Professional Documents
Culture Documents
Modul Praktikum Perpetaan 2022.
Modul Praktikum Perpetaan 2022.
Kata Pengantar | ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
TATA TERTIB PRAKTIKUM ........................................................................ vii
I. PENGENALAN PETA
1.1 Sejarah Peta ............................................................................................... 1
1.2 Pengertian Peta, Pemetaan dan Perpetaan .................................................... 1
1.3 Pengertian Peta Topografi .......................................................................... 3
1.4 Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta ............................................................ 4
1.5 Jenis-Jenis Peta ........................................................................................... 5
1.6 Unsur-unsur Peta Topografi ....................................................................... 6
1.7 Sistem Satuan Koordinat ............................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Kata Pengantar | iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Peta Topografi ......................................................................................... 4
2.1 GPS (Global Positioning System) ............................................................. 16
3.1 Kompas Geologi Brunton ........................................................................ 30
4.1 Waterpass (Auto Level) ............................................................................ 44
5.1 Theodolite ................................................................................................ 57
6.1 Total Station ............................................................................................ 71
7.1 Tampilan Antar Muka Software Arcgis .................................................... 84
Daftar Gambar | v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Daftar Koordinat dan Zona Ibu Kota Provinsi di Indonesia ....................... 9
3.1 Hasil Pengambilan Data di Lapangan ......................................................... 33
4.1 Hasil Pengambilan Data di Lapangan .......................................................... 51
5.1 Hasil Pengambilan Data di Lapangan .......................................................... 60
6.1 Hasil Pengambilan Data di Lapangan .......................................................... 74
Daftar Tabel | vi
TATA TERTIB PRAKTIKUM
Makassar,…….....…………....2022
Materai
10000
( )
Tata Tertib Praktikum | vii
I. PENGENALAN PETA
1.2.1 Peta
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi pada bidang datar yang
diperkecil seperti kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-
tulisan sebagai tanda pengenal. gambaran konvensional pada permukaan bumi ini
dilambangkan dengan simbol- simbol tertentu. simbol-simbol tersebut berfungsi
untuk menggambarkan sebagianatau seluruh permukaan bumi beserta kenampakan-
kenampakan yang ada padanya. Kenampakan- kenampakan tersebut meliputi
kenampakan fisik (medan asli) dan kenampakan sosial-ekonomi (medan buatan).
Istilah peta diambil dari bahasa Inggris, "map". Kata "map" sendiri berasal
dari bahasa Yunani, yaitu "mappa" yang dapat diartikan sebagai taplak atau kain
Kata Pengantar | 1
penutup meja. Pengertian peta secara umum adalah rupa permukaan bumi
digambarkan menggunakan suatu sistem proyeksi dengan skala tertentu sehingga
dapat disajikan dalam bidang datar.
Menurut para ahli, peta didefinisikan sebagai berikut:
a. Menurut Erwin Raisz (1984), Peta adalah gambaran konvensional dari
permukaan bumi yang diperkecil sebagai ketampakan jika dilihat dari atas
dengan ditambah tulisan- tulisan sebagai tanda pengenal.
b. Menurut Aryono Prihandito (1988), peta merupakan gambaran permukaan
bumi dengan skala tertentu dan digambar pada bidang datar melalui sistem
proyeksi tertentu. Menurut Perhimpunan Kartografi Internasional
(International Cartographic Association), Peta merupakan gambaran atau
representasi unsur-unsur abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, dalam
kaitannya dengan permukaan bumi atau benda- benda angkasa.
1.2.2 Pemetaan
Pemetaan adalah suatu proses yang melalui beberapa tahapan kerja
(pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian data) untuk
mendapatkan produk akhir peta. Tahap pengumpulan data dilakukan melalui
beberapa kegiatan, yaitu survei lapangan (pengukuran koordinat), pemotretan
udara, survei data sekunder. Tahap pengolahan data merupakan kegiatan
menghitung dan mengolah hasil pengumpulan data sesuai metode pemetaan
yang digunakan dengan suatu sistem referensi dan proyeksi peta tertentu
sedang tahap penyajian data adalah kegiatan untuk menyajikan hasil
pengolahan data dalam bentuk peta yang sering disebut sebagai kegiatan
kartografi.
1.2.3 Perpetaan
Semua yang mencakup pada peta seperti pengertian peta, klasifikasi
peta dan fungsi peta. Upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan IPS,
sangat terkait dengan kemampuan guru dalam memanfaatkan media yang tersedia
untuk kebutuhan siswanya, siswa dilatih menjadi terampil dan penuh pengalaman
dalam menggunakan media. Mengenai tujuan belajar dapat diwujudkan dalam
bentuk:
Kata Pengantar | 2
a. Peta Topografi
Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk tinggi rendahnya
permukaan bumi. Dalam peta topograf digunakan garis kontur, yaitu garis
yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama.
b. Peta Chorografi
Peta Chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaan bumi dengan skala lebih kecil antara 1:250.000 sampai
1:1000.000 atau lebih. Peta Chorografi menggambarkan daerah yang
luas,misalnya provinsi, Negara bahkan dunia. Dalam peta Chorografi juga
digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatuwilayah diantaranya
gunung, sungai, danau, jalan batas wilayah, kota, rawa dll. Atlas adalah salah
satu kumulan peta Chorografi.
c. Peta khusus atau Tematik
Disebut peta khusus karena peta tersebut hanya menggambarkansatu atau
dua kenampakan pada permukaan bumi yang inginditampilkan, baik
kondisi fisik maupun sosial budaya. Contoh: petacurah hujan, peta kepadatan
penduduk, peta penyebaran penduduk.
