You are on page 1of 10

KAPITA SELEKTA

KELIMPAHAN GASTROPODA DI BAGIAN TIMUR PERAIRAN


INDONESIA

Disusun Oleh :

Natalia Barreto
20180240006

Dosen Pembimbing :

Mahmiah, S.Si., M.Si


01317

PRODI OSEANOGRAFI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HANG TUAH

SURABAYA

2022
Lembar Pengesahan

Pada hari ……. tanggal……….bulan........... tahun..........., telah dilakukan


Presentasi Kapita Selekta:

Nama : Natalia Barreto

NIM : 20180240006

Judul : KELIMPAHAN GASTROPODA DI BAGIAN TIMUR


PERAIRAN INDONESIA

Dan telah direvisi sesuai dengan masukan dari para dosen penguji

Menyetujui :

Dosen Penguji

1. Dosen Pembimbing/Penguji 1 (Mahmia, S.Si., M.Si.)

2. Dosen Penguji 2 (Dr. Engki A. Kisnarti, S.T., M.Si)

Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Kuliah Kapita Selekta

Mahmiah, S.Si., M.Si


01317
1. PENDAHULUAN
Ekosistem pesisir merupakan kawasan yang memiliki potensi besar,
namun bertambahnya aktivitas manusia di kawasan tersebut menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas perairan. Kualitas lingkungan perairan sangat
ditentukan oleh kehidupan organisme yang hidup di dalamnya. Penurunan kualitas
perairan dapat terjadi akibat tekanan lingkungan oleh kegiatan manusia maupun
proses alamiah. Pengkajian kualitas perairan dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis fisika dan kimia serta analisis biologi. Analisis biologi
hewan bentos salah satunya gastropoda dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai kondisi perairan habitat hidupnya. Perubahan struktur komunitas
gastropoda dapat meliputi keanekaragaman dan kelimpahan. Keanekaragaman
dan kelimpahan gastropoda di alam dipengaruhi oleh kondisi lingkungan,
ketersediaan makanan, pemangsaan, dan kompetisi. Di dalam ekosistem,
gastropoda berperan dalam siklus rantai makanan dan beberapa jenis gastropoda
dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani (Sandewi,N.P.D, et.al. 2019).
Gastropoda biasanya disebut siput atau keong. Bentuk cangkang siput
pada umumnya seperti kerucut dan tabung yang melingkar seperti konde.
Cangkang gastropoda terdiri atas 4 lapisan. Lapisan luar adalah periostrakum,
lapisan ini sangat tipis yang terdiri dari bahan protein seperti zat tanduk. Lapisan
ke-2 dan ke-3 adalah lapisan yang mengandung kalsium karbonat, terdiri atas 3
lapisan atau lebih, yang terluar adalah prismatik atau palisade, lapisan tengah atau
lamella, dan paling dalam adalah lapisan nacre atau hypostractum. Bentuk kaki
gastropoda ialah telapak kaki yang datar, hidup merayap pada substrat yang keras
yang biasanya mengeluarkan lendir saat merayap. Kebanyakan gastropoda
bernafas dengan insang. Moluska merupakan biota yang hidupnya cenderung
menetap, pergerakannya lambat dan juga peka terhadap perubahan kualitas
perairan. Perubahan kualitas perairan sangat mempengaruhi komposisi jenis dan
keanekaragaman moluska. Keanekaragaman moluska sangat berpotensi untuk
menggambarkan keadaan atau kondisi di dalam suatu perairan (Prasetia, 2017
didalam Sandewi,N.P.D, et.al. 2019).

1
Natalia Barreto &Dosen Pembimbing Mahmia,S.,Si.,M.Si
Dengan adanya tujuan untuk menginformasikan jenis kelimpahan,
indeks keanekaragaman dan parameter oseanografi yang berpengaruh
terhadap kelimpahan gastropoda.

