You are on page 1of 23

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“Strategi Identifikasi & Memformulasikan Masalah Riset, Tujuan dan


Manfaat Riset Yang Akan Dikaji”

Dosen Pengampuh

Dr. Sitti Patimah, S.K.M.,M.Kes.

Disusun Oleh

Kelompok 4

Ummu Athiyah C1 14120190138


Ima Azzahrah Daud C1 14120190117
Tri Sukma Darwis C1 14120190170
Rabiatul C2 14120190146
Radita Anggraeni Putri C2 14120190250
Suci Hidayanti C2 14120190086

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok pada program studi kesehatan masyarakat mata kuliah
Metodologi Penelitian. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang strategi identifikasi dan memformulasikan masalah riset, tujuan,
dan manfaat riset yang akan dikaji bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sitti Patimah,
S.K.M.,M.Kes., selaku dosen pengampuh mata kuliah Metodologi Penelitian yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 24 Februari 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN......................................................i


DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kriteria Masalah Riset Yang Baik................................................................3
B. Sumber Masalah Penelitian Kesehatan.........................................................3
C. Fungsi Perumusan Masalah..........................................................................6
D. Cara Menemukan Suatu Masalah Riset........................................................7
E. Langkah-Langkah Identifikasi Masalah.......................................................8
F. Memformulasikan & Perumusan Masalah Riset..........................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1999, 1028) penelitian
diartikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian
data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip
umum. Sementara itu, Hadi (1993, 4) mendefinisikan penelitian sebagai
usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan prosedur dan metode-
metode ilmiah (Zalu, 2020).
Kedua pengertian tersebut menunjukkan bahwa penelitian merupakan
suatu proses atau rangkaian yang pada intinya terdiri dari kegiatan-kegiatan
yang terencana mulai dari pengumpulan (penemuan) data, pengolahan data,
analisis data dan penyajian data penelitian dengan tujuan untuk memecahkan
persoalan atau menemukan sesuatu pengetahuan baru.
Pada umumnya penelitian baru dapat dilakukan ketika muncul atau
ditemukannya suatu permasalah baik berupa ketidak sesuaian pernyataan
dari kenyataani ataupun sebagai upaya untuk melakukan sesuatu dengan lebih
baik. Ketika penelitian mencari jawaban atas suatu ketidak sesuaian suatu
pernyataan maka hasil penelitian tersebut menghasilkan sesuatu yang baru
sebagai bantahan atau pembatasan atau dukungan atas pernyataan. Pada
kondisi ini penelitian merupakan suatu proses dalam pengembangan Ilmu
pengetahuan.
Penelitian berasal dari ‘research’ yang dalam bahasa Indonesia
disebutriset (Booth, Colomb, & Williams, 2008, p. 10). Kamus Merriam-
Webster online menerjemahkan kata itu sebagai tindakan pencarian yang
dilakukan secara cermat dan hatihati. Juga diartikan sebagai usaha
penyelidikan atau pemeriksaan yang cermat; melalui sebuah investigasi atau
percobaan yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta tertentu
(Merriam-Webster Dictionary Online, 2019). Oleh sebab itu, sebuah

