PLN
PT PLN (PERSERO)
EDARAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR: 0016 .E/DIR/2022
TENTANG
STANDAR PROSEDUR
POLA KERJA NORMAL DAN CAMPURAN (HYBRID WORKING)
DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO)
DIREKSI PT PLN (PERSERO)
Dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) tentang
Kebijakan Strategis Human Experience Management System, perlu. menetapkan
Edaran Direksi PT PLN (Persero) tentang Standar Prosedur Pola Kerja Normal dan
‘Campuran (Hybrid Working) di Lingkungan PT PLN (Persero).
1. PENDAHULUAN
Dalam Edaran ini yang dimaksud dengan:
1. Executive Vice President adalah jabatan struktural 1 (satu) tingket di bawah
Direktur, Senior Executive Vice President, Sekretaris Perusahaan, atau
Kepala 'Satuan Pusat Keunggulan yang memimpin, membina, dan
‘mengelola Divisi dan bertanggung jawab kepada Direktur, Senior Executive
Vice President, Sekretaris Perusahaan, atau Kepala Satuan Pusat
Keunggulan dengan jenjang jabatan manajemen atas,
2. Direktur adalah anggota Direksi yang memimpin, membina, dan mengelola
PLN dan Direktorat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
beriaku, Anggaran Dasar PLN, danvatau lingkup tanggung jawab dan tugas
pokoknya
3. Divisi adalah satuan kerja di bawah Direktorat, Sub Direktorat, Sekretariat
Perusahaan, atau Satuan Pusat Keunggulan yang melaksanakan fung
tertentu yang dipimpin, dibina, dan dikelola oleh Executive Vice President.
4. General Manager adalah jabatan struktural 1 (satu) tingkat di bawah
Direktur, Kepala Satuan Pusat Keunggulan, atau Executive Vice President
yang memimpin, membina, dan mengelola Unit Induk atau Pusat-Pusat
dan bertanggung jawab kepada Direktur, Kepala Satuan Pusat
Keunggulan, atau Executive Vice President dengan jenjang jabatan
‘manajemen atas.
5. Jam ..10.
"1
12,
13.
14.
15.
16.
17.
PLN
Jam Kerja (Working Hours) adalah periode waktu di mana seseorang
melaksanakan pekerjaan untuk mendapatkan upah tertentu
Kantor Pusat adalah induk organisasi PLN.
Kesejahteraan Pegawai (Employee Wellbeing) adalah perasaan sejahtera
yang dirasakan Pegawai terhadap berbagai dimensi fisik, finansial,
pekerjaan, intelektual, emosional, sosial, kebermaknaan, dan penguasaan
diri terhadap lingkungan.
Kerja Campuran (Hybrid Working) adalah sistem kerja yang memberikan
keleluasaan atau fleksibilitas kepada Pegawai dalam menentukan waktu
kerja dan tempat kerja yang ditujukan untuk meningkatkan keterikatan kerja
(work engagement) dan produktivitas Pegawai.
Pegawai adalah setiap orang yang mempunyai hubungan kerja secara
tertulis dan terikat dengan PLN sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penguatan Tim (Team Building) adalah berbagai aktivitas yang digunakan
untuk meningkatkan hubungan sosial dengan mendefinisikan peran
masing-masing individu dalam suatu tim yaitu dengan melakukan
kolaborasi dari berbagai tugas.
PT PLN (Persero), yang selanjutnya disebut PLN, adalah Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara yang didirikan dengan
Akta Notaris Sutjipto, S.H. Nomor 169 tanggal 30 Juli 1994 beserta
perubahannya.
Pusat-Pusat adalah organisasi 1 (satu) tingkat di bawah Kantor Pusat yang
dipimpin, cibina, dan dikelola oleh General Manager dan melaksanakan
kegiatan usaha penunjang tenaga listrik tertentu sesuai dengan tujuannya.
Ruang Kerja Kolaborasi (Co-working Space) adalah tempat kerja yang bisa
digunakan bersama-sama dan terbuka dengan pengguna lain dengan
penggunaan waktu yang fieksibel.
Tempat Kedudukan adalah kantorflokasi di mana Pegawai bekerja
melaksanakan tugas kedinasan.
Tempat Penempatan adalah kantor/lokasi_ penugasan Pegawai
sebagaimana diatur pada keputusan pengangkatan/mutasi Pegawai.
