You are on page 1of 40

LAPORAN PRAKTIKUM

VISKOSITAS FLUIDA

DISUSUN OLEH
NAMA NUR FADILAH
STAMBUK 09320220119

KELOMPOK IIA/IV
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASAR

2022
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gedung Laboratorium Teknik Lt. 3 Kampus II UMI, Jln. Urip Sumoharjo km. 05 Makassar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair
tersebut. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan dengan suatu
bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton
menyatakan bahwa dalam viskositas untuk laju perubahan bentuk sudut fluida
yang tertentu maka tegangan tersebut tergeser berbanding lurus dengan viskositas.
Koefisien Viskositas adalah nilai kekentalan fluida, alasan-alasan yang
diperlukannya usaha untuk mendayung perahu melalui air yang tenang, tetapi juga
merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja.
Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah.
Pelumasan bagian dalam mesin fluida viskos cenderung melekat pada permukaan
zat yang bersentuhan dengannya. Diantara - Diantara salah satu sifat zat cair
adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki kekentalan yang berbeda- beda
materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan kekentalan oli. Dengan
sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu sebagai pelumas
mesin. Telah diketahui bahwa suatu pelumas yang dibutuhkan adalah tiap-tiap
mesin membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda (Anggraini W., et al 2014).
Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang
dimasukkan gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan
padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah
bola kecil kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat
kemudian melambat hingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut
pada saat tertentu mengalami sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus
beraturan. Gerakan bola kecil menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang
dimiliki suatu zat cair. Dan sehingga kecepatan bola itu berubah, hambatan
dinamakan densitas adalah massa jenis yang dapat diukur dengan menggunakan
picnometer (Anggraini, W., et al 2014)

VISKOSITAS FLUIDA
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
1.2 Tujuan Percobaan INDONESIA
1.2.1 Tujuan Instruksi Umum (TIU)
1. Kami dapat memahami konsep Fisika / mekanika mengenai kekentalan
(viskositas).
2. Kami dapat mengetahui bahwa gesekan yang di alami oleh suatu
benda yang bergerak dalam fluida adalah di sebabkan oleh kekentalan
fluida tersebut.
1.2.2 Tujuan Instruksi Khusus (TIK)
1. Kami dapat menggunakan prinsip keseimbangan gaya stokes, gaya
apung dan gaya berat pada suatu benda dalam fluida.
2. Kami dapat mengamati pengaruh gesekan yang dialami oleh suatu
benda yang bergerak dalam fluida yang disebabkan oleh fluida
tersebut.
3. Kami dapat menerapkan faktor koreksi pada laju bola yang jatuh.
4. Mentukan Viskositas Fluida.

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Viskositas

Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan viscous, Suatu bahan apabila


dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi
lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan
di bagian dalam (internal) suatu fluida. Viskositas suatu fluida merupakan daya
hambat yang disebabkan oleh gesekan antara molekul-molekul cairan, yang
mampu menahan aliran fluida sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat
kekentalannya. Nilai kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan
membandingkan gaya tekan per satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari
fluida. Prinsip dasar ini yang dipergunakan untuk menghitung viskositas secara
eksperimen menggunakan metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat
ke dalam fluida dan kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat
tersebut maka semakin tinggi nilai viskositasnya (Warsito, dkk, 2012).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahanbahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskos, newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida
Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan
geser
(g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan
bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu
bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan,
yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak
ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan
kecepatankonstan

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
v, maka fluida INDONESIA
dibawahnya akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang saling
bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar
F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan
kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g)
pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak
adanya tekanan fluida (Burhanudin, 2014).
Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan oleh
gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradien kecepatan aliran dari fluida. Prinsip dasar ini yang
dipergunakan untuk menghitung viskositas secara eksperimen menggunakan
metode putar, yaitu dengan memasukkan penghambat ke dalam fluida dan
kemudian diputar. Semakin lambat putaran penghambat tersebut maka semakin
tinggi nilai viskositasnya.
Metode yang tidak merusak untuk mengukur nilai viskositas cairan juga
dikembangkan dengan metode gelombang ultrasonik, yaitu mengukur cepat
rambat gelombang ultrasonik pada cairan. Semakin cepat rambat gelombang
semakin tinggi viskositas cairannya (Warsito, 2012).

2.2 Fluida

Fluida adalah zat yang dapat bergerak ketika dikenai gaya. Fluida dapat
berubah bentuk dan bersifat tidak permanen. Fluida membentuk berbagai jenis
benda padat sesuai dengan bentuk benda yang dilewatinyaKarakteristik aliran
fluida meliputi tekanan statis, tekanan dinamis, total tekanan, kecepatan fluida dan
tegangan geser. Di daerah yang pengaruh gesekan dinding kecil, tegangan geser
dapat diabaikan dan perilakunya mendekati fluida-ideal, yaitu incompresible dan
mempunyai viskositas 0. Aliran fluida ideal yang demikian disebut aliran
potensial. Pada aliran potensial berlaku prinsip-prinsip mekanika Newton dan
hukum kekekalan massa. Aliran potensial mempunyai 2 ciri pokok:
1. Tidak terdapat sirkulasi apapun pusaran sehingga aliran potensial itu disebut oleh