1
penelitian memenuhi standar empirik-sistematis sebagaimana diungkapkan
oleh Ruane (2013, pp. 18–20), mencakup empat tujuan dasar yakni:
eksplorasi, deskripsi, eksplanasi dan evaluasi. Eskplorasi adalah riset yang
diadakan untuk menjadi tahu atau meningkatkan pemahaman.
Penelitian kesehatan adalah penelitian yang diterapkan dalam bidang
kesehatan.Sehingga prinsip prinsip dan sistem yang berlaku tidak jauh
berbeda dengan penelitian di bidang lainnya. Perbedaannya hanya pada area
penelitian dengan pendekatan teori yang bersumber dari keilmuan kesehatan.
Salah satu yang membedakan dengan penelitian kesehatan adalah obyek
penelitian yang berupa manusia , baik secara individual maupun kelompok
( komunitas ) sehingga etika dan norma harus diperhatikan, karena manusia
terlibat langsung baik sebagai obyek maupun subyek penelitian. Oleh karena
itu beberapa peneliti menggolongkan penelitian kesehatan kedalam penelitian
sosial. Sesuai dengan keilmuan kesehatan yang terdiri dan dipengaruhi oleh
berbagai ilmu yang lain, maka penelitian kesehatan biasa terbagi dalam
berbagai cabang ilmu yang mendukung keilmuan kesehatan, yang dapat
dilihat pada bagan hubungan dan pengembangan keilmuan kesehatan.
Secara garis besar penelitian kesehatan dimulai dengan penetapan
masalah, yang akan dipecahkan dengan mengajukan hypothesis. pengajuan
hipothesis ini akan diikuri dengan penetapan variabel penelitian yang akan
diteliti. Oleh karenanya diperlukan desain penelitian serta instrumen
penelitian tertentu sehingga dapat menangkap variabel yang telah ditetapkan.
Untuk bisa menangkap variabel maka dibutuhkan obyek penelitian yang
terdapat pada populasi atau sampel tertentu. hasil penangkapan data akan
diolah serta dianalisa sehingga menghasilkan kesimpulan, untuk memecahkan
masalah penelitian. Hasil dan rekomendasi penelitian akan dilaporkan untuk
memperkaya khasanah pustaka dan keilmuan kesehatan, selengkapnya dapat
dilihat pada bagan penelitian.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kriteria masalah riset yang baik?
2. Apa saja sumber masalah penelitian kesehatan?
3. Apa saja fungsi perumusan masalah?
4. Bagaimana cara menemukan suatu masalah riset?
5. Apa sajakah langkah-langkah identifikasi masalah?
6. Bagaimana cara memformulasikan & perumusan masalah riset?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kriteria masalah riset yang baik
2. Untuk mengetahui apa saja sumber masalah penelitian kesehatan
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi perumusan masalah
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menemukan suatu masalah riset
5. Untuk mengetahui apa sajakah langkah-langkah identifikasi masalah
6. Untuk mengetahui bagaimana cara memformulasikan & perumusan
masalah riset

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kriteria Masalah Riset Yang Baik
Seperti diketahui bahwa kegiatan penelitian merupakan suatu kegiatan
yang membutuhkan biaya dan upaya yang sungguh-sungguh dengan tujuan
untuk mencari solusi atau jawaban atas suatu masalah. Untuk itu masalah yang
dijadikan topik penelitian harus merupakan masalah yang baik atau berharga
untuk diteliti. Berikut ini beberapa kriteria yang dapat dijadikan rujukan untuk
mengetahui masalah yang baik:
1. Masalah yang diambil benar-benar menarik
2. Pemecahan masalah harus bermanfaat bagi orang-orang yang
berkepentingan di dalam bidangnya
3. Masalah tersebut merupakan sesuatu yang baru
4. Masalah yang baik mengundang rancangan yang lebih komplek
5. Masalah tersebut dapat diselesaikan dalam suatu penelitian sesuai dengan
waktu yang diinginkan
6. Masalah tidak bertentangan dengan moral (Rinaldi & Mujianto, 2017)
B. Sumber Masalah Penelitian Kesehatan
Penelitian kesehatan adalah penelitian yang diaplikasikan dalam
bidang kesehatan. Karena itu permasalahan yang dapat diangkat dalam bidang
kesehatan bersumber dari aplikasi dan teori kesehatan. Salah satu teori yang
dapat diangkat dan merupakan sumber masalah dalam penelitian kesehatan
adalah teori HL Blum, yang menyatakan untuk mencapai status kesehatan
yang optimal dipegaruhi oleh Perilaku masyarakat, Lingkungan, Sarana
Kesehatan dan Factor keturunan ( genetika ) manusia.
1. Perilaku masyarakat
a. a.Pengetahuan masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah
b. b.Pengetahuan masyarakat tentang gizi yang seimbang
c. Pengetahuan masyarakat tentang factor penyebab perekembangan
penyakit menular atauapun non menular
d. Sikap masyarakat terhadap orang yang terinfeksi HIV

