Professional Documents
Culture Documents
Derry Try Febriansyah - 01.2017.1.05384 - P - Analisis Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Probolinggo
Derry Try Febriansyah - 01.2017.1.05384 - P - Analisis Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Probolinggo
PELABUHAN PROBOLINGGO
SEMINAR PROPOSAL
Disusun oleh :
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini yang
berjudul “Analisis perencanaan pengembangan pelabuhan probolinggo” Proposal
skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Strata-1 Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
PRAKATA..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
1.6 Lokasi........................................................................................................4
2.3.1 Kapal....................................................................................................19
3.1 Metodologi..............................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................46
DAFTAR GAMBAR
1.6 Lokasi
Pelabuhan Probolinggo merupakan pelabuhan penyangga dari keberadaan
pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan JIIPE Gresik. Letak lokasi
penelitian ini berada di wilayah Kota Probolinggo di Jalan Terminal Umum
DABN Mayangan, Kota Probolinggo. Pelabuhan Probolinggo secara geografis
terletak pada posisi 7º-12’-16,1” LS dan 112º-40’-09,1” BT, dengan batas darat
yang masuk ke dalam kelurahan mayangan ke wilayah Kota Probolinggo dapat
dilihat pada gambar 1.1. Pelabuhan ini dikelola oleh PT. Delta Artha Bahari
Nusantara yang berkantor pusat di Jl. Terminal Umum DABN No.4 Mayangan
cabang Probolinggo.
6
2.1.1 Hierarki Pelabuhan
a) Pelabuhan Utama
Pelabuhan Utama merupakan pelabuhan yang berfungsi sebagai
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri maupun luar negeri.
Perolehan muatan angkutan laut dalam negeri maupun luar negeri
dalam jumlah cukup besar. Pelabuhan utama juga bisa sebagai tempat
untuk asal tujuan penumpang atau barang, serta mengangkut untuk
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar beberapa provinsi.
b) Pelabuhan Pengumpul
Pelabuhan pengumpul merupakan pelabuhan yang berfungsi
sebagai melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri. Perolehan
muatan angkutan laut dalam negeri dengan jumlah menengah.
Pelabuhan pengumpul juga bisa sebagai tempat untuk asal tujuan
penumpang atau barang, serta mengangkut untuk penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antar beberapa provinsi.
c) Pelabuhan Pengumpan
Pelabuhan pengumpan merupakan pelabuhan yang berfungsi
sebagai melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri. Perolehan
muatan angkutan laut dalam negeri dengan jumlah terbatas. Pelabuhan
pengumpan juga bisa sebagai tempat untuk asal tujuan penumpang
atau barang,serta mengangkut untuk penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antar beberapa provinsi.
d) Pelabuhan Pengumpan Regional
Pelabuhan Pengumpan Regional merupakan pelabuhan yang
berfungsi sebagai melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri.
Perolehan muatan angkutan laut dalam negeri dengan jumlah terbatas.
Pelabuhan ini merupakan pengumpan bagi Pelabuhan Utama dan
Pelabuhan Pengumpul. Pelabuhan ini juga bisa sebagai tempat untuk
asal tujuan penumpang atau barang, serta mengangkut untuk
7
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar beberapa kabupaten
atau kota dalam provinsi.
e) Pelabuhan Pengumpan Lokal
Pelabuhan Pengumpan Lokal merupakan pelabuhan yang
berfungsi sebagai melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri.
Perolehan muatan angkutan laut dalam negeri dengan jumlah terbatas.
Pelabuhan ini merupakan pengumpan bagi Pelabuhan Utama dan
Pelabuhan Pengumpul. Pelabuhan ini juga bisa sebagai tempat untuk
asal tujuan penumpang atau barang, serta mengangkut untuk
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar beberapa kabupaten
atau kota dalam provinsi.
8
d) Industry Entity (Entitas Industri)
Pelabuhan yang berfungsi sebagai kawasan industri. Hal ini
dapat menyebabkan area di sekitar pelabuhan lalu lintasnya semakin
padat dan ramai. Karena banyaknya perkembangan industri yang
beroperasi pada ekspor atau import barang dari suatu negara.
