You are on page 1of 18

LAPORAN TETAP SATUAN OPERASI

PENGAYAKAN

Disusun Oleh
Kelompok 1
Astri Widya Sartika 061440410791
Dina Safitri 061440410793
M. Rifqi Prakasa 061440410797
Medio Destian 06144041080
M. Ridho Putra 061440410802
Rahmad Rendi Setiady 061440410805
Rizka Elvira Husni 061440410807
Septiani Wulandari 061440410810
Nyimas Jannatu Adnin 061440411738

Kelas : 7 EGB
Dosen Pengampu : Dr. Ir. H. Muhammad Yerizam, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2018
PENGAYAKAN

I. Tujuan Percobaaan
1. Menentukan ukuran partikel pada dalam ukuran mesh
2. Menghasilkan produk dengan ukuran dan selang ukuran tertentu
3. Dapat menentukan dan mengetahui efisiensi sieve shaker

II. Alat dan Bahan


2.1 Alat yang digunakan
1. Shieving Shaker
2. Neraca Analitik
3. Kuas
2.2 Bahan yang digunakan
1. Batubara
2. Jagung

III. Dasar Teori


A. Pengertian Screening
Screening atau penyaringan adalah suatu proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel suatu material. Screening sering dipakai
dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium. Screening memisahkan antara partikel lolos ayakan
(ukuran diameter partikel < bukaan ayakan) dan yang tertinggal diayakan
(ukuran diameter partikel > bukaan ayakan). Ukuran butiran tertentu yang masih
bisa melintasi ayakan dinyatakan sebagai butiran batas.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu :
1. Jenis ayakan
2. Cara pengayakan
3. Kecepatan pengayakan
4. Ukuran ayakan
5. Waktu pengayakan
6. Sifat bahan yang akan diayak
Ayakan terbuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah mesh
digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inci linear (Parrot,1970).
Tabel 1 merupakan konversi nomor standar ayakan dan masing-masing lubang
ayakan dinyatakan dalam milimeter dan in.

Proyeksi Vertikal

Proyeksi vertikal

Proyeksi Horisontal

Tabel 1. Bukaan lubang dan ukuran ayakan


Bukaan ayakan
Ukuran Sieve US Tyler Equivalen
mm in
- 2 ½ Mesh 8,00 0,312
- 3 Mesh 6,73 0,265
No. 3 ½ 3 ½ Mesh 5,66 0,233
No. 4 4 Mesh 4,76 0,187
No. 5 5 Mesh 4,00 0,157
No. 6 6 Mesh 3,36 0,132
No. 7 7 Mesh 2,83 0,111
No. 8 8 Mesh 2,38 0,0937
No. 10 9 Mesh 2,00 0,0787
No. 12 10 Mesh 1,68 0,0661
No. 14 12 Mesh 1,41 0,0555
No. 16 14 Mesh 1,19 0,0469
No. 18 16 Mesh 1,00 0,0394
No. 20 20 Mesh 0,841 0,0331
No. 25 24 Mesh 0,707 0,0278
No. 30 28 Mesh 0,595 0,0234
No. 35 32 Mesh 0,500 0,0197
No. 40 35 Mesh 0,420 0,0165
No. 45 42 Mesh 0,354 0,0139
No. 50 48 Mesh 0,297 0,0117
No. 60 60 Mesh 0,250 0,0098
No. 70 65 Mesh 0,210 0,0083
No. 80 80 Mesh 0,177 0,0070
No. 100 100 Mesh 0,149 0,0059
No. 120 115 Mesh 0,125 0,0049
No. 140 150 Mesh 0,105 0,0041
No. 170 170 Mesh 0,088 0,0035
No. 200 200 Mesh 0,074 0,0029
No. 230 250 Mesh 0,063 0,0025
No. 270 270 Mesh 0,053 0,0021
No. 325 325 Mesh 0,044 0,0017
No. 400 400 Mesh 0,037 0,0015
(Sumber: US Sieve Series and Tyler Equivalent)

