You are on page 1of 13

PENGKAJIAN KELUARGA

A. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Bapak T


2. Umur : 37 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Supir angkot
5. Alamat : RT 09 RW 02 Kp. Palsigunung Kel. Tugu Kec. Cimanggis
Depok
6. Komposisi anggota keluarga:
No Nama JK Hub. Keluarga Usia Pendidikan Pekerjaan
1 Ibu A P Istri 31 thn SMA IRT
2 An. IF P Anak kandung 9 thn Pelajar SD
3 An. IR P Anak kandung 8 thn Pelajar SD
4 An. MN L Anak kandung 9 bln Belum sekolah

Genogram

T , 37 A,
31

Gastritis Gastritis

MN
IF , 9 IR ,8 9bln

ISPA,Caries ISPA, Thypoid, Caries ISPA

7. Tipe keluarga
Keluarga bapak T merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari
bapak T sebagai kepala keluarga, ibu A, anak IF, anak IR, dan anak MN.
8. Kewarganegaraan / suku budaya
Keluarga bapak T mempunyai latar belakang budaya suku Betawi. Bapak T lahir dan
besar di kampung Palsigunung, sedangkan ibu A berasal dari Jakarta. Bahasa yang di
gunakan sehari - hari adalah bahasa Indonesia. Ibu A mengatakan keluarga tidak
memiliki kepercayaan terhadap mitos atau adat tertentu yang dapat mempengaruhi
pemeliharaan kesehatan dalam keluarga. Namun terkadang ibu A menggunakan
ramuan tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan terutama pada anak IR. Jamu
yang sering dikonsumsi anak IR adalah jamu olahan atau jamu gendong. Jamu ini
dikonsumsi ketika anak IR sedang demam. Aktivitas yang dilakukan sehari-hari juga
sama seperti masyarakat disekitarnya yaitu makan, tidur, bekerja, berbincang-bincang
dengan keluarga maupun dengan masyarakat dan sebagainya.
9. Agama
Keluarga bapak T menganut agama Islam, dan mengatakan selama ini menjalankan
sholat, puasa, dan ibadah lainnya meskipun terkadang ibadah dilakukan sendi-sendiri.
Bapak T dan Ibu A jarang mengikuti pengajian yang diadakan di lingkungan RT 09
maupun RW 02. Namun anak IF dan IR rutin mengikuti pengajian setiap sore di
mushola RW 02.
10. Status sosial ekonomi
Bapak T bekerja sebagai supir angkot. Penghasilan Bapak T tidak menentu, lebih
kurang Rp. 30.000 per hari. Menurut ibu A, ia tidak bekerja untuk membantu bapak
T. Ibu A membantu bapak T untuk mengurus rumah dan anak-anak. Kebutuhan
rumah tangga yang biasanya dikeluarkan oleh keluarga bapak T yaitu biaya untuk
tagihan listrik, makan sehari-hari, untuk membeli susu An. MN serta biaya sekolah
An IF dan An IR. Tidak ada dana khusus untuk kebutuhan kesehatan. Sehingga, jika
ada anggota keluarga sakit, maka uang yang dikeluarkan terhitung kebutuhan
mendadak. Kebutuhan mendadak diambil dari uang yang ada. Kebutuhan air untuk
minum keluarga bapak T menggunakan air galon dan air untuk kebutuhan sehari-hari
mereka menggunakan air tanah.
11. Aktivitas rekreasi
Keluarga bapak T tidak memiliki jadwal untuk kegiatan rekreasi. Keluarga lebih
sering menghabiskan waktu liburnya di rumah dengan berkumpul di teras rumah
sambil berbincang-bincang atau menonton TV. Menurut Ibu A, jika ada rejeki lebih ia
akan mengajak anak-anak ke pusat perbelanjaan untuk mandi bola. Dengan kegiatan
tersebut, keluarga mengatakan bahwa mereka dapat menambah keakraban antara anak
juga orang tua, apalagi bapak T jarang berada di rumah karena harus bekerja sebagai
supir angkot.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga Bapak T saat ini adalah keluarga dengan anggota
keluarga usia sekolah, yaitu anak pertama Bapak T (An IR) saat ini berusia 9 tahun
dan masih berada di bangku kelas 4 SD. Tugas tahap perkembangan keluarga bapak T
yaitu:
- Membantu sosialisasi anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah anak dan
pergaulan yang sehat dengan teman sebaya
- Mempertahankan keintiman dengan pasangan
- Memenuhi kebutuhan hidup yang meningkat termasuk biaya kesehatan
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan yang belum terpenuhi antara lain:
- Bapak T dan ibu A belum sepenuhnya mempetahankan keintiman hubungan
mereka. Sering terjadi perselisihan anatara keduanya, terkadang nenek M (ibu
dari bapak T) ikut campur di dalamnya. Hal ini juga menyebabkan bapak T tidak
dapat mengambil keputusan sebagai kepala keluarga karena terkendala nenek M
yang ikut campur dalam masalah keluarga bapak T.
- Keluarga bapak T belum dapat memenuhi kebutuhan hidup terutama biaya
kesehatan. Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga tidak langsung
memberikan perawatan atau membawa anggota keluarga tersebut ke Puskesmas.
Misalnya saja anak MN yang sakit batuk pilek sudah berhari-hari tidak dibawa
berobat dengan alasan anak MN sudah biasa terkena batuk pilek, nanti akan
sembuh sendiri.
3. Riwayat keluarga inti
Bapak T dan ibu A bertemu di terminal Depok , kemudian berkenalan dan akhirnya
berpacaran. Setelah 2 tahun berpacaran, bapak T dan ibu A akhirnya menikah dan
dikaruniai 3 orang anak seperti saat ini.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat keluarga Bapak T: ayah dari bapak T berusia 90 tahun dan sedang menderita
stroke. Selama 1 tahun ini, ayah bapak T hanya tidur di atas tempat tidur dan tidak
mendapatkan pengobatan apapun. Sedangkan ibu dari bapak T tidak memiliki riwayat
kesehatan. Ibu dari bapak T masih berjualan nasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari dia dan suaminya, meskipun usianya telah mencapai 85 tahun.
Riwayat keluarga Ibu A: ayah dari ibu A meninggal di usia kurang lebih 37 tahun
karena menderita liver, sedangkan ibu dari ibu A sekarang telah menikah lagi dan
telah memiliki 3 orang anak.
Tidak ada kebiasaan kawin cerai, minum-minuman keras, berjudi dalam keluarga
bapak T maupun ibu A.

