Nama : LATIFATUL FAJRIYAH
NIM : 210205017
Kelas :A
Perkolasi dan Sokletasi
e Perkolasi didefinisikan sebagai proses masuk atau
menembusnya air pada lapisan permukaan tanah
secara gravitasi hingga mencapai lapisan tanah
yang dalam keadaan jenuh air. Tes perkolasi ini
dimaksudkan untuk menentukan seberapa besar
luas area meresapnya air untuk jenis tanah tertentu.
e Prinsip perkolasi adalah sebagai berikut: serbuk
simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder,
yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan
penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif
sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh.
Jenis-jenis Perkolasi
e Perkolasi Biasa
Perkolasi biasa adalah cara yang paling sederhana danhanya menggunakan satu perkolator saja dalam
prosesnya. Secara umum, langkah-langkahnya diawali
dengan merendam simplisa yang derajat halusnya
sudah ditentukan ke dalam penyari.
e Perkolasi dengan Tekanan
Perkolasi jenis ini jarang digunakan karena lebih cocok
diterapkan pada simplisa yang derajat halusnya sangat
kecil. Biasanya simplisa jenis ini tidak bisa dideteksi
dengan perkolasi jenis biasa.
e Perkolasi Bertingkat
Sesuai namanya, perkolasi ini menggunakan sistem
bertingkat. Artinya, ada beberapa perkolator yang
digunakan untuk mempermudah prosesnya
Cara Kerja
Menurut Farmakope indonesia, penyarian dengan
metode perkolasi dilakukan sebagai berikut :
+ Membasahi 10 bagian simplisia atau campuran
simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5
bagian sampai 5 bagian cairan penyari
+ Dimasukkan kedalam bejana tertutup sekurang-
kurangnya 3 jam+ Kemudian massa dipindahkan sedikit-demi sedikit
kedalam perkolator sambil tiap kali ditekan-tekan hati-
hati
+ Setelah itu, dituangi dengan cairan penyari
secukupnya sampai cairan penyari mulai menetes dan
diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari.
+ Perkolator ditutup dan biarkan selama 24 jam
+ Selanjutnya, cairan dibiarkan menetes dengan
kecepatan 1ml/menit
* Tambahkan cairan penyari berulang-ulang
secukupnya, hingga selalu terdapat selapis cairan
penyari diatas simplisia, hingga jika 500 mg perkolat
yang keluar terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa.
+ Perkolat kemudian disuling atau diuapkan dengan
tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga
konsistensi yang dikehendaki.
Kelebihan Metode Perkolasie Kelebihan
1) Tidak terjadi kejenuhan.
2) Pengaliran meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan
penyari sehingga zat seperti terdorong untuk keluar dari
sel).
e Kekurangan
1) Cairan penyari lebih banyak.
2) Resiko cemaran mikroba untuk penyari air karena
dilakukan secara terbuka.
SOKLETASI
Metode sokletasi merupakan proses ekstraksi yang
menggunakan penyaringan berulang dengan cara
memanaskan pelarut hingga menguap dan membasahi
sampel. Ekstraksi dilakukan dengan mengiris buah
kelapa sawit hingga halus dan dimasukkan kedalam
soklet.
Sokletasi merupakan penyarian simplisia secara
berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehinggamenguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi
molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun
menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya
masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah
melewati pipa sifon. Proses ini berlangsung hingga
penyarian zat aktif sempurna yang ditandai dengan
beningnya cairan penyari yang melalui pipa sifon atau
jika diidentifikasi dengan kromatografi lapis tipis tidak
memberikan noda lagi. (Dirjen POM, 2014).
Prinsip Kerja
Penyarian secara terus-menerus sehingga penyarian
lebih sempurna dengan memakai pelarut yang relatif
sedikit. Jika penyarian telah selesai maka pelarutnya
diuapkan dan sisanya adalah zat yang tersari. Biasanya
pelarut yang digunakan adalah pelarut yang mudah
menguap atau mempunyai titik didih yang rendah.
Cara Kerja
- Serbuk kering yang akan diekstraksi, diletakkan
dalam kantong sampel yang terletak pada alat ekstraksi
(tabung sokhlet).- Tabung sokhlet yang berisi kantong sampel
diletekkan diantara labu destilasi dan pendingin,
disebelah bawah dipasang pemanas.
- Pelarut ditambahkan melalui bagian atas alat sokhlet
- Pemanas dihidupkan. Pelarut dalam labu didih
menguap dan mencapai pendingin, berkondensasi dan
menetes ke atas kantong sampel sampai mencapai
tinggi tertentu / maksimal (sama tinggi dengan pipa
kapiler)
- Pelarut beserta zat yang terasari didalamnya akan
turun ke labu didih melalui pipa kapiler
- Pelarut beserta zat tersari pada labu didih akan
menguap lagi dan peristiwa ini akan terjadi berulang-
ulang sampai seluruh zat yang ada dalam sampel
tersari sempurna (ditandai dengan pelarut yang
melewati pipa kapiler tidak berwarna dan dapat
diperiksa dengan pereaksi yang cocok.
Kelebihan
- Penyari dapat diteruskan sesuai dengan keperluan
tanpa menambah volume cairan penyari.Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang
lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara
langsung.
Pemanasannya dapat diatur.
Kekurangan
- Waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi cukup lama,
sehingga kebutuhan energinya tinggi, dan bahan
terekstraksi yang terakumulasi dalam labu mengalami
beban panas dalam waktu yang cukup lama
Pemanasan berlebih terhadap kandungan kimia
dalam serbuk, sehingga tidak cocok untuk zat kimia
yang termolabil
Jumlah bahan terbatas (30-50 gram)
Tidak bisa dengan penyari air (harus solvent organik),
sebab titik didih air 100°C harus dengan pemanasan
tinggi untuk menguapkannya.
Memerlukan energi listrik
Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpulpada wadah disebelah bawah terus-menerus
dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
peruraian oleh panas.
Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi
akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu
sehingga dapat mengendap dalam wadah dan
membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk
melarutkannya.
Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak
cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih
yang terlalu tinggi.