You are on page 1of 10

MAKALAH

MATA KULIAH HIDROMETEOROLOGI

“ KELEMBABAN UDARA ”

Oleh :

NICHELL HAMAA | 20601021

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN ILMU GEOGRAFI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan kita yesus kristus karena atas berkat dan
tuntunannya serta penyertaannya, sehingga Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini merupakan tugas masing-masing mahasiswa untuk melengkapi
serangkaian tugas dari mata kuliah HIDROMETEROLOGI. Adapun judul dari makalah ini
adalah mengenai “Kelembaban udara”

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Denny Malingkay, M.Si Dan  Bapak Prof. Dr. Maxi Tendean,MSi. selaku dosen mata
kuliah ilmu ukur tanah yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada teman-teman dan berbagai pihak yang telah berkontribusi membantu saya
guna menyelesaikan Makalah ini dengan sebaik-baiknya. Saya sangat berharap Makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Jika pada Makalah
ini masih banyak terdapat kekurangan Saya berharap kritik, saran dan usulan demi perbaikan
Makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang.
Akhir kata saya berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Tondano,09 November 2022

penyusun Nichell hamaa

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

1.1. Latar belakang .......................................................................................................


1.2. Batasan Masalah ....................................................................................................
1.3.Rumusan Masalah...................................................................................................
1.4.Tujuan ....................................................................................................................
1.5.Manfaat...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................

2.1. Pengertian Hidrometeorologi .................................................................................


2.1.1. Potensi Terjadi Hujan.......................................................................................
2.1.2. Penentuan Suhu Udara ....................................................................................
2.1.3. Peranan Uap Air...............................................................................................
2.1.4. Kelembapan .....................................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran ……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hidrometeorologi adalah cabang ilmu dari meteorologi yang memelajari siklus air, curah hujan, dan
berkaitan dengan iklim dan cuaca. Dengan kata lain, hidrometeorologi mencakup fenomena yang
terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), dan lautan (oseanografi). Hidrometeorolgi adalah
sebuah cabang ilmu meteorologi yang berfokus pada masalah yang melibatkan siklus hidrologi,
jumlah debit air, dan statistik curah hujan. Cakupan dari hidrometeorologi sendiri sampai sekarang
masih belum begitu jelas dan sering tercampur dengan beberapa cabang ilmu yang lainnya seperti
klimatologi, hidrologist dan lain – lain. Ilmu hidrometeorolgi ini sangatlah berguna, salah satu
contohnya adalah menentukan kemungkinan curah hujan, waktu yang dibutuhkan untuk penguapan
air hujan, yang biasanya digunakan untuk memberikan peringatan banjir dan penanggulangan
bencana lainnya. Ilmu ini sangat bermanfaat untuk mempersiapkan prakiraan cuaca, cara
mengantisipasi banjir, dan upaya lainnya terkait bencana hidrometeorologi.
.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan penulis terapkan yaitu:

1. Hidrometeorologi?
2. Apa saja peranan hidrometeorologi?

C. Tujuan Pembahasan

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai
penulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pelaksanaan praktek individu
sebagai upaya meningkatkan keterempilan daan kemampuan belajar mahasiswa terutama untuk para
mahasiswa jurusan ilmu geografi di universitas negeri manado.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Hidrometeorologi

Hidrometeorologi adalah cabang meteorologi yang berhubungan dengan siklus hidrologi, suplai air,
dan statistik hujan. Hidrometeorologi menyiapkan dan mengeluarkan ramalan cuaca mengenai
akumulasi kuantitatif dari presipitasi, hujan dan salju besar, dan lokasi yang akan terpengaruh dan
berpotensi mengalami banjir. Biasanya jangkauan pengetahuan yang digunakan membutuhkan
kemampuan klimatologi dan cabang ilmu bumi atau geografi lainnya.

