Professional Documents
Culture Documents
Sieving Fix
Sieving Fix
PENGAYAKAN
Disusun Oleh
Kelompok 1
Astri Widya Sartika 061440410791
Dina Safitri 061440410793
M. Rifqi Prakasa 061440410797
Medio Destian 06144041080
M. Ridho Putra 061440410802
Rahmad Rendi Setiady 061440410805
Rizka Elvira Husni 061440410807
Septiani Wulandari 061440410810
Nyimas Jannatu Adnin 061440411738
Kelas : 7 EGB
Dosen Pengampu : Dr. Ir. H. Muhammad Yerizam, M.T.
I. Tujuan Percobaaan
1. Menentukan ukuran partikel pada dalam ukuran mesh
2. Menghasilkan produk dengan ukuran dan selang ukuran tertentu
3. Dapat menentukan dan mengetahui efisiensi sieve shaker
Proyeksi Vertikal
Proyeksi vertikal
Proyeksi Horisontal
B. Distribusi partikel
Pengukuran partikel yang berbeda dipengaruhi oleh jumlah, volume, berat,
luas permukaan. Hasil berdasarkan dari teknik seperti analisis menjadi basis
volume (ref. 7). Kesalahan yang terlibat umumnya sangat rendah dalam skenario
ini.
Salah satu yang harus diperhatikan dalam pengayakan adalah jenis ayakannya.
Berdasarkan gerak pengayak, alat ayakan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu stationary
screen dan dynamic screen. Beberapa alat ayakan dynamic screen, yaitu:
Keterangan:
a. Masing-masing padatan yang diperoleh ditimbang dan dijumlahkan
b. Setiap ayakan ukuran tertentu dihitung fraksi massa partikel yang lolos
c. Fraksi massa yang tertahan dan diameter rata-ratanya,
d. Data fraksi massa dan diameter ditabulasikan,
e. Data di atas disajikan dalam gra
Keterangan:
berat partikel yang tertahan
Fraksi massa partikel yang tertahan =
berat total campuran
berat partikel yang lolos
Fraksi massa partikel yang lolos=
berat total campuran
Dimana:
V. Data Pengamatan
1. Rumus Pertama
ɳ W akhir
pengayakan= × 100%
W awal
249,20 gr 249,20 gr
¿ × 100 % ¿ × 100 %
250 gr 250 gr
¿ 99,68 % = 99,82 %
2. Rumus Kedua
(Sumber : Brown, G.G., 1950, Unit Operation, John Willey and Sons, Inc., New York)
¿ 99,83 %
¿ 99,83 %
Tabel 7. Data Pengamatan Minggu Pertama
dengan bahan baku Batubara 250 gr
Massa yang lolos tiap ukuran (gram) Fraksi Massa (X)
Vib t
(rpm) (min) m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7 m m m XP XF XR
(2 mm) (1,4 mm) (1 mm) (0,63 mm) (0,355 mm) (0,2 mm) (-0,2 mm) (tot) (umpan) (rejected) (product) (feed) (rejected)
30 5 75,90 31,25 26,60 26,15 46,21 34,92 8,88 249,20 250 0,80 0,1113 0,1111 0,0709
40 5 71,59 31,26 26,12 29,62 37,37 28,77 24,84 249,15 250 0,85 0,1113 0,1111 0,0754
50 5 70,56 28,34 28,54 33,03 37,22 29,29 23,01 247,91 250 2,09 0,1107 0,1111 0,1853
30 7 72,70 27,30 27,56 35,34 33,73 30,21 23,26 247,33 250 2,67 0,1105 0,1111 0,2367
40 7 69,71 29,79 27,07 32,43 35,14 29,03 28,33 249,12 250 0,88 0,1113 0,1111 0,0780
