You are on page 1of 12

TUESDAY, 3 JANUARY 2017

Laporan Praktikum Ekonomi Industri Peternakan Ayam Petelur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latr Belakang

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun berdampak pada peningkatan konsumsi
produk peternakan (daging, telur, susu). Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat
akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut meningkatkan angka perminataan produk
peternakan. Telur banyak dimanfaatkan oleh masyarakat karena mempunyai rasayang enak dan
kandungan zat gizi yang tinggi. Salah satu yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia
adalah elur ayam ras.

Telur ayam ras merupakan salah satu penyumbang protein hewani asal ternak dan merupakan
komoditas unggulan. Industri ayam petelur berkembang pesat karena telur ayam menjadi sumber menu
konsumen. Telur mudah didapatkan baik di pasar modern maupun tradisional.

Tingginya kewaspadaan masyarakat terhadap keamanan pangan, menuntut produsen bahan pangan
termasuk pengusaha peternakan untuk meningkatkan kualitas produknya. Selain itu perhitungan
ekonomi yang baik sebagai dasar pengembangan usaha peternakan juga harus sangat di perhatikan,
sektor ekonomi yaitu meliputi permodalan, pembiayaaan serta hasil keuntuuntungan yang di peroleh,
keseluruh faktor tersebut terselenggara dari hulu sampai hilir. Untuk itu perlu ada penerapan
manajemen agribisnis yang baik pada usaha peternakan ayam petelur agar seluruh faktor dapat
terkelola dan terselenggara dengan baik.

Dalam menjalankan usaha perusahaan membutuhkan dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun
dari pinjaman. Melakukan bisnis setiap perusahaan selalu memerlukan aktiva riil(Real Assets), baik yang
berwujud seperti mesin, kantor, pabrik, kendaraan maupun yang tidak berwujud seperti keahlian teknis,
merek dagang dan hak paten.

Prinsip manajemen perusahaaan menuntut agar baik dalam memperoleh maupun dalam menggunakan
dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas. Dengan demikian pembelanjaan
perusahaan atau manajemen keuanagan tidak lain adalah manajemen untuk fungsi-fungsi
pemebelanjaan. Dalam pengertian manajemen terkandung fungsi-fungsi perncanaan, dan pengendalian
yang baik dalam menggunakan maupun dalam pemenuhan kebutuhan dana khususnya dalam
perusahaan peternakan.
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengkaji berbagai aspek kegiatan usaha ekonomi
peternakan yang merupakan faktor yang perlu dicermati dalamperencanaan usaha dan evaluasi usaha
serta mahasiswa dapat menyusun perencanaan dan kelayakan proyek usaha di bidang pertenakan.

1.2. Tujuan dan Kegunaan Praktikum

1.2.1 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tentang hal- hal yang perlu diperhatikan dalam
menjalankan perusahaan atau industri ayam petelur.

1.2.2 Kegunaan Praktikum

Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana manajemen menjalankan suatu perusahaan ataupun industri.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teknis Usaha Peternakan

2.1.1. Ayam petelur

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khususuntuk diambil telurnya. Asal
mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta
dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat
oleh para pakar. (Aziz, 2007). Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi
dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai
spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan
untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit
telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat (Rasyaf, 2003).
2.1.2. Perkandangan

Kandang adalah lingkungan kecil tempat ayam hidup dan berproduksi, oleh karena itu dibutuhkan
kandang yang nyaman dan berpengaruh terhadap kesehatan ayam serta hasil produksi yang maksimal
(Abidin, 2003). Kandang yang nyaman dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Apabila kandang lebih dari
satu dengan umur yang sama maka kumpulan kandang tersebut disebut satu flock. Kumpulan seluruh
kelompok yang memenuhi suatu aturan sanitasi dan tata laksana peternakan disebut perkandangan
Perkandangan, ruang staff, gudang,mess dengan segala fasilitas yang ada merupakan satu peternakan
(Rasyaf, 2003).