2. METODE
2.1 Pencarian Pustaka
Makalah ini ditulis berdasarkan informasi dan data-data yang
diperoleh berdasarkan jurnal-jurnal terkait dengan Gastropoda yang
disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Referensi pustaka yang digunakan
No Peneliti Tahun Judul Lokasi
.
1. Sandewi,N.P.D, 2019 Keanekaragaman Pantai
et. al. Gastropoda di Pantai Bangkalangan,Bali
Bangklangan, Kabupaten
Karangasem, Bali
2. Edwin jefri 2021 Biodiversitas gastropoda Daerah intertidal
et.al sebagai bioindikator Gili Air,Lombok
kualitas perairan di utara
kawasan wisata perairan
Gili Air, Lombok Utara
3. Yona A. 2022 Dominasi sedimen dasar Perairan Pantai
Lewerissa et.al hubungannya dengan Negeri,Ambon
kepadatan gastropoda dan
bivalvia di perairan pantai
tawiripulau ambon

2.2 Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel gastropoda pada plot 1 x 1 m² dilakukan dengan 2
cara yaitu dengan cara pemungutan untuk gastropoda epifauna dan dengan cara
mengambil substrat sampai kedalaman ± 25 cm untuk gastropoda infauna
kemudian dilakukan penyortiran biota. Gastropoda yang ditemukan kemudian

2
Natalia Barreto &Dosen Pembimbing Mahmia,S.,Si.,M.Si
diidentifikasi dan untuk gastropoda yang belum teridentifikasi, diambil contoh
dari tiap jenis gastropoda tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol contoh
dan diawetkan dengan alkohol 70 % untuk diidentifikasi di Laboratorium.
2.3 Parameter Oseanografi
Lingkungan yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup moluska
terbagi menjadi faktor abiotik fisika dan kimia. Faktor abiotik fisika
meliputi suhu, dan substrat dasar atau sedimen, sedangkan faktor abiotik
kimia meliputi salinitas, pH dan DO.
2.4 Analisis Data
Analisis data yang digunakan untuk menghitung keanekaragaman
spesies adalah rumus dari indeks Diversitas (Shannon-Wiener 1963 dalam
edwin jefri et.al 2019) dengan rumus :

A= ¿
L
Keterangan :
A : kelimpahan gastropoda (ind/m²)
ni : jumlah individu
L : Luas area pengarukan untuk spesies yang ditemukan m²

Kelimpahan relatif dapat di rumuskan ssebagai berikut :

KR= ¿ =100%
N
Keterangan :
KR : kelimpahan relatif
ni : jumlah individu spesies ke-i
N : jumlah total individu

3
Natalia Barreto &Dosen Pembimbing Mahmia,S.,Si.,M.Si
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Kelimpahan Keanekaragaman Gastropoda
Tabel 1 Kelimpahan Gastropoda
Stasiun peneliti
Sandewi,N.P.D Lewerissa,Y.A
Edwin jefri
I Ditemukan 17 Ditemukan sebanyak Ditemukan 52 spesies
spesies dengan 3 jenis Gastropoda. yang tergolong dalam
total kelimpahan 4 ordo, 21 famili, dan
sebesar 44,25 32 genera.
ind/m².
II Ditemukan 29 Ditemukan jenis 9 famili, 17 genera dan
spesies dengan Gastropoda dari 4 28 spesies
total kelimpahan Ordo, 8 Family
sebesar 63,25
ind/m².
III Ditemukan 38 Ditemukan jenis 9 spesies yang
spesies dengan Gastropoda dari 4 tergolong dalam 3
total kelimpahan Ordo, 8 Genus. ordo, 6 famili, dan 7
sebesar 110,75 genus.
ind/m².

Kelimpahan gastropoda yang ditemukan pada penelitian Sandewi,N.P.D


(2019) ini lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan Lewerissa,Y.A
(2022) dan Edwin jefri (2021).Total kelimpahan gastropoda di Pantai
Bangklangan Bali sebesar 218,25 ind/m².