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
aliran irotasional. INDONESIA
2. Tidak terjadi gesekan sehingga tidak ada disipasi (pelepasan) dari energi
mekanik menjadi kalor.
Sifat viskos ini sangat diperhatikan dalam petrihal yang melibatkan aliran
fluida maupun minyak pelumas mesin. Pelumas mesin berviskositas tinggi lebih
baik digunakan daripada yang bernilai rendah. Tetapi jika teralu tinggi
viskositasnya justru akan menghambat gerakan mesin tersebut. Fluida dibagi
dalam dua bagian, yaitu cairan dan gas. Cairan tak dapat dimampatkan dan bila
terdapat di dalam suatu tempat maka cairan itu akan mengambil tempat yang
sesuai dengan bentuk tempatnya dan permukaan akan terbentuk suatu batas
dengan udara terbuka. Viskositas fluida merupakan ukuran tekanan suatu
terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dinyatakan sebagai
aliran fluida yang merupakan gesekan antar molekul-molekul cairan yang mudah
mengalir,dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah sebaliknya bahan yang
sulit mengalir dikatakan viskositas yang tinggi. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah,dan sebliknya bahan-
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Pada
hukum aliran viskositas newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam viskositas fluida juga
termasuk konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku
untuk fluida Newtonian. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah
bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut apabila zat
cair tidak kental maka koefisien sama.
Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalir dan di kenal pula dengan
nama hidrostatis. Contoh fluida statik misalnya air di gelas, air di kolam renang,
dan air danau. Dalam subbab Fluida Statis, kita akan membahas beberapa konsep,
antara lain tekanan, tekanan hidrostatis.
a. Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya persatuan luas. Jika gaya sebesar F bekerja
secara merata dan tegak lurus pada suatu permukaan yang luasnya A, maka
tekanan P pada permukaan itu. Berdasarkan defenisi tersebut maka tekanan dapat

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
dinyatakan didalam persamaan, seperti pada rumus yang ada dibawah ini:

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
P=f ...….……………………………………………………………(5.2.1)
a

Keterangan :
p= Tekanan (N/m2),F= Gaya (N),A= Luas Penampang (m2)
b. Tekanan hidrostatis
Tekanan hidrostatis (Ph) adalah tekanan yang akan dilakukan zat cair pada
bidang dasar tempatnya. Gaya yang bekerja pada dasar sebuah bejana tidak
tergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi
tergantung pada luas dasr bejana (A), tinggi (h), dan massa jenis zat cair (𝜌)
dalam bejana. Volume tidak mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik.
dipengaruhi oleh kedalaman, gravitasi dan massa jenis zat cair (fluida).
Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas fluida disebut viskosimeter.
Paling tidak, terdapat 2 prinsip dasar system / metode pengukuran viskositas
tersebut. Pertama, metode berdasarkan laju aliran fluida dalam pipa kapiler
vertikal saat menempuh jarak tertentu. berdasarkan hukum Poiseuille. Hukum
Poiseuille dituliskan sebagai:

∆𝑃 = 8ηLv I ........................................................................................ (5.2.2)

Keterangan:
P = tekanan,η= koefisien viskositas fluida,L = panjang pipa kapiler yang dilalui
fluida, Iv = laju aliran volume.
Berdasarkan hukum Poiseuille, dengan viskosimeter Ostwald dapat
ditentukan viskositas fluida jika h, a, L, dan V dapat diukur. Persamaan
Poiseuille menjadi :
𝜂 =8𝐿𝑉 .............................................................................................. (5.2.3)

.
Keterangan :
p massa jenis cairan yang akan ditentukan viskositasnya,t = waktu pengaliran
cairan dari tanda A sampai B, a = jejari pipa kapiler yang panjangnya L, h = jarak
antara bola kecil dan besar.

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
Jika viskositas cairan (dalam hal ini alkohol) :

c 𝜌x t x .................................................................................................(5.2.4)

Keterangan :
𝜌x= massa jenis alkohol, tx= waktu alkohol mengalir dari tanda A ke dan viskositas
air.

c 𝜌w.........
tw .................................................................................................(5.2.5)

Keterangan :
𝜌x = massa jenis alkohol, tx= waktu air mengalir dari tanda A ke B Maka
viskositas alkohol ηx terhadap viskositas air ηw adalah

𝜌𝑥 𝑡𝑥 ..........................................................(5.2.6)
x w

Keterangan :
ηx = Viskositas alkohol, px = massa jenis alkohol, tx= waktu pengaliran alcohol ηW
= Viskositas air 𝜌𝑤= massa jenis air 𝑡w = waktu pengaliran air
Koefisien viskositas air ditentukan melalui interpolasi data dari tabel pada
suhu yang sesuai. Perangkat percobaan viskosimeter Ostwald digunakan untuk
menentukan koefisien viskositas fluida, terutama yang encer. Fluida yang kental
sebaiknya tidak menggunakan peralatan ini karena waktu yang dibutuhkan fluida
kental untuk turun melalui pipa kepiler jauh lebih lama dibandingkan yang encer.
Selain dengan viskosimeter Ostwald, mengukur koefisien viskositas fluida dapat
menggunakan metode stokes, yakni menentukan koefisien viskositas melalui
pengukuran laju terminal (laju konstan) benda berbentuk bola dalam fluida yang
ingin diukur koefisien viskositasnya yang dijatuhkan dari atas permukaan fluida.
Viskositas pelumas (oli) dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran
yang disebut koefisien viskositas. Banyak cara yang telah digunakan untuk
mengukur viskositas pelumas, salah satunya adalah dengan manggunakan
metode viskometer bola jatuh, namun metode ini mempunyai beberapa
kekurangan. Dari kekurangan itu dan dibutuhkannya sebuah alat praktis dan
mudah digunakanuntuk mengetahui viskositas maka dibuatlah viscometer rotasi
berbasis mikrokontroler. Viskositas dapat dinyatakan sebagai aliran fluida yang

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
mengetahui viskositas maka dibuatlah viskometer rotasi berbasis mikrokontroler.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul–molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan
yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan
sebaliknya bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.

