You are on page 1of 13

MAKALAH

MODERNISASI PERPAJAKAN

OLEH :
 Resti Yusni 0014.04.31.2021
Dosen Pengampuh
Dr. Darwis Lannai, SE., MM,Ak., CA..

PROGRAM PASCASARJANA
ILMU AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2022/2023

1
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ........................................................................................ 3

BAB      I     PENDAHULUAN............................................................................ 4

A.Latar Belakang........................................................................................ 4
B. Perumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan...................................................................................................... 6

BAB      II    PEMBAHASAN............................................................................... 7

A. Definisi Modernisasi Perpajakan………………………...…………… 7


B. Tujuan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan…………… 7
C. Indikator modrenisasi sstem administrasi perpajakan……….………… 9
D. Kepatuhan wajib Perpajakan………….…………….……………… 10
E. Macam-Macam Kepatuhan……………………………...…………… 10
F. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak ………………………...……………………………… 11

BAB      III     PENUTUP...................................................................................... 12

A.Kesimpulan.............................................................................................. 12

B. Sara ..................................................................................................... 12

  DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang melimpahkan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-
NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “MODERNISASI
PERPAJAKAN”.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi


Besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita kejalan yang lurus, yakni
addinul Islam.

Terimakasih kepada Bapak Dr. Darwis Lannai, SE., MM,Ak., CA.. sebagai
dosen pengajar mata kuliah Kepemimpinan Islam yang telah membimbing dan
mengarahkan dalam penyusunan makalah. Serta rekan-rekan mahasiswa yang telah
membantu.
Makalah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti proses belajar mengajar antara mahasiswa dan dosen pada Program
Pascasarjana Jurusan Akuntansi Universitas Muslim Indonesia.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat diterima, dan bermanfaat bagi kami
serta bagi para pembaca pada umumnya. Amin…….

Makassar, 04 Maret 2022

Penyusun,

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penerimaan pajak merupakan sumber utama atau tulang punggung
penerimaan negara yang digunakan untuk pembiayaan pemerintah dan
pembangunan. Besarnya kontribusi penerimaan pajak terhadap APBN sejak
tahun 2001-2006 cukup signifikan yaitu mencapai lebih dari 60% . Oleh karena
itu pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berupaya
untuk mengoptimalkan penerimaan pajak. Di dalam pelaksanaan tugasnya,
Direktorat Jenderal Pajak masih menemui berbagai kendala, baik dari internal
sendiri maupun eksternal.
Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan
sosial dan ekonomi negara serta masyarakatnya. Tuntutan akan peningkatan
penerimaan, perbaikan dan perubahan mendasar dalam segala aspek
perpajakan menjadi alasan dilakukannya reformasi perpajakan dari waktu ke
waktu, yang berupa penyempurnaan terhadap kebijakan perpajakan dan sistem
administrasi perpajakan, agar basis pajak dapat semakin diperluas, sehingga
potensi penerimaan pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal
dengan menjunjung asas keadilan sosial dan memberikan pelayanan prima
kepada wajib pajak.
Salah satu reformasi di bidang perpajakan ditandai dengan ditetapkannya
visi dari Direktorat Jenderal Pajak yaitu menjadi model pelayanan
masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan manajemen perpajakan kelas

4
dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat. Direktorat Jenderal Pajak
juga menetapkan misi fiskal salah satunya adalah untuk menghimpun
penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian
pembiayaan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat
efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
Dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak (Nasucha, 2004) perlu
diperhatikan pencapaian sasaran administrasi perpajakan, antara lain: (1)
peningkatan kepatuhan para pembayar pajak, dan (2) pelaksanaan
ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan penerimaan
maksimal dengan biaya yang optimal. Sejalan dengan hal tersebut,
Direktorat Jenderal Pajak sejak tahun 2001 telah menggulirkan
Reformasi Administrasi Perpajakan Jangka Menengah (3-5 tahun) sebagai
prioritas reformasi perpajakan dengan tujuan tercapainya: (1) tingkat
kepatuhan sukarela yang tinggi, (2) tingkat kepercayaan terhadap administrasi
perpajakan yang tinggi, dan (3) produktivitas pegawai perpajakan yang tinggi.
Program dan kegiatan reformasi administrasi perpajakan diwujudkan
dalam penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri
khusus antara lain struktur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan
bagi setiap wajib pajak melalui pembentukan account representative dan
complaint center untuk menampung keberatan wajib pajak.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi modernisasi perpajakan ?
2. Apa saja tujuan modernisasi sistem administrasi perpajakan ?
3. Apakah indikator modrenisasi sstem administrasi perpajakan ?
4. Apa itu kepatuhan wajib perpajakan ?
5. Apa saja macam-macam kepatuhan ?
6. Bagaimana pengaruh modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak ?