C. Lingkungan

1. Karakteristik rumah
Tipe rumah Bapak T adalah bangunan permanen dengan status kepemilikan rumah
nenek M (ibu bapak T). Rumah Bapak T memiliki 9 ruangan, yaitu empat kamar
tidur, satu ruang tamu, dua dapur, dua kamar mandi. Kamar tidur anak masih
bercampur dengan orang tua, terkadang anak IF tidur di depan TV. Kamar mandi
keluarga menggunakan model toilet jongkok. Ibu A mengatakan jarak septic tank
dengan sumber air sekitar 8 meter. Rumah Bapak T juga memiliki teras di bagian
depan rumah dan di sebelah kirinya digunakan untuk jemuran. Di sebelah kanan, ada
warung nasi milik nenek M yang juga berfungsi sebagai dapur pertama. Lantai rumah
terbuat lantai keramik. Ventilasi udara masuk melalui pintu depan, jendela depan,
serta pintu belakang. Sinar matahari dari jendela dan pintu depan kurang bisa
menjangkau ruangan di dalam rumah. Sumber air yang digunakan sehari-hari adalah
dari air tanah menggunakan pompa. Saluran pembuangan air adalah selokan yang
mengalir di depan rumah. Tempat pembuangan sampah adalah tong sampah yang
sampahnya diambil oleh petugas kebersihan setiap dua kali satu minggu, yaitu setiap
hari Senin dan Kamis.
Denah rumah
Dapur KM