Unit Induk adalah organisasi 1 (satu) tingkat di bawah Kantor Pusat yang
dipimpin, dibina, dan dikelola oleh General Manager dan melaksanakan
kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik tertentu sesuai dengan tujuannya.
Vice President adalah jabatan struktural 1 (satu) tingkat di bawah Senior
Executive Vice President atau Executive Vice President yang memimpin,
membina, dan mengelola Bidang dan bertanggung jawab kepada Senior
Executive Vice President atau Executive Vice President dengan jenjang
jabatan manajemen menengah.
|, MAKSUD
ParafPLN
ll. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud ditetapkennya Edaran ini adalah sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pola kerja normal dan pola Kerja Campuran (Hybrid Working)
di lingkungan PLN.
2. Tujuan ditetapkannya Edaran ini adalah sebagai berikut:
a. _memberikan fleksibiltas kepada Pegawai dalam menentukan waktu
kerja dan tempat kerja sebagai upaya meningkatkan Kesejahteraan
Pegawai (Employee Wellbeing) tanpa memerlukan waktu perjalanan
(travel time) dari tempat tinggal ke tempat kerja; dan
b. _memberikan pengalaman positif kepada Pegawai terkait kondisi kerja
sehingga dapat meningkatkan keterikatan kerja (work engagement)
dan produktivitas Pegawai
ll RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Edaran ini meliput
a. waktu kerja;
b. —pengaturan waktu kerja dan tempat kerja;
cc. _jenis pekerjaan;
d.___perencanaan dan pelaksanaan waktu kerja dan tempat kerja;
fe. _infrastruktur teknologi informasi;
1. fasilitas;
9. Penguatan Tim (Team Buldingy:
h. anggaran;
i. penanggung jawab; dan
i evaluasi.
IV, WAKTU KERJA
1. Waktu kerja yang ditetapkan di PLN meliputi
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu
untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau
b. 8 (delapan) jam (1) satu hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu,
2. Waktu istirahat tidak termasuk waktu kerja dan tidak dihitung sebagai Jam
Kerja (Working Hours).
3. Pekerjaan
rae LAPLN
3. Pekerjaan yang menurut jenis dan sifatnya harus dilaksanakan secara
terus menerus dilaksanakan dengan penetapan pembagian waktu kerja
(shift)
V. _ PENGATURAN WAKTU KERJA DAN TEMPAT KERJA
1. Pengaturan waktu kerja dan tempat kerja dibagi menjadi 2 (dua) pola kerja
yaitu:
a. pola kerja normal; dan
b. pola Kerja Campuran (Hybrid Working)
2. Pola kerja normal sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a
merupakan pengaturan waktu kerja dan tempat kerja yang ditetapkan PLN
dengan kriteria:
a. pekerjaan yang dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara
penuh di Tempat Penempatan; dan
b. pekerjaan yang waktu pelaksanaannya selama 8 (detapan) jam
dalam 1 (satu) hari yang dimulai dan diakhiri pada Jam Kerja
(Working Hours) yang ditetapkan PLN (fixed working hours)
3. Pola Kerja Campuran (Hybrid Working) sebagaimana dimaksud pada
angka 1 hurufb terdiri atas:
@. pola Kerja Campuran (Hybrid Working) berdasarkan waktu kerja
sebagai berikut:
1. Jam Kerja (Working Hours) tetap, yaitu pengaturan Jam Kerja
(Working Hours) tetap dengan waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari yang dimulai dan
diakhiri pada Jam Kerja (Working Hours) yang ditetapkan PLN;
2. Jam Kerja (Working Hours) yang disesuaikan, yeitu pengaturan
Jam Kerja (Working Hours) dengan waktu pelaksanaan
pekerjaan selama 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari yang
dapat dimulai pada pukul 07.30 sampai dengan 09.30 waktu
setempat dengan pembagian rentang waktu per 30 (tiga puluh)
‘menit; dan
3. Jam Kerja (Working Hours) fleksibel, yaitu pengaturan Jam
Kerja (Working Hours) dengan waktu pelaksanaan pekerjaan
selama 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari yang dapat dimulal
pada pukul 00,00 dan diakhiri pada pukul 24.00 waktu setempat
serta dapat dilaksanakan secara fleksibel baik terus menerus
‘maupun parsial;
b. pola
roy ___ 4 | £PLN
b. pola Kerja Campuran (Hybrid Working) berdasarkan tempat kerja
sebagai berikut
1. kerja dari mana saja (work from anywhere), yaitu model
pelaksanaan pekerjaan yang dapat dilaksanakan secara penuh
dari mana saja di luar Tempat Penempatan antara lain tempat
tinggal, Ruang Kerja Kolaborasi (Co-working Space), unit PLN
terdekat dari tempat tinggal, dan tempat lain yang mendukung
produktivitas Pegawai dalam bekerja_ dengan _tetap
memperhatikan kesehatan, keselamatan, keamanan, dan citra
Pegawai dan PLN dan ditetapkan menjadi tempat kerja
Pegawai; dan
2. percampuran tempat kerja (hybrid place), yaitu model
pelaksanaan pekerjaan dengan tempat kerja campuran yang
dapat dilaksanakan baik di dalam maupun di luer Tempat
Penempatan.
