You are on page 1of 3

Karena pasien tersebut akan kontrol rutin ke rumah sakit untuk penyakitnya, apa peran saya

sebagai dokter keluarga di layanan primer untuk pasien tersebut ?

Dokter layanan primer dalam hal ini seyogyanya menjadi penghubung yang penting dalam
prasarana system kesehatan yang berfungsi dengan baik, terkoordinasi dan berbiaya efektif
dengan pelayanan yang menunjukkan keseimbangan yang bijak dalam kualitas, keadilan dan
relevansi. Dokter keluarga disiapkan untuk menjembatani kesenjangan antara pasien dengan
sumber daya kesehatan, masyarakat, pendidikan, spesialis dan bekerja dengan keharmonisan
antar teman sejawat dengan kepentingan dan orientasi yang sama (Kidd, 2014).

1. Anamnesa apakah pasien memiliki jaminan kesehatan ? Karena dalam hal ini pasien
akan banyak membutuhkan kolaborasi interprofesional  meningkatkan biaya
kesehatan. Sebagai dokter di layanan primer melakukan edukasi kepada pasien mengenai
kondisi pasien saat ini bahwa dengan penyakitnya saat ini pasien tidak bisa sembuh
seperti sebelumnya sehingga untuk saat ini terapi yang diberikan bertujuan agar tidak
terjadi komplikasi lebih lanjut pada glaukoma nya.

Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia meluncurkan program UHC komprehensif yang
disebut Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan sistem pembayaran a single payer.
UHC ini sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 2002 yang saat ini dibuat dengan
menggabungkan beberapa skema asuransi kesehatan dan bantuan sosial yang
terfragmentasi menjadi satu entitas publik yang Bernama Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS). JKN bertujuan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan untuk semua
peserta dengan menciptakan sistem adaptif yang mengakomodasi keragaman Indonesia
baik sekarang maupun di masa depan. Tujuan JKN termasuk mengurangi ketidakadilan
dan mencegah rumah tangga mengalami kebangkrutan karena sakit parah. Selain itu,
dengan memobilisasi dana dari iuran wajib, pembiayaan kesehatan di Indonesia
diharapkan dapat meningkat secara substantial (Agustina et al., 2019).

2. Memberikan pemahaman kepada pasien dan istri untuk datang kontrol sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan. Tujuan dari rujukan ke Sp.M adalah agar kondisi
glaukoma dari pasien tersebut tetap terpantau oleh spesialis. Glaukoma yang tidak
diobati dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen atau kebutaan terjadi lebih
cepat. Penatalaksanaan adekuat pada glaukoma dapat memperlambat kehilangan
penglihatan lebih lanjut tetapi tidak dapat memulihkan penglihatan yang hilang (Allison
et al., 2020).
Apabila menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak mampu ditangani, dokter
keluarga harus melakukan konsultasi maupun rujukan, tergantung pada kemampuan dan
kewenangan dokter keluarga. Diharapkan dokter keluarga menjalin kerjasama dengan
dokter lain terutama bidang keahlian guna melakukan upaya konsultasi dan rujukan.
Konsultasi dan rujukan merupakan satu kesatuan pelayanan yang harus dilakukan oleh
dokter keluarga dalam rangka menjamin kepuasan pasien dan keberhasilan pelayanan.
Tentu saja hal ini harus dilaksanakan dengan komunikasi yang efektif (Anies, 2014).

3. Melakukan kunjungan rumah ( home visit ) yang bertujuan untuk intervensi pendidikan
dan konseling perawatan diri atau manajemen diri untuk pasien. Intervensi ini dapat
memainkan peran penting dalam perubahan perilaku pasien. Dengan adanya kunjungan
rumah ini memungkinkan pasien untuk mengajukan pertanyaan atau mendiskusikan
kendala yang dihadapi selama pengobatan dan juga memungkinkan untuk mengubah
informasi yang salah dari pasien dan untuk membangun hubungan yang dinamis dengan
pasien (Maslakpak et al., 2017).
Jika tidak memungkinkan dilakukan kunjungan rumah alternatif lain bisa melakukan
telemedicine. Penggunaan teknologi merupakan salah satu solusi dengan konsep yang
menarik dan menjanjikan untuk meningkatkan kepatuahan pengobatan. Teknologi dapat
dilibatkan dalam berbagai proses tata laksana penyakit. Penggunaan teknologi dalam
peningkatan kepatuhan pengobatan pasien meliputi penggunaan telepon genggam dan
internet untuk berkomunikasi dengan pasien, pesan singkat, aplikasi, dan medikamentosa
modern. Di atas semuanya itu, tidak ada yang dapat menggantikan hubungan dokter-
pasien yang harus menjadi dasar terhadap setiap usaha peningkatan kepatuhan
pengobatan pasien menggunakan intervensi teknologi (Costa et al.,2015)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, R. et al. (2019) ‘Universal health coverage in Indonesia: concept, progress, and
challenges’, The Lancet, 393(10166), pp. 75–102. Available at:
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(18)31647-7.

Allison K, Patel D, Alabi O. Epidemiology of Glaucoma: The Past, Present, and Predictions
for the Future. Cureus. 2020 Nov 24;12(11):e11686. doi: 10.7759/cureus.11686.

Anies, P.D. d. (2014) Kedokteran Keluarga. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.


Costa E, Giardini A, Savin M, Menditto E, Lehane E, Laosa O, Pecorelli S, Monaco A,
Marengoni A. Interventional tools to improve medication adherence: review of literature.
Patient preference and adherence. 2015;9:1303.

Kidd, M. (2014) ‘The contribution of Family Medicine to Improving Health Systems’, 8(1).
Available at: https://doi.org/10.4102/phcfm.v8i1.1251.

Maslakpak, M.H., Razmara, S., & Niazkhani, Z. (2017). Effects of Face-to-Face and
Telephone-Based Family-Oriented Education on Self-Care Behavior and Patient Outcomes in
Type 2 Diabetes: A Randomized Controlled Trial.

You might also like