You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA NIM : FIKIH PUTRI AYU NABILA


MATA KULIAH : 191335300012
: HEMOSTASIS

PRODI D-IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
LAPORAN PRAKTIKUM

HEMOSTASIS

“ PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED) ”

Dosen Pengampu :

Andika Aliviameita, S.ST., M.Si

Oleh :

Fikih Putri Ayu Nabila ( 191335300012 )

Prodi Teknologi Laboratorium Medis ( TLM )

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

2022
A. Judul Praktikum
Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)
B. Hari,Tanggal
Selasa, 22 Maret 2022
C. Nama Dosen
Andika Aliviameita, S.ST ,. M.Si
D. Nama Instruktur
Leni Yuroh Widyaningrum, S.ST
E. Tujuan
Untuk mengukur kecepatan mengendapnya sel-sel darah
F. Metode
Wintrobe
G. Prinsip
Darah ditampung di dalam tabung panjang berskala (dengan antikoagulan), yang
diposisikan tegak. Eritrosit akan mengendap di dasar tabung, terpisah dengan lapisan
plasma diatasnya. Tinggi kolom plasma, yang diukur 1 jam sesudahnya, menunjukkan
laju pengendapan (LED) dan dinyatakan dalam mm/jam.
H. Dasar Teori

Darah merupakan salah satu suspensi partikel dalam larutan koloid cair yang
mengandung elektrolit terdiri atas dua bagian yaitu bagian pada intraseluler yang disebut
dengan plasma dan bagian yang didalamnya terdapat unsur-unsur padat yang
disebutdengan sel darah. Secara keseluruhan volume darah dalam tubuh kira-kira sekitar
satu perduabelas berat badan atau sekitar 5 liter, dimana darah tersebut 55% adalah cairan
(plasma) dan 45% sisanya adalah sel darah. Fungsi dari darah adalah untuk mengangkut
sari-sari makanan dari usus halus dan mengedarkan ke seluruh tubuh, mengangkut
oksigendari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh, mengambil karbon dioksida
untuk dibawa ke paru-paru, mengangkut hormon dari pusat reproduksi ke tempat
tujuannya di dalam tubuh, memproteksi tubuh terhadap mikroorganisme, cidera dan
pendarahan serta mempertahankan temperatur tubuh. Darah terdiri dari dua komponen
yaitu plasma darah dan sel darah. Pada sel darah terdapat berbagai jenis diantaranya adalah
sel darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit), dan keping darah (platelet/trombosit).

Laju endap darah atau LED adalah pemeriksaan untuk menentukan kecepatan eritrosit
mengendap dalam memantau adanya kerusakan jaringan, informasi dan menunjukkan
adanya penyakit. Laju endap darah (LED) atau disebut juga ESR (erythrocyte
sedimentation rate) merupakan laju eritrosit menetap dalam darah yang belum membeku.
Laju endap darah dinyatakan dalam mm/jam. Pemeriksaan laju endap darah merupakan
tesyang digunakan untuk mengukur kecepatan pengendapan eritrosit dan menggambarkan
komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit dan plasma (Dekayana, 2019).
Nilai Laju endap darah (LED) yang lebih tinggi dari normal mengindikasikan adanya suatu
lesi yang aktif, peningkatan nilai Laju endap darah (LED) dibandingkan pemeriksaan
sebelumnya menunjukkan adanya suatu proses infeksi atau inflamasi yang meluas,
sedangkan nilai Laju endap darah (LED) yang kurang dari normal dibandingkan
sebelumnya menandakan adanya suatu perbaikan (Cha et al., 2009). Pemeriksaan LED
bermanfaat untuk memantau perjalanan penyakit dan memantau keberhasilan terapi
penyakit kronis misalnya artritis reumatoid dan tuberkolosis (Dekayana, 2019).
Nilairujukan pemeriksaan laju endap darah (LED) pada orang dewasa usia kurang dari 50
tahun untuk laki-laki adalah < 15 dan perempuan < 20 sedangkan pada dewasa lebih dari
50 tahun untuk laki-laki adalah ≥ 20 dan perempuan ≥ 30.

