Professional Documents
Culture Documents
Penuntun Praktikum Ko Ii - New
Penuntun Praktikum Ko Ii - New
1
2
PERCOBAAN I. IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT, PROTEIN, DAN
LEMAK
I. Tujuan Percobaan
II. Pendahuluan
A. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O
yang banyak terdapat di alam dengan menggunakan rumus Cn(H 2O)n.
Senyawa ini mengandung gugus polihidroksi alcohol dengan adanya
gugus aldehid dan keton. Karbohidrat dibagi menjadi empat golongan
utama yaitu : monosakarida, disakarida, polisakarida, dan glukosakarida.
B. Protein
Protein merupakan senyawa polipeptida dengan berat molekul besar
yang mengandung unsur C, H, O, dan N serta mengandung unsur S atau
P. Potein dikenal dengan nama zat putih telur yang merupakan senyawa
yang sangat penting dalam semua sel hidup, karena protein berfungsi
sebagai dinding sel.
C. Minyak/Lemak
Minyak / lemak adalah ester dari gliserol atau disebut juga trigliserida
yang dibedakan jenuh atau tidaknya gugus alkil.
1
III. Cara Kerja
A. Identifikasi Karbohidat
B. Identifikasi Protein
2
C. Identifikasi Minyak/Lemak
3
PERCOBAAN II
SINTESIS ASPIRIN
I. Tujuan Percobaan
Untuk mampu memahami prinsip dari eterfikasi fenol dan dapat mensintesis
senyawa aspirin.
II. Pendahuluan
Aspirin atau asam asetil salisilat merupakan suatu obat yang telah banyak
digunakan hingga saat ini yang memiliki sifat analgesic dan antipiretik. Sintesis
aspirin dilakukan dengan reaksi eterifikasi sederhana dimana asam asetil salisilat
direaksikan dengan anhidrat asetat sehingga menghasilkan asam asetil salisilat.
Gugus–OH pada asam salisilat diubah menjadi ester ketika beraksi dengan
anhidrat asetat. Reaksi ini biasanya menggunakan katalis.
4
PERCOBAAN III. SINTESIS ETIL ASETAT
I. Tujuan Percobaan
Mengetahui proses esterifikasi alcohol dengan asam asetat, serta mekanisme reaksi
dalam proses esterifikasi
II. Teori
Secara umum reaksi kimia dapat diklasifikasikan kedalam reaksi substitusi,
adisi, eliminasi, dan penataan ulang. Proses esterifikasi merupakan reaksi subtitusi
nukleofilik bimolekular (SN2) yaitu suatu reaksi yang serentak karena reaksi
pemutusan ikatan yang lama dan pembentukkan ikatan yang baru terjadi secara
bersamaan. Gugus OH dari asam karboksilat adalah gugus pergi yang jelek oleh karena
itu agar menjadi gugus pergi yang baik maka gugus OH diprotonasi dengan asam
kuat.
Jika asam karboksilat dan alkohol serta katalis asam ( biasanya HCl/H 2SO4) dipanaskan
maka akan terjadi reaksi kesetimbangan antara ester dan air.
Karena reaksi esterifikasi bersifat reversibel, maka untuk memperoleh hasil reaksi yang banyak
dapat dilakukan dengan menggeser kesetimbangan ke kanan dengan cara menggunakan
pereaksi berlebih atau memisahkan ester dan / atau air yang terbentuk (dengan penyulingan).
Namun yang perlu diperhatikan dalam proses esterifikasi bahwa ikatan yang putus adalah
ikatan C-O dari asam karboksillat, bukan ikatan O-H dari asam atau ikatan C-O dari alkohol.
5
III. Alat dan Bahan
Alat : Timbangan, botol timbang, gelas ukur, pipet ukur, pipet volume, satu set
alat refluks, satu set alat destilasi, Erlenmeyer, elektromantel, corong pisah,
kertas saring, corong.
Bahan : Etanol, asam asetat glasial, asam sulfat pekat, akuades, natrium
bikarbonat, magnesium sulfat anhidrat.
V. Tugas
1. Hitung etil asetat secara teoritis dari bahan-bahan yang digunakan!
2. Tuliskan mekanisme reaksi dari esterifikasi alkohol dan asam karboksilat!
3. Apa perbedaan antara reaksi SN1 dan SN2?
4. Bagaimana mengetahui bahawa senyawa yang diperoleh dari hasil sintesis
sudah murni? Jelaskan!
5. Reaksi apa saja yang bisa dilakukan terhadap ester (minimal 2)
6
PERCOBAAN IV. PEMBUATAN ASAM SULFANILAT
I. Tujuan Percobaan
Untuk mempelajari bagaimana terjadinya reaksi substitusi pada sampel yang
digunakan yaitu pembentukan asam sulfanilat dari persenyawaan anilin dan
asam sulfat.
II. Teori
Substitusi aromatik elektrofilik adalah reaksi organik dimana sebuah atom,
biasanya hidrogen, yang terikat pada sistem aromatis diganti dengan elektrofil.