Gambar 5.2.1 Aliran Viskos


Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida
setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A.
Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada
lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan
fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan
bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida di bawahnya
akan membentuk suatu lapisan-lapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan
tersebut akan memberikan tegangan geser (σ) sebesar F/A yang seragam, dengan
kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida
paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (γ) pada lapisan fluida di
suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida.
Kekentalan merupakan salah satu unsur kandungan oli paling rawan karena
berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir.

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
Kekentalan oli langsung berkaitan

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung benturan
antar permukaan logam. Viskometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur viskositas suatu fluida. Model viskometer yang umum digunakan
berupa viskometer peluru jatuh, tabung (pipa kapiler) dan sistem rotasi.
Viskometer rotasi silinder sesumbu (concentric cylinder) dibuat berdasarkan 2
standar, yaitu sistem Searle dimana silinder bagian dalam berputar dengan silinder
bagian luar diamdan sistem Couette dimana silinder bagian luar yang diputar
sedangkan bagian dalam silinder diam. Fluida yang akan diukur ditempatkan pada
celah di antara kedua silinder. Persamaan matematis untuk menghitung viskositas
diturunkan dari hukum Newton tentang aliran viskos (Febrianto et al., 2013).

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Visikositas

Salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki oleh minyak pelumas adalah
viskositasnya. Jika viskositas minyak pelumas rendah maka minyak pelumas
tersebut akan mudah terlepas akibat besarnya tekanan dan kecepatan dari
bagianbagian yang bergerak dan saling bergesekan. Jika minyak pelumas terlepas
berarti memperbesar gesekan dan mempercepat keausan dari bagian-bagian yang
bergerak tersebut. Faktor yang mempengaruhi viskositas ialah suhu, kosentrasi
larutan, berat molekul terlarut, dan tekanan.Jadi viskositas berbanding terbalik
dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya.
Semua minyak pelumas jika suhu tinggi dipanaskan akan menjadi lebih encer dan
pada suhu yang rendah akan menjadi kental. Pengukuran viskositas minyak
pelumas dengan standar SAE 2. Konsentrasi larutan ialah viskositas berbanding
lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan
memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel
yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula. Berat molekul terlarut ialah viskositas berbanding lurus dengan berat
molekul terlarut. Tekanan merupakan semakin tinggi tekanan maka semakin besar
viskositas suatu cairan. Maka karena itu tekanan sangat penting pada proses
viskositas larutan (Lumbantoruan & Yulianti, 2016).

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
Gejala viskositas juga dapat diamati ketika menjatuhkan sebutir kelereng ke
dalam gelas kaca yang berisi minyak goreng, maka kelereng tersebut akan
mengalami perlambatan dalam geraknya. Ini terlihat ketika kelereng jatuh lebih
lambat saat berada di dalam minyak goreng dibandingkan saat masih di udara
(sebelum masuk minyak goreng). Perlambatan yang terjadi itu karena adanya
gesekan di dalam fluida. lapisan fluida yang diam akan menahan lapisan fluida.
Ketika kelereng dijatuhkan ke dalam minyak goreng, kelereng mengalami
kecepatan yang suatu saat paling besar dan tetap untuk selang waktu tertentu.
Kecepatan itu disebut kecepatan batas. Saat kelereng di dalam minyak goreng,
kelereng mengalami tiga gaya, yaitu gaya berat, gaya ke atas fluida, dan gaya
gesekan fluida.
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang
disebut koefisien viskositas (η). Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2
atau pascal sekon (Pa s). Ketika kita berbicara viskositas kita berbicara tentang
fluida sejati. Fluida ideal tidak mempunyai koefisien viskositas.
Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental
yang koefisien viskositasnya η, maka benda tersebut akan mengalami gaya
gesekan fluida sebesar Fs= kη v, dengan k adalah konstanta yang bergantung pada
bentuk geometris benda. Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845,
Sir George Stokes menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya
berupa bola nilai k = 6 π r.

2.4 Efek Dopler

Efek doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang gelombang yang


diterima oleh pengamat, jika sumber suara atau gelombang tersebut bergerak
relatif terhadap pengamat atau pendengar. Salah satu contoh peristiwa efek
doppler adalah adanya pergeseran frekuensi bunyi yang terdengar ketika sirine
ambulan mendekat lalu menjauh. Dasar dari efek doppler adalah gelombang
ultrasonik yang bergerak relatif terhadap pengamat atau pendengar yang
mengalami pergeseran frekuensi atau disebut pergeseran doppler. Gelombang
ultrasonik merupakan gelombang mekanik longitudinal dengan frekuensi di atas
20 kHz. Akan lebih kecil dari frekuensi terukur disumber, sedangkan frekuensi

