You are on page 1of 62

ANALISIS PERENCANAAN PENGEMBANGAN

PELABUHAN PROBOLINGGO

SEMINAR PROPOSAL

Disusun oleh :

DERRY TRY FEBRIANSYAH


01.2017.1.05384

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2021

PRAKATA

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini yang
berjudul “Analisis perencanaan pengembangan pelabuhan probolinggo” Proposal
skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Strata-1 Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya.

Dalam menyelesaikan proposal skripsi ini, penulis tidak lepas dari


bimbingan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak baik secara langsung atau
tidak. Karena hal itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Nafilah El Hafizah, ST., MT. selaku dosen pembimbing yang


telah membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam
mengerjakan proposal ini.
2. Ibu Siti Choiriyah, ST., MT. selaku dosen wali yang telah
memberikan arahan dalam proses penyusunan proposal ini.
3. Segenap Bapak dan Ibu dosen di Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya yang telah memberi banyak ilmunya yang amat membantu
dalam penulisan proposal ini.
4. Kedua orang tua, kakak, saudara, dan keluarga besar penulis yang
telah memberikan doa, pengertian dan dukungan baik secara materi
atau non materi.
5. Serta semua rekan mahasiswa seperjuangan di Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya, dan sahabat-sahabat dimana pun, yang telah
memberikan rasa empati, kekompakan, dan persaudaraan yang
memberi banyak motivasi dalam penulisan laporan ini.
Proposal skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga diharapkan ktitik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan dalam penyusunan laporan
Skripsi selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga proposal skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan di masa yang akan datang.

Surabaya, 15 November 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL

PRAKATA..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah...................................................................................2

1.3 Batasan Masalah........................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................3

1.6 Lokasi........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5

2.1 Pelabuhan dan klasifikasinya....................................................................5

2.2 Penelitian Terdahulu................................................................................14

2.3 Jenis Angkutan Air..................................................................................19

2.3.1 Kapal....................................................................................................19

2.3.2 Jenis Kapal...........................................................................................20

2.3.3 Karakteristik Kapal..............................................................................21

2.4 Pengembangan Pelabuhan.......................................................................22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................41

3.1 Metodologi..............................................................................................41

3.2 Langkah – langkah Penelitian.................................................................42

3.3 Metode Pengumpulan Data.....................................................................43


3.4 Analisis Pengolahan Data........................................................................43

3.5 Hasil Yang Diharapkan...........................................................................44

3.6 Time Schedule Penelitian........................................................................45

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................46
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Layout Pelabuhan Probolinggo, Jawa Timur......................................4

Gambar 2. 1 Fungsi Pelabuhan................................................................................8


Gambar 2. 2 Kondisi Eksisting Dermaga 1 dan Dermaga 2..................................26
Gambar 2. 3 Kran (Crane).....................................................................................27
Gambar 2. 4 Excavator...........................................................................................27
Gambar 2. 5 DumpTruck.......................................................................................28

Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian.....................................................................42


DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu dan Research Gap...............................................14


Tabel 2. 2 Tabel Karakteristik Kapal.....................................................................22
Tabel 2. 3 Ukuran Fasilitas Dermaga.....................................................................25
Tabel 2. 4 Ukuran gudang penumpukan barang....................................................28
Tabel 2. 5 Tabel Prosentase Jenis Muatan.............................................................33
Tabel 2. 6 Nilai BOR yang Disarankan.................................................................38

Tabel 3. 1 Jadwal rencana penelitian.....................................................................45


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Layout Pelabuhan.................................................................................1


Lampiran 2 Kondisi Eksisting Pelabuhan Sekarang................................................2
Lampiran 3 Data Eksisting Fasilitas Pelabuhan Probolinggo..................................3
Lampiran 4 Data Eksisting Fasilitas Pelabuhan Probolinggo (Lanjutan)................4
Lampiran 5 Data Tinjauan Lingkungan Pelabuhan Probolinggo.............................5
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara maritim atau kepulauan, dengan memiliki
17.504 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km. Sebagai negara dengan
kepulauan yang memiliki wilayah perairan ¾ dari luasnya, peranan transportasi
laut menjadi sangat penting demi menunjang kegiatan sosial,ekonomi pemerintah,
pertahanan, keamanan, dan sebagainya. Bidang kegiatan transportasi laut sangat
luas yang meliputi angkutan penumpang, barang, hidrogafi, jenis pelayaran, dan
sebagainya. Kapal sebagai sarana pelayaran yang mempunyai peranan penting
dalam angkutan laut, maka dalam hal ini kapal sangat memerlukan sistem
transportasi laut, mengingat bahwa kapal mempunyai kapasitas yang jauh lebih
besar dari pada yang lainnya.
Sarana dan prasarana untuk mendukung transportasi laut yang diperlukan
adalah pelabuhan. Pelabuhan merupakan bangunan yang berdiri diatas daratan
atau diatas perairan dengan batas tertentu untuk kegiatan pemerintah atau kegiatan
perusahaan yang dipergunakan sebagai tempat bersandarnya kapal setelah
melakukan pelayaran, melakukan kegiatan seperti bongkar atau muat barang,
menaikkan penumpang atau menurunkan penumpang, pengisian bahan bakar
kapal, melakukan reparasi, mengadakan perbekalan dan lain-lain. Pelabuhan juga
harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang lain, seperti pemecah gelombang
(breakwater), alat untuk tambatan kapal, alat untuk bongkar muat barang,
lapangan penumpukan, gudang, perkantoran untuk pelabuhan, ruang tunggu untuk
penumpang, perlengkapan pengisian bahan bakar kapal dan lain sebagainya.
Dalam klasifikasi berita online menyatakan bahwa gubernur Khofifah Indar
Parawansa menilai Pelabuhan Probolinggo sangat strategis dan berpotensi
menjadi pusat logistik di jawa timur (Probolinggokota.go.id, 31 desember 2020
https://probolinggokota.go.id/berita-1-2/berita-daerah/gubernur-khofifah-dorong
-pengembangan-pelabuhan-probolinggo). Kondisi kini dibuktikan dengan pe-
ningkatan produktivitas bongkar muat di masa pandemi Covid-19. Diharapkan tak
hanya pelabuhan andalan jawa timur, namun juga bisa menjadi pintu bisnis
penghubung Indonesia dengan negara asing. Maka dari itu Pelabuhan Probolinggo
akan dikembangkan oleh pemerintah untuk menjadi pusat hubungan perdagangan
antar pulau atau negara serta menjadi tempat pariwisata unggulan di jawa timur
dan sekitarnya. Menurut undang-undang Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Pe-
nyelenggaraan Pelabuhan Laut, Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,
keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau barang,
tempat perpindahan intra dan antarmoda serta mendorong perekonomian nasional
dan daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah. Maka dari itu
keberadaan Pelabuhan Probolinggo diharapkan dapat menunjang peningkatan
perekonomian dan kegiatan perdagangan antar wilayah tersebut.
Upaya untuk mengantisipasi tingkatan perekonomian pasar semakin besar
dari tahun ketahun, maka untuk keperluan produksi semakin besar, sehingga
butuh pengembangan khususnya dermaga dan fasilitas pendukungnya, demikian
juga peningkatan DWT (Dead Weight Tonnage) maksimum kapal yang akan
bersandar, agar dapat menangani kenaikan jumlah muatan dan mempercepat cargo
handling. Untuk mengukur seberapa baik pelabuhan yang direncanakan dalam
jangka menengah, maka yang dibutuhkan adalah dengan cara mengetahui
besarnya kinerja pelabuhan serta meramalkan peningkatan bongkar/muat barang
dari tahun per tahun yang akan datang.
Dengan dasarnya karena ada perencanaan pengembangan di pelabuhan
tersebut, maka penulis meneliti kebutuhan atau peningkatan dimasa yang akan
datang, serta membentuk suatu pola pembangunan atau pengembangan Pelabuhan
Probolinggo sesuai kondisi dan situasi. Untuk memudahkan dalam penulisan
tugas akhir ini, maka penulis mengambil judul “ANALISIS PERENCANAAN
PENGEMBANGAN PELABUHAN PROBOLINGGO”

1.2 Perumusan Masalah


Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah :

1. Bagaimana kinerja operasional pelabuhan dalam memenuhi


perencanaan pengembangan ?
2. Berapa besarnya arus bongkar muat di pelabuhan untuk
pengembangan jangka menengah ?
3. Berapa pengembangan kebutuhan pelabuhan yang diperlukan sesuai
dengan jumlah peningkatannya ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dari Tugas Akhir ini adalah :

1. Kegiatan operasional pelabuhan meliputi :


a) Kinerja pelayanan kapal
b) Produktifitas bongkar muat
c) Kebutuhan perkembangan pelabuhan
2. Tidak membahas permasalahan manajemen baik yang menyangkut
keuangan dan sumber daya alam (SDA).
3. Tidak membahas perencanaan integrasi dengan transportasi darat.
4. Tidak membahas perhitungan konstruksi bangunan pelabuhan.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian dari Tugas Akhir ini adalah :

1. Mengetahui besarnya kinerja operasional dalam memenuhi


perencanaan pengembangan.
2. Mengetahui besarnya arus bongkar muat di pelabuhan untuk
pengembangan jangka menengah.
3. Mengetahui pengembangan kebutuhan pelabuhan yang diperlukan
sesuai dengan jumlah peningkatanya.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian dari Tugas Akhir ini adalah :

1. Untuk memberi masukan dan referensi kepada UPTD terkait


pengembangan pelabuhan tersebut.
2. Dapat dijadikan acuan atau referensi untuk perencanaan
pengembangan pelabuhan probolinggo dan menunjang kelancaran
perdagangan antar pulau atau negara.
3. Mencegah terjadinya antrian kapal akibat melonjaknya arus bongkar
atau muat barang.