Setiap berbagai pihak mempunyai pandangan masing-masing terhadap
fungsi pelabuhan menurut kepentingannya. Fungsi pelabuhan bagi pemilik
kapal adalah untuk pelayanan kapal selama bertambat di pelabuhan secara
efesien, sehingga waktu kegiatan kapal dapat diproses lebih cepat. Bagi
pengirim barang, terselenggarannya aliran barang yang masuk dan keluar
dari pelabuhan sangat lancar, sehingga biaya yang ditimbulkan sangatlah
rendah, karena menghitung nilai dan bunga uang pada barang sebagai biaya
untuk menyimpan barang.
9
Pelabuhan sebagai titik simpul dari wilayah pendukung atau pengaruh
(Hinterland) yang sangat mengetahui hubungan antar daerah daerah lain.
Hinterland merupakan daerah belakang dari suatu pelabuhan yang memiliki
hubungan penting dalam perekonomian, sosial, dan sebagainya dengan pe-
labuhan tersebut. Secara geografis wilayah pendukung atau daerah pengaruh
(Hinterland) dapat dipisah karena faktor aksesibilitas dan volume arus
muatan sangatlah berpengaruh dalam menentukan ukuran jarak dari daerah
pengaruh (Hinterland). Misalnya Jawa Barat merupakan daerah pengaruh
(Hinterland) dari Pelabuhan Tanjung Priok, sedangkan Pelabuhan Makassar
mempunyai daerah pengaruh (Hinterland) yang berupa pulau-pulau dan
laut-laut sekitarnya.
10
2. Ditinjau dari Perdagangan Nasional dan Internasional
a) Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut ini merupakan pelabuhan yang digunakan
untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan kepada
kapal bendera asing ketika memasuki pelabuhan. Fasilitas
tersebut meliputi kegiatan bongkar atau muat barang, menaikkan
atau menurunkan penumpang serta kegiatan yang lainnya.
b) Pelabuhan Pantai
Pelabuhan Pantai ini merupakan pelabuhan yang di-
gunakan untuk menyediakan perdagangan dalam negeri. Karena
kapal bendera asing tidak bisa bebas untuk menyinggahi
pelabuhan tersebut. Jika kapal asing masuk ke wilayah pe-
labuhan tersebut harus meminta ijin terlebih dahulu kepada
pihak pengelola pelabuhan tersebut.
11
Pelabuhan minyak ini merupakan pelabuhan yang sengaja
dijauhkan dari kepentingan umum demi keamanan tertentu.
Seperti biasanya, pelabuhan minyak ini tidak memerlukan
dermaga atau pangkalan yang dapat menahan muatan yang
besar, cukup hanya dengan membuat seperti jembatan perancah
atau tambatan yang menjorok ke laut supaya mendapatkan
kedalaman air yang cukup besar.
Bongkar muat yang dilakukan oleh kapal di pelabuhan
minyak dengan cara pipa-pipa penyalur yang sengaja diletakkan
dibawah jembatan agar lalu lintas yang berada di jembatan tidak
terganggu. Tetapi pada tempat di dekat kapal yang merapat, pipa
-pipa yang berada di atas jembatan juga ditempatkan pipa uap
untuk membersihkan tangki kapal dan pipa air untuk supai air
tawar.
c) Pelabuhan Barang
Pelabuhan barang ini merupakan pelabuhan yang di-
lengkapi dengan berbagai fasilitas-fasilitas untuk melakukan
proses bongkar muat barang. Kondisi perairan pada pelabuhan
barang ini harus cukup tenang, supaya mudah melakukan proses
bongkar atau muat barang. Pelabuhan barang ini didirikan oleh
pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta
yang digunakan untuk keperluan transpor atau impor hasil
produksinya.
Pada dasarnya pelabuhan barang ini harus mempunyai
per-lengkapan-perlengkapan, sebagai berikut ini :
- Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung
seluruh panjang kapal, ±80% dari panjang kapal.
- Memiliki halaman dermaga yang cukup lebar diper-
gunakan untuk keperluan bongkar atau muat barang.
- Mempunyai lapangan penumpukan, gudang atau
penyimpanan barang yang ada di belakang halaman
dermaga.
12
- Menyediakan jalan dan halaman untuk mengambil atau
memasukkan barang dari gudang serta memiliki fasilitas
untuk reparasi.
Sebelum melakukan proses bongkar atau muat barang dari
kapal maka barang muatan tersebut harus ditempatkan pada
halaman dermaga. Bentuk dan ukuran halaman dermaga
tergantung pada jenis muatan yang bisa berupa :
- Barang umum (general cargo) yaitu barang-barang yang
dibungkus dalam peti lalu dikirim dalam bentuk satuan.