B. Distribusi partikel
Pengukuran partikel yang berbeda dipengaruhi oleh jumlah, volume, berat,
luas permukaan. Hasil berdasarkan dari teknik seperti analisis menjadi basis
volume (ref. 7). Kesalahan yang terlibat umumnya sangat rendah dalam skenario
ini.
Salah satu yang harus diperhatikan dalam pengayakan adalah jenis ayakannya.
Berdasarkan gerak pengayak, alat ayakan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu stationary
screen dan dynamic screen. Beberapa alat ayakan dynamic screen, yaitu:

No. Nama Bagian Jumlah


1. Sieve guide 1
2. Cover 1
3. Mesh 5
4. Sieves 5
5. Receiver pan 1
6. Sieve carrier 1
7. Driving system cover 1
8. Bearings 3
9. Handle 1
Gambar 1. Ayakan Jenis Vibrating Screen 10. Bevel gears 2
11. System housing 1
1. Vibrating Screen, permukaannya
horizontal dan miring digerakkan pada frekuensi tinggi (1000-7000 Hz).
Satuan kapasitas tinggi, dengan efisiensi pemisahan yang baik, yang
digunakan untuk range yang luas dari ukuran partikel. Gambar 1
menunjukkan jenis ayakan model vibrating screen.
2. Occilating Screen, dioperasikan pada frekuensi yang lebih rendah dari
vibrating screen (100-400 Hz) dengan waktu yang lebih lama, lebih linier dan
tajam.
3. Reciprocating Screen, dioperasikan dengan gerakan menggoyang, pukulan
yang panjang (20-200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisahan
ukuran.
4. Shifting Screen, dioperasikan dengan gerakan dalam bidang permukaan
ayakan. Gerakan aktual dapat berupa putaran atau gerakan memutar.
Digunakan untuk pengayakan material basah atau kering.
5. Resolving Screen, ayakan miring berotasi pada kecepatan rendah
(910-20 rpm). Digunakan untuk pengayakan basah dari material-material
yang relatif kasar, tetapi memiliki pemindahan yang kasar dengan vibrating
screen.

Hasil dari suatu pengayakan adalah produk dengan ukuran-ukuran partikel


tertentu. Produk dari proses pengayakan ada dua macam, yaitu:
1. Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize)
2. Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize)

Gambar 2. Skema proses pengayakan


Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran
tertentu dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu
dilakukan pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau
dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang
kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang
di atas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.
Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering (McCabe, 1999).
1. Pengayakan dengan menggunakan Vibrating Sieve Screen Shaker
Vibrating screen adalah peralatan sieving yang digunakan untuk penyaringan
atau memisahkan material padatan berdasarkan ukuran partikel suatu material.
Vibrating sieve disusun seri dimana getarannya ada yang dihasilkan dari getaran
mekanis dan eksetris, yang langsung dihasilkan dari permukaan ayakan.
Mekanisme eksetris yaitu semua elektromagnet, seperti berhenti atau untuk
memperkuat atau memperhebat getaran efek. Sedangkan getaran mekanis adalah
getaran yang disebabkan oleh pergerakan alat, cams, eksentrik, shaker, pemutar
dan beberapa kombinasi mekanis lainnya (Brown,1950). Vibrating screen yang
biasa digunakan dalam skala laboratorium adalah vibrating screen yang
digerakkan secara mekanis menggunakan shaker atau disebut screen shaker.
Mesin pengayak atau vibrator screen ini terbuat dari plat stainless steel
dengan frame berbahan besi. Terdiri dari beberapa lapisan screen sieve berbahan
stainless steel yang disusun seri . Dimana lapisan paling bawah adalah apisan
untuk menampung bahan hasil ayakan, sedangkan lapisan-lapisan diatasnya
digunakan untuk menyaring dengan ukuran partikel hasil ayakan yang berbeda-
beda.
Prinsip kerja mesin ini adalah menyesuaikan amplitudo melalui tube-shaped
violent vibration screen. Mesin bergetar dengan berputar seperti lingkaran
sehingga material dapat tersaring.