1.6 Lokasi
Pelabuhan Probolinggo merupakan pelabuhan penyangga dari keberadaan
pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan JIIPE Gresik. Letak lokasi
penelitian ini berada di wilayah Kota Probolinggo di Jalan Terminal Umum
DABN Mayangan, Kota Probolinggo. Pelabuhan Probolinggo secara geografis
terletak pada posisi 7º-12’-16,1” LS dan 112º-40’-09,1” BT, dengan batas darat
yang masuk ke dalam kelurahan mayangan ke wilayah Kota Probolinggo dapat
dilihat pada gambar 1.1. Pelabuhan ini dikelola oleh PT. Delta Artha Bahari
Nusantara yang berkantor pusat di Jl. Terminal Umum DABN No.4 Mayangan
cabang Probolinggo.

Sumber : PT. DABN cabang probolinggo

Gambar 1. 1 Layout Pelabuhan Probolinggo, Jawa Timur


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pelabuhan dan klasifikasinya


Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindungi oleh gelombang air laut
dan sebagai tempat untuk berlabuhnya kapal yang melakukan aktifitas seperti
bongkar atau muat barang, maka dari itu pelabuhan harus dilengkapi dengan
fasilitas seperti alat bongkar muat barang dan tempat untuk menyimpan barang
yang dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu. Arti lain dari pelabuhan adalah
suatu pintu atau gerbang sebagai sarana penghubung untuk memasuki suatu
daerah, wilayah, pulau, atau bahkan negara. Pelabuhan harus dipertanggung
jawabkan dengan baik, karena fungsi dari pelabuhan tersebut untuk meningkatkan
perekonomian baik secara teknis maupun non teknis.
Menurut Triatmodjo (2010), Pelabuhan (port) adalah wilayah perairan yang
terlindungi dari gelombang, yang dilengkapi juga dengan fasilitas-fasilitas seperti
terminal laut, seperti dermaga tempat untuk bertambatnya kapal yang melakukan
proses bongkar atau muat barang, kran-kran untuk bongkar muat barang, gudang
(transito) untuk tempat penyimpanan barang ketika adanya kapal yang melakukan
bongkar muat, dan gudang sebagai tempat untuk menyimpan barang yang dapat
disimpan dalam waktu yang cukup lama untuk menunggu pengiriman ke daerah
selanjutnya. Terminal ini juga dilengkapi dengan fasilitas seperti kereta api, jalan
raya atau transportasi darat.
Menurut undang-undang Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Pe-
nyelenggaraan Pelabuhan Laut, pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan
dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal
dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi.

6
2.1.1 Hierarki Pelabuhan

Dalam memenuhi perencanaan pelabuhan maka harus


memperhatikan bahwa pelabuhan dapat dikelompokkan berdasarkan
Hierarki yang terdiri dari sebagai berikut :

a) Pelabuhan Utama
Pelabuhan Utama merupakan pelabuhan yang berfungsi sebagai
melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri maupun luar negeri.
Perolehan muatan angkutan laut dalam negeri maupun luar negeri
dalam jumlah cukup besar. Pelabuhan utama juga bisa sebagai tempat
untuk asal tujuan penumpang atau barang, serta mengangkut untuk
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar beberapa provinsi.
b) Pelabuhan Pengumpul
Pelabuhan pengumpul merupakan pelabuhan yang berfungsi
sebagai melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri. Perolehan
muatan angkutan laut dalam negeri dengan jumlah menengah.
Pelabuhan pengumpul juga bisa sebagai tempat untuk asal tujuan
penumpang atau barang, serta mengangkut untuk penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antar beberapa provinsi.
c) Pelabuhan Pengumpan
Pelabuhan pengumpan merupakan pelabuhan yang berfungsi
sebagai melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri. Perolehan
muatan angkutan laut dalam negeri dengan jumlah terbatas. Pelabuhan
pengumpan juga bisa sebagai tempat untuk asal tujuan penumpang
atau barang,serta mengangkut untuk penyeberangan dengan jangkauan
pelayanan antar beberapa provinsi.
d) Pelabuhan Pengumpan Regional
Pelabuhan Pengumpan Regional merupakan pelabuhan yang
berfungsi sebagai melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri.
Perolehan muatan angkutan laut dalam negeri dengan jumlah terbatas.
Pelabuhan ini merupakan pengumpan bagi Pelabuhan Utama dan
Pelabuhan Pengumpul. Pelabuhan ini juga bisa sebagai tempat untuk
asal tujuan penumpang atau barang, serta mengangkut untuk

7
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar beberapa kabupaten
atau kota dalam provinsi.
e) Pelabuhan Pengumpan Lokal
Pelabuhan Pengumpan Lokal merupakan pelabuhan yang
berfungsi sebagai melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri.
Perolehan muatan angkutan laut dalam negeri dengan jumlah terbatas.
Pelabuhan ini merupakan pengumpan bagi Pelabuhan Utama dan
Pelabuhan Pengumpul. Pelabuhan ini juga bisa sebagai tempat untuk
asal tujuan penumpang atau barang, serta mengangkut untuk
penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar beberapa kabupaten
atau kota dalam provinsi.

2.1.2 Fungsi Pelabuhan

Berikut ini adalah beberapa fungsi-fungsi dari pelabuhan di antaranya


sebagai berikut :
a) Interface
Pelabuhan yang memiliki tempat dua moda atau sistem
transportasi, yaitu transportasi darat dan transportasi laut. Pelabuhan
harus menyediakan berbagai macam fasilitas dan pelayanan jasa yang
dibutuhkan untuk melakukan perpindahan barang dari kapal yang
akan didistribusikan melalui angkutan darat, atau sebaliknya.
b) Link (Mata Rantai)
Pelabuhan yang berfungsi sebagai mata rantai dan sistem
transportasi. Sebagai mata rantai, pelabuhan harus melihat dari segi
kinerjanya maupun dari segi biayanya, yang sangat berpengaruh
dalam kegiatan transportasi keseluruhan. Karena proses pengiriman
barang langsung sampai ke tangan konsumen.
c) Gateway (Pintu Gerbang)
Pelabuhan yang berfungsi sebagai pintu gerbang utama atau
sebagai pintu masuk dan pintu keluarnya kapal yang datang dari
negara, atau dari daerah lain. Fungsi dari Gateway ini memegang
peranan sangat penting bagi perekonomian negara atau suatu daerah.

8
d) Industry Entity (Entitas Industri)
Pelabuhan yang berfungsi sebagai kawasan industri. Hal ini
dapat menyebabkan area di sekitar pelabuhan lalu lintasnya semakin
padat dan ramai. Karena banyaknya perkembangan industri yang
beroperasi pada ekspor atau import barang dari suatu negara.
Setiap berbagai pihak mempunyai pandangan masing-masing terhadap
fungsi pelabuhan menurut kepentingannya. Fungsi pelabuhan bagi pemilik
kapal adalah untuk pelayanan kapal selama bertambat di pelabuhan secara
efesien, sehingga waktu kegiatan kapal dapat diproses lebih cepat. Bagi
pengirim barang, terselenggarannya aliran barang yang masuk dan keluar
dari pelabuhan sangat lancar, sehingga biaya yang ditimbulkan sangatlah
rendah, karena menghitung nilai dan bunga uang pada barang sebagai biaya
untuk menyimpan barang.

Sumber : Jinca, 2011


Gambar 2. 1 Fungsi Pelabuhan

9
Pelabuhan sebagai titik simpul dari wilayah pendukung atau pengaruh
(Hinterland) yang sangat mengetahui hubungan antar daerah daerah lain.
Hinterland merupakan daerah belakang dari suatu pelabuhan yang memiliki
hubungan penting dalam perekonomian, sosial, dan sebagainya dengan pe-
labuhan tersebut. Secara geografis wilayah pendukung atau daerah pengaruh
(Hinterland) dapat dipisah karena faktor aksesibilitas dan volume arus
muatan sangatlah berpengaruh dalam menentukan ukuran jarak dari daerah
pengaruh (Hinterland). Misalnya Jawa Barat merupakan daerah pengaruh
(Hinterland) dari Pelabuhan Tanjung Priok, sedangkan Pelabuhan Makassar
mempunyai daerah pengaruh (Hinterland) yang berupa pulau-pulau dan
laut-laut sekitarnya.

2.1.3 Macam-macam Pelabuhan

Berikut ini adalah beberapa macam-macam dari pelabuhan yang


tergantung terhadap sudut tinjauannya, di antaranya sebagai berikut :

1. Ditinjau dari Segi Penyelenggaraannya


a) Pelabuhan Umum
Pelabuhan Umum merupakan pelabuhan yang di-
selenggarakan oleh pemerintah sangat penting untuk pelayanan
kepada masyarakat umum. Oleh Karena itu adanya pe-
nyelenggaraan pelabuhan umum ini dapat dilimpahkan kepada
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dilakukan oleh
pemerintah dan pelaksanaanya.
b) Pelabuhan Khusus
Pelabuhan Khusus merupakan pelabuhan yang di-
selenggarakan oleh pemerintah untuk kepentingan pemerintah
sendiri. Karena pelabuhan khusus tidak boleh digunakan untuk
kegiatan umum, kecuali dengan keadaan tertentu dan ijin
pemerintah. Pelabuhan khusus ini dibangun oleh suatu per-
usahaan pemerintah ataupun perusahaan swasta untuk pra-
sarana pengiriman hasil produksi pada perusahaan tersebut.

10
2. Ditinjau dari Perdagangan Nasional dan Internasional
a) Pelabuhan Laut
Pelabuhan laut ini merupakan pelabuhan yang digunakan
untuk memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan kepada
kapal bendera asing ketika memasuki pelabuhan. Fasilitas
tersebut meliputi kegiatan bongkar atau muat barang, menaikkan
atau menurunkan penumpang serta kegiatan yang lainnya.
b) Pelabuhan Pantai
Pelabuhan Pantai ini merupakan pelabuhan yang di-
gunakan untuk menyediakan perdagangan dalam negeri. Karena
kapal bendera asing tidak bisa bebas untuk menyinggahi
pelabuhan tersebut. Jika kapal asing masuk ke wilayah pe-
labuhan tersebut harus meminta ijin terlebih dahulu kepada
pihak pengelola pelabuhan tersebut.