kamar

kamar Ruang tamu

kamar

KM
kamar teras
Dapur
&
warung

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga yang ada di dekat rumah Bapak T mayoritas adalah orang Betawi. Beberapa
orang adalah pendatang yang mengontrak dan bekerja di PT. MEIWA. Hubungan
keluarga dengan tetangga akrab. Ibu A mengenal seluruh tetangga yang berada di
sekitar rumahnya dan terkadang ngobrol bersama tetangga, saling bertegur sapa jika
bertemu dan lewat didepan rumah. Terdapat jalan kecil (gang) di depan rumah
sehingga menjadi jalan umum, sering motor dan sepeda lewat di jalan tersebut.
Lingkungan disekitar tempat tinggal keluarga merupakan lingkungan yang cukup
padat penduduk. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain saling berhimpitan/
mempunyai jarak yang tidak terlalu luas. Mayoritas penduduk memiliki pekerjaan
sebagai tukang ojek, buruh, supir, karyawan pabrik.
3. Mobilitas geografis keluarga
Ibu A mengatakan sejak pernikahan, keluarga Bp. T tinggal di rumah orang tua bapak
T sampai saat ini.
Keluarga bapak T telah tinggal di kampung Palsigunung ini sejak menikah hingga
memiliki 3 anak seperti sekarang ini. Keluarga bapak T tidak mempunyai kendaraan
pribadi. Apabila keluarga ingin pergi ke tempat yang lebih jauh, maka keluarga
menggunakan angkutan umum. Akan tetapi bila jarak yang ditempuh tidak terlalu
jauh maka keluarga akan berjalan kaki. Rata-rata anggota keluarga bapak T keluar
rumah memulai aktivitas dari jam 5 pagi dan pulang petang jam 18.00, kecuali Ibu A,
An. IF, IR dan MN yang selalu berada di rumah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Bapak T tidak pernah merencanakan untuk berkumpul. Mereka berkumpul
bila memang kebetulan seluruh anggota keluarga ada di rumah. Ibu A begitu pula
dengan Bapak T jarang mengikuti pengajian di lingkungan sekitar rumah karena
bapak T terkadang tidak pulang ke rumah dan ibu A sangat repot dengan anak MN.
5. Sistem pendukung sosial keluarga
Menurut ibu A, jika keluarga memiliki masalah maka bapak T dan ibu A akan
berusaha menyelesaikannya. Jika keluarga tidak menemukan jalan keluar dari
masalahnya, bapak T akan meminta pendapat nenek M. Bapak T maupun ibu A
jarang meminta pendapat teman sesama supir ataupun tetangganya untuk masalah
keluarga mereka. Bapak T yang bekerja sebagai supir angkot menjadi tulang
punggung perekonomian keluarga. Jika ada kesulitan ekonomi, ibu A akan meminta
tolong pada orang tuanya, nenek M atau tetangganya.

D. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga


Pola komunikasi dalam keluarga adalah komunikasi terbuka, keputusan diambil oleh
bapak T setelah bermusyawarah bersama ibu A. Anak-anak selalu menceritakan
masalahnya kepada orang tua mereka. Anak diberi kebebasan untuk bermain dengan
teman sebayanya. Anggota keluarga bertemu setiap hari kecuali jika bapak T tidak
pulang ke rumah karena harus membawa angkot sampai larut malam bahkan
menjelang pagi lagi. Hal yang dibicarakan oleh keluarga biasanya tentang keadaan
anak-anak di rumah maupun sekolah. Menurut ibu A, jika ada masalah atau konflik
dalam rumah tangga yang tidak terkait dengan anak-anaknya hanya akan ibu A
bicarakan dengan bapak T.
2. Struktur kekuatan keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga berada di tangan bapak T selaku kepala
keluarga. Namun keputusan diambil setelah dimusyawarahkan bersama dengan ibu A.
Jika ada masalah mendesak dan terkait anak-anak, sedangkan bapak T tidak ada di
rumah maka Ibu A yang akan mengambil keputusan . dan setelah itu ibu A akan
membicarakannya dengan bapak T. Misalnya ketika anak MN sakit demam disertai
muntah akibat susu kadaluarsa, ibu A langsung membawa anak MN ke Puskesmas
tanpa menunggu keputusan bapak T.
3. Struktur peran
Peran formal:

• Bapak T bertanggung jawab sebagai pencari nafkah di keluarga dan juga sebagai
kepala keluarga.
• Ibu A berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga.
• An. IF merupakan anak pertama dan anak perempuan paling besar di keluarga.
• An. IR adalah anak kedua dan anak perempuan kedua di keluarga.
• An. MN merupakan anak bungsu atau anak terakhir dan anak laki-laki satu-
satunya di keluarga
Peran informal:

• Bapak T berperan dalam pengambilan keputusan penting dalam keluarga. Setiap


ada masalah, bapak T akan memutuskan jalan keluar yang akan diambil setelah
membicarakannya terlebih dahulu dengan Ibu A. Ibu A akan melaksanakan
keputusan yang telah ditetapkan oleh suaminya.
• Ibu A memegang peran dalam mengasuh anak-anak dan mengatur rumah. Ibu A
selalu ada di rumah sehingga mempunyai banyak waktu untuk keluarganya.
Memasak, mencuci baju, dan pekerjaan rumah lainnya dikerjakan Ibu A, dan
terkadang dibantu oleh anak-anaknya atau dibantu bapak T ketika libur kerja.
• An IF adalah siswa kelas 3 SD. Setiap hari Senin sampai dengan Jumat anak IF
melakukan aktivitas di sekolah dan hari Minggu libur dan berkumpul dengan
keluarga. Di setiap sore, anak IF mengikuti pengajian di Musholla RW02. An IF
terkadang membantu ibu A mengasuh An MN jika ibu A memiliki kerepotan.
• An IR adalah siswa kelas 2 SD. Setiap hari Senin sampai dengan Jumat anak IR
melakukan aktivitas di sekolah dan hari Minggu libur dan berkumpul dengan
keluarga. Di setiap sore, anak IF mengikuti pengajian di Musholla RW02.
• An MN belum mendapatkan tugas spesifik dalam keluarga.
4. Nilai, norma dan budaya
Nilai agama yang dianut oleh keluarga Bapak T sesuai dengan ajaran agama Islam.
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga bapak T menyesuaikan dengan nilai dan
norma yang berlaku di lingkungan sekitarnya, bahwa setiap kendali dalam rumah
tangga terdapat pada kepala keluarga yaitu bapak T. Ibu A dan anak-anaknya tunduk
terhadap setiap keputusan yang diambil oleh bapak T. Tidak ada nilai, norma, dan
budaya keluarga yang bertentangan dengan kesehatan secara umum.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif
Ibu A mengatakan bapak T bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari dalam keluarganya, baik biaya pangan sehari-hari, biaya sekolah anak-anak,
biaya kesehatan, dll. Ibu A berusaha mengatur dengan baik pengeluaran rumah tangga
dan menabung untuk biaya sekolah anak-anaknya atau untuk biaya tak terduga. Ibu A
mengajari saling mengasihi dan menghormati antar anggota keluarga. Anak-anak
terlihat saling menyayangi dan bermain bersama. An. IF dan IR terkadang bergantian
menggendong/mengasuh An. MN bila ibu A sedang sibuk mengurus rumah.
Hubungan antar kakak beradik dalam keluarga juga rukun. Ibu A langsung menegur
bila anaknya tidak berperilaku sopan saat ada tamu.
2. Fungsi sosialisasi
Anak-anak keluarga bapak T diberi kebebasan untuk bergaul dengan teman
sebayanya. Anak-anaknya mengatakan jarang timbul pertengkaran dengan teman-
temannya. Ibu A sering mengobrol dengan tetangga sekitar untuk tetap menjaga
hubungan sosial dengan tetangganya. Pekerjaan bapak T sebagai supir angkot
menjadikan bapak T agak jarang berinteraksi dengan tetangga karena sering pulang
malam bahkan pagi. An IF dan An IR biasanya bermain di sekitar rumah dengan
anak-anak tetangga. Di sore hari keduanya mengikuti pengajian di Mushollah RT 06
bersama teman-teman mereka.
3. Fungsi perawatan kesehatan