5
7.
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi modernisasi perpajakan.
2. Mengetahui tujuan modernisasi sistem administrasi perpajakan.
3. Mengetahui indikator modrenisasi sstem administrasi perpajakan.
4. Mengetahui kepatuhan wajib perpajakan.
5. Mengetahui macam-macam kepatuhan.
6. Mengetahui pengaruh modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Modernisasi Perpajakan


Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dan
potensial. Untuk mencapai target penerimaan negara dari sektor perpajakan
dibutuhkan upayaupaya yang nyata, serta mengimplementasikan dalam bentuk
kebijakan pemerintah. Direktorat Jendral Pajak mengambil langkah-langkah
dalam rangka reformasi perpajakan yang berkelanjutan meliputi beberapa
bidang, antara lain dalam modernisasi pelayanan dan administrasi,
pengawasan wajib pajak, pengawasan internal, sumber daya manusia,
modernsisasi sistem informasi dan teknologi lainnya (Direktorat Jendral
Pajak, Laporan tahunan 2007).

Pengertian dari modernisasi sistem administrasi perpajakan adalah


program pengembangan sistem dalam perpajakan terutama pada bidang
administrasi yang dilakukan instansi yang bersangkutan guna memaksimalkan
penerimaan pajak di negara tersebut. Konsep dari program ini sendiri adalah
perubahan pola pikir dan perilaku aparat pajak serta tata nilai organisasi,
sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal Pajak sebagai institusi yang
profesional dengan citra yang baik di mata masyarakat.

Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Rahayu, Siti (2013:138) kita dapat


memberi pengertian bahwa kepatuhan perpajakan merupakan ketaatan,
tunduk, dan patuh serta melaksanakan ketentuan perpajakan.

B. Tujuan Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan

Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2007: 14) tujuan dari modernisasi


sistem administrasi perpajakan yang ingin dicapai adalah meningkatkan

7
kepercayaan masyarakat dan meningkatkan produktivitas dan integritas aparat
pajak demi terwujudnya kepatuhan sukarela wajib pajak.

Kepatuhan Wajib Pajak merupakan tujuan utama dari pemeriksaan


pajak di mana dari hasil pemeriksaan pajak akan diketahui tingkat kepatuhan
wajib pajak. Bagi wajib pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong rendah
(minim), maka diharapkan dengan dilakukannya pemeriksaan dapat
memberikan motivasi positif agar menjadi lebih baik untuk ke depannya.

Selain itu, sistem perpajakan yang sederhana juga sangat penting


karena semakin kompleks sistem perpajakan akan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak Modernisasi sistem administrasi perpajakan sebagai
salah satu bentuk reformasi dalam memberikan pelayanan yang dilakukan
oleh kantor pajak di mana akan mempengaruhi pula patuh tidaknya wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Hal ini dikarenakan wajib pajak dalam melaporkan pajaknya dengan


cara mendatangi ke kantor-kantor pajak terdekat. Jika sistem yang ada telah
memberikan kemudahan terhadap wajib pajak, maka wajib pajak sendiri akan
lebih patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Administrasi yang
baik tentunya karena instansi pajak, sumber daya aparat pajak dan prosedur
perpajakannya baik.

Dengan kondisi tersebut maka usaha memberikan pelayanan bagi


Wajib Pajak akan lebih baik, lebih cepat dan menyenangkan Wajib Pajak.
Sehingga dampaknya akan terlihat kerelaan Wajib Pajak untuk membayar
pajak Rahayu, Siti (2013: 140).

Diana Sari (2013:19), adapun tujuan modernisasi perpajakan adalah,


untuk menjawab latar belakang dilakukannya modernisasi perpajakan, yaitu:

1. Tercapainya tingkat kepatuhan pajak yang tinggi.

8
2. Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan
yang tinggi.

3. Tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi.

Adanya modernisasi administrasi perpajakan ini diharapkan mampu


meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak (tax
compliance) dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam
mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat
Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak
terutang, serta kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Isu kepatuhan
menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersamaan akan menimbulkan
upaya menghindarkan pajak, seperti tax evasion dan tax avoidance, yang
mengakibatkan berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas negara. Pada
hakekatnya kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh kondisi sistem
administrasi perpajakan yang meliputi tax service dan tax enforcement.