Vi. JENIS PEKERJAAN
1
Jenis pekerjaan dibagi berdasarkan pola pengaturan waktu kerja dan
tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam romawi V.
Jeni pekerjaan dalam pola kerja normal dibagi menjadi
a. pekerjaan yang menurut jenis dan sifatnya harus dilaksanakan
secara terus menerus; dan
b. _pekerjean yang dilaksanakan secara penuh di Tempat Penempatan.
Jenis pekerjaan dalam pola Kerja Campuran (Hybrid Working) dibagi
sebagai berikut:
a. Jenis pekerjaan dalam pola Kerja Campuran (Hybrid Working)
berdasarkan waktu kerja dibagi menjadi:
1. pekerjaan_ yang pelaksanaannya bethubungan _langsung
dengan pihak internal dan/atau eksternal PLN pada Jam Kerja
(Working Hours) pada umumnya,
2. pekerjaan yang pelaksanaannya sewaktu-waktu_memerlukan
koordinasi atau berhubungan dengan pihak intemal dan/atau
eksternal PLN pada Jam Kerja (Working Hours) yang dapat
disesuaikan; dan
3. pekerjaan yang pelaksanaannya dapat dilakukan sewaktu-
waktu dengan tidak mempengaruhi kebutuhan pihak internal
danvatau eksternal PLN.
b. Jenis_pekerjaan dalam pola Kerja Campuran (Hybrid Working)
berdasarkan tempat kerja dibagi menjadi:
1. pekerjaan yang dapat dilaksanakan secara penuh dari mana
aja di luar Tempat Penempatan; dan
2. pekerjaan ..
rot __ BXPLN
2. pekerjaan yang dapat dilaksanakan di tempat kerja campuran
baik di dalam maupun di luar Tempat Penempatan.
Vi. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN WAKTU KERJA DAN TEMPAT KERJA,
1. Pengaturan waktu kerja dan tempat Kerja dengan pola kerja normal
ditetapken oleh Executive Vice President yang memimpin, membina, dan
mengelola fungsi pelayanan human capital untuk lingkup Kantor Pusat dan
General Manager untuk lingkup Unit Induk dan Pusat-Pusat.
2. Pengaturan waktu kerja dan tempat kerja dengan pola Kerja Campuran
(Hybrid Working) ditetapkan oleh atasan langsung dar/atau atasan dari
atasen langsung Pegawai.
3. Pegawal merencanakan dan mengajukan usulan pelaksanaan pola Kerja
Campuran (Hybrid Working) berdasarkan waktu kerja dan tempat kerja
yang akan dilaksanakan serta rencana tanggal pelaksanaan pola Kerja
Campuran (Hybrid Working) tersebut untuk periode paling singkat 1 (satu)
bulan kepada atasan langsung dan/atau atasan dari atasan langsung
Pegawai melalui infrastruktur teknologi informasi yang ditetapkan lebih
lanjut
4. Pengajuan usulen pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid Working)
sebagaimana dimaksud pada angka 3 wajib disetujui olen atasan langsung
danfatau atasan dari atasan langsung Pegawai melalui infrastruktur
teknologi informasi yang ditetapkan lebih lanjut untuk menjadi pedoman
pelaksanaan waktu kerja dan tempat kerja Pegawai pada periode
berikutnya.
5, Pegawai yang melaksanakan waktu kerja dan tempat kerja sesuai dengan
engaturan sebagaimana dimaksud dalam romawi V wajlb melakukan
registrasi kehadiran pada jam mulai dan jam akhir pelaksanaan pekerjaan
menggunkan infrastruktur teknologi informasi yang ditetapkan lebih lanjut.
6. Registrasi kehadiran Pegawai sebagaimana dimaksud pada angka 6 wali
diverifikasi dan disetujui atasan langsung dan/atau atasan dari atasan
langsung Pegawai.