Reaksi terpenting dikelas ini adalah nitrasi aromatik, halogenasi aromatik,
sulfonasi aroamatik dan asilasi dan alkalasi reaksi Friedel-Crafts. Reaksi
substitusi elektrofilik pada senyawa aromatik umunya berlangsung dengan
mekanisme ion arenium. Mekanisme ion arenium berlangsung dalam dua tahap.
Tahap pertama sebagai tahap penetu laju reaksi merupakan tahap pembentukan
ion arenium yang dihasislkan dari serangan elektrofil pada inti benzena.
Tahap kedua yang berlangsung cepat merupakan tahap lepasnya gugus pergi
yang pada umunya berupa proton.adanya substituen yang terikat pada inti
benzena ternyata mempengaruhi orientasi dan kereaktifan dalam substitusi
elektrofilik. Orientasi dan kereaktifan tersebut dikendalikan oleh dua faktor,
yaitu efek induksi dan efek resonansi. Substituen berbeda menunjukkan reaksi
yang berbeda tergantung pada pengarahan dan kekuatan kedua faktor tersebut.
Sulfonasi senyawa aromatik merupakan salah satu tipe jenis sulfonasi yang
paling penting. Sulfonasi tersebut dapat dilakukan dengan mereaksikan senyawa
aromatik dengan asam sulfat.
7
menghasilkan produk utama berupa asam sulfanilat dan air (sebagai
produk sampingnya). Reaksi :
Bahan Percobaan
2. Anilin (C6H5NH2)
3. Norit
5. Aquadest (H2O)
Alat percobaan
1. Erlenmeyer
2. Beaker glass
3. Gelas ukur
4. Termometer
5. Penangas pasir
6. Kaki tiga
7. Bunsen
8. Oven
8
IV. Prosedur Percobaan
9
PERCOBAAN V. OKSIDASI SENYAWA ORGANIK
I. TUJUAN
Untuk mengetahui terjadinya oksidasi pada senyawa organik tidak jenuh.
Apabila, suatu senyawa organik tidak jenuh pada kondisi alkali direaksikan
dengan oksidator (permanganat, asam nitrat, kalium kromat, senyawa
peroksida, ozon) akan terjadi pemutusan pada ikatan rangkap. Contoh :
Asam oleat dioksidasi akan terjadi dua molekul asam karboksilat.
Peralatan:
Beaker Glass 500 mL
Magnetic Bar
Hot Plate
Cawan Penguap
Corong
Batang Pengaduk
Botol timbang
Kaca arloji
Oven
Thermometer 1100C
10
III. Prosedur kerja :
- Ditimbang KOH 6 gram dalam botol timbang, kemudian dilarutkan
dalam 12 mL akuades (larutan alkali).
- Ditimbang Asam Oleat sebanyak 2 gram dengan kaca arloji.
- Dilarutkan asam oleat ke dalam larutan KOH
- Dilarutkan sebanyak 5,4 g KMnO4 dengan 100 mL akuades, diaduk
hingga KMnO4 larut sempurna.
- Ditambahkan larutan alkali asam oleat ke dalam larutan KMnO4
- Dipanaskan pada suhu 750C(dipertahankan suhu tetap) sambil diaduk
kuat dan konstan dengan pengaduk magnetik selama 30 menit atau
sampai tidak ada warna ungu dari permanganat. Bila campuran
jumlahnya sedikit larutan ditambah akuades.
- Didinginkan lalu ditambahkan secara perlahan-lahan 3,2 mL H2SO4 p,
dipanaskan pada suhu 750C selama 15 menit sambil diaduk kuat.
11
- Disaring SELAGI PANAS (Filtrat I)
- Ditambahkan 30 mL akuades ke dalam residu penyaringan,
didihkan selama 10 menit. Disaring selagi panas (filtrat II)
- Dicampurkan filtrat I dan II, kemudian diuapkan hingga tersisa ±1/3 bagian
dari volume mula– mula.
- Didinginkan pada suhu kamar atau dengan bantuan Ice bath hingga
terbentuk Kristal putih asam azelat. Disaring dengan penyaring
Buchner atau penyaring biasa.
- Dikeringkan Kristal dalam oven pada suhu 60 0C .
- Dikristalisasi dengan akuades panas, dikeringkan kembali dalam oven pada
suhu 60 0C.
- Titik lebur kristal: 108,6 0C
- Kelarutan: Tidak larut dalam air dingin, CHCl3, larut dalam air panas,
aseton, alcohol, methanol.
PERTANYAAN:
1. Jelaskan perbedaan senyawa organic dan anorganik serta sebutkan contoh
masing-masing minimal 5!
2. Jelaskan prinsip percobaan!
3. Sebutkan minimal 3 oksidator dan kelebihan masing- masing dalam
penggunaannya!
4. Sebutkan minimal 5 asam lemak tidak jenuh dan gambarkan strukturnya!
5. Jelaskan pengaruh penambahan bahan dalam proses pembentukan asam
azelat dan asam pelargonat!