• Kegiatan sehari-hari bapak T selain menjadi supir angkot, di rumah bapak T


membantu ibu A untuk menjaga dan mengasuh An. MN jika ibu A repot dengan
pekerjaan rumah. Setelah bapak T bangun pagi, bapak T langsung mandi dan pergi ke
pangkalan angkot 112 di terminal Depok. Bapak T tidak pernah sarapan sebelum ia
berangkat bekerja. Jika bapak T bekerja mulai dari pagi hari, maka ia akan pulang
malam harinya, sekitar pukul 22.00. namun jika bapak T mulai bekerja siang hari atau
sore hari, bapak T akan pulang esok paginya sekitar pukul 05.00. Pola tidur bapak T
tidak teratur, begitu pula kebiasaan makannya. Bapak T mengatakan bahwa ia mandi
2x sehari dan menggosok gigi juga 2x sehari pada saat mandi saja. Bapak T
mengatakan bahwa ia tidak mempunyai masalah BAB atau BAK. Ia mengatakan
bahwa ia BAB setiap 3 hari sekali. Bapak T minum air putih sebanyak 1 botol sehari,
yaitu sekitar 600 mL. Bapak T mengatakan dirinya memiliki riwayat penyakit maag.
Menurut Bapak T, penyebab sakit maag yang dideritanya dikarenakan pola makan
yang tidak teratur. Jika Bapak T mulai mengalami rasa nyeri di perut dan perut terasa
kembung, ia segera meminum obat sakit maag (Promag). Bapak T juga mengatakan
sering merasa sakit kepala, pegal di pundak dan rasa berat di leher bagian belakang.
Jika kepala mulai terasa berat, bapak T akan meminum kopi sambil merokok. Ketika
ditanya mengenai penyakit darah tinggi, bapak T mengatakan beliau tidak memiliki
riwayat darah tinggi. Menurut bapak T, sakit kepala yang dirasakan karena kelelahan
dan akan hilang tanpa harus minum obat, cukup dengan tidur. Bapak T mengaku tidak
pernah memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas. Bapak T juga mengatakan tidak
tahu tentang penyakit darah tinggi.

• Kebiasaan ibu A sehari-hari adalah mengurus rumah tangga, ia selalu bangun


setengah lima pagi untuk menyiapkan sarapan anak-anak. Ia mandi 2x sehari dan
menggosok gigi juga 2x sehari yaitu pada saat mandi pagi dan sore hari. Ibu A
mengatakan bahwa kadang ia makan 1x sehari dan BAB setiap 3 hari sekali. Setelah
mempersiapkan anak-anaknya, ibu A bersiap mengantarkan kedua anaknya ke sekolah
dengan berjalan kaki. Hal ini dikarenakan sekolah anak-anaknya berada di seberang
jalan, sehingga ibu a ingin memastikan kedua anaknya sampai di sekolah dengan
selamat. Setelah pulang mengantar, ibu A membersihkan rumah. Pada siang harinya,
ibu A tidak menjemput anak-anaknya. Karena menurut ibu A, ada satpam sekolah
yang akan membantu anak-anaknya juga murid-murid yang lain untuk menyeberang
jalan. Ibu A akan beristirahat siang jika semua anak-anaknya telah makan siang dan
pergi tidur siang. Ibu A tidur malam setiap pukul 22.00 WIB. Ibu A mengatakan
dirinya memiliki riwayat penyakit maag. Ibu A juga sering mengalami nyeri di sakit
perut dan mual ketika telat makan yang ia ketahui sebagai penyakit maag. Jika gejala
perut datang, ibu A langsung makan agar sakitnya tidak semakin menjadi-jadi. Namun
terkadang perut menjadi lebih sakit, dan keras. Jika sakit maagnya tidak kunjung
sembuh, ibu A akan membeli obat warung, seperti Promag. Ibu A mengaku sering
memasak makanan yang pedas, seperti telur dan ikan yang dibumbui sambal balado.
Menurut ibu A, kedua anaknya (An. IF dan IR) sangat suka makanan tersebut, jika
tidak dibumbui sambal keduanya akan sulit makan. Menurut ibu A, sakit maag bukan
penyakit yang berbahaya, karena akan hilang dengan sendirinya hanya dengan obat
Promag. Beberapa hari sebelum mahasiswa datang berkunjung, ibu A mengalami
sakit kepala sebelah atau migrain. Menurut ibu A, migrain dirasakannya selama 3
hari. Ibu A sudah berusaha meminum obat warung seperti Bodrex Migra, tapi
migrainnya tak juga sembuh. Menurut ibu A, pusing kepala yang dirasakannya selama
ini disebut migren. Penyebabnya adalah banyak pikiran. Ibu A belum mengetahui
akibat migren. Selama ini jika migren Ibu A, Ibu A akan segera istirahat dan apabila
belum sembuh juga maka akan minum obat warung atau memakai koyo. Terlihat
beberapa koyo masih menempel di pelipis ibu A. Namun ketika ditanya apakah ibu A
masih merasakan migrain, ibu A mengatakan sudah tidak merasakan migrain.