2. Analisis Data Ukuran Partikel Menggunakan Vibrating Sieve Screen


Shaker
1. Data distribusi ukuran suatu campuran (particle size distribution)
Ditinjau: Sejumlah campuran partikel diayak dalam suatu susunan ayakan, di
laboratorium (menggunakan sieve shaker)

Keterangan:
a. Masing-masing padatan yang diperoleh ditimbang dan dijumlahkan
b. Setiap ayakan ukuran tertentu dihitung fraksi massa partikel yang lolos
c. Fraksi massa yang tertahan dan diameter rata-ratanya,
d. Data fraksi massa dan diameter ditabulasikan,
e. Data di atas disajikan dalam gra
Keterangan:
berat partikel yang tertahan
Fraksi massa partikel yang tertahan =
berat total campuran
berat partikel yang lolos
Fraksi massa partikel yang lolos=
berat total campuran

Tabel 3. Beberapa cara menyebutkan fraksi ukuran


No. Cara I Cara II Cara III
1. Oversize 48 mesh +48 +48
2. Through 48 on 65 -48+65 48/65
3. Through 65 on 100 -65+100 65/100
4. Undersize 100 in -100 100/0

B. Penentuan Efisiensi Pengayakan


ɳ W akhir
sieve shaker= ×1 00 %
W awal

Dimana:

W akhir =berat undersize yang dihasilkan( gr )

W awal =berat umpan (gr )

Besaran yang digunakan untuk menyatakan keberhasilan atau unjuk kerja


ayakan adalah kapasitas dan efisiensi. Kapasitas menyatakan jumlah material
yang diayak persatuan waktu per satuan luas. Sedangkan efisiensi menyatakan
jumlah undersize dalam umpan yang dapat menjadi produk.
IV. Langkah Kerja

1. Menyiapkan 1 set ayakan


2. Menyiapkan bahan yang akan digunakan, yaitu batubara dan jagung
3. Menimbang batubara dan jagung 250 gr
4. Melakukan pengayakan dengan Vibration 30, 40, dan 50 rpm dan waktu
5,7, dan 10 menit.
5. Menimbang masing-masing fraksi lolos ayakan tersebut.

V. Data Pengamatan

Tabel 4. Data Pengamatan Minggu Pertama


dengan bahan baku Batubara 250 gr
Massa yang lolos tiap ukuran (gram)
Vib t
(rpm) (min) m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7 m
(2 mm) (1,4 mm) (1 mm) (0,63 mm) (0,355 mm) (0,2 mm) (-0,2 mm) (tot)

30 5 75,90 31,25 26,60 26,15 46,21 34,92 8,88 249,20


40 5 71,59 31,26 26,12 29,62 37,37 28,77 24,84 249,15
50 5 70,56 28,34 28,54 33,03 37,22 29,29 23,01 247,91
30 7 72,70 27,30 27,56 35,34 33,73 30,21 23,26 247,33
40 7 69,71 29,79 27,07 32,43 35,14 29,03 28,33 249,12
50 7 68,21 30,91 29,87 34,43 33,54 30,12 22,92 249,07
30 10 71,50 27,16 26,26 31,38 35,66 28,02 29,96 249,42
40 10 69,29 30,68 28,97 33,68 32,78 30,56 24,58 248,57
50 10 65,87 31,85 30,21 34,95 34,71 30,21 20,20 248,95

Tabel 5. Data Pengamatan Minggu Kedua


dengan Bahan Baku Jagung 250 gr
Massa yang lolos tiap ukuran (gram)
Vib t
(rpm) (min) m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7 m
(2 mm) (1,4 mm) (1 mm) (0,63 mm) (0,355 mm) (0,2 mm) (-0,2 mm) (tot)

30 5 36,40 132,82 60,89 15,41 3,80 0,37 0,17 249,54


40 5 5,98 94,15 84,63 39,85 25,25 1,95 0,25 248,92
50 5 4,01 59,33 82,19 65,30 34,87 3,04 0,41 249,11
30 7 21,65 158,79 52,53 11,36 4,13 0,49 0,14 249,09
40 7 10,67 123,76 64,28 36,43 12,83 1,09 0,07 249,24
50 7 2,96 63,72 80,23 58,35 36,13 6,24 0,99 248,61
30 10 6,60 85,43 74,12 38,15 34,91 7,28 3,21 249,72
40 10 6,30 85,76 82,30 34,40 30,28 7,50 2,73 249,75
50 10 4,46 55,33 77,76 58,63 44,54 7,30 1,45 249,40