Tingkatan dari sedimentasi eritrosit dipengaruhi oleh berbagai hal seperti bentuk,
ukuran, dan jumlah eritrosit. Pada kondisi darah yang normal, sedimentasi eritrosit akan
sedikit tersuspensi dalam bentuk plasma. Namun, apabila terdapat agregat, maka massa
eritrosit akan turun sehingga laju endap darah cenderung rendah. Pada kondisi darah
abnormal, sel darah merah (eritrosit) biasanya akan membentuk agregat yang disebut
dengan rouleaux. Hal tersebut akan menyebabkan peningkata laju sedimentasi dan
peningkatan massa. Tingkat sedimentasi berbanding lurus dengan berat agregat serta
berbanding terbalik dengan luas permukaan (Hamid, 2014). Proses mengendapnya eritrosit
terbagi menjadi 3 fase, yaitu pembentukan rouleaux, sedimentasi, dan konsolidasi (Kosasih
et al., 2008).

Prinsip dasar pemeriksaan Laju Endap Darah LED adalah pengendapan dimana sel
darah merah (eritrosit) akan mengendap pada dasar tabung dalam suatu cairan darah yang
disebut dengan plasma. Kecepatan pengendapan eritrosit diukur dari tingginya kolom
plasma. Tahapan laju endap darah tidak terjadi sekaligus tetapi terbagi menjadi tiga tahap
yaitu

1. Fase pembentukan rouleaux, dimana sel sel eritrosit tersusun bertumpuk-tumpuk yang
berlangsung dalam waktu 10 menit pertama. Rouleaux merupakan eritrosit atau sel
darah merah yang tersusun menyerupai susunan uang koin di mana, bentuk ini
disebabkan karena bentuk eritrosit yang berbentuk discoid. Perubahan bentuk eritrosit
dari discoid menjadi datar disebut dengan Rouleaux.

2. Fase sedimentasi cepat, dimana fase pengendapan eritrosit dengan kecepatan konstan
yang berlangsung selama 40 menit disebut juga dengan fase pengendapan maksimal.

3. Fase sedimentasi lambat, dimana fase pengendapan eritrosit dengan kecepatan


melambat disertai proses pemadatan eritrosit terjadi pada 10 menit terakhir
pengendapan eritrosit inilah yang disebut sebagai laju endap darah.

Laju endap darah adalah salah satu pemeriksaan yang tidak cukup spesifik serta akan
meningkat ketika terdapat inflamasi akut, inflamasi akut dan kronis, reumatoid, penyakit
kolagen, malignansi, kerusakan jaringan (nekrosis), serta kondisi stre fisiologis seperti
kehamilan. (Kee, 2007). Nilai laju endap darah ketika menurun sekitar 0 atau 1 mm/jam
pada poliglobuli, misalnya polisitemia vera. Pemeriksaan laju endap darah (LED) pada
umumnya digunakan untuk memonitoring pengobatan dari penyakit TBC paru dan
nekrosis jaringan (Kosasih et al., 2008). Terdapat dua metode dalam pemeriksaan laju
endap darah yaitu metode westergreen dan metode wintrobe. Metode wintrobe
menggunakan tabung wintrobe dengan skala ) sampai 100 mm sedangkan metode
westergreen menggunakan pipet westergreen dengan skala 0 sampai 200 mm. Hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan laju endap darah (LED) yaitumeletakkan
pipet atau tabung harus pada kondisi tegak lurus, hal ini dikarenakan dengan adanya selisih
kecil dari garis vertikal akan mempengaruhi hasil pemeriksaan lajku endap darah
(Gandasoebrata, 2010).