50 7 68,21 30,91 29,87 34,43 33,54 30,12 22,92 249,07 250 0,93 0,1113 0,1111 0,0824
30 10 71,50 27,16 26,26 31,38 35,66 28,02 29,96 249,42 250 0,58 0,1114 0,1111 0,0514
40 10 69,29 30,68 28,97 33,68 32,78 30,56 24,58 248,57 250 1,43 0,1110 0,1111 0,1268
50 10 65,87 31,85 30,21 34,95 34,71 30,21 20,20 248,95 250 1,05 0,1112 0,1111 0,0931
Total 2.238,72 2.250 11,28 1 1 1
Tabel 8. Data Pengamatan Minggu Kedua
dengan Bahan Baku Jagung 250 gr
Massa yang lolos tiap ukuran (gram) Fraksi Massa (X)
Vib t
(rpm) (min) m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7 m m m XP XF XR
(2 mm) (1,4 mm) (1 mm) (0,63 mm) (0,355 mm) (0,2 mm) (-0,2 mm) (tot) (umpan) (rejected) (product) (feed) (rejected)
30 5 36,40 132,82 60,89 15,41 3,80 0,37 0,17 249,54 250 0,46 0,1112 0,1111 0,0695
40 5 5,98 94,15 84,63 39,85 25,25 1,95 0,25 248,92 250 1,08 0,1110 0,1111 0,1631
50 5 4,01 59,33 82,19 65,30 34,87 3,04 0,41 249,11 250 0,89 0,1110 0,1111 0,1344
30 7 21,65 158,79 52,53 11,36 4,13 0,49 0,14 249,09 250 0,91 0,1110 0,1111 0,1375
40 7 10,67 123,76 64,28 36,43 12,83 1,09 0,07 249,24 250 0,76 0,1111 0,1111 0,1148
50 7 2,96 63,72 80,23 58,35 36,13 6,24 0,99 248,61 250 1,39 0,1108 0,1111 0,2100
30 10 6,60 85,43 74,12 38,15 34,91 7,28 3,21 249,72 250 0,28 0,1113 0,1111 0,0423
40 10 6,30 85,76 82,30 34,40 30,28 7,50 2,73 249,75 250 0,25 0,1113 0,1111 0,0378
50 10 4,46 55,33 77,76 58,63 44,54 7,30 1,45 249,40 250 0,6 0,1112 0,1111 0,0906
Total 2.243,38 2.250 6,62 1 1 1
Tabel 9. Rekapitulasi Perhitungan Efisiensi Pengayakan
Batubara dan Jagung dengan Rumus Kedua
Vibration time Efisiensi Vibration time Efisiensi
(rpm) (menit) Pengayakan (rpm) (menit) Pengayakan
(%) (%)
30 5 99,84 30 5 99,83
40 5 99,87 40 5 99,73
50 5 99,45 50 5 99,95
30 7 98,41 30 7 99,93
40 7 99,89 40 7 99,93
50 7 99,92 50 7 100,00
30 10 99,64 30 10 99,02
40 10 99,98 40 10 99,53
50 10 99,97 50 10 99,46
Rata-rata 99,66 Rata-rata 99,71
VII. Analisa Data
Pada praktikum pengayakan yang telah dilakukan dapat dianalisa dari
penggunaan bahan untuk proses pengayakan. Pada minggu pertama bahan yang
digunakan adalah batubara, dan pada minggu kedua bahan yang digunakan adalah
jagung. Kedua bahan tersebut sebelumnya telah dilakukan proses penghancuran
terlebih dahulu.
Prinsip kerja dari pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pada proses pengayakan zat padat itu
dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Hasil dari suatu
pengayakan adalah produk dengan ukuran-ukuran partikel tertentu. Produk dari
proses pengayakan ada dua macam, yaitu ukuran lebih besar daripada ukuran
lubang-lubang ayakan (oversize) dan ukuran yang lebih kecil daripada ukuran
lubang-lubang ayakan (undersize).