1. Fungsi Peta
Peta sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Manfaat ini terlihat dari
fungsinya. Ada beberapa fungsi peta, diantaranya sebagai berikut:
a. Menunjukan posisi atau lokasi suatu wilayah di muka bumi.
b. Memperlihatkan atau menggambarkan fenomena-fenomena dalam
bentuk-bentuk permukaan bumi.
c. Memperlihatkan ukuran, luas daerah, dan jarak di permukaan bumi.
d. Menyajikan informasi dalam konterks keruangan.
2. Tujuan Pembuatan Peta
Tujuan pembuatan peta antara lain sebagai berikut:
a. Membantu suatu pekerjaan, misalnya konstruksi jalan, navigasi atau
perencanaan.
b. Analisis data spasial.
c. Menyimpan informasi.
d. Membantu dalam pembuatan suatu desain.
e. Komunikasi informasi ruang.
Kata Pengantar | 4
1.5 Jenis-Jenis Peta
Ada berbagai jenis peta, diantaranya peta foto dan peta garis. Peta foto
dihasilkan dari mozaik gabungan foto udara yang sudah terkoreksi secara
geometris. Peta foto dilengkapi garis kontur, toponimi, dan legenda. Adapun peta
garis menyajikan kenampakan alami dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis dan
area luasan. Berdasarkan isi atau informasi yang disajikan, peta dapat dikelompokan
atas peta umum atau peta ikhtisar dan petatematik.
1. Peta Umum
Peta umum menggambarkan segala sesuatu di permukaan bumi secara umum.
Peta kartografi dan peta topografi termasuk dalam peta umum. Peta korografi
adalah peta yang menampilkan seluruh permukaan atau sebagian permukaan
bumi secara umum. Biasanya memiliki skala sedang. Contoh peta korografi
adalah atlas. Peta topografi adalah peta yang menampilkan relief atau bentuk
permukaan bumi. Ciri-ciri garis kontur adalah sebagai berikut. Semakin rapat
jarak antargaris menunjukkan relief yang semakin curam. Begitu sebaliknya,
jarak antargaris yang semakin jarang menunjukan relief yang landai. Jika
ditemukan garis kontur yang bergerigi, menandakan di daerah tersebut
terdapat lembah atau depresi.
2. Peta Tematik
Peta tematik menggambarkan kenampakan fenomena tertentu di permukaan
bumi. Misalnya peta kepadatan penduduk, peta pertambangan, dan peta curah
hujan.
Kata Pengantar | 5
2. Skala Peta
Merupakan perbandingan antara jarak horizontal sebenarnya dengan
jarak ada peta. Terdapat tiga macam skala yang dipakai pada peta fotografi,
yaitu :
a. Skala fraksional
Merupakan skala yang ditunjukkan dengan pecahan. Misal 1:10.000.
Artinya jika jarak 1cm pada peta memiliki panjang 10.000 cm
dilapangan. Skala ini memiliki kelemahan bila suatu peta telah di copy
(tidak asli) maka keakuratan skala ini berkurang dan tidak
pengecilan gambar.
b. Skala gambar
Merupakan perbandingan jarak sebenarnya dengan jarak peta yang
menggunakan sepotong garis.
d. Coverage diagram
Merupakan keterangan yang menunjukkan referensi bagaimana peta
ini dibuat sehingga kita tahu ketelitian peta.
e. Skala verbal
Merupakan skala yang dinyatakan dengan ukuran panjang. Misalnya 1cm
=10 km atau1 cm= 5 km skala ini hampirsama dengan skala fraksional.
3. Legenda
Kumpulan penjelasan mengenai tanda-tanda medan yang mewakili keadaan
atau tanda yang ada di lapangan.
4. Arah utara
Arah utara penting untuk orientasi medan agar kita dapat
menentukan posisi kita pada peta dan memperoleh arah mata angin yang
benar.
5. Nomor lembar peta
Setiap negara memiliki penamaan tersendiri dalam membagi wilayah
negaranya menjadi kotak-kotak yang akan dipetakan menjadi peta topografi.
Kotak-kotak tersebut akan diberi nomor urut menurut suatu sistem tertentu.
Kata Pengantar | 6
6. Penampang Sayatan
Penampang untuk melihat kenampakan permukaan bumi dari samping.
7. Kontur
Kontur merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang
memiliki ketinggian yang sama.
a. Garis Kontur
Garis kontur merupakan garis pada peta yang menghubungkan titik-titik
yang memiliki ketinggian (elevasi) yang sama.
a. Kontur biasa
b. Kontur Indeks
Merupakan garis kontur yang dicetak tebal pada peta topografi
yang menunjukkan kelipatan tertentu dari beberapa kontur.
c. Kontur depresi
d. Merupakan garis kontur yang menunjukkan adanya morfologi cekungan
atau depresi. Bentuk kontur ini adalah garis kontur biasa namun terdapat
garis tegak lurus kea rah dalam, misal pada gambar danau.
e. Kontur setengah
Merupakan kontur dengan kelipatan setengah dari interval kontur.
Adapun sifat-sifat garis kontur adalah sebagai berikut :
a. Garis kontur akan berpola seperti huruf V jika melalui suatu
lembah atau sungai dan berada di ralief tinggi.
b. Garis kontur yang berada dekat bagian atas suatu puncak bukit akan
berbentuk melingkar tertutup. Bagian puncak bukit adalah
bagian tertinggi dari kontur yang berbentuk lingkaran tertutup.
c. Garis kontur pada daerah yang berlereng landai dicirikan oleh spasi
kontur yang rapat.
d. Garis kontur dengan spasi yang teratur mewakili wilayah yang memiliki
lereng yang seragam.
e. Garis kontur tidak akan saling berpotongan satu dengan lainnya, kecuali
jika berada di daerah lereng yang menggantung (overhanging).
f. Perubahan arah kemiringan lereng selalu diperlihatkan
dengan perulangan dari ketinggian yang sama seperti dua buah garis
kontur yang berbeda dengan nilai ketinggian yang sama. Perhitungan
Kata Pengantar | 7
interval kontur merupakan jarak sebenarnya di lapangan antara dua
kontur yang berdekatan rumusnya sebagai berikut : IK (interval kontur) =
1/2000 x Skala peta.
g. Sebelum mencari kelerengan kita hendaknya telah mengetahui beda
tinggi titik awal dan akhir sayatan yang dicari dengan.
h. Kelerengan merupakan besarnya sudut yang terbentuk antara permukaan
daerah terhadap muka air laut.