4
e. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap imunisasi bayi
f. Praktek masyarakat dalam melakukan pencegahan perkembangan
penyakit.
g. Praktek masyarakat dalam pengelolaan sampah
2. Lingkungan ( fisik, sosial dan biologi )
a. Kondisi perumahan
b. Kondisi lingkungan kerja dan alat kerja
c. Penerimaan dan aspek pergaulan antar manusia
d. Kebersihan lingkungan dan persampahan.
e. Manajemen lingkungan perkotaan
f. Pencemaran lingkungan
g. Kesehatan veteriner
3. Sarana Kesehatan
a. Kebijakan dan program kesehatan
b. Manajemen sarana kesehatan
c. Konsumen Kesehatan
d. Pelayanan kesehatan
e. Metode dan teknologi kesehatan
f. Institusi pendukung dalam system kesehatan
4. Genetika
a. Teknologi rekayasa genetika
b. Aspek etika dan hukum genetika kesehatan
c. Faktor genetika dalam perkembangan penyakit
Selain dengan melakukan pendekatan berdasarkan teori Blum,
permasalahan dapat digali dari pendekatan bidang keilmuan yang terdapat di
Ilmu Kesehatan Masyrakat, misalnya : Administrasi kebijakan kesehatan,
Gizi, Epidemiologi, Biostatistika, Kependudukan, Manajemen informasi
kesehatan, Kesehatan kerja, Kesehatan lingkungan, dan Promosi kesehatan.
Selain daripada itu dengan pendekatan proses yang akan menguraikan input
proses output ( IPO ) pada suatu sistem atau subsistem kesehatan dapat juga
digali permasalahan yang akan dijadikan penelitian (Dharmawan, 2010).

5
Menurut James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42),
Masalah dapat berasal dari berbagai sumber diantaranya observasi, dedukasi
dari teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi
praktis dan pengalaman pribadi. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan sumber yang kaya masalah penelitian.
Kebanyakan keputusan praktis didasarkan atas praduga
tanpa didukung oleh data empiris. Masalah penelitian dapat
diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang
belum mempunyai dasar penjelasan yang memadai dan caracara rutin
yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan
atas otiritas atau tradisi. Penyelidikan mungkin menghasilkan
teori baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan
mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan
litelatur.
2. Dedukasi dari teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsirprinsip
umum yang penerapannya belum dapat diketahui
selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap
masalah yang diangkap dari teori berguna untuk
mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori.
3. Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya
dilakukan penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa
variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil
penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih
luas. Laporan penelitian sering juga menyampaikan
rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu
diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk

6
menentukan masalah yang menentukan masalah yang perlu
diangkat untuk diteliti.
4. Masalah sosial
Masalah sosial dapat pula menjadi sumber masalah
penelitian. Misalnya: seringnya menjadi perkelahian siswa
antar sekolah dapat memunculkan pertanyaan tentang
efektivitas pelaksanaan pendidikan moral dan agama serta
pembinaan sikap disiplin. Banyaknya pengangguran lulusan
perguruan tinggi menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaian
kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.
5. Situasi praktis
Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk
dilakukan penelitian evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk
dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih lanjut.
6. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat memunculkan masalah yang
memerlukan jawaban empiris untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam. (Purwanto:109-111)(Mahyarni
Astuti Meflinda, 2017).
Menurut Suryabrata (1994:61 -63), sumber-sumber masalah
yang dapat diidentifikasi meliputi:
1. Bacaan terutama hasil penelitian
Rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dapat menjadi
sumber identifikasi masalah. Tidak pernah ada penelitian yang
tuntas. Penelitian selalu menampilkan masalah yang lebih
banyak dari pada yang dijawabnya, karena dengan demikian
ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan.
2. Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah
Diskusi, seminar dan pertemuan ilmiah dapat menjadi
sumber masalah penelitian karena para peserta dapat