• Pada saat pengkajian, An IF mengatakan dirinya sedang batuk pilek dan memiliki
gigi berlubang. Ketika ditanya kebiasaan makannya, An. IF makan 2-3 kali sehari
dengan porsi sedikit. An. IF mengaku suka makan makanan yang pedas. Tidak ada
keluhan dengan kebiasaan BAK dan BAB. An. IF BAB setiap 3 hari sekali. Setiap
pagi, sebelum berangkat sekolah An. IF membiasakan sarapan meskipun tidak banyak
nasi yang ia makan. An. IF tidak pernah membawa bekal dari rumah. Di sekolah, An.
IF mengaku sering membeli jajanan seperti es teh Sisri , mie gaul atau mie instan. An.
IF mengaku dilarang membeli permen oleh ibu A. Ia juga tidak suka membeli jajanan
coklat. Sepulang sekolah, An. IF mengerjakan PR yang diberikan guru di sekolah ,
setelah selesai ia pergi bermain dengan teman-temannya. An. IF jarang tidur siang.
An. IF sering pergi bermain dengan teman-temannya dan pulang menjelang sore
sebelum ia mengaji. Malam harinya, An. IF tidur pukul 21.00. Ketika ditanya
kebiasaan sikat gigi, An. IF mengaku hanya menggosok gigi di pagi hari sebelum ke
sekolah. Setelah makan maupun sebelum tidur, An. IF tidak menggosok gigi. Ia
mengaku malas untuk menggosok gigi. Dari hasil pengkajian, gigi geraham banyak
yang berlubang dan berwarna hitam. Menurut ibu A, An. IF pernah mengeluh sakit
gigi, meskipun tidak sampai membengkak.

• Kebiasaan makan An IR 2-3 kali sehari dengan porsi sedikit. An. IR mengaku juga
suka makan makanan yang pedas. Tidak ada keluhan dengan kebiasaan BAK dan
BAB. An. IR BAB setiap 3 hari sekali. Setiap pagi, An. IR membiasakan sarapan
sebelum berangkat ke sekolah. An. IR juga tidak pernah membawa bekal dari rumah.
An IR mengatakan dirinya pun sering mengalami batuk pilek dan giginya juga ada
yang berlubang. Kebiasaan jajan An. IR di sekolah sama dengan An. IF karena
mereka berada di sekolahan yang sama. Kebiasaan gosok gigi An. IR juga kurang
baik seperti An. IF. An. IR mengaku malas jika harus menggosok gigi. Ia hanya
menggosok gigi sebelum berangkat ke sekolah. Ketika ditanya pernah timbul sakit
gigi, An. IR mengatakan giginya pernah sakit hingga membengkak. Menurut ibu A,
ketika An. IF dan IR sakit gigi ia akan memberinya obat yang biasa dijual di warung
seperti Panadol. An. IF , An.IR dan ibu A mengatakan tidak tahu tentang gigi
berlubang dan bahayanya jika tidak merawat gigi. Ibu A juga mengatakan , semua
anaknya termasuk bapak T dan ibu A sendiri tidak pernah memeriksakan giginya ke
dokter atau Puskesmas. Menurut ibu A, anak IR juga pernah mengalami thypoid
hingga harus dirawat. An. IR tidur malam pukul 21.00, siang harinya An. IR juga
tidak pernah tidur.

• Kebiasaan An MN tidur setiap pukul 21.00 , bangun pagi pukul 08.00 dan tidur
lagi pukul 11.00 dan siang pukul 14.00. dalam sehari An. MN minum susu sebanyak
5-6 botol sehari. An. MN BAB setiap hari. An. MN makan bubur bayi setiap pagi dan
sore sebanyak 1 porsi, dan siang hari setengah porsi, karena di siang hari An. MN
lebih banyak minum. Terlihat An MN sedang mengalami batuk pilek saat pengkajian.
Menurut ibu A anak MN sering mengalami hal ini, dan ibu A tidak memeriksakan
anak MN ke Puskesmas. Asalkan susu formula diberikan pada anak MN tidak
terlambat, anak MN tidak akan rewel meski dia sedang pilek. Ketika ditanya
mengenai penyakit ISPA atau yang lebih dikenal sebagai batuk pilek, ibu A menjawab
hal ini sangat biasa terjadi jika cuaca sedang tidak baik dan penyakit ini akan sembuh
dengan sendirinya. Menurut ibu A, jika batuk pilek pada An. MN disertai demam
berhari-hari, maka ia akan membawanya ke bidan atau Puskesmas Cimanggis. An.
MN sudah mendapatkan imunisasi lengkap.