Kata Pengantar | 8
Tabel 1.1 Daftar Koordinat dan Zona Ibu Kota Provinsi di Indonesia
Kata Pengantar | 9
II. GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)
Tujuan Praktikum
5. Tekan tombol power 2 kali lalu atur tingkat kecerahan pada layar
11. Lakukan hal yang sama dengan Titik lokasi yng berbeda.
Data yang diambil praktikum GPS ini yaitu berupa keterangan tentang
Nama Lokasi, Koordinat, Elevasi, Tingkat Error GPS pada saat memplot
lokasi, serta Alamat, Jam, Keadaan Cuacanya dan tidak lupa juga untuk
mengambil foto dari berbagai arah pada lokasi pengambilan koordinatnya,
sehingga dapat dibuat lembar deskripsi seperti contoh berikut:
Utara Timur
Koordinat
Barat Selatan
Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui prinsip dasar penggunaan kompas geologi
brunton.
b. Untuk mengetahui bagian-bagian dari kompas geologi brunton.
c. Untuk mengetahui cara pengambilan data di lapangan.
d. Untuk mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil
praktikum tapping compass.
Kompas didirikan oleh jurnalis Katolik Jawa dan keturunan Cina ketika
situasi politik di Indonesia sedang di puncak kehangatan. Ketika itu, penerbitan pers
di Indonesia yang anti Soekarno dan anti PKI dimatikan oleh pemerintah. Kompas
diterbitkan pertama kali pada hari Senin 28 Juni 1965 dengan tebal empat halaman.
Frans Seda yang menjabat sebagai ketua partai Katolik sekaligus Menteri
Perkebunan dengan dukungan PK seorang editor mingguan Star Weekly tahun
1950an dan Jakoeb Oetama editor pada mingguan Katolik Penabur bekerjasama
menerbitkan koran bernama Bentara Rakyat. Menjelang terbit Presiden Soekarno
menganjurkan untuk memakai nama Kompas yang artinya petunjuk arah, kemudian
resmilah koran ini memakai nama Kompas. Terbitnya Kompas membangkitkan
reaksi penentangan dari media massa kiri dan tidak sedikit yang mengartikan bahwa
Kompas adalah Komando Pastor, karena Kompas dilahirkan oleh orang-orang
Katolik seperti PK Ojong, Jakob Oetama, J. Adisubrata, Lie Hwat Nio, Marcel
Beding dan Tan Soei Sing.
Pada tahun 1980-an, kepemimpinan Kompas dipegang oleh Jakob Oetama
yang membawa Kompas kedalam era industri dengan strategi diversifikasi dan
investasi sepanjang tahun 1980an. Pada awanya Kompas membawa kepentingan
Partai Katolik yang ada pada saat itu. Namun, ketika Partai Katolik dileburkan ke
dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI) tahun 1973, Kompas mencoba untuk
menjadi surat kabar yang lebih independen dan mencoba melepaskan diri dari
agama, tetapi akar yang mengikatnya tidak dapat lepas begitu saja, terutama ideologi
yang menjadi dasar kebijakan politiknya.
Tapping Compass | 28
Tiga bulan setelah Kompas terbit terjadi musibah, seiring dengan
pemberontakan G30S/PKI pada tanggal 30 September 1965, Kompas dan seluruh
media massa cetak lainya dilarang untuk terbit dari tanggal 2-6 Oktober 1965. Hanya
dua surat kabar dan dua kantor berita yang diizinkan terbit, yakni: surat kabar
Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha serta LKBN Antara dan Pemberitaan
Angkatan Bersenjata (PAB). Setelah suasana tenang, Kompas dan beberapa surat
kabar lainnya boleh terbit kembali. Pada pertengahan tahun 1972, Kompas dan lima
surat kabar ibukota lainnya melanggar “ranjau” dan terkena larangan terbit selama
dua minggu.
Dengan lahirnya Undang-Undang Pokok Pers tahun 1982 dan
diberlakukannya Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUUP), semua penerbitan pers
di Indonesia diwajibkan berbadan hukum. Ketentuan tersebut semakin ikut
mendewasakan kehadiran surat kabar ini. Sesuai ketentuan, penerbitannya segera
dialihkan dari Yayasan Bentara Rakyat ke PT Kompas Media Nusantara. Maka sejak
diberlakukannya SIUUP, Kompas berdiri berdasarkan SK Menpen
No.013/SK/Menpen/SIUUP/A.7/1985 pada tanggal 10 November 1985. Kompas
kemudian diterbitkan oleh PT Kompas Media Nusantara yang berada di bawah
naungan Kelompok Kompas-Gramedia, sebuah kelompok yang membawahi lebih
dari 38 perusahaan, baik perusahaan cetak, penerbitan, stasiun radio, supermarket
dan lain-lain.
Tapping Compass | 29
untuk mengukur kemiringan lereng, mengukur azimuth pada kelurusan
struktur geologi ataupun mengukur kemiringan lapisan batuan.
Tapping Compass | 30
melalui bagian bawah kompas geologi, berfungsi
sebagai indikator horizontal ketika mengukur
kemiringan suatu objek.