3. Ditinjau dari Segi Penggunaannya


a) Pelabuhan Ikan
Pelabuhan ikan ini merupakan pelabuhan yang digunakan
oleh kapal-kapal ikan untuk melakukan kegiatan seperti
penangkapan ikan serta memberikan pelayanan terhadap kapal
yang diperlukan. Pelabuhan ikan ini mempunyai sarana dermaga
yang sengaja dipisah untuk melakukan berbagai aktifitas
kegiatan tertentu. Karena hasil tangkapan ikan ini merupakan
suatu produk yang sangat mudah membusuk dan bau sehingga
perlu penanganan yang khusus.
Pelabuhan ikan dilengkapi berbagai fasilitas yang
mendukung kegiatan untuk penangkapan ikan serta kegiatan
lainnya, seperti tempat lelang ikan, kantor, dermaga, tangki air,
tangki bahan bakar minyak, pabrik, gudang, ruang pendingin,
tempat pelayanan atau perbaikan kapal, tempat penjemuran jala,
dan pemecah gelombang.
b) Pelabuhan Minyak

11
Pelabuhan minyak ini merupakan pelabuhan yang sengaja
dijauhkan dari kepentingan umum demi keamanan tertentu.
Seperti biasanya, pelabuhan minyak ini tidak memerlukan
dermaga atau pangkalan yang dapat menahan muatan yang
besar, cukup hanya dengan membuat seperti jembatan perancah
atau tambatan yang menjorok ke laut supaya mendapatkan
kedalaman air yang cukup besar.
Bongkar muat yang dilakukan oleh kapal di pelabuhan
minyak dengan cara pipa-pipa penyalur yang sengaja diletakkan
dibawah jembatan agar lalu lintas yang berada di jembatan tidak
terganggu. Tetapi pada tempat di dekat kapal yang merapat, pipa
-pipa yang berada di atas jembatan juga ditempatkan pipa uap
untuk membersihkan tangki kapal dan pipa air untuk supai air
tawar.
c) Pelabuhan Barang
Pelabuhan barang ini merupakan pelabuhan yang di-
lengkapi dengan berbagai fasilitas-fasilitas untuk melakukan
proses bongkar muat barang. Kondisi perairan pada pelabuhan
barang ini harus cukup tenang, supaya mudah melakukan proses
bongkar atau muat barang. Pelabuhan barang ini didirikan oleh
pemerintah sebagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta
yang digunakan untuk keperluan transpor atau impor hasil
produksinya.
Pada dasarnya pelabuhan barang ini harus mempunyai
per-lengkapan-perlengkapan, sebagai berikut ini :
- Dermaga harus panjang dan harus dapat menampung
seluruh panjang kapal, ±80% dari panjang kapal.
- Memiliki halaman dermaga yang cukup lebar diper-
gunakan untuk keperluan bongkar atau muat barang.
- Mempunyai lapangan penumpukan, gudang atau
penyimpanan barang yang ada di belakang halaman
dermaga.

12
- Menyediakan jalan dan halaman untuk mengambil atau
memasukkan barang dari gudang serta memiliki fasilitas
untuk reparasi.
Sebelum melakukan proses bongkar atau muat barang dari
kapal maka barang muatan tersebut harus ditempatkan pada
halaman dermaga. Bentuk dan ukuran halaman dermaga
tergantung pada jenis muatan yang bisa berupa :
- Barang umum (general cargo) yaitu barang-barang yang
dibungkus dalam peti lalu dikirim dalam bentuk satuan.
- Barang curah/lepas (bulk cargo) yaitu barang yang dimuat
tanpa dibungkus, contohnya biji-bijian, jagung, batu bara,
minyak, dan sebagainya.
- Peti kemas (container) yaitu suatu kotak yang berbentuk
empat persegi panjang digunakan sebagai pembungkus
untuk mengangkut sejumlah barang. Peti kemas me-
mpunyai 6 macam ukuran yang telah distandarisasi yaitu :
8x8x5ft3 berat maks 5 ton; 8x8x7ft3 berat maks 7 ton;
8x8x10ft3 10 ton; 8x8x20ft3 20 ton; 8x8x25ft3 berat maks
25 ton; 8x8x40ft3 berat maks 40 ton.
d) Pelabuhan Penumpang
Pelabuhan/terminal penumpang ini merupakan pelabuhan
yang digunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan
berpergian dengan menggunakan kapal penumpang. Pelabuhan
penumpang ini melayani setiap segala kegiatan yang ber-
hubungan dengan orang yang berpergian. Maka dilengkapi
dengan berbagai fasilitas seperti ruang tunggu, kantor, loket
penjualan tiket, musholla, toilet, kantor irigasi, kantor bea cukai
dan sebagainya.
e) Pelabuhan Campuran
Penggunaan pelabuhan campuran ini merupakan pe-
labuhan yang sangat terbatas dalam penggunaan untuk barang
dan penumpang, serta untuk keperluan minyak dan ikan tetap

13
terpisah. Keperluan bongkar muat minyak pada pelabuhan ini
juga menggunakan jembatan atau dermaga. Pada jembatan dan
dermaga juga harus diletakkan pipa-pipa untuk mengalirkan
minyak pada kapal.
f) Pelabuhan Militer
Pelabuhan militer ini merupakan pelabuhan yang memiliki
daerah perairan yang cukup luas. Karena pelabuhan ini untuk
pergerakan kapal perang dan letak bangunan juga cukup
terpisah. Konstruksi tambatan dan dermaga yang dimiliki
pelabuhan militer ini hampir sama persis dengan dermaga
pelabuhan barang. Tetapi kondisi situasi, fasilitas pelabuhan dan
perlengkapannya saja yang berbeda.

4. Ditinjau menurut Letak Geografis


a) Pelabuhan Alam
Pelabuhan alam (natural and protected harbour) ini
merupakan pelabuhan yang berada di daerah perairan yang
dilindung secara alami dari gelombang air laut dan angin.
contohnya di daerah pulau jazirah atau terletak diteluk, estuary
dan muara sungai. Karena pengaruh gelombang di daerah ini
sangat kecil.
b) Pelabuhan Buatan
Pelabuhan buatan (artificial harbor) ini merupakan
pelabuhan yang berada di daerah perairan yang sengaja dibuat
sedemikian rupa serta membuat bangunan seperti pemecah
gelombang (breakwater). Pemecah gelombang dibangun di
daerah perairan tertutup dari laut, dibangun mulai dari pantai
yang menjorok ke laut sehingga gelombang menjalar ke
permukaan pantai karena terhalang oleh pemecah gelombang
tersebut, dan hanya dihubungkan oleh suatu celah untuk lalu
lintas keluar masuknya kapal.
c) Pelabuhan Semi Alam

14
Pelabuhan semi alam (semi natural harbour) merupakan
pelabuhan campuran dari pelabuhan alam dan buatan. Pelabuhan
ini dilindungi oleh perlindungan buatan dan lidah pantai hanya
pada alur masuknya. Contoh pelabuhan semi alam ini terletak
pada pelabuhan Bengkulu, karena pelabuhan ini memanfaatkan
teluk yang sudah dilindungi oleh lidah pasir untuk kolam
pelabuhan, serta di pelabuhan ini melakukan pengerukan pada
lidah pasir guna membentuk saluran sebagai akses jalan
keluar/masuknya kapal.

2.2 Penelitian Terdahulu


Adapun lima contoh penelitian terdahulu yang telah melaksanakan pe-
nelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini yang akan ditampilkan
pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu dan Research Gap


Parameter Perbedaan
Penulis Judul Teknik Material/
Lokasi Hasil
Pengujian Metode
Abdur Rafi Analisis dan Analisis Sulawesi Mengguna Untuk mendapat-
Addarajad perencanaan perencanaan utara kan kan perencanaan
pengembang- pengembang- metode pengembangan
an pelabuhan an Linear pada Pelabuhan
pengumpul menggunakan Programm Tahuna, dan Untuk
tol laut : metode ing (LP) mendapatkan
Studi kasus Linear desain konseptual
pelabuhan Programming dari pengembangan
tahuna, (LP) serta perencanaan
kepulauan Pelabuhan Tahuna
sangihe untuk peningkatan
kedepannya.

15
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu dan Research Gap (Lanjutan)
Parameter Perbedaan
Penulis Judul Teknik Material/
Lokasi Hasil
Pengujian Metode
Ryan Perencanaan Analisis data Madura Mengguna Untuk mengetahui
Rakhmad Pelabuhan dengan -kan demand daya lalu
Haryadha Pengumpul : Metode Metode (throughput)
Studi Kasus Center of Center of pelabuhan
Sumenep gravity gravity pengumpul untuk
Kepulauan dengan wilayahsumenep
pendekatan pada tahun 2040,
biaya logistik Untuk mengetahui
untuk di mana lokasi
merencanak- pelabuhan
an perkemba- pengumpul
ngan kepada diwilayah
pelabuhan Kepulauan
pengumpul Sumenep, Untuk
mengetahui
kebutuhan fasilitas
yang sesuai untuk
pelabuhan
pengumpul, dan
untuk mengetahui
berapa jumlah
penurunan biaya
logistik dengan
adanya pelabuhan
pengumpul.

16
Tabel 2. 3 Penelitian Terdahulu dan Research Gap (Lanjutan)
Parameter Perbedaan
Penulis Judul Teknik Material/
Lokasi Hasil
Pengujian Metode
Ginanjar Model Analisis data Proboli- Mengguna Untuk mengetahui
pranaditya pengembang- menggunakan nggo -kan hubungan
fakhringgi an pelabuhan software Metode produktifitas alat
pengumpan: Arena 14 dan software bongkar atau muat
Studi kasus melakukan Arena 14 dengan adanya
pelabuhan uji verifikasi kinerja peralatan
Tanjung serta validasi bongkar atau muat
Tembaga dan running di pelabuhan
Probolinggo tanjung tembaga,
Untuk dapat
membuat proses
bongkar atau muat
barang yang efektif
dan efisien di
pelabuhan tanung
tembaga, Untuk
memberikan
masukan kepada
para mahasiswa
yang tertarik pada
bidang Pelabuhan,
dan mengetahui
utilitas eksisting
peralatan bongkar
atau muat di
pelabuhan Tanjung
Tembaga.