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
terukur oleh penerima yang bergerak mendekati sumber akan lebih besar dari nilai
frekuensi terukur di sumber. Karakteristik gelombang ultrasonik yang melalui
suatu medium mengakibatkan getaran partikel secara periodik selama gelombang
ultrasonik melaluinya dengan medium amplitude sejajar dengan arah rambat
secara longitudinal sehingga menyebabkan partikel medium untuk membentuk
rapatan dan regangan secara kontinu (Habibi, 2015).
Pemakaian dari efek doppler untuk mengukur kecepatan aliran fluida pada
cahaya terhambur oleh suatu partikel yang bergerak dengan fluida tersebut, maka
untuk analisis sinyal yang keluar dari detektor cahaya ialah memakai suatuanalisis
spektrum atau disebut juga diskriminator. Dari hasil penelitiannya didapat bahwa
nilai frekuensi diperoleh mempunyai kesalahan sebesar 3% dari harga dihitung.
Aliran fluida yang melintasi sebuah elemen penghalang akan terbentuk medan
aliran. Medan aliran ini dapat berupa distribusi kecepatan dan tekanan. Dari hasil
penelitian ini didapatkan kesimpulan dengan bertambahnya distribusi kecepatan
aliran fluida maka tinggi tekanan di depan penghalang semakin besar. Gelombang
ultrasonik yang ditransmisikan ke fluida akan diterima oleh receiver ultrasonik.
Untuk memahami hal ini harus diketahui hubungan antara frekuensidari sumber
bergerak (fs) dan frekuensi yang diterima penerima (fp). Frekuensi terukur oleh
penerima yang bergerak menjauh dari sumber akan lebih kecil dari frekuensi yang
terukur disumber.
Berdasarkan medium, gelombang akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu
gelombang mekanik dan elektromagnetik. Berdasarkan arah getar gelombang
dibagi jadi dua bagian, yaitu gelombang tranversal dan gelombang longitudinal.
Gelombang bunyi timbul dari terjadinya perubahan mekanik terhadap gas, zat cair
atau padat yang merambat dengan nilai kecepatan yang tertentu. Gelombangbunyi
merupakan vibrasi atau getaran dari molekul- molekul zat yang saling beradu satu
sama lain. Pada umumnya, magnitudo serta arah pergeseran mengandung
informasi yang dapat dinyatakan sebagai gerakan dari pemukaan.

2.5 Massa Jenis Dan Berat Jenis

Massa jenis Massa jenis merupakan suatu ukuran kerapatan suatu benda dan
didefinisikan sebagai berat suatu benda dibagi dengan dengan volumenya.

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
Semakin INDONESIA

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
besar massa jenisnya, maka benda tersebut memiliki kerapatan yang besar, atau
dapat diartikan sebagai kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan antara massa zat
dengan volumenya. Selain itu bahwa pada zat yang sama dengan wujud yang
berbeda memiliki massa jenis yang sama, dan pada zat yang berbeda massa
jenisnya berbeda pula.Massa Jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya.
Berat jenis bisa berubah-rubah.Pada perhitungan berat jenis kita
menekankan pada berat.Seperti yang kita ketahui berat benda bisaberubah,
tergantung dimana letak benda tersebut berada.sesuai dengan letak benda itu
terhadap pusat bumi.Hal ini disebabkan adanya perbedaan besar gaya gravitasi
bumi yang tergantung pada jarak pusat massa terhadap bumi. Gravitasi di dua
tempat tersebut berbeda, dimana gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/s.
2.5.1 Hukum Archimedes
Hukum Archimedes menyatakan bahwa “gaya ke atas pada suatu benda yang
dicelupkan dalam sebuah fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh
benda tersebut”. Prinsip hukum archimedes yaitu ketika kita menimbang batu di
dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (tidak di dalam air).
Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang
menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat
benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika
diangkat dalam air.Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang
diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya
Dalam konsep Archimedes benda yang dimasukkan kedalam fluida memiliki
3 kategori, yaitu:
1. Benda Tenggelam Keadaan ini terjadi saat massa jenis fluida lebih kecil dari
massa jenis benda. Contohnya besi atau baja akan tenggelam jika dimasukkan ke
dalam air.
2. Benda melayang Posisi benda di bawah permukaan zat cair dan di atas dasar
tempat zat cair berada. Keadaan ini terjadi apabila massa jenis fluida sama dengan
massa jenis benda. Contohnya telur yang dimasukkan ke dalam air yang