VI. Perhitungan Menggunakan 2 Rumus

1. Rumus Pertama
ɳ W akhir
pengayakan= × 100%
W awal

(Sumber : International Journal of Engineering and Modern Technology ISSN 2504-8856


Vol. 3 No. 2. 2017)

a. Penentuan Efisiensi Pengayakan Batubara dan Jagung dengan


Vibration 30 dalam waktu 5 menit
ɳ W akhir ɳ W akhir
pengayakan= × 100% pengayakan= × 100%
W awal W awal

249,20 gr 249,20 gr
¿ × 100 % ¿ × 100 %
250 gr 250 gr
¿ 99,68 % = 99,82 %

Tabel 6. Rekapitulasi Perhitungan Efisiensi Pengayakan


Batubara dan Jagung dengan Rumus Pertama
Vibration time Efisiensi Vibration time Efisiensi
(rpm) (menit) Pengayakan (rpm) (menit) Pengayakan
(%) (%)
30 5 99,68 30 5 99,82
40 5 99,66 40 5 99,57
50 5 99,16 50 5 99,64
30 7 98,93 30 7 99,64
40 7 99,65 40 7 99,70
50 7 99,63 50 7 99,44
30 10 99,77 30 10 99,89
40 10 99,43 40 10 99,90
50 10 99,58 50 10 99,76
Rata-rata 99,50 Rata-rata 99,71

2. Rumus Kedua

(Sumber : Brown, G.G., 1950, Unit Operation, John Willey and Sons, Inc., New York)

Menentukan efektivitas ayakan.


Ditinjau suatu ayakan:

b. Penentuan Efisiensi Pengayakan Batubara dan Jagung dengan


Vibration 30 dalam waktu 5 menit

Efisiensi Pengayakan Batubara


ɳ
[
pengayakan= 1−
]
( 1−0,1113 ) ( 0,1111−0,0709 )
( 1−0,1111 ) ( 0,1113−0,0709 )
× 100%

¿ 99,83 %

Efisiensi Pengayakan Jagung


ɳ
[
pengayakan= 1−
]
( 1−0,1112 ) ( 0,1111−0,0695 )
( 1−0,1111 ) ( 0,1112−0,0695 )
× 100%

¿ 99,83 %
Tabel 7. Data Pengamatan Minggu Pertama
dengan bahan baku Batubara 250 gr
Massa yang lolos tiap ukuran (gram) Fraksi Massa (X)
Vib t
(rpm) (min) m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7 m m m XP XF XR
(2 mm) (1,4 mm) (1 mm) (0,63 mm) (0,355 mm) (0,2 mm) (-0,2 mm) (tot) (umpan) (rejected) (product) (feed) (rejected)

30 5 75,90 31,25 26,60 26,15 46,21 34,92 8,88 249,20 250 0,80 0,1113 0,1111 0,0709
40 5 71,59 31,26 26,12 29,62 37,37 28,77 24,84 249,15 250 0,85 0,1113 0,1111 0,0754
50 5 70,56 28,34 28,54 33,03 37,22 29,29 23,01 247,91 250 2,09 0,1107 0,1111 0,1853
30 7 72,70 27,30 27,56 35,34 33,73 30,21 23,26 247,33 250 2,67 0,1105 0,1111 0,2367
40 7 69,71 29,79 27,07 32,43 35,14 29,03 28,33 249,12 250 0,88 0,1113 0,1111 0,0780
50 7 68,21 30,91 29,87 34,43 33,54 30,12 22,92 249,07 250 0,93 0,1113 0,1111 0,0824
30 10 71,50 27,16 26,26 31,38 35,66 28,02 29,96 249,42 250 0,58 0,1114 0,1111 0,0514
40 10 69,29 30,68 28,97 33,68 32,78 30,56 24,58 248,57 250 1,43 0,1110 0,1111 0,1268
50 10 65,87 31,85 30,21 34,95 34,71 30,21 20,20 248,95 250 1,05 0,1112 0,1111 0,0931
Total 2.238,72 2.250 11,28 1 1 1
Tabel 8. Data Pengamatan Minggu Kedua
dengan Bahan Baku Jagung 250 gr
Massa yang lolos tiap ukuran (gram) Fraksi Massa (X)
Vib t
(rpm) (min) m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7 m m m XP XF XR
(2 mm) (1,4 mm) (1 mm) (0,63 mm) (0,355 mm) (0,2 mm) (-0,2 mm) (tot) (umpan) (rejected) (product) (feed) (rejected)