17
Tabel 2. 4 Penelitian Terdahulu dan Research Gap (Lanjutan)
Parameter Perbedaan
Penulis Judul Teknik Material/
Lokasi Hasil
Pengujian Metode
Sahdan Analisa Analisis data Medan Mengguna Hasil dari
amiron kelayakan menggunakan -kan menggunakan
HSB ukuran Berth metode Metode BOR
panjang occupancy Berth (Berth occupancy
dermaga, ratio (BOR) occupancy ratio) untuk
gudang untuk men- ratio mengetahui
bongkar muat cari volume (BOR) karakteristik kapal
barang dan kunjungan yang beroperasi di
sandar kapal kapal, kap- terminal curah cair
Studi kasus asitas ang- dermaga ujung
Pelabuhan kutan pipa baru pelabuhan
Belawan dan kapasitas belawan, Untuk
tangki timbun mengevaluasi
panjang dermaga
saaat iniatau pada
kondisi eksisting,
Untuk
mengevaluasi
fasilitas sistem
angkutan pipa yang
digunakan pada
terminal curah cair
dermaga ujung
baru pelabuhan
belawan.

18
Tabel 2. 5 Penelitian Terdahulu dan Research Gap (Lanjutan)
Parameter Perbedaan
Penulis Judul Teknik Material/
Lokasi Hasil
Pengujian Metode
Agus Aji Analisis Analisis Semara- Mengguna Hasil dari Metode
Samekto optimasi peramalan ng -kan kurva program
peralatan arus peti metode SPSS untuk
bongkar muat kemas men- kurva mengevaluasi
peti kemas di ggunakan estimasi ketersediaan
unit terminal model program fasilitas dan
peti kemas peramalan SPSS peralatan untuk
tanjung emas regresi menangani bongkar
semarang dengan kurva muat peti kemas
estimasi dan meneliti
program kemungkinan
SPSS apakah fasilitas dan
peralatan bongkar
muat peti kemas
yang dimiliki sudah
cukup memadai,
guna menjaga
kelancaran
penanganan
bongkar muat peti
kemas, yang sesuai
dengan permintaan
arus peti kemas
pada tahun yang
direncanakan.

Sumber : Data Hasil Studi Literatur, 2021

19
2.3 Jenis Angkutan Air
2.3.1 Kapal
Kapal merupakan transportasi angkutan air yang bisa digunakan untuk
mengangkut barang atau muata tertentu. Tiap jenis-jenis kapal memiliki
ciri-ciri dalam menangani suatu muatannya. Karena muatan kapal ini bisa
juga berbentuk seperti benda gas, cair, dan padat. Ukuran, jenis, jarak dan
besar muatannya yang menentukan ukuran bentuk teknis kapalnya. Pe-
rencanaan panjang, lebar dan sarat (draft) kapal yang akan digunakan untuk
merencanaan pelabuhan dan fasilitas-fasilitasnya lainnya yang tersedia di
wilayah pelabuhan.

Berikut ini adalah pengertian istilah-istilah untuk ukuran atau bobot


muatan pada kapal yaitu :

a) Displacement Tonnage atau DPL (ukuran isi tolak) adalah


volume air yang dapat dipindahkan oleh kapal, yang sama
beratnya dengan berat kapal.
b) Displacement Tonnage Loaded adalah suatu ukuran isi tolak
kapal yang bermuatan penuh (berat kapal maksimum).
c) Displacement Tonnage Light adalah suatu ukuran isi tolak kapal
tanpa muatan. Berat kapal sudah termasuk dengan perlengkapan
berlayar, bahan bakar, anak buah kapal, dan sebagainya.
d) Dead Weight Tonnage atau DWT (bobot mati) adalah berat total
muatan yang diperoleh dari kapal pengangkut dalam keadaan
pelayaran optimal (draft maximum).
e) Gross Register Tons atau GRT (ukuran isi kotor) adalah volume
keseluruhan ruangan pada kapal (1 GRT = 2,83m³ = 100 ft³).
f) Netto Register Tons atau NRT (ukuran isi bersih) adalah
ruangan yang sengaja disediakan untuk nahkoda dan anak buah
kapal, gang, ruang mesin, kamar mandi, dapur, ruang peta.
g) Length Overall atau Loa (panjang total) adalah ukuran panjang
kapal yang dihitung dari ujung depan (haluan) sampai ujung
belakang (buritan).

20
h) Length Between Perpendicullars atau Lpp (panjang garis air)
adalah ukuran panjang antara kedua ujung design load water
line. panjang garis air sekitar 95% dari panjang total.

2.3.2 Jenis Kapal


Dalam merencanakan suatu pelabuhan jenis-jenis kapal sangatlah
penting, seperti dimensi kapal yang berupa panjang, lebar dan sarat (draft)
kapal. Selain jenis-jenis kapal dan dimensi kapal, fungsi dan tipe kapal juga
sangat berpengaruh dalam perencanaan pelabuhan. Jenis-jenis kapal dapat
dibedakan menjadi beberapa macam yang sesuai dengan tipe dan fungsinya
sebagai berikut ini :

1. Kapal Penumpang
Kapal penumpang memungkinkan untuk mengangkut alat
transportasi seperti kendaraan bermotor, mobil, bis, truk, beserta
dengan penumpang-penumpangnya. Ukuran kapal penumpang pada
umumnya berukuran relatif lebih kecil.
2. Kapal Barang
Kapal barang ini khusus digunakan untuk melakukan angkutan
barang-barang atau muatan yang lainnya, Secara umum kapal barang
inimemiliki ukuran yang relatif lebih besar dari pada ukuran kapal
penumpang. Berikut ini adalah jenis-jenis dari kapal yaitu :
a) Kapal Barang Umum (General Cargo Ship)
Kapal ini berfungsi sebagai kapal pengangkut bermacam-
macam muatan umum (General Cargo Ship). Muatan umum
tersebut seperti barang yang dibungkus dalam peti, karung dan
sebagainya yang di naikkan ke kapal lalu dikirim kepada
beberapa tujuan pelabuhan.
b) Kapal Barang Curah (Bulk Cargo Ship)
Kapal ini berfungsi sebagai kapal pengangkut muatan
dalam jumlah banyak. Contoh muatan kapal ini seperti gula,
beras, jagung, gandum, batu bara, biji besi, dan lain sebagainya.
Kapal ini memiliki jumlah kapasitas muatan yang sebesar

21
175.000 DWT dengan panjang 330m, lebar 48,5m, dan sarat
18,5m³.
c) Kapal Peti Kemas
Kapal ini berfungsi sebagai kapal pengangkut peti kemas
yang standar. Kapal ini mempunyai rongga untuk menyimpan
peti kemas yang berukuran standar. Peti kemas di angkat ke atas
permukaan kapal di area terminal peti kemas dengan meng-
gunakan kran (crane) atau derek khusus yang dilakukan di
dermaga, maupun derek yang berada di atas kapal itu sendiri.
3. Kapal Tanker
Kapal tanker ini khusus digunakan untuk angkutan benda cair,
seperti minyak. Kapal tanker ini memiliki ukuran yang relative cukup
besar, karena kapal tanker ini bisa mengangkut variasi muatan-muatan
antara beberapa ribu ton, maupun hingga ratusan ton. Kapal tanker ini
memiliki panjang 414m, lebar 63m, dan sarat 28,5m. Kapal tanker
dibagi menjadi beberapa kompartmen yang berupa tangki-tangki
minyak guna untuk menjaga kestabilan kapal.
4. Kapal Khusus
Kapal khusus ini sengaja dipergunakan untuk angkutan barang-
barang atau muatan tertentu. Misalnya seperti dagung beku,
sedangkan sisi lain dari kapal ini juga bisa mengangkut seperti benda
gas alam, benda cair, dan sebagainya.
5. Kapal Ikan
Kapal ikan ini digunakan khusus untuk melakukan pencarian
atau untuk menangkap ikan disekitar laut. Seperti potensi daerah
penangkapan ikan, fasilitas-fasilitas yang ada pada kapal ikan ini
hanya alat untuk menangkap ikan, serta jarak tangkapan ikan, dan lain
sebagainya.

2.3.3 Karakteristik Kapal


Dalam melakukan perencanaan pelabuhan karakteristik kapal harus
ditinjau, karena untuk pengembangan pada pelabuhan di masa yang akan

22
datang. Seperti ukuran atau dimensi berbagai fasilitas pelabuhan tersebut
tergantung dari karakteristik kapal. Berikut ini merupakan data dari ukuran
jenis, bobot dan dimensi kapal.