7
melihat hal-hal yang dipersoalkan secara profesional
sehingga muncul masalah.
3. Pernyataan pemegang otoritas (dalam pemerintahan dan ilmu
pengetahuan).
Pernyataan pemegang otoritas dapat menjadi sumber masalah, baik
otoritas pemerintahan maupun ilmu pengetahuan.
4. Pengamatan sepintas
Pengamatan sepintas dapat menjadi sumber masalah. Misalnya, ahli
ekonomi menemukan masalah ketika menyaksikan secara langsung
distribusi berbagai jenis makanan pokok.
5. Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi sebagai sumber masalah penelitian berkaitan dengan
sejarah perkembangan dan kehidupan dengan sejatah perkembangan dan
kehidupan pribadi atau profesional. (Purwanto, 111 -112 ) (Mahyarni
Astuti Meflinda, 2017)
Sumber Masalah terbagi menjadi: 
a. Formal, terdiri dari: 
1. Rekomendasi penelitian merupakan masalah dapat ditelusuri dari hasil
penelitian orang lain. Sebuah penelitian memiliki bagian kesimpulan
dan saran, dari bagian inilah seorang peneliti menemukan masalah
dengan menganalisis adanya kemungkinan untuk melanjutkan
penelitian tersebut sebagai upaya untuk mengkaji hal-hal yang belum
terungkap, mengulang penelitian tersebut untuk memperkaya teori, dan
hal-hal lain yang mungkin ditemukan dari analisis hasil penelitian
orang lain.
2. Analogi merupakan penemuan masalah dengan cara mengadaptasi
masalah dari suatu pengetahuan dan menerapkannya ke bidang
pengetahuan si peneliti baru, dengan adanya persyaratan bahwa kedua
bidang tersebut harus memiliki kesesuaian dalam hal-hal yang penting.

8
3. Renovasi juga merupakan sebuah metode menemukan masalah
penelitian yakni dengan cara mengganti suatu unsur yang tidak sesuai
lagi dengan suatu teori, untuk meningkatkan kebenaran suatu teori.
4. Dialektikal adalah bantahan terhadap suatu teori tertentu.  
5. Ekstrapolasi: Cara penemuan masalah dengan ekstrapolasi adalah
dengan membuat trend suatu teori atau trend permasalahan yang
dihadapi.
6. Morfologi merupakan pengujian kemungkinan-kemungkinan
kombinasi yang terkandung dalam sebuah permasalahan yang
kompleks. 
7. Dekomposisi merupakan cara penjabaran suatu permasalahan ke dalam
komponen-komponennya.
8. Agregasi adalah kebalikan dari dekomposisi. Peneliti dapat mengambil
hasil-hasil penelitian atau teori dari beberapa bidang atau beberapa
penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu
permasalahan yang lebih rumit dan kompleks.
b. Nonformal, terdiri dari:
1. Konjektur adalah permasalahan yang ditemukan dengan naluriah
(fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya), dan tanpa dasar-
dasar yang jelas. Bila kemudian dasar-dasar atau latar belakang
permasalahan dapat dijelaskan, maka penelitian dapat diteruskan
secara alamiah.
2. Fenomenologi merupakan menemukan permasalahan-permasalahan
baru yang berhubungan dengan fenomena-fenomena yang dapat
diamati.
3. Konsensus merupakan penemuan permasalahan dari hasil kesepakatan-
kesepakatan, misalnya kesepakatan para ahli dalam suatu bidang yang
sama.
4. Pengalaman juga merupakan sumber permasalahan yang dapat
dijadikan kajian penelitian, baik pengalaman yang gagal maupun
pengalaman yang sukses di masa lalu. (Djunaedi, 2000)