Graduated circle Lingkaran pembagi derajat, merupakan bagian yang
ditunjuk oleh jarum kompas.
Index pin Suatu titik di dekat permukaan graduated circle yang
berfungsi untuk penyesuaian deklinasi magnetik.
Compass needle Merupakan batang jarum yang berfungsi menunjuk
utara dan selatan dari medan magnet bumi.
Lift pin Tombol kecil yang berfungsi untuk menahan arah dari
jarum kompas agar dapat diamati dengan baik.
Adjusting screw Berfungsi untuk mengubah graduated circle agar
kompas menunjukkan posisi geografi yang benar.
Wire coil Merupakan lilitan pada jarum kompas yang dapat
digeser, berfungsi sebagai pemberat untuk
menyesuaikan inklinasi magnetik.
Hinge Merupakan sendi kompas yang dapat dilipat, terdapat
dua buah pada kompas geologi, hinge pada sighting
arm dan hinge pada lid.
Sighting arm Merupakan lengan pada sisi kompas, berfungsi
terutama saat membidik suatu sasaran dan indikator arah
suatu kemiringan objek ketika mengukur kemiringan
(dip).
Open slot Merupakan lubang pada sighting arm, ditengahnya
terdapat axial line, berfungsi untuk membantu
membidik sasaran dengan tepat.
Peep sight Berfungsi untuk membidik objek dalam pengukuran
azimuth.
Pivot needle Jarum vertikal yang berfungsi sebagai poros
berputarnya jarum kompas.
Jewel Bagian jarum kompas yang bersentuhan dengan pivot
needle, berfungsi menahan tubuh jarum kompas di atas
pivot needle.
Tapping Compass | 31
3.4 Alat Bantu Yang Digunakan
Roll Meter
Tongkat
Patok
Lakban
Tapping Compass | 32
3.5 Data Yang Diambil
Tapping Compass | 33
3.6 Prosedur Pengambilan Data
2. Pasang patok di area yang ingin diukur dan dipetakan dengan kompas
Tapping Compass | 34
3. Ukur jarak setiap patok dengan roll meter
Tapping Compass | 35
5. Ukur arah, slope dan presentase kemiringan dengan kompas
Tapping Compass | 36
7. Sketsa area yang diukur sebagai tahap koreksi kebenaran data
1. Patok Utama
A. Slope
𝐒𝐧 = 𝐃𝐞𝐫𝐚𝐣𝐚𝐭 + 𝐌𝐞𝐧𝐢𝐭
𝟔𝟎
𝚺𝐒𝐧
𝚰𝚺𝐒𝐧𝚰
B. Koreksi Slope
𝐊𝐒𝐧 = 𝚰𝐒𝐧𝚰 × 𝚺𝐒𝐧
𝚰𝚺𝐒𝐧𝚰
C. Slope Terkoreksi
𝐒𝐓𝐧 = 𝐒𝐧 – 𝐊𝐒𝐧
𝚺𝐒𝐓𝐧
D. Beda Tinggi
𝚫𝐓𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐒𝐈𝐍 (𝑎)
𝚺∆𝐓𝐧
𝚰𝚺∆𝐓𝐧𝚰
Tapping Compass | 37
E. Koreksi Beda Tinggi
𝚰∆𝐓𝐧𝚰
K∆𝐓𝐧 = × 𝚺∆𝐓𝐧
𝚰𝚺∆𝐓𝐧𝚰
F. Beda Tinggi Terkoreksi
∆𝐓𝐓𝐧 = ∆𝐓𝐧 −𝐊∆𝐓𝐧
𝚺∆𝐓𝐓𝐧
G. Jarak Horizontal
𝐉𝐇𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐂𝐎𝐒 (𝑎)
H. Koordinat X
𝐊𝐗𝐧 = 𝐗𝐧 − 𝟏 ± ((𝐉𝐇𝐧 − 𝟏) × 𝐒𝐈𝐍 𝑎)
I. Koreksi Koordinat X
𝐊𝐊𝐗𝐧 = (𝐊𝐗𝐧 + 𝟏) – 𝐗𝐧
𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰
J. Faktor Koreksi Koordinat X
𝐅𝐊𝐊𝐗𝐧 = 𝚰𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰 × 𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰
K. Koordinat X Terkoreksi
𝐊𝐗𝐓𝐧 = 𝐊𝐊𝐗𝐧 – 𝐅𝐊𝐊𝐗𝐧
𝚺𝐊𝐗𝐓𝐧
L. Koordinat X Pada Peta
K𝐗𝐏𝐏𝐧 = (𝐗𝐏𝐧 − 𝟏) + 𝐊𝐗𝐓𝐧
M. Koordinat Y
𝐊𝐘𝐧 = 𝐘𝐧 − 𝟏 ± ((𝐉𝐇𝐧 − 𝟏) × 𝐂𝐎𝐒 𝑎)
N. Koreksi Koordinat Y
𝐊𝐊𝐘𝐧 = (𝐊𝐘𝐧 + 𝟏) – 𝐘𝐧
𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧𝚰
O. Faktor Koreksi Koordinat Y
𝐅𝐊𝐊𝐘𝐧 = 𝚰𝐊𝐊𝐘𝐧𝚰 × 𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧𝚰
P. Koordinat Y Tekoreksi
KY𝐓𝐧 = 𝐊𝐊𝐘𝐧 − 𝐅𝐊𝐊𝐘𝐧
𝚺𝐊𝐗𝐓𝐧
Tapping Compass | 38
Q. Koordinat Y Pada Peta
𝐊𝐘𝐏𝐏𝐧 = (𝐘𝐏𝐧 − 𝟏) + 𝐊𝐘𝐓𝐧
2. Patok Detail
A. Slope
𝐒𝐧 = 𝐃𝐞𝐫𝐚𝐣𝐚𝐭 + 𝐌𝐞𝐧𝐢𝐭
𝟔𝟎
B. Beda Tinggi
𝚫𝐓𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐒𝐈𝐍 (𝑎)
C. Jarak Horizontal
𝐉𝐇𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐂𝐎𝐒 (𝑎)
D. Koordinat X
𝐊𝐗𝐧 = 𝐉𝐇𝐧 × 𝐒𝐈𝐍 𝑎
E. Koordinat Y
𝐊𝐘𝐧 = 𝐉𝐇𝐧 × 𝐂𝐎𝐒 𝑎
3. Rumus Kontur
Dtot = (Panjang Garis)
Btot = ΔTtertinggi – ΔTterrendah
IC = (Interval Kontur)
B1 = ΔTtertinggi – ΔTtujuan
B2 = ΔTtujuan – ΔTterrendah
D1 = Dtot x B1
Btot
D2 = Dtot x B2
Btot
𝐷𝑟𝑒𝑚
D3 =
ΔTtertinggi – ΔTterrendah⁄
𝐼𝐶
Note : Drem dapat ditentukan dengan 2 cara bisa pengukuran langsung
dengan penggaris dan bisa dengan rumus (Dtot – (D1+D2))
Tapping Compass | 39
IV. WATERPASS (AUTO LEVEL)
Tujuan Praktikum
a. Untuk Mengetahui prinsip dasar penggunaan waterpass.
