terbentuk menggunakan corong Buchner. Timbang kristal yang didapatkan.

4
PERCOBAAN III. SINTESIS ETIL ASETAT

I. Tujuan Percobaan

Mengetahui proses esterifikasi alcohol dengan asam asetat, serta mekanisme reaksi
dalam proses esterifikasi

II. Teori
Secara umum reaksi kimia dapat diklasifikasikan kedalam reaksi substitusi,
adisi, eliminasi, dan penataan ulang. Proses esterifikasi merupakan reaksi subtitusi
nukleofilik bimolekular (SN2) yaitu suatu reaksi yang serentak karena reaksi
pemutusan ikatan yang lama dan pembentukkan ikatan yang baru terjadi secara
bersamaan. Gugus OH dari asam karboksilat adalah gugus pergi yang jelek oleh karena
itu agar menjadi gugus pergi yang baik maka gugus OH diprotonasi dengan asam
kuat.

Jika asam karboksilat dan alkohol serta katalis asam ( biasanya HCl/H 2SO4) dipanaskan
maka akan terjadi reaksi kesetimbangan antara ester dan air.

Karena reaksi esterifikasi bersifat reversibel, maka untuk memperoleh hasil reaksi yang banyak
dapat dilakukan dengan menggeser kesetimbangan ke kanan dengan cara menggunakan
pereaksi berlebih atau memisahkan ester dan / atau air yang terbentuk (dengan penyulingan).
Namun yang perlu diperhatikan dalam proses esterifikasi bahwa ikatan yang putus adalah
ikatan C-O dari asam karboksillat, bukan ikatan O-H dari asam atau ikatan C-O dari alkohol.

5
III. Alat dan Bahan
Alat : Timbangan, botol timbang, gelas ukur, pipet ukur, pipet volume, satu set
alat refluks, satu set alat destilasi, Erlenmeyer, elektromantel, corong pisah,
kertas saring, corong.
Bahan : Etanol, asam asetat glasial, asam sulfat pekat, akuades, natrium
bikarbonat, magnesium sulfat anhidrat.

IV. Prosedur Percobaan


Masukkan 58 g (73,5 mL) etanol absolut , 22, 5 g (24 mL) asam asetat glasial dan 3 g
(2 mL) asam sulfat pekat ke dalam labu 500 mL yang telah dilengkapi dengan
pendingin refluks, kemudian refluks selama 2 jam. Setelah sefluks selesai,
lanjutkan dengan destilasi fraksinasi. Destilat yang diperoleh didinginkan kemudian
dipindahkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan 70 mL aquades lalu dikocok,
diamkan hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah dipisahkan dan lapisan atas (ester)
ditambah dengan 50 mL aquadest dan 14 mL natrium bikarbonat jenuh kemudian
dikocok, diamkan hingga terbentuk dua lapisan. Lapisan bawah dipisahkan dan
lapisan atas dikeringkan dengan magnesium sulfat anhidrous selama 5 – 10 menit.
Setelah itu zat pengering dipisahkan dengan penyaring menggunakan kertas saring.
Filtrat (ester) yang diperoleh ditimbang dan persentasi hasil dapat dihitung.

V. Tugas
1. Hitung etil asetat secara teoritis dari bahan-bahan yang digunakan!
2. Tuliskan mekanisme reaksi dari esterifikasi alkohol dan asam karboksilat!
3. Apa perbedaan antara reaksi SN1 dan SN2?
4. Bagaimana mengetahui bahawa senyawa yang diperoleh dari hasil sintesis
sudah murni? Jelaskan!
5. Reaksi apa saja yang bisa dilakukan terhadap ester (minimal 2)

6
PERCOBAAN IV. PEMBUATAN ASAM SULFANILAT

I. Tujuan Percobaan
Untuk mempelajari bagaimana terjadinya reaksi substitusi pada sampel yang
digunakan yaitu pembentukan asam sulfanilat dari persenyawaan anilin dan
asam sulfat.