Tabel 2. 6 Tabel Karakteristik Kapal


Kapal Barang (General Cargo Ship) Kapal Barang Curah (Bulk Cargo Ship)
Bobot Panjang Lebar Tinggi Draft Bobot Panjang Lebar Tinggi Draft
DWT (ton) Loa (m) Lpp (m) (m) (m) (m) DWT (ton) Loa (m) Lpp (m) (m) (m) (m)
1.000 74 69 11.70 6.90 4.40 5.000 113 105 16.30 8.80 6.50
2.000 92 86 14.20 8.50 5.50 7.000 124 116 18.10 9.80 7.20
3.000 104 98 15.90 9.60 6.30 10.000 138 129 20.20 10.90 8.00
5.000 122 115 18.30 11.20 7.50 15.000 155 146 22.90 12.30 9.00
7.000 136 128 20.10 12.40 8.30 20.000 168 159 25.00 13.40 9.80
10.000 151 143 22.20 13.80 9.30 30.000 188 179 28.40 15.10 11.00
15.000 172 163 24.80 15.60 10.70 50.000 2018 209 32.30 17.60 12.80
20.000 188 179 26.90 17.00 11.70 70.000 240 231 32.30 19.50 14.20
30.000 213 203 30.10 19.20 13.40 100.000 266 257 41.20 21.60 15.80
40.000 233 223 32.60 20.90 14.70 150.000 298 290 46.80 24.40 17.80
Kapal Tanker (Oil Tanker) Kapal Kontainer (Container Ship)
Bobot Panjang Lebar Tinggi Draft Bobot Panjang Lebar Tinggi Draft
DWT (ton) Loa (m) Lpp (m) (m) (m) (m) DWT (ton) Loa (m) Lpp (m) (m) (m) (m)
1.000 66 63 10.90 4.80 4.40 7.000 133 125 21.50 10.60 7.60
2.000 82 78 13.50 6.10 5.30 10.000 153 144 23.70 12.30 8.40
3.000 93 89 15.30 7.10 6.00 20.000 201 190 28.60 16.10 10.40
5.000 109 105 17.90 8.50 7.00 30.000 236 223 31.90 18.90 11.80
7.000 122 118 19.90 9.50 7.70 50.000 288 274 32.30 23.20 13.70
10.000 136 132 22.20 10.80 8.50 60.000 310 295 38.50 24.90 14.50
15.000 155 150 25.20 12.40 9.60 Kapal Ro/Ro (Ro/Ro ship)
20.000 169 165 27.50 13.70 10.40 Bobot Panjang Lebar Tinggi Draft
30.000 192 188 31.20 15.80 11.70 DWT (ton) Loa (m) Lpp (m) (m) (m) (m)
50.000 226 222 32.30 19.00 13.60 1.000 83 76 15.20 8.00 4.00
70.000 251 247 40.60 21.30 15.00 5.000 150 139 22.60 16.30 7.30
100.000 281 277 45.30 24.20 16.70 10.000 194 179 26.80 22.10 9.50
150.000 320 316 51.40 27.90 18.80 15.000 225 208 29.60 26.40 11.00
200.000 350 346 56.20 30.80 20.40 20.000 250 231 31.80 30.00 12.30

Sumber : Bambang, Triatmodjo 2010

2.4 Pengembangan Pelabuhan


Perencanaan pengembangan pelabuhan harus harus dapat memenuhi dalam
merefleksikan fungsi dan perannya. Dalam merencanakan pelabuhan prinsipnya
tidak jauh berbeda dengan perencanaan infrastruktur lainnya yaitu menentukan
persyaratan pada suatu waktu titik di masa depan, serta mengembangkan layout
yang sesuai dengan pembangunan yang di targetkan. Seorang perencana pe-
labuhan (port planner) harus mengantisipasi perkembangan di masa depan dan
memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun berfungsi dengan baik sesuai
dengan pengembangan yang sudah diperkirakan.

23
Pada saat ini terdapat ribuan pelabuhan di dunia, secara fisik berfungsi
sebagai jembatan penghubung antara transportasi darat dan laut. Fungsi dan peran
pelabuhan pun semakin berkembang dari masa ke masa selaras dengan
perkembangan aspek-aspek yang terkait. Latar belakang pengelolaan dan pe-
ngoperasian terhadap konsep atau teori pengembangan/perencanaanya. (PT.
Pelabuhan Indonesia, 2009)

Perencanaan pengembangan pelabuhan harus mempertimbangkan seluruh


aspek yang terkait pada perkembangan suatu daerah atau negara. Faktor faktor
yang diperhatikan dalam perencanaan pelabuhan yaitu : Kebutuhan ruang dan
lahan ke depan; Perkembangan ekonomi daerah (Hinterland pelabuhan); Per-
kembangan industri pada pelabuhan; Arus dan bongkar muat untuk diperkirakan
ke depan; Jenis dan ukuran kapal; Hubungan transportasi darat dan perairan;
Akses dari dan menuju ke pelabuhan; Potensi perkembangan fisik pelabuhan;
Keamanan atau keselamatan yang berdampak pada lingkungan; Fasilitas dan
strukur yang ada.

Perencanaan pengembangan pelabuhan harus memiliki suatu perencanaan


yang sudah direncanakan dan terstruktur supaya berguna untuk menunjangperan
dan fungsi yang sesuai dengan kapasitas pendukungnya pada pelabuhan tersebut.
Pada perencanaan suatu pelabuhan perlu dikaitkan dengan 3 jenis perencanaan
seperti perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, lebih
jelasnya seperti berikut ini :

a) Perencanaan jangka pendek (short term planning)


Merupakan perencanaan dalam jangka waktu 5 tahun. Perencanaan
tersebut yang berisi tentang perencanaan dan peningkatan dari berbagai
fasilitas-fasilitas pelabuhan serta pengadaan peralatan pelabuhan.
b) Perencanaan jangka mengengah (medium term planning)
Merupakan perencanaan dalam jangka waktu 5-10 tahun. Perencanaan
tersebut yang berisi tentang perencanaan dan pelaksanaan fasilitas pada
pelabuhan tersebut merupakan implementasi dari pengembangan dalam
jangka panjang.
c) Perencanaan jangka panjang (long term planning)

24
Merupakan perencanaan dalam jangka waktu 15 tahun. Perencanaan
tersebut yang berisi tentang perencanaan induk strategi dan pengembangan
berbagai fasilitas-fasilitas pada pelabuhan.

2.5 Fasilitas Pelabuhan

Dalam suatu perencanaan pengembangan pelabuhan ini bahwa pelabuhan


memiliki berbagai fasilitas yang dibagi dalam 2 wilayah yaitu, fasilitas wilayah di
daratan dan fasilitas wilayah di perairan. untuk lebih jelasnya seperti berikut ini:

a) Fasilitas Wilayah Daratan


- Fasilitas pokok yang dimiliki terhadap wilayah daratan
diantaranya adalah dermaga, gudang, lapangan penumpukan,
terminal penumpang, terminal peti kemas terminal ro-ro,
fasilitas untuk penampungan dan pengolahan limba, pemadam
kebakaran, gudang untuk barang berbahaya seperti benda
beracun, dan fasilitas pemeliharaan seperti perbaikan, peralatan
dan sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP).
- Fasilitas penunjang yang dimiliki terhadap wilayah daratan
diantaranya adalah perkantoran, fasilitas pos atau perhotelan,
fasilitas pariwisata atau perhotelan, air bersih, listrik, jalan untuk
transportasi darat, rel kereta api, tempat tunggu penumpang,
lahan parkir kendaraan, kawasan perdangangan atau industri,
dan fasilitas umum lainnya.
b) Fasilitas Wilayah Perairan
- Fasilitas pokok yang dimiliki terhadap wilayah perairan
diantaranya adalah alur pelayaran, area tempat berlabuh, kolam
pelabuhan untuk sandar dan gerak kapal, tempat alih muat kapal,
alur penghubung intra pelabuhan dan untuk kapal pemerintah.
- Fasilitas penunjang yang dimiliki terhadap wilayah perairan
diantaranya adalah untuk pengembangan pelabuhan jangka
panjang, untuk fasilitas pembangunan kapal serta pemeliharaan

25
kapal, sebagai tempat uji coba kapal, tempat untuk kapal mati,
keperluan darurat, dan kegiatan kepariwisataan atau perhotelan.

Fasilitas-fasilitas yang pada Pelabuhan Probolinggo adalah dermaga,


lapangan penumpukan, bengkel pemeliharaan, rigid area loket, rest area, garasi,
ruang cctv, gudang, Reservoir (Bak tendon air) dan fasilitas-fasilitas yang lain
seperti jalan masuk untuk truck trailer dari luar pelabuhan masuk ke dalam
pelabuhan, dermaga, lahan tempat parkir, dsb. Berikut ini merupakan fasilitas
yang ada pada pelabuhan probolinggo, diantaranya :

1. Dermaga
Dermaga merupakan suatu bangunan yang ada di pelabuhan guna
untuk menambatkan kapal dan merapatkan kapal yang akan melakukan
proses bongkar atau muat barang serta menaikkan atau menurunkan
penumpang atau barang. Bentuk ukuran atau dimensi dermaga ini sangatlah
tergantung dari jenis-jenis kapal yang melakukan tambatan pada suatu
dermaga tersebut.
Pada pelabuhan probolinggo saatini sudah memliki dua dermaga yang
keseluruhan dermaganya ber tipe jett. Berikut ini merupakan ukuran dan
fasilitas-fasilitas yang ada pada dermaga 1 dan dermaga 2.

Tabel 2. 7 Ukuran Fasilitas Dermaga

No Bangunan Fasilitas Uraian Volume Satuan


1 Dermaga 1 Panjang 93 m
Lebar 18,5 m
Kedalaman -6m LWS
Cause way (jalan Panjang 680 m'
penghubung) Lebar 12 m
Trestle Panjang 380 m
Lebar 9,6 m
DWT kapal 8.000 DWT
2 Dermaga 2 Panjang 300 m
Lebar 31 m
Kedalaman -11m LWS

26
Trestle Panjang 240 m
Lebar 9,6 m
DWT kapal 30.0000 DWT
Sumber : Data PT.DABN cabang probolinggo

Untuk saat ini proses kegiatan bongkar muat pada pelabuhan


probolinggo dengan jumlah muatan besar seperti barang potongan, jagung,
batu bara, pasir, kayu, dan gula yang bermuatan besar masih dilayani pada
dermaga dua. Sedangkan untuk dermaga satu hanya melayani jumlah
muatan lebih kecil karena dermaga satu masih memiliki ukuran yang lebih
kecil dari pada dermaga dua. Jika dilihat dari data profil tersebut masing-
masing ukuran dermaga sudah dijelaskan pada tabel di atas. Hal ini
direncanakan untuk mengatasi fluktuasi permintaan dari para kostumer,
sehingga pihak jasa terminal pelabuhan probolinggo yang dikelola oleh
PT.DABN cabang Probolinggo sudah siap apabila suatu saat terjadinya
lonjakan permintaan akan jasa bongkar muat. Untuk melihat gambar
existing dari masing-masing dermaga bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Sumber : Hasil Survey Data Pribadi


Gambar 2. 2 Kondisi Eksisting Dermaga 1 dan Dermaga 2

2. Peralatan Bongkar Muat


Peralatan bongkar muat adalah fasilitas-fasilitas pelabuhan yang
membantu kapal untuk menaikkan atau menurunkan barang muatannya
dengan dibantu oleh beberapa kelompok buruh tenaga kerja bongkar muat
(TKBM). Peralatan bongkar muat bermacam-macam jenisnya yang terdiri

27
dari beberapa unit sesuai dengan kapasitas yang di inginkan oleh penyedia
jasa dermaga tersebut. Peralatan bongkar muat yang ada di Pelabuhan
Probolinggo semuanya bersifat portable atau bisa dipindahkan, peralatan
tersebut akan disiapkan sesuai dengan komoditi yang di bongkar maupun di
muat ketika kapal akan bersandar. Gambar dibawah ini adalah menunjukan
peralatan bongkar muat yang dipakai oleh Pelabuhan Probolinggo untuk
melayani kostumernya.