9
C. Fungsi Perumusan Masalah
Rumusan masalah atau problem statement merupakan pernyataan dari
hasil indentifiaksi masalah atau pernyataan atas penyimpangan yang terjadi
(Ferdinand, 2013). Misalnya pernyataan atas menurunnya jumlah pasien
rumah sakit. Karena rumusan masalah merupakan pernyataan dari
penyimpangan maka problem statemen dari masalah menurunnya jumlah
pasien rumah sakit adalah terjadi penurunan pasien rumah sakit X.
Selanjutnya rumusan masalah ini dikembangkan menjadi masalah penelitian.
Tujuan dari menjabarkan rumusan maslah menjadi masalah penelitian karena
dalam menyelesaikan suatu masalah terdapat beragam yang dapat digunakan.
Disamping itu dengan menjabarkan maslah dalam maslah penelitian akan
memudahkan peneliti dalam menetukan batasan penelitian. Sementara batasan
penelitian ini sangat penting untuk menetukan kapan penelitian selesai
dilakukan.
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui mengapa perumusan masalah
merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa
Perumusan Masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan
penelitian menjadi tidak terarah, karena itu perumusan masalah memiliki
fungsi :
1. Sebagai pendorong atau sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi
ada dan dapat dilakukan.
2. Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Namun
demikian perumusan masalah ini bukan harga mati, akan tetapi sangat
tergantung kondisi di lapangan, dapat berkembang dan berubah.
3. Sebagai penentu jenis data, melalui perumusan masalah peneliti menjadi
tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang
bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
4. Dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka akan mempermudah
para peneliti dalam menentukan apa yang akan menjadi populasi dan
sampel penelitian.

10
Sementara itu dalam mengembangkan rumusan masalah menjadi
masalah penelitian dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan “Siapa”, “Apa”, “Dimana”, “Bilamana”, “Bagaimana”, dan
“Mengapa”. Hal ini mengacu pada pernyataan Sekaran (2003) yang
menyatakan bahwa masalah penelitian merupakan pertanyaan yang
dinyatakan dengan jelas, tepat, dan ringkas,tentang hal-hal yang akan diteliti
atau diselidiki dengan tujuan untuk mencari jawaban atau solusi. Misalnya
dari rumusan masalah “terjadi penurunan jumla pasien di rumah sakit” dapat
dijabarkan dalam masalah penelitian:
 Apa yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah pasien?
 Siapa yang bertanggung jawab atas menurunya jumlah pasien?
 Bagaimana menghindar terjadinya penurunan jumlah pasien?
 Mengapa terjadi penurunan jumlah pasien? (Rinaldi & Mujianto,
2017)

D. Cara Menemukan Suatu Masalah Riset


1. Tentukan Suatu Topik
a) Sebaiknya berhubungan dengan bidang studi atau keahlian dari
peneliti.
b) Dianjurkan untuk tidak mengambil topik di luar bidang studi atau
keahlian dari peneliti.
2. Uraikan Topik Tersebut Ke Dalam Bentuk Pertanyaan
b) Topik yang bersifat umum tersebut dibagi ke dalam beberapa sub-
topik.
c) Sub-topik ini yang nantinya dijadikan masalah penelitian.
d) Untuk dapat menghasilkan sub-topik, lakukan brainstorming dengan
diri sendiri, teman, atau para ahli.
3. Pilih Salah Satu Topik Dari Daftar
a) Dari daftar sub-topik atau pernyataan permasalahan tersebut, pilih
salah satu yang dianggap menarik bagi peneliti untuk diteliti atau yang
paling sesuai dengan bidangnya.

11
4. Evaluasi
a) Perlu dievaluasi kembali apakah pilihan sudah dibuat dengan benar.
b) Evaluasi masalah penelitian berdasarkan lima karakteristik; menarik,
bermanfaat, hal yang baru, dapat dilaksanakan, tidak melanggar etika.
(Surahman et al., 2016)
Selain itu, terdapat juga cara menemukan suatu riset diantaranya:
1. Banyak melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan & fenomena
kesehatan dengan cermat dan jelas.
2. Membangun sikap kritis dan skeptis yang sehat sehingga selalu
mengajukan pertanyaan mengapa, kenapa, apa sebabnya, dan sebagainya
3. Membaca publikasi ilmiah dibidang kesehatan baik jurnal, laporan berkala
yang terbitan atau di internet
4. Memaparkan diri pada stimulasi dan iklim ilmiah misalnya hadir dalam
diskusi, sarasehan kesehatan (Rinaldi & Mujianto, 2017).
Beberapa hal perlu mendapat perhatian dari peneliti dalam menentukan
masalah penelitian di bidang kesehatan, yaitu:
1. Significance of the study
Sebuah penelitian di bidang kesehatan harus memiliki
signifikansi teradap perkembangan ilmu pengetahun khususnya di bidang
kesehatan dengan berbagai metode. Bila seorang pembaca atau pengamat
(reviewer) atau peneliti lain mengatakan “So what?” atau “Lalu apa?”
terhadap sebuah topik penelitian, maka ada kemungkinan penelitian
tersebut tidak signifikan atau tidak ada gunanya bagi pengembangan ilmu
pengetahuan. (Heryana, 2020)
Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya peneliti mengajukan
ceklist pertanyaan di bawah ini. Bila seluruh pertanyaan adalah “Ya” maka
dipastikan topik penelitian telah signifikan terhadap ilmu pengetahuan di
bidang kesehatan. Adapun daftar pertanyaanya adalah sebagai berikut:
a. Apakah masalah penelitian bermanfaat bagi ilmu kesehatan?
b. Apakah penelitian layak dijalankan? Jika iya, kenapa?