II. Teori
Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom,
biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil.
Reaksi terpenting dikelas ini adalah nitrasi aromatik, halogenasi aromatik,
sulfonasi aroamatik dan asilasi dan alkalasi reaksi Friedel-Crafts. Reaksi
substitusi elektrofilik pada senyawa aromatik umunya berlangsung dengan
mekanisme ion arenium. Mekanisme ion arenium berlangsung dalam dua tahap.
Tahap pertama sebagai tahap penetu laju reaksi merupakan tahap pembentukan
ion arenium yang dihasislkan dari serangan elektrofil pada inti benzena.

Tahap kedua yang berlangsung cepat merupakan tahap lepasnya gugus pergi
yang pada umunya berupa proton.adanya substituen yang terikat pada inti
benzena ternyata mempengaruhi orientasi dan kereaktifan dalam substitusi
elektrofilik. Orientasi dan kereaktifan tersebut dikendalikan oleh dua faktor,
yaitu efek induksi dan efek resonansi. Substituen berbeda menunjukkan reaksi
yang berbeda tergantung pada pengarahan dan kekuatan kedua faktor tersebut.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu tipe jenis sulfonasi yang
paling penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa
aromatik dengan asam sulfat.

Pada percobaan sulfonasi ini, senyawa aromatik yang digunakan


adalah anilin, dan percobaan dilakukan dengan mereaksikan anilin
dengan asam sulfat pekat (oleum) pada suhu 180ºC-195ºC, dan

7
menghasilkan produk utama berupa asam sulfanilat dan air (sebagai
produk sampingnya). Reaksi :

Anilin Asam Sulfat Asam Sulfanilat Air

III. Bahan dan Alat

Bahan Percobaan

1. Asam Sulfat pekat (H2SO4)

2. Anilin (C6H5NH2)

3. Norit

4. Natrium Hidroksida (NaOH)

5. Aquadest (H2O)

Alat percobaan
1. Erlenmeyer
2. Beaker glass
3. Gelas ukur

4. Termometer

5. Penangas pasir

6. Kaki tiga

7. Bunsen

8. Oven

8
IV. Prosedur Percobaan

1. Ke dalam erlenmeyer dimasukkan 5 ml asam sulfat pekat (H2SO4)


dan diikuti penambahan 4 ml anilin tetes demi tetes sambil
didinginkan dengan air
2 Kemudian campuran dipanaskan pada penangas pasir (sand
batch) pada temperatur 180oC – 195oC selama 1 jam.
3. Campuran didinginkan sampai temperatur kamar kemudian
ditambahkan 200 ml aquadest lalu dipanaskan sampai semua
kristal larut.
4. Kemudian ditambahkan 5 gram norit dengan hati-hati dan
dipanaskan kira-kira 5 menit lalu campurkan disaring dalam
keadaan panas dengan menggunakan 2 lapis kertas saring sambil
didinginkan dengan campuran air dan es sehingga akan terbentuk
kristal putih yang masih kotor. Kemudian disaring dan diperoleh
kristal putih.
5. Bila kristal yang diperoleh masih kotor maka dilakukan
pemurniaan kembali dengan memasukkan kristal yang diperoleh
ke dalam beaker glass lalu ditambahkan 100 ml aquadest
kemudian dipanaskan sampai semua kristal larut. Bila larutan
masih keruh maka ditambahkan 2 gram norit dan dipanaskan lagi
selama 5 menit.
6. Campuran disaring lagi dalam keadaan panas memakai 2 lembar kertas
saring.

7. Filtrat didinginkan dalam campuran air dan es kemudian disaring lagi.

8. Kristal yang diperoleh dikeringkan dalam oven dengan dialasi


aluminium foil. Kristal yang diperoleh kemudian ditimbang untuk
menghitungkan persen ralat.

9
PERCOBAAN V. OKSIDASI SENYAWA ORGANIK

I. TUJUAN
Untuk mengetahui terjadinya oksidasi pada senyawa organik tidak jenuh.
Apabila, suatu senyawa organik tidak jenuh pada kondisi alkali direaksikan
dengan oksidator (permanganat, asam nitrat, kalium kromat, senyawa
peroksida, ozon) akan terjadi pemutusan pada ikatan rangkap. Contoh :
Asam oleat dioksidasi akan terjadi dua molekul asam karboksilat.

