You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS FARMASI

“GRAVIMETRI”

Dosen Pengampu : 1. Dra. Eka Herlina, M.Si.

2. Dra. Trirakhma Sofihidayati, M.Si.

3. Cantika Zaddana. S.GZ., M.Si.

4. Rikkit. S.Farm.

Asisten Dosen : Anissa Fitriani

Nama Penyusun : Nanda Salsabila (066121139)

Kelas : 1D

Kelompok :4

Anggota Kelompok : 1. Rosalina Dwi Murniwati (066121126)

2. Gusti Putri Ekanugraha (066121145)

3. Puutri Nurul Sakila (066121158

4. Nanda Salsabila (066121139)

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan :
1. Menentukan kadar air dan kadar abu secara gravimetri

1.2. Dasar Teori


Gravimetri merupakan salah satu metode untuk menentukan jumlah atau data kuantitatif
dalam ilmu kimia. Analisis gravimetri ialah cara analisis dimana suatu zat akan ditentukan,
dipisahkan kemudian diakhiri dengan menimbang suatu bentuk zat tersebut yang murni
(Sukarti, 2009).
Satuan berat yang digunakan dalam gravimetri adalah gram. Bagian terbesar dari
penentuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa
murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti.
Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang
menyusunnya. Penentuan jumlah zat dalam analisis gravimetri didasarkan pada penimbangan
(Sukarti, 2009).
Hasil reaksi yang terjadi dapat berupa sisa bahan, suatu gas yang terbentuk, atau suatu
endapan yang dibentuk dari bahan yang dianalisa itu. Pemisahan bahan dengan analisa
gravimetric dilakukan dengan empat cara yaitu pembentukan endapan yang sukar larut,
penggunaan sifat volatilitas dan zat yang akan ditentukan diperoleh dengan cara penyulingan,
pengendapan logam yang murni dengan cara elektrolisis, dan ekstraksi serta kromatografi
yang didasarkan pada sifat polaritas (Sukarti, 2009).
Menurut Vogel (1990), analis gravimetri dapat berlangsung dengan baik, jika persyaratan
berikut dapat dipenuhi :
1. Komponen yang ditentukan harus dapat mengendap secara sempurna (sisa analit yang
tertinggal dalam larutan harus cukup kecil, sehingga dapat diabaikan), endapan yang
dihasilkan stabil dan sukar larut.
2. Endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan mudah dari larutan (dengan
penyaringan)
3. Endapan yang ditimbang harus mempunyai susunan stoikhiometrik tertentu (dapat
diubah menjadi sistem senyawa tertentu) dan harus bersifat murni serta dapat dimurnikan
lebih lanjut.
BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat dan bahan


2.2.1 Alat
1. cawan petri
2. esikator
3. Kaca arlogi
4. Kaki tiga
5. Labu spirtus
6. Neraca analitik
7. Oven
8. Penjepit/tang krusibel
9. Segitiga porselen
10. Spatula
11. Tanur

2.2.2 Bahan
1. Arang aktif
2. Abri folium

2.2 Cara Kerja


2.2.1 Penentuan Kadar Air dengan Metode Gravimetri

1. Dipanaskan cawan porselin didalam oven dengan suhu 100 plus minus 5 ºC
selama 1 jam.
2. Dikeluarkan cawan porselin dari oven dan didinginkan dalam desikator selama 30
menit.
3. Dikeluarkan cawan porselin di dalam desikator, dan ditimbang menggunakan
neraca analitik.
4. Setelah ketiga cawan ditimbang, diulangi langkah 1-3 sampai didapat berat
konstan dari cawan poselin.
5. Setelah diperoleh berat konstan dari cawan porselin, ditimbang sampel sebanyak
1 gram.
6. Dimasukkan kembali sampel ke kedalam oven dengan suhu 100 plus minus 5 ºC
selama 1 jam.
7. Dikeluarkan sampel dan didinginkan selama 30 menit di dalam desikator, lalu
ditimbang menggunakan neraca analitik.
8. Setelah didapat berat cawan porselin dengan sampel, diulangi kembali tahapan awal.