b. Untuk Mengetahui Bagian-bagian dari waterpass.
c. Untuk Mengetahui cara pengambilan data dilapangan.
d. Untuk Mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil praktikum
waterpass.
Waterpass | 40
Manfaat penting lainnya dari pengukuran Levelling ini adalah untuk
kepentingan proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan tanah (Earth Work)
misalnya untuk menghitung volume galian dan timbunan. Untuk itu dikenal adanya
pengukuran sipat datar profil memanjang (Long section) dan sipat datar profil
melintang (Cross section).
Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat
ketelitian sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada
setiap pengukuran akan selalu terdapat kesalah-kesalahan. Fungsi tingkat-tingkat
ketelitan tersebut adalah batas toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkan.
Untuk itu perlu diantisipasi kesalah tersebut agar di dapat suatu hasil pengukuran untuk
memenuhi batasan toleransi yang telah ditetapkan.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk
perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang
didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah,
penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.
Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di
dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar,
perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung
tepat berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang dengan benar. Pada
waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapat
tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada sasaran
bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih
ketinggian dapat diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran
bidik kiri dengan kanan.
Pada dasarnya, pengambilan data pada praktikum tapping kompas
hampir sama dengan waterpass. Cuma bedanya, pada kompas diukur
kemiringan, sedangkan waterpass tidak mengukur kemiringan.
Waterpass | 41
1. Bersumber dari alat ukur
a. Garis bidik tidak searah dengan arah nivo
Pada pengukuran dengan alat ukur waterpass, garis bidik harus dibuat
sejajar dengan garis arah nivo agar hasil yang didapatkan teliti. Adapun
jika garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo, kesalahan dapat
dihilangkan dengan membuat jarak alat ukur ke rambu muka sama dengan
jarak alat ukur ke rambu belakang.
b. Kesalahan karena rambu yang tidak betul-betul vertikal
Untuk menghindari kesalahan ini maka rambu harus betul-betul vertikal
dengan cara menggunakan nivo rambu atau unting-unting yang
digantungkan padanya.
c. Kesalahan karena penyinaran yang tidak merata
Sinar matahari yang jatuh tidak merata pada alat ukur waterpass akan
menyebabkan panas dan pemuaian pada alat waterpass yang tidak merata
pula, khususnya nivo teropong, sehingga pada saat gelembung seimbang,
garis arah nivo tidak mendatar dan garis bidik juga tidak mendatar. Untuk
menghindari keadaan semacam ini sebaiknya alat ukur dipayungi agar
tidak langsung terkena sinar matahari.
2. Bersumber dari orang yang mengukur, Antara lain;
a. Kurang paham tentang pembacaan rambu
Untuk menghindari kesalahan ini, pembacaan dikontrol dengan koreksi
2BT=BA+BB
b. Kesalahan karena mata cacat atau lelah
Untuk menghindari kesalahan ini sebaiknya mata yang cacat
menggunakan kacamata dan pengamatan dilakukan dengan mata secara
bergantian. Mata yang sedang tidak digunakan untuk membidik juga tidak
perlu dipejamkan atau dipicingkan.
c. Kondisi fisik yang lemah
Untuk menghindari keadaan yang demikian, surveyor perlu istirahat di
tengah hari, makan teratur dan selalu menjaga kondisi tubuh.
Waterpass | 42
3. Bersumber dari alam, antara lain;
a. Kesalahan karena kelengkungan permukaan bumi
Kesalahan ini dapat diabaikan dengan membuat jarak rambu muka sama
dengan jarak rambu belakang
b. Kesalahan karena refraksi sinar
Permukaan bumi diselimuti dengan lapisan-lapisan udara yang
ketebalannya tidak sama karena suhu dan tekanan yang tidak sama. Hal ini
akan mengakibatkan sinar yang sampai pada teropong dari obyek yang
dibidik akan menjadi melengkung ke atas sehingga yang terbaca menjadi
terlalu besar.
c. Kesalahan Karena Undulasi
Pada tengah hari yang panas antara pukul 11 sampai pukul 14 sering terjadi
undulasi, yaitu udara di permukaan bumi yang bergerak naik karena panas
(fatamorgana). Jika rambu ukur didirikan di tempat yang demikian, maka
apabila dibidik dengan teropong akan kelihatan seolah-olah rambu
tersebut bergerak bergelombang-gelombang, sehingga sukar sekali untuk
menentukan angka mana yang berimpit dengan garis bidik atau benang
silang. Sehingga apabila terjadi undulasi sebaiknya pengukuran
dihentikan.
d. Kesalahan karena kondisi tanah tidak stabil
kondisi tanah tempat berdiri alat atau rambu tidak stabil, maka setelah
pembidikan ke rambu belakang, pengamat pindah posisi untuk mengamat
Akibat ke rambu muka ketinggian alat atau statif akan mengalami
perubahan sehingga beda tinggi yang didapat akan mengalami kesalahan.