Sumber : Hasil Survey Data Pribadi


Gambar 2. 3 Kran (Crane)

Sumber : Hasil Survey Data Pribadi


Gambar 2. 4 Excavator

28
Sumber : Hasil Survey Data Pribadi
Gambar 2. 5 DumpTruck

3. Gudang penumpukan barang

Untuk tempat penyimpanan sementara barang atau muatan yang di-


bongkar atau di muat pada pelabuhan probolinggo maka barang tersebut
diletakkan di area gudang penumpukan barang. Pelabuhan probolinggo
memiliki dua fasilitas gudang penumpukan barang. Berikut ini adalah
ukuran dari masing-masing dari ukuran gudang penumpukan yang ada di
pelabuhan probolinggo bisa dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. 8 Ukuran gudang penumpukan barang

No Bangunan Fasilitas Uraian Volume Satuan


1 Gudang Panjang 60 m
penumpukan1 Lebar 24 m
Total 1440 m²
2 Gudang Panjang 60 m
penumpukan 2 Lebar 24 m
Total 1440 m²
Sumber : Data PT.DABN cabang probolinggo

2.6 Formula Perhitungan Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan

2.6.1 Lapangan Penumpukan

29
Menurut Triatmodjo (2010), Berikut ini adalah formula perhitungan
untuk menentukan luasan lapangan penumpukan adalah sebagai berikut :

T X Trt X Sf
A= ……………..………………..……………………
365 X Sth X (1−BS)
(1)

dimana :

A = Luas lapangan penumpukan [m²]

T = Througput per tahun [ton]

Trt = Transit time [hari]

Sf = Storage factor

Sth = Stracking height [m]

BS = Broken storage of cargo [%]

365 = Jumlah hari dalam satu tahun

2.6.2 Tingkat Pemakaian Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy


Ratio/YOR).

Berikut ini merupakan formula untuk perbandingan antara jumlah pe-


makaian lapangan penumpukan (YOR) yang dihitung dalam satuan ton/hari
dan m³/hari dengan kapasitas lapangan penumpukan yang tersedia. Untuk
menghitung YOR di lapangan dapat menggunakan persamaan berikut ini.
3
JumlahTon x Waktu tambat Jumlah M x Waktu tambat
YOR= x 100 %+ x 100 %
Kapasitaslapangan tersedia Kapasitas lapangan tersedia
...............(2)

Satuan = Presentase (%)

2.6.3 Gudang

Menurut Triatmodjo (2010), Berikut ini adalah formula perhitungan


untuk menentukan luasan gudang adalah sebagai berikut :

30
T X Trt X Sf
A= ……………..…………………..…………………
365 X Sth X (1−BS)
(3)
dimana :
A = Luas gudang [m²]
T = Througput per tahun [ton]
Trt = Transit time [hari]
Sf = Storage factor
Sth = Stracking height [m]
BS = Broken storage of cargo [%]
365 = Jumlah hari dalam satu tahun

2.6.4 Tingkat Pemakaian Gudang (Shed Occupany Ratio/SOR)

Berikut ini merupakan formula untuk perbandingan antara jumlah pe-


makaian ruangan gudang (SOR) yang dihitung dalam satuan ton/hari dan
m²/hari dengan kapasitas ruangan gudang yang tersedia. Untuk menghitung
SOR di lapangan dapat menggunakan persamaan berikut ini.
3
Jumlah Ton x Waktu tambat Jumlah m x Waktu tambat
SOR= x 100 % + x 100 %
Kapasitas gudang tersedia Kapasitas gudang tersedia
..............(4)

Satuan = Ton / m³

2.6.5 Dermaga

Menurut Triatmodjo (2010), Berikut ini adalah formula perhitungan


untuk menentukan panjang ukuran dermaga adalah sebagai berikut :

Lp=n X Loa+ ( n+1 ) X jagaan………………………..…...…………(5)

dimana :

Lp = panjang dermaga [m]

n = jumlah kapal yang akan di tambat

Loa = panjang kapal yang akan ditambat [m]

31
Jagaan = panjang jagaan antar kapal [m]

2.6.6 Ukuran Dermaga

Menurut Soedjono (1985), Berikut ini adalah formula setelah me-


ngetahui jumlah tambatan yang dibutuhkan dan dapat mengetahui jumlah
panjang dermaga dengan rumusan :

d=n . L+ ( n−1 ) .15+50 ………………………….……..……………(6)

dimana :

d = panjang dermaga [m]

n = jumlah tambatan

L = panjang kapal [m]

2.6.7 Area Tempat Berlabuh

Formula perhitungan area untuk tempat berlabuhnya kapal dapat


dihitung dari masing-masing jenis kapal serta kegiatan yang selama
dilakukan di pelabuhan. Perolehan hitungan untuk kebutuhan area tempat
berlabuh tergantung dari ukuran jenis kapal yang telah direncanakan,
Menurut Triatmodjo(2010), Berikut ini adalah formula perhitungan untuk
mencari luasan area berlabuh sebagai berikut ini :

Luas Area Tempat Labuh [ m ]= jumlah kapal X π X R ²………….....…...…(7)


2

dimana :

R = jari-jari area untuk berlabuh per kapal [m]

R = L + 6D + 30

L = panjang kapal yang berlabuh [m]

D = kedalaman air [m]

2.6.8 Area Tempat Sandar Kapal

32
Menurut Triatmodjo (2010), Berikut ini adalah formula perhitungan
untuk mencari luasan area tempat sandar kapal adalah sebagai berikut :

A=1,8 L X 1,5 L……………………………………………....…....…...…(8)

dimana :

L = panjang kapal yang berlabuh [m]

A = luas perairan untuk tempat sandar kapal per satu kapal [m²]

2.7 Indikator Kinerja Pelabuhan

Kinerja pelabuhan yang dapat digunakan untuk memperoleh atau me-


ngetahui hasil tingkatan pelayanan pelabuhan kepada pengguna pelabuhan seperti
kapal, penumpang, dan barang, yang sangat pada waktu pelayanan ketika kapal
selama masih ada di pelabuhan. Kinerja pelabuhan yang tinggi menunjukan
bahwa pelabuhan tersebut dapat memberikan pelayanan yang baik. Selain kinerja
pelabuhan adapun seperti jenis barang yang ditangani di dermaga, pembagian
waktu kapal dipelabuhan, dan perolehan hasil kinerja bongkar muat yang me-
megang peran sangat penting sebagai pelayanan yang baik pada pelabuhan.

2.7.1 Jenis barang yang ditangani di dermaga

Pelabuhan probolinggo melayani berbagai jenis muatan dan barang


yang diperoleh dari mengangkut melalui kapal, barang yang diangkut bisa
berupa seperti muatan barang potongan (general cargo), muatan curah
kering, muatan curah cair dan muatan peti kemas. Peningkatan yang terjadi
pada pemakaian dermaga Berth Occupancy Ratio (BOR) sangatlah ter-
gantung pada jenis-jenis muatannya. Dermaga cukup untuk melayani satu
jenis muatan yang mempunyai tingkat pelayanan lebih baik karena fasilitas-
fasilitas peralatan bongkar muat dan tenaga kerja khusus untuk menangani
jenis muatan tersebut.

Pelabuhan probolinggo memiliki jenis macam-macam muatan yang


cukup bervariasi antara lain batu bara, jagung, general cargo, gula, dan
lainnya. Batu bara merupakan jumlah komoditi yang paling dominan untuk

33
dibongkar atau dimuat di pelabuhan probolinggo. Selain batu bara ada juga
barang potongan (general cargo), jagung dan gula yang dilakukan untuk
bongkar atau muat pada pelabuhan tersebut. Berikut ini adalah tabel
prosentase jenis muatan pada tahun 2020 dibawah ini :

Tabel 2. 9 Tabel Prosentase Jenis Muatan

Jenis muatan pada tahun 2020


No Komoditi Jumlah Prosentase
1 Batu bara 150 39,68%
2 Clinker 1 0,26%
3 Raw Sugar 14 3,70%
4 General cargo 107 28,31%
5 Material proyek 5 1,32%
6 Pupuk 21 5,56%
7 Kayu balsa 10 2,65%
8 Veneer 10 2,65%
9 Limbah curah kering 3 0,79%
10 Plywood 1 0,26%
11 Batu kapur 11 2,91%
12 Aspal 3 0,79%
13 Jagung 33 8,73%
14 Gypsum 2 0,53%
15 Semen 7 1,85%
Total 378 100%
Sumber : Data PT. DABN cabang Probolinggo

2.7.2 Pembagian Waktu Kapal di Pelabuhan

Kegiatan pembagian waktu di pelabuhan yang dilakukan oleh kapal


adalah kegiatan labuh/tambat dan bongkar/muat kapal, jika dibagi sesuai
waktu kinerja kapal di pelabuhan, maka uraiannya seperti berikut ini :

a) Waktu Tunggu Kapal (Waiting Time/WT)