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
ditambahkan seikit garam akanINDONESIA
melayang karena massa jenis keduanya sama.
3. Benda Terapung Keadaan ini terjadi saat massa jenis zat cair lebih besar dari
massa jenis benda.
Pada zat cair viskositas dikaitkan dengan mekanisme gaya intermolekuler
(gaya kohesi) yang akan melemah dengan semakin renggangnya jarak antar
molekul akibat pemuaian yang terjadi pada peningkatan temperatur. Sedangkan
pada gas viskositas dikaitkan dengan mekanisme perpindahan molekul antar
lapisan fluida yang semakin intensif akibat pertambahan energi dari meningkatnya
temperatur fluida. Gaya seret ini diseimbangkan oleh gaya berat butiran bola di
dalam fluida, yaitu gaya berat butiran bola di udara dikurangi dengan gaya apung
(buoyan force) Regangan pada benda padat tidak tergantung dari waktu lamanya
gaya bekerja dan apabila batas elastis dari benda padat itu tidak dilampaui, maka
bila gaya itu tidak bekerja lagi, perubatran bentuk pun menghilang dan kembali ke
bentuk semula, sedangkan pada zat cair akan terus berlangsung perubahan
bentuknya selama gaya bekerja dan tidak kembali ke keadaan bentuk semula bila
gaya tersebut tidak bekeria lagi.
Perangkat percobaan viskosimeter Ostwald digunakan untuk menentukan
koefisien viskositas fluida, terutama yang encer. Fluida yang kental sebaiknya
tidak menggunakan peralatan ini karena waktu yang dibutuhkan fluida kental
untuk turun melalui pipa kepiler jauh lebih lama dibandingkan yang encer. Selain
dengan viskosimeter Ostwald, mengukur koefisien viskositas fluida dapat
menentukan koefisien viskositas melalui pengukuran laju terminal (laju konstan)
benda berbentuk bola dalam fluida yang ingin diukur koefisien viskositasnya yang
dijatuhkan dari atas permukaan fluida (Kırbaş et al, 2013).
Jadi Hukum ini menjelaskan keterkaitan gaya berat dan gaya ke atas pada
suatu benda dimasukkan ke dalam air. Akibat adanya gaya angkat ke atas (gaya
apung), benda yang ada di dalam zat cair beratnya akan mengalami pengurangan.
Archimedes mulai dikenal orang setelah ia mendapat perintah dari Raja Hiero II
untuk membuktikan kemurnian emas mahkota milik sang raja. Karena itu Hukum
Archimedes sangat penting dalam metode viskositas fluida.

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

(a) (b) (c)

(d) (f) (e)

(g) (h)

Gambar 3.3.1 Peralatan Percobaan Viskositas Fluida


(a) Gelas Ukur, (b) Kelereng, (c) Thermometer, (d) Jangka Sorong, (e) Roll meter,
(f) Micrometer Sekrup, (g) Oli, (h) Sunglhit

3.2 Prosedur Percobaan

Pertama-tama kami menyiapkan bahan yang diperlukan untuk


percobaan yaitu tabung gelas besar, bola-bola kecil, aerometer, jangka
sorong, mikrometer sekrup, thermometer, roll meter, stopwatch, neraca
analitis, dan gelas ukur. Kemudian setelah bahan-bahan siap, kami

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
mengukur diameter 2 INDONESIA
bola kecil (kelereng)menggunakan mikrometer
sekrup sebanyak tiga kali, lalu kami mengukur diameter bagian luar dan
dalam tabung gelas besar menggunakan jangka sorong. Selanjutnya
mengukur panjang tabung gelas besar menggunakan roll meter dan
menentukan jarak tabung gelas besar sesuai petunjuk asisten. Selanjutnya
menjatuhkan bola kecil diatas permukaan fluida lalu kami amati dan hitung
waktu menggunakan stopwatch dengan jarak yang sudah ditentukan dan di
ulangi beberapa kali sesuai petunjuk asisten. Setelah itu kami timbang
massa gelas ukur yang kosong lalu menimbang massa gelas ukur yang
berisi fluida, untuk mengetahui (berapa ml) dan massa bola kecil
(kelereng) dengan menggunakan neraca analitik terakhir kami mencatat
hasil pengamatan ke dalam tabel.

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

1.1 Tabel Pengamatan

Tabel 5.4.1 Data hasil pengamatan

Diameter Massa Jarak Waktu (s) Keterangan kg/m3


NO Fluida
Bola (m) Bola (kg) (m) t1 t2 t3
M gelas isi
1 0,01529 0,15 0,32 0,38 0,31 Oli= 112.062,5
Sabun= 112.074,7
I M gelas kosong
2 0,01590 0,0047 0,25 0,62 0,64 0,66
( Oli) =112.030
T awal= 30 ℃
3 0,01525 0,35 0,73 0,78 0,72 T akhir = 30 ℃

dtabung dalam:
1 0,01529 0,1 1,11 1,12 1,12 6,42cm
II dtabung luar: 7,05
(Sabun 0,0047 cm
2 0,01590 0,2 2,81 2,82 2,79
cair) ρf (Oli) = 0,65
gr/cm3
3 0,01525 0,3 4,64 4,51 4,58 ρf (Sabun) =
0,894 gr/cm3

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
Hari / Tanggal Praktikum INDONESIA
: Selasa, 01 November 2022

Frekuensi / Kelompok : VI / 2A

Nama anggota : 1. Inayah Putri Emilya 09320220116

2. Umikalsum 09320220117

3. Rezky Ahmad 09320220118

4. Nur Fadilah 09320220119

5. Alda Risman 09320220120

Makassar, November 22
Asisten

(Uni Ramadhani)

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
BAB V
PENGOLAHAN DATA

5. 1 Menghitung hubungan t terhadap L


a. Untuk bola I (Oli)
L1 = 0,15 m L2 = 0,25 m L3 = 0,35 m
t1 + t2 + t3 t1 + t2 + t3 t1 + t2 + t3
t1 = n t2 = t2 = n
n
0,32+0,38+0,31 0,62+0,64+0,66 0,73+0,78+0,72
= 3 = 3 = 3
= 0,336 s = 0,64 s = 0,74 s
t1 + t2 + t3
t = n
0,336 + 0,64 + 0,74
= 3 = 0,572 s
Untuk bola II (Sabun)
L1 = 0,1m L2 = 0,2 m L3 = 0,3 m
t1 + t2 + t3 t1 + t2 + t3 t1 + t2 + t3
t1 = n t2 = t2 = n
n
1,11+1,12+1,12 2,81+2,82+2,78 4,64+4,51+4,58
= 3 = 3 = 3
= 1,116 s = 2,803s = 4,576 s
t1 + t2 + t3
t = n
1,116 + 2,803 + 4,576
= 3 = 2,831 s
5. 2 Menghitung hubungan tr2 terhadap L