- Barang curah/lepas (bulk cargo) yaitu barang yang dimuat
tanpa dibungkus, contohnya biji-bijian, jagung, batu bara,
minyak, dan sebagainya.
- Peti kemas (container) yaitu suatu kotak yang berbentuk
empat persegi panjang digunakan sebagai pembungkus
untuk mengangkut sejumlah barang. Peti kemas me-
mpunyai 6 macam ukuran yang telah distandarisasi yaitu :
8x8x5ft3 berat maks 5 ton; 8x8x7ft3 berat maks 7 ton;
8x8x10ft3 10 ton; 8x8x20ft3 20 ton; 8x8x25ft3 berat maks
25 ton; 8x8x40ft3 berat maks 40 ton.
d) Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan/terminal penumpang ini merupakan pelabuhan
yang digunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan
berpergian dengan menggunakan kapal penumpang. Pelabuhan
penumpang ini melayani setiap segala kegiatan yang ber-
hubungan dengan orang yang berpergian. Maka dilengkapi
dengan berbagai fasilitas seperti ruang tunggu, kantor, loket
penjualan tiket, musholla, toilet, kantor irigasi, kantor bea cukai
dan sebagainya.
e) Pelabuhan Campuran
Penggunaan pelabuhan campuran ini merupakan pe-
labuhan yang sangat terbatas dalam penggunaan untuk barang
dan penumpang, serta untuk keperluan minyak dan ikan tetap
13
terpisah. Keperluan bongkar muat minyak pada pelabuhan ini
juga menggunakan jembatan atau dermaga. Pada jembatan dan
dermaga juga harus diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan
minyak pada kapal.
f) Pelabuhan Militer
Pelabuhan militer ini merupakan pelabuhan yang memiliki
daerah perairan yang cukup luas. Karena pelabuhan ini untuk
pergerakan kapal perang dan letak bangunan juga cukup
terpisah. Konstruksi tambatan dan dermaga yang dimiliki
pelabuhan militer ini hampir sama persis dengan dermaga
pelabuhan barang. Tetapi kondisi situasi, fasilitas pelabuhan dan
perlengkapannya saja yang berbeda.
14
Pelabuhan semi alam (semi natural harbour) merupakan
pelabuhan campuran dari pelabuhan alam dan buatan. Pelabuhan
ini dilindungi oleh perlindungan buatan dan lidah pantai hanya
pada alur masuknya. Contoh pelabuhan semi alam ini terletak
pada pelabuhan Bengkulu, karena pelabuhan ini memanfaatkan
teluk yang sudah dilindungi oleh lidah pasir untuk kolam
pelabuhan, serta di pelabuhan ini melakukan pengerukan pada
lidah pasir guna membentuk saluran sebagai akses jalan
keluar/masuknya kapal.
15
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu dan Research Gap (Lanjutan)
Parameter Perbedaan
Penulis Judul Teknik Material/
Lokasi Hasil
Pengujian Metode
Ryan Perencanaan Analisis data Madura Mengguna Untuk mengetahui
Rakhmad Pelabuhan dengan -kan demand daya lalu
Haryadha Pengumpul : Metode Metode (throughput)
Studi Kasus Center of Center of pelabuhan
Sumenep gravity gravity pengumpul untuk
Kepulauan dengan wilayahsumenep
pendekatan pada tahun 2040,
biaya logistik Untuk mengetahui
untuk di mana lokasi
merencanak- pelabuhan
an perkemba- pengumpul
ngan kepada diwilayah
pelabuhan Kepulauan
pengumpul Sumenep, Untuk
mengetahui
kebutuhan fasilitas
yang sesuai untuk
pelabuhan
pengumpul, dan
untuk mengetahui
berapa jumlah
penurunan biaya
logistik dengan
adanya pelabuhan
pengumpul.