6. Jelaskan perbedaan oksidasi dan reduksi minimal 2!
7. jelaskan mengapa larutan harus disaring selagi panas dalam percobaan ini?
12
PERCOBAAN VI. REAKSI SIKLOADISI DIELS-ALDER
I. Tujuan Percobaan
Pada akhir percobaan ini mahasiswa harus dapat :
II. Teori
Satu dari reaksi sintesis yang paling menarik dari senyawa tak jenuh adalah
adisi 1,4 dari diena terkonyugasi terhadap molekul yang mengandung ikatan
etilen atau asetilen aktif (dienofil), membentuk “adduct” yang memiliki
cincin lingkar tak jenuh, melalui sikloadisi 4 + 2. Proses siklisasi ini dikenal
dengan reaksi Diels-Alder yang meliputi bidang yang sangat luas dan
digunakan untuk sintesis obat-obat penting, insektisida, turunan terpen, dan
intermediet untuk bahan-bahan kimia industri.
13
jembatan metilen (oksigen) yang terbentuk. Pada umumnya konfigurasi
endo lebih disukai dalam reaksi Diels-Alder.
5. Mortal
7. Penangas uap
b. Bahan
1. Antrasen
2. Anhidrida maleat
3. Toluena p.a
4. Soda lime
5. Air dingin
14
IV. Prosedur Kerja
Tugas
a. Sebelum Praktikum
b. Sesudah Praktikum
15
PERCOBAAB VII. SINTESIS ASETON
I. TUJUAN
1. Mensintesis aseton dari isopropil alkohol.
2. Menghitung rendemen aseton yang terbentuk.
II. TEORI
Aseton merupakan suatu keton yang dapat dibuat dari bahan dasar isopropil
alkohol dengan cara oksidasi. Aseton adalah zat tidak berwarna dengan berat jenis
0,812 gram/mol dan mempunyai bau yang sengit yang menjadi tandanya. Aseton
dapat bercampur dalam air dan dalam semua perbandingan adalah suatu zat
pelarut yang baik bagi banyak zat-zat organik, aseton dipakai dalam pembuatan
senyawa penting diantaranya Kloroform dan Iodoform. Air kencing biasanya
mengandung sedikit aseton, tetapi lebih banyak dalam keadaan sakit tertentu
seperti diabetes melitus. Aseton atau propanon mempunyai rumus (CH3)2CO.
Aseton dibuat secara teknik dengan :
1. pemanasan kalsium asetat
2. mengalirkan uap Asam Asetat pada kira – kira 480 oC melalui oksidasi logam
yang bekerja katalis seperti Alumunium Oksida, Kalsium Oksida, Magnesium
Oksida.
3. penguraian zat pati oleh bakteri-bakteri tertentu seperti baccilus aceto –
aethyalitus dan bacillus maseransi hasil sampingan yang didapatkan adalah etil
alkohol.
4. oksidasi alkohol sekunder 2-propanol dengan menghangatkannya dalam
Kalium dikromat dalam suasana asam.
16
Untuk mengidentifikasi aseton, dapat melakukannya dengan hidrazin, maka akan
menghasilkan gas hidrogen. Aseton mudah terbakar dan mudah menguap. Uap
tersebut dapat menyebabkan percikan api dan berbahaya apabila tertelan atau
terhirup juga dapat mempengaruhi kerja sistem syaraf. Berdasarkan hazard
diamond (HD). Warna merah pada hazard diamond menunjukkan fire hazard. Fire
hazard menunjukkan bahwa bahan digolongkan tingkat bahaya berdasarkan flash
point. Semakin rendah flash point, maka bahan tersebut akan semakin berbahaya.
Untuk aseton termasuk dalam skala 3, dengan flash point kurang dari 100 o F.
Kotak dengan warna biru menunjukkan health hazard. Health Hazard
menunjukkan efek bahan berbahaya tersebut terhadap kesehatan manusia. Aseton
termasuk dalam skala 1, dengan tingkat hazardnya adalah sedikit berbahaya,
dengan tingkat hazardnya adalah sedikit berbahaya. Warna kuning pada diamond
hazard menunjukkan reactivity, yaitu tingkat reaktivitas bahan kimia dan jenis
hazard yang ditimbulkan. Aceton termasuk dalam reactivity skala 0, sehingga tipe
reaktivitasnya adalah tidak reaktif. Walaupun mudah terbakar, aseton digunakan
secara ekstensif pada proses penyimpanan dan transpor asetilena dalam industri
pertambangan. Pada tekanan dan temperatur dan tekanan normal aseton bersifar
relatif stabil. Kondisi yang harus dihindari adalah: hindari panas, api, percikap api
dan sumber pembakaran. Kontainer dari aceton dapat pecah dan meledak bila
terpapar dengan panas
17
2. Asam sulfat pekat : katalis
3. Aquadest : pencuci larutan dari pengotornya
4. Kalium bikromat : penarik air
18