7. Dalam hal sebelum dimulainya pola kerja yang telah disetujui sebagaimana
dimaksud pada angka 4 Pegawai mengetahui tidak dapat melaksanakan
waktu kerja dan tempat kerja sesuai dengan usulan pola kerja tersebut,
Pegawai wajib mengajukan usulan perubahan pelaksanaan waktu kerja
dan tempat kerja kepada atasan langsung danfatau atasan dari atasan
langsung Pegawai.
8 Perubahan pelaksanaan waktu kerja dan tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada angka 7 dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan
atasan langsung danvatau atasan dari atasan langsung Pegawai
9. Dalam
rat __ HAAvit
PLN
9. Dalam hal pada periode pelaksanaan pola kerja yang telah disetujui
sebagaimana dimaksud pada angka 4 Pegawal tidak dapat melaksanakan
waktu Kerja dan tempat kerja sesuai dengan usulan pola kerja tersebut
sehingga mengakibatkan Pegawai tidak dapat melaksanakan atau
melanjutkan pekerjaannya, Pegawai melakuken pencatatan jam keluar
(Glock out) melalui infrastruktur teknologi informasi yang ditetapkan lebih
lanjut atau mengajukan permohonan izin tidak masuk kerja sesuai dengan
ketentuan yang berlaku disertal alasannya kepada atasan langsung
dan/atau atasan dari atasan langsung Pegawai.
10. Dalam hal terdapat permintaan perubahan pelaksanaan waktu kerja dan
tempat kerja Pegawai akibat adanya kebutunan PLN sehingga
menyebabkan Pegawai harus kembali ke Tempat Penempatan, atasan
langsung dan/atau atasan dari atasan langsung Pegawai dapat melakukan
perubahan pelaksanaan waktu kerja dan tempat kerja Pegawai.
11. Atasan langsung dan/atau atasan dari atasan langsung Pegawai wajib
mengatur agenda pekerjaan masing-masing Pegawai yang menjadi
bawahannya secara berkala ke dalam infrastruktur teknologi informasi yang
ditetapkan lebih lanjut.
12. Pegawai waiib melaporkan dan menyelesaikan agenda pekerjaan yang
diatur oleh atasan langsung dan/atau atasan dari atasan langsung Pegawal
‘sebagaimana dimaksud pada angka 11.
13, Perubahan pelaksanaan tempat kerja sebagaimana dimaksud pada angka
3, angka 8, dan angka 10 diberlakukan sebagai perjalanan dalam rangka
melaksanakan Pola Kerja Campuran (Hybrid Working),
14. Usulan tempat kerja yang telah disetujui atasan langsung dan/atau atasan
dari atasan langsung Pegawai ditetapkan sebagai Tempat Kedudukan
Pegawai
15. Dalam hal atasan langsung danvatau atasan dari atasen langsung Pegawai
menugaskan Pegawai untuk melaksanakan perjalanan dinas _bukan
sebagai akibat perubahan pelaksanaan tempat kerja sebagaimana
dimaksud pada angka 3, angka 8, dan angka 10, tempat kerja tersebut
ditetapkan sebagai Tempat Kedudukan.
16. Pegawai wajib menjaga akuntabilitas pekerjaan dengan mempertahankan
performa kerja dan sikap responsif terhadap kebutuhan pihak internal dan
eksternal PLN dalam pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid Working),
INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI
1. PLN menyediakan infrastruktur teknologi informasi yang dapat diakses oleh
seluruh Pegawai dari berbagai tempat kerja untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pekerjaan dan keamanan data perusahaan dalam
pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid Working),
2. Infrastruktur ..
Para HAAPLN
2. Infrastruktur teknologi informasi sebagaimana dimaksud pada angka 1
meliputi:
‘a. sistem informasi penentuan jadwal kerja untuk pengaturan waktu
kerja dan tempat kerja Pegawai;
b. sistem informasi kehadiran Pegawai untuk merekam waktu Pegawai
saat memulai dan mengakhiri pekerjaan;
c. sistem informasi surat/administrasi untuk memudahkan Pegawai
dalam mengatur administrasi surat menyurat dengan meminimalkan
penggunaan kertas;
d. media komunikasi untuk membantu Pegawai dalam berkomunikasi,
mengirimkan data dan/atau informasi terkait pekerjaan, dan menjadi
media pelaksanaan pertemuan secara daring;
e. document repository untuk membantu Pegawai dalam mengelola
penyimpanan dokumen perusahaan dan mengaksesnya kembali dari
berbagai tempat kerja;
{sistem informasi performance management untuk membantu
manajemen dalam metakukan pemantauan tethadap kontribusi dan
Performa Pegawai;
@. aplikasi manajemen tugas untuk menyampaikan informasi aktivitas
harian yang harus ditugaskan kepada Pegawai dan melaporkan
pelaksanaaan penugasan tersebut sehingga dapat terpantau oleh
pemberi tugas;
h. virtual private network untuk akses ke aplikasi/platform korporat yang
berbasis intranet; dan
i. infrastruktur teknologi informasi lain yang diperlukan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid
Working)