II. Bahan dan Alat


Bahan::
 Asam Oleat
 KOH
 KMnO4
 H2SO4 p
 Akuades

Peralatan:
 Beaker Glass 500 mL
 Magnetic Bar
 Hot Plate
 Cawan Penguap
 Corong
 Batang Pengaduk
 Botol timbang
 Kaca arloji
 Oven
 Thermometer 1100C

10
III. Prosedur kerja :
- Ditimbang KOH 6 gram dalam botol timbang, kemudian dilarutkan
dalam 12 mL akuades (larutan alkali).
- Ditimbang Asam Oleat sebanyak 2 gram dengan kaca arloji.
- Dilarutkan asam oleat ke dalam larutan KOH
- Dilarutkan sebanyak 5,4 g KMnO4 dengan 100 mL akuades, diaduk
hingga KMnO4 larut sempurna.
- Ditambahkan larutan alkali asam oleat ke dalam larutan KMnO4
- Dipanaskan pada suhu 750C(dipertahankan suhu tetap) sambil diaduk
kuat dan konstan dengan pengaduk magnetik selama 30 menit atau
sampai tidak ada warna ungu dari permanganat. Bila campuran
jumlahnya sedikit larutan ditambah akuades.
- Didinginkan lalu ditambahkan secara perlahan-lahan 3,2 mL H2SO4 p,
dipanaskan pada suhu 750C selama 15 menit sambil diaduk kuat.

11
- Disaring SELAGI PANAS (Filtrat I)
- Ditambahkan 30 mL akuades ke dalam residu penyaringan,
didihkan selama 10 menit. Disaring selagi panas (filtrat II)
- Dicampurkan filtrat I dan II, kemudian diuapkan hingga tersisa ±1/3 bagian
dari volume mula– mula.
- Didinginkan pada suhu kamar atau dengan bantuan Ice bath hingga
terbentuk Kristal putih asam azelat. Disaring dengan penyaring
Buchner atau penyaring biasa.
- Dikeringkan Kristal dalam oven pada suhu 60 0C .
- Dikristalisasi dengan akuades panas, dikeringkan kembali dalam oven pada
suhu 60 0C.
- Titik lebur kristal: 108,6 0C
- Kelarutan: Tidak larut dalam air dingin, CHCl3, larut dalam air panas,
aseton, alcohol, methanol.

PERTANYAAN:
1. Jelaskan perbedaan senyawa organic dan anorganik serta sebutkan contoh
masing-masing minimal 5!
2. Jelaskan prinsip percobaan!
3. Sebutkan minimal 3 oksidator dan kelebihan masing- masing dalam
penggunaannya!
4. Sebutkan minimal 5 asam lemak tidak jenuh dan gambarkan strukturnya!
5. Jelaskan pengaruh penambahan bahan dalam proses pembentukan asam
azelat dan asam pelargonat!
6. Jelaskan perbedaan oksidasi dan reduksi minimal 2!
7. jelaskan mengapa larutan harus disaring selagi panas dalam percobaan ini?

12
PERCOBAAN VI. REAKSI SIKLOADISI DIELS-ALDER

I. Tujuan Percobaan
Pada akhir percobaan ini mahasiswa harus dapat :

1. Menjelaskan prinsip reaksi Diels-Alder

2. Melakukan pemisahan dan pemurnian adduct, dan uji kemurniannya.

II. Teori
Satu dari reaksi sintesis yang paling menarik dari senyawa tak jenuh adalah
adisi 1,4 dari diena terkonyugasi terhadap molekul yang mengandung ikatan
etilen atau asetilen aktif (dienofil), membentuk “adduct” yang memiliki
cincin lingkar tak jenuh, melalui sikloadisi 4 + 2. Proses siklisasi ini dikenal
dengan reaksi Diels-Alder yang meliputi bidang yang sangat luas dan
digunakan untuk sintesis obat-obat penting, insektisida, turunan terpen, dan
intermediet untuk bahan-bahan kimia industri.