2.1.1 Potensi Terjadi Hujan

Hujan adalah sebuah presipitasi berwujud cairan, berbeda dengan presipitasi non-cair seperti salju,
batu es dan slit. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di
atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi
uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua
proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan,
yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Virga adalah presipitasi yang jatuh ke
Bumi namun menguap sebelum mencapai daratan; inilah satu cara penjenuhan udara. Presipitasi
terbentuk melalui tabrakan antara butir air atau kristal es dengan awan. Butir hujan memiliki ukuran
yang beragam mulai dari pepat, mirip panekuk (butir besar), hingga bola kecil (butir kecil).
Kelembapan yang bergerak di sepanjang zona perbedaan suhu dan kelembapan tiga dimensi yang
disebut front cuaca adalah metode utama dalam pembuatan hujan. Jika pada saat itu terdapat
kelembapan dan gerakan ke atas yang cukup, hujan akan jatuh dari awan konvektif (awan dengan
gerakan kuat ke atas) seperti kumulonimbus (badai petir) yang dapat terkumpul menjadi ikatan hujan
sempit. Di kawasan pegunungan, hujan deras bisa terjadi jika aliran atas
lembah meningkat di sisi atas angin permukaan pada ketinggian yang memaksa udara lembap
mengembun dan jatuh sebagai hujan di sepanjang sisi pegunungan. Di sisi bawah angin
pegunungan, iklim gurun dapat terjadi karena udara kering yang diakibatkan aliran bawah
lembah yang mengakibatkan pemanasan dan pengeringan massa udara. Pergerakan truf
monsun, atau zona konvergensi intertropis, membawa musim hujan ke iklim sabana. Hujan
adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia, menyediakan kondisi cocok
untuk keragaman ekosistem, juga air untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang.
Curah hujan dihitung menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif
oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca. Dampak pulau panas perkotaan mendorong
peningkatan curah hujan dalam jumlah dan
intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga dapat mengakibatkan
perubahan pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan
suasana kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia
utama air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 milimeter (39 in).
Sistem pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim Köppen menggunakan
curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim.

2
Antartika adalah benua terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah turun dengan
kandungan metana, besi, neon, dan asam sulfur.
Air hujan tidak sesederhana air yang turun dari langit. Proses terjadinya hujan tidak terlepas dari
proses siklus air. Tahapan terjadinya hujan secara umum terbagi menjadi tiga tahap: evaporasi,
kondensasi,dan presipitasi.
 Evaporasi
Tahapan pertama adalah evaporasi. Evaporasi adalah proses penguapan air. Panasnya suhu bumi dari
matahari akan membuat air yang ada di sungai, danau, dan laut akan menguap menjadi butiran atau
uap air. Uap air ini akan naik ke atmosfer dan menggumpal menjadi awan. Semakin panas suhu
udara, maka semakin banyak air yang akan menguap ke udara. Sehingga menyebabkan kemungkinan
terjadinya hujan semakin besar.

 Kondensasi
Tahapan kedua adalah kondensasi. Uap air dari proses penguapan atau evaporasi akan naik ke
atmosfer dan mengalami kondensasi atau pengembunan. Pada proses ini, uap air akan berubah
menjadi partikel yang sangat kecil. Perubahan uap air menjadi es ini dipengaruhi perbedaan suhu
pada perbedaan ketinggian awan di udara. Semakin tinggi awan yang terbentuk, makin suhu akan
semakin dingin. Begitu pula dengan uap air akan dingin dan berubah menjadi es.