16
Tabel 2. 3 Penelitian Terdahulu dan Research Gap (Lanjutan)
Parameter Perbedaan
Penulis Judul Teknik Material/
Lokasi Hasil
Pengujian Metode
Ginanjar Model Analisis data Proboli- Mengguna Untuk mengetahui
pranaditya pengembang- menggunakan nggo -kan hubungan
fakhringgi an pelabuhan software Metode produktifitas alat
pengumpan: Arena 14 dan software bongkar atau muat
Studi kasus melakukan Arena 14 dengan adanya
pelabuhan uji verifikasi kinerja peralatan
Tanjung serta validasi bongkar atau muat
Tembaga dan running di pelabuhan
Probolinggo tanjung tembaga,
Untuk dapat
membuat proses
bongkar atau muat
barang yang efektif
dan efisien di
pelabuhan tanung
tembaga, Untuk
memberikan
masukan kepada
para mahasiswa
yang tertarik pada
bidang Pelabuhan,
dan mengetahui
utilitas eksisting
peralatan bongkar
atau muat di
pelabuhan Tanjung
Tembaga.
17
Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu dan Research Gap (Lanjutan)
Parameter Perbedaan
Penulis Judul Teknik Material/
Lokasi Hasil
Pengujian Metode
Sahdan Analisa Analisis data Medan Mengguna Hasil dari
amiron kelayakan menggunakan -kan menggunakan
HSB ukuran Berth metode Metode BOR
panjang occupancy Berth (Berth occupancy
dermaga, ratio (BOR) occupancy ratio) untuk
gudang untuk men- ratio mengetahui
bongkar muat cari volume (BOR) karakteristik kapal
barang dan kunjungan yang beroperasi di
sandar kapal kapal, kap- terminal curah cair
Studi kasus asitas ang- dermaga ujung
Pelabuhan kutan pipa baru pelabuhan
Belawan dan kapasitas belawan, Untuk
tangki timbun mengevaluasi
panjang dermaga
saaat iniatau pada
kondisi eksisting,
Untuk
mengevaluasi
fasilitas sistem
angkutan pipa yang
digunakan pada
terminal curah cair
dermaga ujung
baru pelabuhan
belawan.
18
Tabel 2. 5 Penelitian Terdahulu dan Research Gap (Lanjutan)
Parameter Perbedaan
Penulis Judul Teknik Material/
Lokasi Hasil
Pengujian Metode
Agus Aji Analisis Analisis Semara- Mengguna Hasil dari Metode
Samekto optimasi peramalan ng -kan kurva program
peralatan arus peti metode SPSS untuk
bongkar muat kemas men- kurva mengevaluasi
peti kemas di ggunakan estimasi ketersediaan
unit terminal model program fasilitas dan
peti kemas peramalan SPSS peralatan untuk
tanjung emas regresi menangani bongkar
semarang dengan kurva muat peti kemas
estimasi dan meneliti
program kemungkinan
SPSS apakah fasilitas dan
peralatan bongkar
muat peti kemas
yang dimiliki sudah
cukup memadai,
guna menjaga
kelancaran
penanganan
bongkar muat peti
kemas, yang sesuai
dengan permintaan
arus peti kemas
pada tahun yang
direncanakan.
19
2.3 Jenis Angkutan Air
2.3.1 Kapal
Kapal merupakan transportasi angkutan air yang bisa digunakan untuk
mengangkut barang atau muata tertentu. Tiap jenis-jenis kapal memiliki
ciri-ciri dalam menangani suatu muatannya. Karena muatan kapal ini bisa
juga berbentuk seperti benda gas, cair, dan padat. Ukuran, jenis, jarak dan
besar muatannya yang menentukan ukuran bentuk teknis kapalnya. Pe-
rencanaan panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan digunakan untuk
merencanaan pelabuhan dan fasilitas-fasilitasnya lainnya yang tersedia di
wilayah pelabuhan.
20
h) Length Between Perpendicullars atau Lpp (panjang garis air)
adalah ukuran panjang antara kedua ujung design load water
line. panjang garis air sekitar 95% dari panjang total.
1. Kapal Penumpang
Kapal penumpang memungkinkan untuk mengangkut alat
transportasi seperti kendaraan bermotor, mobil, bis, truk, beserta
dengan penumpang-penumpangnya. Ukuran kapal penumpang pada
umumnya berukuran relatif lebih kecil.