IX. FASILITAS
1. PLN memberikan fasilitas kepada Pegawal untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid Working).
2, Fasilitas sebagaimana dimaksud pada angka 1 meliputi
a. _ laptop sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku:
b. Ruang Kerja Kolaborasi (Co-working Space) yang disediakan oleh
unit PLN bagi Pegawai yang ingin memanfaatkan kantor unit PLN
terdekat dengan tempat tinggal; dan
. _fasilitas lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pola Kerja Campuran
(Hybrid Working) sesuai dengan perkembangan kondisi kerja dan
‘mempertimbangkan ketersediaan anggaran PLN.
X, PENGUATAN ...
raat ___ LSXl
xi
PLN
PENGUATAN TIM (TEAM BULDING)
1. Satuan kerja atau organisasi mulai dari tingkat paling rendah dapat
melaksanakan Penguatan Tim (Team Building) di luar pekerjaan secara
daring atau tatap _muka sebagai _upaya _mempertahankan dan
meningkatkan Kesejahteraan Pegawai (Employee Wellbeing) dan
efektivitas pelaksanaan pekerjaan
2. Penguatan Tim (Team Building) yang dilaksanakan dapat merujuk pada
kegiatan pendukung kesejahteraan mental dan spiritual, seni dan budaya,
atau fisik dan olahraga yang difasiltasi PLN atau kegiatan lain sesuai
dengan kebutuhan dengen tetap memperhatikan Kesehatan, keselamatan,
keamanan, dan citra Pegawai dan PLN.
3. Penguatan Tim (Team Building) dapat dilaksanakan 1 (satu) kali atau lebih.
dalam 1 (satu) bulan.
4, Penguatan Tim (Team Building) dilaksanakan tanpa mengganggu kegiatan
‘operasional atau dapat dilaksanakan di luar Jam Kerja (Working Hours)
ANGGARAN
Segala biaya yang timbul dalam rangka pelaksanaan pola Kerja Campuran
(Hybrid Working) berdasarkan Edaran ini antara lain penyediaan infrastruktur
‘teknologi informasi dan fasilitas Ruang Kerja Kolaborasi (Co-working Space)
unit PLN dibebankan kepada anggaran operasi PLN.
PENANGGUNG JAWAB
1. Pejabat yang bertanggung jawab atas pengaturan jumlah Pegawai yang
dapat melaksanakan pekerjaan di luar Tempat Penempatan adalah:
a. Senior Executive Vice President, Kepala Satuan, Sekretaris
Perusahaan, Executive Vice President, Head of Development, dan
‘Senior Audit Executive untuk lingkup Kantor Pusat sesuai dengan
lingkup kewenangannya;
b. General Manager untuk lingkup Unit Induk dan Pusat-Pusat;
Manager Unit Pelaksana untuk lingkup Unit Pelaksana; dan
d. Manager Unit Layanan untuk lingkup Unit Layanan
2. Pejabat yang bertanggung jawab atas persetujuan pelaksanaan pola Kerja
‘Campuran (Hybrid Working) adalah atasan langsung dan/atau atasan dari
atasan langsung Pegawai
3. Pejabat yang bertanggung jawab ates penetapan pengaturan Jam Kerja
(Working Hours) tetap adalah Executive Vice President yang memimpin,
membina, dan mengelola fungsi pelayanan human capita! untuk lingkup
Kantor Pusat dan General Manager untuk lingkup Unit induk dan Pusat-
Pusat.
4, Pejabat ...
ros LAPLN
Pejabat yang bertanggung jawab atas ketersediaan fasilitas untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid
Working) adalah Executive Vice President yang memimpin, membina, dan
mengelola fungsi umum untuk lingkup Kantor Pusat dan Senior Manager
yang memimpin, membina, dan mengelota fungsi umum untuk lingkup Unit
Induk dan Pusat-Pusat.