r = D2

L1 = 0,15 m L2 = 0,25 m L3 = 0,35 m


r1 = D1/2 r2 = D2/2 r3 = D3/2

0,01529
= 2 0,01590 0,01525
= 2 = 2
= 0,00745 m = 0,00795 m = 0,007625 m

r1 + r2 + r3
r = n
0,00745 + 0,00795 + 0,007625
=
3
= 0,007675 m

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
5. 3 INDONESIA
Menentukan massa jenis bola dan massa jenis fluida

a. Menentukan massa jenis bola


m
ρb = m =
v 4
πr3
3

0,0047
= 4 (3,14)0,0076753
3

= 0,146 kg/m3
b. Menentukan massa jenis fluida I (Oli)
m
pf1 = massa gelas isi-massa gelas kosong
= volume fluida
v

112.062,5−112.030
= 100³ = 0,352 kg/m3

c. Menentukan massa jenis fluida I (Sabun)


m
pf2 = massa gelas isi-massa gelas kosong
= volume fluida
v

112.074,7−112.030
= 100³ = 0,447 kg/m3

5. 4 Menentukan Nilai viskositas (ᶯ) dari Data yang diperoleh


a. Untuk bola I (Oli)

L1 = 0,15 L2 = 0,25 L3 = 0,35

2 g tr2 (ρb− ρf1)


ᶯ 1= 9L

2 .9,81 .0,572( 0,007675)2 (0,146−0,352 )


= 9.0,15

(−0,000127436165)
= 1,35 = -0,0000943 kg/ms

2 g tr2 (ρb− ρf)


ᶯ 2= 9L

2 .9,81 .0,572( 0,007675)2 (0,146−0,352 )


= 9.0,25

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
(−0,000127436165)
= 2,25 = 0,0000566 kg/ms

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
2 g tr2 (ρb− ρf)
INDONESIA
ᶯ 3= 9L

2 .9,81 .0,572( 0,007675)2 (0,146−0,352)


= 9.0,35

(−0,000127436165)
= 3,15 =- 0,0000404 kg/ms

ᶯ1+ᶯ2+ᶯ3
ᶯ = 3

(−0,0000943)+(−0,0000566)+(−0,0000404)
= 3 = -0,0000638 kg/ms
b. Untuk bola II (Sabun)

L1 = 0,1m L2 = 0,2 m L3 = 0,3 m

2 g tr2 (ρb− ρf2)


ᶯ =
1 9L

2 .9,81 .2,831( 0,007675)2 (0,146− 0,1447 )


= 9.0,1

(−0,000984831965 )
= 0,9 = -0,00109 kg/ms

2 g tr2 (ρb− ρf)


ᶯ 2= 9L

2 .9,81 .2,831( 0,007675)2 (0,146− 0,1447)


= 9.0,2

(−0,000984831965 ))
= 1,8 = -0,000547 kg/ms

2 g tr2 (ρb− ρf)


ᶯ 3= 9L

2 .9,81 .2,831( 0,007675)2 (0,146− 0,1447)


= 9.0,3

(−0,000984831965 ))
= 2,7 = -0,000364 kg/ms
(−0,000364)
ᶯ1+ᶯ2+ᶯ3 3
ᶯ = 3

(−0,00109 )+(−0,000547)+
=
VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA

= -0,001273 kg/ms

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
5. 5 Teori Ketidakpastian INDONESIA

2gtr2(ρb-ρf)
1. η = 9L
( 𝛿𝑦) 2
Δη = √ 2 2 2
(∆𝑡) + (𝛿𝑦 ) (∆𝑟) 𝛿𝑦 ) 𝛿𝑦 ) 𝛿𝑦 2 2
𝛿𝑡
2
𝛿𝑟
2 + (𝛿𝜌𝑏(∆𝜌𝑏)2 + (𝛿𝜌𝑓(∆𝜌𝑓)2 + ( ) (∆𝐿)
𝛿𝐿

δη 2gtr2 (ρb-ρf)
δt =
9L

Dimana: u = 2gtr2(ρb-ρf) u’ = 2gr2(ρb-ρf)


v = 9L v’ = 0
δη u'v-v'u
δt = v2

(2gr2(ρb-ρf) ) (9L)- (0) (2gtr2(ρb-ρf) )


= (9L)
2

(2gr2(ρb-ρf) ) (9L)
= (9L)
2

2gr2(ρb-ρf)
= 9L

2. 9,81. (0,007675) 2(0,146-0,352)


= (9. 0,15)²

-0,000347874237
= 1,8225

= -0,000190
2
(t1-t) +(t2-t)2 +(t3-t)2

∆t = n(n-1)
2
(0,336-0,572) +(0,64-0,572)2+(0,74-0,572)2
=

3(3-1)

0,088016
= √ 6
= √0,014669333333
= 0,121
δη 2gtr2 (ρb-ρf)
=
δr 9L

Dimana: u = 2gtr2 (ρb-ρf) u’ = 4gtr(ρb-ρf)


v = 9L v’ = 0
δη 4gtr(ρb-ρf) (9L) - 0 (2gtr2 (ρb-ρf)
δr = 2
(9L)