2.1.3. Pakan

Pakan yang diberikan pada ayam juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, sebab pakan yang
kurang memenuhi standart mutu sebagai pakan ayam yang baik, dapat juga menjadi salah satu sebab
ayam sakit, untuk itu agar dicapai efisiensi dan produktivitas yang optimal maka perlu adanya koordinasi
antara pakan, pemeliharaan kesehatan dan program pengelolaan usaha (Irawan, 1995). Pemberian
pakan harus diberikan setiap hari sesuai dengan kebutuhan ayam, baik secara kuantitatif maupun
kualitasnya. Pemberian pakan yang salah dapat memicu stres dan defisiensi salah satu nutrisi sehingga
ayam banyak menemui masalah Ayam membutuhkan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya, misalnya
bernafas, peredaran darah dan bergerak yang disebut kebutuhan hidup pokok selain itu unsur gizi
dibutuhkan untuk produksi telur (Rasyaf, 2003).

2.1.4. Kesehatan

Penyakit dalam pengertian umum dapat dinyatakan sebagai penyimpangan dari kondisi normal dari
seekor hewan, penyakit juga dapat dikatakan sebagai perubahan kondisi normal dari seekor hewan yang
disebabkan oleh jasad hidup. Bentuk pengobatan terpenting adalah pencegahan (preventif), yaitu suatu
tindakan untuk melindungi individu terhadap serangan penyakit (Akoso, 1998). Pencegahan penyakit
merupakan cara yang paling baik dan murah dibandingkan pengobatan, pencegahan penyakit
merupakan bagian dari tata laksana peternakan yang harus dilaksanakan oleh setiap peternak (Lubis dan
Paimin, 2001).

Tindakan pencegahan penyakit sering diabaikan peternak sehingga terjadilah penyakit. Tindakan
pencegahan penyakit bertujuan menyelamatkan ayam dari gangguan penyakit (Rasyaf , 2003). Penyakit
adalah salah satu kendala dalam usaha peternakan sehingga sangat penting untuk diperhatikan.
Penyebab penyakit dalam suatu usaha peternakan merupakan penyebab kegagalan seluruh usaha
peternakan (Akoso, 1998).
2.2. Analisis Laporan Keuangan

Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu
mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan
tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahaan pada masa mendatang (Sigit, 1982). Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar
dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah
dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat
mencapai target yang telah direncanakan sebelumya atau tidak (Kasmir, 2008).

2.2.1. Biaya

Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang dan jasa. Biaya
berbeda dengan beban, beban yaitu pengrbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi
hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan (Case dan Fair, 2007 ).

2.2.1.1. Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan adanya output perusahaan, dalam jangka pendek
perusahaan tidak bisa menghindarinya atau mengubahnya meskipun produksinya nol (Case dan Fair,
2007). Biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan
tertentu. Biaya tetap perunit berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan (Juanda
dan Cahyono, 2005).

2.2.1.2. Biaya Variable

Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya
yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar
volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel (Case dan Fair, 2007). Biaya variabel
memilikikarakteristik sebagai berikut:

2.2.2. Penerimaan

Penerimaan adalah harga dikali kuantitas output yang diputuskan kan diproduksi dijual oleh suatu
perusahaan (Case dan Fair, 2007). Macam-macam penerimaan yaitu diantaranya adalah total
penerimaan, penerimaan rata-rata dan penerimaan marginal (Mulyadi, 2011).

2.2.3. Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari
penjualan produk dan/atau jasa. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan,
merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran (Juanda dan Cahyono, 2005).
Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa
perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan,
dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik
investor(Wikipedia.com).

2.2.4. Neraca Keuangan

Neraca merupakan ringkasan laporan keuangan, artinya laporan keuangan disusun secara garis besarnya
saja dan tidak mendetail. Neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva / harta, kewajiban /
modal, modal perusahaan / ekuitas pada saat tertentu (Kasmir, 2008). Neraca keuangan bertujuan
untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu, pada umumnya pada akhir
tahun anggaran (Rangkuti, 1998).

2.2.5. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang
diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008).

Unsur-unsur laporan laba rugi biasanya terdiri dari:

§ Pendapatan dari penjualan

§ Dikurangi Beban pokok penjualan

§ Laba/rugi kotor

§ Dikurangi Beban usaha

§ Laba/rugi usaha

§ Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain

§ Laba/rugi sebelum pajak

§ Dikurangi Beban pajak

§ Laba/rugi bersih (Case dan Fair, 2007).