34
Merupakan jumlah waktu tunggu kapal yang sedang bertambat
yang terhitung dari kapal sejak melakukan tambatan setelah tiba
dilokasi area labuh sampai kemudian kapal kembali bergerak menuju
ke area tambatan.
b) Waktu Pelayanan Pemanduan (Approach Time/AT)
Merupakan jumlah waktu pelayanan yang dimana kapal melepas
jangkar menuju ke perairan lokasi area labuh sampai dengan mengikat
tali di tambatan atau malah sebaliknya.
c) Waktu Efektif (Effective Time/ET)
Merupakan jumlah waktu yang efektif, karena waktu tersebut
efektif tersebut dipergunakan untuk melakukan proses kegiatan
bongkar atau muat barang selama kapal masih berada di tambatan.
d) Berth Time (BT)
Merupakan jumlah waktu selama kapal beroperasi di tambatan,
waktu yang terhitung yaitu sejak kapal mengikat tali pada tambatan
sampai kapal melepaskan tali pada tambatan.
e) Receiving/Delivery
Merupakan jumlah tingkat kecepatan pelayanan dalam
penyerahan atau penerimaan di terminal peti kemas, waktu terhitung
dari saat alat angkut tersebut memasuki pelabuhan hingga keluar dari
pelabuhan yang dicatat di pintu masuk atau keluar.
f) Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR)
Merupakan jumlah tingkat perbandingan antara waktu
penggunaan dermaga dengan waktu dermaga yang siap beroperasi
dalam periode tertentu, lalu waktu tersebut dinyatakan dengan
prosentase.
g) Tingkat Penggunaan Gudang (Shed Occupancy Ratio/SOR)
Merupakan jumlah tingkat perbandingan antara waktu
penggunaan gudang dengan waktu gudang yang telah tersedia dalam
periode tertentu, lalu waktu tersebut dinyatakan dengan prosentase.
h) Tingkat Penggunaan Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy
Ratio/ YOR)

35
Merupakan jumlah tingkat perbandingan antara waktu
penggunaan lapangan penumpukan dengan waktu lapangan
penumpukan yang siap beroperasi dalam periode tertentu, lalu waktu
tersebut dinyatakan dengan prosentase.
i) Kesiapan Operasi Peralatan Pelabuhan
Merupakan jumlah tingkat perbandingan antara waktu
penggunaan peralatan yang sedang beroperasi dengan waktu peralatan
yang telah tersedia dengan periode waktu yang telah ditentukan.

2.7.3 Kinerja Bongkar Muat

Kinerja bongkar muat yang ada di pelabuhan ditunjukkan oleh Berth


Occupancy Ratio (BOR) atau tingkat pemakaian dermaga merupakan
jumlah tingkat perbandingan antara waktu penggunaan tiap dermaga dengan
waktu dernaga yang siap beroperasi dalam satu periode (bulan/tahun)
tertentu, lalu waktu tersebut dinyatakan dengan prosentase. Sedangkan
Indikator kinerja pelabuhan dipergunakan untuk menghitung atau mengukur
sejauh mana fasilitas-fasilitas dermaga atau pelabuhan untuk sarana
penunjang dimanfaatkan secara intensif.

BOR dapat dihitung pada masing-masing tiap dermaga, dan nilai dari
BOR tersebut sangat tergantung dari beberapa jenis parameter berikut ini :

a) Jenis barang yang ditangani di dermaga


Pelabuhan yang melayani berbagai muatan atau barang yang
diangkut melalui kapal, berbagai jenis muatan atau barang seperti
barang potongan (general cargo), peti kemas, muatan curah dan cair.
Dermaga cukup untuk melayani satu jenis muatan yang mempunyai
tingkat pelayanan lebih baik karena fasilitas-fasilitas peralatan
bongkar muat dan tenaga kerja khusus untuk menangani jenis muatan
tersebut.
b) Ukuran kapal
Ukuran kapal seperti panjang kapal, lebar kapal, dan kapasitas
angkut merupakan sangat berpengaruh terhadap nilai BOR pada suatu

36
dermaga. Karena suatu dermaga yang digunakan untuk bertambatnya
suatu kapal dapat melayani suatu dari yang berukuran besar atau lebih
dari satu kapal, dan kapal yang berukuran lebih kecil.
c) Produktivitas kerja untuk bongkar muat
Produktivitas kerja untuk bongkar muat barang perlu dilakukan
sistem untuk penanganan suatu barang terhadap masing-masing jenis
muatan yang diangkut. Produktifitas kerja pada suatu pelabuhan
sangat berbeda dengan pelabuhan lainnya, karena pelabuhan ini juga
memiliki ketergantungan pada tiap peralatan bongkar muat dan tenaga
kerja.
d) Jumlah gang yang bekerja
Jumlah gang yang bekerja merupakan kegiatan bongkar muat
yang perlu dilakukan oleh tenaga kerja dalam suatu kelompok yaitu
disebut dengan gang. Jumlah kelompok atau gang untuk melakukan
proses kegiatan bongkar muat tergantung pada ukuran dimensi kapal
dan volume barang yang dilayani.
e) Jam kerja dan jumlah shift kerja
Jam kerja dan jumlah shift kerja dalam penanganan suatu barang
juga sangat berpengaruh pada kinerja pelabuhan. Ketika pelabuhan
besar memiliki waktu yang sangat padat, pada waktu jam bekerja
selama 24 jam sehari dengan jumlah 3 shift untuk orang pekerja.
Selain itu untuk pelabuhan kecil hanya bisa memiliki waktu selama 8
jam kerja dalam satu hari.
f) Panjang tambatan
Panjang tambatan pada suatu dermaga yang cukup panjang bisa
dipergunakan untuk merapatkan jumlah kapal lebih dari satu buah
kapal, maka dari itu antrean kapal bisa dapat berkurang. Berbeda
dengan tambatan tunggal, karena pada tambatan tersebut hanya bisa
dipergunakan secara bergantian.
g) Hari kerja efektif per tahun

37
Hasil kerja efektif per tahun pada nilai BOR dapat dihitung ber-
dasarkan perhitungan waktu hari kerja dengan mempertimbangkan
waktu pemeliharaan.
h) Cadangan waktu untuk tidak bekerja selama kapal bersandar
Cadangan waktu untuk tidak bekerja selama kapal bersandar
setelah kapal melakukan sandar pada suatu dermaga untuk kegiatan
bongkar muat secara tidak langsung dilakukan kegiatan tersebut.
Demikian juga seperti kapal yang telah selesai melakukan proses
bongkar muat barang, kapal tidak boleh langsung meninggalkan suatu
dermaga.

Nilai BOR dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini


yang tergantung pada jenis suatu tambatan (Triatmodjo, 2010) :

- Tambatan Tunggal
Apabila dermaga hanya digunakan untuk satu tambatan,
penggunaan dermaga tidak dipengaruhi oleh panjang kapal dan nilai
BOR ditentukan dengan persamaan berikut :
Σ Waktu tambat
BOR= x 100 %…………….....................…………(9)
Waktu efektif
dimana :
BOR = Berth occupancy ratio [%]
Waktu tambat = Waktu sejak kapal tertambat dengan sempurna di
dermaga sampai lepas sandar [hari]
Waktu efektif = Total waktu operasi pelabuhan dalam satu periode
Satu tahun [hari]

- Dermaga untuk Beberapa Tambatan


Perhitungan BOR untuk beberapa tambatan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
Σ ( LOA + Jagaan ) x Waktutambat
BOR= x 100 % …………....……(10)
Waktu efektif x Panjang tambatan
dimana :
LOA = Length overall kapal [m]

38
Jagaan = Jarak aman antar kapal di tambatan. 10m
untuk kapal kecil, 20m untuk kapal besar.
Panjang Tambatan = Panjang permukaan dermaga yang bisa
digunakan untuk bersandar kapal [m]

- Tambatan Secara Umum


Secara umum tingkat pemakaian dermaga juga dapat dihitung
dengan persamaan berikut :
Vs x St
BOR= x 100 % …………………………..……(11)
Waktu efektif x n
Atau juga bisa dihitung dengan persamaan berikut ini :

Σ hari tambat
St = x 100 %…………………………..……(12)
Σ kapal yang tambat
dimana :
BOR = Berth occupancy ratio [%]
Vs = Jumlah kapal yang dilayani [unit/tahun]
St = Service time [jam/hari]
n = Jumlah tambatan
Waktu efektif = Jumlah hari dalam saru tahun

Suatu kinerja dermaga dapat diketahui melalui nilai BOR yang di-
peroleh. Berdasarkan UNCTAD 1978 dalam Perencanaan Pelabuhan
(2010), fasilitas dan utilitas maksimum pada dermaga ditentukan oleh
jumlah tambatan. Jika perolehan nilai BOR pada suatu pelabuhan lebih
besar dengan standar dari UNCTAD, maka pelabuhan tersebut harus
menambahkan jumlah tambatan untuk memperbaiki besarnya kinerja
pelabuhan. Standar BOR dari UNCTAD 1978 dapat dilihat pada tabel
berikut ini :

Tabel 2. 10 Nilai BOR yang Disarankan

Jumlah tambatan BOR yang disarankan


1 40%

39
2 50%
3 55%
4 60%
5 65%
10-Jun 70%
Sumber : UNCTAD, 1978

2.8 Metode Regresi Linier

Metode regresi linear dipergunakan oleh peneliti untuk mencari proyeksi


peningkatan arus bongkar muat dan arus kapal pada tahun-tahun berikutnya.
Metode regresi linear ini dengan cara membandingkan antara sebab dan akibat
dari peningkatan arus bongkar muat dan arus kapal yang terjadi. Hasil yang
diperoleh dari proyeksi regresi linear ini digunakan untuk menghitung ulang dan
mencari solusi akibat dari peningkatan arus muatan bongkar muat tersebut yang
berdampak pada produktivitas bongkar muat barang.

Untuk meramalkan jumlah arus bongkar muat barang dan arus kapal
diapakai metode proyeksi trend dengan analisis regresi. Analisis regresi
digunakan untuk mempelajari dan mengukur hubungan statistik yang terjadi
antara dua atau lebih variable. Dalam metode analisis regresi nilai yang ditentukan
hendak digunakan untuk menggambarkan suatu pola atau suatu fungsi yang
didapat oleh hubungan antara variabel.

Variabel yang diperoleh dari estimasi nilai maka disebut dengan variabel
terikat (dependent variable atau response variable). Biasanya variabel terikat itu
di plot pada sumbu tegak (sumbu-y). Sedangkan untuk Variabel Bebas
(independent variable atau explanatory variable) merupakan jenis variabel yang
digunakan untuk memberikan suatu pengaruh kepada variasi-variasi variabel
terikat, dan variabel bebas ini biasnya diplot pada sumbu dasar (sumbu-x).