Pejabat yang bertanggung jawab atas penetapan anggaran yang timbul
akibat pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid Working) adalah
Executive Vice President yang memimpin, membina, dan mengelola fungsi
umum.
Pejabat yang bertanggung jawab atas penetapan infrastruktur teknologi
informasi terkait penentuan waktu kerja dan tempat kerja adalah Executive
Vice President yang memimpin, membina, dan mengelola fungsi pelayanan
human capital.
Pejabat yang bertanggung jawab atas ketersediaan dan keandalan
infrastruktur teknologi informasi untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
pola Kerja Campuran (Hybrid Working) adalah Executive Vice President
yang memimpin, membina, dan mengelola fungsi sistem dan teknologi
informasi.
Pejabat yang bertanggung jawab atas evaluasi efektivitas pelaksanaan
pola Kerja Campuran (Hybrid Working) adalah
a. Vice President yang memimpin, membina, dan mengelola fungsi
budaya perusahaan untuk lingkup korporat; dan
b. Vice President yang memimpin, membina, dan mengelola fungsi
pengembangan talenta untuk lingkup Kantor Pusat dan unit.
xi, EVALUASI
1.
Evaluasi efektivitas pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid Working)
untuk lingkup Kantor Pusat dan unit dilaksanakan oleh pejabat yang
berwenang untuk memastikan alur kerja dan kegiatan operasional tetap
berjaian dengan baik.
Evaluasi efektivitas pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid Working)
sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilaksanakan paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 6 (enam) bulan.
Hasil evaluasi efektivitas pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid
Working) sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan kepada Divisi
yang melaksanakan fungsi budaya perusahaan untuk dilaporkan kepada
Direktur yang memimpin, membina, dan mengelola fungsi manajemen
‘sumber daya manusia
Evaluasi efektivitas pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid Working)
untuk lingkup korporat dilaksanakan oleh pejabat yang berwenang paling
sedikit 1 (Satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
5. Evaluasi
Paraf
WAXIV.
xv.
xv
PLN
5. Evaluasi efektivitas pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid Working)
sebagaimana dimaksud pada angka 4 meliputi antara lain kondisi
Kesejahteraan Pegawai (Employee Wellbeing), kondisi kerja, dan
produktivitas Pegawai
6. Hasil_evaluasi efektivitas pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid
Working) sebagaimana dimaksud pada angka 5 dilaporkan kepada Direktur
yang memimpin, membina, dan mengelola fungsi manajemen sumber daya
manusia.
LAIN-LAIN
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pota Kerja Campuran (Hybrid
Working) dapat diatur oleh Executive Vice President yang memimpin, membina,
dan mengelola fungsi strategi human capital dalam petunjuk teknis sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
PERALIHAN
1. Pada saat Edaran ini mulai berlaku, segala ketentuan terkait pengaturan
sistem dan jadwal kerja di PLN yang telah dimulai dan dilaksanakan dapat
tetap dilaksanakan sampai dengen selesainya pengaturan tersebut kecuali
ditentukan lain oleh pemerintah.
2. Penyediaan infrastruktur teknologi informasi untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan pola Kerja Campuran (Hybrid Working) dilakukan secara
bertahap dan diselesaikan paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak
Edaran ini ditetapkan.
3. Penyediaan Ruang Kerja Kolaborasi (Co-working Space) di lingkungan
PLN untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pola Kerja Campuran
(Hybrid Working) dilakukan secara bertahap dan diselesaikan paling lambat
2 (dua) tahun terhitung sejak Edaran ini ditetapkan
4. Pola Kerja Campuran (Hybrid Working) berdasarkan waktu kerja dengan
vam Kerja (Working Hours) yang disesuaikan dan Jam Kerja (Working
Hours) fieksibel sebagaimana dimaksud dalam romawi V angka 3 huruf a
angka 2 dan angka 3 dilaksanakan paling lambat tanggal 1 Januari 2023
atau ditetapkan lain oleh Executive Vice President yang memimpin
membina, dan mengelola fungsi strategi human capital dalam petunjuk
teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku
PENUTUP,
Pada saat Edaran ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan
dengan Edaran ini dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Edaran .
ParatDitetapkan di Jakarta
padatanggal 28 Juni 2022
DIREKTUR DIREKTUR
KEUANGAN DAN MANAJEMEN RISIKO,
wee
INTHYA ROESLY
as
Paraf