Reaksi Diels-Alder adalah stereospesifik. Hampir semua diena akan


melakukan reaksi Diels-Alder. Dienofil yang paling spesifik adalah α,β-
unsaturated karbonil dan nitril. Dienofil aktif adalah reagen yang berguna
untuk mendeteksi adanya system diena terkonjugasi dan untuk maksud
analitik. Adduct Diels-Alder berguna dalam penetapan struktur dari 1,3-
diena dan karakterisasi diena yang diketahui. Dengan diena siklik seperti
siklopentadiena dan juga turunan furan, produk sikloadisi 4 + 2 dapat
memiliki dua kemungkinan konfigurasi. Sistem cincin dari dienofil dapat
memiliki hubungan disposisi trans (endo) atau cis (exo) terhadap

13
jembatan metilen (oksigen) yang terbentuk. Pada umumnya konfigurasi
endo lebih disukai dalam reaksi Diels-Alder.

III. Alat dan Bahan


a. Alat

1. Labu bundar 100 ml

2. Satu set alat refluks

3. Corong Buchner atau penyaring vacuum

4. Alat titik leleh

5. Mortal

6. Gelas kimia 100 ml

7. Penangas uap

b. Bahan

1. Antrasen

2. Anhidrida maleat

3. Toluena p.a

4. Soda lime

5. Air dingin

14
IV. Prosedur Kerja

Kedalam labu bundar 100 ml masukkan 3 g antrasen, 8 g anhidrida maleat


dan 50 mL toluene p.a. Lakukan refluks dengan penangas uap. Dinginkan
larutan dan saring hasil reaksi dengan penyaring vakum. Kristal yang
terkumpul direkristalisasi dalam etil asetat. Kristal memiliki titik leleh 262-
2630C.

Tugas

a. Sebelum Praktikum

a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan reaksi Diels-Alder dan senyawa


adduct!

b. Reaksi Diels-Alder dapat berjalan bila ada senyawa yang


bertindak sebagai diena dan dienofil, jelaskan apa syaratnya agar
senyawa dapat bertindak sebagai diena dan dienofil.

b. Sesudah Praktikum

Tuliskan reaksi dan struktur adduct Diels-Alder yang terbentuk dari


sikloadisi senyawa-senyawa 1,4-dimetoksi-1,3-butadiena dan 1,4-
naftakuinon, dari kedua senyawa tersebut senyawa manakah
merupakan diena dan senyawa mana yang dienofil.

15
PERCOBAAB VII. SINTESIS ASETON

I.     TUJUAN
1.    Mensintesis aseton dari isopropil alkohol.
2.    Menghitung rendemen aseton yang terbentuk.

II.  TEORI
Aseton merupakan suatu keton yang dapat dibuat dari bahan dasar isopropil
alkohol dengan cara oksidasi. Aseton adalah zat tidak berwarna dengan berat jenis
0,812 gram/mol dan mempunyai bau yang sengit yang menjadi tandanya. Aseton
dapat bercampur dalam air dan dalam semua perbandingan adalah suatu zat
pelarut yang baik bagi banyak zat-zat organik, aseton dipakai dalam pembuatan
senyawa penting diantaranya Kloroform dan Iodoform. Air kencing biasanya
mengandung sedikit aseton, tetapi lebih banyak dalam keadaan sakit tertentu
seperti diabetes melitus. Aseton atau propanon mempunyai rumus (CH3)2CO.
Aseton dibuat secara teknik dengan :
1.    pemanasan kalsium asetat
2.    mengalirkan uap Asam Asetat pada kira – kira 480 oC melalui oksidasi logam
yang bekerja katalis seperti Alumunium Oksida, Kalsium Oksida, Magnesium
Oksida.
3.    penguraian zat pati oleh bakteri-bakteri tertentu seperti baccilus aceto –
aethyalitus dan bacillus maseransi hasil sampingan yang didapatkan adalah etil
alkohol.
4.    oksidasi alkohol sekunder 2-propanol dengan menghangatkannya dalam
Kalium dikromat dalam suasana asam.         

( Isopropil Alkohol)      { oksidasi } Aseton

Alkohol primer jika dioksidasi akan membentuk aldehid, sedangkan alkohol


sekunder jika dioksidasi akan membentuk keton dan alkohol tersier tidak bisa
dioksidasi kembali. Oleh karena itulah mengapa untuk mensintesis aseton
menggunakan alkohol sekunder.