2. Kapal Barang
Kapal barang ini khusus digunakan untuk melakukan angkutan
barang-barang atau muatan yang lainnya, Secara umum kapal barang
inimemiliki ukuran yang relatif lebih besar dari pada ukuran kapal
penumpang. Berikut ini adalah jenis-jenis dari kapal yaitu :
a) Kapal Barang Umum (General Cargo Ship)
Kapal ini berfungsi sebagai kapal pengangkut bermacam-
macam muatan umum (General Cargo Ship). Muatan umum
tersebut seperti barang yang dibungkus dalam peti, karung dan
sebagainya yang di naikkan ke kapal lalu dikirim kepada
beberapa tujuan pelabuhan.
b) Kapal Barang Curah (Bulk Cargo Ship)
Kapal ini berfungsi sebagai kapal pengangkut muatan
dalam jumlah banyak. Contoh muatan kapal ini seperti gula,
beras, jagung, gandum, batu bara, biji besi, dan lain sebagainya.
Kapal ini memiliki jumlah kapasitas muatan yang sebesar
21
175.000 DWT dengan panjang 330m, lebar 48,5m, dan sarat
18,5m³.
c) Kapal Peti Kemas
Kapal ini berfungsi sebagai kapal pengangkut peti kemas
yang standar. Kapal ini mempunyai rongga untuk menyimpan
peti kemas yang berukuran standar. Peti kemas di angkat ke atas
permukaan kapal di area terminal peti kemas dengan meng-
gunakan kran (crane) atau derek khusus yang dilakukan di
dermaga, maupun derek yang berada di atas kapal itu sendiri.
3. Kapal Tanker
Kapal tanker ini khusus digunakan untuk angkutan benda cair,
seperti minyak. Kapal tanker ini memiliki ukuran yang relative cukup
besar, karena kapal tanker ini bisa mengangkut variasi muatan-muatan
antara beberapa ribu ton, maupun hingga ratusan ton. Kapal tanker ini
memiliki panjang 414m, lebar 63m, dan sarat 28,5m. Kapal tanker
dibagi menjadi beberapa kompartmen yang berupa tangki-tangki
minyak guna untuk menjaga kestabilan kapal.
4. Kapal Khusus
Kapal khusus ini sengaja dipergunakan untuk angkutan barang-
barang atau muatan tertentu. Misalnya seperti dagung beku,
sedangkan sisi lain dari kapal ini juga bisa mengangkut seperti benda
gas alam, benda cair, dan sebagainya.
5. Kapal Ikan
Kapal ikan ini digunakan khusus untuk melakukan pencarian
atau untuk menangkap ikan disekitar laut. Seperti potensi daerah
penangkapan ikan, fasilitas-fasilitas yang ada pada kapal ikan ini
hanya alat untuk menangkap ikan, serta jarak tangkapan ikan, dan lain
sebagainya.
22
datang. Seperti ukuran atau dimensi berbagai fasilitas pelabuhan tersebut
tergantung dari karakteristik kapal. Berikut ini merupakan data dari ukuran
jenis, bobot dan dimensi kapal.
23
Pada saat ini terdapat ribuan pelabuhan di dunia, secara fisik berfungsi
sebagai jembatan penghubung antara transportasi darat dan laut. Fungsi dan peran
pelabuhan pun semakin berkembang dari masa ke masa selaras dengan
perkembangan aspek-aspek yang terkait. Latar belakang pengelolaan dan pe-
ngoperasian terhadap konsep atau teori pengembangan/perencanaanya. (PT.
Pelabuhan Indonesia, 2009)
24
Merupakan perencanaan dalam jangka waktu 15 tahun. Perencanaan
tersebut yang berisi tentang perencanaan induk strategi dan pengembangan
berbagai fasilitas-fasilitas pada pelabuhan.
25
kapal, sebagai tempat uji coba kapal, tempat untuk kapal mati,
keperluan darurat, dan kegiatan kepariwisataan atau perhotelan.
1. Dermaga
Dermaga merupakan suatu bangunan yang ada di pelabuhan guna
untuk menambatkan kapal dan merapatkan kapal yang akan melakukan
proses bongkar atau muat barang serta menaikkan atau menurunkan
penumpang atau barang. Bentuk ukuran atau dimensi dermaga ini sangatlah
tergantung dari jenis-jenis kapal yang melakukan tambatan pada suatu
dermaga tersebut.
Pada pelabuhan probolinggo saatini sudah memliki dua dermaga yang
keseluruhan dermaganya ber tipe jett. Berikut ini merupakan ukuran dan
fasilitas-fasilitas yang ada pada dermaga 1 dan dermaga 2.