I. Alat dan Bahan

1. Tabung wintrobe

2. Pipet Tetes

3. Rak tabung wintrobe

4. Lidi/Ijuk

5. Sampel darah + EDTA 10%

6. Tisu
7. Timer

J. Prosedur Kerja

Sampel darah EDTA

- Disiapkan alatdan bahan yang diperlukan

- Dipipet sampe darah EDTA menggunakan pipet tetes, dimasukkan ke


dalam tabung wintrobe, dimuali dari dasar tabung sampai tepat pada
tanda “0” di bagian atas tabung (tidak boleh ada gelembung)

- Ditempatkan t bung pada raknya dalam posisi tegak lurus, ditunggu


selama 60 t
men ya. Penurunan permukaan endapan darah dicatat panjang
- Diamati hasiln an sebagai hasil pemeriksaan.
plasma
dilapor
Diperoleh nilai LED

K. Nilai Normal

Kelompok Usia LED (mm/jam)


Dewasa ( < 50 tahun)
Laki-laki < 15
Perempuan < 20
Dewasa ( > 50 tahun)
Laki-laki ≥ 20
Perempuan ≥ 30

L. Hasil Pengamatan :

Identitas Pasien
Nama : Nn. Hikmah Faradina Dartria

Alamat : Sidoarjo

Umur : 21 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Pemeriksaan : 22 Maret 2022

Hasil Pemeriksaan : 36 mm/jam

M. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yang berjudul “Pemeriksaan Laju Endap Darah
(LED)” bertujuan untuk mengukur kecepatan mengendapnya sel-sel darah. Dimana
prinsip yang digunakan dalam pemeriksaan laju endap darah (LED) adalah darah
ditampung di dalam tabung panjang berskala (dengan antikoagulan), yang diposisikan
tegak. Eritrosit akan mengendap di dasar tabung, terpisah dengan lapisan plasma
diatasnya. Tinggi kolom plasma, yang diukur 1 jam sesudahnya, menunjukkan laju
pengendapan (LED) dan dinyatakan dalam mm/jam. Metode yang digunakan dalam
pemeriksaan laju endap darah (LED) kali ini adalah metode wintrobe.
Pemeriksaan laju endap darah (LED) merupakan salah satu parameter
pemeriksaan darah rutin sebagai pelengkap pemeriksaan hematologi lain yang digunakan
untuk mengukur kecepatan pengendapan eritrosit di dalam plasma. Selain itu juga, LED
menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrosit dan plasma. Laju
endap darah atau LED adalah pemeriksaan untuk menentukan kecepatan eritrosit
mengendap dalam memantau adanya kerusakan jaringan, informasi dan menunjukkan
adanya penyakit. Laju endap darah (LED) atau disebut juga ESR (erythrocyte
sedimentation rate) merupakan laju eritrosit menetap dalam darah yang belum membeku.
Laju endap darah dinyatakan dalam mm/jam. Pemeriksaan laju endap darah merupakan
tes yang digunakan untuk mengukur kecepatan pengendapan eritrosit dan
menggambarkan komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit dan plasma.
Pemeriksaan LED Dalam pratikum kali ini diukur menggunakan metode
wintrobe. Kelebihan pemeriksaan LED dengan menggunakan metode wintrobe adalah
metode ini tidak menggunakan larutan pengencer sehingga lebih hemat reagen
sedangkan kekurangan dari metode wintrobe adalah sering terjadi gelembung pada saat
memasukkan barang ke dalam tabung wintrobe (Gandasoebrata 2011).

Sampel yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sampel darah vena
menggunakan antikoagulan EDTA probandus perempuan dewasa yang berumur 21
tahun. Penggunaan antikoagulan EDTA dimaksudkan karena sebagai garam kalium atau
garam natrium, EDTA mampu mengubah ion kalsium dari sampel darah menjadi bukan
ion sehingga akan mencegah terjadinya penggumpalan darah. Hal ini dikarenakan apabila
terjadi penggumpalan darah, sampel darah tidak dapat digunakan karena akan
mempengaruhi hasil pemeriksaan sehingga diperlukan sampel darah baru. Pada setiap 10
µl mampu mencegah membekuan darah sebanyak 1 ml darah.