16
Untuk mengidentifikasi aseton, dapat melakukannya dengan hidrazin, maka akan
menghasilkan gas hidrogen. Aseton mudah terbakar dan mudah menguap. Uap
tersebut dapat menyebabkan percikan api dan berbahaya apabila tertelan atau
terhirup juga dapat mempengaruhi kerja sistem syaraf. Berdasarkan hazard
diamond (HD). Warna merah pada hazard diamond menunjukkan fire hazard. Fire
hazard menunjukkan bahwa bahan digolongkan tingkat bahaya berdasarkan flash
point. Semakin rendah flash point, maka bahan tersebut akan semakin berbahaya.
Untuk aseton termasuk dalam skala 3, dengan flash point kurang dari 100 o F.
Kotak dengan warna biru menunjukkan health hazard. Health Hazard
menunjukkan efek bahan berbahaya tersebut terhadap kesehatan manusia. Aseton
termasuk dalam skala 1, dengan tingkat hazardnya adalah sedikit berbahaya,
dengan tingkat hazardnya adalah sedikit berbahaya. Warna kuning pada diamond
hazard menunjukkan reactivity, yaitu tingkat reaktivitas bahan kimia dan jenis
hazard yang ditimbulkan. Aceton termasuk dalam reactivity skala 0, sehingga tipe
reaktivitasnya adalah tidak reaktif. Walaupun mudah terbakar, aseton digunakan
secara ekstensif pada proses penyimpanan dan transpor asetilena dalam industri
pertambangan. Pada tekanan dan temperatur dan tekanan normal aseton bersifar
relatif stabil. Kondisi yang harus dihindari adalah: hindari panas, api, percikap api
dan sumber pembakaran. Kontainer dari aceton dapat pecah dan meledak bila
terpapar dengan panas

III.   PROSEDUR PERCOBAAN


3.1.  Alat dan Bahan
a.    Alat
1.    Labu destilasi             :  untuk meletakkan sampel
2.    Gelas ukur                  :  untuk mengukur suatu larutan
3.    Corong                       :  untuk membantu memindahkan larutan
4.    Gelas piala                  :  untuk meletakkan suatu bahan
5.    Termometer                :  untuk mengukur suhu
6.    Corong pisah              :  untuk memisahkan 2 larutan berdasarkan bj
b.    Bahan
1.    Isopropil alkohol        :  bahan dasar

17
2.    Asam sulfat pekat      :  katalis
3.    Aquadest                    :  pencuci larutan dari pengotornya
4.    Kalium bikromat        :  penarik air

3.2.  Cara Kerja


1.    Siapkan dan pasang alat destilasi sebagimana mestinya.
2.    Buat campuran asam sulfat encer dengan isopropil alkohol sebagai
berikut : ambil 50 mL air masukkan ke dalam gelas piala 300 mL.
Tambahkan 27,5 mL asam sulfat pekat secara perlahan-lahan ( tetes demi
tetes sambil diaduk). Kemudian dinginkan larutan tersebut. Dengan hati-
hati tambahkan 29,2 mL isopropil alkohol sambil diaduk perlahan-lahan.
Suhu larutan dijaga tidak boleh lebih dari 500C.
3.    Masukkan campuran tersebut kedalam labu suling.
4.    Larutkan 10 gram kalium bikromat dalam 100 mL air dan masukkan
kedalam corong pisah. Pasang corong yang berisi kalium bikromat ini
pada labu destilasi.
5.    Panaskan labu suling perlahan-lahan sampai larutan mulai mendidih.
6.    Angkat pemanas, tambahkan secara perlahan-lahan ( tetes demi tetes )
dan sangat hati-hati larutan kalium bikromat kedalam labu suling.
7.    Panas yang ditimbulkan sewaktu terjadi reaksi akan membuat larutan
dalam labu suling tetap mendidih dan suhu dijaga agar tidak melebihi
650C.
8.    Waktu yang diperlukan untuk menambahkan larutan kalium bikromat
kira-kira setengah jam.
9.    Setelah semua larutan kalium bikromat dialirkan ke dalam labu suling
dan suhu dinaikkan sampai 750C. Lakukan destilasi.
10.  Setelah destilasi selesai, ukur volume atau berat dari aseton yang didapat.
11.    Hitung rendemennya.

18

You might also like