26
Trestle Panjang 240 m
Lebar 9,6 m
DWT kapal 30.0000 DWT
Sumber : Data PT.DABN cabang probolinggo
27
dari beberapa unit sesuai dengan kapasitas yang di inginkan oleh penyedia
jasa dermaga tersebut. Peralatan bongkar muat yang ada di Pelabuhan
Probolinggo semuanya bersifat portable atau bisa dipindahkan, peralatan
tersebut akan disiapkan sesuai dengan komoditi yang di bongkar maupun di
muat ketika kapal akan bersandar. Gambar dibawah ini adalah menunjukan
peralatan bongkar muat yang dipakai oleh Pelabuhan Probolinggo untuk
melayani kostumernya.
28
Sumber : Hasil Survey Data Pribadi
Gambar 2. 5 DumpTruck
29
Menurut Triatmodjo (2010), Berikut ini adalah formula perhitungan
untuk menentukan luasan lapangan penumpukan adalah sebagai berikut :
T X Trt X Sf
A= ……………..………………..……………………
365 X Sth X (1−BS)
(1)
dimana :
Sf = Storage factor
2.6.3 Gudang
30
T X Trt X Sf
A= ……………..…………………..…………………
365 X Sth X (1−BS)
(3)
dimana :
A = Luas gudang [m²]
T = Througput per tahun [ton]
Trt = Transit time [hari]
Sf = Storage factor
Sth = Stracking height [m]
BS = Broken storage of cargo [%]
365 = Jumlah hari dalam satu tahun
Satuan = Ton / m³
2.6.5 Dermaga
dimana :
31
Jagaan = panjang jagaan antar kapal [m]
dimana :
n = jumlah tambatan
dimana :
R = L + 6D + 30
32
Menurut Triatmodjo (2010), Berikut ini adalah formula perhitungan
untuk mencari luasan area tempat sandar kapal adalah sebagai berikut :
dimana :
A = luas perairan untuk tempat sandar kapal per satu kapal [m²]
33
dibongkar atau dimuat di pelabuhan probolinggo. Selain batu bara ada juga
barang potongan (general cargo), jagung dan gula yang dilakukan untuk
bongkar atau muat pada pelabuhan tersebut. Berikut ini adalah tabel
prosentase jenis muatan pada tahun 2020 dibawah ini :
34
Merupakan jumlah waktu tunggu kapal yang sedang bertambat
yang terhitung dari kapal sejak melakukan tambatan setelah tiba
dilokasi area labuh sampai kemudian kapal kembali bergerak menuju
ke area tambatan.
b) Waktu Pelayanan Pemanduan (Approach Time/AT)
Merupakan jumlah waktu pelayanan yang dimana kapal melepas
jangkar menuju ke perairan lokasi area labuh sampai dengan mengikat
tali di tambatan atau malah sebaliknya.
c) Waktu Efektif (Effective Time/ET)
Merupakan jumlah waktu yang efektif, karena waktu tersebut
efektif tersebut dipergunakan untuk melakukan proses kegiatan
bongkar atau muat barang selama kapal masih berada di tambatan.
d) Berth Time (BT)
Merupakan jumlah waktu selama kapal beroperasi di tambatan,
waktu yang terhitung yaitu sejak kapal mengikat tali pada tambatan
sampai kapal melepaskan tali pada tambatan.
e) Receiving/Delivery
Merupakan jumlah tingkat kecepatan pelayanan dalam
penyerahan atau penerimaan di terminal peti kemas, waktu terhitung
dari saat alat angkut tersebut memasuki pelabuhan hingga keluar dari
pelabuhan yang dicatat di pintu masuk atau keluar.
f) Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR)
Merupakan jumlah tingkat perbandingan antara waktu
penggunaan dermaga dengan waktu dermaga yang siap beroperasi
dalam periode tertentu, lalu waktu tersebut dinyatakan dengan
prosentase.
g) Tingkat Penggunaan Gudang (Shed Occupancy Ratio/SOR)
Merupakan jumlah tingkat perbandingan antara waktu
penggunaan gudang dengan waktu gudang yang telah tersedia dalam
periode tertentu, lalu waktu tersebut dinyatakan dengan prosentase.
h) Tingkat Penggunaan Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy
Ratio/ YOR)
35
Merupakan jumlah tingkat perbandingan antara waktu
penggunaan lapangan penumpukan dengan waktu lapangan
penumpukan yang siap beroperasi dalam periode tertentu, lalu waktu
tersebut dinyatakan dengan prosentase.
i) Kesiapan Operasi Peralatan Pelabuhan
Merupakan jumlah tingkat perbandingan antara waktu
penggunaan peralatan yang sedang beroperasi dengan waktu peralatan
yang telah tersedia dengan periode waktu yang telah ditentukan.