 Presipitasi
Proses yang ketiga adalah presipitasi. Presipitasi adalah proses mencairnya butiran es di awan, lalu
turun menjadi titik-titik hujan ke bumi. Awan yang sudah terbentuk pada proses sebelumnya
mungkin tertiup angin dan terbawa sehingga menjadi turun hujan di tempat yang lain dari proses
sebelumnya. Awan yang sudah terlalu padat dengan uap air dan tidak sanggup lagi menahan beban
air akan jatuh ke daratan menjadi titik-titik hujan. Titik-titik hujan bervariasi ukurannya dari 0,5
milimeter atau lebih besar. Sedangkan gerimis berukuran kurang dari 0,5 milimeter. Ukuran ini
bberdiasanya bervariasi berdasarkan lokasi awan yang menurunkan hujan. Gerimis diturunkan oleh
awan dangkal, sedangkan hujan deras diturunkan oleh awan dengan tinggi menengah atau sangat
tinggi. Karena posisi hujan yang sangat tinggi, udara di tempat awan berada sangat dingin dan
biasanya hujan akan jatuh sebagai salju atau es. Semakin menurun mendekati daratan, es tersebut
akan mencair menjadi air hujan. Hal ini disebabkan karena semakin mendekati daratan, suhu akan
semakin menghangat dan mencairkan titiktitik es. Setiap belahan bumi memiliki curah hujan yang
berbeda-beda. Contohnya di padang pasir curah hujannya hanya kurang dari 10 milimeter hujan per
tahun. Berbeda dengan wilayah Indonesia yang rata-rata memiliki curah hujan 2.000-3.000 milimeter
per tahun. Hujan asam Awan yang terdiri dari gumpalan uap air, juga mengandung partikel lain
seperti debu, garam, asap, dan polutan. Jika awan mengandung senyawa sulfur dioksida dan nitrogen
oksida, lalu kedua zat ini berinteraksi dengan air, ini akan menjadi hujan asam. Hujan asam sangat
berbahaya bagi tanaman, binatang dan tanaman laut, dan tanah. Sulfur dioksida dan nitrogen
dioksida sebenarnya terkandung di dalam udara normal. Namun, pada beberapa kondisi, kedua
senyawa ini meningkat kadarnya di udara. Kondisi yang bisa menyebabkan kedua zat ini meningkat
adalah erupsi gunung berapi dan asap pembakaran bahan bakar fosil.

3
2.1.2 Penentuan Suhu Udara

Informasi suhu udara pada suatu tempat dapat diperoleh dari stasiun pengamatan cuaca,
menggunakan alat ukur seperti termometer. Masalahnya adalah tidak semua tempat memiliki
pengukuran suhu udara. Untuk kebutuhan praktis kita bisa menaksir suhu udara suatu tempat
berdasarkan informasi lain, misalnya berdasarkan ketinggiannya. Secara fisis, suhu udara akan
menurun terhadap ketinggian. Artinya semakin tinggi suatu tempat maka suhu udaranya akan
semakin dingin. Berdasarkan rumusan fisis ini maka kita bisa menentukan suhu udara suatu tempat
berdasarkan ketinggiannya.
 Konversi satuan Suhu Udara - Celcius, Kelvin, Fahrenheit, Reamul dan Rankine secara
online
 Sifat Fisis Atmosfer, Uap Air dan Laju Penurunan Suhu Udara di Atmosfer
Selain faktor ketinggian, terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi suhu udara suatu tempat
seperti:
 Letak lintang suatu tempat di permukaan bumi. Secara umum semakin tinggi lintang suatu
tempat maka suhunya akan semakin rendah.
 Sirkulasi atmosfer di permukaan bumi, hal ini berkaitan perpindahan dari massa udara
dingin dan panas di seluruh dunia. Contohnya terjadinya gelombang panas di Korea Selatan
pada Juli 2018.
 Pengaruh kondisi setempat, misalnya keberadaan vegetasi. Tempat yang tertutup vegetasi
suhunya akan lebih dingin dibanding tempat yang minim vegetasi
Dalam kaitan suhu udara dan ketinggian, secara kasar kita bisa merasakan pada daerah pantai yang
rendah suhunya akan lebih panas dibanding suhu udara pada suatu tempat di pegunungan yang
memang elevasinya lebih tinggi.
Laju penurunan suhu udara terhadap ketinggian mengikuti dua konsep yaitu secara
adiabatis kering dan adiabatis basah. Pada konsep adiabatis kering, udara dianggap kering
tanpa uap air di mana:
 Setiap kenaikan ketinggian 100 m maka suhu udara akan turun 1 °C.
 Setiap ketinggian turun 100 m suhu udara akan naik 1 °C.

2.1.3 Peranan Uap Air

Uap air adalah air yang dalam bentuk gas yang terjadi akibat proses pemanasan air (H2O) menjadi
uap air. Air yang terdapat di darat dan lautan akan menguap karena terkena panas matahari lalu
menjadi awan atau kabut di langit. Air yang terkandung di awan akan turun kembali ke darat dan laut
menjadi hujan. Uap air mempunyai potensi kekuatan yang luar biasa yang bisa digunakan untuk
menggerakkan turbin listrik PLTU, kereta uap, atau mesin uap. Di bawah kondisi atmosfer yang
khas, uap air secara terus menerus dihasilkan oleh penguapan dan dihilangkan dengan kondensasi.
Uap air bersifat kurang padat daripada kebanyakan konstituen udara lainnya dan memicu arus
konveksi yang dapat menyebabkan awan.