12
c. Apakah penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pasien, tenaga
kesehatan, atau komunitas secara luas?
d. Apakah struktur/bangunan ilmu pengetahuan kesehatan akan
bertambah dengan adanya penelitian ini?
e. Apakah hasil diperoleh dapat memperbaiki praktik dalam pelayanan
kesehatan atau kebijakan kesehatan?
f. Apakah implementasi yang ditemukan dari penelitian ini akan efektif
secara biaya?
2. Researchability
Masalah penelitian yang layak diteliti (researchable question)
adalah masalah yang akan mendapatkan jawaban dalam bentuk penjelasan,
penggambaran, identifikasi, substansi, prediksi atau kualifikasi. Masalah
penelitian merupakan sarana penelitian untuk memecahkan masalah,
mendorong penelitian baru, menambah teori baru atau memperbaiki
praktik pelayanan kesehatan. Namun demikian, tidak semua masalah
penelitian dapat dilanjutkan dengan investigasi secara ilmiah. Masalah
peneitian yang tidak dapat dilanjutkan dengan penelitian adalah:
a. Masalah yang mengandung opini dan bersifat filosofis. Masalah
penelitian yang berorientasi “nilai-nilai” dan mengandung kata
“sebaiknya” hanya dapat dijawab dengan analisi dan studi filsafat
dibandingkan penelitian. Contohnya adalah: Masalah operasi
transplantasi jantung di rumah sakit kelas C, masalah persetujuan
permintaan pasien untuk aborsi, masalah penambahan pengalaman
klinis dalam resume seorang ahli psikologi, peran care-giver dalam
menghadapi pandemi HIV/AIDS. Masalah-masalah tersebut di atas
mengandung nilai-nilai dan opini, sehingga tidak bisa dilakukan
penelitian. Namun demikian masalah-masalah tersebut dapat
diperbaiki dengan memfokuskan pada keyakinan dan persepsi subyek
atau dengan memfokuskan pada dampak yang terjadi jika
dilaksanakan. Misalnya untuk masalah operasi transplantasi jantung
rumah sakit kelas C” dapat diperbaiki dengan mengganti permasalahan

13
“dampak penundaan atau penangguhan pelaksanaan operasi
transplantasi jantung di rumah sakit kelas C”.
b. Masalah yang tidak perlu dijawab dengan penelitian. Misalnya:
masalah kekurangan SDM. Masalah ini sebenarnya cukup diselesaikan
secara manajerial dengan pengajuan penambahan tenaga kerja. Supaya
bisa menjadi masalah penelitian maka masalah ini dapat “digeser”
menjadi penyebab atau menjadi dampak. Sehingga masalah
kekurangan SDM jika diduga penyebabnya adalah beban kerja yang
tinggi maka masalah bisa digeser menjadi beban kerja. Masalah
kekurangan SDM juga bisa digeser menjadi dampak yaitu kelelahan,
stress kerja dan sebagainya. (Heryana, 2020)
3. Feasibility
Banyak masalah penelitian yang akhirnya tidak dipakai karena
tidak layak untuk diteliti. Untuk menjamin kelayakan penelitian, peneliti
sebaiknya membuat daftar pertanyaan sebagai berikut:
a. Dapatkah penelitian ini dijalankan dengan waktu yang tersedia?
b. Apakah sumberdaya yang tersedia (dana, peralatan, dan fasilitas)
cukup untuk menyelesaikan penelitian ini?
c. Dapatkan jumlah responden/subyek dikumpulkan, dan bagaimana
tingkat kooperatif mereka?
d. Apakah terdapat instrumen dan teknik pengumpulan data yang sesuai
dengan penelitian tersebut?
e. Apakah persetujuan penelitian dapat diperoleh dari pihak yang
berwenang?
f. Apakah peneliti memiliki keahlian untuk menjalankan penelitian ini?
g. Apakah peneliti memiliki minat yang cukup dengan penelitian ini?
4. Ethical acceptability
Penelitian di bidang kesehatan umumnya menggunakan manusia
sebagai subyek masalah, dengan demikian peneliti harus memastikan
bahwa penelitian yang dijalankan tidak memiliki masalah etik.
Permasalahan etika penelitian akan dibahas pada bab khusus.