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
4gtr(ρb-ρf)
INDONESIA
= 9L

4 . 9,81 . 0,572. 0,007675 (0,146 -0,352)


= 9.0,15

-0.035487109944
= 1,35

= -0,026
2
(r1-r) +(r2-r)2 +(r3-r)2

∆r = n(n-1)

(0,00745 - 0,007675 )2+(0,00795 -0,007675 )2+(0,007625 - 0,007675)2


=√
3(3-1)

0,00000012875
=√ 6

= √0,000000021458
= 0,000146
δη 2gtr2 (ρb-ρf)
=
δρb 9L

Dimana: u = 2gtr2 (ρb-ρf) u’ = 2gtr2


v = 9L v’ = 0
δη 2
(2gtr )(9L)-(0)(2gtr (ρb-ρf))
2

δρ = (9L)
2
b
2
(2 gtr )
= 9L

2
2. 9,81.0,572 (0,007675)
= 9.0,15

0,000661076623
= 1,35

= 0,000489
m
ρb =
V

∆ρb = √
δρb 2 (∆m)2+ δρb 2 (∆V)2
( ) ( )
δm δV
δρb m
=
δm V

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
Dimana : u = m INDONESIA
u’ = 1

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
v=V INDONESIA
v’ = 0
δρb u’v-v’u
δm = v2
(1)(v)-(0)(m)
= (v)
2

4
(1)( π𝑟3)

= 4
( π𝑟3)
3 2

( 4 (3,14)0,0076753)
= ( 43 (3,14)0,0076753)2
3

1
= (4 (3,14)0,0076753)
3

= 176.106,286
∆m = 1 x skala terkecil
2

= 0,5 x 10−3
= 5 x 10−4
=0,0005
4
V =
3πr
3

2
∆V = √ δρb ( )2
( ) ∆𝑟
δV
δρb 4
Dimana : = . πr3 misal; u = 4π
u’ = 0
δV 3 3
V = r3 v’ = 3r2
δρb
= u'v+v'u
δV
4
= (0)(r3)+ (3r2)(
3 π
4
= (3r2)(
3 π
= 3 2 (4 . 3,14)
(0,007675) 3
= (0,0176) (4,186)
= 0,0736

∆V = √(0,0736)2(0,000146)2
= √(0,00541696) (0,000000021316)

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
= 0,0000107 INDONESIA
∆ρb = √ (∆m)2
δρb 2 + δρb 2 (∆V)2
( ) ( )
δm δV

= √(176.106,286)2(0,0005)2+(0,0736)2(0,0000107)2
= √0,0000000004809
=0,0000693
δη 2gtr2 (ρb-ρf)
=
δρf 9L

Dimana: u = 2gtr2 (ρb-ρf) u’ = 2gtr2


v = 9L v’ = 0
δη u'v-v'u
δρ = v2
f
(2gtr2 )(9L)- (0)(2gtr2 (ρb-ρf))
= (9L)
2

(2gtr2 )
= 9L
2. 9,81.0,23 (0,00767) 2
=
9.0,1

0,000264
= 0,9

= 0,000293
m
ρf =
V

∆ρf = √ δρf 2 (
∆m)2+ δρf 2 (∆V)2
( ) ( )
δm δV
δρf m
=
δm V

Dimana : u = m u’ = 1
v=v v’ = 0
δρf u’v-v’u
δm = v2

(1)(v)- (0)(m)
= v2

1
=v

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
1 INDONESIA
=4πr3
3

4 1
= (3,14)(0,007675)3
3

1
= 4,186 x 0,000000452101
= 528.402,98
∆m = 1 x skala terkecil
2

= 0,5 x 10−3
= 5 x 10−4
= 0,0005
δρf m
=
δV V

Dimana :
u=m u’ = 0
v=v v’ = 1
δρf
δV u’v-v’u
= v2

(0)(v)-(1)(m)
= (v)
2

-(1)(0,1)
= (4πr3) 2
3

4 -0,1
=( ( ) 0,0076 3 2
)
3,14 (( 75
3

-0,1
= 0,00000000000358
= -27.932.960.893,8
∆V = 1 x skala terkecil
2

= 0,5 x 10−3
= 0,0005

∆ρf = √(528.402,98)2(0,0005)2+(−27.932.960.892,8)2(0,0005)2
= √69.802,42
= 264,2

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
δη 2gtr (ρb-ρf)
2 INDONESIA
=
δL 9L

Dimana : u = 2gtr2 (ρb-ρf) u’ = 0


v = 9L v’ = 9
δη u’v-v’u
δL = v2
(0)(9L)-(9)(2gtr2 (ρb-ρf))
= (9L)
2

-(9)2 . 9,81 . 0,572 . ( 0,007675)2 (0,146−0,352)


= (9. 0,15)
2

0,001225636085
= 1,8225

= 0,000672
∆L = 1 x skala terkecil
2

= 0,5 x 10−3
= 5 x 10−4
= 0,0005
𝛿𝑦 2
Δη = √ (∆𝜌𝑏)2 + ( 𝛿𝑦 2
2
𝛿𝑦 𝛿𝑦(∆𝑟)2 )
2
𝛿 2(
2∆𝑡) +( 2
𝑦 (∆𝜌𝑓)2
( ) +( ) ) + ( ) (∆𝐿)
𝛿𝑡 𝛿𝑟 𝛿𝜌𝑏 𝛿𝜌𝑓 𝛿𝐿