2.2.6. Analisis Rasio Keuangan

Analisis Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angkayang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara
satu komponen dengan komponen laindalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada
diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam
satu periode maupun beberapa periode (Kasmir, 2008). Analisis rasio keuangan menggunakan data
laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan
kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai risiko dan peluang di masa yang
akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak
dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat
kesehatan keuangan suatu perusahaan. Tetapi bila hanya memperhatikan satu alat rasio saja tidaklah
cukup, sehingga harus dilakukan pula analisis persaingan-persaingan yang sedang dihadapi oleh
manajemen perusahaan dalam industri yang lebih luas, dan dikombinasikan dengan analisis kualitatif
atas bisnis dan industri manufaktur, analisis kualitatif, serta penelitian-penelitian industri.(Case dan Fair,
2007).

BAB III

METODOLOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi Pelaksanaan Praktikum Ilmu Ekonomi dan Industri Peternakan adalah di Narmada.
Praktikum ini dilaksanakan pada 24 Oktober 2016.

3.2. Metode Praktikum

Metode Praktikum Ilmu Ekonomi dan Industri Peternakan adalah dengan cara pengamatan secara
langsung dilapangan dan wawancara.

3.3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yaitu secara deskriptif dengan menggambarkan keadaan yang ada dilapangan lalu
membandingkan dengan pustaka. Data yang diperoleh dikelompokkan pada jenis dan kategorinya
kemudian dibahas dengan membandingkan dengan pustaka yang ada. Data primer dan sekunder yang
telah terkumpul kemudian direkap dan diolah untuk mengetahui jumlah pendapatan, hutang dan modal
serta penerimaan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Tabel 1. Hasil Wawancara

No

Variabel Yang Diwawancara

1.

Awal berdirinya perusahaan.

Awal berdirinya perusahaan ayam petelur ini adalah pada tahun 2015, dan perusahaan ini sudah
berjalan kurang lebih satu setengah tahun.

2.

Latar belakang terbentuknya perusahaan ini.

Latar belakang terbentuknya perusahan ayam petelur ini yaitu dengan adanya kerja sama dengan UD.
Bagus Narmada, bersama bapak Wayan yang memberikan 9 ekor ayam petelur kepada bapak Agus
secara gratis untuk dikembangkan. Tetapi bapak Agus malah memotong 6 ekor dan dipelihara 2 ekor.
Setelah dijelaskan dan dinasehati oleh pak Wayan akhirnya pak Agus berusaha beternak ayam petelur
dan akhirnya pak Agus berhasil dan mampu memelihara ayam dalam setahun ini mencapai 200 ekor
ayam petelur

3.

Modal awal yang digunakan.


Total modal awal yang digunakan selama produksi yaitu Rp 58.739.000, yang terdiri dari Rp 15.000.000
untuk membeli bibit sebanyak 200 ekor, biaya untuk kandang batrai Rp 1.960.000, biaya pakan yang
digunakan terdiri dari jagung Rp 4.400 / kg, dedak Rp 2.500 / kg dan konsentrat Rp 7.600 / kg, dengan
total biaya pakan Rp 41.760.00 / tahun. Sedangkan untuk biaya vaksin dan obat-obatan yaitu sebesar
Rp 19.000.

4.

Cara memperoleh modal awal.

Cara memperoleh modal awal yaitu diberikan peminjaman dari Bank BRI.

5.

Sumber modal.

Sumber modal berasal dari Bank BRI dan UD. Bagus Narmada.

Lama usaha ini dijalankan

Awal berdinyanya usaha ini yaitu 20 Agustus 2015, maka lama usaha industri ayam petelur ini yaitu 1
tahun 2 bulan.

7.

Perkembangan perusahaan.

Perusahaan ini masih bersekala kecil, karena jumlah ayam petelur yang dipelihara di dalam kandang
masih sedikit yaitu 200 ekor.

8.

Jenis usaha yang dijalankan.

Usaha pokok dan jenis usaha yang dijalanka adalah memelihara ayam petelur.

9.

Proses produksi

a. Produksi yang dihasilkan perhari.


Telur yang dihasilkan perhari 160 butir atau sebanyak 5 tray / hari. Harga satu tray telur Rp 36.000
dengan harga perbutir telur Rp 1.200.

b. Strategi pemasaran.