14
Jika masalah penelitian sudah ditentukan tahap selanjutnya adalah
memformulasikannya. Dalam memformulasikan masalah penelitian,
sebaiknya mengikuti pedoman sebagai berikut:
a. Formulasikan masalah penelitian sebagai pertanyaan yang sifatnya
terbuka dan tidak menggantung (open-ended question). Misalnya:
Apakah jenis pendidikan yang dibutuhkan untuk menjalankan
pengobatan mandiri pada kasus hipertensi?
b. Formulasi masalah bisa juga dalam bentuk pernyataan. Misalnya:
Pedoman pendidikan memiliki pengaruh terhadap pengobatan mandiri
pada kasus hipertensi.
c. Masukkan desain penelitian yang digunakan. Misal: Perkembangan
kursus singkat dalam konseling trauma, sebuah studi kasus di Sunshine
Hospice. Pada contoh tersebut, desain penelitian yang dipakai adalah
studi kasus.
d. Masukkan tindakan atau intervensi untuk memecahkan masalah.
Misalnya: Pengembangan model dukungan care-giver untuk
membantu anak-anak yatim dan berisiko secara sosial. Pada contoh
tersebut, pengembangan model merupakan tindakan/intervensi yang
akan dijalankan untuk memecahkan masalah. (Heryana, 2020)
E. Langkah-Langkah Identifikasi Masalah
1. Memilih tema berdasarkan pengamatan selama ini, dalam pemilihan
tema ini diperlukan kepekaan serta dipikirkan implikasinya terhadap
pengembangan dan perbaikan di bidang kesehatan.
2. Didalam memilih tema pertimbangkanlah minat, kapasitas, ketersediaan
waktu, tenaga dan dana
3. Menyempatkan diri mengamat secara langsung untuk mengamati dan
mempelajari masalah yang mungkin akan menjadi tema
4. Gunakan metode kuantitatif sederhana misalnya kuesioner tertutup
sederhana atau metode kualitatif misalnya Wawancara, FGD, dan
Observasi.

15
5. Pelajari literature yang berhubungan denga tema tersebut atau
bacaanbacaan yang mendukung ( majalah atau koran )
6. Diskusi dengan teman sejawat ataupun orang-orang yang berhubungan
dengan tema masalah tersebut
7. Diseminarkan dengan teman sejawat untuk umpan balik atau penetapan
masalah dan perencanaan penelitiannya.
Sesuatu atau fenomena dapat disebut masalah yang cukup bermakna
atau signifikan bila :
1. Ada waktu tertentu (kejadian atau fenomena terjadi dalam batas waktu
tertentu)
2. Berhubungan dengan masalah yang praktis
3. Berhubungan dengan populasi yang secara luas
4. Dapat mengisi kesenjangan yang terjadi sehingga menjawab atau
memecahkan persoalan yang ada
5. Dapat digeneralisasikan dan dimanfaatkan hasilnya
6. Mempertajam definisi suatu konsep atau hubungan
7. Mempunyai banyak implikasi pada masalah praktis yang luas
8. Dapat memberikan kreasi untuk menyusun instrumen untuk observasi
dan analisis
9. Memberikan kesempatan untuk pengumpulan data
10. Memberikan kemungkinan untuk eksplorasi Salah satu cara untuk
membuat perumusan masalah ynag baik adalah dengan cara
menyempitkan permasalahan dari yang bersifat umum menjadi lebih
khusus dan menjadi masalah spesifik dan siap diteliti.
Masalah dimulai saat adanya pemikiran tentang kesalahan yang umum
terjadi di laboratorium medik, kemudian masalah tersebut dipersempit
menjadi proses penyaringan perumusan masalah dan selanjutnya ke
penyaringan pemilihan masalah yang akan diteliti dengan disertai tujuan
penelitiannya (Rinaldi & Mujianto, 2017).