F. Stress dan Koping Keluarga

1. Stress jangka pendek


Stressor jangka pendek pada keluarga Bapak T yaitu anak MN yang sedang
mengalami muntah akibat susu kadaluarsa. An. MN menjadi susah makan dan
minum, sering rewel. Ibu A mengatakan kebingungan, bapak T yang baru pulang
kerja pun tidak bisa istirahat.
2. Stress jangka panjang
Stressor jangka panjang pada keluarga Bapak T yaitu tentang biaya pendidikan anak
IF dan IR juga biaya kesehatan semua anggota keluarga.
3. Koping yang digunakan
Koping yang digunakan oleh keluarga dalam mengatasi muntah pada anak MN adalah dengan
membawa ke puskesmas. Sedangkan untuk mengatasi stessor jangka panjang Bapak T dan
ibu A mulai menabung sedikit demisedikit dari penghasilan bapak T.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Bapak T dan ibu A tidak pernah bertengkar di depan anak-anaknya. Bapak T dan ibu
A tidak pernah bertengkar adu mulut atau sampai memukul pasangannya, hanya
silang pendapat atau beda prinsip yang biasa diselesaikan dengan diskusi berdua
secara baik-baik saat emosi Bapak T dan ibu A sudah mereda. Jika anak-anaknya
melakukan kesalahan, bapak T dan ibu A menegur dengan baik-baik. Keluarga
adakalanya marah terhadap sikap anak-anaknya jika membuat kesalahan dan kadang-
kadang membiarkan anak-anaknya bila sudah tidak mampu mengatasinya.

G. Harapan keluarga terhadap perawat

Keluarga mengharapkan dengan adanya mahasiswa masalah kesehatan dalam keluarga


dapat terbantu. Keluarga juga berharap dapat terus dipantau kondisi kesehatan keluarga
sehingga keluarga dapat selalu dalam keadaan sehat.
H. Pemeriksaan Fisik

Jenis
Bapak T Ibu A An IF An IR An MN
pemeriksaan
Suhu 36,1oC 36,0oC 36,5o C 36,3o C 36,5o C
Nadi 85 x/menit 75 x/menit 82 x/menit 80 x/menit 130 x/menit
RR 16 x/menit 14 x/menit 24 x/menit 22 x/menit 35 x/menit
TD 130/90 mmHg 110/70 mmHg - - -
BB 64 kg 68 kg 30 kg 23 kg 10 kg
TB 165 cm 160 cm 135 cm 126 cm 71 cm
Kepala tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi,
rambut normal, penyebaran penyebaran penyebaran penyebaran
rambut terlihat rambut merata, rambut merata, rambut merata, rambut merata,
memutih rambut normal rambut normal rambut normal rambut normal
Mata konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,
pupil isokor pupil isokor pupil isokor pupil isokor pupil isokor
Telinga tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan, bersih keluhan, bersih keluhan, bersih keluhan, bersih keluhan, bersih
Hidung tidak ada tidak ada ada sekret ada sekret ada sekret
keluhan, tidak keluhan, tidak
ada sekret ada sekret
Mulut dan gigi tidak ada gigi tidak ada gigi ada yang gigi geraham gigi susu ada 7,
gigi yang berlubang yang berlubang berlubang, dan seri ada 4 gigi atas dan 3
geraham kanan yang berlubang gigi bawah
dan kiri, dan berwarna
berwarna hitam hitam
Leher tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah kelenjar getah
bening bening bening bening bening
keluhan: rasa
berat di tengkuk
Dada/thorax Simetris Simetris Simetris Simetris Simetris
Abdomen tidak ada Keluhan : perih tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan jika telat makan keluhan keluhan keluhan
Ekstremitas tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan
Kulit tidak ada Tidak ada Tidak ada tidak ada tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan keluhan

You might also like