Untuk itu, hendaknya tempat berdiri alat dan rambu harus betul-betul stabil
atau rambu rambu diberi alas rambu.
Waterpass | 43
4.3 Bagian-bagian Waterpass
Waterpass | 44
4.4 Alat Bantu Yang Digunakan
Triport
Rambu Ukur
Meteran
Patok
Waterpass | 45
4.5 Prosedur Pengambilan Data
Waterpass | 46
3. Ukur jarak setiap patok yang akan diukur dengan roll meter.
4. Ukur tinggi alat, diukur dari landasan atau tempat tripot didirikan
sampai pada pesawat waterpass.
Waterpass | 47
5 Ukur arah dengan Kompas
Waterpass | 48
7. Pembacaan benang atas, tengah dan bawah.
Waterpass | 49
9. Sketsa area pengukuran dengan data yang diperoleh sebagai bahan
koreksi kebenaran terhadap data.
Waterpass | 50
4.6 Data Yang Diambil
Waterpass | 51
4.7 Pengolahan Data
1. Patok Utama
A. Sudut Dalam
𝐒𝐃 = (𝐧 − 𝟐) × 𝟏𝟖𝟎°
𝚺𝐒𝐃
𝐒𝐞𝐥𝐢𝐬𝐢𝐡 (𝚺𝐒𝐃 − (𝐧))
𝚰𝚺𝐒𝐃𝚰
𝚺𝐊𝐒𝐃𝐧
𝚺𝐓𝐒𝐃𝐧
D. Beda Tinggi
𝚫𝐓𝐧 = 𝐓𝐀𝐧 − 𝐁𝐓𝐧
𝚺𝚫𝐓𝐧
𝚰𝚺𝚫𝐓𝐧𝚰
𝚰𝚫𝐓𝐧𝚰
𝐊∆𝐓𝐧 = x 𝚺∆𝐓𝐧
𝚰𝚺∆𝐓𝐧𝚰
Waterpass | 52
H. Koordinat X
I. Koreksi Koordinat X
𝐊𝐊𝐗𝐧 = (𝐊𝐗𝐧 + 𝟏) − 𝐗𝐧
𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰
𝚰𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰
FKKXn = x 𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰
K. Koordinat X Terkoreksi
M. Koordinat Y
N. Koreksi Koordinat Y
𝐊𝐊Y𝐧 = (𝐊Y𝐧 + 𝟏) − Y𝐧
𝚺𝐊𝐊Y𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊Y𝐧𝚰
P. Faktor Y Terkoreksi
2. Patok Detail
A. Beda Tinggi
𝚫𝐓𝐧 = 𝐓𝐀𝐧 − 𝐁𝐓𝐧
B. Jarak Horizontal
JHn = √𝑱𝑳𝟐 − 𝚫𝐓𝐓𝐧𝟐
C. Koordinat X
𝐊𝐗𝐧 = 𝐉𝐇𝐧 × 𝐒𝐈𝐍 𝑎
D. Koordinat Y
𝐊Y𝐧 = 𝐉𝐇𝐧 × COS 𝑎
3. Rumus Kontur
A. Dtot = (Panjang Garis)
B. Btot = ΔTtertinggi – ΔTterrendah
C. IC = (Interval Kontur)
D. B1 = ΔTtertinggi – ΔTtujuan
E. B2 = ΔTtertinggi – ΔTtujuan
F. D1 = Dtot x B1
Btot
G. D3 = Dream
ΔTtertinggi – ΔTterenda/IC
Note : Drem dapat ditentukan dengan 2 cara bisa pengukuran langsung dengan
penggaris, dan bisa degan rumus (Dtot – (D1+D2)).
Waterpass | 54
V. THEODOLITE
Tujuan Praktikum
a. Untuk mengetahui prinsip dasar penggunaan theodolite.
b. Untuk mengetahui Bagian-bagian dari theodolite.
c. Untuk mengetahui cara pengambilan data dilapangan.
d. Untuk mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil
praktikum theodolite.
Theodolite adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk
menentukan tinggi tanah dengan sudut horizontal dan sudut vertikal. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Pada kompas
sudut yang dapat dibaca hanya satuan menit, namun di dalam theodolite sudut
yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Alat ini merupakan
alat yang sangat penting dalam surveying dan pekerjaan di dunia teknik,
terutama untuk dapat mengenali permukaan tanah
Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada
suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar- putar
mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk
dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat
diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut
vertikal untuk dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington
1997).
Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat
tinggi. Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan
dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs
tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar.
Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala
akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien dibantu dengan tripod dan
kompas.
Theodolite | 56
5.3 Bagian-bagian Theodolite
Tripod
Rambu Ukur
Theodolite | 58
Patok
Kompas
Sudut Horizontal
Derajat
Theodolite | 59
Menit
Detik
Keterangan
Dari seluruh data tersebut dapat dibuat tabel seperti di bawah ini
Tabel 5.1 Hasil Pengambilan Data di Lapangan
Theodolite | 60
2. Pasang patok di area yang ingin diukur dan dipetakan dengan theodolite
Theodolite | 61
4. Pasang alat-alat untuk pengambilan data.
Theodolite | 62
6. Sentringkan alat theodolite.
Theodolite | 63
7. Lakukan pengukuran dan pengambilan data arah (secara vertikal dan
horizontal).