16
F. Memformulasikan & Perumusan Masalah Riset
1. Dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah
pada penelitian eksperimental.
2. Dari observasi langsung dilapangan,seperti yang sering dilakukan oleh
ahli-ahlisosiologi. Jika masalah diperoleh dilapangan,maka sebaiknya juga
menghubungkan masalah tersebut dengan teori-teori yang telah ada,
sebelumnya masalah tersebut diformulasikan. Ini bukan berarti bahwa
dalam memilih penelitian yang tidak didukung oleh suatu teori tidak
berguna sama sekali. Karena ada kalanya penelitian tersebut dapat
menghasilkan dalil-dalil dan dapat membentuk sebuah teori (Rinaldi &
Mujianto, 2017).

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan biaya dan
upaya yang sungguh-sungguh dengan tujuan untuk mencari solusi atau
jawaban atas suatu masalah. Terdapat kriteria untuk mengetahui masalah yang
baik yaitu masalah yang diambil menarik, pemecahan masalah bermanfaat,
masalah merupakan sesuatu yang baru, masalah mengundang rancangan yang
lebih komplek, masalah dapat diselesaikan dalam suatu penelitian, masalah
tidak bertentangan dengan moral.
Masalah memiliki berbagai sumber yaitu observasi, dedukasi dari teori,
ulasan kepustakaan, masalah sosial yang sedang terjadi, situasi
praktis dan pengalaman pribadi. Adapun fungsi perumusan masalah yaitu
sebagai pendorong atau sebagai penyebab kegiatan penelitian dapat dilakukan,
sebagai pedoman, sebagai penentu jenis data, mempermudah dalam
menentukan apa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
Dalam menemukan suatu masalah riset dibutuhkan pula cara-cara
seperti banyak melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan dan fenomena,
membangun sikap kritis dan skeptis yang sehat, membaca publikasi ilmiah
serta memaparkan diri pada stimulasi dan iklim ilmiah.
Langkah-Langkah dalam mengidentifikasi masalah yaitu memilih tema
yang telah dipertimbangkan, mengamati dan mempelajari masalah secara
langsung, menggunakan metode kuantitatif sederhana, mempelajari literature
yang berhubungan denga tema, diskusi dengan orang-orang yang berhubungan
dengan tema masalah, diseminarkan untuk umpan balik atau penetapan
masalah dan perencanaan penelitiannya.

B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan.Tentunya, penulis akan terus
memperbaiki bahwa makalah dengan mengacu pada sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.

18
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
tentang pembahasan makalah diatas.

19
DAFTAR PUSTAKA
Dharmawan, Y. (2010). Dasar penelitian kesehatan. Online, 1–10.

Djunaedi, P. D. A. (2000). Perumusan Permasalahan.


https://azuar2.tripod.com/suplemen.htm

Heryana, A. (2020). Buku Ajar Metodologi Penelitian pada Kesehatan


Masyarakat. Bahan Ajar Keperawatan Gigi, June, 1–187.

Mahyarni Astuti Meflinda. (2017). Metodelogi Penelitian Lengkap. Metodologi


Penelitian, 9, 75.

Rinaldi, S. F., & Mujianto, B. (2017). Metodologi Penelitian dan Statistik.

Surahman, Rahmat, M., & Supardi, S. (2016). Metodologi Penelitian.


Kementerian Kesehatan.

Zalu, S. (2020). Strategi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, h. 38. Jurnal, 4, 28–
38.

20

You might also like