30 5 36,40 132,82 60,89 15,41 3,80 0,37 0,17 249,54 250 0,46 0,1112 0,1111 0,0695
40 5 5,98 94,15 84,63 39,85 25,25 1,95 0,25 248,92 250 1,08 0,1110 0,1111 0,1631
50 5 4,01 59,33 82,19 65,30 34,87 3,04 0,41 249,11 250 0,89 0,1110 0,1111 0,1344
30 7 21,65 158,79 52,53 11,36 4,13 0,49 0,14 249,09 250 0,91 0,1110 0,1111 0,1375
40 7 10,67 123,76 64,28 36,43 12,83 1,09 0,07 249,24 250 0,76 0,1111 0,1111 0,1148
50 7 2,96 63,72 80,23 58,35 36,13 6,24 0,99 248,61 250 1,39 0,1108 0,1111 0,2100
30 10 6,60 85,43 74,12 38,15 34,91 7,28 3,21 249,72 250 0,28 0,1113 0,1111 0,0423
40 10 6,30 85,76 82,30 34,40 30,28 7,50 2,73 249,75 250 0,25 0,1113 0,1111 0,0378
50 10 4,46 55,33 77,76 58,63 44,54 7,30 1,45 249,40 250 0,6 0,1112 0,1111 0,0906
Total 2.243,38 2.250 6,62 1 1 1
Tabel 9. Rekapitulasi Perhitungan Efisiensi Pengayakan
Batubara dan Jagung dengan Rumus Kedua
Vibration time Efisiensi Vibration time Efisiensi
(rpm) (menit) Pengayakan (rpm) (menit) Pengayakan
(%) (%)
30 5 99,84 30 5 99,83
40 5 99,87 40 5 99,73
50 5 99,45 50 5 99,95
30 7 98,41 30 7 99,93
40 7 99,89 40 7 99,93
50 7 99,92 50 7 100,00
30 10 99,64 30 10 99,02
40 10 99,98 40 10 99,53
50 10 99,97 50 10 99,46
Rata-rata 99,66 Rata-rata 99,71
VII. Analisa Data
Pada praktikum pengayakan yang telah dilakukan dapat dianalisa dari
penggunaan bahan untuk proses pengayakan. Pada minggu pertama bahan yang
digunakan adalah batubara, dan pada minggu kedua bahan yang digunakan adalah
jagung. Kedua bahan tersebut sebelumnya telah dilakukan proses penghancuran
terlebih dahulu.
Prinsip kerja dari pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pada proses pengayakan zat padat itu
dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Hasil dari suatu
pengayakan adalah produk dengan ukuran-ukuran partikel tertentu. Produk dari
proses pengayakan ada dua macam, yaitu ukuran lebih besar daripada ukuran
lubang-lubang ayakan (oversize) dan ukuran yang lebih kecil daripada ukuran
lubang-lubang ayakan (undersize).
Pengayakan dilakukan dalam dua variabel antara vibration (getaran) dan
time (waktu). Variasi vibration yang digunakan adalah 30, 40 dan 50 rpm dan
interval waktu yang digunakan adalah 5, 7, dan 10 menit. Ukuran pengayakan
atau ukuran lubang, yaitu 2,0 mm, 1,4 mm, 1,0 mm, 0,63 mm, 0,355 mm, 0,2 mm
dan -0,2 mm.
Berat umpan yang digunakan adalah 250 gram. Pada percobaan,
didapatkan bahwa semakin besar ukuran diameter pada ayakan maka semakin
kecil diameter partikel yang lolos. Dimana, pengayakan ini dipengaruhi oleh
bentuk lubang ayakan, celah, ukuran partikel dan interval waktu.
Dari hasil percobaaan bisa menentukan efisiensi pengayakan dengan
bahan baku batubara dan jagung. Perhitungan dengan menggunakan dua rumus
terdapat dari referensi yang berbeda. Perhitungan pertama memakai perhitungan
yang bersumber dari jurnal dikarenakan ingin membandingkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, dan perhitungan kedua memakai perhitungan yang
bersumber dari buku dan melihat perbedaan selisih perhitungan tersebut. Setelah
dilakukan perhitungan terhadap pengayakan tersebut, baik pengayakan batubara
dan jagung. Hasil tidak jauh berbeda yang dapat dilihat pada grafik.
Perbandingan Efisiensi Pengayakan Batubara Dan Jagung
Dengan Rumus Pertama
100.00