Pengayakan dilakukan dalam dua variabel antara vibration (getaran) dan
time (waktu). Variasi vibration yang digunakan adalah 30, 40 dan 50 rpm dan
interval waktu yang digunakan adalah 5, 7, dan 10 menit. Ukuran pengayakan
atau ukuran lubang, yaitu 2,0 mm, 1,4 mm, 1,0 mm, 0,63 mm, 0,355 mm, 0,2 mm
dan -0,2 mm.
Berat umpan yang digunakan adalah 250 gram. Pada percobaan,
didapatkan bahwa semakin besar ukuran diameter pada ayakan maka semakin
kecil diameter partikel yang lolos. Dimana, pengayakan ini dipengaruhi oleh
bentuk lubang ayakan, celah, ukuran partikel dan interval waktu.
Dari hasil percobaaan bisa menentukan efisiensi pengayakan dengan
bahan baku batubara dan jagung. Perhitungan dengan menggunakan dua rumus
terdapat dari referensi yang berbeda. Perhitungan pertama memakai perhitungan
yang bersumber dari jurnal dikarenakan ingin membandingkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, dan perhitungan kedua memakai perhitungan yang
bersumber dari buku dan melihat perbedaan selisih perhitungan tersebut. Setelah
dilakukan perhitungan terhadap pengayakan tersebut, baik pengayakan batubara
dan jagung. Hasil tidak jauh berbeda yang dapat dilihat pada grafik.
Perbandingan Efisiensi Pengayakan Batubara Dan Jagung
Dengan Rumus Pertama
100.00
99.80
99.60
99.40
Efisiensi Pengayakan
99.20 Batubara
Efisiensi Pengayakan
99.00 Jagung
98.80
98.60
98.40
T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min)
5 5 5 7 7 7 10 10 10
Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm)
30 40 50 30 40 50 30 40 50
100
99.5
99 Efisiensi Pengayakan
Batubara
98
97.5
T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min) T (min)
5 5 5 7 7 7 10 10 10
Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm) Vib (rpm)
30 40 50 30 40 50 30 40 50
Pada grafik kedua dapat dilihat bahwa efisiensi pengayakan batubara dan
jagung dengan menggunakan rumus yang bersumber dari buku hasil yang paling
baik terdapat pada variabel vibration 50 rpm, dan dan selang waktu 7 menit.
Pada penggunaan rumus pertama variabel yang sangat mempengaruhi
adalah time (waktu), semakin lama waktu pengayakan maka semakin bagus hasil
efisiensi pengayakan. Sedangkan pada penggunaan rumus kedua variabel yang
sangat mempengaruhi adalah vibration (getaran), semakin besar getaran yang
digunakan dalam pengayakan maka semakin bagus hasil efisiensi pengayakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos
ukuran ayakan adalah ukuran bahan ayakan, semakin besar diameter lubang
bukaan akan semakin banyak material yang lolos. Ukuran relatif partikel material
yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan memiliki
kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya berbeda, yaitu yang
satu melintang dan lainnya membujur. Pantulan dari material yang jatuh ke screen
maka material akan membentur kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke atas
dan jatuh pada posisi yang tidak teratur. Kandungan air yang banyak akan sangat
membantu tapi bila hanya sedikit akan menyumbat screen.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikkum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Efisiensi ayakan didefinisikan sebagai perbandingan dari energi output dengan
energi input. Dengan demikian dalam pengayakan bukannya efisiensi melainkan
ukuran keefektifan dari operasi. Pada grafik pertama dapat dilihat bahwa efisiensi
pengayakan batubara dan jagung sebesar 99,77 dan 99,89 %. Pada grafik kedua
dapat dilihat bahwa efisiensi pengayakan batubara dan jagung sebesar 99,92dan
100 %. Dapat disimpulkan bahwa alat pengayakan atau sieving shaker masih
dalam keadaan baik.
GAMBAR ALAT
Brown, G.G., 1950, Unit Operation, John Willey and Sons, Inc., New York.