2.2.2 Penentuan Kadar Abu Simplisia

1. Dipanaskan cawan pada tanur selama 30 menit dengan suhu 600 ºC


2. Didinginkan cawan dan ditimbang, pemanasan dan penimbangan tersebut dilakukan secara
berulang sampai diperoleh bobot yang konstan.
3. Dicatat hasil pemanasan cawan
4. Dimasukkan 1 gram simplisia kedalam cawan, kemudian dilakukaan proses
pengarangan dengan menempatkan cawan pada api langsung. Proses pengarangan
akan berakhir jika asap sudah hilang
5. Dimasukkan cawan kedalam tanur, dipanaskan dengan suhu 600 ºC
6. Dilakukan pengujian sampai diperolah bobot abu yang konstan
7. Didinginkan cawan di dalam desikator, agar cawan dan sampel tidak menyerap air.
8. Dicatat hasil penimbangan dan dihitung
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Data pengamatan


A) Hasil Kadar Air

Bobot Bobot cawan isi setelah dikeringkan


Bobot
Kelompok cawan
cawan isi I II III IV
kosong

4 20,169 22,229 22,1492 22,0791 22,0741 22,0721

B) Hasil Kadar Abu

Bobot Bobot krus isi setelah


Bobot dikeringkan
Kelompok krus
krus isi
kosong I II

4 42,2145 44,2645 42,4145 42,413

3.2. Perhitungan

A) Kadar air
Bobot cawan isi sebelum pemanasan - bobot cawan isi setelah pemanasan X 100%
Bobot simplisia

Bobot sampel = cawan isi - cawan kosong

= 22,229gr - 20,169gr

= 2,06gr

 Pemanasan 1 = 22,229 - 22,1491 x 100%


- data 1-2 = 22,1491 - 22,0791
2,06gr
= 3,8786 % = 0,07 %
 Pemanasan 2 = 22,229 - 22,0791 x 100% - data 2-3 = 22,0791 - 22,0741
2,06gr
=7,2767 % = 0,005 %

 Pemanasan 3 = 22,229 - 22,0741 x 100% - data 3-4 = 22,0741 - 22,0721


2,06gr
= 7,5194 % = 0,002 %

 Pemanasan 4 = 22,229 - 22,0721 x 100%


2,06gr
= 7,6165 %
B) Kadar Abu
Bobot abu - bobot krus kosong X 100%
Bobot simplisia

Bobot sampel = krus isi - krus kosong

= 44,2645gr - 42,2145gr

= 2,05gr

 Pemanasan 1 = 42,4145 - 42,2145 x 100%


2,05gr
= 9,7561 %
 Pemanasan 1 = 42,413 - 44,2645 x 100%
2,05gr
= 9,6829 %
3.3. Pembahasan
Prinsip analisis gravimetri adalah melarutkan sampel dengan aquades,setelah sampelnya
dilarutkan sampai terbentuk analit, analitnya kemudian di endapkan kemudian dilakukan
penimbangan.Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui
penghitungan berat zat.
Tujuan dilakukannya gravimetri adalah untuk menentukan kuantitas suatu zat atau
komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan
murni setelah melalui proses pemisahan. Gravimetri juga dapat digunakan dalam analisis
kadar air dan kadar abu. Kadar air bahan bisa ditentukan dengan cara gravimetri evolusi
langsung ataupun tidak langsung. Bila yang diukur ialah fase padatan dan kemudian fase gas
dihitung berdasarkan padatan tersebut maka disebut gravimetri evolusi tidak langsung.Pada
kadar air dinyatakan tetap atau konstan apabila memenuhi kriteria bobot tetap kadar air yaitu
tidak lebih dari 0,25%. Sedangkan pada kadar abu dikatakan konstan apabila dapat
memenuhi kriteria atau syarat bobot tetap kadar abu yaitu tidak lebih dari 5,6%.
BAB IV

KESIMPULAN

1. Analisis gravimetri ialah cara analisis dimana suatu zat akan ditentukan, dipisahkan kemudian
diakhiri dengan menimbang suatu bentuk zat tersebut yang murni

2. Prinsip analisis gravimetri adalah melarutkan sampel dengan aquades,setelah sampelnya


dilarutkan sampai terbentuk analit, analitnya kemudian di endapkan kemudian dilakukan
penimbangan

3. kriteria bobot tetap kadar air yaitu tidak lebih dari 0,25%

4. kriteria atau syarat bobot tetap kadar abu yaitu tidak lebih dari 5,6%.

DAFTAR PUSAKA
 Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia (UI Press) :
Jakarta

 Sukarti, Tati. 2009. Kimia Analitik Pengantar Lengkap Analisa Kimia Bahan. Widya
Padjadjaran : Bandung.

 Underwood, A.L. dan R.A. Day, Jr. 1996. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga: Jakarta.

 Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semikikro. Kalman Media Pustaka :
Jakarta.

You might also like