99.80

99.60

99.40
Efisiensi Pengayakan
99.20 Batubara
Efisiensi Pengayakan
99.00 Jagung
98.80

98.60

98.40
T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min)
5 5 5 7 7 7 10 10 10
Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm)
30 40 50 30 40 50 30 40 50

Pada grafik pertama dapat dilihat bahwa efisiensi pengayakan batubara


dan jagung dengan menggunakan rumus yang bersumber dari jurnal hasil yang
paling baik terdapat pada variabel vibration 30 rpm, dan dan selang waktu 10
menit.
Perbandingan Efisiensi Pengayakan Batubara Dan Jagung
Dengan Rumus Kedua
100.5

100

99.5

99 Efisiensi Pengayakan
Batubara

98.5 Efisiensi Pengayakan


Jagung

98

97.5
T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min)
5 5 5 7 7 7 10 10 10
Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm)
30 40 50 30 40 50 30 40 50
Pada grafik kedua dapat dilihat bahwa efisiensi pengayakan batubara dan
jagung dengan menggunakan rumus yang bersumber dari buku hasil yang paling
baik terdapat pada variabel vibration 50 rpm, dan dan selang waktu 7 menit.
Pada penggunaan rumus pertama variabel yang sangat mempengaruhi
adalah time (waktu), semakin lama waktu pengayakan maka semakin bagus hasil
efisiensi pengayakan. Sedangkan pada penggunaan rumus kedua variabel yang
sangat mempengaruhi adalah vibration (getaran), semakin besar getaran yang
digunakan dalam pengayakan maka semakin bagus hasil efisiensi pengayakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos
ukuran ayakan adalah ukuran bahan ayakan, semakin besar diameter lubang
bukaan akan semakin banyak material yang lolos. Ukuran relatif partikel material
yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan memiliki
kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang
satu melintang dan lainnya membujur. Pantulan dari material yang jatuh ke screen
maka material akan membentur kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke atas
dan jatuh pada posisi yang tidak teratur. Kandungan air yang banyak akan sangat
membantu tapi bila hanya sedikit akan menyumbat screen.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikkum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Efisiensi ayakan didefinisikan sebagai perbandingan dari energi output dengan
energi input. Dengan demikian dalam pengayakan bukannya efisiensi melainkan
ukuran keefektifan dari operasi. Pada grafik pertama dapat dilihat bahwa efisiensi
pengayakan batubara dan jagung sebesar 99,77 dan 99,89 %. Pada grafik kedua
dapat dilihat bahwa efisiensi pengayakan batubara dan jagung sebesar 99,92dan
100 %. Dapat disimpulkan bahwa alat pengayakan atau sieving shaker masih
dalam keadaan baik.
GAMBAR ALAT

Satu Set Sieving Shaker


DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2018. Penuntun Praktikum Satuan Operasi. Pengayakan Batubara


dan Jagung. Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

M.N.Nwigbo, J.N. Beredam, G. Dan-Orawari, & A.S. Ayodele, H. Itekena.


Fabrication and Performance Evaluation of a Mechanical Sieve Shaker.
International Journal of Engineering and Modern Technology ISSN 2504-
8856. Vol. 3 No. 2. 2017.

Brown, G.G., 1950, Unit Operation, John Willey and Sons, Inc., New York.

You might also like