2 2 2 2 2
(264,2)2 +
=√ (−0,000190) (0,121) + 2(−0,026)2 (0,000146) +2 (0,000489)
2
(0,000293) (264,2) + (0,000672) (0,0005)

= √139.603,29531808398
= 373,63

∆η
KR = x 100%
2(∆η+η
)

373,63
= 2(373,63+0,0000566) x 100%

373,63
= 747,26x 100%
= 0,5 %
KB = 100% - KR
= 100% - 0,5 %
= 99,5 %

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data


Berdasarkan perhitungan viskositas diatas, didapatkan data hasil perhitungan
sebagai berikut :
Tabel 5.6.1 Hasil Perhitungan
Diameter Massa Jarak Waktu (s) Keterangan kg/m3
NO Fluida
Bola (m) Bola (kg) (m) t1 t2 t3
M gelas isi
1 0,01529 0,15 0,32 0,38 0,31 Oli= 112.062,5
Sabun= 112.074,7
I M gelas kosong
2 0,01590 0,0047 0,25 0,62 0,64 0,66
( Oli) =112.030
T awal= 30 ℃
3 0,01525 0,35 0,73 0,78 0,72 T akhir = 30 ℃
dtabung dalam:
6,42cm
1 0,01529 0,1 1,11 1,12 1,12
dtabung luar: 7,05
II cm
(Sabun 0,0047 ρf (Oli) = 0,65
2 0,01590 0,2 2,81 2,82 2,79
cair) gr/cm3
ρf (Sabun) =
3 0,01525 0,3 4,64 4,51 4,58
0,894 gr/cm3

6.2 Pembahasan

Pada percobaan praktikum menentukan viskositas yang telah kami lakukan,


didapatkan hasil dimana untuk bola I (oli) diperoleh data η1 = -0,0000943, η2 =
0,0000566, η3= -0,0000404, dan ͞η = -0000638. Sedangkan untuk bola II (sabun)
diperoleh data η1 = -0,00109, η2 =0,000547, η3 = -0,000364 dan ͞η = -0,001273
Dapat kita ketahui bahwa pengaruh antara diameter terhadap kecepatan bola saat
dijatuhkan ialah semakin besar diameter bola, maka semakin cepat bola jatuh,

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
namun INDONESIA

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
hal ini juga sangat bergantung INDONESIA
pada massa benda benda (bola) yang digunakan. Jika
2 bola dijatuhkan dengan massa berbeda kedalam zat cair, maka bola yang
bermassa paling besar yang akan mengalami kecepatan terbesar. Hal ini terjadi
karena berat benda dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga benda yang memiliki massa
yang besar akan memiliki berat yang besar pula.

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari percobaan viskositas fluida di atas dapat disimpulkan bahwa rapat


massa pada bola lebih besar rapat massa pada zat cair atau fluida. Semakin tinggi
nilai atau angka viskositas pada suatu zat cair maka akan semakin kecil atau
semakin lambat kecepatan pada suatu benda di dalam zat cair tersebut. Melalui
percobaan yang dilakukan dapat diketahui bahw nilai viskositas yang diperoleh
dengan nilai kelajuan berbanding terbalik.
7.2 Saran
7.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Dapat memberikan dukungan dalam hal kelengkapan alat-alat laboratorium
agar praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan lebih maksimal.
7.2.2 Saran Untuk Asisten
Saran kami untuk asisten agar lebih membimbing praktikan dalam
menjalankan praktikum Fisika Dasar sehingga praktikum dapat menjalankan
prosedur kegiatan dengan baik.
7.2.3 Saran Untuk Praktikum
Saran kami untuk praktikum berikutnya agar bisa dilaksanakan secara
offline agar dapat dipahami dengan baik.
7.3 Ayat Yang Berhubungan
“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur’an ini
setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat memetik pelajaran” (az
Zumar :27)
Hubungan ayat diatas dengan percobaan viskositas fluida ialah salah satu
bagian dari proses kami mengerjakan laporan viskositas fluida ini.

VISKOSITAS
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA
Febrianto, T., Sukiswo, , Sukiswo, S. E., & Sunarmo. (2013). Rancang Bangun
Alat Uji Kelayakan Pelumas Kendaraan Bermotor Berbasis
Mikrokontroler. Unnes Physics Journal, 2(1),
30–34. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj
Habibi, N. (2015). PERANCANGAN ALAT UKUR KECEPATAN
MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK DAN PRINSIP EFEK
DOPPLER. In Jurnal Inovasi Fisika Indonesia (Vol. 04).
http://www.gomuda.com/efek-doppler.
Kırbaş, I. , Çifci, A. , & İşyarlar, B. (2013). Jurnal Teknologi Kimia Unimal Jurnal
Teknologi Kimia Unimal Analisa Profil Aliran Fluida Cair dan Pressure
Drop pada Pipa L menggunakan Metode Simulasi Computational Fluid
Dynamic (CFD). Mehmet Akif Ersoy Üniversitesi Fen Bilimleri Enstitüsü
Dergisi, 4(2), 20--30. http://ojs.unimal.ac.id/index.php/jtk
Lumbantoruan, P., & Yulianti, E. (2016). Pengaruh Suhu terhadap Viskositas
Minyak Pelumas (Oli). Jurnal Sainmatika, 13(2), 26–34.
Nurpialawati, I. R. A. (2014). Viskositas Cairan. 2014(1112016200073), 1–25.

VISKOSITAS

You might also like