BOR dapat dihitung pada masing-masing tiap dermaga, dan nilai dari
BOR tersebut sangat tergantung dari beberapa jenis parameter berikut ini :
36
dermaga. Karena suatu dermaga yang digunakan untuk bertambatnya
suatu kapal dapat melayani suatu dari yang berukuran besar atau lebih
dari satu kapal, dan kapal yang berukuran lebih kecil.
c) Produktivitas kerja untuk bongkar muat
Produktivitas kerja untuk bongkar muat barang perlu dilakukan
sistem untuk penanganan suatu barang terhadap masing-masing jenis
muatan yang diangkut. Produktifitas kerja pada suatu pelabuhan
sangat berbeda dengan pelabuhan lainnya, karena pelabuhan ini juga
memiliki ketergantungan pada tiap peralatan bongkar muat dan tenaga
kerja.
d) Jumlah gang yang bekerja
Jumlah gang yang bekerja merupakan kegiatan bongkar muat
yang perlu dilakukan oleh tenaga kerja dalam suatu kelompok yaitu
disebut dengan gang. Jumlah kelompok atau gang untuk melakukan
proses kegiatan bongkar muat tergantung pada ukuran dimensi kapal
dan volume barang yang dilayani.
e) Jam kerja dan jumlah shift kerja
Jam kerja dan jumlah shift kerja dalam penanganan suatu barang
juga sangat berpengaruh pada kinerja pelabuhan. Ketika pelabuhan
besar memiliki waktu yang sangat padat, pada waktu jam bekerja
selama 24 jam sehari dengan jumlah 3 shift untuk orang pekerja.
Selain itu untuk pelabuhan kecil hanya bisa memiliki waktu selama 8
jam kerja dalam satu hari.
f) Panjang tambatan
Panjang tambatan pada suatu dermaga yang cukup panjang bisa
dipergunakan untuk merapatkan jumlah kapal lebih dari satu buah
kapal, maka dari itu antrean kapal bisa dapat berkurang. Berbeda
dengan tambatan tunggal, karena pada tambatan tersebut hanya bisa
dipergunakan secara bergantian.
g) Hari kerja efektif per tahun
37
Hasil kerja efektif per tahun pada nilai BOR dapat dihitung ber-
dasarkan perhitungan waktu hari kerja dengan mempertimbangkan
waktu pemeliharaan.
h) Cadangan waktu untuk tidak bekerja selama kapal bersandar
Cadangan waktu untuk tidak bekerja selama kapal bersandar
setelah kapal melakukan sandar pada suatu dermaga untuk kegiatan
bongkar muat secara tidak langsung dilakukan kegiatan tersebut.
Demikian juga seperti kapal yang telah selesai melakukan proses
bongkar muat barang, kapal tidak boleh langsung meninggalkan suatu
dermaga.
- Tambatan Tunggal
Apabila dermaga hanya digunakan untuk satu tambatan,
penggunaan dermaga tidak dipengaruhi oleh panjang kapal dan nilai
BOR ditentukan dengan persamaan berikut :
Σ Waktu tambat
BOR= x 100 %…………….....................…………(9)
Waktu efektif
dimana :
BOR = Berth occupancy ratio [%]
Waktu tambat = Waktu sejak kapal tertambat dengan sempurna di
dermaga sampai lepas sandar [hari]
Waktu efektif = Total waktu operasi pelabuhan dalam satu periode
Satu tahun [hari]
38
Jagaan = Jarak aman antar kapal di tambatan. 10m
untuk kapal kecil, 20m untuk kapal besar.