4
Natalia Barreto &Dosen Pembimbing Mahmia,S.,Si.,M.Si
3.2 Kondisi lingkungan
Hasil analisis Sedimen di 3 jurnal
Sandewi,N.P.D Edwin jefri Yona A. Lewerissa
Indeks keanekaragaman Kondisi substrat Sedimen yang terdistribusi
gastropoda di Pantai pada Perairan sebagai substrat pada
Selatan lebih tinggi Tanjung Unggat perairan pantai Negeri
diakibatkan adanya berbentuk Pasir Tawiri memiliki 4 kategori
perbedaan substrat berlumpur. dominansi, yaitu berpasir,
habitat gastropoda di pasir berbatu, batu berpasir
Pantai Selatan adalah dan berbatu
berlumpur, sedangkan di
Pantai Bangklangan
sebagian besar substrat
berbatu

Analisis indeks keanekaragaman gastropoda di Pantai Bangklangan


pada ketiga stasiun tergolong sedang. Hasil tersebut berbeda dengan
Kondisi substrat pada Perairan Tanjung Unggat berbentuk Pasir berlumpur
peneliti Edwin jefri (2021) dan substrat pada perairan pantai Negeri Tawiri
memiliki 4 kategori dominansi, yaitu berpasir, pasir berbatu, batu berpasir
dan berbatu Lewerissa,Y.A (2022). Substrat berlumpur dapat dijadikan
tempat perlindungan bagi gastropoda dari derasnya arus air maupun
serangan hewanhewan pemangsa.

5
Natalia Barreto &Dosen Pembimbing Mahmia,S.,Si.,M.Si
3.3 Kualitas Air
Parameter Sandewi,N.P.D
stasiun
I II III
Suhu (ºC) 29,8 306 30,2
DO (mg/L) 5,5 5,4 5,6
pH 8,4 8,4 8,3
Salinitas 30,0 29,4 29,1
(‰)

Suhu perairan di Pantai Bangklangan pada saat penelitian sedikit


lebih tinggi dibandingkan dengan kisaran suhu normal Tingginya suhu
dikarenakan waktu pengamatan yang dilakukan pada siang hari.

4.KESIMPULAN
Berdasarkan informasi yang telah didapatkan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa Gastropoda yang ditemukan pada substrat berbatu lebih
banyak dibandingkan substrat pecahan karang mati karena pada substrat berbatu
gastropoda dapat menempel dan berlindung dari arus dan Tingginya suhu perairan
diperkirakan tidak berpengaruh terhadap kehidupan Gastropoda yang selalu
tergenang air. pH perairan tergolong stabil. Salinitas perairan bagi kehidupan
Gastropoda yang optimal bagi kehidupan gastropoda berada pada kisaran 25-40
‰.

5. DAFTAR PUSTAKA
Sandewi ,N.P. D., Watiniasih, N,L., Pebriani,D.A.A., (2019).
Keanekaragaman Gastropoda di Pantai Bangklangan, Kabupaten
Karangasem, Bali. Jurnal Current Trends in Aquatic Science,
II(2),63-70
Jefri E., Paryono., HimawanM.R., Astriana,B,H., Larasati,C.E., (2021).
Biodiversitas gastropoda sebagai bioindikator kualitas perairan di

6
Natalia Barreto &Dosen Pembimbing Mahmia,S.,Si.,M.Si
kawasan wisata perairan Gili Air, Lombok Utara. Jurnal Ilmu
Kelautan Kepulauan, 4 (2) ; 371-379.
Kalay,D.E dan Lewerissa,Y.A., (2022). Dominasi sedimen dasar
hubungannya dengan kepadatan gastropoda dan bivalvia di perairan
pantai tawiri pulau ambon. Jurnal Triton, Vol 18, Nomor 1, Hal. 28
– 37.

7
Natalia Barreto &Dosen Pembimbing Mahmia,S.,Si.,M.Si

You might also like