4
Sebagai komponen hidrosfer bumi dan siklus hidrologi, uap air sangat melimpah di atmosfer bumi,
dan merupakan gas rumah kaca yang paling kuat, lebih kuat dari gas lain seperti karbon dioksida dan
metana. Penggunaan uap air, sebagai uap, penting untuk memasak, dan sebagai komponen utama
dalam produksi energi dan sistem transportasi sejak era revolusi industri. Uap air adalah konstituen
atmosfer yang relatif umum, hadir bahkan di atmosfer matahari serta di setiap planet di Tata Surya
dan banyak objek astronomi termasuk satelit alami, komet, dan bahkan asteroid besar. Demikian
pula, deteksi uap air ekstrasurya akan menunjukkan distribusi serupa di sistem planet lain. Uap air
penting karena dapat menjadi bukti tidak langsung yang mendukung keberadaan air cair di
permukaan dalam kasus beberapa benda bermassa planet.
Setiap kali molekul air meninggalkan permukaan dan berdifusi menjadi gas di sekitarnya,ia
dikatakan telah menguap. Setiap molekul air yang bertransisi antara keadaan yang lebih solid(cair)
dan yang kurang solid (uap/gas) melakukannya melalui penyerapan atau pelepasan energi kinetik.
Pengukuran agregat dari transfer energi kinetik ini didefinisikan sebagai energi termal dan hanya
terjadi jika terdapat perbedaan suhu molekul air. Air cair yang menjadi uap air membutuhkan
sekumpulan panas, dalam proses yang disebut pendinginan evaporatif. Jumlah uap air di udara
menentukan seberapa sering molekul akan kembali ke permukaan. Ketika penguapan bersih terjadi,
badan air akan mengalami pendinginan bersih yang berhubungan langsung dengan hilangnya air.

2.1.4 Kelembapan

Kelembapan atau kelembaban adalah konsentrasi kandungan dari uap air yang ada di udara. Uap air
yang terdapat dalam atmosfer bisa berubah wujud menjadi cair atau padat, yang pada akhirnya jatuh
ke bumi yang dikenal sebagai hujan. Angka konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban
absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban relatif. Alat untuk mengukur kelembaban disebut
higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah
bangunan dengan sebuah pengawalembab (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah
termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara
berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).

 Kelembapan absolut
Kelembapan absolut didefinisikan sebagai massa dari uap air pada volume tertentu
campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik (g/m3).
 Kelembapan spesifik
Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara dengan
rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio
kilogram uap air, mw, per gram udara, ma.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hidrometeorologi atau air udara sangat penting dan bermanfaat bagi kehidupan di bumi, baik biosfer
maupun antroposfer.Air udara sangat berperan dalam potensi terjadinya hujan, penentuan suhu
udara, serta penguapan.Ilmu ini sangat bermanfaat untuk mempersiapkan prakiraan cuaca, cara
mengantisipasi banjir, dan upaya lainnya terkait bencana hidrometeorologi atau kata lain
Hidrometeorologi adalah cabang meteorologi dan hidrologi yang mempelajari transfer air dan energi
antara permukaan tanah dan atmosfer yang lebih rendah. Ahli hidrologi sering menggunakan data
yang disediakan oleh ahli meteorologi. Sebagai contoh, seorang ahli meteorologi dapat
memperkirakan hujan sebesar 2-3 inci (51-76 mm) di area tertentu, dan ahli hidrologi kemudian
dapat memperkirakan dampak spesifik hujan tersebut terhadap medan setempat.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://wikipedia. https://bobo.grid.id/ , https://www.tneutron.ne , https://www.kompas.com ,


https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/ ,
https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/18/173000723/pengertian-hidrometeorologi-dan-
macam-macam-bencanahidrometeorologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Meteorologi
https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/20/100400923/proses-terjadinya-hujan-dan-
penjelasannya-menurut-sains?page=all
https://www.climate4life.info/2018/08/menentukan-suhu-udara-suatu-tempat-berdasarkan-
ketinggiannya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hujan
https://id.wikipedia.org/wiki/Uap_ai

You might also like