Panjang Tambatan = Panjang permukaan dermaga yang bisa
digunakan untuk bersandar kapal [m]
Σ hari tambat
St = x 100 %…………………………..……(12)
Σ kapal yang tambat
dimana :
BOR = Berth occupancy ratio [%]
Vs = Jumlah kapal yang dilayani [unit/tahun]
St = Service time [jam/hari]
n = Jumlah tambatan
Waktu efektif = Jumlah hari dalam saru tahun
Suatu kinerja dermaga dapat diketahui melalui nilai BOR yang di-
peroleh. Berdasarkan UNCTAD 1978 dalam Perencanaan Pelabuhan
(2010), fasilitas dan utilitas maksimum pada dermaga ditentukan oleh
jumlah tambatan. Jika perolehan nilai BOR pada suatu pelabuhan lebih
besar dengan standar dari UNCTAD, maka pelabuhan tersebut harus
menambahkan jumlah tambatan untuk memperbaiki besarnya kinerja
pelabuhan. Standar BOR dari UNCTAD 1978 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
39
2 50%
3 55%
4 60%
5 65%
10-Jun 70%
Sumber : UNCTAD, 1978
Untuk meramalkan jumlah arus bongkar muat barang dan arus kapal
diapakai metode proyeksi trend dengan analisis regresi. Analisis regresi
digunakan untuk mempelajari dan mengukur hubungan statistik yang terjadi
antara dua atau lebih variable. Dalam metode analisis regresi nilai yang ditentukan
hendak digunakan untuk menggambarkan suatu pola atau suatu fungsi yang
didapat oleh hubungan antara variabel.
Variabel yang diperoleh dari estimasi nilai maka disebut dengan variabel
terikat (dependent variable atau response variable). Biasanya variabel terikat itu
di plot pada sumbu tegak (sumbu-y). Sedangkan untuk Variabel Bebas
(independent variable atau explanatory variable) merupakan jenis variabel yang
digunakan untuk memberikan suatu pengaruh kepada variasi-variasi variabel
terikat, dan variabel bebas ini biasnya diplot pada sumbu dasar (sumbu-x).
40
Menurut Susetyo (2010), Berikut ini adalah model-model formula regresi
linier yang digunakan sebagai berikut :
a) Model regresi linier
Formula regresi linier :
Y =a+bx ………………………………….…..…………...…....…...…(13)
dimana :
41
Y = Hasil ramalan (variabel tak bebas)
X = Tahun peninjauan (variabel bebas)
a,b = Koefisien regresi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi
Pada bab ini membahas mengenai proses perancangan penelitian dari tahap
awal sampai tahap akhir. Penelitian ini dimulai dengan merumuskan masalah dan
judul penelitian, kemudian dipilih metode penelitian yang tepat untuk menjawab
rumusan masalah dalam penelitian. Tahap berikutnya adalah pendekatan masalah.
Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan Metode Studi kasus.
Lokasi pelabuhan yang dipilih untuk studi kasus sebagai pengembangan adalah
Pelabuhan Probolinggo. Dalam penelitian ini dilakukan di sekitar wilayah
dermaga Pelabuhan Probolinggo yang secara geografis terletak pada posisi 7º-12’-
16,1” LS dan 112º-40’-09,1” BT.
42
pengembangan pasti ada hal-hal yang diperlukan sebagai acuan dalam me-
rencanakan pelabuhan tersebut.
43
3.2 Langkah – langkah Penelitian
44
Dalam mencapai tujuan penelitian, maka secara sistematis untuk
memecahkan masalah penelitian ini dapat mengikuti alur kerangka penelitian.
Alur penelitian ini berisi langkah-langkah penelitian yang sistematis dan secara
garis besar digambarkan menggunakan diagram alur penelitian seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.1
b) Layout Pelabuhan
Layout pelabuhan digunakan untuk mengetahui letak bangunan-
bangunan yang ada di pelabuhan serta lahan kosong untuk merencanakan
45
bangunan yang akan direncanakan. Data layout pelabuhan ini diperoleh dari
PT. DABN cabang probolinggo.
46
3.6 Time Schedule Penelitian
Perencanaan jadwal penelitian yang dilakkan untuk merencanakan jangka
waktu keseluruhan guna mencapai target penyelesaian penelitian. Berikut ini
adalah tabel untuk rencana jadwal penelitian yang akan dilakukan.
47
DAFTAR PUSTAKA
48
Triatmodjo, B. (2010). Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta: Beta offset 2009.
49
Lampiran 1 Layout Pelabuhan
1
Lampiran 2 Kondisi Eksisting Pelabuhan Sekarang
2
Lampiran 3 Data Eksisting Fasilitas Pelabuhan Probolinggo
3
Lampiran 4 Data Eksisting Fasilitas Pelabuhan Probolinggo (Lanjutan)
4
Lampiran 5 Data Tinjauan Lingkungan Pelabuhan Probolinggo