C. Indikator Modrenisasi Sstem Administrasi Perpajakan


Siti Kurnia Rahayu (2010:110) mendefinisikan Indikator Sistem
Administrasi Perpajakan Modern sebagai berikut :
1. Struktur organisasi Untuk melaksanakan perubahan secara lebih efektif dan
efisien, sekaligus mencapai tujuan organisasi yang diinginkan, penyesuaian
struktur organisasi Direktorat Jenderal Pajak merupakan suatu langkah yang
harus dilakukan dan sifatnya cukup strategis
2. Penyempurnaan proses bisnis melalui pemanfaatan teknologi komunikasi
dan informasi. Terciptanya proses yang efisien dan efektif agar lebih cepat,
mudah dan akurat sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap wajib
pajak, baik dari segi kualitas maupun waktu.

9
3. Penyempurnaan manajemen sumber daya manusia Dengan sistem dan
manajemen sumber daya manusia lebih baik dan terbuka akan menghasilkan
sumber daya manusia yang lebih baik juga.
4. Pelaksanaan Good Governance Untuk meminimimalkan terjadinya
penyimpangan ataupun penyelewengan dalam organisasi, baik itu dilakukan
oleh pegawai maupun pihak lainnya, baik disengaja maupun tidak.
D. Kepatuhan wajib Perpajakan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Siti Kurnia Rahayu
(2010:138) kepatuhan didefinisikan sebagai berikut:
“Istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Sehingga
dalam perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa Kepatuhan Perpajakan
merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan
perpajakan”.
Menurut Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia Rahayu 2010:138
kepatuhan didefinisikan sebagai berikut:
“Kepatuhan perpajakan adalah suatu tindakan dimana wajib pajak memenuhi
semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya”

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar


yang ada maka dapat dikatakan kepatuhan perpajakan pada prinsipnya adalah
suatu keadaan dimana Wajib Pajak taat dan patuh dalam melaksanakan
kewajiban dan hak perpajakannya sesuai dengan aturan perpajakan yang
berlaku.
E. Macam-Macam Kepatuhan
1. Kepatuhan Formal
Kepatuhan Formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak
memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan undang-
undang perpajakan.
2. Kepatuhan Material
Kepatuhan Material adalah suatu keadaan dimana Wajib pajak secara
substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan material

10
perpajakan yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan”.
Kepatuhan material dapat meliputi kepatuhan formal.

Wajib pajak yang memenuhi kepatuhan material adalah wajib pajak


yang mengisi dengan jujur, lengkap, dan benar Surat Pemberitahuan (SPT)
sesuai ketentuan dan menyampaikannya ke KPP sebelum batas waktu
berakhir.

F. Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan terhadap


Kepatuhan Wajib Pajak
Menurut Widi Widodo (2010:150) mengungkapkan bahwa:
“Kepatuhan pajak selalu dikaitkan dengan Administrasi pajak dimana hal
tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban pajaknya. Upaya untuk memberikan
kemudahan dan selalu berlaku adil dalam administrasi pajak, berpengaruh
terhadap kepatuhan sukarela Wajib Pajak”.
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:109) mengungkapkan:
“Modernisasi sistem perpajakan dilingkungan DJP bertujuan untuk
menerapkan Good Governance dan pelayanan prima kepada masyarakat. Good
Governance, merupakan penerapan sistem administrasi perpajakan yang
transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi
yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan
prima sekaligus pengawasan intensif kepada para Wajib Pajak, selain itu untuk
mencapai tingkat kepatuhan pajak yang tinggi”.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian dari modernisasi sistem administrasi perpajakan adalah
program pengembangan sistem dalam perpajakan terutama pada bidang
administrasi yang dilakukan instansi yang bersangkutan guna
memaksimalkan penerimaan pajak di negara tersebut. Konsep dari
program ini sendiri adalah perubahan pola pikir dan perilaku aparat pajak
serta tata nilai organisasi, sehingga dapat menjadikan Direktorat Jenderal
Pajak sebagai institusi yang profesional dengan citra yang baik di mata
masyarakat.
2. Kepatuhan Wajib Pajak merupakan tujuan utama dari pemeriksaan pajak
di mana dari hasil pemeriksaan pajak akan diketahui tingkat kepatuhan
wajib pajak. Bagi wajib pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong
rendah (minim), maka diharapkan dengan dilakukannya pemeriksaan
dapat memberikan motivasi positif agar menjadi lebih baik untuk ke
depannya

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna

Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan


makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Andry, dan Amelia Sandra. “Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan


Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan Di Itc
Cempaka Mas Jakarta”. 2017. Vol.4 No.2 Hal 124 – 140.

Lingga, Ita Salsalina. 2009. “Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan


terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. Vol.1 No.2 November 2009:119-138.

Oktaviani, Reni. “Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Dan Sanksi Perpajakan


Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kpp Pratama Seberang Ulu
Palembang”. Universitas Muhammadiyah Palembang, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis. 2017.

13

You might also like