Theodolite | 64
9. Sketsa area pengukuran.
Theodolite | 65
10. Setelah pengambilan data selesai, periksa kelengkapan dan kondisi alat-
alat yang telah digunakan
C. Slope Terkoreksi
𝐒𝐓𝐧 = 𝐒𝐧 − 𝐊𝐒𝐧
𝚺𝐒𝐓𝐧
D. Beda Tinggi
𝚫𝐓𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐒𝐈𝐍 (𝑎)
Theodolite | 66
E. Koreksi Beda Tinggi
𝚰∆𝐓𝐧𝚰
𝐊∆𝐓𝐧 = × 𝚺∆𝐓𝐧
𝚰𝚺∆𝐓𝐧𝚰
F. Beda Tinggi Terkoreksi
∆𝐓𝐓𝐧 = ∆𝐓𝐧 − 𝐊∆𝐓𝐧
𝚺∆𝐓𝐓𝐧
G. Jarak Horizontal
𝐉𝐇𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐂𝐎𝐒 (𝑎)
H. Koordinat X
𝐊𝐗𝐧 = 𝐗𝐧 − 𝟏 ± ((𝐉𝐇𝐧 − 𝟏) × 𝐒𝐈𝐍 𝑎)
I. Koreksi Koordinat X
𝐊𝐊𝐗𝐧 = (𝐊𝐗𝐧 + 𝟏) – 𝐗𝐧
𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰
J. Faktor Koreksi Koordinat X
𝚰𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰
𝐅𝐊𝐊𝐗𝐧 = × 𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐗𝐧𝚰
K. Koordinat X Terkoreksi
𝐊𝐗𝐓𝐧 = 𝐊𝐊𝐗𝐧 − 𝐅𝐊𝐊𝐗𝐧
𝚺𝐊𝐗𝐓𝐧
L. Koordinat X Pada Peta
𝐊𝐗𝐏𝐏𝐧 = (𝐗𝐏𝐧 − 𝟏) + 𝐊𝐗𝐓𝐧
M. Koordinat Y
𝐊𝐘𝐧 = 𝐘𝐧 − 𝟏 ± ((𝐉𝐇𝐧 − 𝟏) × 𝐂𝐎𝐒 𝑎)
N. Koreksi Koordinat Y
𝐊𝐊𝐘𝐧 = (𝐊𝐘𝐧 + 𝟏) − 𝐘𝐧
𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧𝚰
O. Faktor Koreksi Koordinat Y
𝚰𝐊𝐊𝐘𝐧𝚰
𝐅𝐊𝐊𝐘𝐧 = × 𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧
𝚰𝚺𝐊𝐊𝐘𝐧𝚰
Theodolite | 67
P. Koordinat Y Terkoreksi
𝐊𝐘𝐓𝐧 = 𝐊𝐊𝐘𝐧 – 𝐅𝐊𝐊𝐘𝐧
𝚺𝐊𝐗𝐓𝐧
Q. Koordinat Y Pada Peta
𝐊𝐘𝐏𝐏𝐧 = (𝐘𝐏𝐧 − 𝟏) + 𝐊𝐘𝐓𝐧
2. Patok Detail
A. Sudut Horizontal
Menit Detik
𝐒H𝐧 = (𝐃𝐞𝐫𝐚𝐣𝐚𝐭 + + )
60 3600
B. Sudut Vertikal
Menit Detik
𝐒V𝐧 = 𝟗𝟎 − (𝐃𝐞𝐫𝐚𝐣𝐚𝐭 + + )
60 3600
C. Beda Tinggi
𝚫𝐓𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐒𝐈𝐍 (𝑎)
D. Jarak Horizontal
𝐉𝐇𝐧 = 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐋𝐚𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 × 𝐂𝐎𝐒 (𝑎)
E. Koordinat X
𝐊𝐗𝐧 = 𝐉𝐇𝐧 × 𝐒𝐈𝐍 (𝑎)
F. Koordinat Y
𝐊Y𝐧 = 𝐉𝐇𝐧 × COS (𝑎)
3. Rumus Kontur
Theodolite | 68
𝐷𝑡𝑜𝑡 𝑥 𝐵2
D2 =
𝐵𝑡𝑜𝑡
𝐷𝑟𝑒𝑚
D3 =
ΔTtertinggi – ΔTterrendah⁄
𝐼𝐶
Note : Drem dapat ditentukan dengan 2 cara bisa pengukuran langsung dengan
penggaris, dan bisa degan rumus (Dtot – (D1+D2))
Theodolite | 69
VI. TOTAL STATION
Tujuan Praktikum
a. Untuk Mengetahui prinsip dasar penggunaan Total station ;
b. Untuk Mengetahui Bagian-bagian dari Total station ;
c. Untuk Mengetahui cara pengambilan data dilapangan;
d. Untuk Mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil
praktikum Total station .
Total Station | 70
yang sudah dikembangkan terlebih dahulu, yakni Theodolite untuk
melakukan pengukuran sudut dan EDM untuk pengukuran jarak.