Hal pertama yang dilakukan dalam pemeriksaan laju endap darah (LED) kali ini
adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan mengambil sampel darah vena
pasien. Kemudian dipipet sampel darah EDTA yang sudah diperoleh menggunakan pipet
tetes dimasukkan ke dalam tabung wintrobe sampai tanda tepat miniskus pada skala 0 di
bagian atas tabung (tidak boleh ada gelembung). Lalu diletakkan tabung pada raknya
dalam posisis tegak lurus dan ditunggu selama 60 menit. Setelah itu, diamatai hasilnya
dimana penurunan permukaan endapan darah dicatat panjang plasma dilaporkan sebagai
hasil pemeriksaan.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh nilai laju endap
darah dari probandus perempuan dewasa berumur 21 tahun ini adalah 36 mm/jam. Dari
hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan bahwa sampel darah dari probandus abnormal
atau tidak normal, hal ini dikarenakan nilai laju endap darah melebihi batas nilai normal
dimana nilai normal untuk orang dewasa usia kurang dari 50 tahun untuk laki-laki adalah
< 15 dan perempuan < 20.

Laju endap darah (LED) dapat mengalami penurunan diantaranya adalah


disebabkan lekositosis berat, polisitemia, abnormalitas protein (hyperviskositas). Faktor
teknik juga dapat menyebabkan penurunan, antara lain problem pengenceran,
darahsampel beku, tabung LED pendek, getaran pada saat pemeriksaan. Laju endap darah
(LED) dijumpai meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, infeksi akut dan
kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan
kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). Laju endap darah meningkat
menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan laju endap darah (LED) dibandingkan
sebelumnya menunjukkan proses yang meluas. LED yang menurun dibandingkan
sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan. Selain pada keadaan patologik, LED yang
cepat juga dapat dijumpai pada keadaan-keadaan fisiologik seperti pada waktu haid,
kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orang tua.

N. Kesimpulan

Dari praktikum pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) yang telah dilakukandapat
ditarik kesimpulan bahwa nilai laju endap darah dari probandus perempuan dewasa
berumur 21 tahun adalah sebesar 36 mm/jam. Dari hasil pemeriksaan tersebut
menunjukkan bahwa sampel darah dari probandus abnormal atau tidak normal, hal ini
dikarenakan nilai laju endap darah melebihi batas nilai normal dimana nilai normal untuk
orang dewasa usia kurang dari 50 tahun untuk laki-laki adalah < 15 dan perempuan < 20.

O. Daftar Pustaka

Aliviameita, Andika dan Puspitasari. 2018. Modul Praktikum “Hematologi 4”.


Sidoarjo:Umsida Press.

Gandasoebrata, R.2010. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat

Hidriyah, Silvia, Mellysa Rahmita, Citra Trisna. 2018. Perbandingan Nilai Laju
Endap Darah (LED) antara metode Westergreen dengan Metode Mikro ESR pada
Penderita Tuberkulosis Paru. Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2.

Sartika, Rizki Amalia Dewi, Siti Zaetun, Yudha Anggit Jiwantoro. 2021. Faktor
Koreksi Nilai Laju Endap Darah (LED) pada Penderita Tuberkolosis Menggunakan
Metode Westergreen dan Wintrobe. Jurnal Analis Medika Biosains Vol. 8, No.1.

Dewi, Made Minarti Witarini. 2017. Pemeriksaan Laju Endap Darah. (pdf diakses
pada https://www.academia.edu/38182300/PEMERIKSAAN_LED_tutor_HEMA_I)
P. Lampiran

1. Laporan Sementara
2. Foto Hasil Praktikum

Dilakukan makrosampling Dipipet sampel darah dan dimasukkan

untuk memperoleh pada tabung wintrobe sampai tanda batas

sampel miniskus pada skala “0” tanpa ada


gelembung. Kemudian di diamkan
selama
1 jam.

Hasil laju endap darah sebesar 34%


3. Bukti Turnity
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM

Laporan Praktikum Mata Kuliah Hemostasis, telah diperiksa dan disetujui.

Sidoarjo, 17 Maret 2022

Kepala Laboratorium Dosen Pengampu Mata Kuliah

Galuh Ratmana Hanum, S.Si., M.Si Andika Aliviameita, S.ST., M.Si

Nilai Laporan Praktikum : 85

You might also like