Metode model regresi inilah yang digunakan untuk meramalkan arus


bongkar muat dan arus keluar masuknya kapal adalah regresi linier. Karena
persamaan regresi linier ini yang dipakai dalam menganalisis ialah untuk
persamaan nilai yang mempunyai nilai (r) terbesar. Nilai (r) tersebut berkisar
antara nilai -1 dan +1.

40
Menurut Susetyo (2010), Berikut ini adalah model-model formula regresi
linier yang digunakan sebagai berikut :
a) Model regresi linier
Formula regresi linier :

Y =a+bx ………………………………….…..…………...…....…...…(13)

dimana :

Y = Hasil ramalan (variabel tak bebas)

X = Tahun peninjauan (variabel bebas)

a,b = Koefisien regresi

b) Model regresi eksponensial


Formula regresi eksponensial :
Y = A x B ˟………………………………….…..…………...…............…(14)
dimana :
Y = Hasil ramalan (variabel tak bebas)
X = Tahun peninjauan (variabel bebas)
a,b = Koefisien regresi

c) Model regresi logaritma


Formula regresi logaritma :
Y =a+bLnX …………………………………..…………...….....…...…(15)
dimana :
Y = Hasil ramalan (variabel tak bebas)
X = Tahun peninjauan (variabel bebas)
a,b = Koefisien regresi

d) Model regresi power


Formula regresi logaritma :
Y =a+ Xᵇ …………………………………..……………....….....…...…(16)
dimana :

41
Y = Hasil ramalan (variabel tak bebas)
X = Tahun peninjauan (variabel bebas)
a,b = Koefisien regresi

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi
Pada bab ini membahas mengenai proses perancangan penelitian dari tahap
awal sampai tahap akhir. Penelitian ini dimulai dengan merumuskan masalah dan
judul penelitian, kemudian dipilih metode penelitian yang tepat untuk menjawab
rumusan masalah dalam penelitian. Tahap berikutnya adalah pendekatan masalah.
Pendekatan masalah dalam penelitian ini menggunakan Metode Studi kasus.
Lokasi pelabuhan yang dipilih untuk studi kasus sebagai pengembangan adalah
Pelabuhan Probolinggo. Dalam penelitian ini dilakukan di sekitar wilayah
dermaga Pelabuhan Probolinggo yang secara geografis terletak pada posisi 7º-12’-
16,1” LS dan 112º-40’-09,1” BT.

Metodologi penelitian adalah langkah–langkah yang dilakukan untuk men-


capai tujuan pelitian. Salah satu kegiatan di Pelabuhan Probolinggo adalah
melayani bongkar muat barang yang dikelola oleh PT. Delta Artha Bahari
Nusantara (DABN) cabang Probolinggo. Kelancaran dalam bongkar muat barang
dapat dicapai jika tingkat pelayanan di Pelabuhan Probolinggo lebih ditingkatkan.
Dalam mencapai tingkat pelayanan yang baik, suatu pelabuhan harus didukung
sarana yang memadai, tapi juga dilihat berdasarkan waktu bongkar muat kapal
sesuai dengan jadwal.

Dalam melakukan pengembangan pelabuhan seperti dermaga, gudang,


lapangan penumpukan, DABN cabang Probolinggo melakukan pembangunan
dermaga baru, penambahan gudang dan lapangan penumpukan. Dalam melakukan

42
pengembangan pasti ada hal-hal yang diperlukan sebagai acuan dalam me-
rencanakan pelabuhan tersebut.

43
3.2 Langkah – langkah Penelitian

Gambar 3. 1 Diagram alir penelitian

44
Dalam mencapai tujuan penelitian, maka secara sistematis untuk
memecahkan masalah penelitian ini dapat mengikuti alur kerangka penelitian.
Alur penelitian ini berisi langkah-langkah penelitian yang sistematis dan secara
garis besar digambarkan menggunakan diagram alur penelitian seperti yang
ditunjukkan pada gambar 3.1

3.3 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengajukan permintaan data-data
sekunder yang diperoleh dari PT. DABN cabang Probolinggo seperti data layout
pelabuhan, data bongkar muat, data karakteristik kapal, dan data luasan lahan
yang tersedia. Selain itu, dengan mengumpulkan, mengidentifikasi serta me-
ngolah data-data sekunder yang digunakan penyusun melakukan survey di
lapangan.

3.4 Analisis Pengolahan Data


Pada tahap ini perlu dilakukan proses pengolahan data sekunder. Analisis
data sekunder meliputi pengumpulan data yang kemudian diproses lalu di-
lanjutkan dengan pengolahan data dalam perhitungan regresi linier dan teknik
secara lengkap akan menghasilkan nilai suatu output yang akan kembali di-
gunakan pada proses selanjutnya.

Tahapan pengolahan data sekunder meliputi :

a) Analisis Fasilitas Pelabuhan


Analisis fasilitas pelabuhan digunakan untuk mengetahi dermaga,
gudang, secara eksisting dan mengetahui fasilitas peralatan bongkar muat
yang ada di pelabuhan tersebut. Data fasilitas pelabuhan ini diperoleh dari
wawancara secara langsung dengan pengawas operasional PT. DABN
cabang probolinggo.

b) Layout Pelabuhan
Layout pelabuhan digunakan untuk mengetahui letak bangunan-
bangunan yang ada di pelabuhan serta lahan kosong untuk merencanakan

45
bangunan yang akan direncanakan. Data layout pelabuhan ini diperoleh dari
PT. DABN cabang probolinggo.

c) Analisis Kinerja Pelabuhan


Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat penggunaan
dermaga Berth Occupancy Ratio (BOR), dan kapasitas dermaga kemudian
didapatkan proyeksi kondisi dermaga pada 10 sampai 15 tahun ke depan.

d) Analisis Data Bongkar Muat


Analisis data bongkar muat digunakan untuk mengetahui tingkat
bongkar muat yang terjadi pada per 5 tahun yang lalu, data tersebut
digunakan untuk perhitungan ramalan pada 10 sampai 15 tahun ke depan.

e) Analisis Data Karakteristik Kapal


Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui dimensi kapal yang
bertambat pada pelabuhan tersebut, guna untuk merencanakan penggunaan
dermaga Berth Occupancy Ratio (BOR). Data karakteristik kapal ini
diperoleh dari PT. DABN cabang probolinggo.

3.5 Hasil Yang Diharapkan


Hasil penelitian ini berupa kesimpulan dengan isi yang sesuai dengan
rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian. Dari analisis penelitian ini
maka hasil yang diharapkan :

1. Mengetahui besarnya kinerja operasional dalam memenuhi pe-


rencanaan pengembangan.
2. Mengetahui besarnya arus bongkar muat di pelabuhan untuk pe-
ngembangan jangka menengah.
3. Mengetahui pengembangan kebutuhan pelabuhan yang diperlukan
sesuai dengan jumlah peningkatannya.

46
3.6 Time Schedule Penelitian
Perencanaan jadwal penelitian yang dilakkan untuk merencanakan jangka
waktu keseluruhan guna mencapai target penyelesaian penelitian. Berikut ini
adalah tabel untuk rencana jadwal penelitian yang akan dilakukan.

Tabel 3. 1 Jadwal rencana penelitian


Bulan Maret April Mei Juni September
No Item Pekerjaan
Minggu 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pendahuluan
2 Tinjauan Pustaka
3 Metode penelitian
4 Pengambilan dan analisis data
5 Penulisan Penutup
Sumber : Dokumen Pribadi

47
DAFTAR PUSTAKA

Addarajad, A. R. (2018). Anaslis dan perencanaan pengembangan pelabuhan


pengumpul tol laut : Studi kasus pelabuhan tahuna, Kapulauan
sangihe. Tugas Akhir, 1-129.

Anonim. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor PM 51


Tahun 2015 Tentang Kepelabuhanan. Jakarta: Pemerintah Republik
Indonesia.

Daerah, B. (2020, 12 31). GUBERNUR KHOFIFAH DORONG PENGEM-


BANGAN PELABUHAN PROBOLINGGO. Retrieved November 11,
2021, from probolinggokota.go.id: https://probolinggokota.go.id/berita-1-
2/berita-daerah/gubernur-khofifah-dorong-pengembangan-pelabuhan-
probolinggo

Elisabeth, M. L. (2013). Perencanaan pengembangan pelabuhan laut sorong


di kota sorong. Jurnal Sipil Statik, 1(10), 645-652.

Fakhringgi, G. P. (2016). Model pengembangan pelabuhan pengumpan : Studi


kasus pelabuhan tanjung tembaga probolinggo. Tugas Akhir, 1-76.

Haryadha, R. R. (2016). Perencanaan pelabuhan pengumpul : Studi kasus


sumenep kepulauan. Tugas Akhir, 1-77.

HSB, S. A. (2009). Analisa kelayakan ukuran panjang dermaga, gudang


bongkar muat barang dan sandar kapal study kasus : Dermaga ujung
baru-Pelabuhan Belawan. Tugas Akhir, I-VI-4.

Jinca, M. (2011). Transportasi Laut Indonesia. Surabaya: Brillian International.

Raka Mandi, N. B. (2015). Perencanaan dan perancangan konstruksi bangu-


nan laut dan pantai. Denpasar: Buku Arti.

Samekto, A. A. (1996). Analisis optimasi peralatan bongkar muat peti kemas


di unit terminal peti kemas tanjung emas semarang. Tesis, 1-117.

Soedjono, K. (2001). Perencanaan Pelabuhan. Bandung: Ganeca Exact.

48
Triatmodjo, B. (2010). Perencanaan Pelabuhan. Yogyakarta: Beta offset 2009.

UNCTAD. (1985). Port Development. A handbook for planners in developing


countries. New York: United Nation.

49
Lampiran 1 Layout Pelabuhan

1
Lampiran 2 Kondisi Eksisting Pelabuhan Sekarang

2
Lampiran 3 Data Eksisting Fasilitas Pelabuhan Probolinggo

3
Lampiran 4 Data Eksisting Fasilitas Pelabuhan Probolinggo (Lanjutan)

4
Lampiran 5 Data Tinjauan Lingkungan Pelabuhan Probolinggo

You might also like