Pemasaran dilakukan dengan cara promosi, iklan dan dari mulut kemut.

c. Hasil yang diperoleh perhari.

Pendapantan yang diperoleh perhari yaitu Rp 180.000

10.

Keuntungan dari usaha tersebut.

a. Besar biaya.

Biaya pakan Rp 41.760.00 / tahun, pembelian vaksin Rp 19.000, biaya kandang batrei Rp 1.960.000 dan
pembelian bibit Rp 15.000.000 / 200 ekor

b. Pendapatan.

Hasil penjualan telur perhari Rp 180.000. Jadi 180.000 x 360 hari dalam setahun Rp = 64.800.000.

Besarnya keuntungan yang diperoleh pertahun yaitu :

Pendapatan – Modal (biaya)

Rp = 64.800.000 – 58.739.000

Rp = 6.061.000.

4.2. Pembahasan

Latar belakang terbentuknya perusahaan ayam petelur ini, yaitu dengan adanya kerja sama dengan UD.
Bagus Narmada dengan bapak Wayan yang memberikan 9 ekor ayam petelur kepada bapak Agus secara
gratis untuk dikembangkan. Tetapi pak Agus malah memotong 6 ekor dan dipelihara 2 ekor. Setelah
diamati dan dinasehati oleh pak Wayan, pak Agus berusaha beternak ayaml petelur dan akhirnya pak
Agus berhasi memelihara ayam dalam setahun ini mencapai 200 ekor ayam petelur.

Perusahaan ayam petelur ini berdiri pada 20 Agustus 2015 dan sudah berjalan selama kurang lebih 1,5
tahun. Perusahaan ayam petelur ini msih dalam sekala kecil karena jumlah ayam petelur yang dipelihara
masih sedikit. Adapun modal awal yang digunakan yaitu Rp 58.739.000 diperoleh dari peminjaman ke
Bank BRI dan UD. Bagus Narmada. Perusahaan ayam petelur ini mampu menghasilkan 160 butir telur
per hari.

4.2. Biaya

Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memeperoleh barang dan jasa. Biaya
berbeda dengan beban, beban yaitu pengrbanan yang diperlukan atau dikeluarkan untuk merealisasi
hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan (Case dan Fair, 2007). Biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan pak Agus adalah:

· Biaya pakan Rp = 41.760.00 per tahun

· Biaya kandang Rp = 1.960.00

· Biaya pembelian pullet Rp = 15.000.000

· Total biaya Rp = 58.739.000

4.3. Pendapatan

Besarnya keuntungan yang didapatkan pertahun adalah:

· Hasil penjualan telur per hari Rp = 180.000

· Harga telur per tray Rp = 36.000

· Harga per butir Rp = 1.200

· Hasil penjualan per tahun Rp = 180.000 x 360

Rp = 64.800.000

· Keuntungan = pendapatan – modal

Keuntungan = 64.800.000 – 58.739.000

Rp = 6.061.000

BAB V

PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Perusahaan pak Agus merupakan perusahaan peternakan yang bergerak dibidang ayam petelur.
Dengan modal awal yang diperoleh dari peminjaman dari Bank BRI dan UD. Bagus Narmada sebesar Rp =
58.739.000. Perusahaan ini mampu memproduksi telur sebanyan 180 butir perhari dan memperoleh
keuntungan Rp = 6.061.000 per tahun.

5.2. Saran

Praktikum lebih baik lagi, masih banyak yang perlu di perbaiki. Terakhir, jangan pernah menyerah untuk
mencari ilmu.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, D. 2007. Mengenal Ayam Petelur. CV. Sinar Cemerlang Abadi, Jakarta

Abidin, Z. 2003. Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Petelur. Agromedia, Jakarta

Akoso, B.T. 1998. Kesehatan Unggas: Panduan bagi Petugas Teknis. Penyuluh dan Peternak. Kanisius,
Yogyakarta

Irawan, A. 1995. Menanggulangi Berbagai Penyakit Ayam. CV. Aneka, Solo

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Juanda, D. dan Cahyono, B. 2005. Wijen, Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kansius, Yogyakarta

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta


Mulyadi, Y. 2011. Wartawarga.gunadarma.ac.id. (Diakses pada tanggal 27, Noveber 2016)

Posted by Budhet aqua at 09:03

You might also like