Total Station | 71
Lensa Verticalizing :Untuk melihat dan memposisikan dengan
titik berdiri alat
Pengunci Dan Pemutar :Untuk memutar secara pelan geraknya
Halus Horizontal dan mengunci kunci secara horizontal
Tripod
Prisma
Total Station | 72
Tiang Prisma
Payung
Patok
Gps
Total Station | 73
6.5 Data Yang Diambil
Data pada Total station ini sangat berbeda pada mata acara
sebelumnya karena datanya langsung berupa data koordinat N biasa kita
kenal dengan Y yaitu Lintang sedangkan E merupakan X yaitu Bujur dan
juga Z yang merupakan data elevasinya. Sehingga Dapat di buat tabel seperti
di bawah ini
Tabel 6.1 Hasil Pengambilan Data di Lapangan
Total Station | 74
6.6 Prosedur Pengambilan Data
Total Station | 75
2. Penyentringan alat Total station
Total Station | 76
sekrup pengunci Total station dan gerakkan Total station secara
perlahan sambil melihat pada centering optik sampai benang
centering optik benar-benar tepat berada di atas titik patok. Bila
sudah tepat kencangkan kembali sekrup pengunci Total station
(Safrel 2020).
3. Hidupkan Alat
Tekan Tombol power ( selama kurang lebih 2 detik ) akan ditampilkan
zero set, dilayar akan ditampilkan nilai konstanta prisma yang aktif
(PSM) dengan koreksi atmosfir (PPM) yang akan dipakai selama
pengukuran.
4. Mengatur cahaya Total station dan sentringan alat
Total Station | 77
5. Beri Nama File
Total Station | 78
c. pilih Yes (F3)
d. Pilih ESC.
7. Mencari koordinat awal (HR)
Arahkan teleskop ke arah lensa,kemudian catat HR Nya.
Total Station | 79
Instrument Height (Tinggi Alat) Misal tinggi alat 1.5 m Tekan Enter
(F4). Total station didukung baik oleh tiang atau tripod. Ini mengirimkan
seberkas cahaya inframerah menuju prisma optik. Ini kemudian cermin
cahaya kembali ke Total station dan mengambil pengukuran. Pengukuran ini
dihitung dalam Total station dengan waktu yang dibutuhkan untuk cahaya
untuk kembali. Semua data bahwa tindakan Total station (sudut dan jarak)
didokumentasikan dalam sebuah kolektor data dan di-download ke komputer.
Contoh Aplikasi: a) dan Pengukuran Poligon; batasan, b) Pemasangan
pipa Minyak, c) Perencanaan jalan, d) volume timbunan dan Hitungan Galian,
e) Pekerjaan Rekayasa Konstruksi, f) Deformasi Bendungan, Irigasi dan lain-
lain
9. Pengaplikasian
a. Penentuan Ketinggian
Remote Elevation Measurement (REM) digunakan untuk mengukur
ketinggian suatu objek tanpa harus meletakkan prisma di puncak objek
tersebut.
Total Station | 80
Periksa dan pastikan mode pengukuran sudut adalah HR. Ada 2 (dua)
mode pengukuran MLM, yaitu :
1. A-B, A-C, A-D, A-E dst (pengukuran baseline)
2. A-B, B-C, C-D, D-E dst (pengukuran interval)
Pengukuran baseline :
1. Datarkan dan hidupkan alat ditempat (target dapat terlihat dengan jelas)
2. Masuk program MLM
3. Dirikan prisma dititik A dan bidik target A
4. Ukur jarak I – A, kemudian simpan
5. Dirikan prisma di titik B dan bidik target B
6. Ukur jarak I-B, kemudian simpan
7. Jarak datar (HD) A_B, beda tinggi (VD) A-B tampil dilayar
8. Tampilkan jarak miring (SD) A-B
9. Dirikan prisma di titik C dan bidik target C
10. Ukur I-C, simpan
11. Jarak datar (HD) A-C, beda tinggi (VD) A-C
12. Kemudian tampilkan jarak miring
Total Station | 81
(SD) A-C Tahapan perhitungan luas :
A. Koordinat X 𝑿𝒏 = 𝑬𝒏 − 𝑩𝑴
B. Koordinat Y 𝒀𝒏 = 𝑵𝒏 − 𝑩𝑴
Total Station | 82
VII. SOFTWARE ARCGIS
Tujuan Praktikum
Software ArcGis | 83
ArcGIS 8.0 yang dirilis pada tahun 1999. ArcView dan Arc/INFO yang sebelumnya
adalah software tersendiri.
3 gl
6
7
Software ArcGis | 84
7.4 Alat Bantu yang Digunakan
Software Arcgis
Laptop
Mouse
Charger
Software ArcGis | 85
Colokan Terminal
Software ArcGis | 86
2. Membuka lembar kerja dan menambahkan data yang telah diambil pada
praktikum kedalam map project
Software ArcGis | 87
4
Software ArcGis | 88
4 3
Software ArcGis | 89
4. Mengatur ukuran kertas ke A3
Software ArcGis | 90
5. Membuat interpolasi (Dapat memilih IDW atau SPLINE)
1
4
5
2
3
2
5
3
Software ArcGis | 91
7. Membuat Indeks Kontur
1 2
2
5
3
Software ArcGis | 92
2
1
3
Software ArcGis | 93
1
Software ArcGis | 94
Software ArcGis | 95
Software ArcGis | 96
9. Membuat Grid
Software ArcGis | 97
10. Membuat Poligon pada patok utama
Software ArcGis | 98
7
Software ArcGis | 99
DAFTAR PUSTAKA
Safrel, Ispen. Petunjuk Praktikum pengoperasian Alat Total station Green Label,
2020: 1-279.
Nama TIM :
Nama Lokasi / Site Name
Koodinat Geografis / Lat Long
Koordinat UTM / X Y
Utara Timur
Koordinat
Barat Selatan
TAPPING COMPASS
WATERPASS
PATOK TINGGI JARAK BENANG SUDUT VERTIKAL SUDUT HORIZONTAL KETERANGAN
NO
DARI KE ALAT LAPANGAN ATAS TENGAH BAWAH ° ` " ° ` "
THEODOLITE
TOTAL STATION